Sistem biaya taksiran sebagai jembatan menuju sistem biaya standar mempunyai keuntungan
untuk melatih karyawan dalam menggunakan sistem biaya standar karena adanya beberapa
kesamaan diantara ke dua sistem tersebut.
B. PROSEDUR PENGGUNAAN SISTEM BIAYA TAKSIRAN
Prosedur penggunaan sistem biaya taksiran harus diusahakan agar dapat
meminimumkan biaya administrasi. Dalam garis besarnya prosedur penggunaannya adalah
sebagai berikut :
1. Biaya taksiran disusun untuk dimasukkan kedalam sistem akuntansi perusahaan.
2. Rekening persediaan bahan baku, biaya gaji dan upah,serta rekening biaya overhead
pabrik di debit dan di kredit sebesar harga pokok atau biaya sesungguhnya.
3. Rekening barang dalam proses untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik dibebani ( didebit ) dengan biaya yang sesungguhnya
dinikmati. Rekening ini dikredit atas produk yang selesai atau produk dalam proses
pada akhir periode sebesar biaya taksiran.
4. Rekening persediaan produk selesai didebit sebesar biaya taksiran atas produk selesai,
dan dikredit sebesar harga pokok taksiran atas produk selesai yang dijual
5. Rekening harga pokok penjualan didebit sebesar biaya taksiran atas produk selesai
yang dijual.
6. Pada akhir periode harga pokok produk dalam proses dipindahkan dari setiap
rekening barang dalam proses ke dalam rekening persediaan produk dalam proses
sebesar biaya taksirannya.
7. Pada akhir periode dihitung selisih biaya yang timbul, dengan jalan membandingkan
jumlah debit setiap rekening barang dalam
proses ( menunjukkan biaya
sesungguhnya ) dengan sebelah kredit rekening barang dalam proses yang sama
Keterangan Gambar :
(1)
Persediaan bahan baku, biaya gaji dan upah, biaya overhead pabrik di debit berdasar
harga pokok sesungguhuya (HPS) atau biaya sesungguhnya (BS).
(2)
Rekening barang dalam proses di debit sebesar biaya sesungguhnya (BS). Rekening
persediaan bahan baku, biaya gaji dan upah, biaya overhead pabrik di krsdit sebesar
harga pokok sesungguhnya (HPS) atau biaya sesungguhnya (BS).
(3)
Rekening persediaan produk selesai di debit sebesar harga pokok taksiran (HPT)
produk selesai, rekening barang dalam proses setiap elemen biaya di kredit sebesar
harga pokok taksiran (HPT) produk selesai.
(4)
Rekening harga pokok penjualan di debit sebesar harga pokok taksiran (HPT) produk
selesai yang dijual, rekening persediaan produk selesai di kredit selesai harga pokok
taksiran (HPT) produk selesai yang dijual.
(5)
Pada akhir periode rekening persediaan produk dalam proses di debit sebesar harga
pokok taksiran untuk produk dalam proses akhir, dan setiap rekening barang dalam
proses di kredit sebesar produksi ekuivalen dikali-kan harga pokok taksiran.
(6)
Pada akhir periode dihitung selisih biaya, apabila selisih biaya merugikan
(unfavorable) maka rekening selisih biaya di debit dan rekening barang dalam proses
di kredit, sedangkan apabila selisih menguntungkan (favorable) maka rekening barang
dalam proses di debit dan rekening selisih biaya di kredit.
(7)
Pada akhir periode dilakukan alokasi selisih biaya agar harga pokok produk yang
semula dibebani sebesar taksiran dapat disesuaikan dengan harga pokok
sesungguhnya. Oleh karena itu untuk selisih biaya yang merugikan berakibat rekening
persediaan produk dalam proses, rekening persediaan produk selesai, dan rekening
harga pokok penjualan semuanya di debit serta rekening selisih biaya di kredit.
Apabila selisih biaya menguntungkan maka rekening selisih biaya di debit, sedangkan
rekening persediaan produk dalam proses, persediaan produk solesai dan harga pokok
penjualan di kredit.
Dasar alokasi selisih yang dapat digunakan meliputi :
(a) Berdasar produksi ekuivalen persediaan dan harga pokok penjualan atas
elemen biaya yang selisihnya dialokasikan.
(b) Berdasar harga pokok taksiran yang telah dinikmati oleh persediaan dan
harga pokok penjualan yang akan memperoleh alokasi selisih.
1. Akuntansi Biaya Bahan Baku
Seperti terlihat pada gambar di atas, rekening persediaan bahan baku umum-nya
dibebani (di debit) dengan harga pokok sesungguhnya bahan baku yang dibeli, sehingga
jurnal pembelian bahan baku adalah :
Persedian Bahan Baku
Hutang Dagang atau Kas
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx+
Rp xx
Rp xx+
Rp xx
Pada akhir periode jumlah selisih bahan baku yang diminta dengan menggunakan bon
permintaan bahan harus dijumlahkan dan akan dicocokkan dengan kuantitas pemakaian
menurut perhitungan phisik (yaitu kuantitas bahan baku siap dipakai dikurangi kuatitas bahan
baku dari hasil perhitungan phisik), dengan tujuan untuk mengawasi persediaan bahan baku.
2. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja
Akuntansi biaya tenaga kerja tidak banyak berbeda dengan prosedur akuntansi umum
berlaku. Rekening biaya gaji dan upah dibebani (di debit) sebesar biaya gaji dan upah
sesunggunya, dengan jurnal sebagai berikut:
Biaya Gaji dan Upah
Hutang Gaji dan Upah
Rp xx
Rp xx
Distribusi gaji dan upah akan di debit rekening barang dalam proses biaya tenaga
kerja langsung dan rekening lainnya yang menyerap biaya tenaga kerja, dengan jurnal :
Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik (Sesungguhnya)
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Gaji dan Upah
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Persekot Biaya
Biaya Gaji dan Upah
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
Hutang Biaya
Lain-lain Rekening Di Kredit
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Sebagai modifikasi prosedur tersebut di atas, biaya overhead pabrik dapat dibebankan
ke dalam rekening barang dalam proses atas dasar tarip yang ditentukan di muka. Modifikasi
ini mengakibatkan selisih biaya yang ditimbulkan elemen overhead pabrik menjadi dua,
pertama adalah selisih antara biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dengan biaya
overhead pabrik yang dibebankan, kedua adalah selisih antara biaya overhead pabrik yang
dibebankan dengan biaya overhead pabrik taksiran. Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik
apabila dibebankan kepada rekening barang dalam proses atas dasar tarip adalah sebagai
berikut :
a. Terjadinya biaya overhead pabrik dijurnal :
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Kas
Persekot Biaya
Biaya Gaji dan Upah
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
Hutang Biaya
Lain-lain Rekening Di Kredit
Rpxx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Jurnal untuk menutup rekening biaya overhead pabrik dibebankan ke rekening biaya
overhead sesungguhnya.
Selisih Biaya
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Rp xx
Rp xx
Jurnal untuk mencatat selisih biaya overhead pabrik yang lebih rendah dibebankan
(selisih rugi). Apabila selisih biaya overhead pabrik lebih tinggi bebankan (selisih laba),
jurnalnya sebagai berikut:
Rpxx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Jurnal untuk mencatat penjualan, rekening penjualan di kredit sebesar harga jual
sesungguhnya.
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Produk Selesai
Rp xx
Rp xx
Selisih Biaya
Rp xx
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku
Rp xx
Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp xx
Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik
Rp xx
Sedangkan apabila sebelah debit rekening barang dalam proses lebih kecil dibanding
sebelah kreditnya, selisih biaya bersifat menguntungkan dan dicatat di dalam jurnal :
Barang Dalam Prosei - Biaya Bahan Baku
Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Langsung
Barang Dalam Proses - Biaya Overhead Pabrik
Selisih Biaya
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rpxx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Jurnal alokasi selisih biaya yang bersifat menguntungkan adalah sebagai berikut:
Selisih Biaya
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Produk Selesai
Persediaan Produk Dalam Proses
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Rp xx
Contoh ; PT Adhi mengolah produk atas dasar produksi massa melalui satu tahap pengolahan,
perusahaan menggunakan sistem Biaya yang ditentukan di muka di mana untuk tahun 1983
besarnya adalah sebagai berikut :
PT ADHI
BIAYA POKOK TAKSIRAN PER BUAH PRODUK
TAHUN 1983
Elemen Biaya
Jumlah
Bahan Baku
Rp 20
Rp 25
Overhead Pabrik
Rp 15
Jumlah
Rp 60
Dalam bulan januari 1983 data produksi, penjualan, dan biaya adalah sbb :
1. Persediaan bahan baku, 1 januari 1983
Rp 6.000,00
Rp 79.000,00
Rp 3.000,00
Rp 81.550,00
Rp 19.500,00
Rp 25.000,00
Rp 15.000,00 +
Jumlah
Rp 141.050,00
==========
Rp 40.000,00
Biaya Pemasaran
Rp 4.000,00
Rp 6.000,00 +
Jumlah
Rp. 50.000,00
==========
4. Jumlah produk masuk proses dalam bulan januari 1983 sebesar 4.000 buah dari
jumlah tersebut 3.000 buah telah selesai dan sisanya sebanyak 1.000 buah masih
dalam proses pada akhir bulan januari 1983 dengan tingkat penyelesaian 100% biaya
bahan baku dan 50% biaya konversi. Produk selesai yang dijual sebanyak 2.500 buah
dengan harga jual @ Rp 100,00.
Diminta :
1. Membuat jurnal yang diperlukan.
2. Membuat aliran biaya produksi.
3. Menyusun laporan Rugi-Laba.
Penyelesaian :
1. Jurnal transaksi
No.
1. a.
PT Adhi
Jurnal Transaksi
Jan-83
Nama Rekening dan Keterangan
Persediaan Bahan Baku
Hutang Dagang
Debit
Rp 79.000
Kredit
Rp79.000
b
.
Rp 82.000
Rp 81.550
Rp 19.500
Rp 25.000
Rp 15.000
Rp82.000
Rp141.05
2. a.
Rp141.050
b
.
3. a.
Rp141.050
Rp 40.000
Rp 4.000
Rp 6.000
Rp 50.000
b
.
Rp 59.500
Rp 59.500
Rp180.00
4.
5.
Rp 60.000
Rp 75.000
Rp 45.000
Rp 40.000
Rp 20.000
Rp 12.500
Rp
7.500
Rp150.00
6. a.
b
.
7. a.
Rp150.000
Rp250.00
Piutang Dagang
0
Penjualan
Rp250.000
Mencatat harga pokok penjualan sebesar = 2.500 x Rp.
100 = Rp. 250.000
Selisih Biaya
Rp 2.000
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku
Rp 2.000
b
.
Rp 5.950
Selisih Biaya
Rp 7.000
Rp
5.950
Rp
7.000
Rp
2.000
Rp
850
c
.
8. a.
Rp 500
Rp
250
Rp 1.250
b
.
Selisih Biaya
Persediaan Produk Dalam Proses
Rp 5.950
Rp
Rp
850
4.250
Rp
7.000
c
.
Rp 1.000
Rp 1.000
Rp 5.000
Penjualan
Rp250.00
9.
Rp152.000
Rp 29.000
Rp 21.000
Rp 48.000
Setelah selisih biaya dialokasikan, rekening Persediaan dan Harga Pokok Penjualan dpat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Eleme
n
Biaya
Taksiran
PPDP
PPS
Rp 40.000
Rp 30.000
HPP
Rp150.000
Jumlah
Rp220.000
3. Laporan Rugi-Laba
Biaya
Sesungguhny
a
Rp
Rp
40.650
30.400
Rp
152.000
Rp
223.050
PT Adhi
Laporan Laba Rugi
Jan-83
Penjualan
Harga Pokok
Penjualan
Laba Kotor atau
Penjualan
Biaya
Komersial
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi
dan Umum
Laba Bersih
Rp
29.000
Rp
21.000
Rp
250.000
Rp
152.000
Rp
98.000
Rp
Rp
50.000
48.000
persediaan produk dalam proses dari tahapan kedua, persediaan produk selesai, dan
harga pokok penjualan.
Contoh soal:
PT Yuli mengolah produk melalui dua departemen, yaitu departemen A dan departemen B.
semua produk yang selesai dari departemen A langsung dipindahkan ke departemen B dan
ditampung didalam rekening barang dalam proses harga pokok departemen A- departemen
B. rekening barang dalam proses diselenggarakan untuk setiap elemen biaya pada setiap
departemen demikian pula rekening biaya overhead pabrik diselenggarakan untuk setiap
departemen. Besarnya harga pokok taksiran untuk setiap buah produk adalah sebagai berikut:
PT. YULI
Harga Pokok Per Buah Produk
Tahun 1983
Elemen
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga kerjaLangsung
Biaya Overhead Pabrik
Jumlah
Departemen A
Rp 5
Rp 2
Rp 3
Rp 10
Departemen B
Rp
Rp 6
Rp 2
Rp 8
Jumlah
Rp 5
Rp 8
Rp 5
Rp 18
Data biaya produksi dan penjualan yang terjadi bulan januari 1983 adalah sebagai berikut :
1.
Elemen Biaya Produksi
Pemakaian Bahan Baku
Tenaga kerja Langsung
Overhead Pabrik
Jumlah
Departemen A
Rp 39.200
Rp 17.720
Rp 25.290
Rp 82.210
Departemen B
Rp Rp 44.355
Rp 19.780
Rp 64.135
Jumlah
Rp 39.200
Rp 62.075
Rp 45.070
Rp 146.345
Diminta:
1. Membuat jurnal transaksi yang diperlukan
2. Menyusun Laporan Rugi-Laba
Penyelesaian :
1. Jurnal Transaksi
NO.
1. a.
b.
2.
3. a.
b.
4. a.
b.
5.
6.
PT Yuli
Jurnal Transaksi
Januari 1983
Nama Rekening
Biaya Bahan Baku-Departemen A
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen
A
Barang Dalam Proses-Departemen A
Persediaan Produk Dalam Proses
Barang Dalam Proses-Harga Pokok Departemen A-Departemen B
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung -Departemen
B
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik-Departemen B
Persediaan Produk Dalam Proses
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku-Departemen A
Persediaan Produk Dalam Proses
Mencatat Pemakaian Bahan Baku
Biaya Gaji dan Upah
Hutang Gaji dan Upah
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung-Departemen
A
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung-Departemen
B
Biaya Gaji dan Upah
Mencatat Pembebanan Biaya Upah langsung kepada Produk
Biaya Overhead Pabrik-Departemen A
Biaya Overhead Pabrik-Departemen B
Berbagai Rekening di Kredit
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik-Departemen A
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik-Departemen B
Biaya Overhead Pabrik-Departemen A
Biaya Overhead Pabrik-Departemen B
Mencatat Pembebanan Biaya overhead pabrik kepada Produk
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi dan Umum
Berbagai rekening di kredit
Mencatat terjadinya biaya komersia
Barang Dalam proses-harga pokok Departemen A-Departemen B
Barang dalam Proses-Biaya Bahan Baku-Departemen
A
Debit
Rp 2.000
Rp
Rp
Kredit
400
600
Rp
3.000
Rp4.000
Rp600
Rp200
Rp4.800
Rp39.200
Rp 39.200
Rp62.075
Rp62.075
Rp17.720
Rp44.355
Rp 62.075
Rp25.290
Rp19.780
Rp45.070
Rp25.290
Rp19.780
Rp25.290
Rp19.780
Rp10.000
Rp20.000
Rp30.000
Rp80.000
Rp40.000
7.
8. a.
b.
9. a.
b.
10.
a.
b.
Rp 16.000
Rp 24.000
Rp 145.800
Rp 81.000
Rp 48.600
Rp 16.200
Rp 240.000
Rp 240.000
Rp 108.000
Rp 108.000
Rp 4.000
Rp
Rp
3.000
Rp
Rp
400
600
Rp
3.000
Rp
Rp
1.350
450
Rp
1.720
Rp
1.290
4.800
Rp 1.210
Rp 1.800
Rp
4.995
b.
c.
d.
e.
Selisih Biaya
Persedian Produk Dalam Proses (Departemen A)
Persedian Produk Dalam Proses (Departemen B)
Persedian Produk Selesai
Harga Pokok Penjualan
Persedian Produk Dalam Proses (Departemen A)
Persedian Produk Dalam Proses (Departemen B)
Persedian Produk Selesai
Harga Pokok Penjualan
Selisih Biaya
Persediaan Produk Dalam proses Departemen A
Persediaan Produk Dalam proses Departemen B
Persediaan Produk selesai
Harga pokok penjulan
Selisih Biaya
Selisih Biaya
Persediaan Produk Dalam Proses - Departemen B
Persediaan produk selesai
Harga pokok penjualan
Persediaan produk dalam proses Departemen B
Persediaan Produk selesai
Harga pokok penjualan
Selisih Biaya
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Keterangan
Penjualan
Harga Pokok Penjualan
Laba Kotor Atas Penjualan
Biaya Komersial :
Biaya Pemasaran
Biaya Administrasi dan Umum
Laba Bersih
Produk B
Rp 150.000
Rp 101.200
Rp 48.800
Rp
Rp
25.000
20.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Jumlah
Rp 280.000
Rp 164.900
Rp 115.000
Rp
Rp
3.330
1.665
Rp
Rp
Rp
Rp
120
60
420
1.200
Rp
1.720
Rp
1.290
Rp
Rp
Rp
135
1.260
3.600
Rp
3.330
1.800
40
60
420
1.200
Rp
30
Rp45
Rp 351
Rp 900
2. Laporan Rugi-Laba
CV Anoman
Laporan Laba Rugi
Jan-83
Produk A
Rp 130.000
Rp 63.700
Rp 66.300
Rp
Rp
45.000
70.000
4.995
90
840
2.400