Oleh :
1.19.2.11235
FEB / AKUNTANSI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Metode Harga Pokok Proses yang merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang
digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa. Di dalam metode ini, biaya
produksi dikumpulkan untuk setiap proses selama jangka waktu tertentu, dan biaya produksi per
satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama periode
tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses tersebut selama jangka waktu
yang bersangkutan. Melalui makalah ini akan diuraikan metode harga pokok proses yang
sederhana, yaitu yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui satu
departemen produksi dan dalam perusahaan yang mengolah produknya melalui lebih dari satu
departemen produksi. Dan diuraikan pula pengaruh adanya produk yang hilang dalam proses
terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan dalam departemen yang bersangkutan.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pengertian metode harga pokok menurut Mulyadi (2005:63), yaitu sebagai berikut:
“Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang digunakan
oleh perusahaan yang mengolah produknya secara massa”.
Sedangkan pengertian metode harga pokok proses menurut Mardiasmo (1994:90) adalah:
“Metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan biaya produksi melalui
departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya yang umumnya diterapkan pada
perusahaan yang menghasilkan produk secara massa”.
Jadi metode harga pokok proses merupakan suatu metode yang digunakan oleh perusahaan
yang produksi produknya secara terus-menerus atau dengan produk secara massa untuk
memenuhi persediaan. Pengumpulan biaya berdasarkan metode harga pokok proses mempunyai
ciri sebagai berikut:
1. Biaya-biaya dibebankan pada perkiraan barang dalam proses pada tiap departemen,
2. Suatu laporan harga pokok produksi digunakan untuk mengumpulkan,
mengikhtisarkan,dan menghitung harga pokok per unit dan harga pokok total. Harga
pokok produk per unit diperoleh dengan cara membagi jumlah harga pokok yang
dibebankan pada sebuah departemen dengan jumlah produk departemen tersebut pada
suatu periode tertentu,
3. Barang dalam proses pada akhir periode akan dinilai kembali dalam satuan ekuivalen,
4. Harga pokok produk dari unit yang telah diselesaikan pada sebuah departemen akan
ditransfer ke departemen berikutnya dengan maksud pada akhirnya akan diperoleh harga
pokok total untuk barang hadi selama satu periode dan harga pokok dibebankan pada
barang dalam proses.
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses produk perusahaan.
Dalam perusahaan yang berproduksi massa, karakteristik produksinya menurut Mulyadi
(2005:63), adalah sebagai berikut:
Empat manfaat informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu
tertentu bagi manajemen perusahaan yang berproduksi massa, yaitu:
2.4.1 Menentukan harga jual produk
Perusahaan yang berproduksi masal memproses produknya untuk memenuhi
persediaan di gudang. Dengan demikian biaya produksi dihitung untuk jangka waktu
tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam
penerapan harga jual produk, biaya produksi per unit adalah salah satu informasi yang
dipertimbangkan di samping informasi biaya lain serta informasi non biaya.
Kebijakan penetapan harga jual yang didasarkan pada biaya menggunakan formula
penetapan harga jual berikut ini:
Dari formula tersebut terlihat bahwa informasi taksiran biaya produksi per satuan
yang akan dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu, dan
dipakai sebagai salah satu dasar untuk menentukan harga jual per unit produk yang
akan dibebankan kepada pembeli.
Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam memproduksi barang
dalam jangka waktu tertentu perlu dihitung unsur-unsur biaya berikut ini:
2.4.4 Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan
periodik. Manajemen perusahaan harus menyajikan Laporan Keuangan berupa neraca
dan Laporan Laba Rugi. Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok
persediaan produk jadi dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih
dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan
biaya produksi tiap periode. Berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode tersebut,
manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang
belum laku dijual pada tanggal neraca. Disamping itu, berdasarkan catatan tersebut,
manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk yang
pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya produksi yang melekat
pada produk yang pada tanggal laporan masih dalam proses pengerjaan disajikan
dalam neraca sebagai harga pokok persediaan produk dalam proses.
2.5.3 Semua elemen biaya dibebankan pada produk atas dasar harga pokok yang
ditentukan di muka. Pada sistem ini dalam penentuan harga pokok produk semua
elemen biaya baik bahan, tenaga kerja, maupun overhead pabrik dibebankan
berdasar harga pokok yang ditentukan di muka.
1. Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxx
Pada perusahaan manufaktur proses produksinya dapat digolongkan atas dasar jenis
produk yang dihasilkan dan tahapan-tahapan di dalam mengolah produk, sebagai berikut:
Atas dasar tahapan-tahapan di dalam mengelola produk pada perusahaan yang
menghasilkan satu jenis produk dapat dikelompokkan menjadi:
Atas dasar tahapan-tahapan di dalam mengelola produk pada perusahaan yang
menghasilkan beberapa jenis produk dapat dikelompokkan menjadi:
2.8 Media yang dipakai dalam menghitung atau menentukan harga pokok produk
Media yang dipakai adalah Laporan Harga Pokok Produksi yang memuat informasi sebagai
berikut:
a. Informasi jumlah produk yang diolah, baik dari produk dalam proses awal, produk yang
baru dimasukkan atau diterima dari departemen sebelumnya, maupun tambahan produk pada
departemen lanjutan akibat adanya tambahan bahan kalau ada.
b. Informasi jejak produk yang diolah, meliputi produk selesai yang dimasukkan ke gudang
atau dipindahkan ke departemen lanjutan, produk yang masih dalam proses akhir, produk
hilang, produk rusak, produk cacat kalau ada.
c. Harga pokok satuan untuk setiap elemen biaya yang dibebankan pada
Bagian laporan ini memberikan informasi tentang jejak biaya yang dibebankan,
menunjukkan berapa biaya yang diserap oleh harga pokok produk selesai maupun produk
dalam proses pada akhir periode dan sebagainya.
Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok proses dalam proses
pengumpulan biaya produksi, variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang
diuraikan ini mencakup:
2.9.1 Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah
hanya melalui satu departemen produksi.
2.9.2 Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah
melalui lebih dari satu departemen produksi. Apabila produk yang diolah melalui lebih
dari satu departemen produksi dimana perhitungan harga pokok produksi per satuan
produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama merupakan
perhitungan yangbersifat kumulatif dengan demikian harga pokok produksi yang
dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari:
2.9.3. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok
produksi persatuan dengan anggapan:
Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikut menyerap harga produksi yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan sehingga tidak diikutsertakan dalam
perhitungan unit ekuilvalen. Dalam departemen produksi pertama, produk yang hilang
pada awal proses akan berdampak pada naiknya harga pokok produksi perusahaan yaitu:
§ Menaikan harga pokok produksi per satuan produk yang diterima dari
departemen sebelumnya;
§ Menaikan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam departemen
produksi setelah departemen produksi pertama.
Produk yang hilang pada akhir proses dianggap sudah menyerap biaya yang sudah di
keluarkan dalam departemen yang bersangkutan sehingga harus diperhitungkan dalam
pencatatan unit ekuivalen. Harga pokok produksi akibat dari adanya produk yang hilang
pada akhir proses harus tetap dihitung dan harga pokok ini diperlakukan sebagai
tambahan harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen produksi
berikutnya. Dan hal tersebut akan berakibat pada harga pokok per satuan produk selesai
yang ditransfer ke departemen berikutnya akan menjadi lebih tinggi.
1. Metode Harga Pokok Proses - Produk Diolah Melalui Satu Departemen Produksi
Contoh 1.
PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah
biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1
Rp 16.125.000
39.875.000 17.500
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada
akhir bulan januari 19 x1
2. Metode Harga Pokok Proses –Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi
Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah
departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang
dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari
departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua
tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama
terdiri dari:
Contoh2:
Total Rp 173.000 Rp 15
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A
Rp 23.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke
departemen B:
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Total Rp 675.000 Rp 25
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
24.000 x Rp 40
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen A Rp 60.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 360.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah
dalam department A pada akhir bulan januari 19x1
Barang dalam proses- biaya bahan baku departemen B Rp 90.000
3. Pengaruh Terjadinya Produk Yang Hilang Dalam Proses Terhadap Perhitungan Harga Pokok
Produk Per Satuan
Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga pokok
produksi per satuan
Contoh3:
PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya Departemen A dan
Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan
Januari 19 x1 disajikan dalam gambar berikut :
Data produksi Bulan Januari 19x1
Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan Biaya produksi Biaya per kg
oleh departemn A ( unit Departemen A produk yang
ekuivalensi) dihasilkan
oleh
departemen A
Rp 130.500 Rp 159
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen Rp 159,00
A
Rp 111.300 : 700
Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen Rp 222.60
A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B
sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg)
Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Rp 63.60
Departemen A
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 19 x1
Jenis biaya Jumlah produk yang Jumlah biaya produksi Biaya per kg
dihasilkan oleh yang ditambahkan di yang
departemen B ( unit departemen B ditambahkan
ekuivalensi) Departemen B
Rp 63.350 Rp 140
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg):
Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga pokok
produksi per satuan
Contoh:
Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh Biaya Biaya per kg
departemn A ( unit ekuivalensi) produksi produk yang
Departemen dihasilkan oleh
A departemen A
Rp 130.500 Rp141.67
Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang 14.167,00
hilang pada akhir proses 100 xRp 141,67
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg)
Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi
pertama
Rp 63.350 Rp 97.09
Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : 200 kg ( Rp 51.800,00
161.91+Rp 97.09
Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg)
PENUTUPAN
3.1 KESIMPULAN
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi melalui
departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang umumnya diterapkan pada
perusahaan yang menghasilkan produk atau massa. Metode harga pokok proses biasanya
digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan produk yang sama (homogen) dan melalui
serangkaian proses yang sama.
Dalam perusahaan yang memproduksi produknya secara massa, karakteristik
produksinya antara lain adalah produk yang dihasilkan merupakan produk standar dan sama
setiap bulan. Metode pengumpulan harga pokok proses memiliki karakteristik sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Wadio, SE. 2020. “Pengertian Metode Harga Pokok Proses Beserta Contohnya”,
https://manajemenkeuangan.net/metode-harga-pokok-proses/#:~:text=Metode%20harga
%20pokok%20proses%20adalah%20metode%20pengumpulan%20harga%20pokok
%20produksi,proses%20selama%20jangka%20waktu%20tertentu, diakses pada 3 Oktober 2020
pukul 20.00.
http://handywatung.blogspot.com/2014/10/metode-harga-pokok-proses.html
https://anedya.blogspot.com/2018/12/makalah-akuntansi-biaya-variable.html