Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang Sistem Perhitungan Biaya
Berdasarkan Proses Costing (Lanjutan).
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran
yang berlimpah.
Tidak lupa juga penulis sampaikan terima kasih kepada Ibu Ravika
Mutiara, S.E., M.S.Ak selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya yang
telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini dibuat
dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya sekaligus untuk
menambah wawasan kepada pembaca terkait pemahaman metode harga pokok
lanjutan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf sekaligus mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca demi perbaikan dan perkembangan karya
penulis.
Tim penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1. Pengertian Harga Pokok Proses..............................................................3
2.2. Pengertian Produk Dalam Proses Awal.................................................3
2.3. Metode Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Method)..............4
A. Metode Rata-Rata Tertimbang di Departemen Pertama................4
B. Metode Rata - Rata Tertimbang di Departemen Lanjutan
(setelah departemen pertama)............................................................7
2.4. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First in, First Out
Method- FIFO)..........................................................................................13
A. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama di Departemen
Pertama.................................................................................................14
B. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama di Departemen
Lanjutan ( Setelah Departemen Pertama)........................................16
BAB III PENUTUP..........................................................................................29
3.1 Kesimpulan.................................................................................................29
3.2. Saran..........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian metode harga pokok proses.
2. Dapat menjelaskan produk dalam proses (PDP) awal.
3. Dapat menjelaskan cara menghitung dengan menggunakan metode rata-
rata.
1
4. Dapat menjelaskan cara menghitung dengan menggunakan metode masuk
pertama keluar pertama.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Dr. H. Arwansyah, M. Akuntansi Biaya (Medan: Unimed press, 2018).
2
Mulyadi. Akuntansi Biaya Edisi 5. (Yogyakarta: Akademi manajemen peusahaan YPKN. 2005).
3
Tetapi, ada kalanya di departemen lanjutan (setelah departemen
pertama) juga menambahkan biaya bahan untuk proses produksinya. Dampak
dari penambahan bahan di depatemen lanjutan tersebut akan memunculkan
kemungkinan bahwa jumlah produk yang dihasilkan akan bertambah atau
adanya kemungkinan bahwa penambahan bahan tersebut tidak akan
menambah jumlah produk di departemen yang bersangkutan. Secara umum,
ada dua (2) metode untuk menghitung biaya atas pemprosesan produk dalam
proses awal menjadi produk akhir, antara lain:
1) Metode rata-rata tertimbang (weighted average method)3
2) Metode masuk pertama keluar pertama (first in, first out-FIFO)
3
Purwaji,Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 140.
4
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 141.
4
A. Metode Rata-Rata Tertimbang di Departemen Pertama
Produk yang dimasukkan didalam proses produksi di departemen
pertama terdiri dari produk dalam proses awal periode dan produk masuk
proses periode berjalan. Biaya produksi yang harus di perhitungkan didalam
proses produksi tersebut adalah biaya yang melekat pada persediaan awal
produk dalam proses dan biaya produksi yang masuk proses periode berjalan.
Untuk menghitung tiap-tiap elemen biaya produksi (biaya bahan, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik) dengan cara menambahkan masing-
masing elemen biaya yang berasal dari persediaan produk dalam proses awal
periode dengan masing-masing elemen biaya produksi masuk proses periode
berjalan. Total biaya masing-masing elemen biaya tersebut dibagi dengan unit
equivalent dari masing-masing elemen biaya yang bersangkutan, sehingga
mendapatkan biaya per unit untuk masing-masing elemen biaya.5
5
Purwaji,Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 141.
5
BOP BOP dari +BOP dari produk masuk
Per Unit = produk dalam proses awal proses di periode
berjalan
Unit ekuivalen dari BOP
Biaya per unit = biaya bahan + biaya tenaga kerja + BOP per unit
Per unit per unit
Produk Jadi :
Produk yang di hasilkan dan di transfer ke departemen lanjutan (gudang produk jadi)
Jumlah unit produk jadi x biaya per unit =
XXXX
Biaya tenaga kerja jumlah unit PDP (tingkat penyelesaian) x biaya Tenaga kerja per unit = XXX
Biaya overhead pabrik jumlah unit PDP (tingkat penyelesaian) x BOP Per unit Total biaya
= XXX
PDP
=XXX
6
B. Metode Rata - Rata Tertimbang di Departemen Lanjutan (setelah
departemen pertama)
Total biaya produksi yang terjadi di departemen lanjutan (departemen
setelah departemen pertama) merupakan akumulasi biaya yang ditransfer dari
departemen (departemen - departemen) sebelumnya dengan biaya yang terjadi
di departemen yang bersangkutan. Menambahkan biaya yang berasal dari
persediaan produk dalam proses awal yang berasal dari departemen
sebelumnya dengan biaya produksi periode berjalan yang berasal dari
departemen sebelumnya Menambahkan masing-masing elemen biaya yang –
berasal dari persediaan produk dalam proses awal periode di departemen
lanjutan dengan masing-masing elemen biaya produksi masuk proses periode
berjalan di departemen lanjutan. Biaya per elemen biaya adalah total biaya
masingmasing elemen biaya (biaya dari departemen sebelumya, biaya bahan,
biaya tenagakerja dan biaya overhead pabrik) tersebut dibagi dengan unit
equivalent dari masing-masing elemen biaya. 6
Biaya bahan= per unitbiaya bahan dari produk+biaya bahan dari produk dalam proses awalmasuk
berjalan
6
Purwaji,Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 143.
7
3. Biaya tenaga kerja per unit
Produk jadi
Produk yang dihasilkan dan di transfer ke departemen lanjutan (gudang produk
jadi) : Jumlah unit produk jadi x biaya per unit = XXXX
8
Produk dalam proses :
Biaya yang berasaljumlah unit PDP x biaya dari departemen sebelumnya= XXX Dari departemen
Sebelumnya
Biaya bahan jumlah unit PDP ( tingkat penyelesain ) x biaya bahan Per unit
jumlah unit PDP (tingkat penyelesaian ) x biaya tenaga = XXX
Biaya tenaga Kerja
kerja per unit = XXX jumlah unit PDP ( tingkat penyelesaian ) x BOP per uni
Biaya overhead Pabrik
Biaya produksi
9
Produk dalam proses awal:
Biaya dari departemen pengolahan xxxx
Biaya bahan xxx
Biaya tenaga kerja xxxx xxxx
Biaya overhead pabrik xxx xxxx
Periode berjalan
Biaya bahan xxx
Biaya tenaga kerja xxxx xxx
Biaya overhead pabrik xxxx xxx
A.) Pembalikan (penyesuaian kembali) dari persediaan produk dalam
proses ke produk dalam proses di departemen pengolahan dan
departemen pengemasan
Nama akun Debit Kredit
PDP-B.Bahan-dept. pengolahan xxx
PDP-B.tenaga kerja-dept.pengolahan xxxx
PDP-BOP-dept.pengolahan xxxx
(proses pembalikan dari persediaan PDP ke PDP masing-masing biaya di dept.
Pengolahan)
PDP-dept. Pengolahan –dept. Pengemasan xxxx
PDP-B. Tenaga kerja- dept. Pengemasan xxx
PDP-BOP-dept. Pengemasan xxx
Persediaan pdp- dept. Pengemasan xxx
(proses pembalikan dari persediaan PDPke PDP masing-masing biaya di dept.
Pengemasan)
10
Nama akun Debit Kredit
PDP-B.tenaga kerja- dept. Pengolahan xxxx
Persediaan bahan xxxx
(pemakaian bahan di dept. Pengolahan)
11
Nama akun Debit Kredit
Persediaan-PDP-dept. Pengolahan xxxx
PDP -dept. Pengolahan-dept. pengemasan xxxx
PDP-B. Tenaga kerja -dept. Pengolahan xxxx
PDP-BOP-dept. Pengolahan xxx
(pencatatan produk dalam proses di dept, pengolahan)
12
sama dengan biaya yang dipertanggungjawabkan (biaya keluar proses)
yang terdiri dari biaya produk jadi dan biaya produk dalam proses akhir.
Biaya juga dibebankan ke dalam proses produksi (biaya masuk
proses) yang merupakan penjumlahan dari masing-masing elemen biaya
seperti biaya dari Departemen Pengolahan, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik. Biaya tersebut harus sama dengan biaya yang
dipertanggungjawabkan (biaya keluar proses) yang terdiri dari biaya
produk jadi dan biaya produk dalam proses.
2.4 Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First in, First Out Method-
FIFO)
Dalam metode masuk pertama keluar pertama, persediaan produk
dalam proses awal dipisahka dengan produk masuk proses di periode
berjalan. Tahapan di dalam proses produksi dilakukan dengan cara
menyelesaikan terlebih dahulu produk yang berasal dari produk dalam sampai
menjadi produk jadi, dan langkah berikutnya memproses produk masuk yang
berasal dar periode berjalan sampai menjadi produk jadi (current production),
akan tetapi apabila ada produk yang belum selesai diproses di akhir periode,
maka produk tersebut merupakan produk dalam proses akhir. Setiap elemen
biaya produksi dari produk dalam proses awal tidak digabung dengan setiap
elemen biaya produksi atas produk masuk proses di periode berjalan.
Komponen komponen dari unit ekuivalen adalah produk jadi dan produk
dalam proses akhir. Jumlah uni produk jadi selama periode berjalan berasal
dari jumlah produk jadi yang diproses dari produk dalam proses awal dan
jumlah produk jadi yang diproses pada periode berjalan (current product)
Untuk menghitung besarnya biaya setiap elemen diperoleh dengan membagi
biaya setiap elemen yang terjadi selama periode berjalan dengan unit
ekuivalen pada periode yang bersangkutan.7
7
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 152.
13
A. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama di Departemen Pertama
Dalam metode masuk pertama keluar pertama, produk yang
dimasukkan ke proses produksi departemen pertama terdiri dari produk dalam
proses awal dan produk masuk proses di periode berjalan, yang mana biaya
produksi yang melekat di produk dalam proses awal harus dipisahkan dengan
biaya produksi yang melekat di produk masuk proses di periode berjalan.
Terkait proses produksi, metode masuk pertama keluar pertama berasumsi
bahwa biaya produksi di periode berjalan pertama kali digunakan untuk
menyelesaikan persediaan produk dalam proses awal untuk selanjutnya
memproses produk masuk proses di periode berjalan. Hal ini berarti produk
jadi dapat diklasifikasikan menjadi produk jadi yang berasal dari persediaan
produk dalam proses awal. dan produk jadi yang berasal dari produk masuk
proses di periode berjalanProduk yang belum selesai diproses di akhir periode
menjadi persediaan produk dalam proses akhir di periode yang bersangkutan.
Oleh karena itu, unit ekuivalen merupakan jumlah yang setara dengan produk
jadi yang dihasilkan oleh biaya produksi di periode berjalan, sehingga
perhitungan untuk setiap elemen biaya hanya dilakukan terhadap jumlah
biaya produksi yang berasal dari periode berjalan saja.8
Perhitungan setiap elemen biaya (biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik) per unitnya dilakukan dengan cara membagi antara
besarnya biaya untuk setiap elemen di periode berjalan dengan unit ekuivalen
dari masing-masing elemen biaya yang bersangkutan. Berikut formula
perhitungan biaya per unit untuk masing-masing elemen biaya di departemen
yang pertama menggunakan metode masuk pertama keluar pertama.
8
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 153.
14
2. Biaya Tenaga Kerja per Unit
Biaya Tenaga Kerja Per Unit = Total Biaya Tenaga Kerja di Periode Berjalan
Unit Ekuivelen dari Biaya Tenaga Kerja
Produk Jadi:
Produk jadi yang ditransfer ke departemen lanjutanterdiri dari: Produk yang berasal dari persediaa
Nilai persediaan produk dalam proses awal
Biaya bahan ((Jumlah unit x tingkat penyelesaian) x Biaya bahan per unit)
Biaya tenaga kerja (Jumlah unit x tingkat penyelesaian) x Biaya tenaga kerja per unit) Biaya overhead pabrik ((Jumla
XXX XXX XXX
XXX
Total biaya yang berasal dari saldo produk dalam proses awal Produk masuk proses di perlode berjalan:
XXX
Jumlah unit x Biaya produksi per unit
Total nilai produksi
XXX
XXX
15
Produk dalam proses:
Biaya bahan Jumlah unit produk dalam proses x Biaya bahan per unit XXX
Biaya tenaga kerja Jumlah unit produk dalam proses x Biaya tenaga kerja per unit XXX
Biaya overhead pabrik Jumlah unit produk dalam proses x BOP per unit XXX
Total biaya produk dalam proses XXX
9
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 154.
16
Biaya tenaga kerja dari produk Biaya bahan dari produk
dalam proses awal periode + masuk proses periode berjalan Biaya tenaga/unit =
Unit eqivalen biaya tenaga kerja
Rumus untuk menghitung biaya produk jadi dan biaya produk dalam
proses akhir periode
Produk jadi:
Produk jadi yang di transfer ke Dept. Lanjutan: Jumlah unit produk jadi x biaya/unit
= XXXX
17
biaya dan kualitas produk. Hal ini juga berkaitan dengan pengelolaan
persediaan yang efisien dan akuntansi yang akurat dalam lingkup produksi.10
10
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 157.
18
3. Pemakaian tenaga kerja di departemen peleburan dan departemen
pencetakkan
Penggunaan tenaga kerja di departemen pencetakkan dan peleburan dapat
sangat bervariasi tergantung pada jenis industri dan teknologi yang
digunakan. Namun, penting untuk menjaga standar kualitas, keselamatan
kerja, dan efisiensi dalam kedua departemen ini guna mencapai hasil
produksi yang optimal.
Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit
PDP-B. Tenaga kerja Dept. peleburan xxxx
PDP-B. Tenaga kerja Dept. pencetakan xxxx
(Biaya Gaji dan Upah di Dept. peleburan xxxx
dan Dept. pencetakan)
11
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 158.
19
BOP-Dept. pencetakan xxxx
(Pembebanan BOP di Dept. peleburan dan
Dept. pencetakan)
20
peleburan, proses pemurnian dan pembersihan mungkin diperlukan untuk
menghilangkan kotoran atau material yang tidak diinginkan dari produk
dalam proses. Setelah produk dalam proses mencapai tingkat kemurnian dan
kualitas yang sesuai, mereka dapat dilebur sepenuhnya menjadi bahan cair
yang kemudian akan digunakan dalam produksi produk jadi.
Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit
Persediaan PDP Dept. peleburan xxxx
PDP-B. Bahan – Dept. peleburan xxxx
PDP-B. Tenaga Kerja Dept. peleburan xxxx
PDP-BOP Dept. prlrburan xxxx
(Pencatatan produk dalam proses di
departemen peleburan)
21
8. Produk dalam proses di departemen pencetakan
Produk dalam proses adalah tahap kunci dalam proses produksi di
departemen pencetakan dan memerlukan pengawasan dan pengendalian yang
ketat untuk memastikan bahwa produk akhir memenuhi standar kualitas yang
diharapkan oleh pelanggan atau perusahaan. Tahap ini mencerminkan proses
berkelanjutan menuju produk jadi dan melibatkan berbagai langkah
pengendalian kualitas dan penyelesaian sebelum produk akhir dihasilkan.
Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit
Persediaan PDP Dept. pengemasan xxxx
PDP-Dept. peleburan –Dept. pencetakan xxxx
PDP- B. Tenaga Kerja Dept. pencetakan xxxx
PDP-BOP Dept. pencetakan xxxx
(Pencatatan produk dalam proses di
departemen pencetakan)
22
c) Biaya Overhead Pabrik: Biaya overhead pabrik yang terkait dengan
departemen peleburan akan mencakup biaya seperti listrik untuk mesin
peleburan, pemeliharaan tungku, dan biaya staf pengawas.
d) Biaya Produk dalam Proses: Ini adalah biaya yang terkait dengan produk
dalam proses dalam departemen peleburan. Ini mencakup biaya bahan
mentah dan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses
peleburan, serta biaya overhead pabrik yang dialokasikan ke produk
tersebut.
Departemen Pencetakan
e.) Bahan Baku: Laporan biaya pokok produksi di departemen pencetakan
akan mencakup biaya bahan baku yang digunakan dalam proses cetakan,
seperti tinta cetakan, kertas, plastik, atau bahan lain yang digunakan dalam
pencetakan.
f.) Biaya Tenaga Kerja Langsung: Ini mencakup gaji dan tunjangan pekerja
yang secara langsung terlibat dalam operasi pencetakan, seperti operator
mesin cetak.
g.) Biaya Overhead Pabrik: Biaya overhead pabrik yang terkait dengan
departemen pencetakan akan mencakup biaya seperti listrik untuk mesin
cetak, perawatan mesin cetak, dan biaya staf pengawas.
h.) Biaya Produk dalam Proses: Ini adalah biaya yang terkait dengan produk
dalam proses dalam departemen pencetakan. Ini mencakup biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses
cetakan, serta biaya overhead pabrik yang dialokasikan ke produk tersebut.
Laporan biaya pokok produksi digunakan oleh manajemen untuk
menghitung biaya produksi yang diperlukan untuk menghasilkan barang atau
jasa. Ini merupakan alat penting dalam perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan terkait biaya produksi di kedua departemen. Informasi
23
yang terdapat dalam laporan ini juga dapat digunakan untuk menghitung harga
pokok produksi dan menentukan harga jual produk yang wajar.12
STUDI KASUS
Soal 5.1
PT PRIMA SENTOSA adalah perusahaan yang memproduksi drum closure
yang banyak digunakan di industri perminyakan, seperti Pertamina, Shell, dan lain
sebagainya. Bahan yang digunakan adalah lempengan baja (tin plate) dan
gulungan baja (coil). Dalam perhitungan biayanya, perusahaan menggunakan
sistem perhitungan biaya berdasarkan proses dengan asumsi aliran biaya dalam
proses produksi berdasarkan metode masuk pertama keluar pertama untuk
mempertanggungjawabkan persediaan produk dalam proses awal. Berikut
informasi data produksi dan biaya yang dibebankan untuk bulan Agustus 2010.
Data produksi
Jumlah unit produk di persediaan PDP awal 85.000 unit
(Biaya bahan dan biaya bahan penolong, 100%; biaya konversi,
65%)
Jumlah unit produk yang dimulai prosesnya selama periode 235.500 unit
berjalan
Jumlah unit produk yang ditransfer ke gudang produk jadi selama 245.500 unit
periode berjalan
Jumlah unit produk di persediaan PDP akhir (Biaya bahan dan 75.000 unit
biaya bahan penolong, 100%; biaya konversi, 87)
12
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 160.
24
Tenaga Kerja Langsung Rp. 661.589.700 Rp. 3.761.594.500
Overhead Pabrik Rp. 70. 178.600 Rp. 935. 715.500
Pertanyaan:
1. Buat laporan biaya pokok produksi untuk bulan Agustus 2010
Jawaban:
Pengemasan Laporan biaya pokok produksi di Departemen Pengolahan dan
Departemen Pengemasan menggunakan metode rata rata tertimbang biaya yang
dibebankan ke dalam proses produksi (bjava masuk proses) merupakan
penjumlahan dari masing-masing elemen biaya, seperti biaya bahan, biaya tenaga
kerja , dan biaya overhead pabrik Biaya tersebut harus sama dengan biaya yang
dipertanggungjawabkan (biaya keluar proses) yang terdiri dari biaya produk jadi
dan biaya produk dalam proses akhir.
Untuk membuat laporan biaya pokok produksi untuk bulan Agustus 2010,
kita perlu menghitung total biaya bahan, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan selama periode tersebut.
Kemudian, kita dapat menghitung biaya pokok produksi dengan menggunakan
metode Rata-Rata Tertimbang karena perusahaan menggunakan metode ini
dalam perhitungan biayanya. Berikut adalah perhitungannya:
1. Skedul produksi
Produk masuk proses
25
Produk masuk proses di periode berjalan 235.500 unit 320.500 unit
(B. bahan & B. bahan penolong, 100%; B. konversi 87%) 75.000 unit 320.500 unit
2. PEMBEBANAN BIAYA
Elemen Biaya PDP Biaya Periode Total Biaya Unit Biaya Unit
Awal Berjalan Ekuivalen
Biaya (4) = (2)+(3) (5) (6) = (4)/(5)
(2) (3)
(1)
B. dari proses di periode berjalan= 75.000 unit x Rp. 16.953,96 Rp. 1.271.547.000
Biaya tenaga kerja= 75.000 unit (87%) x Rp. 14.233,89 Rp. 928.761,32
Biaya overhead pabrik = 75.000 unit (87%) x Rp. 4.133,79 + Rp. 3.236,99 Rp. 269.733.034,49 Rp. 1.542.208.795,81
Rp. 9.466.143.665
26
metode FIFO karena perusahaan menggunakan metode ini dalam perhitungan
biayanya. Berikut adalah perhitungannya:
1. Skedul produksi
Produk masuk proses
(B. bahan & B. bahan penolong, 100%; B. konversi 87%) 75.000 unit 320.500 unit
2. PEMBEBANAN BIAYA
Elemen Biaya PDP Awal Unit Ekuivalen Biaya Unit
a (1) (2)/(3)
Langsung
27
Biaya di periode berjalan
Produk jadi sebanyak 245.500 unit terdiri dari 85.000 unit yang berasal dari produk dalam
proses awal dan 160.500 unit yang berasal dari produk masuk proses di periode berjalan.
Biaya tenaga kerja 85.000 unit (35%) x Rp. 14.722,48 = Rp. 437.993.780
Biaya overhead pabrik 85.000 unit (35%) x Rp. 3.662,29 = Rp. 108.953.127,5
2) Biaya produk jadi periode berjalan 160.500 unit x Rp42. 759,85 Rp. 6.862.955.925
Total biaya produk jadi yang ditransfer ke gudang produk jadi (245.500 unit ) Rp. 9.119.656.632,5
Biaya bahan penolong 75.000 unit (100%) x Rp. 5.164,98 = Rp. 387.369.750
Biaya tenaga kerja langsung 75.000 unit (87%) x Rp. 14.722,48 = Rp. 960.641.820
BOP 75.000 unit (87%) x Rp. 3.662,29 = Rp. 238.964.422,5 Rp. 3.027.737.242,5
Rp. 12.147.393.875
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengemasan Laporan biaya pokok produksi di Departemen Pengolahan
dan Departemen Pengemasan menggunakan metode rata rata tertimbang
biaya yang dibebankan ke dalam proses produksi (bjava masuk proses)
merupakan penjumlahan dari masingmasing elemen biaya, seperti biaya
bahan, biaya tenaga kerja , dan biaya overhead pabrik Biaya tersebut harus
sama dengan biaya yang dipertanggungjawabkan (biaya keluar proses) yang
terdiri dari biaya produk jadi dan biaya produk dalam proses akhir.
3.2 Saran
Jika mahasiswa ingin melakukan usaha sebaiknya menentukan harga
pokok yang akan digunakan terlebih dahulu, baik itu harga pokok pesanan
maupun harga pokok proses serta memahami cara menentukan harga pokok
produk selesainya.
29
DAFTAR PUSTAKA
Purwaji, Agus, Wibowo, dan Sabarudin Muslim. 2020. Akuntansi Biaya. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
30