Anda di halaman 1dari 22

SISTEM BIAYA

STANDAR
Kelompok 10
Pengertian Biaya Standar

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan


jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan
produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi
kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.
Prosedur Penentuan Biaya Standar
Menurut Mulyadi (1991,419)

Biaya Bahan Baku Standar 


(standard raw material cost)

Biaya Tenaga Kerja Standar


Prosedur
(Standar direct labor cost)

Biaya Overhead Pabrik Standar


(standar overhead rate)
Biaya Bahan Baku Standar
(standard raw material cost)
 

Adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi untuk membuat satu satuan produk
tertentu, yang terdiri dari dua komponen, yaitu :

 Harga bahan baku standar (standard raw material price)

 Kuantitas bahan baku standar (standard raw material quantity)


Biaya Tenaga Kerja Standar
(Standart direct labor cost)

Adalah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) yang seharusnya terjadi untuk
membuat satu satuan poduk tertentu.Seperti halnya dengan biaya bahan baku
standar,biaya tenaga kerja terdiri dari dua unsur :

 Jam tenaga kerja standar

 Tarif Upah Standar


Manfaat Sistem Biaya Standar

 Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya.


 Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya
yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
 Sistem biaya standar menyajikan analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dan
biaya standar.
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Biaya Standar

Kelebihan Kelemahan

 Memungkinkan reduksi biaya produk  Terlalu menekan pada moral


 Meningkatkan pengendalian biaya dan  Laporan biaya standar tidak tepat waktu
evaluasi kerja  Insentif pembentukan persediaan
 Informasi yang lebih baik bagi  Varian laba favorable dapat saja salah
perencanaan
diinterprestasikan
 Penekanan pada standar mungkin
mengabaikan objek yang penting
Penyusunan BBB, BTK dan BOP Standar 

CV. CAHAYA MENTARI yang berproduksi dengan 2 jenis bahan baku dan memiliki 2 dept. produksi
dimana Bahan Baku hanya dipakai pada Dept. I dan BOP pada Dept. II. Biaya standar untuk
menentukan biaya produksi, berdasarkan data-data sebagai berikut :

a. Harga bahan distandarkan Rp. 100,-/kg untuk bahan A dan Rp. 400,-/kg untuk bahan B ditambah
biaya penanganan masing-masing 10 %. Untuk membuat satu unit produk jadi diperlukan 2,5 kg bahan
A dan 2 kg bahan B.

b. Jumlah tenaga kerja yang menangani langsung produksi adalah 40 orang di Dept. I dan 100 orang di
Dept. II, dimana diperkirakan tiap pekerja bisa bekerja efektif 35 jam / minggu. Upah dan gaji total per
minggu Dept. I Rp. 280.000 dan Dept. II Rp. 875.000,- ditambah 20 % sebagai cadangan premi
lembur dan premi lain-lain. Dalam Dept. I bahan diolah selama 2,5 jam dan dalam Dept. II selama 2
jam.

c. Kapasitas normal produksi adalah 1.000 unit ( 100 % ) atau 4.000 jam mesin dengan batas terendah
produksi 80 % dan kapasitas penuh 120 %. BOP yang terdiri dari overhead tetap dan variabel pada
kapasitas normal adalah :
Variabel Tetap
Upah pegawai Rp. 320.000 –
Bahan pembantu Rp. 140.000 –
Lain-lain Rp. 20.000 –
Penyusutan Mesin – Rp. 190.000
Listrik – Rp. 50.000
Pemeliharaan, dll – Rp. 80.000 +
Rp. 480.000 Rp. 320.000

Dari data-data tersebut diminta untuk menyusun biaya standar per unit produk jadi dan fleksible
budget untuk BOP pada kapasitas 80 %, 100 %, 120 %
JAWABAN :
 Penyusunan Biaya Standar Bahan Baku per Unit Produk :
Bahan A Bahan B
1. Harga bahan per unit (kg) Rp. 100,- Rp. 400,-
2. Biaya penanganan bahan 10 % 10 %
3. Kebutuhan bahan 2,5 kg 2 kg
4. Harga standar bahan per kg Rp. 110,- Rp. 440,- *)
5. Biaya standar bahan Rp. 275,- **) Rp. 1.100,-
6. Biaya standar bahan baku
(Rp. 275,- + Rp 1.100,- ) = Rp. 1.375,-

 Penyusunan Biaya Standar Upah Langsung per Unit Produk :


Dept. I Dept. II
1. Tenaga Kerja 40 100
2. Jam kerja per minggu / orang 35 35
3. Jumlah jam kerja / minggu (1 x 2) 1.400 3.500
4. Jumlah biaya per minggu Rp. 280.000,- Rp. 875.000,-
5. Biaya per jam (4 : 3) Rp. 200,- Rp. 250,-
6. Cadangan premi 20 % Rp. 40,- Rp. 50,-
7. Biaya per jam total (5 + 6) Rp. 240,- Rp. 300,-
8. Kebutuhan jam kerja 2,5 2
9. Biaya standar upah
(2,5 x Rp. 240) + (2 x 300) = Rp. 1.200,-/unit
 Penyusunan Biaya Standar Overhead Pabrik per Unit Produk :

80% 100% 120%


Jenis
Biaya
Total (Rp) Per Jam (Rp) Total (Rp) Per Jam (Rp) Total (Rp) Per Jam (Rp)

Biaya
Variabel:
Upah
256.000 80 320.000 80 384.000 80
pengawas
Bahan
Pembantu 112.000 35 140.000 35 168.000 35

Lain-lain 16.000 5 20.000 5 24.000 5

384.000 120 480.000 120 576.000 120


80% 100% 120%
Jenis
Biaya
Total (Rp) Per Jam (Rp) Total (Rp) Per Jam (Rp) Total (Rp) Per Jam (Rp)

Biaya Tetap:

Peny. Mesin 190.000 190.000 190.000


Listrik 50.000 50.000 50.000
Pemeliharaan
80.000 80.000 80.000

320.000 320.000 320.000

Jumlah biaya 704.000 800.000 869.000

Biaya standar overhead pabrik dibuat pada kapasitas normal dimana :


 
Overhead Standar / jam  =  Rp. 120  +  Rp. 80  =  Rp.  200 
Biaya overhead pabrik  =  Rp. 200  x  4  =  Rp. 800,-
 Biaya Standar Produksi per unit :

Bahan Baku Rp. 1.375,-


Upah Langsung Rp. 1.200,-
Overhead Pabrik Rp. 800,-

Biaya Produksi Standar Rp. 3.375,- / unit


Perhitungan Selisih Standar Biaya Bahan Baku, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya
Overhead Pabrik

Terdapat tiga model mencari selisih BBB, BTK dan BOP Standar :

1. Model satu selisih 


St   =  ( HSt x KSt ) – ( HS x KS ) 
Penjelasan :
St         =  selisih total
HSt      =  harga standar
KSt      =  kuantitas standar
HS       =  harga sesungguhnya
KS       =  kuantitas sesungguhnya
2. Model dua selisih
Terdapat dua selisih yaitu selisih harga dan selisih kuantitas atau efisiensi.

Selisih Harga ( SH ) = ( HSt – HS ) x KS


Selisih Kuantitas ( SK ) = ( KSt – KS ) x HSt

Penjelasan :
SH = Selisih Harga SK = Selisih Kuantitas/Efesiensi
HSt = Harga Standard KSt = Kuantitas Standard
HS = Harga Sesungguhnya KS = Kuantitas Sesungguhnya
3. Model tiga selisih
Terdapat tiga selisih yaitu selisih harga, selisih kuantitas, dan selisih harga/kuantitas.
Terdapat tiga jenis hubungan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya :

a) Harga dan kuantitas standar lebih tinggi atau rendah dari harga dan kuantitas sesungguhnya.

SH = (HSt – HS) x KSt


SK = (KSt – KS) x HSt
SHK = (HSt – HS) x (KSt – KS)

b) Harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih tinggi
kuantitas sesungguhnya.

SH = (HSt – HS) x KS
SK = (KSt – KS) x HSt

c) Harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih rendah
kuantitas sesungguhnya.

SH = (HSt – HS) x KSt


SK = (KSt – KS) x HS
Jurnal Pencatatan BBB, BTK dan BOP Standar
Urutan Biaya Standar :
1. Pencatatan Biaya Bahan Baku
BDP – BBB  xxx
           Persediaan BB  xxx
2. Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung
BDP – BTKL   xxx
           Gaji dan Upah    xxx
3. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik – Metode 1 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik – Metode 2
BOP Sesungguhnya   xxx BOP Sesungguhnya     xxx
          Berbagai rekening dikredit xxx              Berbagai rekening dikredit  xxx
BDP – BOP     xxx BDP – BOP  xxx
           BOP Sesungguhnya          xxx              BOP yang dibebankan xxx
BOP yang dibebankan xxx

             BOP Sesungguhnya  xxx


4. Pencatatan Harga Pokok produk jadi 6. Pencatatan Harga Pokok produk
Persediaan produk jadi xxx yang dijual
            BDP – BBB  Harga pokok penjualan xxx
xxx             Persediaan produk jadi  
            BDP – BTK   xxx xxx
            BDP – BOP 
7. Pencatatan selisih biaya
xxx
Selisih Bahan Baku
5. Pencatatan Harga Pokok produk dalam proses Selisih harga BB  xxx
Persediaan produk dalam proses xxx selisih kuantitas BB  xxx
            BDP – BBB              BDP – BBB
xxx xxx
            BDP – BTK xxx
            BDP – BOP 
Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
Selisih Efisiensi upah    xxx
Selisih Tarif upah     xxx
            BDP – BTK  xxx
 
Selisih Biaya Overhead Pabrik
BDP – BOP  xxx
BOP yang dibebankan  xxx

BOP Sesungguhnya  xxx


Berbagai rekening yang dikredit  xxx

BOP yang dibebankan xxx


BOP Sesungguhnya  xxx

Selisih Terkendalikan   xxx


Selisih Volume   xxx
BOP Sesungguhnya   xxx
Perlakuan Selisih dan Penyajian Selisih di dalam Laporan
Keuangan Perusahaan

Contoh soal
PT. CAHAYA MENTARI pada tahun 2010 memproduksi produk jadi sebanyak 120.000
unit. Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak 750.000 kg, sedangkan yang digunakan
dalam proses produksi sebanyak 700.000 kg.
Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar kuantitas bahan baku sebanyak 6 kg /unit
dengan standar harga Rp. 2.150,- /kg, lalu ditentukan pula standar efisiensi tenaga kerja
langsung 3 jam / unit dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- /jam . Namun kenyataan yang
terjadi, harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2.100,- /kg dengan jumlah jam tenaga kerja
sesungguhnya selama 365.000 jam dengan tarif Rp. 2.500, /jam.
PENYELESAIAN  :
1. Selisih Harga Bahan Baku :
Selisih Harga = ( Harga Sesungguhnya – Harga Standar )  x  Kuantitas Sesungguhnya
                  = ( Rp. 2.100  –  Rp. 2.150 )  x  750.000
                  = Rp. 37.500.000,-  ( Laba )
 
2. Selisih Kuantitas Bahan Baku :
Selisih Kuantitas    = [ Kuantitas Ssg – Kuantitas Std yang ditetapkan]   x  Harga Std
                           = [ 700.000  –  ( 6  x 120.000 ) ]  x  Rp. 2.150
                           = Rp. 43.000.000   ( Laba )  
 
3. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Jam Kerja   = [ Jam kerja Ssg – Jam kerja Std yang ditetapkan ] x Tarif upah Std
                           = [ 365.000  –  ( 3  x 120.000 ) ]  x  Rp. 2.400
                           = Rp. 12.000.000,-  ( Rugi )  
4. Selisih Tarif  Upah Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Tarif Upah = [ Tarif upah Ssg – Tarif upah Std ]  x  Jam kerja Ssg
                          = [ Rp. 2.500 – Rp. 2.400 ]  x  365.000
                          = Rp. 36.500.000,-  ( Rugi )
 
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang harus dibayar :
Gaji dan upah  ( 2.500 x 365.000) Rp 912.500.000,-      
  Macam-macam perkiraan hutang Rp 912.500.000,-
 
Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah serta selisih-selisihnya :
Barang dalam proses ( 360.000 x 2.400 ) Rp. 864.000.000,-       
Selisih efisiensi TK langsung Rp.   12.000.000,-       
Selisih tarif  TL langsung       Rp.   36.500.000,-       
          Gaji dan upah Rp. 912.500.000,-

Anda mungkin juga menyukai