Anda di halaman 1dari 40

Akuntansi Manajemen - Pertemuan 6

ANGGARAN
LABA
Budi Harto, S.E., M.M., PIA
Anggaran Laba

Bahasan :
Anggaran Laba dan Peran Pentingnya
Format Dasar
Metode A Posteriori
Metode A Priori
Metode Pragmatis
Anggaran Laba dan Peran
Pentingnya
ANGGARAN LABA

adalah jumlah laba yang ingin diperoleh perusahaan melalui berbagai aktivitas operasi yang
mencangkup kegiatan produksi dan penjualan selama suatu periode tertentu.
Melihat pentingnya laba bagi perusahaan, dalam proses penyusunan anggaran tidak
mengherankan kalau laba menjadi pemicu awal disusunnya anggaran perusahaan pada suatu
periode tertentu.

Akuntansi Manajemen
Metode A Posteriori

Metode Penyusunan
Metode penyusunan anggaran laba dimana
jumlah laba ditetapkan sesudah proses
penetapan rencana (planning) keseluruhan,

Anggaran Laba termasuk penyusunan anggaran operasional.

Metode A Priori

Metode penyusunan anggaran laba dimana


jumlah laba ditentukan terlebih dahulu pada
awal proses perencanaan (planning) secara
keseluruhan.

Metode Pragmatis

Metode penyusunan anggaran laba dimana


jumlah laba yang direncanakan ditetapkan
berdasarkan standar tertentu yang telah teruji
secara empiris dan didukung oleh pengalaman.
A. Biaya Produksi
1.Biaya Bahan Baku Langsung
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
3. Biaya Overhead

B. Biaya Operasi/Komersial
1.Biaya Pemasaran
2. Biaya Administrasi dan Umum

C. Persediaan
1.Persediaan Bahan Baku
2. Persediaan Barang dalam Proses
3. Persediaan Barang Jadi

Struktur Biaya
Perusahaan Manufaktur
Akuntansi Manajemen

FORMAT DASAR
ANGGARAN LABA
Akuntansi Manajemen

FORMAT
ANGGARAN
LABA
METODE A POSTERIORI
CONTOH KASUS

PT Karya Indo berlokasi di Surabaya produsen lemari, pada tahun 2014, menyusun anggaran operasional
sebagai berikut :
Perusahaan berencana menjual 5.300 unit lemari dengan harga jual Rp.300.000 per unit, sehingga nilai
penjualan dianggarkan sebesar Rp.1.590.000, biaya bahan baku dianggarkan sebesar Rp.776.500.000,
biaya tenaga kerja langsung dianggarkan sebesar Rp.152.000.000 dan biaya overhead dianggarkan
sebesar Rp.148.000.000. Sedangkan biaya operasi dianggarkan sebesar Rp.198.000.000 untuk biaya
pemasaran dan sebesar Rp.90.500.000 untuk biaya administrasi dan umum. Pada nilai persediaan
diperkirakan sebesar Rp.73.500.000. Berdasarkan data tersebut, perusahaan dapat menyusun anggaran
laba untuk tahun 2014 sebagai berikut :

Akuntansi Manajemen
Anggaran Laba Tahun 2014
Data anggaran PT Karya Indo yang
mendukung data tersebut disajikan
dalam bentuk berikut :
Anggaran
Laba
Tahun 2014
Kasus
PT Sepatuku produsen sepatu di
Bandung, menghasilkan 3 jenis
sepatu yaitu AA-1, BB-2, dan
CC-3. Berkaitan dengan
aktivitas tersebut telah
menyusun anggaran sebagai
berikut untuk tahun 2014 :

Akuntansi Manajemen
Kasus

Akuntansi Manajemen
Kasus

Akuntansi Manajemen
Kasus

Akuntansi Manajemen
Pembahasan
Berdasarkan anggaran yang
disusun PT Sepatuku, jika
kemudian akan disusun
anggaran laba, maka langkah
sistematisnya harus
diperhatikan sebagai berikut :

Akuntansi Manajemen
Pembahasan

Akuntansi Manajemen
Pembahasan

Akuntansi Manajemen
Pembahasan

Akuntansi Manajemen
Pembahasan

Akuntansi Manajemen
Pembahasan

Akuntansi Manajemen
METODE A PRIORI

1.Mengubah Anggaran 2. Mengubah Anggaran Biaya 3. Mengubah Anggaran


Penjualan Penjualan dan Anggaran Biaya
Biasanya ketika menyusun anggaran biaya, mulai
anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga
Sekaligus
Anggaran penjualan terdiri dari 2 unsur
utama yaitu volume penjualan dan harga kerja langsung, anggaran biaya overhead, dan Perubahan jumlah volume (alternatif 2) akan
jual per unit produk. Untuk mengubah anggaran biaya operasi, perusahaan sudah berusaha berpengaruh langsung terhadap volume
anggaran penjualan, maka kedua unsur menekan biaya seefisien mungkin. Anggaran biaya produksi. Jika volume produksi berubah, maka
tersebut dapat diubah salah satunya atau bahan baku dipengaruhi oleh dua unsur utama yaitu biaya produksi total akan berubah, dan biaya
keduanya sekaligus. kebutuhan bahan per unit produk dan harga beli per produksi per unit juga dapat berubah.
unit bahan baku.
Kasus
PT Akurak produsen rak di Banjar. Pada tahun 2013 menyusun
anggaran untuk tahun 2014. Anggaran operasional disusun sebagai
berikut : berencana menjual 5.300 unit rak dengan harga jual
Rp.300.000 per unit, sehingga nilai penjualan Rp.1.590.000.000, biaya
bahan baku Rp.776.500.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar
Rp.152.000.000, dan biaya overhead sebesar Rp.148.000.000.
Sedangkan biaya operasi dianggarkan sebesar Rp.198.000.000 untuk
biaya pemasaran dan Rp.90.500.000 untuk biaya administrasi dan
umum. Pada akhir tahun 2014 nilai persediaan sebesar
Rp.125.000.000 dan pada awal tahun nilai persediaan diperkirakan
Rp.73.500.000. Berdasarkan data tersebut perusahaan menyusun
anggaran laba untuk tahun 2014 dengan menggunakan metode a
posteriori sebagai berikut :
R|R
Untuk memperoleh nilai penjualan yang baru dengan target laba sebesar Rp.400.000.000, nilai penjualan tersebut
adalah penjumlahan dari HPP, biaya operasi, dan laba usaha. Itu berarti nilai penjualan yang dianggarkan adalah :
Nilai Penjualan = Rp.1.025.000.000 + 268.500.000 + 400.000.000 = Rp.1.693.500.000

Dengan nilai penjualan Rp.1.693.500.000, Produk yang dijual sebesar 5.300 unit, maka harga jual produk baru adalah
Rp.319.528,3. Harga jual baru dibulatkan menjadi Rp.320.000 per unit, dan perusahaan kenaikan harga jual Rp.20.000
per unit dari harga jual tidak akan berpengaruh negatif terhadap permintaan konsumen akan produk. Maka nilai
penjualan yang baru adalah :
Nilai penjualan = Rp.320.000 x 5.300 unit = Rp.1.696.000.000

Akuntansi Manajemen
Berdasarkan harga jual dan nilai penjualan yang baru, anggaran laba yang baru dapat disusun sebagai
berikut :

Akuntansi Manajemen
1.Menetapkan laba yang diinginkan perusahaan
2.Membuat proyeksi biaya tetap total yang diperlukan untuk
Alternatif Lain menghasilkan produk dalam kapasitas produksi perusahaan
3. Membuat proyeksi biaya variabel per unit produk
4. Menghitung volume penjualan untuk mencapai jumlah laba
yang telah ditetapkan dengan rumus berikut :

Akuntansi Manajemen
Kasus
PT Lemariku produsen lemari dari jepara. Tahun 2014 membuat target laba sebesar
Rp.1.000.000.000, kapasitas produksi dalam satu tahun 1.200 unit meja. Untuk menghasilkan
produk, biaya tetap yang dikeluarkan terdiri dari :
Biaya overhead tetap Rp.160.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp.55.000.000
Biaya administrasi & Umum Rp.145.000.000
Sedangkan biaya variabel yang dibutuhkan setiap unit produk yaitu :
Biaya bahan baku Rp.550.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp.200.000
Biaya overhead variabel Rp.100.000
Biaya pemasaran variabel Rp.50.000
Pada tahun 2013, produk dijual dengan harga Rp.2.500.000 per unit, dan tahun 2014 tidak
berencana menaikan harga. Berdasarkan data tersebut, untuk memperoleh laba sebesar
Rp.1.000.000.000 perusahaan harus menjual produknya dengan harga Rp.2.500.000 per unit
sebanyak :

Akuntansi Manajemen
Pembahasan

Untuk mengetahui volume penjualan agar perusahaan memperoleh laba usaha yang telah
ditargetkan, harus dihitung dengan membagi nilai penjualan dengan harga jual setiap unit produk.

Volume Penjualan = Nilai Penjualan : Harga Jual Unit Produk


= 2.125.000.000 : 2.500.000
= 850 unit

Akuntansi Manajemen
Pembahasan
Anggaran laba terdiri dari berbagai unsur saling terkait, mulai anggaran penjualan hingga biaya
produksi dan anggaran biaya operasi dengan rincian sebagai berikut :

Penjualan = 2.500.000 x 850 unit = Rp.2.125.000.000


Biaya Bahan Baku = 550.000 x 850 unit = Rp.467.500.000
Biaya Tenaga Kerja = 200.000 x 850 unit = Rp.170.000.000
Biaya Overhead = Biaya OH Tetap + Biaya OH Variabel = 160.000.000 + (850 unit x 100.000) =
Rp.245.000.000
Biaya Pemasaran = Pemasaran Tetap + Pemasaran Variabel = 55.000.000 + (850 unit x 50.000) =
Rp.97.500.000
Biaya administrasi = Rp.145.000.000

Akuntansi Manajemen
Pembahasan

Akuntansi Manajemen
PT Lemariku produsen lemari dari jepara. Tahun 2014 membuat
target laba sebesar Rp.1.000.000.000, kapasitas produksi dalam

METODE
satu tahun 1.200 unit meja. Untuk menghasilkan produk, biaya
tetap yang dikeluarkan terdiri dari :
Biaya overhead tetap Rp.160.000.000
Biaya pemasaran tetap Rp.55.000.000
Biaya administrasi & Umum Rp.145.000.000 PRAGMATIS
Sedangkan biaya variabel yang dibutuhkan setiap unit produk
yaitu :
Biaya bahan baku Rp.550.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp.200.000
Biaya overhead variabel Rp.100.000
Biaya pemasaran variabel Rp.50.000
Pada tahun 2013, produk dijual dengan harga Rp.2.500.000 per
unit, dan tahun 2014 tidak berencana menaikan harga.
Berdasarkan data tersebut, untuk memperoleh laba sebesar
Rp.1.000.000.000 perusahaan harus menjual produknya dengan
harga Rp.2.500.000 per unit sebanyak :
Pembahasan
Data volume penjualan dan perolehan
laba usaha perusahaan pada tahun
sebelumnya adalah sebagai berikut :
Menggunakan metode least square maka dihasilkan volume penjualan sebagai
berikut :

a = 3.235 : 5 = 647
b = 665 : 10 = 66,5
x=3
Penjualan tahun 2014 Y=a + b.x
= 647 + 66,5 (3) = 846,5 unit
Volume yang harus dicapai 846,5 unit, maka dibulatkan menjadi 847 unit.
Anggaran laba terdiri dari berbagai unsur saling
terkait, mulai anggaran penjualan hingga biaya
produksi dan anggaran biaya operasi dengan rincian

Pembahasan
sebagai berikut :

Penjualan = 2.500.000 x 847 unit =


Rp.2.117.500.000
Biaya Bahan Baku = 550.000 x 847 unit =
Rp.465.850.000
Biaya Tenaga Kerja = 200.000 x 847 unit =
Rp.169.400.000
Biaya Overhead = Biaya OH Tetap + Biaya OH
Variabel = 160.000.000 + (847 unit x 100.000) =
Rp.244.700.000
Biaya Pemasaran = Pemasaran Tetap +
Pemasaran Variabel = 55.000.000 + (847 unit x
50.000) = Rp.97.350.000
Biaya administrasi = Rp.145.000.000
Pembahasan
Bila perusahaan mengunakan jumlah perolehan laba sebagai titik awal
penyusunan anggaran dengan least suare untuk menetapkan jumlah laba di
tahun 2014, maka jumlah laba sebagai berikut :
Pembahasan
Data volume penjualan dan perolehan
laba usaha perusahaan pada tahun
sebelumnya adalah sebagai berikut :

a = 3.920.000.000 : 5 = 784.000.000
b = 897.000.000 : 10 = 89.700.000
x=3
Target Laba tahun 2014 Y=a + b.x
= 784.000.000 + 89.700.000 (3)
= Rp1.053.100.000
Untuk memperoleh laba usaha yang ditargetkan sebesar Rp.1.053.100.000
tersebut, perusahaan melakukan penjualan sebesar :

Pembahasan

Untuk mengetahui volume penjualan agar perusahaan


memperoleh laba usaha yang telah ditargetkan, harus dihitung
dengan membagi nilai penjualan dengan harga jual setiap unit
produk.

Volume Penjualan = Nilai Penjualan : Harga Jual Unit Produk


= 2.207.968.750 : 2.500.000
= 883,1875 unit - dibulatkan 884 unit
Anggaran laba terdiri dari berbagai unsur saling
terkait, mulai anggaran penjualan hingga biaya
produksi dan anggaran biaya operasi dengan rincian
sebagai berikut :

Penjualan = 2.500.000 x 884 unit =


Pembahasan
Rp.2.210.000.000
Biaya Bahan Baku = 550.000 x 884 unit =
Rp.486.200.000
Biaya Tenaga Kerja = 200.000 x 884 unit =
Rp.176.800.000
Biaya Overhead = Biaya OH Tetap + Biaya OH
Variabel = 160.000.000 + (884 unit x 100.000) =
Rp.248.400.000
Biaya Pemasaran = Pemasaran Tetap +
Pemasaran Variabel = 55.000.000 + (884 unit x
50.000) = Rp.99.200.000
Biaya administrasi = Rp.145.000.000
Pembahasan
Akuntansi Manajemen

Let us know how we can further


support you. Email us at
budieto@gmail.com

Thank you!

Anda mungkin juga menyukai