Anda di halaman 1dari 17

STOCK SPLIT

( Pemecahan Saham )
KELOMPOK 2
KELOMPOK 2 PS-2B

1. ISNA SOPHIA NURKHALISHA (4.42.19.12)

2. MUHAMMAD BURHANUDDIN (4.42.19.16)

3. NOR NAILY SA’ADAH (4.42.19.17)

4. PUTRI THALIA AINUR S. (4.42.19.21)

5. SITI RIZKI AMALIA (4.42.19.26)


PENGERTIAN

● Stock Split atau Pemecahan Saham adalah sebuah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan yang
telah go public (emiten) untuk memecahkan nilai nominal saham kedalam nilai yang lebih kecil,
dengan cara memecahkan lembar saham. Pemecahan tersebut dilakukan dengan rasio tertentu,
sehingga jumlah lembar saham yang beredar akan meningkat secara proporsional dengan
penurunan nilai nominal tanpa adanya transaksi jual beli, sehingga modal yang dimiliki oleh
pemilik saham tidak berubah.
Jenis- jenis Stock Split
Pada dasarnya ada dua jenis yang dapat dilakukan dalam aksi korporasi sebuah perusahaan, yaitu:

1. Split Up atau Stock Split


Stock Split adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang
beredar. Misalnya stock split dengan faktor pemecahan 1:2 maksudnya adalah setiap satu lembar saham lama sebelum
stock splitditukar dengan dua lembar saham baru setelah stock split.

Contoh sebelum stock split, harga saham sebesar Rp1.000, setelah stock split, harga saham menjadi sebesar Rp500, dengan
jumlah lembar beredar lebih banyak 2 kali lipat, sehingga bila Anda mempunyai saham saat Rp1.000 sebanyak 10 lot,
setelah dipecah menjadi Rp500, Anda mempunyai sebanyak 20 lot.

2. Split Down atau Reverse Stock Split Merupakan peningkatan nilai nominal per lembar saham dengan mengurangi jumlah
saham yang beredar. Misalnya Reverse Stock Split dengan faktor pemecahan 2:1 maksudnya adalah setiap dua lembar
saham lama sebelum reverse stock split ditukar dengan satu lembar saham baru setelah stock split.

Contoh sebelum reverse stock split, harga saham sebesar Rp200, setelah melakukanreverse stock split, harga saham
menjadi sebesar Rp400, dengan jumlah lembar beredar berkurang setengahnya, sehingga bila Anda mempunyai saham saat
Rp200 sebanyak 50 lot, setelah disatukan menjadi Rp400, Anda mempunyai hanya sebanyak 25 lot.
Perhitungan Skema Stock split
Perhitungan Skema Stock split dapat dianalogikan seperti satu loyang pizza. Pada awalnya utuh satu loyang. Ketika di-split
atau dibelah menjadi lima, namun satu loyang itu tetap milik Anda. Misal sebuah perusahaan ingin melakukannya 1:5
dengan harga saham di bursa sebesar Rp5.000, maka harga sahamnya sekarang menjadi Rp1.000, seperti saat seseorang
menukarkan selembar uang Rp5.000 menjadi lima lembar uang Rp1.000 berikut.
Hal-hal yang perlu diketahui oleh investor sehubungan dengan stock split

Dalam prosesnya, ada beberapa informasi yang perlu diketahui oleh investor sehubungan dengan stock split yang dilakukan
oleh perusahaan:
1. Rasio Stock Split, atau rasio pemecahan saham, yaitu perbandingan jumlah saham baru terhadap lama.
2. Cumdate (RG, NG), yaitu tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai lama di bursa.
3. Tanggal (RG, NG) atau Tanggal Pemisahan, Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di
bursa.
4. Tanggal Perekaman, Tanggal terakhir transaksi transaksi dengan nilai lama.
5. Exdate (TN), yaitu tanggal dimulainya transaksi transaksi dengan nilai baru dan distribusi saham dengan nilai
nominal baru ke dalam rekening efek perusahaan atau efek bank kustodian di KSEI.
Hal-hal yang perlu diketahui oleh investor sehubungan dengan stock split

Mekanisme dan informasi mengenai kebijakan akan diberitahukan oleh dewan direksi perusahaan
berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jika dalam RUPS memutuskan
adanya perubahan anggaran dasar, keputusan tersebut dibuat dihadapan notaris yang ditunjuk oleh
dewan direksi.

Perubahan anggaran dasar tersebut harus diterima dan dicatat oleh Direktur Jenderal Administrasi
Hukum Umum serta didaftarkan dalam daftar perusahaan kantor pendaftaran perusahaan daerah
setempat. Dewan Direksi nantinya akan memberitahukan tata cara konversi saham dan pemecahan nilai
nominal saham.
Tujuan Stock Split
Ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan stock split, yaitu:
1. Menambah jumlah saham yang beredar agar ada lebih banyak investor yang dapat memiliki saham tersebut.
2. Mempertahankan tingkat likuiditas saham dengan banyaknya lembar saham yang beredar.
3. Menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan publik untuk membeli/memiliki saham tersebut.
4. Agar investor kecil dapat membelinya setelah harganya dipecah menjadi lebih kecil. Jika harga saham terlalu mahal
maka dana dari investor kecil tidak akan mampu menjangkaunya.
5. Mengubah jumlah saham odd lot menjadi round lot. Odd lot adalah kondisi di mana investor mempunyai saham
dibawah 100 lembar (1 lot), sedangkan round lot adalah investor yang membeli saham sejumlah kelipatan 100
lembar. 6. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham tersebut dengan
kondisi harga saham yang rendah maka karena sudah dipecah tersebut artinya telah terjadi diversifikasi investasi.
Tujuan Stock Split
Dari alasan yang sudah disebutkan sebelumnya, secara garis besarnya, perusahaannya karena alasan
likuiditas. Hal ini dilakukan juga karena perusahaan tidak menginginkan harga pasar yang terlalu
tinggi. Perusahaan sadar betul pentingnya likuiditas dalam saham perdagangan, karena sebuah saham
yang kurang likuid dapat berpengaruh pada minat investor sehingga secara tidak langsung
mempengaruhi pergerakan harganya. Karenanya perusahaan sering melakukan stock split untuk
menambah tingkat likuiditas sahamnya. Dengan semakin banyaknya saham yang beredar, maka saham
tersebut pun dapat membuat aktif publikasi di bursa. Penyebaran sahamnya di kalangan investor pun
semakin luas. stock split pun dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.
Pengaruh atau Dampak Stock Split pada Pergerakan Harga

Pengaruh Stock Split pada Pergerakan Harga Saham Secara umum, harga saham yang terlalu tinggi
mengurangi kemampuan investor dalam membeli saham tersebut. Dengan adanya stock split,
diharapkan akan meningkatkan daya beli investor terhadap saham tersebut. Bila daya beli investor
meningkat, maka harga saham pun bisa makin terkerek naik.

Namun perusahaan yang melakukan stock split saham tidak selalu sahamnya mengalami dampak
positif. Beberapa saham setelah stock split mengalami penguatan, namun beberapa lainnya mengalami
pelemahan secara signifikan.

Selain itu, naik turunnya harga saham setelah stock split tentunya juga dipengaruhi faktor lain di luar
stock split itu sendiri, baik fundamental perusahaan, maupun trend sektor dan industrinya.
Keuntungan Stock Split

1. Meningkatkan likuiditas
Jika harga saham naik cukup drastis tentunya hal itu akan menurunkan volume perdagangan saham. Jadi, perlu
strategi untuk menyebar saham untuk meningkatkan likuiditas.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan stock split karena nilai saham akan berkurang sehingga bisa dengan
mudah menambah likuiditas.
2. Dapat meningkatkan harga saham
Selain bisa meningkatkan likuiditas, rupanya melakukan stock split juga dapat meningkatkan harga rata-rata saham
yang dimiliki perusahaan.
Sebuah studi dari Nasdaq telah menyebutkan bahwa perusahaan yang melakukan stock split bisa meningkatkan harga
saham hingga rata-rata 2,5%.
Kerugian Stock Split

1. Bisa meningkatkan volatilitas


Volatilitas adalah besarnya jarak dari harga naik turunnya saham. Hal yang satu ini bisa terjadi saat perusahaan
melakukan stock split karena akan mempengaruhi harga saham di Pasar Modal.
Lebih banyak investor kemungkinan besar akan segera membeli saham saat harganya masih terjangkau. Hal itu akan
membuat volatilitas saham bisa meningkat dan menyebabkan fluktuasi pada harga saham.
2. Stock split tidak selalu dapat meningkatkan harga saham
Kerugian selanjutnya dari melakukan stock split adalah harga saham tidak selalu bisa meningkat. Jadi, masih besar
kemungkinannya harga saham masih tetap murah dan tidak mengalami peningkatan.
Di atas sempat disinggung bahwa salah satu tujuan melakukan stock split adalah untuk menaikkan harga saham
dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Sayangnya, jika harga saham yang terlanjur telah dipecah tidak kunjung meningkat akan berisiko membuat saham
perusahaan mengalami delisting oleh BEI (Bursa Efek Indonesia).
Contoh Perusahaan yang melakukan Stock Split

1. PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO)


Perusahaan produsen jamu ini menjadi salah satu perusahaan di Indonesia yang melakukan stock split pada 2020,
tepatnya mulai 14 September 2020. Waktu itu, Sido Muncul melakukan stock split saham dengan rasio 1:2.
 
Dengan rasio stock split tersebut, maka jumlah saham beredar SIDO di Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkat dua
kali lipat. Tetapi, sebaliknya harga saham SIDO jadi turun separuhnya atau 50 persen.
 
Dikutip dari Bisnis.com, harga saham SIDO yang sebelumnya stock split mendekati Rp1.500-an per saham, turun
menjadi separuhnya. Sementara jumlah saham beredar SIDO naik dari sebelumnya 15 miliar menjadi 30 miliar saham.
 
Yang menarik adalah stock split dilakukan di tengah momentum pandemi yang membawa angin positif bagi industri
farmasi dan jamu. Alhasil, meski telah melakukan stock split, harga saham SIDO tetap menanjak.
 
Harga setelah stock split yang sebesar Rp 747,5 per saham, langsung tancap gas di hari perdagangan perdana nya
menuju Rp810 per saham (per 14 September 2020). Tren ini terus bertahan bahkan sempat mengantarkan SIDO ke
level Rp845 per saham pada penutupan 10 November 2020.
 
Rp1,000
Rp1,200
Rp1,400
Rp1,600

Rp200
Rp400
Rp600
Rp800

Rp-
13/08/2020
14/08/2020
18/08/2020
19/08/2020
24/08/2020
25/08/2020
26/082020
27/08/2020
28/08/2020
31/08/2020
1/9/2020
2/9/2020
3/9/2020
4/9/2020
7/9/2020
8/9/2020
9/9/2020
10/9/2020
11/9/2020
14/09/2020
15/09/2020
16/09/2020
17/09/2020
18/09/2020
21/09/2020
22/09/2020
23/09/2020
24/09/2020
25/09/2020
28/09/2020
29/09/2020
30/09/2020
1/10/2020
2/10/2020
5/10/2020
6/10/2020
7/10/2020
8/10/2020
9/10/2020
12/10/2020
13/10/2020
Grafik Harga Saham SIDO sebulan sebelum dan sesudah Stock Split

14/10/2020
Contoh Perusahaan yang melakukan Stock Split
2. PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR)
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melakukan stock split pada tanggal 2 januari 2020 dengan rasio 1:5. Dikutip dari
Bisnis.com, nilai nominal saham yang sebelumnya Rp10 per saham turun menjadi Rp2 per saham setelah stock split.
 
Dengan demikian, harga saham dengan nominal lama yang sebelumnya Rp42.000 per saham, turun menjadi Rp 8.400 per
saham. Di sisi lain, jumlah saham beredar UNVR yang tadinya 7,63 miliar saham, bertambah menjadi 38,15 per saham.
 
Tetapi, berbeda dengan SIDO, harga saham UNVR tidak menguat secara berkelanjutan setelah stock split. Sempat
menguat sebentar, hantaman sentimen pandemi membuat saham UNVR turun drastis karena dorongan jual para investor.
 
Namun, saat ini harga UNVR sudah bangkit jauh dari posisi terendahnya pada Maret 2020. Per 24 November 2020, saham
UNVR bertengger di level Rp7.850 per saham. Masih cenderung tertekan dari harga awal tahun, tapi cukup tahan banting
di tengah dampak pandemi.
 
Meski berbeda dengan SIDO, yang pasti kedua perusahaan ini sama-sama memiliki fundamental kinerja yang kuat.
Biasanya, aksi stock split memang hanya dilakukan perusahaan dengan fundamental kuat. Kebalikannya, perusahaan
dengan fundamental lemah biasanya melakukan reverse stock split.
Grafik Harga Saham UNVR sebulan sebelum dan sesudah Stock
Split
Chart Title
8800
8600
8400
8200
8000
7800
7600
9 9 9 9 9 9 9 9 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 01 201 201 201 201 201 201 201 201 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202 202
/ / / / / / / / / / / / / / / / / / / /
2 /3 2/5 2 /9 /11 /13 /17 /19 /23 /27 1 /2 1 /6 1 /8 /10 /14 /16 /20 /22 /24 /28 /30
1 1 1 12 12 12 12 12 12 1 1 1 1 1 1 1 1
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai