Anda di halaman 1dari 27

AKUNTANSI BIAYA

METODE HARGA POKOK PROSES

Dosen Pengampu : Drs. I Ketut Sudama, M.M

Oleh :

Komang Ayu Widyani Martatika

1.19.2.11235

FEB / AKUNTANSI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode Harga Pokok Proses yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang
digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Di dalam metode ini, biaya
produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per
satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode
tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu
yang bersangkutan. Melalui makalah ini akan diuraikan metode harga pokok proses yang
sederhana, yaitu yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu
departemen produksi dan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui lebih dari satu
departemen produksi. Dan diuraikan pula pengaruh adanya produk yang hilang dalam proses
terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan dalam departemen yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Pengertian dari Variable Costing?


2. Apakah Pengertian Harga Pokok Proses?
3. Bagaimana Karakteristik Metode Harga Pokok Proses?
4. Apakah Manfaat Informasi Metode Harga Pokok Proses?
5. Bagaimana Sistem Pembebanan pada Metode Harga Pokok Proses?
6. Bagaimana Prosedur Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Proses?
7. Bagaimana Penggolongan Proses Produksi pada Perusahaan Manufaktur?
8. Apa saja media yang dibutuhkan?
9. Apa saja Variasi Penggunaan Metode Harga pokok Proses dan Contohnya?

1.3 Tujuan

1. Memahami Pengertian dari Variable Costing


2. Memahami Pengertian Harga Pokok Proses
3. Mengetahui Karakteristik Metode Harga Pokok Proses
4. Mencermati Manfaat Informasi Metode Harga Pokok Proses
5. Mengerti Sistem Pembebanan pada Metode Harga Pokok Proses
6. Mengetahui Prosedur Akuntansi Biaya Metode Harga Pokok Proses
7. Memahami Bagaimana Penggolongan Proses Produksi pada Perusahaan
Manufaktur
8. Mengerti Media  yang Dibutuhkan dalam menghitung atau menentukan harga
pokok produk
9. Mengetahui Variasi Penggunaan Metode Harga pokok Proses dan Contohnya?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Harga Pokok Proses

Pengertian metode harga pokok menurut Mulyadi (2005:63), yaitu sebagai berikut:
“Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan
oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa”.

Sedangkan pengertian metode harga pokok proses menurut Mardiasmo (1994:90) adalah:
“Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi melalui
departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya yang umumnya diterapkan pada
perusahaan yang menghasilkan produk secara massa”.

Jadi metode harga pokok proses merupakan suatu metode yang digunakan oleh perusahaan
yang produksi produknya secara terus-menerus atau dengan produk secara massa untuk
memenuhi persediaan. Pengumpulan biaya berdasarkan metode harga pokok proses mempunyai
ciri sebagai berikut:

1. Biaya-biaya dibebankan pada perkiraan barang dalam proses pada tiap departemen,
2. Suatu laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan,
mengikhtisarkan,dan menghitung harga pokok per unit dan harga pokok total. Harga
pokok produk per unit diperoleh dengan cara membagi jumlah harga pokok yang
dibebankan pada sebuah departemen dengan jumlah produk departemen tersebut pada
suatu periode tertentu,
3. Barang dalam proses pada akhir periode akan dinilai kembali dalam satuan ekuivalen,
4. Harga pokok produk dari unit yang telah diselesaikan pada sebuah departemen akan
ditransfer ke departemen berikutnya dengan maksud pada akhirnya akan diperoleh harga
pokok total untuk barang hadi selama satu periode dan harga pokok dibebankan pada
barang dalam proses.

2.2 KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES

Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan.
Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya menurut Mulyadi
(2005:63), adalah sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.


2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana
produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
2.3 Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dan Metode Harga Pokok Pesanan

2.3.1 Pengumpulan Biaya Produksi


Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan,
sedangkan metode harga pokok proses mengumpulka biaya produksi per departemen
produksi per periode akuntansi

2.3.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan


metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan
dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah
satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini
dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses
menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi
yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode
akuntansi ( biasanya akhir bulan)

2.3.3 Penggolongan Biaya Produksi


dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi
biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung
dibebankan kepada produk berdasar biaya sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya
produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan
dimuka. Didalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan
biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan
hanya menghasilkan satu macam produk ( seperti perusahaan semen, pupuk, bumbu
masak). Karena harga pokok persatuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka
umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang
sesungguhnya terjadi.

2.3.4 Unsur Biaya Yang Dikelompokkan Dalam Biaya Overhead Pabrik.


Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya
bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung. Dalam metode ini biaya overhead
pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Di dalam
metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain
biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja ( baik yang langsung
maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan
kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi
tertentu.

2.4 Manfaat informasi harga pokok produksi

Empat manfaat informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu
tertentu bagi manajemen perusahaan yang berproduksi massa, yaitu:
2.4.1 Menentukan harga jual produk
Perusahaan yang berproduksi masal memproses produknya untuk memenuhi
persediaan di gudang. Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu
tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam
penerapan harga jual produk, biaya produksi per unit adalah salah satu informasi yang
dipertimbangkan di samping informasi biaya lain serta informasi non biaya.

Kebijakan penetapan harga jual yang didasarkan pada biaya menggunakan formula
penetapan harga jual berikut ini:

 Taksiran biaya produksi untuk jangka waktu tertentu (a) = Rp xxx


 Taksiran biaya non produksi untuk jangka waktu tertentu (b) = Rp xxx
 Taksiran total biaya untuk jangka waktu tertentu (c) = (a) + (b)
 Jumlah produk yang dihasilkan untuk jangka waktu tertentu (d) = xxx
 Taksiran harga pokok produk produk per satuan (e) = (c) : (d)
 Laba per unit produk yang diinginkan (f) = Rp xxx
 Taksiran harga jual per unit yang dibebankan kepada pembeli = (e) + (f)

Dari formula tersebut terlihat bahwa informasi taksiran biaya produksi per satuan
yang akan dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu, dan
dipakai sebagai salah satu dasar untuk menentukan harga jual per unit produk yang
akan dibebankan kepada pembeli.

Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi barang
dalam jangka waktu tertentu perlu dihitung unsur-unsur biaya berikut ini:

a. Taksiran biaya bahan baku (a) = Rp xxx


b. Taksiran biaya tenaga kerja langsung (b) = Rp xxx
c. Taksiran biaya overhead pabrik (c) = Rp xxx
d. Taksiran biaya produksi = (a) + (b) + (c)

2.4.2 Memantau realisasi biaya produksi


Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk
dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya
dikeluarkan dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi
biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan
dalam jangka waktu tertentu. Untuk memantau apakah proses produksi
mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.
Pengumpulan biaya produksi untuk jangka waktu tertentu tersebut dilakukan dengan
menggunakan metode harga pokok proses.
Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk jangka waktu
tertentu dilakukan dengan formula sebagai berikut:

 Biaya bahan baku sesungguhnya (a) = Rp xxx


 Biaya tenaga kerja sesungguhnya (b) = Rp xxx
 Biaya overhead pabrik sesungguhnya = (a) + (b)

2.4.3 Menghitung laba atau rugi periodik


Untuk mengetahui apakah aktivitas produksi dan pemasaran perusahaan
dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi
bruto. Manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan
untuk memproduksi barang dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto
periodik diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya non
produksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok
proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan informasi biaya produksi
yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode tertentu. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan informasi laba atau rugi bruto tiap periode. 

2.4.4 Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan
periodik. Manajemen perusahaan harus menyajikan Laporan Keuangan berupa neraca
dan Laporan Laba Rugi. Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok
persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih
dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan
biaya produksi tiap periode. Berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode tersebut,
manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang
belum laku dijual pada tanggal neraca. Disamping itu, berdasarkan catatan tersebut,
manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk yang
pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya produksi yang melekat
pada produk yang pada tanggal laporan masih dalam proses pengerjaan disajikan
dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.

2.5 Sistem Pembebanan Biaya pada Metode Harga Pokok Proses

Dihubungkan dengan pembebanan harga pokok kepada produk, metode harga


pokok proses dapat menggunakan sistem:

2.5.1 Semua elemen biaya dibebankan berdasar biaya sesungguhnya (historical cost


system). Pada sistem ini, produk yang diolah dibebani biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya dinikmati oleh produk
yang bersangkutan.
2.5.2 Elemen biaya tertentu yaitu biaya overhead pabrik, dibebankan berdasar tarif atau
biaya yang ditentukan di muka. Sistem ini dipakai apabila kondisi-kondisi yang ada
di dalam perusahaan mengharuskan dipakainya tarif biaya overhead pabrik dengan
tujuan untuk membebankan biaya secara adil dan teliti. Kondisi tersebut adalah:

a.    Perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk.

b.    Produksi perusahaan tidak stabil dari waktu ke waktu.

c.    Elemen biaya overhead tetap jumlahnya relatif tinggi.

2.5.3 Semua elemen biaya dibebankan pada produk atas dasar harga pokok yang
ditentukan di muka. Pada sistem ini dalam penentuan harga pokok produk semua
elemen biaya baik bahan, tenaga kerja, maupun overhead pabrik dibebankan
berdasar harga pokok yang ditentukan di muka.

2.6 Prosedur Akuntansi Biaya Pada Harga Pokok Proses

2.6.1 Prosedur Akuntansi untuk biaya bahan baku

1.    Pencatatan pembelian bahan baku

     Persediaan bahan baku                                              xxx

                          Utang dagang/kas                                              xxx

2.    Pecatatan pemakaian bahan baku

     Barang dalam proses-Biaya bahan baku                    xxx

                          Pemakaian bahan baku                                       xxx

2.6.2 Prosedur Biaya Bahan Penolong

1.    Pencatatan terjadinya gaji dan upah

Gaji dan upah                                                            xxx

                                        Utang pajak pendapatan karyawan                    xxx

                                        Utang gaji dan upah                                           xxx

2.    Pencatatan biaya tenaga kerja


Barang dalam proses - biaya tenaga kerja                 xxx

                     Gaji dan upah                                                     xxx

3.    Pembayaran biaya tenaga kerja

                   Utang gaji                                                                  xxx

               Kas                                                                     xxx

2.6.3 Prosedur Akuntansi Biaya Overhead pabrik

1.   Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya

Biaya overhead pabrik sesungguhnya                       xxx

Berbagai macam rekening dikredit                    xxx

2.   Pencatatan perlakuan selisih biaya overhead pabrik

Selisih biaya overhead pabrik                                    xxx

                     Biaya overhead pabrik sesungguhnya                xxx

3.  Pecatatan pembebanan biaya overhead pabrik

Barang dalam proses-biaya overhead pabrik             xxx

Berbagai macam rekening dikredit                                          xxx

Prosedur Akuntansi Biaya Pemasaran Sesungguhnya

     Pencatatan biaya pemasaran

                   Berbagai macam rekening dikredit                            xxx

Kas                                                                     xxx

2.6.4 Prosedur Akuntansi biaya administrasi dan umum sesungguhnya

Pencatatan biaya admininstrasi dan umum

Berbagai macam rekening dikredit                           xxx

Kas                                                                     xxx

2.6.5 Prosedur Akuntansi Untuk Produk Jadi


Pencatatan harga pokok produk jadi

                   Persediaan Produk jadi                                              xxx

                                        Barang dalam proses biaya bahan baku              xxx

                                        Barang dalam proses biaya bahan penolong       xxx

                                        Barang dalam proses biaya tenaga kerja             xxx

                                        Barang dalam proses biaya overhead pabrik      xxx

2.6.6 Prosedur Akuntansi Untuk Persediaan Produk Dalam proses

                   Pencatatan harga pokok persediaan yang belum selesai diolah

                   Persediaan produk dalam proses                               xxx

                                        Barang dalam proses-biaya bahan baku             xxx

                                        Barang dalam proses-biaya tenaga kerja            xxx

                                        Barang dalam proses-biaya overhead pabrik      xxx

2.7 Penggolongan Proses Produksi pada Perusahaan Manufaktur

Pada perusahaan manufaktur proses produksinya dapat digolongkan atas dasar jenis
produk yang dihasilkan dan tahapan-tahapan di dalam mengolah produk, sebagai berikut:

2.7.1 Perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk

      Atas dasar tahapan-tahapan di dalam mengelola produk pada perusahaan yang
menghasilkan satu jenis produk dapat dikelompokkan menjadi:

a.      Pengolahan produk hanya melalui satu tahapan pengolahan.

b.     Pengolahan produk melalui beberapa tahapan pengolahan.

2.7.2 Perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk

      Atas dasar tahapan-tahapan di dalam mengelola produk pada perusahaan yang
menghasilkan beberapa jenis produk dapat dikelompokkan menjadi:

a.      Pengolahan produk hanya melalui satu tahapan pengolahan.

b.     Pengolahan produk melalui beberapa tahapan pengolahan.


Atas dasar hubungan antara jenis produk yang satu dengan yang lain, produk yang
dihasilkan dapat digolongkan ke dalam produk bersama, ko-produk, produk utama, dan
produk sampingan.

2.8 Media yang dipakai dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk

Media yang dipakai adalah Laporan Harga Pokok Produksi yang memuat informasi sebagai
berikut:

2.8.1 Laporan produksi

a.    Informasi jumlah produk yang diolah, baik dari produk dalam proses awal, produk yang
baru dimasukkan atau diterima dari departemen sebelumnya, maupun tambahan produk pada
departemen lanjutan akibat adanya tambahan bahan kalau ada.

b.    Informasi jejak produk yang diolah, meliputi produk selesai yang dimasukkan ke gudang
atau dipindahkan ke departemen lanjutan, produk yang masih dalam proses akhir, produk
hilang, produk rusak, produk cacat kalau ada.

2.8.2 Biaya yang dibebankan

a.    Jumlah biaya yang dibebankan.

b.    Tingkat produksi ekuivalen yang dihitung dari laporan produksi.

c.    Harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya yang dibebankan pada

tahap pengolahan produk atau departemen yang bersangkutan.

2.8.3 Perhitungan harga pokok

Bagian laporan ini memberikan informasi tentang jejak biaya yang dibebankan,
menunjukkan berapa biaya yang diserap oleh harga pokok produk selesai maupun produk
dalam proses pada akhir periode dan sebagainya.

2.9       Variasi Penggunaan Metode Harga Pokok Proses

Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam proses
pengumpulan biaya produksi, variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang
diuraikan ini mencakup:

2.9.1    Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah
hanya melalui satu departemen produksi.

2.9.2    Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah
melalui lebih dari satu departemen produksi. Apabila produk yang diolah melalui lebih
dari satu departemen produksi dimana perhitungan harga pokok produksi per satuan
produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama merupakan
perhitungan yangbersifat kumulatif dengan demikian harga pokok produksi yang
dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:

a.    Harga pokok produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya;

b.    Harga pokok produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah setelah


departemen pertama

2.9.3.    Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok
produksi persatuan dengan anggapan:

a.    Produk hilang pada awal proses.

Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap harga produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan sehingga tidak diikutsertakan dalam
perhitungan unit ekuilvalen. Dalam departemen produksi pertama, produk yang hilang
pada awal proses akan berdampak pada naiknya harga pokok produksi perusahaan yaitu:

§  Menaikan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari
departemen sebelumnya;

§  Menaikan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam departemen
produksi setelah departemen produksi pertama.

b.    Produk hilang pada akhir proses.

Produk yang hilang pada akhir proses dianggap sudah menyerap biaya yang sudah di
keluarkan dalam departemen yang bersangkutan sehingga harus diperhitungkan dalam
pencatatan unit ekuivalen. Harga pokok produksi akibat dari adanya produk yang hilang
pada akhir proses harus tetap dihitung dan harga pokok ini diperlakukan sebagai
tambahan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen produksi
berikutnya. Dan hal tersebut akan berakibat pada harga pokok per satuan produk selesai
yang ditransfer ke departemen berikutnya akan menjadi lebih tinggi.

Contoh Variasi Penggunaan Metode Harga Pokok Proses

1. Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Satu Departemen Produksi

Contoh 1.

PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah
biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1

Biaya bahan baku Rp    5.000.000


Biaya bahan penolong

Biaya tenaga kerja Rp    7.500.000

Biaya overhead pabrik Rp  11.250.000

Rp  16.125.000

Total biaya produksi Rp  39.875.000

Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah :

Produk jadi 2.000 kg

Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian


sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan
penolong  100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 500 kg
%.

Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 19x1

Masuk ke dalam proses: 2.500 kg

Produk jadi : 2000 kg

Produk dalam proses akhir  500 kg

Perhitungan harga pokok produksi per satuan

Unsure biaya Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per


produksi satuan

(1) (2) (3) (2);(3)

Bahan baku Rp    5.000.000 2.500 Rp 2.000

Bahan penolong Rp    7.500.000 2.500 3.000

Tenaga kerja Rp  11.250.000 2.250 5.000

Overhead pabrik Rp  16.125.000 2.150 7.500

39.875.000 17.500
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses

Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 Rp 35.000.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses

Biaya bahan baku : 100 % x 500 x Rp 2.000 = Rp 1.000.000

Biaya bahan penolong 100 % x 500 x Rp 3.000= Rp 1.500.000

Biaya tenaga kerja 50 % x 500 x Rp 5.000= Rp 1.250.000

Biaya overhead pabrik 30 % x 500 x rp 7.500= Rp 1.125.000 Rp   4.875.000

Jumlah biaya produksi bulan januari 19x1 Rp 39.875.000

Jurnal pencatatan biaya produksi

jurnal untuk mencatat biaya bahan baku ;

Barang dalam proses- biaya bahan baku                                    Rp 5.000.000

            Persediaan bahan baku                                                             Rp 5.000.000

Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong

Barang dalam proses- biaya bahan penolong                             Rp 7.500.000

            Persediaan bahan penolong                                                      Rp 7.500.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

Barang dalam proses- biaya tenaga kerja                                   Rp 11.250.000

            Gaji dan upah                                                                           Rp 11.250.000

JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik

Barang dalam proses- biaya overhead pabrik                             Rp 16.125.000

            Berbagai rekening yang dikredit                                              Rp 16.125.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

Persediaan produk jadi                                                               Rp 35.000.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku                                  Rp 4.000.000

            Barang dalam proses- biaya bahan penolong                           Rp 6.000.000


            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja                                  Rp 10.000.000

            Barang dalam proses- biaya overhead pabrik                          Rp 15.000.000

Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada
akhir bulan januari 19 x1

Persediaan produk dalam proses                                                Rp 4.875.000

            Barang dalam proses – biaya bahan baku                                Rp 1.000.000

            Barang dalam proses – biaya bahan penolong                         Rp 1.500.000

            Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja                                Rp 1.250.000

            Barang dalam proses – biaya overhead pabrik                         Rp 1.125.000 

2. Metode Harga Pokok Proses –Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi

Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah
departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang
dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari
departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua
tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama
terdiri dari:

a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya

b. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama

Contoh2:

PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A


dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan
Januari 19 x1 disajikan dalam gambar  berikut :

Data produksi Bulan Januari 19x1

Jenis Biaya Departemen Departemen


A B

Produk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000 kg


Produk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kg

Produk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kg

Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 19x1

Biaya bahan baku Rp 70.000 Rp 0

Biaya tenaga kerja Rp 155.000 Rp 270.000

Biaya overhead pabrik Rp 248.000 Rp 405.000

Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir

Biaya bahan baku 100%

Biaya konversi 20% 50%

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A

Unsur biaya Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per


produksi kg

Bahan baku Rp 70.000 35.000 Rp 2

Tenaga kerja 155.000 31.000 5

Overbead pabrik 248.000 31.000 8

Total Rp 173.000 Rp 15

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A

Harga pokok produk jadi : 30.000 x Rp 15 Rp 450.000

Harga pokok persediaan produk dalam proses

Biaya bahan baku : 100 % x 5.000 x Rp 2 = Rp 10.000

Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp5.000

Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000

Rp   23.000

Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 19x1 Rp 473.000


Jurnal pencatatan biaya produksi departemen A

Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku :

Barang dalam proses-biaya bahan baku departemen A             Rp 70.000

            Persediaan bahan baku                                                                 Rp 70.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :

Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen A           Rp 155.000

            Gaji dan upah                                                                               Rp 155.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A

Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen A     Rp 248.000

            Berbagai rekening yang di kredit                                                 Rp 248.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke
departemen B:

Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B           Rp 450.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000

            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000

            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A        Rp 240.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang  belum selesai diolah
dalam department A pada akhir bulan januari 19x1

Persediaan produk dalam proses-departemen A                        Rp 23.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 10.000

            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000

            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A        Rp 8.000

Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B

Unsur biaya Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per


produksi kg

Tenaga kerja 270.000 27.000 10

Overbead pabrik 405.000 27.000 15

Total Rp 675.000 Rp 25

Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B

Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke


gudang

Harga pokok dari departemen A : 24.000 x Rp 15


Rp 360.000
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : 24.000x Rp 25
600.000

Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang 960.000

24.000 x Rp 40

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir

Harga pokok dari departemen A : 6.000 x Rp 15 90.000

Biaya yang ditambahkan oleh departemen B:

Biaya tenaga kerja 50 % x 6.000 x Rp 10 = Rp30.000

Biaya overhead pabrik 50 % x 6.000 x Rp 15= Rp 45.000 Rp   75.000

Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B 165.000

Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1 Rp 1.125.000

jurnal pencatatan biaya produksi departemen B

Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: :

Barang dalam proses – biaya bahan baku departemen B           Rp 450.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A               Rp 60.000

            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000


            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen A        Rp 240.000

Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja :

Barang dalam proses- biaya tenaga kerja departemen B            Rp 270.000

            Gaji dan upah                                                                               Rp 270.000

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B

Barang dalam proses- biaya overhead pabrik departemen B     Rp 405.000

            Berbagai rekening yang di kredit                                                 Rp 405.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang

Persediaan produk jadi                                                               Rp 960.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B               Rp 360.000

            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B               Rp 240.000

            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B         Rp 360.000

Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang  belum selesai diolah
dalam department A pada akhir bulan januari 19x1

Persediaan produk dalam proses-departemen B                        Rp 165.000

            Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B               Rp 90.000

            Barang dalam proses-biaya tenaga kerja departemen B               Rp 30.000

            Barang dalam proses-biaya overhead pabrik departemen B         Rp 45.000

3. Pengaruh Terjadinya Produk Yang Hilang Dalam Proses Terhadap Perhitungan Harga Pokok
Produk Per Satuan

Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga pokok
produksi per satuan

Contoh3:

PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan
Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1

Jenis Biaya Departemen Departemen


A B

Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg

Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat


penyelesaian sebagai berikut :

Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %


200 kg
Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %
100 kg

Produk yang hilang pada awal proses 100 kg 200 kg

Biaya produksi Bulan Januari 19 x1

Jenis Biaya Departemen A Departemen B

Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp          -

Biaya bahan penolong 26.100 16.100

Biaya tenaga kerja 35.100 22.500

Biaya overhead pabrik 45.800 24.750

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1

Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan Biaya produksi Biaya per kg
oleh departemn A ( unit Departemen A produk yang
ekuivalensi) dihasilkan
oleh
departemen A

Biaya bahan 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg Rp 22.500 Rp 25


baku

Biaya bahan 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg 26.100 29


penolong
Biaya tenaga 700 + 40%x200kg=780kg 35.100 45
kerja

Biaya overhead 700 + 40%x200kg=780kg 46.800 60


pabrik

Rp 130.500 Rp 159

Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 111.300


Rp 159

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)

Biaya bahan baku         200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000

Biaya bahan penolong  200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800

Biaya tenaga kerja       200 kg x 40 %x Rp 45= 3.600

Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 60= 4.800 Rp 19.200

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500

Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama

Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A

Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen Rp 159,00
A

Rp 111.300 : 700

Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen Rp 222.60
A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B
sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)

Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Rp  63.60
Departemen A
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1

Jenis biaya Jumlah produk yang Jumlah biaya produksi Biaya per kg
dihasilkan oleh yang ditambahkan di yang
departemen B ( unit departemen B ditambahkan
ekuivalensi) Departemen B

Biaya bahan 400 kg + 60 % x Rp 16.100 Rp 35


penolong 100 kg = 460 kg

Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 %x 100 Rp 22.500 Rp 50


kg = 450 kg

Biaya overhead 400 kg + 50 %x 100 Rp 24.750 Rp 55


pabrik kg = 450 kg

Rp 63.350 Rp 140

Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 145.040


Rp 362.60

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg):

Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 222.6= Rp 22.260

Biaya bahan penolong : 100 kg x 60 % x Rp 35 = 2.100

Biaya tenaga kerja  : 100 kg x 50 % x Rp 50 = 2.500

Biaya overhead pabrik : 100 kg x 50 %x Rp 55 =2.750 Rp 29.610

Jumlah kumulatif dalam departemen B Rp 174.650

Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga pokok
produksi per satuan

Contoh:

PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A


dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan
Januari 19 x1 disajikan dalam gambar  berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1

Jenis Biaya Departemen Departemen


A B

Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 700 kg

Produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg

Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat


penyelesaian sebagai berikut :

Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 %


200 kg
Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 %
100 kg

Produk yang hilang pada akhir proses 100 kg 200 kg

Biaya produksi Bulan Januari 19 x1

Jenis Biaya Departemen A Departemen B

Biaya bahan baku Rp 22.500 Rp          -

Biaya bahan penolong 26.100 16.100

Biaya tenaga kerja 35.100 22.500

Biaya overhead pabrik 45.800 24.750

Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 19 x1

Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh Biaya Biaya per kg
departemn A ( unit ekuivalensi) produksi produk yang
Departemen dihasilkan oleh
A departemen A

Biaya bahan 700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg= Rp 22.500 Rp 22.5


baku 1000 kg
Biaya bahan 700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg = 26.100 26.10
penolong 1000 kg

Biaya tenaga 700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg 35.100 39.89


kerja

Biaya overhead 700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg 46.800 53.18


pabrik

Rp 130.500 Rp141.67

Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 99.169


Rp 141.67

Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang 14.167,00
hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah 113.334,40


disesuaikan : 700 x Rp 161,91

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)

Biaya bahan baku         200 kg x 100 % x Rp 22.5 = 4.500

Biaya bahan penolong  200 kg x 100 % x Rp 26.1 = 5.220

Biaya tenaga kerja       200 kg x 40 %x Rp 39.89= 3.191,2

Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 %x Rp 53.18= 4.254,4 Rp 17.165.60

Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500,00

Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi
pertama

Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1

Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan Jumlah Biaya per kg


oleh departemen B (unit biaya yang
ekuivalensi) produksi ditambahkan di
yang Departemen B
ditambahka
n di
departemen
B

Biaya bahan 400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg Rp 16.100 Rp 24.39


penolong = 660 kg

Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg Rp 22.500 Rp 34.62


= 650 kg

Biaya overhead 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg Rp 24.750 Rp 38.08


pabrik = 650 kg

Rp 63.350 Rp 97.09

Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 19x1

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 400 x Rp 64.764,00


Rp 161.91

Biaya yang ditambahkan departemen B 400 x Rp 97.09      38.836,00

Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : 200 kg ( Rp 51.800,00
161.91+Rp 97.09

Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah 155.400,00


disesuaikan : 400 x Rp 388.5

Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg)

Harga pokok dari departemen A : 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00

Biaya bahan penolong  100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463.3

Biaya tenaga kerja       100 kg x 50 %x Rp 34.62= 1.731

Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 38.08= 1.904 Rp 21.289.40

Jumlah biaya produksi Departemen B Rp 176.689.40


BAB III

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui
departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada
perusahaan yang menghasilkan produk atau massa. Metode harga pokok proses biasanya
digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan produk yang sama (homogen) dan melalui
serangkaian proses yang sama.
Dalam perusahaan yang memproduksi produknya secara massa, karakteristik
produksinya antara lain adalah produk yang dihasilkan merupakan produk standar dan sama
setiap bulan. Metode pengumpulan harga pokok proses memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Sifat produksinya terus menerus.


2. Pengumpulan harga pokok produk dilakukan periodik, biasanya setiap akhir bulan.
3. Perhitungan harga pokok per satuan dilakukan setiap akhir periode, misalnya setiap akhir
bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi.    (1986). Akuntansi Biaya: Penentuan Harga Pokok  Produ dan Pengendalian Biaya.


Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.

Wadio, SE. 2020. “Pengertian Metode Harga Pokok Proses Beserta Contohnya”,
https://manajemenkeuangan.net/metode-harga-pokok-proses/#:~:text=Metode%20harga
%20pokok%20proses%20adalah%20metode%20pengumpulan%20harga%20pokok
%20produksi,proses%20selama%20jangka%20waktu%20tertentu, diakses pada 3 Oktober 2020
pukul 20.00.

http://handywatung.blogspot.com/2014/10/metode-harga-pokok-proses.html
https://anedya.blogspot.com/2018/12/makalah-akuntansi-biaya-variable.html

Anda mungkin juga menyukai