Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

Profesi
Akuntansi
Anggota Kelompok 2
• Aprilia Mutiara 2021011
• Bilianinidi Silfia Pramita 2021012
• Sephia Cahyani Purnama 2021008
• Wanda Asmara 2021007
• Nuryanda Nariswari 2021014

Kelas : AKT2A
Tahun Pembelajaran 2021/2022
Daftar Pendekatan Untuk Mengenal Suatu Profesi

Isi Peringkat 1 dan 2

Bahan-bahan diskusi
Profesi Akuntan di ASEAN

Profesi Akuntansi di Indonesia

Professional Indemnity Insurance (PII)

Struktur Pernyataan IAASB


Pengantar

Istilah “profesi akuntansi” dalam bab ini


dibatasi dalam arti sempit, yakni profesi
akuntan publik.
Ada banyak pendekatan untuk mengenai suatu
profesi termasuk profesi akuntansi.
Pendekatan-pendekatan ini akan disinggung
dalam judul berikut, dengan menunjuk bacaan
yang lebih terinci.
Gambaran mengenai profesi dapat dilihat
secara global, regional (dalam hal Indonesia
kawasan ASEAN), dan nasional.
Pendekatan
1. Melihat apa yang dikerjakan dan dihasilkan anggota
profesi.
2. Membandingkannya dengan okupasi yang lain. Ini
adalah pendekatan sosiologis. Profesi ditandai dengan
komunitas yang mengembangkan aturan-aturan
internal. 
3. Pengamat dan praktisi memahami pernyataan-
pernyataan (Pronouncements) yang dikeluarkan oleh
lembaga yang menetapkan standar profesi (standards-
setting body). Pernyataan atau pronouncements adalah
alat komunikasi yang sangat penting bagi profesi.
Melalui pronouncements anggota profesi mengetahui
apa yang sangat diharapkan dari padanya, apa yang
diwajibkan, apa yang diharamkan, apa yang dianjurkan,
dan seterusnya. Pihak-pihak diluar profesi dapat menilai
perilaku anggota profesi dan kinerja mereka, dengan
Peringkat 1 dan 2
istilah peringkat satu dan dua dalam profesi akuntansi dikenal sebagai the big N ( N disini bisa
diganti dengan angka 8,7,6,5 dan 4) pada peringkat pertama (first-tier accounting firms).
Dalam kurun waktu hampir satu abad, profesi di Britania Raya dan Amerika Serikat didominasi
oleh the Big 8.
1. Perubahan pertama terjadi melalui mega merger antara salah satu the Big 8 dengan kelompok
praktisi Belanda dan Jerman yang bukan anggota the Big 8; mega merger ini menghasilkan KPMG
(1987).
2. Kurang dari dua tahun the Big 8 menjadi the Big 7, melalui mega merger dari dua jaringan the Big 8;
mega merger ini menghasilkan Ernst & young (1989).
3. Dalam tahun yang sama, terjadi mega merger dari dua jaringan the Big 7, yang melahirkan Deloitte
Touche Tohmatsu (1989). Dan the Big 7 menjadi the Big 6.
4. Hampir satu dasawarsa sesudahnya, dan melalui gagal marger antara Arthur Andersen dan Price
Waterhouse diantaranya, terjadi mega marger dari dua jaringan the Big 6 yang melahirkan
PricewaterhouseCoopers (1998). Dengan demikian the Big 6 menjadi the Big 5.
5. Dengan kematian Arthur Andersen pada tahun 2002, the Big 5 menjadi the Big 4, sampai sekarang.

Dengan perubahan kurang dari satu dasawarsa, melalui 4 weddings and a funeral,
profesi akuntansi mengalami perubahan besar dalam satu abad. 
Kelompok second / tier frims berada jauh di bawah the Big N dalam arti luas
jaringan (member frims ditatan global), jumlah pendapatan, jenis jasa yang diberikan,
jumlah patner dan staf. Jika the Big N menandai ciri oligopoli selama lebih dari satu
abad, kelompok second/ tier frims lebih dinamis.
Profesi Akuntan di
ASEAN
Profesi akuntan dalam arti luas bukan hanya akuntan publik di Asean tetapi
tidak terlepas juga dari masyarakat ekonomi ASEAN. Pembahasan tentang
Akuntansi ASEAN harus meliputi semua jenis akuntan bukan hanya jasa
akuntan publik yang berupa jasa asuransi.

Berikut tabel 2.1 menyajikan data akuntan ASEAN tahun 2014 9 negara,
tabel 2.2 data akuntan ASEAN tahun 2013 10 negara. Kedua menunjukkan
beberapa inkonsistensi. Tabel 2.1 hanya menyajikan data 9 negara ASEAN
tanpa Myanmar sedangkan tabel 2.2 10 negara dengan Myanmar, dengan
demikian angka total di tabel 2.1 tidak mencerminkan total akuntan
ASEAN.
Tabel 2.1 Tabel 2.2
Asosiasi Akuntan dan Negara (kecuali jelas dari nama asosiasi) No Asosiasi Akuntan dan Negara (kecuali jelas dari nama asosiasi) 2014 Jumlah
No 2013 Jumlah
1 Brunei Darussalam Institute of certified public accountants (BICPA) 56
1 Brunei Darussalam Institute of certified public accountants BICPA 49 2 ikatan akuntan indonesia (IAI) 14735

2 ikatan akuntan indonesia IAI 17920 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 1511

3 Kampuchea Institute of certified public accountants KICPA 155 3 Kampuchea Institute of Certified Public Accountants (KICPA) 284

4 Lao of certified public accountants (LICPA) - Laos 172


4 Lao of certified public accountants LICPA Laos 176
5 Malaysian Institute of accountants (MIA) 29654
5 Malaysian Institute of accountants MIA 30994
6 Malaysian Institute of Certified Public Accountants ( MICPA)
6 Malaysian Institute of certified public accountants 595
7 Philippines Institute of Certified Public Accountants (PICPA) 21031

7 Philippines Institute of certified public accountants 22072 8 Institute Singapore chartered accountans (ISCA) 26572

8 Institute Singapore chartered accountans (ISCA) 28869 9 Federation of accounting professions (FAP) - Thailand 52805

10 Vietnam Association of accountants (VAA) 8000


9 Federation of accounting professions (FAP) - Thailand 64635
Myanmar (MAC, Myanmar Accountary Council & MICPA, Myanmar Institute of Certified
10 Vietnam Association of accountants (VAA) 8000 11 Public Accountants) 1460

Total 156280
Total 173465
Lepas dari kemungkinan tidak akuratnya data dalam kedua tabel di
atas, kita dapat menyimpulkan urutan lima besar ASEAN sebagai
berikut.

1.Thailand (di atas 64.000)


2.Malaysia (di atas 31.000)
3.Singapura (hampir 29.000)
4.Filipina (di atas 21.000)
5.Indonesia (hampir 18.000)

Namun, jika berbicara tentang potensi pasar jasa akuntan publik (sisi
permintaan), kita harus menyandingkannya dengan jumlah akuntan
publik sekitar 1.500-an (sisi penawaran), dan bukan angka 18.000.

Selain permintaan dan penawaran secara kuantitatif. Kompetensi


kualitatif sangat berperan. Ini antara lain akan ditentukan oleh
kesetaraan pengakuan terhadap kualifikasi akuntan publik ASEAN dan
daya saing. Kesetaraan kualifikasi, merupakan “paspor” untuk
beroperasi di negara ASEAN lain. Di samping itu harus ada ketangguhan
bersaing di negara lain.
Profesi Akuntansi di
Indonesia
Dalam bacaan D profesi dan pembinaannya dalam bacaan latar
belakang di akhir buku mencatat pengalaman penulis ketika mendirikan
ikatan akuntan indonesia seksi akuntan publik IAI yang menjadi cikal
bakal IAPI. Persaingan antar-asosiasi profesi akuntansi di Negeri
Belanda, perpecahan di dalam profesi akuntansi di Malaysia (Mia) dan
MICPA dan adanya berbagai asosiasi dalam proses pengacara atau
penasehat hukum di Indonesia membuat di bawah kepemimpinan Dr.
Radius Prawiro menegaskan bahwa asosiasi profesi akuntansi atau
akuntan publik harus berada di bawah IAI tentunya keadaan kemudian
berubah dan menjadi independen dari IAI.
Professional • Pada 2007 pasar sedang mengalami krisis. Kantor akuntan "Tiga Besar" telah

Indemnity
menolak untuk mengaudit setengah dari perusahaan di FTSE 100 karena mitra
tidak dapat memperoleh perlindungan Asuransi Ganti Rugi Profesional.

Insurance (PII) • Perusahaan "Tiga Besar" yang tersisa menemukan bahwa untuk
mempertahankan perlindungan PI mereka, perusahaan asuransi menuntut agar
mereka meninggalkan klien audit "berisiko tinggi", seperti asuransi jiwa,
konglomerat, minyak, tembakau, dan alkohol. Krisis telah tiba.
“Asuransi untuk penugasan profesional” terasa asing bagi  praktisi kita.
Dalam bahasa Inggris asuransi ini  dikenal sebagai PII (Professional Indemnity
Isurance). KAP yang merupakan member film dari the big four mengikuti Butir-butir mengenang krisis yang dihadapi Deloitte yang memimpin Group Audit
kebijakan kantor pusat, yakni membayar PII disamping iuran keanggotaan Parmalat. Grant Thornton yang mengaudit laporan keuangan anak perusahaan Parmalat
(membership free).  tidak mendeteksi manipulasi laporan keuangan yang material. Akibatnya, Deloitte dan
Grant Thornton menghadapi tuntutan ganti rugi yang besar. Maskapai asuransi menjadi
KAP tanpa afiliasi internasional umumnya tidak dilindungi dengan sangat khawatir. The “Big Three” yakni The “Big Four” tanpa Deloitte tidak bisa
PII. Pertama, karena ketidaktahuan mengenal hal ini. Kedua, sejauh ini memperoleh PII. Akibatnya mereka menolak mengaudit separuh dari emiten terbesar di
belum ada tuntutan hukum atau klaim ganti rugi dari pengguna jasa Inggris (FTSE 100). 
akuntan publik. Ketiga, belum ada masakapai asuransi yang
Maskapai asuransi memaksa The “Big Three” melepaskan klien-klien mereka yang
memberikan PII di Indonesia. Masalah ini pernah dibahas antara PII,
KAP dan maskapai asuransi ( jasa Indonesia) ketika Dr. Radius Prawiro dianggap “high-risk” audit clients, seperti asuransi kematian, perusahaan konglomerat
memimpin IAI : namun, belum ada hasilnya, sampai saat ini. (conglomerates), perusahaan minyak, perusahaan tembakau dan alcohol. Itu kenangan
tahun 2007, dan sekarang (2014) krisisnya berulang.
Dibanyak negara maju, prakitisi enggan memberikan jasa profesi
tanpa PII. Harian the telegraph awal tahun 2014 memilih butir-butir
Salah satu pertahanan KAP adalah membentuk badan hukum yang disebut LLP
berikut. (limited-liability partnership). Tanpa LLP, rekan-rekan dalam KAP berbentuk
partnership (di Indonesia, persekutuan perdata dan firma). Dengan LLP, klien membuat
perikatan dengan partnership bukan rekannya.
LLP tentu bukan obat mujarab untuk segala resiko profesi. Banyak LLP seakan terbang
dalam cumulo nimbus di akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Namun, “pilot” KAP
Indonesia tetap menerbangkan pesawat non-LLP dengan percaya diri penuh, tanpa PII.
STRUKTUR PERNYATAAN IAASB
The International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) adalah lembaga
independen yang menetapkan standar (independent standard-setting body) untuk
kepentingan umum, dengan menetapkan standar internasional bermutu tinggi, dalam
bidang auditing, assurance, dan standar lain yang terkait dan memfasilitasi konvergensi
standar internasional dan standar nasional dibidang auditing dan assurance standards.
Dengan demikian IAASB meningkatkan mutu dan konsistensi praktik diseluruh dunia dan
memperkuat kepercayaan publik terhadap profesi auditing dan assurance secara global. 
Perhatikan, istilah international yang dipakai dalam standar-standar IAASB, menunjukan
bahwa ini adalah standar internasional. Negara- negara di dunia mungkin sebelumnya
sudah mempunyai standar-standar sendiri. Kemudian mereka mengamati standar
internasional ini dalam tahap konvergensi, dan akhirnya memutuskan untuk mengadopsi
standar internasional ini.
IAASB menerbitkan dan memutakhirkan pernyataan-pernyataan (pronouncements),
yang juga di adopsi oleh profesi akuntan public ( profesi auditing dan assurance) di
Indonesia. Kode etik ini diterbitkan IESBA (The Intenational Ethics Standards Board)
Engagements Governead by the Standards of
the IAASB

Lapis kedua dalam struktur pernyataan IAASB berisi penugasan atau perikatan
yang diatur dengan pernyataan-pernyataan IAASB.
Kelompok pertama yang diatur pernyataan IAASB adalah pengendalian mutu.
Pengendalian mutu adalah aspek penting dalam pekerjaan profesional. Ini diatur
dengan pernyataan-pernyataan IAASB mengenai standar yang dikenal sebagai
International Standards on Quality Control disingkat ISQC. Bagian 2-1
mencantumkan ISQC 1-99.
Baris International Standards on Quality Control mempunyai dua cabang.
Cabang pertama (International Framework for Assurance Enggagements)
dibahas selanjutnya, sedangkan cabang berikutnya (Related Services) dibahas
pada akhir penjelasan Bagian 1.
STRUKTUR PERNYATAAN IAASB
Baris berikutnya ialah International Framework for Assurance Enggagements. Ini adalah kerangka penugasan asurans,
termasuk audit dan penugasan tertentu lainnya. Kerangka ini sendiri tidak berisi kewajiban atau persyaratan yang wajib
dilaksanakan praktisi: ketentuan mengenai hal ini diatur dalam masing-masing standar penugasan atau perikatan asurans.
Di bawah baris International Framework for Assurance Engagements ada dua kota yang menunjukkan standar penugasan
atau perikatan asurans. :
1.Audits and Reviews of Historical Financial Information
Audit dan Standar-Standar Reviu berkenaan dengan informasi keuangan historis. Standar-Standar Auditnya ialah  ISAS
100-999 International Standards on Auditing:  sedangkan Standar-Standar Reviunya adalah ISRES 1000-2699
International Standards on Review Engagements.
2.Penugasan asurans lainnya. Diluar audit dan reviu, atau ISAES 3000-3699 International Standards on Assurance
Engagements.
bagian terakhir dalam bagan 2-1 ini merupakan cabang kedua dari International Standards on Quality Control, yang
berkenaan denfan Related Services ini diatur dalam pernyataan-pernyataan ISRSs 4000-4699 International Standards
on Related Services.
Disamping pernyataan (pronouncements), IAASB juga menerbitkan IAPNs (International Auditing Practice Notes). IAPNs
juga tidak mengubah kewajiban auditor untuk menaati semua ISAs. IAPNs memberikan petunjuk praktis bagi auditor
dan dimaksudkan untuk disebarkan oleh atau digunakan untuk mengembangkan materi pelatihan di negara-negara
yang mengadopsi ISA Contoh IAPN yang sudah diterbitkan ialah IAPN 1000 berjudul Special Considerations in Auditing
Financial Instruments.
Ada pertanyaan?

Kirim kepada kami! Semoga Anda belajar hal yang baru.


Thank you

Anda mungkin juga menyukai