Standar Akuntansi
Biaya
By: Kelompok 1
KELOMPOK 1 AKUNTANSI 2 I
• Kuantitas Standar
• Harga Standar
untuk pengendalian biaya overhead pabrik dalam sistem biaya standar perlu
dibuat anggaran fleksibel
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut selisih (variance). Analisis
selisih dibedakan menjadi :
Analisis selisih biaya produksi langsung (BBB & BTKL)
Terdapat 2 macam kapasitas: kapasitas sesungguhnya dan kapasitas standar.
Analisis selisih BOP
Terdapat 3 kapasitas: kapasitas sesungguhnya, kapasitas standar, dan kapasitas normal
(kapasitas normal digunakan untuk menghitung tarif BOP.
Dimana:
St = total selisih
Hst = harga standar
Kst = kuantitas standar
Hs = harga sesungguhnya
Ks = kuantitas sesungguhnya
Model dua selisih
Ada 2 yaitu : selisih harga, selisih kuantitas.
Dimana:
SH = selisih harga
SK = selisih kuantitas
Model tiga selisih
Ada 3 yaitu : selisih harga, selisih kuantitas dan selisih harga / kuantitas
Dalam model 3 selisih, rumus perhitungan selisih harga dan kuantitas dapat
dilakukan dengan 3 cara tergantung dari kondisi berikut ini:
1. Selisih harga dan selisih kuantitas dalam kondisi harga standar dan kuantitas
standar lebih rendah atau lebih tinggi daripada harga dan kuantitas sesungguhnya.
SH : (HSt – HS) x KSt
SK : (KSt – KS) x HSt
SHK : (HSt – HS) x (KSt – KS)
SHK : Selisih harga/kuantitas (selisih gabungan)
Model tiga selisih
2. Harga dan kuantitas lebih tinggi dari sesungguhnya
Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari 20X1 adalah sebagai berikut:
Jumlah bahan baku yang dibeli adalah 1500 kg @ Rp1.100
Jumlah produk yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan Januari 20X1 adalah 250 satuan dengan biaya produksi
sesungguhnya sebagai berikut:
Biaya bahan baku 1.050 kg @ Rp1.100 = Rp1.155.000
Biaya tenaga kerja 5.100 jam @Rp475 = 2.422.500
Biaya overhead pabrik =. 3.650.000
Berdasarkan data dalam contoh 8, berikut jurnal yang dibuat untuk mencatat biaya produksi
sesungguhnya, biaya produksi standar dan selisih.
1. Pencatatan biaya bahan baku
Barang dalam proses-biaya bahan baku Rp1.155.000
Persediaan bahan baku Rp1.155.000
(pemakaian bahan baku sesungguhnya 1.050 kg @ Rp1.000 = Rp1.155.000)
Pada akhir periode, biaya overhead pabrik dibebankan ke produksi, dengan jurnal:
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik Rp3.650.000
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp3.650.000
(Pembebanan overhead pabrik sesunguhnya ke rekening barang dalam proses)
Metode 2
Jurnal pencatatan biaya overhead yang sesungguhnya terjadi
Biaya overhead pabrik sesungguhnya Rp3.650.000
Berbagai rekening yang dikredit Rp3.650.000
Jurnal pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tarif standar:
Persediaan Produk Jadi Rp7.250.000
Barang dalam Proses-BBB Rp. 1.250.000
Barang dalam Proses-BTK Rp. 2.500.000
Barang dalam Proses-BOP Rp. 3.500.000
4. Pencatatan harga pokok produk jadi
Persediaan Produk Jadi. Rp. 7.250.000
Barang dalam Proses-BBB Rp. 1.250.000
Barang dalam Proses-BTK Rp. 2.500.000
Barang dalam Proses-BOP Rp. 3.500.000
Keterangan:
(BBB = Rp5.000 × 250 unit = Rp1.250.000)
(BTK = Rp10.000 × 250 unit = Rp2.500.000)
(BOP = Rp14.000 × 250 unit = Rp3.500.000)
5. Pencatatan harga pokok produk dalam proses
Persediaan Bahan Baku Selisih harga pembelian bahan baku = (Harga standar – Harga sesungguhnya) ×
D K Kuantitas sesungguhnya bahan baku yang dibeli.
Kuantitas sesungguhnya bahan Kuantitas standar yang
baku yang dibeli × Harga standar seharusnya dipakai × Harga
standar Selisih pemakaian bahan baku = (kuantitas standar – kuantitas sesungguhnya) × harga
standar
Perhitungan selisih biaya bahan baku adalah:
Contoh 9 Selisih harga pembelian bahan baku:
PT Rimendi menggunakan sistem biaya standar. Biaya bahan baku standar per satuan Harga pembelian standar: 150.000 × Ro100 Rp15.000.000
Harga pembelian sesungguhnya: 150.000 × Rp90 13.500.000
produk adalah sebagai berikut: Selisih harga pembelian bahan baku Rp1.500.000L
Kuantitas standar 50kg
Selisih pemakaian bahan baku:
Pemakaian standar: 2.000 × 50kg × Rp100 Rp10.000.000
Harga standar per kg Rp100 Pemakaian sesungguhnya: 120.000 kg × Rp100 12.000.000
Selisih pemakaian bahan baku Rp 2.000.00
Dalam bulan Januari 20X1: R
Selisih harga bahan baku yang dipakai:
Jumlah produk yang dihasilkan 2.000 satuan Kuantitas harga bahan baku yang dipakai sesungguhnya pada harga
Yang mengkonsumsi bahan baku 120.000 kg standar: 120.000 kg × Rp100
Kuantitas bahan baku yang dipakai sesungguhnya pada harga Rp12.000.000
Kuantitas bahan baku yang dibeli 150.000 kg sesungguhnya: 120.000 kg × Rp90
Selisih harga bahan baku yang dipakai Rp10.800.000
Harga beli Rp 90 per kg Rp1.200.000
Perusahaan menggunakan model dua selisih (the two-way model) L
Jurnal PT Rimendi pada saat pembelian dan pemakaian bahan baku adalah:
Persediaan bahan baku Rp15.000.000
Utang dagang Rp13.500.000
Selisih harga pembelian bahan baku 1.500.000
(Untuk mencatat pembelian bahan baku)
Contoh 9, jurnal pencatatan dan pemakaian bahan baku dengan metode ini adalah:
Persediaan bahan baku Rp13.500.000
Utang dagang Rp13.500.000
(Untuk mencatat pembelian bahan baku)
3. Pencatatan utang upah langsung Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik:
Utang Gaji dan upah xx Selisih terkendalikan xx
Selisih Komposisi
Selisih Hasil
Bahan Baku
Hasil didefinisikan sebagai jumlah produk
Selisih komposisi adalah apabila utama yang dihasilkan dari pengolahan
terjadi penyinpangan antara sejumlah bahan baku tertentu. Jika untuk
komposisi standar dengan menghasilkan 10 satuan produk dibutuhkan
20Kg bahan baku, maka presentase hasil
komposisi sesungguhnya bahan
dalam hal ini adalah 50%(10/20 × 100%).
yang dipakai Jika presentase hasil sesungguhnya
menyimpang dari standar, maka
penyimpangan ini disebut selisih hasil.
Contoh
Untuk menghasilkan 5 produk satuan A dibutuhkan bahan baku menurut komposisi standar,
disajikan sebagai berikut:
Jenis bahan Kuantitas Harga standar per Biaya bahan baku per 5 satuan
baku Jumla % Kg produk
h
X 6 Kg 60 Rp 15 Rp 90
Y 4 40 20 80
10 10 Rp 170
0
Misalkan jumah produk A yang dihasilkan dalam bulan April adalah 4.550 satuan dengan
pemakaian bahan baku X = 5.200Kg dan Y = 3.800Kg.
Perhitungan Selisih Komposisi Bahan
Untuk menghasilkan 5 satuan produk selesai dibutuhkan 10 kg bahan baku (X dan Y) atau
prosentase hasilnya sebesar 50%.jadi kalau jumlah bahan baku x dan Y yang diolah dalam
periode akuntansi tersebut sebanyak 9000kg, menurut persentase hasil standar harus
menghasilkan 50% × 9000 = 4500 unit selesai. Padahal hasil sesungguhnya berjumlah 4.550
satuan, sehingga selisih hasil (dalam unit) sebesar 50 satuan. Perhitungan selisih hasil bahan
baku dapat diringkas sebagai berikut:
Hasil sesungguhnya. 4.550
Hasil menurut standar 50% × Rp 34 4.500
50
Selisih hasil dalam rupiah 50×Rp34 Rp 1700
Pencatatan
Selisih Hasil
Produk Jadi 136.500
Upah
Selisih hasil biaya tenaga kerja
1.500
Barang dalam proses-baiaya tenaga kerja
153.000
Jurnal Selisih Hasil
Biaya Overhead
Persediaan produk jadi 182.000
Selisih hasil overhead pabrik 2.000
Barang dalam proses-baiaya overhead pabrik 153.000
Perlakuan Terhadap Selisih
01 02 03 04 05
Standar harus diubah apabila kondisi yang mendasari penentuanya telah mengalami
perubahan. Ada dua pendapat mengenai kapan standar harus diunah, pertama:
standar harus diubah dalam periode akuntansi, segera setelah diketahui bahwa
standar tersebut keliru diterapkan. Kedua: standar diperbaiki dalam akuntansi,
perubahan tersebut akan menghancurkan standar sebagai alat pengukur efisiensi.
Perbaikan standar harus ditunda sampai akhir periode akuntansi.
Kesimpulan daro kedua pendapat tersebut yaitu jika ditinjau dari segi praktisnya,
apabila terjadi perubahan yang penting dalam metode produksi, tenaga kerja, dan
bahan baku yang dipakai baik kuantitas maupun kualitasnya, maka standar harus
segera diubah. Perubahan tersebut harus ditinjau kembali secara periodik sehingga
bisa dilakukan perbaikan jika standar tersebut keliru.
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.