Anda di halaman 1dari 21

1.

LATAR BELAKANG SEJARAH DI AMERIKA

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT


PERIODE SEBELUM 1930

Akuntansi di Amerika pada periode sebelum tahun 1930 boleh


dikatakan tidak teratur. Praktek dan prosedur akuntansi yang digunakan
oleh dunia usaha umumnya dianggap rahasia. Sebagai akibatnya terjadi
ketidak seragaman dalam praktek akuntansi yang tidak seragam, maka
mendasarkan pada laporan keuangan sebagai alat penilaian investasi
dapat menyesatkan bagi investor. Masalah inilah yang memicu perlunya
pengembangan standar akutansi yang seragam. Secara rinci yang terjadi
pada tahun sebelum 1930 diantaranya:

Tahun 1886 didirikan American Association of Public Accountants


dengan anggota 10 orang
Tahun 1896 AAPA bersama The Institute of Bookkeepers and
Accountant berhasil menerbitkan sertifikat profesi Certified
Public Accountants di New York
Tahun 1905 AAPA mulai menerbitkan The Journal of Accountancy
(terbit sampai sekarang)
Tahun 1913, 31 negara bagian menyetujui sertifikat profesi
Certified Public Accountants, walaupun terkadang terdapat
ketidakseragamandalam persyaratan Kongres mengeluarkan
Income Tax Law
Tahun 1915, AAPA membentuk komite yang bertugas
merumuskan istilah-istilah akuntansi yang diadopsi dari The
Journal of Accountancy (hasilnya dipublikasikan dalam buku
setebal 126 halaman tahun 1931)
Tahun 1916 didirikan The American Institute of Accountants (AIA)
sebagai kelanjutan dari pendirian AAPA. AIA didirikan sebagai
organisasi Akuntan tingkat Nasional (bukan sebagai pengganti
organisasi di Negara-negara bagian. Tujuan pembentukan AIA
adalah menciptakan keseragaman dan standarisasi kualifikasi
dan syarat keanggotaan. (AIA berganti nama menjadi AICPA
tahun1957)
Tahun 1918 AIA bekerja sama dengan Federal Trade Commission
menerbitkan Approved Methods for the Preparation of Balanced
Statement. Dokumennya dipublikasikan dalam Federal Reserve
Bulettin dan dijadikan standar minimum dalam melakukan audit
terhadap neraca
Tahun 1921 didirikan The American Society of Certified Public
Accountants, yang memfokuskan pada konsolidasi Negara-
negara bagian.Sedangkan AIA focus pada penyatuan pandangan
nasional untuk ujian dan kualifikasi Selama persaingan antara
AIA dengan ASCPA , AIA lebih mengendalikan materi peraturan
teknis
Tahun 1929 dilakukan revisi terhadap Approved Methods for the
Preparation of Balanced Statement di bawah arahan umum
Federal Reserve Board
Tahun 1936 AIA dan ASCPA bergabung dengan menggunakan
nama AIA atas desakan New York State Society Faktor-faktor
yang mendorong tingginya permintaan audit

PERIODE PEMBENTUKAN (1930-1946)

Periode ini adalah periode paling berpengaruh dalam praktik akuntansi


di AS. Sebagai akibat dari carsh di pasar modal th 1929 (market carsh)
periode 1930 samapi 1946 memiliki pengaruh signifikan di dalam praktek
akuntansi diamerika. Usaha pertama pengembangan standar akuntansi di
mulai denganadanya persetujuan antara (AICPA) dan (NYSE) untuk
mengembangkanberbagai praktek akuntansi yang berbeda.

a. NYSE/AICPA AGREEMENT 1930

AICPA memulai kerja sama dengan NYSE untuk mempersiapkan


penyusunan dokumen dalam pengembangan aturan akuntansi,khususnya
pengembangan prinsip akuntansi bagi perusahaan yang terdaftar di NYSE,
karena banyak perusahaan tidak mengungkapkan praktik akuntansi.
Awalnya AICPA mengusulkan 2 pendekatan yaitu pendidikan bagi pemakai
yang dihubungkan dengan keterbatasan laporan keuangan, perbaikan
laporan agar lebih informatif akhirnya AICPA mengusulkan praktek akan
lebih banyak diserahkan pada perusahaan untuk memilih metode
akuntansi, dengan batas yang luas, tetapi harus mengungkapkan metode
yang digunakan dan djalankan secarakonsisten dari tahun ke tahun.
Dengan batasan yang cukup luas, relatif tidak penting bagi investor yang
konvensi/aturan prakteknya diadopsi oleh perusahaan dalam pelaporan
earningnya,jika mengetahui metodeakan dipakai setiap tahun 22 Sept
1932 NYSE menyetujui draft Five Broad Accounting Principles yang
disusun AICPA. Draft ini merupakan usaha formal pertama untuk
mengembangkan General Accepted Accounting Principles. Lima prinsip
pertama Accepted Principles of Accounting dimuat dalam Chapter 1
Accounting Research Bullettn (ARB) 43

a. Pembentukan The Securities and Exchange Commission (SEC)

Tahun 1934 SEC dibentuk oleh Kongres dengan tujuan m engeksekusi


the Securities Act of 1933 (mengatur masalah sekuritas antar negara
bagian) dan The Securities and Exchange Act 1934 (berhubungan dengan
perdagangan sekuritas). Keduanya memberi otoritas pada SEC untuk
menentukan bentuk dan isi Laporan Keuangan. Pada awalnya SEC
diizinkan oleh profesi akuntansi untuk menyusun prinsip akuntansi, tanpa
intervensi. Statemen yang dibuat SEC tahun 1937 dan 1938 diindikasikan
telah menumbuhkan ketidaksabaran terhadap profesi. Komisioner SEC
menegur the American Accounting Association dan menyatakan SEC
sebagai badan yang mempunyai otoritas memperbaiki dan menjaga
standar

Pada 25 April 1938 SEC menerbitkan Accounting Series Release (ASR)


No.4 dalam beberapa kasus dimana LK disiapkan sesuai dengan prinsip
akuntansi selama tidak ada dukungan otoritas yang penting seperti LK
diduga akan misleading atau tidak akurat, meskipun pengungkapan isi
dalam surat keterangan akuntan atau footnote menyatakan hal yang
material. Dalam hal dimana tidak ada perbedaaan pendapat antara komisi
dan registrasi seperti dalam prinsip akuntansi. Pengungkapan akan
diterima sebagai pengganti koreksi LK akuntansi itu sendiri, hanya jika
masalahnya berhubungan dengan adanya dukungan otoritas yang
penting untuk praktik diikuti oleh registrasi dan posisi komisi sebelumnya
belum diungkapkan dalam aturan atau peraturan dan pernyataan resmi
komisi termasuk opini ketua akuntan

b. Committee On Accounting Procedure (1936-1946)

Tahun 1933 AICPA membentuk the Special Committee on Development


of Accounting Principles (SCDAP), tapi sedikit melaksanakan tugas

Tahun 1934 Committee on Accounting Procedure (CAP) dibentuk


menggantikan SCDAP. Sampai dengan tahun 1938 CAP tidak aktif.
Berdasarkan kebijakan SEC dalam ASR No. 4, jumlah anggota CAP
ditambah dari 7 menjadi 21 orang, sehingga lebih aktif. Pada awalnya
CAP ingin mengembangkan sebuah pernyataan yang komprehensif dari
prinsip akuntansi yang menjadi panduan umum untuk memecahkan
masalah praktik yang spesifik. Karena diperkirakan akan memakan waktu
5 tahun akhirnya diputuskan untuk mengadopsi suatu kebijakan
pemecahan masalah spesifik dan merekomendasikan metode akuntansi
sewaktu-waktu

Tahun 1939 CAP merespon ASR No.4 dengan mengeluarkan Penyataan


Akuntansi yang memiliki Substantial Authoritative Support. Selama 2
tahun (1938-1939) CAP menerbitkan 12 Accounting Research
Bulletins(ARBs). CAP menggunakan pendekatan induktif dalam
merumuskan aturan akuntansi, sementara AAA lebih menyukai
pendekatan deduktif. Periode Pertumbuhan tidak menghasilkan
sekumpulan prinsip akuntansi yang komprehensif memberikan 2
kontribusi memperbaiki secara signifikan ketidakseragaman dalam praktik
akuntansi, kesungguhan sektor swasta sebagai sumber pembuatan
kebijakan akuntansi di AS, selama Perang Dunia II CAP membahas khusus
masalah akuntansi yang melibatkan transaksi perangJanuari 1942-
September 1946 diterbitkan 13 ARBs7 berhubungan dengan perang dan
dengan terminology

PERIODE PASCAPERANG (1946-1959)

Setelah perang dunia berakhir terjadi bom ekonomi di


Amerika. Industri-industri memerlukan tambahan modal yang sangat
signifikan untuk ekpansi usaha. Laporan keuangan menjadi sumber
penting untuk pengambilan keputusan. Sebagai akibatnya laporan
keuangan dan standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun
laporan keuangan mendapat perhatian secara nasional. Masalah utama
adalah keseragaman atau komparabilitas pelaporan earring antara
perusahaan yang berbeda. CAP gagal menyusun rekomendasi positif yang
berkaitan dengan prinsip akuntansi secara umum. Sebagai akibatnya
terjadi suplai berlebihan dari standar akutansi. Situasi ini mengakibatkan
timbulnya konflik antara CAP dan SEC. Konflik ini terjadi terutama
berkaitan dengan konsep laporan laba dan rugi all inclusive dan current
operating performance. Secara rinci perkembangan yang terjadi pada
tahun periode pascaperang (1946-1959) diantaranya:

Tahun 1940 4 juta pemegang saham


Tahun 1952 7 juta pemegang saham
Tahun 1962 17 juta pemegang saham

Masalah utama adalah comparability (keseragaman) laporan earning


antar perusahaan berbeda ARB 32 DAN SEC. Selama 1946-1953 CAP
berhasil menerbitkan 18 ARB, Tetapi gagal memberikan rekomendasi
positif untuk praktik akuntansi yang umum. Banyak praktik akuntansi
alternatif berjalan karena tidak ada teori akuntansi pokok. Situasi ini
memicu konflik antara CAP dan SEC terutama masalah All Inclusive
Income Statement vs Current Operating. Menurut CAP Pemakaian Current
Opearting akan mempertinggi comparability untuk beberapa tahun.
Extraordinary gains and losses tidak termasuk net income dalam current
operating performance concept (direkomendasikan dalam ARB 32)

Tahun 1950 SEC mengusulkan amandemen regulasi S-X yang


menggunakan All Inclusive Concept. Terjadi kompromi antara
SEC dan CAP berkenaan denganARB 3 dengan meletakkan
extraordinary items (special items) menjadi item terakhir dalam
LK THE PRICE-LEVEL PROBLEM
Akhir 1953 fokus akuntan pada akuntansi pada kondisi
perubahan tingkat harga Perdebatan tingkat harga berhubungan
dengan beban depresiasi Beban depresiasi didasarkan pada
historical cost, tidak akurat mengukur pengurangan nilai aktiva
tetap pada current purchasing, yang mengakibatkan net income
dilaporkan overstatement. Perdebatan ini memakan waktu dan
akhirnya perhatiandiarahkan pada pengembangan Standar
Akuntansi Keuangan

Tahun Penutupan CAP

Tahun 1957-1959 adalah masa transisi pengembangan SAK di AS,


ditandai dengan Praktisi keuangan dan akuntansi pada UKM merasa tidak
terakomodasi pendapatnya dalam ARB. CAP terlalu lamban dalam
menekankan isu dan menolak posisi yang tidak popular pada topik-topik
yang kontroversial Leonard Spacek (partner Arthur Andersen) Profesi
akuntan akan beresiko sampai terbentuknya frameork Premis accepted
accounting principles. Prinsip akuntansi yang bertemu dengan premis
Forum terbuka dimana prinsip akuntansi dapat ditentukan.

Tahun 1957 AAA (American Accounting Association) menerbitkan


pernyataan, konsep dan defenisi dengan pendekatan deduktif Panitia
hanya berhasilkan membuat aturan, tanpa pengembangan yang
fundamental pada prinsip-prinsip akuntansi keuangan

Munculnya pendekatan baru Tahun 1957 Alvin R. Jennings


mengusulkan percepatan pengembangan prinsip akuntansi, dengan
Reorganisasi AICPA. Pentingnya menggunakan riset Alvin R. Jennings
mengirim suara bersejarah pada 1957 diPertemuan tahunan AICPA. Ia
mengusulkan suatu reorganisasi AICPA untuk mempercepat
pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Jennings menekankan
kebutuhan akan riset sebagai bagian dari proses ini. Dengan kata lain, ia
menuntut suatu pendekatan konseptual untuk menggantikan sedikit demi
sedikit metode yang telah diikuti selama 20 tahun oleh CAP. Profesi
Akuntan menyiapkan diri untuk mempertimbangkanPendekatan baru
Jenning. AICPA menyediakan suatu Panitia Khusus atas Program Riset,
yang menyelesaikan laporannya kurang dari satu tahun. Laporan ini
menjadi akte pendirian untuk Dewan Prinsip-Prinsip Akuntansi (APB) dan
Divisi Riset Akuntansi. Laporan menekankan pentingnya riset dalam
menetapkan standard akuntansi keuangan.

PERIODE MODERN (1959-SEKARANG)

Komite Khusus tentang Program Riset mengusulkan pembubaran CAP


dan departemennya yang diterima oleh AICPA dan kemudian didirikan
Accounting Principle Board (APB) dan The Accounting Research Division
(ARD) untuk meneliti tentang isu-isu yang merupakan prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima umum. APB kemudian menerbitkan berbagai
pendapat untuk membahas isu-isu kontroversial , namun upaya tersebut
tidak berhasil sehingga APB diserang dan dikritik karena opini yang
bersifat kontroversial termasuk tentang akuntansi pensiun, alokasi pajak
penghasilan, kredit pajak investasi, akuntansi untuk penggabungan usaha
dan goodwill.
Keterbatasan asosiasi professional dan manajemen dalam
merumuskan teori akuntansi mendorong diadopsinya pendekatan yang
lebih deduktif dan politis. Dalam situasi tersebut FASB mengindikasikan
proses penetapan standar akuntansi sebagai proses demokratik. Proses
penetapan standar akuntansi tidak hanya didasarkan kebutuhan pemakai
tetapi juga mempertimbangkan beberapa perspektif yang dapat
mempresentasikan seluruh konstituensi. Juga ditekankan agar Pemerintah
federal dan Kongres harus berada pada kepentingan umum dengan
mempertahankan dan meningkatkan akuntabilitasnya dimata publik.
Hasil riset Divisi Riset dipublikasikan dalam Accounting Research
Studies (ARS)2 publikasi pertama adalahdalili-dalil dasar
akuntansikumpulan prinsip akuntansi yang lebih baik APB terdiri dari 18-
21 anggota (semua anggota AICPA) mewakili KAP besar dan kecil,
akademisi dan industri, berharap APBs Opinion didasarkan pada hasil
studidivisi riset.
Early Years of the APB

Ditandai dengan kegagalan dan keragu-raguan studi riset yang tidak


diterima oleh profesi dan kontroversi pajak investasi merupakantantangan
serius bagi KAP besar .

Kredit Pajak Investasi

November 1962 dikeluarkan APB Opinion 2 yang menguraikan kredit


pajak investasiyang disebabkan masalah lain.Terdapat 2 pendapat yang
berbeda dalam perhitungan ITC1. metode flow-through mengakui
keuntungan pajak pada tahun penerimaaanya2. metode deferral
mengakui keuntungan pajak sepanjang umur aktiva terkaitAPB Opinion 2
memutuskan menggunakan metode deferral, akibatnya 3 KAP besar tidak
mengharuskan kliennya mengikuti opini tersebut. Januari 1963 SEC
mengeluarkan ASR 96 yang mengizinkan menggunakan metodeflow-
through atau metode deferralAkhirnya APB menerbitkan APB Opinion no.
4 yang membolehkan penggunaankedua metode di atas

Akhir tahun 1964 Dewan AICPA mengumumkan wewenang APB


kembali yangdinyatakan dalam Apendiks pada APB Opinion no. 6 dengan
suara bulat disetujui bahwa kebiasaan dari APB Opinion harus
diungkapkan dalam LK yang diaudit olehanggota AICPA. Jika akuntan
independen menyimpulkan bahwa metode yangdigunakan mempunyai
pendukung otoritas yang substantif, meskipun tidak mengandung prinsip
akuntansi tertentu diungkapkan dalam catatan atau laporanauditor Jika
memungkinkan auditor harus mengungkapkan dampak dari kebiasaan
tersebutJika prinsip yang digunakan tidak didukung oleh otoritas yang
substantif, makakualifikasi auditor adalah adverse atau disclaimer .
2. HOW FASB DIFFERS FROM CAP AND APB

Committee on Accounting Procedure (CAP)

AICPA pada tahun 1933 membentuk komite yang secara khusus


membahas prinsip-prinsip akuntansi yaitu Special Committee on
Development if Accounting Principles (SCDAP), namun komite tersebut
gagal dalam mengemban tugasnya dan diganti oleh Committee on
Accounting Procedure (CAP) pada tahun 1936. Komite ini memiliki
wewenang untuk mengeluarkan pernyataan mengenai hal-hal berkaitan
praktek dan prosedur akuntansi dalam rangka membangun praktek yang
berlaku umum. Komite ini mulai mempublikasikan riset dan menerbitkan
buletin terminologi akuntansi yang bertujuan agar lebih ada keseragaman
dalam akuntansi dan audit. Komite ini menerbitkan sebanyak 42 bulletin
dengan 42 topik pula dan beberapa topik mengatur akuntansi atas
transaksi bisnis. CAP memiliki tujuan untuk mengembangkan prinsip-
prinsip akuntansi yang bersifat komprehensif sehingga dapat digunakan
sebagai pedoman umum dalam memecahkan masalah praktek akuntansi.

Dalam realitasnya CAP mengambil kebijakan lain yaitu mengadopsi


suatu kebijakan dan selanjutnya memberi rekomendasi atas metode
akuntansi mungkin diikuti. Cara yang ditempuh CAP menimbulkan
ketidakpuasan banyak pihak. Cara kerja tersebut menunjukkan bahwa
CAP kurang mengemban teori yang bersifat umum yang dapat dijadikan
dasar pengemban statemen-statemen akuntansi keuangan. Secara umum
CAP melakukan wewenangnya sebagai berikut:

Menggunakan pendekatan induktif untuk mengembangkan


aturan-aturan akuntansi
Mencurahkan waktu hanya utk memecahkan masalah dengan
pendekatan satu per satu tanpa mengembangkan prinsip-prinsip
fundamental akuntansi
Tidak ada teori akuntansi yang mendasari
Menciptakan oversupply atas prinsip akuntansi yang baik

Accounting Principles Board (APB)

Pada tahun 1959 metode merumuskan prinsip akuntansi yang


dipertanyakan tidak muncul dari riset atau tidak berdasarkan teori. CAP
juga dikritik karena bertindak dengan cara yang pelan dan mengeluarkan
standar, yang dalam banyak kasus, tidak konsisten. AICPA menanggapi
kekurangan CAP dengan membentuk Accounting Principle Board (APB).
Tujuan dari badan ini adalah untuk memajukan ekspresi tertulis dari
prinsip akuntansi yang berlaku umum, untuk mempersempit perbedaan
dalam praktek, dan untuk membahas isu-isu yang belum diselesaikan dan
kontroversial. Namun dalam perkembangannya APB juga mendapat
kritikan dan penolakan terhadap pernyataan (pronouncement) dan aturan
yang dikeluarkan oleh badan ini.

Tujuan utama dari Accounting Principles Board (APB) adalah :

Mengajukan rekomendasi prinsip akuntansi secara tertulis.


Menentukan praktek akuntansi yang tepat.
Mempersempit area perbedaan serta ketidakkonsistenan dalam
praktik.

Keberadaan APB dan ARD menunjukkan bahwa terdapat pendekatan


dua arah dalam pengembangan prinsip akuntansi. ARD memiliki otoritas
menerbitkan hasi-hasil riset dan lebih mencurahkan perhatian pada
pengembangan statemen-statemen akuntansi tanpa harus
mempertanggungjawabkan kepada komite teknis AICPA. Hasil riset akan
dipublikasikan dalam bentuk Acccounting Research Studies (ARS) lengkap
dengan dokumen detail, keseluruhan aspek dari suatu masalah tertentu,
serta rekomendasi atau konklusi. Selama tahun tersebut 15 ARS yang
telah diterbitkan.

Accounting Research Studies (ARS) No. 1 dan No. 3

APB pada awalnya mempublikasikan APB statement No.1 tentang


diterimanya ARS No.1 dan ARS No.3. Kedua ARS tersebut tidak diterima
dikalangan profesi akuntansi karena bertentangan dengan kredit pajak
investasi sehingga APB mendapat teguran yang serius dari induk
organisasi yaitu AICPA. Banyak pihak memprediksi APB akan gagal karena
ARS tersebut. ARS 1 memberikan dukungan terhadap penggunaan exit
value accounting. Dan ARS 3 memperhitungkan perubahan-perubahan
tingkat harga umum dan harga khusus. AICPA menolak kedua hasil studi
tersebut dan penolakan ini dipandang sebagai upaya untuk melemahkan
pendekatan dua arah yang dipergunakan APB.

Accounting Research Studies (ARS) No. 7

ARS 7 yang dihasilkan oleh Paul Grady mengalami kesuksesan. Grady


melakukan kodifikasi statemen-statemen dengan pendekata induktif dan
pendekatan deduktif karena menyesuaikan dengan statemen-statemen
yang sudah ada dan berusaha menyimpulkan prinsip-prinsip akuntansi
dari pokok-pokok statemen yang dapat diterima. Adanya kesan kalau APB
dianggap gagal di dalam tugas utamanya untuk menghasilkan prinsip-
prinsip akuntansi, komite khusus APB memberikan komentar waktunya
sangat tidak mungkin untuk merangkai dan menyusun secara terus
menerus tujuan dan batasan laporan keuangan, menetapkan prinsip-
prinsip akuntansi yang berterima umum. Akhirnya pada tahun 1959-1973
APB menerbitkan empat statemen dan seangkaian intepretasi akuntansi
untuk memperluas rekomendasi-rekomendasi yang berhubungan dengan
masalah-masalah akuntansi.

Dalam melaksanakan mandate untuk menyusun prinsip-prinsip


akuntansi yang berterima umum, APB menui banyak kritik. Perbedaan
prinsip-prinsip akuntansi untuk jenis indutri yang berbeda diperdebatkan
dibanyak media. Sebagai respon atas keseluruhan kritik yang diterima
APB dari awal proses, lembaga tersebut memprakarsai perubahan penting
dan telah diangkat kepermukaan namun apa yang menjadi prakarsa tidak
bisa dilanjutkan APB tapi dilanjutkan oleh lembaga pengatur standar
penggantinya yaitu Financial Accounting Standard Board (FASB).

Financial Accounting Standard Board (FASB)

Pada tahun 1937 AIA bergabung dengan American Society of Certified


Public Accountants, membentuk organisasi yang lebih besar yang
kemudian dinamai American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA). Organisasi ini telah memiliki peningkatan pengaruh terhadap
perkembangan teori akuntansi. Sebagai contoh, selama bertahun-tahun,
AICPA membentuk beberapa komite dan dewan untuk menangani
kebutuhan untuk lebih mengembangkan prinsip akuntansi. Yang pertama
adalah Committee on Accounting Procedure (CAP). Hal ini diikuti oleh
Accounting Principles Board (APB), kemudian berganti nama mejadi
Financial Accounting Standards Board (FASB).

FASB adalah suatu organisasi independen yang beranggotakan tujuh


orang dan bekerja penuh di badan ini. Mereka berasal dari bidang
akuntansi profesional, usahawan, wakil pemerintah dan wakil bidang
akademis. Organisai yang memberikan panduan standar untuk pelaporan
keuangan. Misi dari FASB adalah untuk membangun dan meningkatkan
standar akuntansi keuangan dan pelaporan untuk bimbingan dan
pendidikan masyarakat, termasuk emiten, auditor dan pengguna
informasi keuangan.

Fungsi utama FASB adalah untuk mempelajari masalahmasalah


akutansi dan menetapkan standar akuntansi. Standar ini diterbitkan
sebagai rumusan standar akuntansi keuangan. FASB juga menerbitkan
rumusan konsep akuntansi keuangan, konsep-konsep yang diperkenalkan
di dalam statement standard.

The Financial Accounting Standards Board (FASB) sebagai hasil dari


kritik yang tumbuh dari APB, pada tahun 1971, dewan direksi dari AICPA
menunjuk dua komite. Wheat Committee yang diketuai oleh Francis
Wheat, adalah untuk mempelajari bagaimana prinsip-prinsip akuntansi
keuangan harus ditetapkan.Trueblood Committee yang diketuai oleh
Robert Trueblood, diminta untuk menentukan tujuan laporan keuangan.
Wheat Committee mengeluarkan laporannya pada tahun 1972
merekomendasikan bahwa APB dihapuskan dan The Financial Accounting
Standards Board (FASB) dibentuk. Dewan baru ini terdiri dari wakil-wakil
dari berbagai organisasi, berbeda dengan APB yang anggotanya semua
dari AICPA. Para anggota FASB juga mendapatkan, tidak seperti anggota
APB yang bekerja paruh waktu dan tidak digaji.

AICPA cepat mengadopsi rekomendasi dari Wheat Committee, dan


FASB menjadi badan resmi dengan mengeluarkan standar akuntansi. Misi
FASB adalah untuk membangun dan meningkatkan standar akuntansi dan
pelaporan keuangan untuk bimbingan dan pendidikan publik, termasuk
emiten, auditor, dan pengguna informasi keuangan.

Wheat Committee bertugas untuk memperbaiki proses penyusunan


standar, dan komite ini melaporkan hasil-hasilnya kepada FASB. Trueblood
Committee tugas untuk mengembangkan tujuan laporan keuangan
dengan menentukan, siapa user-nya, informasi apa yang mereka
butuhkan, seberapa banyak informasi yang dibutuhkan dapat dipenuhi
oleh akuntansi dan apa kerangka kerja yang diperlukan dalam
menyediakan kebutuhan akuntansi. Komite ini berhasil merumuskan 12
tujuan laporan keuangan.

Struktur Operasi dan Penilaian terhadap Kinerja FASB

Struktur FASB mengalami perubaan pada tahun 1977 dan modifikasi


perubahan ini sebagai hasil rekomendasi dari Structure Committee of the
Financial Accounting Foundation (FAF). Pelaksanaan riset komprehensif
sepanjang tahun oelh FASB sudag dipersoalkan SEC yang juga memiliki
potensi untuk menghimpun kalangan profesi akuntansi dan membuat
rancang bangun standar-standar akuntansi. Tugas utama komite adalah
membuat rekomendasi kepada anggota FAF mengenai beberapa
perubahan kerangka dasar yang direkomendasi oleh FASB dan FASAC.
Rekomendasi terkait dengan rancangan standar yang diperoleh FASB
berhubungan dengan persyaratan sebagai berikut :

Proses penetapan standar akuntansi membutuhkan


pertimbangan dan cara memandang yang tepat keseluruhan
elemen.
Proses mengharuskan adanya riset untuk mengetahui besarnya
pengaruh yang mungkin dapat terjadi atas standar yang
diusulkan.
Kesuksesan standar dapat dicapai bila standar tidak dipaksakan
penyusunannya.
Proses asimilasi standar dapat dilakukan dengan pengetahuan
dan pemahaman meyeluruh dari nilai standar yang diusulkan.
FAF terdiri dari 6 organisasi sponsor yaitu AAA, ACIPA, Financial
Analysis Federations (FAF), Financial Executives Institute (FEI), National
Association of Accountant (NAA) dari security industry Association (SIA),
FAF terdiri dari 13 orang anggota yang merupakan watak dari 6 sponsor
tersebut ditambah wakil pemerintah dan komposisi sebagai berikut :

Satu wakil AAA


Empat wakil Financial Analysis Predication
Dua wakil Financial Executives of Accountant
Satu Wakil National Association
Satu wakil Security Industry Associantion
Tia wakil dari kelompok akutan pemerintah

Tugas FAF adalah mengangkat board of Trustee. Board of Trustee ini


telah dikembangkan untuk mengakomodasi tambahan dua anggota ini
dari organisasi besar yang tidak termasuk dalam 6 organisasi sponsor
yaitu industri perbankan . Board of Trustee kemudian mengangkat
anggota FASB, menandai kegiatan Board dan berperan sebagai pengawas.

Lembaga yang Berpengaruh terhadap Kekuasaan FASB

Accounting Standard Executive Committee (AcSEC)


AICPA membentuk AcSEC pada tahun 1972 untuk
menyelenggarakan fungsi sebagai penghubung antara FASB dengan
AICPA. Jenis keputusan yang dibuat oleh AcSEC adalah Statement of
Position (SOP) dan Industry Accounting Guides.
Emerging Issue Task Force
Emerging Issue Task Force berdiri secara tidak formal tahun 1984
dengan konsentrasi yaitu menangani persoalan khusus dibidang
informasi keuangan yang dialami oleh suatu entitas.
Government Accounting Standard Board
Government Accounting Standard Board dibentuk oleh FAF pada
tahun 1984 yang betugas memikirkan masalah akuntansi, namun di
dalam melaksanakan kegiatannya banyak terjadi tumpang tindih
tugas dan tanggung jawab dengan FASB.

3. Standards Setting Process

Proses pengaturan standar akuntansi oleh FASB sebagai berikut:

1. FASB, menugaskan staf riset untuk melakukan penelitian, baik rutin


maupun insidental, sesuai dengan program kerja dan kepentingannya.
Hasil penelitiannya untuk sementara waktu disusun dalam naskah
diskusi. Tahap ini bisa termasuk kedalam tahap Identifikasi masalah,
Membentuk satgas.

2. Setelah naskan tersebut selesai dibahas, kemudian disusun dan


dikeluarkan pernyataan semnetara (exposure draft), untuk disebarkan
kepada para anggota profesi dan pihak-pihak yang berkepentingan,
guna dimintakan tanggapan atau komentar. Tahap ini bisa termasuk
kedalam tahap Menghasilkan diskusi memorandum, Mengedarkan
kepada pihak yang berkepentingan, dan Mengadakan audiensi publik
rancangan pemaparan masalah dan permintaan komentar

3. Tanggapan atau komentar yang masuk, diseleksi sesuai dengan


substansi materinya, dan diikhtisarkan, kemudian dilekukan dengar
pendapat. Tahap ini bisa termasuk kedalam tahap Pertimbangan
komentar tertulis

4. Berdasarkan pernyataan sementara, tanggapan atau komentar yang


masuk, dan hasil dengar pendapat, kemudian disusun dan dikeluarkan
pernyataan resmi yang antara lain adalah SFAC dan SFAS. Tahap ini
bisa termasuk kedalam tahap Pemungutan suara final diambil oleh
dewan

Produk FASB adalah pernyataan resmi yang terdiri dari:


SFAS (Statement of Financial Accounting Standards)
Berisi standar akuntansi keuangan mengenai perlakuan atas suatu
transaksi tertentu yang merupakan pedoman dalam praktik akuntansi.
SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts)
Berisi konsep fundamental akuntansi keuangan dan pelaporannya
sebagai kerangka acuan untuk mengarahkan pengembangan
akuntansi keuangan dan pelaporannya di masa yang akan datang.
Terdiri dari SFAC No. 1 6.
Interpretation adalah penjabaran lebih lanjut terhadap hal yang belum
jelas atau interpretasi atas beberpa amteri dari SFAS.
Technical Bulletin adalah publikasi teknis sebagai perluasan.

4. Masalah Institusional yang Dihadapi FASB

1. SEC memiliki kewenangan hukum untuk menetapkan standar setiap kali


memilih, dimana dalam perannya saat ini adalah berupa statutory authority
dalam mengatur standar akuntansi untuk perusahaan publik. Otoritas
tersebut berupa pendanaan terhadap aktivitas FASB, penekanan terhadap
FASB untuk lebih mengontrol penerimaan anggota baru, serta pengisian data
keuangan lewat EDGAR (Electronic Data Gathering, Analysis and Retrieval
System).
2. Munculnya AICPA yang terdiri dari Komite Eksekutif Standar Akuntansi serta
berkembangnya Task Force Isu, yang merupakan sebuah organisasi yang menjaring
banyak pihak yang tertarik dalam pengembangan jaringan komputer dan Internet.
3. Tumpang tindih tanggung jawab GASB, GASB telah menugaskan beberapa
studi penelitian,tetapi tanggung jawabnya tumpang tindih dengan orang-
orang dari FASB. Secara terpisah diterbitkan, laporan keuangan bertujuan
umum untuk entitas seperti rumah sakit, perguruan tinggi, universitas, dan
rencana pensiun yang seharusnya menggunakan standar FASB, kecuali jika
GASB telah mengeluarkan standar tertentu yang meliputi jenis tertentu
entitas atau praktik ekonomi yang tepat.
4. Penyelidikan Kongres, adanya tekanan juga datang dari pihak kongres yang
meminta seluruh profesi diatur oleh pemerintah.
5. Sarbanes-Oxley Act, bertanggung jawab untuk mendaftarkan kantor akuntan,
menyiapkan standar audit, dan menginspeksi kantor akuntan serta adanya
perubahan besar-besaran.

5. SARBANES OXLEY

Pengertian SOA (Sarbanes Oxley Act)

SOA adalah sebuah landasan yang disahkan pada 23 januari oleh


kongres Amerika Serikat. Undang-Undang tersebut dikenal sebagai Public
Company Accounting and Investor Protection Act of 2002 atau undang-
undang perlindungan investor dan pengaturan akuntansi perusahaan
publik yang sering kali disebut SOX atau Arbox.

Untuk auditor (eksternal dan Internal), SOX merupakan sistem baru


dalam proses audit perusahaan swasta, sebuah revisi atau independensi
dan level baru dari proses pelaporan audit pada perusahaan public Untuk
manajemen perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan jaminan terhadap
konflik kepentingan, sertifikasi yang jelas atas penyimpanan dokumen
penting, pelaporan internal kontrol atas laporan keuangan dan perbaikan
atas kriteria pengungkapan.

Untuk audit komite, SOX merupakan sebuah lanjutan dari peraturan


bagi perusahaan-perusahaan publik termasuk tanggung jawab langsung
untuk memantau proses audit eksternal, persetujuan awal atas seluruh
jasa audit ataupun jasa bukan audit, revisi peraturan mengenai
independensi dan keahlian keuangan dan pengawasan, menerima dan
mencari pemecahan yang mungkin atas keluhan mengenai pelaporan
keuangan perusahaan dan isu yang berasal dari hasil audit.

Tujuan SOA (Sarbanes Oxley Act) :


1. Meningkatkan kepercayaan publik akan pasar modal.
2. Menerapkan tata pemerintahan yang baik.
3. Menyediakan akuntabilitas yang lebih baik dengan
membuatmanajemen dan direksi bertanggung jawab akan laporan
keuangan.
4. Meningkatkan kualitas audit.
5. Menempatkan penekanan yang lebih kuat pada struktur di sekitar
dunia usaha untuk mencegah, mendeteksi, menginvestigasi
kecurangan dan perbuatan tidak baik.

Sejarah Sarbanes Oxley Act (SOA)


Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat Sox atau SOA adalah hukum
federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002. ). Undang-
undang ini merupakan suatu terobosan dan sebagai reformasi terbesar di
USA khususnya dan dunia pada umumnya bagi penilaian corporate
governance sejak diterbitkannya Securities Acts of 1933 and 1934,
diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative
Michael Oxley (Ohio) yang disetujui oleh Dewan dengan suara 423-3dan
oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh
Presiden George W. Bush. Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons
dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa
perusahaan besar seperti: Enron, Tyco International, Adelphia,
PeregrineSystems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems,
Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global
Crossing, HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen danXerox,
yang juga melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam the big five
seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC.
Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian billionan dolar
bagi investor karena runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan
yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap
pasar saham. Semua skandal ini merupakan contoh tragis bagaimana
kecurangan (fraud schemes) berdampak sangat buruk terhadap pasar,
stakeholders dan para pegawai. Dengan diterbitkannya undang-undang
ini, ditambah dengan beberapa aturan pelaksanaan dari Securities
Exchange Commision (SEC) dan beberapa self regulatory bodies lainnya,
diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas perusahaan,
transparansi dalam pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan bagi
perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan
fraud , serta membuat perhatian pada tingkat sangat tinggi terhadap
corporate governance.
Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih
baik bagi semua dewan dan manajemen perusahaan publik serta kantor
akuntan publik walaupun tidak berlaku bagiperusahaan tertutup. Akta ini
terdiri dari 11 bab atau bagian yang menetapkan hal-hal mulai dari
tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana.
Sarbox juga menuntut Securities and Exchange Commission (SEC)
untuk menerapkan aturan persyaratan baru untuk menaati hukum ini.
Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal bukan lagi
sesuatu yang mewah lagi karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh
undang-undang. Dengan diberlakukannya undang-undang Sarbanes Oxley
2002 yang ditandatangani oleh Presiden George Walker Bush pada 30 Juli
2002 diharapkan dapat membawa dampak positif bagi berbagai profesi,
antara lain : akuntan publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik
(KAP); perusahaan yang memperdagangkan sahamnya (listed di bursa US
(termasuk direksi, komisaris, karyawan, dan pemegang saham); perantara
(broker); penyalur (dealer); pengacara yang berpraktik untuk perusahaan
publik; investor perbankan serta para analis keuangan. Penerapan undang-
undang tersebut dilatarbelakangi oleh bangkrutnya sejumlah korporasi di
Amerika Serikat.

Legalisasi Sarbanes-Oxley Act (SOA)


Seperti yang telah disinggung di atas, beberapa perusahaan AS
melakukan kecurangan yang sangat merugikan investor. Menurut
beberapa pengamat, penyebab jatuhnya harga saham di bursa bukan
karena accounting skandal semata, tetapi lebih dikarenakan keputusan
bisnis yang salah (bad bussiness management). Sebagai akibat dari
keputusan yang salah tersebut, kinerja perusahaan menjadi menurun dan
menuntut manajemen melakukan windowdressing untuk menutupi
adanya kerugian perusahaan. Total kerugian yang harus ditanggung
investor pada saat itu tercatat lebih dari US$ & triliun!.
Salah satu kasus yang menyebabkan timbulnya kritik keras terhadap
profesi akuntansi adalah kasus Enron yang mulai mencuat pada tahun
2001, dalam kasus ini menegaskan bahwa banyak dysfunctional
behavior yang dilakukan oleh banyak auditor, beberapa prilaku yang
sering dilakukan adalah semisal creative accounting, earning management
ataukah income smoothing, di Indonesia sendiri bahkan seorang akuntan
disebut dengan tukang angka.
Fenomena yang ada menyebabkan pemerintah (Amerika) mengambil
tindakan yang reaktif dalam hal ini untuk melakukan pengawasan
terhadap para akuntan dengan mengeluarkan UU pertanggungjawaban
auditor atau yang lebih dikenal dengan nama Sarbanes Oxley Act, UU ini
lahir dari kongres yang dianggotai oleh Sarbanes dan Oxley sendiri, UU
tersebut ditandatangani oleh presiden George W. Bush pada tanggal 20
Juli 2002 di Washington, USA.
Beberapa hal penting yang disajikan dalam UU Sarbanes Oxley Act 2002,
adalah:
1. Tanggungjawab perusahaan
2. Tanggungjawab Auditor
3. Pengungkapan di perluas
4. Analis saham harus dapat mengungkapkan kemungkinan konflik
kepentingan
5. SEC memperluas objek reviewnya terhadap laporan keuangan
perusahaan
Aktivitas SOA Pada Perusahaan
Dalam Sarbanes Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan
dan pembaharuan governance yang mensyaratkan adanya
pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi keuangan,
keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi
pejabat dibidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan
pembentukan komite audit yang independen. Selain itu diatur pula
mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris,
komiteaudit, dan pihak manajemen.
b. Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah
dewanyang independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal.
c. Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC (Securities Exchange
Commision) secara signifikand. Mendefinisikan jasa non audit yang
tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien.
d. Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud (manipulasi
perusahaan).
e. Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of
interestf. Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru.

Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua


perusahaan publik untukmembuat suatu sistem pelaporan yang
memungkinkan bagi pegawai atau pengadu untukmelaporkan terjadinya
penyimpangan. Sistem pelaporan ini diselenggarakan oleh komite audit.
Perusahaan dapat menggunakan jasa pelaporan hotlines seperti ACFEs
EthicsLine. ACFE dapat membantu menyusun hotlines pengaduan yang
akan menerima dan merahasiakan pengaduan,dan memberikan informasi
kepada perusahaan agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
Sistemhotlines ini akan mendorong para pegawai untuk melaporkan
karena mereka merasa aman daritindakan pembalasan dari yang
dilaporkan, dan inilah elemen penting dan kritis bagi programpencegahan
fraud yang kuat.

Penerapan SOA di Indonesia


PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai perusahaan yang telah
tercatat di bursa saham dalam negeri dan luar negeri berkomitmen penuh
untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan serta praktek tata
kelola perusahaan dengan pembenahan internal dan pemenuhan
standard internasional. Standard internasional khususnya aturan yang
ditetapkan oleh US Securities and Exchange Commission (US SEC) yang
harus diadopsi oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, sebagai salah satu
perusahaan yang telah listing di New York Stock Exchange (NYSE), adalah
Sarbanes Oxley Act (SOA).
Sistem pengendalian internal yang tercantum dalam Sarbanes Oxley
Act merupakan unsur penting dalam praktek Good Corporate Governance.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk saat ini menerapkan tiga section
Sarbanes Oxley Act, yaitu section 302, section 404, dan section 906. Hal
ini dilakukan dengan pertimbangan tiga section tersebut dapat diterapkan
sebagai langkah awal implementasi Sarbanes Oxley Act. Sedangkan untuk
section lainnya, kemungkinan di masa mendatang juga akan diterapkan
secara bertahap bila perusahaan telah mampu menjalankan tiga section
tersebut dengan lengkap dan benar, serta adanya pertimbangan
manajemen terhadap benefit yang diperoleh.

Keunggulan dan Keterbatasan SOA


a. Keunggulan Penerapan SOA
1) Tanggung Jawab Perusahaan
Undang-undang ini menekankan dan meminta perusahaan untuk
bertanggungjawab secara terafiliasi. Manajemen harus membuat
pernyataan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara akurat
dan tidak menimbulkan salah tafsir. Selain itu, pernyataan manajemen
juga harus mencakup bahwa laporan keuangan yang disajikan telah
menerapkan sistem pengawasan internal yang sehat. Komite Audit
harus berperan aktif antara lain dengan melakukan pengawasan
ketat terhadap auditor, melakukan pemisahan antara audit service
dengan non-audit service, dan melakukan persetujuan dan
pengungkapan atas semua jasa non-audit.
2) Auditor
Walaupun selama ini sudah diatur tentang independensi akuntan
publik tetapi dalam undang-undang ini diperketat lagi kewajiban
mempertahankan independensi akuntan dan membentuk Dewan
Pengawas Akuntan Publik. Undang-undang ini melarang pemberian
jasa non-audit diluar jasa perpajakan dan juga mencantumkan
adanya kewajiban untuk melakukan tugas bergilir terhadap pelaksana
dan penanggung jawab audit.
3) Perluasan Pengungkapan
Dalam undang-undang ini ada beberapa hal yang wajib diungkapkan,
antara lain: penilaian setiap tahun oleh manajemen dan auditor
terhadap sistem pengawasan internal, kewajiban untuk menyajikan
laporan proforma, pelaporan transaksi saham internal dalam jangka
waktu dua hari, pengungkapan semua pembiayaan yang bersifat off-
balance sheet dan pembiayaan yang bersifat kontingensi (seperti
pada industri perbankan), dan beberapa informasi tertentu yang
dianggap penting harus di laporkan secara real time.
4) Analis Saham
Analis saham harus mendapatkan pengungkapan terhadap informasi
yang berkenaan dengan kemungkinan adanya konflik kepentingan
(conflict of interest).
5) Securities Exchange Committee (SEC)
SEC memperluas objek reviewnya terhadap laporan keuangan
perusahaan, meningkatkan kekuasaan untuk memaksa perusahaan
melaksanakan peraturannnya dan menaikkan biaya hukuman terhadap
setiap pelanggaran UU pasar modal.

b. Keterbatasan SOA

Sarbanes Oxley Act memberikan beberapa perhatian untuk


pengendalian internal terbukti dengan adanya jasa hotlines yang
disediakan untuk proses pelaporan frauds yang disaksikan oleh pegawai
dan perlindungan terhadap pegawai tersebut atas pelaporannya. Tapi
sayangnya SOA memiliki beberapa kelemahan, yang pertama adalah
memfokuskan pada pemberian sanksi dan perlakuan terhadap subject,
namun pada kenyataanya kebanyakan kasus fraud yang terjadi bukan
hanya terjadi karena individu yang melakukannya (Moral Hazard) tapi
lebih dikarenakan adanya permainan dalam sistem.
Oleh karena itu, terdapatlah limitation of Internal Controls yang berarti
kebanyakan kegagalan yang terjadi dalam internal controls terjadi
karena masing-masing individu, yang seharusnya menerapkan prinsip
internal controls ini dengan baik, dengan sengaja melakukan
pelanggaran dan bersepakat secara bersama-sama menyeleweng. Dan
sampai saat ini belum ada sistem yang dapat menakut-nakuti orang-
orang yang memiliki peluang untuk melakukan kecurangan baik dalam
lingkup manajemen ataupun individu. Efek sanksi dengan adanya SOA
nampaknya tidak terlalu ampuh untuk dipopulerkan. Ini terbukti dengan
terjadinya kasus frauds untuk kesekian kalinya di Amerika yang secara
menyeluruh mengadopsi SOA. Bahkan terjadi beberapa kasus fraud
lebih parah dan sampai-sampai menyebabkan kerusakan ekonomi
global.
Ada komponen lain yang menyebabkan internal controls tidak berjalan
secara semestinya, yaitu ketika moral hazard atas individu yang terjadi
dalam sebuah perusahaan sudah tersistem. Contoh kasusnya adalah
AIG yang merupakan salah satu perusahaan asuransi besar didunia.
Hedge Fund dan peluang pengendalian uang yang besar oleh manajemen
menjadi daya tarik tersendiri untuk melakukan skandal keuangan.
Pengendalian dan pengontrolan terhadap manajemen perusahan tidak
hanya dilakukan oleh komite audit tapi juga harus sejalan dengan
regulasi dan pengontrolan yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu,
daya pikir kritis terhadap kondisi sebuah perusahaan yang sudah
dianggap baik haruslah ditingkatkan. Inspeksi keuangan pada sebuah
perusahaan harus dilakukan secara berkala agarpendeteksian
kecurangan bisa ditemukan lebih awal. Pembuatan regulasi dan sanksi
luar biasa dalam pengendalian moral hazard harus dilakukan agar tidak
terjadi suatu kegagalan sistemik yang akan mengakibatkan semua
instrument pengendalian baik regulasi pemerintah, kode etik perusahaan,
maupun nilai-nilai/budaya dalam perusahaaan harus kembali diperbaiki
lagi dari awal.

6. LIABILITY CRISIS AKUNTAN PUBLIK

Liability crisis di akuntan publik adalah masalah yang sangat penting


yang dihadapi seluruh profesi. Ada tekanan luar biasa untuk mengubah
audit menjadi mekanisme pendeteksian fraud dimana, dalam kasus
perusahaan terbuka, auditor diwajibkan untuk melaporkan kepada SEC
jika manajemen dan dewan direksi tidak bertindak dengan tepat. Auditor
dianggap ikut bertanggung jawab karena dianggap menghilangkan
beberapa tahapan audit untuk mengurangi biaya, supervisi yang tidak
efisien dan buruknya penilaian auditor. Penentu standar juga turut andil
dalam hal ini karena menetapkan peraturan pengakuan pendapatan yang
ambigu dan pendefinisian elemen-elemen akuntansi yang terlalu
kompleks.Hal ini memicu reformasi yang disebut Private Securities
Litigation Reform Act (PSLRA) pada 1995. Sebelum PSLRA, auditor ikut
menanggung kerugian yang diderita oleh pihak ketiga yang
mengandalkan laporan keuangan perusahaan yang diperiksa oleh CPA
tersebut. Dengan PSLRA kewajiban untuk ikut menanggung kerugian
tidak dapat diaplikasikan kecuali terdakwa secara sengaja melanggar
hukum, sehingga kewajiban akan dibagi secara proporsional berdasarkan
penilaian hakim atau juri.
Daftar Pustaka

Andiana,Ana,2016,Sarbanes Oxley,[online]
(,http://www.academia.edu/12970024/MATA_KULIAH_AUDITING_SARBANES_O
XLEY_ACT _PENGERTIAN_SOA_Sarbanes_Oxley_Act diakses 15 Maret 2017)

DocSlide,2016,pengembangan struktur kelembagaan akuntansi keuangan,


[online] (http://documentslide.com/documents/chapter-3-pengembangan-
struktur-kelembagaan-akuntansi-keuangan-5690c007458d1.html diakses 15
Maret 2017)

Fajrul,muhammad,2015 Pengembangan Struktur kelembagaan,[online]


(http://kelembutankudajinak.blogspot.co.id/2015/08/pengembangan-struktur-
kelembagaan.html diakses 15 Maret 2017)

FASB,2016,STANDARD-SETTING PROCESS [ONLINE],


(http://www.fasb.org/jsp/FASB/Page/SectionPage&cid=1351027215692
diakses 15 maret 2017)

Uncendekia,2016, Struktur Kelembagaan, [online],


(http://www.urcendekia.co.id/?
Kumpulan_Artikel:Artikel_Akuntansi:Perkembangan_Struktur_Kelembagaan_A
kuntansi_Keuangan diakses 15 Maret 2017)
Wolk,Harry i.,James L.Dodd, and Jhon J. Rozycki.Accounting Theory
Conceptual issues in a Political and Economic Environment. 6th Ed., 2014.
South Western: Thomson

Anda mungkin juga menyukai