Anda di halaman 1dari 17

makalah analisis hubungan biaya volume laba

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Analisis biaya, volume, laba merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena analisis biaya volume laba (CVP) menekankan
keterkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi keuangan
perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis cvp dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat
untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan
membantu mencari pemecahannya.
Analisis CVP juga dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang harus
dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak
kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP memungkinkan para manajer untuk
melakukan analisis sensitivitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya
terhadap laba.
Meskipun bab ini berkaitan dengan mekanika dan terminology analisis CVP, kita harus
ingat bahwa analisis CVP merupakan suatu bagian integral dari perencanaan keuangan dan
pengambilan keputusan. Setiap akuntan dan manajer harus mengenal seluruh konsep-konsepnya,
bukan hanya mekanikanya.
1.2.  Rumusan Masalah
Dari latar belakanag di atas dapat di buat beberapa rumusan masalah yaituh antara lain:
a)      Definisi dan asumsi dasar ‘analisis biaya volume laba’
b)      Analisis Hubungan antara Biaya , Volume  dan Laba
1.3.  Tujuan
Tujuan pembuatan Makalah ini yaitu:
a)      Untuk mengetahui definisi dan asumsi dasar ‘analisis biaya volume laba’
b)      Untuk Mengetahui Analisis Hubungan antara Biaya , Volume  dan Laba
1.4.  Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini yaitu:
 Agar kita dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mencapai keberhasilan suatu
usaha. kita perlu merencanakan usahanya dengan baik. Salah satu perencanaan yang perlu
dilakukan adalah berapa banyak barang yang harus dijual agar suatu usaha tidak mengalami
kerugian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat menggunakan model analisis Biaya,
Volume, dan Laba.

Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba

Analisis biaya-volume-laba adalah alat yang sangat berguna bagi manajer untuk

menjalankan fungsinya. Alat ini membantu manajemen dalam memahami hubungan

biaya-volume-laba perusahaan dengan memfokuskan lima elemen berikut:

  Harga Produk

  Volume atau Tingkat Aktivitas

  Biaya Variabel per Unit

  Total biaya tetap

  Bauran produk yang dijual

Setelah kelima elemen ini dianalisis, manajemen akan dapat gambaran

keputusan apa dan bagaimana yang harus dilakukan. Keputusan produk yang akan

dibuat, kebijakan penentuan harga, strategi pemasaran, dan lain sebagainya

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.  Definisi dan asumsi dasar ‘analisis biaya volume laba’
2.1.1.     Definisi
 

Suatu analisa yang menggambarkan bagaimana perubahan biaya variabel, biaya tetap,
harga jual, volume penjualan dan bauran penjualan akan mempengaruhi laba perusahaan.Analisis
ini merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
manajemen untuk pengambilan keputusan, misal : dalam menetapkan harga jual produk.Proses
analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan masalah dengan bertumpukan
pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku biaya perusahaan.Analisis biaya volume laba (cost
profit analysis) merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan,
khususnya jangka pendek, karena analisis ini menekankan pada keterkaitan antara biaya, jumlah
yang dijual, dan harga. Analisis biaya volume laba juga dapat menjadi alat yang berharga untuk
mengidentifikasi luas dan besarnya masalah ekonomi yang dihadapi perusahaan dan membantu
menunjukkan secara tepat jawaban yang diperlukan.
Analisis biaya volume laba dapat diterapkan dalam banyak hal, diantaranya adalah
:
1.      Menentukan harga jual produk atau jasa.
2.      Memperkenalkan produk atau jasa baru.
3.      Mengganti peralatan.
4.      Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam perusahaan atau
dibeli dari luar perusahaan.
5.      Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.”
2.1.2.     Asumsi-Asumsi Dari Analisis Biaya Volume Laba
 

Sebelum bahasan analisis biaya volume laba lebih jauh dibahas,maka terlebih dahulu
dijabarkan bagaimana asmsi-asumsi yang mendasari analisis CVP:
1.         Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel dan tetap
2.         Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relevan
3.         Fungsi jumlah pendapatan adalah linier dalam kisaran relevan, harga jual dianggap konstan
4.         Hanya terdapat satu pemicu biaya : volume unit produk / rupiah penjualan
5.         Tidak ada persediaan
Selain itu beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:
1.         Linearitas dan Rentang yang relevan
Model CVP mengasumsikan bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear pada rentang
aktivitas yang relevan.Meskipun perilaku biaya sebenarnya tidak relevan dengan rentang output
yang terbatas,total biaya yang diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linear.
2.         Mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variable untuk ananlisis CVP
Pada analisis jangka pendek ,biaya tetap yang relevan adalah biaya tetap yang diperkirakan
berubah sehubungan dengan peluncuran produk baru Untuk mengukur biaya variable
perunit, akuntanmanajemen harus teliti memasukkan semua biaya variable yang relevan,tidak
hanya biaya produksi tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi.
2.2.  Analisis Hubungan Biaya , Volume  dan Laba
Analisis Biaya –Volume Laba (Analisis Titik Impas)
Yakni merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menghitung dampak
perubahan harga jual, volume penjualan, dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen
dalam perencanaan laba jangka pendek.
Dengan Analisis Biaya-Volume Laba perusahaan dapat mengambil kebijakan atau
langkah-langkah yang harus diambil dalam rangka untuk mencapai perolehan laba yang
diharapkan.

Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi Laba :


a.    Volume produk yang dijual, berpengaruh terhadap volume produksi produk atau jasa tersebut.
b.    Harga jual produk,atau jasa akan mempengaruhi besarnya volume penjualan produk atau jasa
yang bersangkutan.
c.    Biaya produksi, adalah biaya yang timbul dari perolehan atau untuk pengolahan suatu produk
atau jasa akan mempengaruhi harga jual produk yang bersangkutan.
Anggapan yang Mendasari Analisis Titik Impas
a.    Variabilitas biaya dianggap akan mendekati pola perilaku yang diramalkan. Biaya tetap akan
selalu konstan dalam kisaran volume yang dipakai dalam perhitungan impas, sedangkan biaya
variabel berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan.
b.    Harga jual produk dianggap tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan. Jika dalam
usaha menaikkan volume penjualan dilakukan penurunan harga jual atau dengan memberikan
potongan harga, maka hal ini mempengaruhi hubungan biaya, volume dan laba.
c.    Kapasitas produksi pabrik dianggap secara relatif konstan. Penambahan fasilitas produksi akan
berakibat pada penambahan biaya tetap dan akan mempengaruhi hubungan biaya-volume- laba.
d.   Harga faktor-faktor produksi dianggap tidak berubah. Jika harga bahan baku dan tarif upah
menyimpang terlalu jauh dibanding dengan data yang dipakai sebagai dasar perhitungan impas,
maka hal ini akan mempengaruhi hubungan biaya, volume laba.
e.    Efisiensi produksi dianggap tidak berubah.
f.     Perubahan jumlah persediaan awal dan akhir dianggap tidak signifikan.
g.    Komposisi produk yang akan dijual dianggap tidak berubah.

Hubungan antara biaya, volume dan laba dipengaruhi oleh 5 faktor atau suatukombinasi faktor-
faktor berikut ini :
a.    Harga jual persatuan
b.    Volume penjualan
c.    Komposisi produk yang dijual
d.   Biaya variabel pertahun
e.    Total biaya tetap.
Agar perencanaan laba perusahaan dapat efektif, manajemen harus dapatmemperkirakan
dampak perubahan masing-masing faktor tersebut terhadap laba bersih,impas dan return of
investment perusahaan.Pembuatan anggaran pendapatan dan biaya dan penyajian informasi
tersebutdalam grafik laba dan volume merupakan alat yang efektif dalam menyajikan
informasibagi manajemen untuk keperluan perencanaan laba jangka pendek. Hal
inimemungkinkan manajemen memperkirakan pengaruh kegiatan atau usaha-usaha yangakan
dilaksanakan dan pengaruh perubahan kondisi pasar terhadap laba, sehinggamanajemen dapat
memilih berbagai macam usul kegiatan yang memberikan kontribusiterbesar terhadap pencapaian laba
di masa yang akan datang.

Analisis biaya, volume dan taba dapat digunakan untuk menentukan titik impas dengan
beberapa pendekatan persamaan matematika, pendekatan contribution margin per unit,
pendekatan contribution margin ratio dan pendekatan grafik. 
Suatu perusahaan dikatakan dalam keadaan break even apabila dalam usahanya pada suatu
periode antara jumlah biaya dengan jumlah hasil penjualan adalah sama. Pada keadaan ini berarti
bahwa perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Jadi break even itu
dapat diartikan suatu keadaan dimana jumlah biaya dan jumlah penghasilan dari penjualan
adalah sama, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh keuntungan.

Break even adalah keadaan suatu perusahaan yang pendapatan penjualannya sama dengan
jumlah total biayanya, atau besarnya contribution margin sama dengan total biaya tetap, dengan
kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi atau rugi labanya
sama dengan nol.
Suatu perusahaan dikatakan break even point apabila setelah dibuat perhitungan rugi laba
dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu, perusahaan tidak memperoleh
laba tetapi juga tidak mengalami kerugian. Break even point merupakan suatu usaha yang tidak
memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain suatu usaha dikatakan break even
jika jumlah pendapatan sama dengan jumlah biaya atau apabila laba konstribusi hanya dapat
digunakan untuk menutup biaya tetap saja. Break even point adalah volume (V) yang jumlah
total pendapatan dengan total biaya dan keuntungan adalah nol.
Berdasarkan devinisi yang telah dikemukakan maka dapalah ditarik suatu kesimpulan
bahwa break even point adalah suatu tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi biaya
operasional, dimana pada titik impas laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol atau
dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian.
Analisis break even adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui
pada volume (jumlah) penjualan dan volume produksi, apakah perusahaan yang bersaing ketat
tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Untuk mengetahui besarnya tingkat penjualan yang minimum yang harus dilakukan
perusahan agar biaya-biaya yang dikeluarkan dapat dikendalikan dengan tingkat keuntungan atau
laba yang direncanakan dapat dicapai, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Dimana:
FC = Biaya Tetap
P = Harga Jual Per Unit
S = Penjualan
VC = Biaya Variabel Per Unit
1 = Konstanta
π = Laba yang direncanakan

Dalam ilmu ekonomi dan bisnis, break event point atau BEP adalah istilah yang tentu sudah tak
asing lagi. BEP adalah seringkali jadi tolak ukur seseorang untuk berinvestasi maupun memulai
bisnis. Di Tanah Air, BEP seringkali disebut dengan titik impas. Istilah populer lainnya dari BEP
adalah balik modal, meskipun dalam akuntansi, balik modal sebenarnya diartikan dengan istilah
return of investment. Dikutip dari Bankrate, BEP adalah titik impas yang mengacu pada jumlah
pendapatan yang harus diperlukan untuk menutup total biaya yang sudah dikeluarkan dalam jangka
waktu tertentu, baik biaya tetap maupun biaya variabel. BEP dianggap sebagai titik ketika
pendapatan sudah sama persis dengan perkiraan total biaya, di mana kerugian perusahaan berakhir
dan perusahaan tinggal mengumpulkan keuntungan. BEP adalah ketika semua biaya yang
dikeluarkan untuk operasi produksi bisa ditutupi oleh pendapatan dari penjualan produk. Cara
menghitung BEP
Cara menghitung BEP atau cara mencari BEP harus dihitung dari empat komponen yang meliputi:

 Biaya tetap (fix cost) yakni biaya yang harus tetap dikeluarkan perusahaan meskipun jumlah
produksi berubah contohnyanya biaya gaji karyawan tetap, biaya sewa tempat, biaya
penyusutan, bunga bank, dan sebagainya.

 Biaya variabel (variabel cost) biaya yang besarannya proporsional sesuai dengan volume
produksi misalnya biaya upah lembur, biaya bahan baku, BBM, dan sebagainya.

 Pendapatan (revenue) total dari uang yang diterima dari hasil penjualan.

 Laba (profit) adalah selisih antara total penghasilan dikurangi dengan biaya tetap dan biaya
variabel. Dalam perhitungan akuntansi BEP adalah digunakan untuk menemukan
persamaan di mana biaya yang dikeluarkan untuk produksi barang sesuai dengan
pendapatan yang didapat dalam satu periode.

Rumus BEP sendiri bisa menggunakan dua metode, yakni BEP unit dan BEP nominal
(rupiah).

 Rumus BEP (unit) = total biaya tetap / (harga jual per unit produk – biaya variabel setiap unit
produk).

 Rumus BEP (rupiah) = total biaya tetap / (1 – biaya variabel setiap unit produk / harga jual
per unit)

Berikut beberapa manfaat dari BEP:


 Perusahaan bisa menentukan kapasitas produksi agar bisa mencapai keuntungan

 Dengan BEP adalah perusahaan bisa melakukan efisiensi.


 Mengetahui perubahan harga jual, biaya, dan volume produksi

 Penyesuaian jumlah penjualan dan harga barang produksi agar tidak merugi

 Dengan BEP adalah perusahaan bisa mendapatkan informasi untuk proses pengambilan
keputusan.

Itulah cara menghitung BEP atau cara mencari BEP.

Rumus BEP bisa dihitung dengan mempertimbangkan faktor biaya dan pendapatan. Fungsi
BEP adalah sangat vital untuk keberlangsungan perusahaan.

Margin kontribusi adalah suatu nilai pendapatan bersih setelah dikurangi dengan berbagai biaya
variabel jika dirumuskan, maka akan terlihat seperti ini:

Margin Kontribusi =  Pendapatan Bersih – Biaya Variabel

Berdasarkan rumus tersebut bisa kita lihat bahwa terdapat dua komponen penting yang
digunakan dalam menghitung margin contribution, yakni penjualan bersih atau pendapatan
bersih dan juga biaya variabel.

Saat Anda membuat suatu produk ataupun memberikan suatu jasa dan memberikan biaya
variabel seperti biaya packing dan ongkos kirim, maka nilai sisanya adalah margin kontribusi.

Hal ini menjadi cara yang berbeda dalam memaknai laba bisnis. Pada implikasinya, margin
contribution digunakan sebagai alat untuk melihat seberapa banyak pendapatan penjualan bisnis
agar bisa menutupi biaya tetap setelah mengeluarkan unsur biaya variabel.

 Penjualan Bersih
Pada dasarnya, net profit atau penjualan bersih adalah total penjualan yang dikurangi dengan
pengembalian atau tunjangan. Artinya, penjualan bersih adalah jumlah penerimaan bersih yang
diharapkan oleh suatu perusahaan dari seluruh total penjualannya. Jumlah pendapatan bersih ini
bisa dengan mudah ditemukan pada laporan laba rugi perusahaan.

Beberapa laporan laba rugi akan melaporkan penjualan bersih sebagai satu-satunya angka
penjualan. Sementara itu, yang lainnya benar-benar akan melaporkan total penjualan dan
membuat pengurangan untuk pengembalian dan juga tujuan perusahaan.
Umumnya, angka penjualan ini juga akan dilaporkan pada bagian atas laporan laba rugi
perusahaan.

 Biaya Variabel
Biaya variabel adalah suatu biaya yang meningkat secara proporsional saat pendapatan ataupun
operasi perusahaan tengah meningkat. Contoh sederhana dari biaya variabel adalah bahan baku.
Karena banyaknya jumlah unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin
banyak pula bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan.

Umumnya biaya variabel ini tidak akan dilaporkan secara khusus di dalam laporan keuangan
yang ditujukan secara umum. Beberapa perusahaan akan mengeluarkan laporan pendapatan
margin kontribusi yang membagi biaya variabel dan biaya tetap, namun kegiatan ini pada
dasarnya tidak dilakukan secara umum.

Selain menghitung  margin kontribusi yang berdasarkan total penjualan bersih dan total biaya
variabel, pihak manajemen perusahaan juga seringkali menghitung margin contribution per unit
yang diproduksi perusahaan. Rumus margin kontribusi per unit produksi untuk dihitung dengan
persamaan rumus dibawah ini:

Kontribusi Margin Per Unit Produksi Sama dengan Harga Jual Per Unit- Biaya Variabel
Per Unit

Laba Margin Kontribusi: Rumus dan


Fungsinya Terhadap Break Even Point
Lantas Bagaimana dengan cara perhitungan rasio dalam margin kontribusi? Anda bisa
menghitungnya dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Langkah pertama:

Rasio margin kontribusi = ( total penjualan –  total biaya variabel): jumlah unit yang
dijual

 Langkah kedua:

Break even point = Total biaya tetap/ margin kontribusi per unit

Menghitung BEP dari rasio margin kontribusi ini akan turut membantu perusahaan dalam
memperoleh informasi yang lebih detail terkait harga produk yang diproduksi dan juga dijual.
Selain itu, perusahaan juga akan mengetahui nilai Keuntungan yang diperoleh.
Bahkan, BEP dan rasio margin contribution juga bisa digunakan untuk membuat suatu target
penjualan dan menyesuaikan harga bila memang diperlukan. Jadi, secara tidak langsung analisa
pada kedua hal tersebut juga akan menunjukkan adanya efisiensi operasional perusahaan.

Lantas, bagaimana dengan pihak investor dan juga analis?  Nah, kedua pihak ini bisa dengan
mudah menghitung dan juga menggunakan margin contribution dengan melihat dan
mengevaluasi efisiensi perusahaan agar bisa menghasilkan profit.

Contohnya, seorang investor bisa melihat apakah suatu produk yang dijual oleh perusahaan yang
didanai nya bisa memberikan keuntungan,

Lalu, pihak analis juga bisa menghitung margin dari unit yang sudah dijual oleh perusahaan
untuk bisa memperkirakan berapa banyak profit yang mungkin akan diperoleh perusahaan pada
periode selanjutnya.

Analisa rasio margin kontribusi selain BEP dan rasio margin contribution, perusahaan juga harus
memahami dan juga melakukan analisa rasio keuangan. Dengan adanya analisis ini, maka
perusahaan bisa menilai performa berdasarkan berbagai data yang sudah tersaji dalam laporan
keuangan.

Terdapat 4 jenis rasio keuangan yang setiap pebisnis harus mengetahuinya,  keempat jenis rasio
keuangan tersebut adalah sebagai berikut:

 Rasio kegiatan seperti rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva, dll.
 Rasio profitabilitas, seperti margin laba bersih, rasio pengembalian aset sampai dengan
penghasilan per saham perusahaan.
 Rasio solvabilitas seperti rasio utang atas aset
 Rasio likuiditas, seperti rasio lancar,  rasio kas sampai rasio perputaran kas

Setiap rasio keuangan di atas memiliki fungsinya masing-masing, tapi akan sama-sama pukul
untuk digunakan. Fungsi yang paling utama adalah dalam memberikan informasi kepada
pebisnis bahwa perusahaan atau pebisnis dalam keadaan tertentu itu sedang mengalami
penurunan ataupun kemajuan.

Demikianlah penjelasan dari kami tentang margin kontribusi. Dengan memahami margin
kontribusi, maka Anda akan lebih mudah dalam memajukan bisnis Anda di masa depan.

Seluruh informasi tersebut adalah suatu data realistis yang terjadi seperti biaya pengeluaran,
biaya penjualan dan lain-lain. Tentunya Anda juga harus memastikan apakah data tersebut yang
benar-benar valid dan juga benar.

Laporan keuangan tersebut harus bisa mencerminkan kondisi yang sesungguhnya dan itu hanya
bisa terlaksana jika proses input data dan juga transaksi bisa Anda lakukan dengan benar. Untuk
itu, agar bisa meminimalisir atau menghindari terjadinya human error, maka Anda memerlukan
suatu alat atau software akuntansi dari Accurate online
BAB III
PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
 Analisis biaya volume laba menghasilkan informasi dampak perubahanharga jual, biaya
dan/atau volume penjualan terhadap laba bersih. Dalam penyusunananggaran, berbagai
kemungkinan pilihan harga jual, volume penjualan, dan biaya selaludihadapi oleh
manajemen.Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen memerlukan berbagaiparameter.
Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagimanajemen, dalam
mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam porosespenyusunan anggaran
perusahaan.Kiranya makalah yang telah disusun oleh kelompok kami bisa bermanfaatbagi para
pembaca. Kritik dan saran kepada kami sangat kami butuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Akuntansi Manajemen : konsep, manfaat dan rekayasa,1997.


Buku Anthony A.Atkinson, Robert S.Kaplan, Ella mae matsumura, S.Mark Young : Akuntansi
Manajemen, Edisi ke 5 jilid 1.
Buku Sofyan Syafri : Teori Akuntansi

Diposkan oleh Wawan Adityapratama di 5/15/2014 11:54:00 PM 


Margin Kontribusi:
Pengertian, dan Cara
Menghitung Margin
Kontribusi
Contribution margin atau margin kontribusi adalah salah satu indikator yang harus dihitung dan
juga diketahui oleh setiap pebisnis. Saat menjalankan suatu bisnis atau perusahaan, memahami
seberapa banyak keuntungan bisnis adalah suatu hal yang penting.
Banyak para pebisnis Melihat indikator keuntungan suatu bisnis dari nilai margin profitnya. Di
mana margin profit sederhananya akan mengukur seluruh jumlah total pendapatan dan penjualan
setelah dikurangi dengan berbagai biaya yang terjadi.

Namun bila Anda ingin memahami bagaimana kontribusi suatu produk terhadap suatu laba
perusahaan maka margin kontribusi adalah hal yang harus Anda pahami.

Ada kalanya setiap manajer ataupun pebisnis masih terkesan kabur akan pemahaman tentang hal
ini. Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang margin
kontribusi dan fungsi dari margin kontribusi sebagai suatu alat analisis keuangan perusahaan.

Contents

1 Pengertian Margin Kontribusi

1.1 Penjualan Bersih

1.2 Biaya Variabel

2 Analisis dan Penilaian Margin Kontribusi

3 Laba Margin Kontribusi: Rumus dan Fungsinya Terhadap Break Even Point

4 Penutup

Pengertian Margin Kontribusi


Margin kontribusi adalah suatu nilai pendapatan bersih setelah dikurangi dengan berbagai biaya
variabel jika dirumuskan, maka akan terlihat seperti ini:

Margin Kontribusi =  Pendapatan Bersih – Biaya Variabel

Berdasarkan rumus tersebut bisa kita lihat bahwa terdapat dua komponen penting yang
digunakan dalam menghitung margin contribution, yakni penjualan bersih atau pendapatan
bersih dan juga biaya variabel.

Saat Anda membuat suatu produk ataupun memberikan suatu jasa dan memberikan biaya
variabel seperti biaya packing dan ongkos kirim, maka nilai sisanya adalah margin kontribusi.
Hal ini menjadi cara yang berbeda dalam memaknai laba bisnis. Pada implikasinya, margin
contribution digunakan sebagai alat untuk melihat seberapa banyak pendapatan penjualan bisnis
agar bisa menutupi biaya tetap setelah mengeluarkan unsur biaya variabel.

 Penjualan Bersih
Pada dasarnya, net profit atau penjualan bersih adalah total penjualan yang dikurangi dengan
pengembalian atau tunjangan. Artinya, penjualan bersih adalah jumlah penerimaan bersih yang
diharapkan oleh suatu perusahaan dari seluruh total penjualannya. Jumlah pendapatan bersih ini
bisa dengan mudah ditemukan pada laporan laba rugi perusahaan.

Beberapa laporan laba rugi akan melaporkan penjualan bersih sebagai satu-satunya angka
penjualan. Sementara itu, yang lainnya benar-benar akan melaporkan total penjualan dan
membuat pengurangan untuk pengembalian dan juga tujuan perusahaan.

Umumnya, angka penjualan ini juga akan dilaporkan pada bagian atas laporan laba rugi
perusahaan.

 Biaya Variabel
Biaya variabel adalah suatu biaya yang meningkat secara proporsional saat pendapatan ataupun
operasi perusahaan tengah meningkat. Contoh sederhana dari biaya variabel adalah bahan baku.
Karena banyaknya jumlah unit produk yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan semakin
banyak pula bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan.

Umumnya biaya variabel ini tidak akan dilaporkan secara khusus di dalam laporan keuangan
yang ditujukan secara umum. Beberapa perusahaan akan mengeluarkan laporan pendapatan
margin kontribusi yang membagi biaya variabel dan biaya tetap, namun kegiatan ini pada
dasarnya tidak dilakukan secara umum.

Selain menghitung  margin kontribusi yang berdasarkan total penjualan bersih dan total biaya
variabel, pihak manajemen perusahaan juga seringkali menghitung margin contribution per unit
yang diproduksi perusahaan. Rumus margin kontribusi per unit produksi untuk dihitung dengan
persamaan rumus dibawah ini:

Kontribusi Margin Per Unit Produksi Sama dengan Harga Jual Per Unit- Biaya Variabel
Per Unit

Contoh perhitungan margin kontribusi perusahaan

Katakanlah suatu perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur memproduksi alat
kalkulator dengan penjualan bersih nya sebesar 800 juta rupiah.
Biaya variabel seperti biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, biaya utilitas,
biaya pengiriman, dan biaya yang berhubungan dengan produksi lainnya adalah senilai 600 juta
rupiah. Maka, berapakah margin kontribusi dari perusahaan tersebut?

 Diketahui:

Penjualan bersih =  Rp800 juta

Biaya variabel =   Rp 500 juta

 Penyelesaiannya:

Margin kontribusi =  penjualan bersih – Biaya variabel

Margin kontribusi = Rp 800 juta  –    Rp 500 juta

Margin kontribusi = Rp 300 juta

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka bisa kita ketahui bahwa margin kontribusi dari
perusahaan tersebut adalah Rp 300 juta. Itu artinya, perusahaan tersebut mempunyai dana 300
juta rupiah untuk menutupi biaya tetapnya dan sisa margin setelah biaya tetapnya ditutupi
dengan laba perusahaan.

Analisis dan Penilaian Margin Kontribusi


Pihak manajemen Perusahaan bisa menggunakan contribution margin untuk menentukan
keputusan dalam hal produksi dan menetapkan harga produk dalam usahanya. Konsep ini akan
sangat membantu pihak manajemen perusahaan dalam menghitung titik impas atau break even
point pada Lini produk ataupun unit kerja tertentu.

Pihak manajemen perusahaan bisa menggunakannya untuk memahami berapa harga yang bisa
mereka tetapkan pada suatu produk agar bisa menghindari adanya kerugian saat produksi
meningkat dan skala produksi yang semakin terus berkembang.

Tingkat pengukuran ini juga akan membantu manajemen perusahaan dalam memahami produk
dan operasi mana yang akan menguntungkan atau departemen mana yang memang perlu
dihentikan ataupun ditutup secara permanen.

Pihak manajemen perusahaan juga berhak menggunakan perhitungan ini sebagai tujuan
manajemen pendapatan.

Misalnya saja, bila perusahaan mempunyai target profitabilitas spesifik yang harus dicapai di
dalam tahun berikutnya maka manajemen tersebut bisa menggunakan rumus margin
contribution di atas untuk menghitung suatu model penetapan harga produk yang akan
membantu mereka dalam hal meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Selain itu, pihak investor dan juga analisis bisa menggunakan margin kontribusi ini untuk
menghitung dan mengevaluasi strategi efisien perusahaan dalam hal menghasilkan laba. Sebagai
contoh, setiap analis bisa menghitung margin per unit yang terjual dan
menggunakan forecast untuk memperkirakan laba perusahaan di tahun berikutnya.

Laba Margin Kontribusi: Rumus dan


Fungsinya Terhadap Break Even Point
Lantas Bagaimana dengan cara perhitungan rasio dalam margin kontribusi? Anda bisa
menghitungnya dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Langkah pertama:

Rasio margin kontribusi = ( total penjualan –  total biaya variabel): jumlah unit yang
dijual

 Langkah kedua:

Break even point = Total biaya tetap/ margin kontribusi per unit

Menghitung BEP dari rasio margin kontribusi ini akan turut membantu perusahaan dalam
memperoleh informasi yang lebih detail terkait harga produk yang diproduksi dan juga dijual.
Selain itu, perusahaan juga akan mengetahui nilai Keuntungan yang diperoleh.

Bahkan, BEP dan rasio margin contribution juga bisa digunakan untuk membuat suatu target
penjualan dan menyesuaikan harga bila memang diperlukan. Jadi, secara tidak langsung analisa
pada kedua hal tersebut juga akan menunjukkan adanya efisiensi operasional perusahaan.

Lantas, bagaimana dengan pihak investor dan juga analis?  Nah, kedua pihak ini bisa dengan
mudah menghitung dan juga menggunakan margin contribution dengan melihat dan
mengevaluasi efisiensi perusahaan agar bisa menghasilkan profit.

Contohnya, seorang investor bisa melihat apakah suatu produk yang dijual oleh perusahaan yang
didanai nya bisa memberikan keuntungan,

Lalu, pihak analis juga bisa menghitung margin dari unit yang sudah dijual oleh perusahaan
untuk bisa memperkirakan berapa banyak profit yang mungkin akan diperoleh perusahaan pada
periode selanjutnya.

Analisa rasio margin kontribusi selain BEP dan rasio margin contribution, perusahaan juga harus
memahami dan juga melakukan analisa rasio keuangan. Dengan adanya analisis ini, maka
perusahaan bisa menilai performa berdasarkan berbagai data yang sudah tersaji dalam laporan
keuangan.
Terdapat 4 jenis rasio keuangan yang setiap pebisnis harus mengetahuinya,  keempat jenis rasio
keuangan tersebut adalah sebagai berikut:

 Rasio kegiatan seperti rasio perputaran piutang, rasio perputaran aktiva, dll.
 Rasio profitabilitas, seperti margin laba bersih, rasio pengembalian aset sampai dengan
penghasilan per saham perusahaan.
 Rasio solvabilitas seperti rasio utang atas aset
 Rasio likuiditas, seperti rasio lancar,  rasio kas sampai rasio perputaran kas

Setiap rasio keuangan di atas memiliki fungsinya masing-masing, tapi akan sama-sama pukul
untuk digunakan. Fungsi yang paling utama adalah dalam memberikan informasi kepada
pebisnis bahwa perusahaan atau pebisnis dalam keadaan tertentu itu sedang mengalami
penurunan ataupun kemajuan.

Penutup
Demikianlah penjelasan dari kami tentang margin kontribusi. Dengan memahami margin
kontribusi, maka Anda akan lebih mudah dalam memajukan bisnis Anda di masa depan.

Seluruh informasi tersebut adalah suatu data realistis yang terjadi seperti biaya pengeluaran,
biaya penjualan dan lain-lain. Tentunya Anda juga harus memastikan apakah data tersebut yang
benar-benar valid dan juga benar.

Laporan keuangan tersebut harus bisa mencerminkan kondisi yang sesungguhnya dan itu hanya
bisa terlaksana jika proses input data dan juga transaksi bisa Anda lakukan dengan benar. Untuk
itu, agar bisa meminimalisir atau menghindari terjadinya human error, maka Anda memerlukan
suatu alat atau software akuntansi dari Accurate online.

Anda mungkin juga menyukai