Anda di halaman 1dari 25

Hello!

MANAJEMEN, STRUKTUR MODAL


KERJA, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN
Riska Aurina 180601000
Nur Gusti Hatita 1806010028
Muhammadah Aghniya Syafa 1806010020
Mohammad Al Faruqi 1806010204
Rafida Oktafia 1806010051
Hi! Rizky Citra Dewi 1806010008
Latar Belakang
Manajemen adalah suatu kegiatan managing yang artinya mengelola atau mengatur suatu kegiatan untuk mencapai tujuan.
Pada dasarnya manusia itu tidak lepas dari kegiatan manajemen dalam kesehariannya atau dalam kehidupannya, ia selalu
melakukan pengelolaan waktunya atau dirinya, keluarganya untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan yang diinginkan.
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena manajemen akan memberikan kemudahan dalam pencapaian tujuan,
dapat menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan dapat mencapai tujuan yang efektif dan
efisien. Namun apabila tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit, begitu pula
dalam pemasaran atau marketing.

Struktur modal itu penting bagi perusahaan karena jika struktur modal suatu perusahaan mengalami error, hal ini dapat
menimbulkan biaya bagi perusahaan serta dapat mengakibatkan suatu perusahaan tidak efisien. Sedangkan struktur modal
yang baik dapat meminimumkan biaya modal dan memaksimumkan nilai perusahaan yang mencerminkan harga saham
suatu perusahaan serta kesejahteraan pemegang saham. Keputusan mengenai penggunaan utang atau ekuitas dalam
pembiyaan investasi dipegang sepenuhnya oleh manajer keuangan.
Kebijakan deviden merupakan salah satu kebijakan dalam perusahaan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan
secara seksama. Dalam kebijakan deviden ditentukan jumlah alokasi laba yang dapat dibagikan kepada para pemegang
saham (deviden) dan alokasi laba yang dapat ditahan perusahaan. Semakin besar laba yang ditahan, semakin kecil laba
yang akan dibagikan pada para pemegang saham. Dalam pengalokasian laba tersebut timbullah berbagai masalah yang
dihadapi( Hani, 2011). Dalam menetapkan kebijakan deviden, seorang manager keuangan menganalisis sampai
seberapa jauh pembelanjaan dari dalam perusahaan sendiri yang akan dilakukan oleh perusahaan dapat
dipertanggungjawabkan.

Hal ini mengingat bahwa hasil operasi yang ditanamkan kembali dalam perusahaan sesungguhnya adalah dana pemilik
perusahaan yang tidak dibagikan sebagai deviden. Oleh sebab itu, atas dasar pertimbangan antara risiko dan hasil, perlu
diputuskan apakah lebih baik hasil operasi tersebut dibagikan saja sebagai deviden ataukah ditanamkan kembali dalam
bentuk laba ditahan, yang merupakan sumber dana permanen yang perlu dipertimbangkan pemanfaatannya di dalam
perluasan dan pengembangan usaha perusahaan (Fira, 2009).
Manajemen Modal Kerja

Manajemen modal kerja merupakan manajemen aktiva lancar dan pasiva


lancar. Manajemen modal kerja memerlukan kedua elemen ini untuk
menentukan bagaimana kegiatan operasional kantor agar pengelolaannya
berjalan dengan baik. Fungsi manajemen modal kerja bagi perusahaan,
yaitu (1) menunjukkan ukuran besarnya investasi yang dilakukan perusahaan
dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili oleh utang
lancar; (2) investasi dalam aktiva likuid, piutang barang adalah sensitif
terhadap tingkat produktivitas dan penjualan.
Tujuan Manajemen Modal Kerja

Memungkinkan
Memenuhi kebutuhan Perusahaan memiliki perusahaan memperoleh
profitabilitas kemampuan untuk tambahan dana dari para
perusahaan memenuhi kredidtor apabila rasio
kewajiban pada keuangan memenuhi
waktunya syarat

Memaksimalkan Melindungi diri


penggunaan aktiva apabila terjadi krisis
lancar untuk modal kerja akibat
meningkatkan turunnya nilai aktiva
penjualan dan laba; lancar.
Jenis Manajemen Modal Kerja

Menurut ahli A.W Taylor mengatakan ada dua jenis modal


kerja yang dikelompokkan sebagai berikut, yaitu : Modal
Kerja Permanen merupakan modal kerja yang wajib dan
harus selalu ada di setiap atau dalam perusahaan
perusahaan agar di perusahaan tersebut dapat menjalankan
setiap kegiatannya untuk memenuhi setiap kebutuhan
konsumen.
Jenis modal kerja permanaen dibagi menjadi dua , yaitu :
a. Modal Kerja Primer
b. Modal Kerja Variabel, Modal kerja variabel, terdiri dari :
• Modal Kerja Siklus
• Modal Kerja Musiman
• Modal Kerja Darurat
Struktur Modal Kerja
Berdasarkan beberapa referensi penulis dapat menyimpulkan bahwa struktur modal
adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan
dengan sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana internal dan dana
eksternal, dengan demikian struktur modal adalah struktur keuangan dikurangi
utang jangka pendek. Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan
antara modal asing dengan modal sendiri. Modal asing dalam hal ini adalah utang
jangka panjang maupun jangka pendek. Sedangkan modal sendiri terbagi atas laba
ditahan dan penyertaan kepemilikan perusahaan. Struktur modal yang optimal
adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan
pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham. Untuk itu, dalam
penetapan struktur modal suatu perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai
variabel yang memengaruhinya.
Tujuan Struktur Modal

Tujuan manajemen struktur modal adalah memadukan


sumber-sumber dana permanen yang digunakan
perusahaan untuk operasionalnya yang akan
memaksimalkan nilai perusahaan itu sendiri. Pencarian
struktur modal yang optimal merupakan pekerjaan yang
sangat sulit, karena adanya konflik yang mengarah
kepada biaya agensi.
Kebijakan Dividen
Kebijakan deviden sering dianggap sebagai signal bagi investor
dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan
karena kebijakan deviden dapat membawa pengaruh terhadap
nilai perusahaan. Kebijakan dividen yang diambil perusahaan
harus menjadi kebijakan yang menguntungkan perusahaan dan
investor karena akan berdampak pada nilai perusahaan .
Jenis Kebijakan Deviden
Menurut Sutrisno (2016) ada beberapa jenis kebijakan
deviden yang digunakan antara lain :

1. Stable Dividen Policy


2. Constant Dividen Policy
3. Residual Dividen Policy
4. Flexible Dividen Policy
Teori Kebijakan Deviden

1. Teori dividen irrelevance

2. Teori dividen relevan


a. Bird in hand theory
b. Tax effect theory
c. The clientele effect hypothesis
d. Agency theory
e. Signaling theory
Penentuan Besarnya Modal Kerja
Jika jumlah pada pengeluaran setiap harinya tetap, tetapi makin lamanya suatu
periode perputaran, maka dengan itu jumlah modal kerja yang akan dibutuhkan
akan semakin besar. Yang dimaksudkan dengan periode perputaran atau periode
terikatnya suatu modal kerja adalah suatu keseluruhan tau dari suatu periode
periode yang meliputi dari jangka pemberi kredit yang di beli, lama nya dari
suatu proses produksi itu sendiri, lama nya penyimpanan bahan mentah yang ada
di gudang, lamanya barang maka dari itu disimpan dan jangka waktu dari
penerimaan piutang. Sedangkan pengeluaran yang dimaksud disini adalah biaya
dari rata rata perhari untuk para pembeli bahan baku itu sendiri, pembayaran dari
gaji buruh, bahan pembantu lainnya dan lain-lain.
Komponen Struktur Modal

a. Utang jangka panjang


Pinjaman utang jangka panjang dapat berupa pinjaman berjangka dan penerbitan
obligasi (utang yang diperoleh melalui penjualan surat surat obligasi, dalam surat
obligasi ditentukan nilai nominal, bunga per tahun,dan jangka waktu pelunasan
obligas i).

b. Modal sendiri
Modal sendiri adalah jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik
perusahaan (pemegang saham), yang terdiri atas berbagai jenis saham (saham
preferen dan saham biasa) serta laba ditaham.
Pertimbangan dalam Menentukan Kebijakan Struktur Modal
1. Tingkat penjualan
2. Stuktur aktiva
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan
4. Kemampuan menghasilkan laba periode sebelumnya
merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal
5. Variabilitas laba dan perlindungan pajak perusahaan dengan
variabilitas laba yang kecil memiliki kemampuan yang lebih
besar untuk menanggung beban tetap yang berasal dari utang
6. Skala perusahaan
Makna Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam
membuat keputusan dividen. Menurut Wetson dan Brigham, kebijakan
deviden adalah keputusan untuk membagikan laba atau menahannya untuk
diinvestasikan kembali di perusahaan. Kebijakan dividen dapat diartikan
dua makna, yaitu sebagai berikut :

1. Apakah laba yang diperoleh seharusnya dibagikan atau tidak.


2. Apakah laba dibagikan dengan konsekuensi harus mengeluarkan saham
baru.
Konsep Dasar Manajemen Modal Kerja
Manajemen Modal Kerja (working capital management) adalah manajemen yang terdiri dari
unsur-unsur aktiva lancar dan hutang lancar. Tujuan dari Manajemen Modal Kerja adalah
mengelola aktiva lancar dan hutang lancar dan menjamin tingkat likuiditas atau daya kekuatan
perusahaan.

Hal utama dalam Manajemen Modal Kerja adalah manajemen aktiva lancar perusahaan berupa
kas, sekuritas, piutang, persediaan, dan pendanaan yang diperlukan untuk mendukung aktiva
lancar.

Manajemen modal kerja berfungsi untuk perusahaan dalam menunjukkan ukuran besarnya
investasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili
oleh utang lancar; serta investasi dalam aktiva likuid, piutang barang sensitif terhadap tingkat
produktivitas dan penjualan.
Konsep Modal Kerja

Konsep kuantitatif Konsep kualitatif Konsep Fungsional


konsep kuantitatif kelebihan aktiva lancar di modal kerja yang
adalah jumlah atas hutang lancar. Modal terdiri dari modal
keseluruhan dari kerja dihubungkan dengan kerja riil dan modal
aktiva lancar. besarnya hutang lancar kerja potensial.
yang harus dilunasi.
Kebijakan Modal Kerja
1. Kebijakan Konservatif

Kebijakan konservatif merupakan kebijakan modal kerja yang dilakukan secara hati-hati.
Pada kebijakan ini, modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel lainnya dibelanjai
dengan sumber dana jangka pendek.

2. Kebijakan Agresif

Kebijakan agresif merupakan kebijakan yang sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan
sumber dana jangka panjang sedangkan sebagian modal kerja permanen dan modal kerja variabel
dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.

3. Kebijakan Moderat

Kebijakan moderat merupakan kebijakan yang mencerminkan manajemen modal kerja yang
konservatif dan agresif.
Faktor yang Memengaruhi Struktur Modal
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi Struktur Modal yaitu :

1. Struktur Aktiva (Tangibility)

menurut Syamsudin, struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk
masing-masing komponen aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva lancar.

2. Growth Opportunity

Menurut Mai, 2006; Growth opportunity adalah peluang perusahaan tumbuh di masa depan.Di
mana, perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi cenderung akan melewatkan
kesempatan dalam berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan.

3. Ukuran Perusahaan (Firm Size)


Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak dari pada
perusahaan kecil.
4. Profitabilitas

Profitabilitas atau kemampuan meperoleh laba adalah suatu ukuran dalam presentase yang
digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat
yang dapat diterima. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi tentu memiliki dana
internal yang lebih banyak daripada perusahaan dengan profitabilitas rendah.

5. Risiko Bisnis

Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan pendanaan eksternal,


sehingga secara teori akan berpengaruh negatif terhadap leverage perusahaan.Itulah
beberapa penjelasan singkat mengenai struktur modal.
Pengaruh Ukuran Perusahaan

Struktur Modal Perusahaan besar yang sudah mapan akan lebih mudah memperoleh
modal di pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena kemudahaan akses
tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula karena
perusahaan dengan ukuran lebih besar, mempunyai kepercayaan lebih besar dalam
mendapatkan sumber dana, sehingga akan memudahkan untuk mendapatkan kredit dari
pihak luar.
Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang besar merupakan sinyal positif bagi kreditur
untuk memberikan pinjaman. Sehingga ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif
terhadap struktur modal.
Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden

Menurut Horne Van & Wachowicz, Jr (2015) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen, faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang dapat dipertimbangkan
sebelum mengambil keputusan dalam menentukan besar dividen yang dibayarkan
kepada shareholder.
2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang
3. Tingkat pertumbuhan perusahaan.
4. Peluang ke pasar modal
5. bentuk pembiayaan-pembiayaan eksternal lainnya.
Kesimpulan H
i
!
Manajemen modal kerja merupakan manajemen aktiva lancar dan pasiva lancar. Manajemen
modal kerja berfungsi untuk perusahaan dalam menunjukkan ukuran besarnya investasi yang
dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili oleh utang
lancar; serta investasi dalam aktiva likuid, piutang barang adalah sensitif terhadap tingkat
produktivitas dan penjualan

Struktur modal adalah proporsi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan
dengan sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana internal dan dana eksternal,
dengan demikian struktur modal adalah struktur keuangan dikurangi utang jangka pendek.

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang menentukan apakah laba yang diperoleh perusahaan
akan digunakan untuk membayar dividen atau untuk investasi kembali dalam aset operasi,
sekuritas dan membeli obligasi sehingga dapat mendorong pertumbuhan perusahaan
Thank You 

Hello!

Anda mungkin juga menyukai