Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses Costing (Lanjutan)

Di susun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya

Dosen Pengampu :

Ravika Mutiara Savitrah, S.E., M.S.Ak

Disusun Oleh:

Dahlia Amirah Safitri (221105030015)


Fadillahtul Hasanah (2211050030022)
Lailatul Istiqomah (221105030033)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ


JEMBER
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmatnya sehingga
penulis dapat menyusun makalah tentang Sistem Perhitungan Biaya
Berdasarkan Proses Costing (Lanjutan).
Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu,
memfasilitasi, memberi masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga
selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh Allah SWT dengan ganjaran
yang berlimpah.
Tidak lupa juga penulis sampaikan terima kasih kepada Ibu Ravika
Mutiara, S.E., M.S.Ak selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Biaya yang
telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini dibuat
dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya sekaligus untuk
menambah wawasan kepada pembaca terkait pemahaman metode harga pokok
lanjutan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf sekaligus mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca demi perbaikan dan perkembangan karya
penulis.

Jember, 05 Oktober 2023

Tim penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar................................................................................................i
Daftar Isi...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1. Latar Belakang...........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1. Pengertian Harga Pokok Proses..............................................................3
2.2. Pengertian Produk Dalam Proses Awal.................................................3
2.3. Metode Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Method)..............4
A. Metode Rata-Rata Tertimbang di Departemen Pertama................4
B. Metode Rata - Rata Tertimbang di Departemen Lanjutan
(setelah departemen pertama)............................................................7
2.4. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First in, First Out
Method- FIFO)..........................................................................................13
A. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama di Departemen
Pertama.................................................................................................14
B. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama di Departemen
Lanjutan ( Setelah Departemen Pertama)........................................16
BAB III PENUTUP..........................................................................................29
3.1 Kesimpulan.................................................................................................29
3.2. Saran..........................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................30

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam metode harga pokok proses merupakan metode pengumpulan
biaya prodksi yang digunakan oleh perusahaan yang mengolah produknya
secara massa. Di dalam metode ini, biaya produksi dikumpulkan untuk setiap
proses selama jangka waktu tertentu dan biaya produksi per satuan dihitung
dengan cara membagi total biaya produksi dalam proses tertentu, selama
eriode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dari proses
tersebut selama jangka waktu yang bersangkutan.
Melalui makalah ini akan diuraikan metode harga pokok proses yang
sederhana, yaitu yang diterapkan dalam perusahaan yang mengolah
produknya melalui satu departemen produksi dan dalam perusahaan yang
megolah produknya melalui lebih dari satu departemen produksi. Dan
diuraikan pula pengaruh adanya produk yang hilang dalam proses terhadap
perhitungan harga pokok produksi per satuan dalam departemen yang
bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pengertian metode harga pokok proses?
2. Apa yang dimaksud dengan produk dalam proses (PDP) awal?
3. Bagaimana menghitung metode harga pokok rata-rata yang diterapkan
dalam perusahaan?
4. Bagimana menghitung metode harga pokok MPKP (metode masuk
pertama keluar pertama) yang diterapkan dalam perusahaan?

1.3 Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian metode harga pokok proses.
2. Dapat menjelaskan produk dalam proses (PDP) awal.
3. Dapat menjelaskan cara menghitung dengan menggunakan metode rata-
rata.
1
4. Dapat menjelaskan cara menghitung dengan menggunakan metode masuk
pertama keluar pertama.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Harga Pokok Proses


Harga pokok proses adalah metode perhitungan harga pokok produk
berdasarkan biaya yang diproduksi pada suatu periode dibagi unit produksi.
Pada metode ini, barang dan jasa yang diproduksi secara massal dan indentik.
Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan biaya produksi
melalui departemen produksi atau pusat pertanggungjawaban biaya, yang
umumnya diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk atau massa.
Metode harga pokok proses biasanya digunakan oleh perusahaan yang
menghasilkan produk yang sama (homogeny) dan melalui serangkaian proses
yang sama.1

2.2 Pengertian Produk Dalam Proses Awal


Dalam proses produksi, setiap produk yang belum selesai diproses pada
akhir periode menjadi persediaan produk dalam proses akhir di periode
tersebut dan akan menjadi persediaan produk dalam proses awal periode
berikutnya. Produk dalam proses awal perlu dilakukan pemprosesan lebih
lanjut untuk menjadi produk jadi yang akan ditransfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang produk jadi. Dalam hal ini, persediaan produk
dalam proses awal (yang berasal dari persediaan produk dalam proses di
periode sebelumnya) telah menikmati biaya, seperti biaya bahan, biaya tenaga
kerja, dan biaya overhead pabrik. Penggunaan biaya bahan di dalam proses
produksi yang dilakukan pada periode berjalan, biasanya hanya dilakukan di
departemen pertama saja, sedangkan di departemen lanjutan (setelah
departemen pertama) hanya menambah biaya konversi saja.2

1
Dr. H. Arwansyah, M. Akuntansi Biaya (Medan: Unimed press, 2018).
2
Mulyadi. Akuntansi Biaya Edisi 5. (Yogyakarta: Akademi manajemen peusahaan YPKN. 2005).

3
Tetapi, ada kalanya di departemen lanjutan (setelah departemen
pertama) juga menambahkan biaya bahan untuk proses produksinya. Dampak
dari penambahan bahan di depatemen lanjutan tersebut akan memunculkan
kemungkinan bahwa jumlah produk yang dihasilkan akan bertambah atau
adanya kemungkinan bahwa penambahan bahan tersebut tidak akan
menambah jumlah produk di departemen yang bersangkutan. Secara umum,
ada dua (2) metode untuk menghitung biaya atas pemprosesan produk dalam
proses awal menjadi produk akhir, antara lain:
1) Metode rata-rata tertimbang (weighted average method)3
2) Metode masuk pertama keluar pertama (first in, first out-FIFO)

2.3 Metode Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Method)


Dalam tahapan proses produksi dengan metode rata-rata tertimbang
tidak dibedakan antara produk yang berasal dari produk dalam proses awal
dengan produk masuk proses pada periode berjalan.Hal ini berate bahwa
setiap elemen biaya produksi yang berasal dari produk dalam proses
awal digabungkan dengan elemen biaya produksi yang berasal dari periode
berjalan. Total biaya dari masing-masing elemen tersebut dibagi dengan unit
ekuivalen dari masing- masing elemen yang bersangkutan.
Untuk menghitung unit ekuivalen, yang mana metode ini tidak
menghiraukan mengenai unit produk dalam proses awal atau mengasumsikan
bahwa produk tersebut bercampur dengan unit produk yang masuk pada
periode berjalan, sehingga jumlah unit ekuivalen berdasarkan metode rata-
rata tertimbang merupakan jumlah unit yang setara dengan produk jadi yang
dihasilkan oleh biaya produksi dari produk dalam proses awal dan biaya
produksi pada periode berjalan.4

3
Purwaji,Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 140.
4
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 141.

4
A. Metode Rata-Rata Tertimbang di Departemen Pertama
Produk yang dimasukkan didalam proses produksi di departemen
pertama terdiri dari produk dalam proses awal periode dan produk masuk
proses periode berjalan. Biaya produksi yang harus di perhitungkan didalam
proses produksi tersebut adalah biaya yang melekat pada persediaan awal
produk dalam proses dan biaya produksi yang masuk proses periode berjalan.
Untuk menghitung tiap-tiap elemen biaya produksi (biaya bahan, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik) dengan cara menambahkan masing-
masing elemen biaya yang berasal dari persediaan produk dalam proses awal
periode dengan masing-masing elemen biaya produksi masuk proses periode
berjalan. Total biaya masing-masing elemen biaya tersebut dibagi dengan unit
equivalent dari masing-masing elemen biaya yang bersangkutan, sehingga
mendapatkan biaya per unit untuk masing-masing elemen biaya.5

Rumus perhitungan biaya per unit untuk masing-masing elemen biaya di


departemen pertama
1. Biaya bahan per unit
Biaya bahan = biaya bahan dari produk + biaya bahan dari
Per unit dalam proses awal produk masuk
proses
Di periode berjalan
Unit ekuivalen dari biaya bahan

2. Biaya tenaga kerja


Biaya Biaya Tenaga Kerja dari + Biaya Tenaga Kerja
tenaga kerja = Produk Dari Proses Awal dari Produk Masuk Proses
per unit Di Periode Berjalan
Unit Ekuivalen dari Biaya Tenaga Kerja

3. Biaya Overhead Pabrik (BOP) Per Unit

5
Purwaji,Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 141.

5
BOP BOP dari +BOP dari produk masuk
Per Unit = produk dalam proses awal proses di periode
berjalan
Unit ekuivalen dari BOP

Selanjutnya menghitung masing-masing elemen biaya per unit produk


dengan cara menambahkan masing-masing elemen biaya produk per unit

Biaya per unit = biaya bahan + biaya tenaga kerja + BOP per unit
Per unit per unit

Selanjutnya menghitung biaya produksi yang akan di transfer ke


departemen lanjutan (setelah departemen pertama) dengan cara mengalikan
antara jumlah unit produk yang dihasilkan dengan biaya produk per unit
(penjumlahan dari setiap elemen biaya, sedangkan untuk menghitung total
biaya dari persediaan produk dalam proses akhir adalah dengan cara
menjumlahkan dari perkalian antar masing-masing elemen biaya (sesuai
tingkat penyelesaiannya) dengan biaya per uint dari masingmasing elemen
biaya tersebut

Produk Jadi :
Produk yang di hasilkan dan di transfer ke departemen lanjutan (gudang produk jadi)
Jumlah unit produk jadi x biaya per unit =
XXXX

Produk Dalam Proses :


Biaya bahan jumlah unit PDP (tingkat penyelesaian) x biaya Bahan per unit
= XXX

Biaya tenaga kerja jumlah unit PDP (tingkat penyelesaian) x biaya Tenaga kerja per unit = XXX

Biaya overhead pabrik jumlah unit PDP (tingkat penyelesaian) x BOP Per unit Total biaya
= XXX
PDP
=XXX

6
B. Metode Rata - Rata Tertimbang di Departemen Lanjutan (setelah
departemen pertama)
Total biaya produksi yang terjadi di departemen lanjutan (departemen
setelah departemen pertama) merupakan akumulasi biaya yang ditransfer dari
departemen (departemen - departemen) sebelumnya dengan biaya yang terjadi
di departemen yang bersangkutan. Menambahkan biaya yang berasal dari
persediaan produk dalam proses awal yang berasal dari departemen
sebelumnya dengan biaya produksi periode berjalan yang berasal dari
departemen sebelumnya Menambahkan masing-masing elemen biaya yang –
berasal dari persediaan produk dalam proses awal periode di departemen
lanjutan dengan masing-masing elemen biaya produksi masuk proses periode
berjalan di departemen lanjutan. Biaya per elemen biaya adalah total biaya
masingmasing elemen biaya (biaya dari departemen sebelumya, biaya bahan,
biaya tenagakerja dan biaya overhead pabrik) tersebut dibagi dengan unit
equivalent dari masing-masing elemen biaya. 6

1. Biaya per Unit yang Berasal dari Departemen Sebelumnya

Biaya Biaya bahan dari produk Biaya bahan dari produk di


per Unit dari = dalam proses awal yang + periode berjalan yang berasal
Departemen berasal dari departemen dari departemen sebelumnya
Sebelumnya sebelumnya
Produk dalam proses + produk yang di transfer dari
Awal departemen sebelumnya

2. Biaya bahan per unit

Biaya bahan= per unitbiaya bahan dari produk+biaya bahan dari produk dalam proses awalmasuk
berjalan

Unit ekuivalen dari biaya bahan

6
Purwaji,Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 143.

7
3. Biaya tenaga kerja per unit

Biaya biaya tenaga kerja biaya tenaga kerja dari


tenaga kerja = dari produk dalam + produk masuk proses di
per unit proses awal periode berjalan
unit ekuivalen biaya tenaga kerja

4. Biaya overhead pabrik (BOP) per unit

BOP = BOP dari produk + BOP dari produk masuk


Per unit dalam proses proses di periode berjalan
awal
Unit ekuivalen dari BOP

Selanjutnya menghitung masing masing biaya , dengan menghitung


biaya perunit produk dengan cara menambahkan masing masing elemen biaya
produk per unit

Biaya = biaya dari


Per unit departemen + biaya bahan - biaya + BOP
Sebelumnya per unit tenaga kerja per unit
Per unit per unit

Langkah selanjutnya adalah menghitung biaya produk yang akan di


tranfer ke departemen lanjutan atau ke gudang produk jadi dan menghitung
total biaya produksi dari persediaan produk dalam proses akhir .

Produk jadi
Produk yang dihasilkan dan di transfer ke departemen lanjutan (gudang produk
jadi) : Jumlah unit produk jadi x biaya per unit = XXXX

8
Produk dalam proses :

Biaya yang berasaljumlah unit PDP x biaya dari departemen sebelumnya= XXX Dari departemen
Sebelumnya

Biaya bahan jumlah unit PDP ( tingkat penyelesain ) x biaya bahan Per unit
jumlah unit PDP (tingkat penyelesaian ) x biaya tenaga = XXX
Biaya tenaga Kerja
kerja per unit = XXX jumlah unit PDP ( tingkat penyelesaian ) x BOP per uni
Biaya overhead Pabrik

Total biaya PDP= XXXX

Berikut informasi terkait biaya produksi dan unit yang di hasilkan


Keterangan Departemen Departemen
Pengolahan Pengemasan
Proses produksi
Produk Dalam Proses Awal:
 Departemen Pengolahan xxx unit
(Biaya bahan, 100%; biaya
konversi,70%)
 Departemen pengemasan xxx unit
(Biaya bahan, 100%; biaya konversi

Produk masuk proses di periode berjalan


 Departemen pengolahan xxx unit
 Departemen pengemasan xxx unit

Produk dalam proses akhir:


 Departemen pengolahan (biaya xxx unit
bahan, 100%; biaya konversi, 50%)
 Departemen pengemasan (biaya xxx unit
bahan, 100% biaya konversi, 40%

Biaya produksi

9
Produk dalam proses awal:
 Biaya dari departemen pengolahan xxxx
 Biaya bahan xxx
 Biaya tenaga kerja xxxx xxxx
 Biaya overhead pabrik xxx xxxx

Periode berjalan
 Biaya bahan xxx
 Biaya tenaga kerja xxxx xxx
 Biaya overhead pabrik xxxx xxx
A.) Pembalikan (penyesuaian kembali) dari persediaan produk dalam
proses ke produk dalam proses di departemen pengolahan dan
departemen pengemasan
Nama akun Debit Kredit
PDP-B.Bahan-dept. pengolahan xxx
PDP-B.tenaga kerja-dept.pengolahan xxxx
PDP-BOP-dept.pengolahan xxxx
(proses pembalikan dari persediaan PDP ke PDP masing-masing biaya di dept.
Pengolahan)
PDP-dept. Pengolahan –dept. Pengemasan xxxx
PDP-B. Tenaga kerja- dept. Pengemasan xxx
PDP-BOP-dept. Pengemasan xxx
Persediaan pdp- dept. Pengemasan xxx
(proses pembalikan dari persediaan PDPke PDP masing-masing biaya di dept.
Pengemasan)

B.) Pemakaian bahan di departemen pengolahan

10
Nama akun Debit Kredit
PDP-B.tenaga kerja- dept. Pengolahan xxxx
Persediaan bahan xxxx
(pemakaian bahan di dept. Pengolahan)

C.) Pembebanan biaya tenaga kerja di dept. Pengolahan dan dept.


Pengemasan
Nama akun Debit Kredit
PDP-B.tenaga kerja- dept. Pengolahan xxx
PDP-B.tenaga kerja- dept. pengemasan xxx
Biaya upah dan gaji xxxx
(pembebanan upah dan gaji di dept. Pegolahan dan dept. pengemasan)

D.) Pembenanan biaya overhead pabrik di dept. Pengolahan dan dept.


Pengemasan
Nama akun Debit Kredit
PDP-BOP-dept. Pengolahan xxxx
PDP-BOP-dept.pengemasan xxx
BOP-dept. Pengolahan xxx
BOP-dept. pengemasan xxx
(pembebanan BOP di dept. Pengolahan dan dept. Pengemasan)

E.) Produk jadi di departemen pengolahan


Nama akun Debit Kredit
PDP-dept. Pengolahan-dept. pengemasan xxx
PDP-B. bahan-dept. Pengolahan xxx
PDP-B. bahan-dept. Pengolahan xxx
PDP-BOP-dept. Pengolahan xxx
(pencatatan produk jadi di dept. Pengolahan)
F.) Produk dalam proses di dept. Pengolahan

11
Nama akun Debit Kredit
Persediaan-PDP-dept. Pengolahan xxxx
PDP -dept. Pengolahan-dept. pengemasan xxxx
PDP-B. Tenaga kerja -dept. Pengolahan xxxx
PDP-BOP-dept. Pengolahan xxx
(pencatatan produk dalam proses di dept, pengolahan)

G.) Produk jadi di dept. Pengemasan


Nama akun Debit Kredit
Persediaan produk jadi xxxx
PDP -dept. Pengolahan-dept. pengemasan xxxx
PDP-B. Tenaga kerja -dept. pengemasan xxxx
PDP-BOP-dept. Pengemasan xxxx
(pencatatan produk jadi di dept. pengemasan)

H.) Produk dalam proses di departemen pengemasan


Nama akun Debit Kredit
Persediaan- PDP-dept. Pengemasan xxxx
PDP -dept. Pengolahan-dept. pengemasan xxx
PDP-B. Tenaga kerja -dept. pengemasan xxxx
PDP-BOP-dept. Pengemasan xxxx
(pencatatan produkdalam proses di dept. pengemasan)

I.) Laporan biaya pokok produksi dept. pengolahan dan dept.


Pengemasan Laporan biaya pokok produksi di Departemen Pengolahan
dan Departemen Pengemasan menggunakan metode rata rata tertimbang
biaya yang dibebankan ke dalam proses produksi (bjava masuk proses)
merupakan penjumlahan dari masingmasing elemen biaya, seperti biaya
bahan, biaya tenaga kerja , dan biaya overhead pabrik Biaya tersebut harus

12
sama dengan biaya yang dipertanggungjawabkan (biaya keluar proses)
yang terdiri dari biaya produk jadi dan biaya produk dalam proses akhir.
Biaya juga dibebankan ke dalam proses produksi (biaya masuk
proses) yang merupakan penjumlahan dari masing-masing elemen biaya
seperti biaya dari Departemen Pengolahan, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik. Biaya tersebut harus sama dengan biaya yang
dipertanggungjawabkan (biaya keluar proses) yang terdiri dari biaya
produk jadi dan biaya produk dalam proses.

2.4 Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First in, First Out Method-
FIFO)
Dalam metode masuk pertama keluar pertama, persediaan produk
dalam proses awal dipisahka dengan produk masuk proses di periode
berjalan. Tahapan di dalam proses produksi dilakukan dengan cara
menyelesaikan terlebih dahulu produk yang berasal dari produk dalam sampai
menjadi produk jadi, dan langkah berikutnya memproses produk masuk yang
berasal dar periode berjalan sampai menjadi produk jadi (current production),
akan tetapi apabila ada produk yang belum selesai diproses di akhir periode,
maka produk tersebut merupakan produk dalam proses akhir. Setiap elemen
biaya produksi dari produk dalam proses awal tidak digabung dengan setiap
elemen biaya produksi atas produk masuk proses di periode berjalan.
Komponen komponen dari unit ekuivalen adalah produk jadi dan produk
dalam proses akhir. Jumlah uni produk jadi selama periode berjalan berasal
dari jumlah produk jadi yang diproses dari produk dalam proses awal dan
jumlah produk jadi yang diproses pada periode berjalan (current product)
Untuk menghitung besarnya biaya setiap elemen diperoleh dengan membagi
biaya setiap elemen yang terjadi selama periode berjalan dengan unit
ekuivalen pada periode yang bersangkutan.7

7
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 152.

13
A. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama di Departemen Pertama
Dalam metode masuk pertama keluar pertama, produk yang
dimasukkan ke proses produksi departemen pertama terdiri dari produk dalam
proses awal dan produk masuk proses di periode berjalan, yang mana biaya
produksi yang melekat di produk dalam proses awal harus dipisahkan dengan
biaya produksi yang melekat di produk masuk proses di periode berjalan.
Terkait proses produksi, metode masuk pertama keluar pertama berasumsi
bahwa biaya produksi di periode berjalan pertama kali digunakan untuk
menyelesaikan persediaan produk dalam proses awal untuk selanjutnya
memproses produk masuk proses di periode berjalan. Hal ini berarti produk
jadi dapat diklasifikasikan menjadi produk jadi yang berasal dari persediaan
produk dalam proses awal. dan produk jadi yang berasal dari produk masuk
proses di periode berjalanProduk yang belum selesai diproses di akhir periode
menjadi persediaan produk dalam proses akhir di periode yang bersangkutan.
Oleh karena itu, unit ekuivalen merupakan jumlah yang setara dengan produk
jadi yang dihasilkan oleh biaya produksi di periode berjalan, sehingga
perhitungan untuk setiap elemen biaya hanya dilakukan terhadap jumlah
biaya produksi yang berasal dari periode berjalan saja.8
Perhitungan setiap elemen biaya (biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik) per unitnya dilakukan dengan cara membagi antara
besarnya biaya untuk setiap elemen di periode berjalan dengan unit ekuivalen
dari masing-masing elemen biaya yang bersangkutan. Berikut formula
perhitungan biaya per unit untuk masing-masing elemen biaya di departemen
yang pertama menggunakan metode masuk pertama keluar pertama.

1. Biaya Bahan per Unit

Biaya Bahan Per Unit = Total Biaya Bahan di Periode Berjalan


Unit Ekuivelen dari Biaya Bahan

8
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 153.

14
2. Biaya Tenaga Kerja per Unit

Biaya Tenaga Kerja Per Unit = Total Biaya Tenaga Kerja di Periode Berjalan
Unit Ekuivelen dari Biaya Tenaga Kerja

3. Biaya Overhead Pabrik (BOP) per Unit

BOP Per Unit = Total BOP di Periode Berjalan


Unit Ekuivelen dari BOP

Untuk menghitung total biaya produksi atas produk yang akan


ditransfer ke departemen berikutnya setelah departemen pertama (departemen
lanjutan) ada dua unsur biaya produksi yang perlu dipisahkan, yakni (a) Biaya
produksi yang berasal dari produk dalam proses awal dan tambahan biaya
produksi untuk menyelesaikan produk dalam proses tersebut dan (b) Biaya
produksi yang berasal dari produk masuk proses di periode berjalan.
Sementara untuk menghitung total biaya produksi dari persediaan produk
dalam proses akhir adalah dengan penjumlahan atas perkalian antara jumlah
unit dari masing- masing elemen biaya (sesuai tingkat penyelesaiannya)
dengan biaya per unit dari masing-masing elemen biaya tersebut. Berikut
formula perhitungan biaya produk jadi dan produk dalam proses di
departemen yang pertama.

Produk Jadi:
Produk jadi yang ditransfer ke departemen lanjutanterdiri dari: Produk yang berasal dari persediaa
Nilai persediaan produk dalam proses awal
Biaya bahan ((Jumlah unit x tingkat penyelesaian) x Biaya bahan per unit)
Biaya tenaga kerja (Jumlah unit x tingkat penyelesaian) x Biaya tenaga kerja per unit) Biaya overhead pabrik ((Jumla
XXX XXX XXX
XXX

Total biaya yang berasal dari saldo produk dalam proses awal Produk masuk proses di perlode berjalan:
XXX
Jumlah unit x Biaya produksi per unit
Total nilai produksi
XXX
XXX

15
Produk dalam proses:
Biaya bahan Jumlah unit produk dalam proses x Biaya bahan per unit XXX
Biaya tenaga kerja Jumlah unit produk dalam proses x Biaya tenaga kerja per unit XXX
Biaya overhead pabrik Jumlah unit produk dalam proses x BOP per unit XXX
Total biaya produk dalam proses XXX

B. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama di Departemen Lanjutan


( Setelah Departemen Pertama)
Total biaya produksi yang terjadi di departemen lanjutan (departemen
setelah departemen pertama) berasal dari biaya produksi yang ditransfer dari
departemen (departemen departemen) sebelumnya dan tambahan dengan
biaya (biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik) yang
terjadi di departemen yang bersangkutan. Biaya produksi yang berasal dari
produk dalam proses awal tidak boleh digabungkan dengan biaya produksi
yang berasal dari periode berjalan di departemen yang bersangkutan. Didalam
proses produksi, pertama kali dilakukan adalah memproses produk dalam
proses awal sampai menjadi produk jadi dan langkah berikutnya memproses
produk yang berasal dari periode berjalan. Produk jadi dapat dibedakan
kedalam: a). Produk jadi yang berasal dari persediaan produk dalam proses
awal dan b). Produk jadi yang berasal dari produk masuk proses periode
berjalan. Produk yang belum selesai di proses pada akhir periode menjadi
persediaan produk dalam proses.9

Rumus perhitungan biaya per unit untuk masing-masing elemen biaya di


departemen pertama

1. Biaya bahan per unit:


Biaya bahan produk Biaya tenaga kerja dari
produk dalam proses awal periode + masuk proses periode
berjalan
Biaya bahan/unit = Unit

2. Biaya tenaga kerja per unit:

9
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 154.

16
Biaya tenaga kerja dari produk Biaya bahan dari produk
dalam proses awal periode + masuk proses periode berjalan Biaya tenaga/unit =
Unit eqivalen biaya tenaga kerja

3. Biaya overhead pabrik per unit:


BOP dari produk BOP dari produk
dalam proses awal periode+ masuk proses periode berjalan
BOP/unit = Unit eqivalen biaya overhead pabrik

Rumus untuk menghitung biaya produk jadi dan biaya produk dalam
proses akhir periode

Produk jadi:
Produk jadi yang di transfer ke Dept. Lanjutan: Jumlah unit produk jadi x biaya/unit

= XXXX

Produk dalam proses:


Biaya yang berasal dari Dept. sebelumnya,
: Jumlah unit produk dalam proses x B. Dept.sebelumnya B.Bahan : Jumlah unit produk dalam pro
=XXX
=XXX
=XXX
=XXX
B.O.P : Jumlah unit produk dalam proses x BOP/unit
(+)
Total biaya produk dalam proses =XXX

1. Pembalikkan (penyesuaian kembali) dari persediaan barang dalam proses


ke produk di departemen peleburan dan pencetakkan
Pembalikkan persediaan dalam produksi adalah suatu tindakan yang perlu hati-
hati dan dilakukan dengan pertimbangan matang karena dapat mempengaruhi

17
biaya dan kualitas produk. Hal ini juga berkaitan dengan pengelolaan
persediaan yang efisien dan akuntansi yang akurat dalam lingkup produksi.10

Nama Akun dan Keterangan Debet Kredit

PDP-B.Bahan-Dept. Peleburan xxxx


PDP-B.T.Kerja-Dept. peleburan xxxx
PDP-BOPabrik-Dept. peleburan xxxx
(proses pembalikan dari persediaan PPDP ke
PDP masing-masing biaya di Dept. peleburan)
PDP-Dept. peleburan-Dept.pencetakkan xxxx
PDP-BTKerja-Dept. pencetakkan xxxx
PDP-BOPabrik-Dept. pencetakan xxxx
Persediaan PDP-Dept. pencetakkan xxxx
(Proses pembalikan dari persediaan PDP ke
PDP masing-masing biaya di Dept.
Pencetakkan)
2. Pemakaian bahan di departemen peleburan
Departemen peleburan adalah tahap kritis dalam berbagai industri seperti
logam, kaca, atau keramik, di mana bahan mentah padat diubah menjadi
cairan yang dapat digunakan dalam tahap produksi selanjutnya. Pengelolaan
bahan mentah dan proses peleburan dengan efisien sangat penting untuk
menghasilkan produk berkualitas tinggi dan menjaga efisiensi biaya
produksi.
Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit
PDP-B. bahan Dept. peleburan xxxx
Persediaan Bahan xxxx

10
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 157.

18
3. Pemakaian tenaga kerja di departemen peleburan dan departemen
pencetakkan
Penggunaan tenaga kerja di departemen pencetakkan dan peleburan dapat
sangat bervariasi tergantung pada jenis industri dan teknologi yang
digunakan. Namun, penting untuk menjaga standar kualitas, keselamatan
kerja, dan efisiensi dalam kedua departemen ini guna mencapai hasil
produksi yang optimal.
Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit
PDP-B. Tenaga kerja Dept. peleburan xxxx
PDP-B. Tenaga kerja Dept. pencetakan xxxx
(Biaya Gaji dan Upah di Dept. peleburan xxxx
dan Dept. pencetakan)

4. Pembebanan biaya overhead pabrik di departemen peleburan dan


departemen pencetakan
Pada departemen peleburan, biaya overhead pabrik dapat termasuk biaya
seperti listrik untuk mesin peleburan, pemeliharaan tungku, gaji staf
pengawas, dan biaya peralatan keselamatan. Sedangkan Pada departemen
pencetakan, biaya overhead pabrik mungkin mencakup biaya listrik untuk
mesin cetak, bahan pemeliharaan mesin cetak, gaji operator mesin cetak, dan
biaya perawatan peralatan. Proses pembebanan biaya overhead pabrik di
departemen pencetakan mirip dengan departemen peleburan, tetapi dengan
metode yang sesuai dengan operasi pencetakan.11

Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit


PDP-BOP Dept. peleburan xxxx
PDP-BOP Dept. pencetakan xxxx
BOP-Dept. peleburan xxxx

11
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 158.

19
BOP-Dept. pencetakan xxxx
(Pembebanan BOP di Dept. peleburan dan
Dept. pencetakan)

5. Produk jadi departemen peleburan


Departemen peleburan berperan kunci dalam mengubah bahan mentah
menjadi produk jadi yang siap digunakan dalam berbagai aplikasi
manufaktur. Produk jadi ini kemudian menjadi bahan mentah bagi
departemen produksi selanjutnya dalam rantai produksi yang lebih luas.
Kualitas dan spesifikasi produk jadi sangat penting dalam memastikan
kualitas produk akhir yang dihasilkan oleh perusahaan manufaktur.
NamaAkun dan Keterangan Debit Kredit
PDP-Dept. peleburan-Dept. pencetakan xxxx
Persediaan PDP Dept. peleburan xxxx
PDP-Biaya Bahan Dept. peleburan xxxx
PDP-B. Tenaga Kerja Dept. Peleburan xxxx
(Pencatatan produk jadi di departemen
peleburan)

6. Produk dalam proses di departemen peleburan


Dalam proses produksi di departemen peleburan, produk dalam proses
mengacu pada tahap produksi yang masih belum selesai dalam departemen
tersebut. Ini adalah tahap antara bahan mentah atau bahan baku yang telah
dimasukkan ke dalam departemen peleburan dan produk jadi yang telah
dilebur menjadi bahan cair. Produk dalam proses di departemen peleburan
adalah bahan-bahan yang sedang menjalani proses peleburan dan pemurnian.
Mereka mungkin berupa logam padat atau bahan baku lainnya yang
dimasukkan ke dalam tungku peleburan. Pada tahap ini, bahan-bahan ini telah
dipanaskan hingga mencapai suhu peleburan yang diperlukan, tetapi mereka
belum sepenuhnya menjadi produk jadi dalam bentuk cair. Dalam
departemen

20
peleburan, proses pemurnian dan pembersihan mungkin diperlukan untuk
menghilangkan kotoran atau material yang tidak diinginkan dari produk
dalam proses. Setelah produk dalam proses mencapai tingkat kemurnian dan
kualitas yang sesuai, mereka dapat dilebur sepenuhnya menjadi bahan cair
yang kemudian akan digunakan dalam produksi produk jadi.
Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit
Persediaan PDP Dept. peleburan xxxx
PDP-B. Bahan – Dept. peleburan xxxx
PDP-B. Tenaga Kerja Dept. peleburan xxxx
PDP-BOP Dept. prlrburan xxxx
(Pencatatan produk dalam proses di
departemen peleburan)

7. Produk jadi di departemen pencetakan


Departemen pencetakan adalah tempat penting dalam berbagai industri
yang menghasilkan produk cetakan, mulai dari kemasan produk hingga
cetakan logam atau plastik yang digunakan dalam berbagai aplikasi. Produk
jadi yang dihasilkan dalam departemen pencetakan harus memenuhi standar
kualitas yang ketat, dan pemantauan kualitas dan pengendalian yang baik
adalah kunci keberhasilan dalam produksi cetakan yang berkualitas tinggi.
Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit
Persediaan Produk Jadi xxxx
Persediaan PDP Dept. pencetakan xxxx
PDP- Dept. peleburan – Dept. pencetakan xxxx
PDP-B. Tenaga Kerja Dept. pencetakan xxxx
PDP-BOP Dept. pencetakan xxxx
(Pencatatan produk dalam proses di
departemen peleburan)

21
8. Produk dalam proses di departemen pencetakan
Produk dalam proses adalah tahap kunci dalam proses produksi di
departemen pencetakan dan memerlukan pengawasan dan pengendalian yang
ketat untuk memastikan bahwa produk akhir memenuhi standar kualitas yang
diharapkan oleh pelanggan atau perusahaan. Tahap ini mencerminkan proses
berkelanjutan menuju produk jadi dan melibatkan berbagai langkah
pengendalian kualitas dan penyelesaian sebelum produk akhir dihasilkan.
Nama Akun dan Keterangan Debit Kredit
Persediaan PDP Dept. pengemasan xxxx
PDP-Dept. peleburan –Dept. pencetakan xxxx
PDP- B. Tenaga Kerja Dept. pencetakan xxxx
PDP-BOP Dept. pencetakan xxxx
(Pencatatan produk dalam proses di
departemen pencetakan)

9. Laporan biaya pokok produksi di Departemen peleburan dan Departemen


pencetakan
Merupakan laporan keuangan yang digunakan untuk menghitung total
biaya yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa selama periode
tertentu. Dalam konteks departemen peleburan dan departemen pencetakan,
laporan biaya pokok produksi akan mencakup semua biaya yang terkait
dengan proses produksi di masing-masing departemen. Berikut adalah
penjelasan mengenai laporan biaya pokok produksi di kedua departemen ini:
Departemen Peleburan
a) Bahan Mentah: Laporan biaya pokok produksi di departemen peleburan
akan mencakup biaya bahan mentah yang digunakan dalam proses
peleburan, seperti logam, mineral, atau bahan lain yang digunakan sebagai
bahan baku.
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung: Ini mencakup gaji dan tunjangan pekerja
yang secara langsung terlibat dalam operasi peleburan, seperti operator
tungku peleburan.

22
c) Biaya Overhead Pabrik: Biaya overhead pabrik yang terkait dengan
departemen peleburan akan mencakup biaya seperti listrik untuk mesin
peleburan, pemeliharaan tungku, dan biaya staf pengawas.
d) Biaya Produk dalam Proses: Ini adalah biaya yang terkait dengan produk
dalam proses dalam departemen peleburan. Ini mencakup biaya bahan
mentah dan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses
peleburan, serta biaya overhead pabrik yang dialokasikan ke produk
tersebut.
Departemen Pencetakan
e.) Bahan Baku: Laporan biaya pokok produksi di departemen pencetakan
akan mencakup biaya bahan baku yang digunakan dalam proses cetakan,
seperti tinta cetakan, kertas, plastik, atau bahan lain yang digunakan dalam
pencetakan.
f.) Biaya Tenaga Kerja Langsung: Ini mencakup gaji dan tunjangan pekerja
yang secara langsung terlibat dalam operasi pencetakan, seperti operator
mesin cetak.
g.) Biaya Overhead Pabrik: Biaya overhead pabrik yang terkait dengan
departemen pencetakan akan mencakup biaya seperti listrik untuk mesin
cetak, perawatan mesin cetak, dan biaya staf pengawas.
h.) Biaya Produk dalam Proses: Ini adalah biaya yang terkait dengan produk
dalam proses dalam departemen pencetakan. Ini mencakup biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung yang digunakan dalam proses
cetakan, serta biaya overhead pabrik yang dialokasikan ke produk tersebut.
Laporan biaya pokok produksi digunakan oleh manajemen untuk
menghitung biaya produksi yang diperlukan untuk menghasilkan barang atau
jasa. Ini merupakan alat penting dalam perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan terkait biaya produksi di kedua departemen. Informasi

23
yang terdapat dalam laporan ini juga dapat digunakan untuk menghitung harga
pokok produksi dan menentukan harga jual produk yang wajar.12
STUDI KASUS
Soal 5.1
PT PRIMA SENTOSA adalah perusahaan yang memproduksi drum closure
yang banyak digunakan di industri perminyakan, seperti Pertamina, Shell, dan lain
sebagainya. Bahan yang digunakan adalah lempengan baja (tin plate) dan
gulungan baja (coil). Dalam perhitungan biayanya, perusahaan menggunakan
sistem perhitungan biaya berdasarkan proses dengan asumsi aliran biaya dalam
proses produksi berdasarkan metode masuk pertama keluar pertama untuk
mempertanggungjawabkan persediaan produk dalam proses awal. Berikut
informasi data produksi dan biaya yang dibebankan untuk bulan Agustus 2010.

Data produksi
Jumlah unit produk di persediaan PDP awal 85.000 unit
(Biaya bahan dan biaya bahan penolong, 100%; biaya konversi,
65%)
Jumlah unit produk yang dimulai prosesnya selama periode 235.500 unit
berjalan
Jumlah unit produk yang ditransfer ke gudang produk jadi selama 245.500 unit
periode berjalan
Jumlah unit produk di persediaan PDP akhir (Biaya bahan dan 75.000 unit
biaya bahan penolong, 100%; biaya konversi, 87)

Biaya-Biaya yang Persediaan Awal Ditambahkan di


Dibebankan Periode Berjalan
Bahan Rp. 909.754.000 Rp. 4.523.989,000
Bahan Penolong Rp. 68.231.500 Rp. 1.216.341.000

12
Purwaji, Agus, Wibowo dan Sabarudin Muslim. Akuntansi Biaya (Jakarta: Penerbit Salemba
Empat, 2020), 160.

24
Tenaga Kerja Langsung Rp. 661.589.700 Rp. 3.761.594.500
Overhead Pabrik Rp. 70. 178.600 Rp. 935. 715.500

Pertanyaan:
1. Buat laporan biaya pokok produksi untuk bulan Agustus 2010
Jawaban:
Pengemasan Laporan biaya pokok produksi di Departemen Pengolahan dan
Departemen Pengemasan menggunakan metode rata rata tertimbang biaya yang
dibebankan ke dalam proses produksi (bjava masuk proses) merupakan
penjumlahan dari masing-masing elemen biaya, seperti biaya bahan, biaya tenaga
kerja , dan biaya overhead pabrik Biaya tersebut harus sama dengan biaya yang
dipertanggungjawabkan (biaya keluar proses) yang terdiri dari biaya produk jadi
dan biaya produk dalam proses akhir.
Untuk membuat laporan biaya pokok produksi untuk bulan Agustus 2010,
kita perlu menghitung total biaya bahan, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik yang dibebankan selama periode tersebut.
Kemudian, kita dapat menghitung biaya pokok produksi dengan menggunakan
metode Rata-Rata Tertimbang karena perusahaan menggunakan metode ini
dalam perhitungan biayanya. Berikut adalah perhitungannya:

PT. PRIMA SENTOSA

LAPORAN BIAYA POKOK PRODUKSI

Periode yang berakhir Agustus 2010

1. Skedul produksi
Produk masuk proses

Produk dalam proses awal 85.000 unit

(B. bahan & B. bahan penolong, 100%; B. konversi 65%)

25
Produk masuk proses di periode berjalan 235.500 unit 320.500 unit

Produk yang ditransfer ke gudang produk jadi 245.500

unit Produk dalam proses akhir

(B. bahan & B. bahan penolong, 100%; B. konversi 87%) 75.000 unit 320.500 unit

2. PEMBEBANAN BIAYA
Elemen Biaya PDP Biaya Periode Total Biaya Unit Biaya Unit
Awal Berjalan Ekuivalen
Biaya (4) = (2)+(3) (5) (6) = (4)/(5)
(2) (3)
(1)

Bahan Rp. Rp. Rp. 320.500 Rp.


909.754.000 4.523.989.400 5.433.743.400 16.953,96

Bahan Rp. Rp. Rp. 310.750* Rp. 4.133,79


Penolong 68.231.500 1.216.341.000 1.284.572.500

Tenaga Rp. Rp. Rp. 310.750* Rp. 14.


Kerja 661.589.700 3.761.594.500 4.423.184.200 233,89
Langsung

Overhead Rp. Rp. Rp. 310.750* Rp. 3.236,99


Pabrik 70.178.600 935.715.500 1.005.894.100

Total Rp. Rp. Rp. Rp.


890.975.200 10.437.640.400 12.147.394.200 38.558,63

*245.500 + 75.000 (87%) = 310.750

3. PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA


Produk jadi yang ditransfer ke gudang:

245.500 unit x Rp. 38.558,63 Rp. 9.466.143.665

Produk dalam proses:

B. dari proses di periode berjalan= 75.000 unit x Rp. 16.953,96 Rp. 1.271.547.000

Biaya tenaga kerja= 75.000 unit (87%) x Rp. 14.233,89 Rp. 928.761,32

Biaya overhead pabrik = 75.000 unit (87%) x Rp. 4.133,79 + Rp. 3.236,99 Rp. 269.733.034,49 Rp. 1.542.208.795,81

Rp. 9.466.143.665

26
metode FIFO karena perusahaan menggunakan metode ini dalam perhitungan
biayanya. Berikut adalah perhitungannya:

PT. PRIMA SENTOSA

LAPORAN BIAYA POKOK PRODUKSI

Periode yang berakhir Agustus 2010

1. Skedul produksi
Produk masuk proses

Produk dalam proses awal 85.000 unit

(B. bahan & B. bahan penolong, 100%; B. konversi 65%)

Produk masuk proses di periode berjalan 235.500 unit 320.500 unit

Produk yang ditransfer ke gudang produk jadi 245.500

unit Produk dalam proses akhir

(B. bahan & B. bahan penolong, 100%; B. konversi 87%) 75.000 unit 320.500 unit

2. PEMBEBANAN BIAYA
Elemen Biaya PDP Awal Unit Ekuivalen Biaya Unit

Biay (2) (3) (4) =

a (1) (2)/(3)

Biaya PDP Awal:

Biaya Bahan Rp. 909.754.000

Biaya Bahan Penolong Rp. 68.231.500

Biaya Tenaga Kerja Rp. 661.589.700

Langsung

BOP Rp. 70.178.600

Total Biaya PDP Awal Rp. 1.709.753.800

27
Biaya di periode berjalan

Biaya Bahan Rp. 4.523.989.400 { 85.000 (0%) + 160.500 Rp. 19.210,15


(100%)}+75.000 (100%)=
235.500

Biaya Bahan Rp. 1.216.341.000 { 85.000 (0%) + 160.500 Rp. 5.164,93


(100%)}+75.000 (100%)=
Penolong 235.500

Biaya Tenaga Kerja Rp. 3.761.594.500 { 85.000 (35%) + 160.500 Rp.14.722.48


(100%)}+75.000 (87%)=
Langsung 255.500

BOP Rp. 935.715.500 { 85.000 (35%) + 160.500 Rp. 3.662,29


(100%)}+75.000 (87%)=
255.500

Total Biaya di Periode Rp. Rp. 42.759,85


Berjalan 10.437.640.400

Total Biaya Rp.


12.147.394.200

Produk jadi sebanyak 245.500 unit terdiri dari 85.000 unit yang berasal dari produk dalam
proses awal dan 160.500 unit yang berasal dari produk masuk proses di periode berjalan.

3. PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA


Produk jadi yang ditransfer ke gudang produk jadi :

1) Biaya persediaan PDP awal Rp. 1.709.753.800

Biaya bahan 85.000 unit (0%) x Rp. 19.210,15 = 0

Biaya tenaga kerja 85.000 unit (35%) x Rp. 14.722,48 = Rp. 437.993.780

Biaya overhead pabrik 85.000 unit (35%) x Rp. 3.662,29 = Rp. 108.953.127,5

Totalbiaya produk jadi dari PDP awal Rp. 2.256.700.707,5

2) Biaya produk jadi periode berjalan 160.500 unit x Rp42. 759,85 Rp. 6.862.955.925

Total biaya produk jadi yang ditransfer ke gudang produk jadi (245.500 unit ) Rp. 9.119.656.632,5

Produk dalam proses:

Biaya bahan 75.000 unit (100%) x Rp. 19.210,15 = Rp. 1.440.761.250

Biaya bahan penolong 75.000 unit (100%) x Rp. 5.164,98 = Rp. 387.369.750

Biaya tenaga kerja langsung 75.000 unit (87%) x Rp. 14.722,48 = Rp. 960.641.820

BOP 75.000 unit (87%) x Rp. 3.662,29 = Rp. 238.964.422,5 Rp. 3.027.737.242,5

Rp. 12.147.393.875

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengemasan Laporan biaya pokok produksi di Departemen Pengolahan
dan Departemen Pengemasan menggunakan metode rata rata tertimbang
biaya yang dibebankan ke dalam proses produksi (bjava masuk proses)
merupakan penjumlahan dari masingmasing elemen biaya, seperti biaya
bahan, biaya tenaga kerja , dan biaya overhead pabrik Biaya tersebut harus
sama dengan biaya yang dipertanggungjawabkan (biaya keluar proses) yang
terdiri dari biaya produk jadi dan biaya produk dalam proses akhir.

3.2 Saran
Jika mahasiswa ingin melakukan usaha sebaiknya menentukan harga
pokok yang akan digunakan terlebih dahulu, baik itu harga pokok pesanan
maupun harga pokok proses serta memahami cara menentukan harga pokok
produk selesainya.

29
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Arwansyah, M. 2018. Akuntansi Biaya. Medan: Unimed press.

Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta: Akademi Manajemen


perusahaan YPKN.

Purwaji, Agus, Wibowo, dan Sabarudin Muslim. 2020. Akuntansi Biaya. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.

30

Anda mungkin juga menyukai