Akuntansi di Amerika pada periode sebelum tahun 1930 boleh
dikatakan tidak teratur. Praktek dan prosedur akuntansi yang digunakan oleh dunia usaha umumnya dianggap rahasia. Sebagai akibatnya terjadi ketidak seragaman dalam praktek akuntansi yang tidak seragam, maka mendasarkan pada laporan keuangan sebagai alat penilaian investasi dapat menyesatkan bagi investor. Masalah inilah yang memicu perlunya pengembangan standar akutansi yang seragam. Secara rinci yang terjadi pada tahun sebelum 1930 diantaranya:
Tahun 1886 didirikan American Association of Public Accountants
dengan anggota 10 orang Tahun 1896 AAPA bersama The Institute of Bookkeepers and Accountant berhasil menerbitkan sertifikat profesi Certified Public Accountants di New York Tahun 1905 AAPA mulai menerbitkan The Journal of Accountancy (terbit sampai sekarang) Tahun 1913, 31 negara bagian menyetujui sertifikat profesi Certified Public Accountants, walaupun terkadang terdapat ketidakseragamandalam persyaratan Kongres mengeluarkan Income Tax Law Tahun 1915, AAPA membentuk komite yang bertugas merumuskan istilah-istilah akuntansi yang diadopsi dari The Journal of Accountancy (hasilnya dipublikasikan dalam buku setebal 126 halaman tahun 1931) Tahun 1916 didirikan The American Institute of Accountants (AIA) sebagai kelanjutan dari pendirian AAPA. AIA didirikan sebagai organisasi Akuntan tingkat Nasional (bukan sebagai pengganti organisasi di Negara-negara bagian. Tujuan pembentukan AIA adalah menciptakan keseragaman dan standarisasi kualifikasi dan syarat keanggotaan. (AIA berganti nama menjadi AICPA tahun1957) Tahun 1918 AIA bekerja sama dengan Federal Trade Commission menerbitkan Approved Methods for the Preparation of Balanced Statement. Dokumennya dipublikasikan dalam Federal Reserve Bulettin dan dijadikan standar minimum dalam melakukan audit terhadap neraca Tahun 1921 didirikan The American Society of Certified Public Accountants, yang memfokuskan pada konsolidasi Negara- negara bagian.Sedangkan AIA focus pada penyatuan pandangan nasional untuk ujian dan kualifikasi Selama persaingan antara AIA dengan ASCPA , AIA lebih mengendalikan materi peraturan teknis Tahun 1929 dilakukan revisi terhadap Approved Methods for the Preparation of Balanced Statement di bawah arahan umum Federal Reserve Board Tahun 1936 AIA dan ASCPA bergabung dengan menggunakan nama AIA atas desakan New York State Society Faktor-faktor yang mendorong tingginya permintaan audit
PERIODE PEMBENTUKAN (1930-1946)
Periode ini adalah periode paling berpengaruh dalam praktik akuntansi
di AS. Sebagai akibat dari carsh di pasar modal th 1929 (market carsh) periode 1930 samapi 1946 memiliki pengaruh signifikan di dalam praktek akuntansi diamerika. Usaha pertama pengembangan standar akuntansi di mulai denganadanya persetujuan antara (AICPA) dan (NYSE) untuk mengembangkanberbagai praktek akuntansi yang berbeda.
a. NYSE/AICPA AGREEMENT 1930
AICPA memulai kerja sama dengan NYSE untuk mempersiapkan
penyusunan dokumen dalam pengembangan aturan akuntansi,khususnya pengembangan prinsip akuntansi bagi perusahaan yang terdaftar di NYSE, karena banyak perusahaan tidak mengungkapkan praktik akuntansi. Awalnya AICPA mengusulkan 2 pendekatan yaitu pendidikan bagi pemakai yang dihubungkan dengan keterbatasan laporan keuangan, perbaikan laporan agar lebih informatif akhirnya AICPA mengusulkan praktek akan lebih banyak diserahkan pada perusahaan untuk memilih metode akuntansi, dengan batas yang luas, tetapi harus mengungkapkan metode yang digunakan dan djalankan secarakonsisten dari tahun ke tahun. Dengan batasan yang cukup luas, relatif tidak penting bagi investor yang konvensi/aturan prakteknya diadopsi oleh perusahaan dalam pelaporan earningnya,jika mengetahui metodeakan dipakai setiap tahun 22 Sept 1932 NYSE menyetujui draft Five Broad Accounting Principles yang disusun AICPA. Draft ini merupakan usaha formal pertama untuk mengembangkan General Accepted Accounting Principles. Lima prinsip pertama Accepted Principles of Accounting dimuat dalam Chapter 1 Accounting Research Bullettn (ARB) 43
a. Pembentukan The Securities and Exchange Commission (SEC)
Tahun 1934 SEC dibentuk oleh Kongres dengan tujuan m engeksekusi
the Securities Act of 1933 (mengatur masalah sekuritas antar negara bagian) dan The Securities and Exchange Act 1934 (berhubungan dengan perdagangan sekuritas). Keduanya memberi otoritas pada SEC untuk menentukan bentuk dan isi Laporan Keuangan. Pada awalnya SEC diizinkan oleh profesi akuntansi untuk menyusun prinsip akuntansi, tanpa intervensi. Statemen yang dibuat SEC tahun 1937 dan 1938 diindikasikan telah menumbuhkan ketidaksabaran terhadap profesi. Komisioner SEC menegur the American Accounting Association dan menyatakan SEC sebagai badan yang mempunyai otoritas memperbaiki dan menjaga standar
Pada 25 April 1938 SEC menerbitkan Accounting Series Release (ASR)
No.4 dalam beberapa kasus dimana LK disiapkan sesuai dengan prinsip akuntansi selama tidak ada dukungan otoritas yang penting seperti LK diduga akan misleading atau tidak akurat, meskipun pengungkapan isi dalam surat keterangan akuntan atau footnote menyatakan hal yang material. Dalam hal dimana tidak ada perbedaaan pendapat antara komisi dan registrasi seperti dalam prinsip akuntansi. Pengungkapan akan diterima sebagai pengganti koreksi LK akuntansi itu sendiri, hanya jika masalahnya berhubungan dengan adanya dukungan otoritas yang penting untuk praktik diikuti oleh registrasi dan posisi komisi sebelumnya belum diungkapkan dalam aturan atau peraturan dan pernyataan resmi komisi termasuk opini ketua akuntan
b. Committee On Accounting Procedure (1936-1946)
Tahun 1933 AICPA membentuk the Special Committee on Development
of Accounting Principles (SCDAP), tapi sedikit melaksanakan tugas
Tahun 1934 Committee on Accounting Procedure (CAP) dibentuk
menggantikan SCDAP. Sampai dengan tahun 1938 CAP tidak aktif. Berdasarkan kebijakan SEC dalam ASR No. 4, jumlah anggota CAP ditambah dari 7 menjadi 21 orang, sehingga lebih aktif. Pada awalnya CAP ingin mengembangkan sebuah pernyataan yang komprehensif dari prinsip akuntansi yang menjadi panduan umum untuk memecahkan masalah praktik yang spesifik. Karena diperkirakan akan memakan waktu 5 tahun akhirnya diputuskan untuk mengadopsi suatu kebijakan pemecahan masalah spesifik dan merekomendasikan metode akuntansi sewaktu-waktu
Tahun 1939 CAP merespon ASR No.4 dengan mengeluarkan Penyataan
Akuntansi yang memiliki Substantial Authoritative Support. Selama 2 tahun (1938-1939) CAP menerbitkan 12 Accounting Research Bulletins(ARBs). CAP menggunakan pendekatan induktif dalam merumuskan aturan akuntansi, sementara AAA lebih menyukai pendekatan deduktif. Periode Pertumbuhan tidak menghasilkan sekumpulan prinsip akuntansi yang komprehensif memberikan 2 kontribusi memperbaiki secara signifikan ketidakseragaman dalam praktik akuntansi, kesungguhan sektor swasta sebagai sumber pembuatan kebijakan akuntansi di AS, selama Perang Dunia II CAP membahas khusus masalah akuntansi yang melibatkan transaksi perangJanuari 1942- September 1946 diterbitkan 13 ARBs7 berhubungan dengan perang dan dengan terminology
PERIODE PASCAPERANG (1946-1959)
Setelah perang dunia berakhir terjadi bom ekonomi di
Amerika. Industri-industri memerlukan tambahan modal yang sangat signifikan untuk ekpansi usaha. Laporan keuangan menjadi sumber penting untuk pengambilan keputusan. Sebagai akibatnya laporan keuangan dan standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan mendapat perhatian secara nasional. Masalah utama adalah keseragaman atau komparabilitas pelaporan earring antara perusahaan yang berbeda. CAP gagal menyusun rekomendasi positif yang berkaitan dengan prinsip akuntansi secara umum. Sebagai akibatnya terjadi suplai berlebihan dari standar akutansi. Situasi ini mengakibatkan timbulnya konflik antara CAP dan SEC. Konflik ini terjadi terutama berkaitan dengan konsep laporan laba dan rugi all inclusive dan current operating performance. Secara rinci perkembangan yang terjadi pada tahun periode pascaperang (1946-1959) diantaranya:
Tahun 1940 4 juta pemegang saham
Tahun 1952 7 juta pemegang saham Tahun 1962 17 juta pemegang saham
Masalah utama adalah comparability (keseragaman) laporan earning
antar perusahaan berbeda ARB 32 DAN SEC. Selama 1946-1953 CAP berhasil menerbitkan 18 ARB, Tetapi gagal memberikan rekomendasi positif untuk praktik akuntansi yang umum. Banyak praktik akuntansi alternatif berjalan karena tidak ada teori akuntansi pokok. Situasi ini memicu konflik antara CAP dan SEC terutama masalah All Inclusive Income Statement vs Current Operating. Menurut CAP Pemakaian Current Opearting akan mempertinggi comparability untuk beberapa tahun. Extraordinary gains and losses tidak termasuk net income dalam current operating performance concept (direkomendasikan dalam ARB 32)
Tahun 1950 SEC mengusulkan amandemen regulasi S-X yang
menggunakan All Inclusive Concept. Terjadi kompromi antara SEC dan CAP berkenaan denganARB 3 dengan meletakkan extraordinary items (special items) menjadi item terakhir dalam LK THE PRICE-LEVEL PROBLEM Akhir 1953 fokus akuntan pada akuntansi pada kondisi perubahan tingkat harga Perdebatan tingkat harga berhubungan dengan beban depresiasi Beban depresiasi didasarkan pada historical cost, tidak akurat mengukur pengurangan nilai aktiva tetap pada current purchasing, yang mengakibatkan net income dilaporkan overstatement. Perdebatan ini memakan waktu dan akhirnya perhatiandiarahkan pada pengembangan Standar Akuntansi Keuangan
Tahun Penutupan CAP
Tahun 1957-1959 adalah masa transisi pengembangan SAK di AS,
ditandai dengan Praktisi keuangan dan akuntansi pada UKM merasa tidak terakomodasi pendapatnya dalam ARB. CAP terlalu lamban dalam menekankan isu dan menolak posisi yang tidak popular pada topik-topik yang kontroversial Leonard Spacek (partner Arthur Andersen) Profesi akuntan akan beresiko sampai terbentuknya frameork Premis accepted accounting principles. Prinsip akuntansi yang bertemu dengan premis Forum terbuka dimana prinsip akuntansi dapat ditentukan.
Tahun 1957 AAA (American Accounting Association) menerbitkan
pernyataan, konsep dan defenisi dengan pendekatan deduktif Panitia hanya berhasilkan membuat aturan, tanpa pengembangan yang fundamental pada prinsip-prinsip akuntansi keuangan
Munculnya pendekatan baru Tahun 1957 Alvin R. Jennings
mengusulkan percepatan pengembangan prinsip akuntansi, dengan Reorganisasi AICPA. Pentingnya menggunakan riset Alvin R. Jennings mengirim suara bersejarah pada 1957 diPertemuan tahunan AICPA. Ia mengusulkan suatu reorganisasi AICPA untuk mempercepat pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Jennings menekankan kebutuhan akan riset sebagai bagian dari proses ini. Dengan kata lain, ia menuntut suatu pendekatan konseptual untuk menggantikan sedikit demi sedikit metode yang telah diikuti selama 20 tahun oleh CAP. Profesi Akuntan menyiapkan diri untuk mempertimbangkanPendekatan baru Jenning. AICPA menyediakan suatu Panitia Khusus atas Program Riset, yang menyelesaikan laporannya kurang dari satu tahun. Laporan ini menjadi akte pendirian untuk Dewan Prinsip-Prinsip Akuntansi (APB) dan Divisi Riset Akuntansi. Laporan menekankan pentingnya riset dalam menetapkan standard akuntansi keuangan.
PERIODE MODERN (1959-SEKARANG)
Komite Khusus tentang Program Riset mengusulkan pembubaran CAP
dan departemennya yang diterima oleh AICPA dan kemudian didirikan Accounting Principle Board (APB) dan The Accounting Research Division (ARD) untuk meneliti tentang isu-isu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. APB kemudian menerbitkan berbagai pendapat untuk membahas isu-isu kontroversial , namun upaya tersebut tidak berhasil sehingga APB diserang dan dikritik karena opini yang bersifat kontroversial termasuk tentang akuntansi pensiun, alokasi pajak penghasilan, kredit pajak investasi, akuntansi untuk penggabungan usaha dan goodwill. Keterbatasan asosiasi professional dan manajemen dalam merumuskan teori akuntansi mendorong diadopsinya pendekatan yang lebih deduktif dan politis. Dalam situasi tersebut FASB mengindikasikan proses penetapan standar akuntansi sebagai proses demokratik. Proses penetapan standar akuntansi tidak hanya didasarkan kebutuhan pemakai tetapi juga mempertimbangkan beberapa perspektif yang dapat mempresentasikan seluruh konstituensi. Juga ditekankan agar Pemerintah federal dan Kongres harus berada pada kepentingan umum dengan mempertahankan dan meningkatkan akuntabilitasnya dimata publik. Hasil riset Divisi Riset dipublikasikan dalam Accounting Research Studies (ARS)2 publikasi pertama adalahdalili-dalil dasar akuntansikumpulan prinsip akuntansi yang lebih baik APB terdiri dari 18- 21 anggota (semua anggota AICPA) mewakili KAP besar dan kecil, akademisi dan industri, berharap APBs Opinion didasarkan pada hasil studidivisi riset. Early Years of the APB
Ditandai dengan kegagalan dan keragu-raguan studi riset yang tidak
diterima oleh profesi dan kontroversi pajak investasi merupakantantangan serius bagi KAP besar .
Kredit Pajak Investasi
November 1962 dikeluarkan APB Opinion 2 yang menguraikan kredit
pajak investasiyang disebabkan masalah lain.Terdapat 2 pendapat yang berbeda dalam perhitungan ITC1. metode flow-through mengakui keuntungan pajak pada tahun penerimaaanya2. metode deferral mengakui keuntungan pajak sepanjang umur aktiva terkaitAPB Opinion 2 memutuskan menggunakan metode deferral, akibatnya 3 KAP besar tidak mengharuskan kliennya mengikuti opini tersebut. Januari 1963 SEC mengeluarkan ASR 96 yang mengizinkan menggunakan metodeflow- through atau metode deferralAkhirnya APB menerbitkan APB Opinion no. 4 yang membolehkan penggunaankedua metode di atas
Akhir tahun 1964 Dewan AICPA mengumumkan wewenang APB
kembali yangdinyatakan dalam Apendiks pada APB Opinion no. 6 dengan suara bulat disetujui bahwa kebiasaan dari APB Opinion harus diungkapkan dalam LK yang diaudit olehanggota AICPA. Jika akuntan independen menyimpulkan bahwa metode yangdigunakan mempunyai pendukung otoritas yang substantif, meskipun tidak mengandung prinsip akuntansi tertentu diungkapkan dalam catatan atau laporanauditor Jika memungkinkan auditor harus mengungkapkan dampak dari kebiasaan tersebutJika prinsip yang digunakan tidak didukung oleh otoritas yang substantif, makakualifikasi auditor adalah adverse atau disclaimer . 2. HOW FASB DIFFERS FROM CAP AND APB
Committee on Accounting Procedure (CAP)
AICPA pada tahun 1933 membentuk komite yang secara khusus
membahas prinsip-prinsip akuntansi yaitu Special Committee on Development if Accounting Principles (SCDAP), namun komite tersebut gagal dalam mengemban tugasnya dan diganti oleh Committee on Accounting Procedure (CAP) pada tahun 1936. Komite ini memiliki wewenang untuk mengeluarkan pernyataan mengenai hal-hal berkaitan praktek dan prosedur akuntansi dalam rangka membangun praktek yang berlaku umum. Komite ini mulai mempublikasikan riset dan menerbitkan buletin terminologi akuntansi yang bertujuan agar lebih ada keseragaman dalam akuntansi dan audit. Komite ini menerbitkan sebanyak 42 bulletin dengan 42 topik pula dan beberapa topik mengatur akuntansi atas transaksi bisnis. CAP memiliki tujuan untuk mengembangkan prinsip- prinsip akuntansi yang bersifat komprehensif sehingga dapat digunakan sebagai pedoman umum dalam memecahkan masalah praktek akuntansi.
Dalam realitasnya CAP mengambil kebijakan lain yaitu mengadopsi
suatu kebijakan dan selanjutnya memberi rekomendasi atas metode akuntansi mungkin diikuti. Cara yang ditempuh CAP menimbulkan ketidakpuasan banyak pihak. Cara kerja tersebut menunjukkan bahwa CAP kurang mengemban teori yang bersifat umum yang dapat dijadikan dasar pengemban statemen-statemen akuntansi keuangan. Secara umum CAP melakukan wewenangnya sebagai berikut:
Menggunakan pendekatan induktif untuk mengembangkan
aturan-aturan akuntansi Mencurahkan waktu hanya utk memecahkan masalah dengan pendekatan satu per satu tanpa mengembangkan prinsip-prinsip fundamental akuntansi Tidak ada teori akuntansi yang mendasari Menciptakan oversupply atas prinsip akuntansi yang baik
Accounting Principles Board (APB)
Pada tahun 1959 metode merumuskan prinsip akuntansi yang
dipertanyakan tidak muncul dari riset atau tidak berdasarkan teori. CAP juga dikritik karena bertindak dengan cara yang pelan dan mengeluarkan standar, yang dalam banyak kasus, tidak konsisten. AICPA menanggapi kekurangan CAP dengan membentuk Accounting Principle Board (APB). Tujuan dari badan ini adalah untuk memajukan ekspresi tertulis dari prinsip akuntansi yang berlaku umum, untuk mempersempit perbedaan dalam praktek, dan untuk membahas isu-isu yang belum diselesaikan dan kontroversial. Namun dalam perkembangannya APB juga mendapat kritikan dan penolakan terhadap pernyataan (pronouncement) dan aturan yang dikeluarkan oleh badan ini.
Tujuan utama dari Accounting Principles Board (APB) adalah :
Mengajukan rekomendasi prinsip akuntansi secara tertulis.
Menentukan praktek akuntansi yang tepat. Mempersempit area perbedaan serta ketidakkonsistenan dalam praktik.
Keberadaan APB dan ARD menunjukkan bahwa terdapat pendekatan
dua arah dalam pengembangan prinsip akuntansi. ARD memiliki otoritas menerbitkan hasi-hasil riset dan lebih mencurahkan perhatian pada pengembangan statemen-statemen akuntansi tanpa harus mempertanggungjawabkan kepada komite teknis AICPA. Hasil riset akan dipublikasikan dalam bentuk Acccounting Research Studies (ARS) lengkap dengan dokumen detail, keseluruhan aspek dari suatu masalah tertentu, serta rekomendasi atau konklusi. Selama tahun tersebut 15 ARS yang telah diterbitkan.
Accounting Research Studies (ARS) No. 1 dan No. 3
APB pada awalnya mempublikasikan APB statement No.1 tentang
diterimanya ARS No.1 dan ARS No.3. Kedua ARS tersebut tidak diterima dikalangan profesi akuntansi karena bertentangan dengan kredit pajak investasi sehingga APB mendapat teguran yang serius dari induk organisasi yaitu AICPA. Banyak pihak memprediksi APB akan gagal karena ARS tersebut. ARS 1 memberikan dukungan terhadap penggunaan exit value accounting. Dan ARS 3 memperhitungkan perubahan-perubahan tingkat harga umum dan harga khusus. AICPA menolak kedua hasil studi tersebut dan penolakan ini dipandang sebagai upaya untuk melemahkan pendekatan dua arah yang dipergunakan APB.
Accounting Research Studies (ARS) No. 7
ARS 7 yang dihasilkan oleh Paul Grady mengalami kesuksesan. Grady
melakukan kodifikasi statemen-statemen dengan pendekata induktif dan pendekatan deduktif karena menyesuaikan dengan statemen-statemen yang sudah ada dan berusaha menyimpulkan prinsip-prinsip akuntansi dari pokok-pokok statemen yang dapat diterima. Adanya kesan kalau APB dianggap gagal di dalam tugas utamanya untuk menghasilkan prinsip- prinsip akuntansi, komite khusus APB memberikan komentar waktunya sangat tidak mungkin untuk merangkai dan menyusun secara terus menerus tujuan dan batasan laporan keuangan, menetapkan prinsip- prinsip akuntansi yang berterima umum. Akhirnya pada tahun 1959-1973 APB menerbitkan empat statemen dan seangkaian intepretasi akuntansi untuk memperluas rekomendasi-rekomendasi yang berhubungan dengan masalah-masalah akuntansi.
Dalam melaksanakan mandate untuk menyusun prinsip-prinsip
akuntansi yang berterima umum, APB menui banyak kritik. Perbedaan prinsip-prinsip akuntansi untuk jenis indutri yang berbeda diperdebatkan dibanyak media. Sebagai respon atas keseluruhan kritik yang diterima APB dari awal proses, lembaga tersebut memprakarsai perubahan penting dan telah diangkat kepermukaan namun apa yang menjadi prakarsa tidak bisa dilanjutkan APB tapi dilanjutkan oleh lembaga pengatur standar penggantinya yaitu Financial Accounting Standard Board (FASB).
Financial Accounting Standard Board (FASB)
Pada tahun 1937 AIA bergabung dengan American Society of Certified
Public Accountants, membentuk organisasi yang lebih besar yang kemudian dinamai American Institute of Certified Public Accountants (AICPA). Organisasi ini telah memiliki peningkatan pengaruh terhadap perkembangan teori akuntansi. Sebagai contoh, selama bertahun-tahun, AICPA membentuk beberapa komite dan dewan untuk menangani kebutuhan untuk lebih mengembangkan prinsip akuntansi. Yang pertama adalah Committee on Accounting Procedure (CAP). Hal ini diikuti oleh Accounting Principles Board (APB), kemudian berganti nama mejadi Financial Accounting Standards Board (FASB).
FASB adalah suatu organisasi independen yang beranggotakan tujuh
orang dan bekerja penuh di badan ini. Mereka berasal dari bidang akuntansi profesional, usahawan, wakil pemerintah dan wakil bidang akademis. Organisai yang memberikan panduan standar untuk pelaporan keuangan. Misi dari FASB adalah untuk membangun dan meningkatkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan untuk bimbingan dan pendidikan masyarakat, termasuk emiten, auditor dan pengguna informasi keuangan.
Fungsi utama FASB adalah untuk mempelajari masalahmasalah
akutansi dan menetapkan standar akuntansi. Standar ini diterbitkan sebagai rumusan standar akuntansi keuangan. FASB juga menerbitkan rumusan konsep akuntansi keuangan, konsep-konsep yang diperkenalkan di dalam statement standard.
The Financial Accounting Standards Board (FASB) sebagai hasil dari
kritik yang tumbuh dari APB, pada tahun 1971, dewan direksi dari AICPA menunjuk dua komite. Wheat Committee yang diketuai oleh Francis Wheat, adalah untuk mempelajari bagaimana prinsip-prinsip akuntansi keuangan harus ditetapkan.Trueblood Committee yang diketuai oleh Robert Trueblood, diminta untuk menentukan tujuan laporan keuangan. Wheat Committee mengeluarkan laporannya pada tahun 1972 merekomendasikan bahwa APB dihapuskan dan The Financial Accounting Standards Board (FASB) dibentuk. Dewan baru ini terdiri dari wakil-wakil dari berbagai organisasi, berbeda dengan APB yang anggotanya semua dari AICPA. Para anggota FASB juga mendapatkan, tidak seperti anggota APB yang bekerja paruh waktu dan tidak digaji.
AICPA cepat mengadopsi rekomendasi dari Wheat Committee, dan
FASB menjadi badan resmi dengan mengeluarkan standar akuntansi. Misi FASB adalah untuk membangun dan meningkatkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan untuk bimbingan dan pendidikan publik, termasuk emiten, auditor, dan pengguna informasi keuangan.
Wheat Committee bertugas untuk memperbaiki proses penyusunan
standar, dan komite ini melaporkan hasil-hasilnya kepada FASB. Trueblood Committee tugas untuk mengembangkan tujuan laporan keuangan dengan menentukan, siapa user-nya, informasi apa yang mereka butuhkan, seberapa banyak informasi yang dibutuhkan dapat dipenuhi oleh akuntansi dan apa kerangka kerja yang diperlukan dalam menyediakan kebutuhan akuntansi. Komite ini berhasil merumuskan 12 tujuan laporan keuangan.
Struktur Operasi dan Penilaian terhadap Kinerja FASB
Struktur FASB mengalami perubaan pada tahun 1977 dan modifikasi
perubahan ini sebagai hasil rekomendasi dari Structure Committee of the Financial Accounting Foundation (FAF). Pelaksanaan riset komprehensif sepanjang tahun oelh FASB sudag dipersoalkan SEC yang juga memiliki potensi untuk menghimpun kalangan profesi akuntansi dan membuat rancang bangun standar-standar akuntansi. Tugas utama komite adalah membuat rekomendasi kepada anggota FAF mengenai beberapa perubahan kerangka dasar yang direkomendasi oleh FASB dan FASAC. Rekomendasi terkait dengan rancangan standar yang diperoleh FASB berhubungan dengan persyaratan sebagai berikut :
Proses penetapan standar akuntansi membutuhkan
pertimbangan dan cara memandang yang tepat keseluruhan elemen. Proses mengharuskan adanya riset untuk mengetahui besarnya pengaruh yang mungkin dapat terjadi atas standar yang diusulkan. Kesuksesan standar dapat dicapai bila standar tidak dipaksakan penyusunannya. Proses asimilasi standar dapat dilakukan dengan pengetahuan dan pemahaman meyeluruh dari nilai standar yang diusulkan. FAF terdiri dari 6 organisasi sponsor yaitu AAA, ACIPA, Financial Analysis Federations (FAF), Financial Executives Institute (FEI), National Association of Accountant (NAA) dari security industry Association (SIA), FAF terdiri dari 13 orang anggota yang merupakan watak dari 6 sponsor tersebut ditambah wakil pemerintah dan komposisi sebagai berikut :
Satu wakil AAA
Empat wakil Financial Analysis Predication Dua wakil Financial Executives of Accountant Satu Wakil National Association Satu wakil Security Industry Associantion Tia wakil dari kelompok akutan pemerintah
Tugas FAF adalah mengangkat board of Trustee. Board of Trustee ini
telah dikembangkan untuk mengakomodasi tambahan dua anggota ini dari organisasi besar yang tidak termasuk dalam 6 organisasi sponsor yaitu industri perbankan . Board of Trustee kemudian mengangkat anggota FASB, menandai kegiatan Board dan berperan sebagai pengawas.
Lembaga yang Berpengaruh terhadap Kekuasaan FASB
Accounting Standard Executive Committee (AcSEC)
AICPA membentuk AcSEC pada tahun 1972 untuk menyelenggarakan fungsi sebagai penghubung antara FASB dengan AICPA. Jenis keputusan yang dibuat oleh AcSEC adalah Statement of Position (SOP) dan Industry Accounting Guides. Emerging Issue Task Force Emerging Issue Task Force berdiri secara tidak formal tahun 1984 dengan konsentrasi yaitu menangani persoalan khusus dibidang informasi keuangan yang dialami oleh suatu entitas. Government Accounting Standard Board Government Accounting Standard Board dibentuk oleh FAF pada tahun 1984 yang betugas memikirkan masalah akuntansi, namun di dalam melaksanakan kegiatannya banyak terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab dengan FASB.
3. Standards Setting Process
Proses pengaturan standar akuntansi oleh FASB sebagai berikut:
1. FASB, menugaskan staf riset untuk melakukan penelitian, baik rutin
maupun insidental, sesuai dengan program kerja dan kepentingannya. Hasil penelitiannya untuk sementara waktu disusun dalam naskah diskusi. Tahap ini bisa termasuk kedalam tahap Identifikasi masalah, Membentuk satgas.
2. Setelah naskan tersebut selesai dibahas, kemudian disusun dan
dikeluarkan pernyataan semnetara (exposure draft), untuk disebarkan kepada para anggota profesi dan pihak-pihak yang berkepentingan, guna dimintakan tanggapan atau komentar. Tahap ini bisa termasuk kedalam tahap Menghasilkan diskusi memorandum, Mengedarkan kepada pihak yang berkepentingan, dan Mengadakan audiensi publik rancangan pemaparan masalah dan permintaan komentar
3. Tanggapan atau komentar yang masuk, diseleksi sesuai dengan
substansi materinya, dan diikhtisarkan, kemudian dilekukan dengar pendapat. Tahap ini bisa termasuk kedalam tahap Pertimbangan komentar tertulis
4. Berdasarkan pernyataan sementara, tanggapan atau komentar yang
masuk, dan hasil dengar pendapat, kemudian disusun dan dikeluarkan pernyataan resmi yang antara lain adalah SFAC dan SFAS. Tahap ini bisa termasuk kedalam tahap Pemungutan suara final diambil oleh dewan
Produk FASB adalah pernyataan resmi yang terdiri dari:
SFAS (Statement of Financial Accounting Standards) Berisi standar akuntansi keuangan mengenai perlakuan atas suatu transaksi tertentu yang merupakan pedoman dalam praktik akuntansi. SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) Berisi konsep fundamental akuntansi keuangan dan pelaporannya sebagai kerangka acuan untuk mengarahkan pengembangan akuntansi keuangan dan pelaporannya di masa yang akan datang. Terdiri dari SFAC No. 1 6. Interpretation adalah penjabaran lebih lanjut terhadap hal yang belum jelas atau interpretasi atas beberpa amteri dari SFAS. Technical Bulletin adalah publikasi teknis sebagai perluasan.
4. Masalah Institusional yang Dihadapi FASB
1. SEC memiliki kewenangan hukum untuk menetapkan standar setiap kali
memilih, dimana dalam perannya saat ini adalah berupa statutory authority dalam mengatur standar akuntansi untuk perusahaan publik. Otoritas tersebut berupa pendanaan terhadap aktivitas FASB, penekanan terhadap FASB untuk lebih mengontrol penerimaan anggota baru, serta pengisian data keuangan lewat EDGAR (Electronic Data Gathering, Analysis and Retrieval System). 2. Munculnya AICPA yang terdiri dari Komite Eksekutif Standar Akuntansi serta berkembangnya Task Force Isu, yang merupakan sebuah organisasi yang menjaring banyak pihak yang tertarik dalam pengembangan jaringan komputer dan Internet. 3. Tumpang tindih tanggung jawab GASB, GASB telah menugaskan beberapa studi penelitian,tetapi tanggung jawabnya tumpang tindih dengan orang- orang dari FASB. Secara terpisah diterbitkan, laporan keuangan bertujuan umum untuk entitas seperti rumah sakit, perguruan tinggi, universitas, dan rencana pensiun yang seharusnya menggunakan standar FASB, kecuali jika GASB telah mengeluarkan standar tertentu yang meliputi jenis tertentu entitas atau praktik ekonomi yang tepat. 4. Penyelidikan Kongres, adanya tekanan juga datang dari pihak kongres yang meminta seluruh profesi diatur oleh pemerintah. 5. Sarbanes-Oxley Act, bertanggung jawab untuk mendaftarkan kantor akuntan, menyiapkan standar audit, dan menginspeksi kantor akuntan serta adanya perubahan besar-besaran.
5. SARBANES OXLEY
Pengertian SOA (Sarbanes Oxley Act)
SOA adalah sebuah landasan yang disahkan pada 23 januari oleh
kongres Amerika Serikat. Undang-Undang tersebut dikenal sebagai Public Company Accounting and Investor Protection Act of 2002 atau undang- undang perlindungan investor dan pengaturan akuntansi perusahaan publik yang sering kali disebut SOX atau Arbox.
Untuk auditor (eksternal dan Internal), SOX merupakan sistem baru
dalam proses audit perusahaan swasta, sebuah revisi atau independensi dan level baru dari proses pelaporan audit pada perusahaan public Untuk manajemen perusahaan diwajibkan untuk meningkatkan jaminan terhadap konflik kepentingan, sertifikasi yang jelas atas penyimpanan dokumen penting, pelaporan internal kontrol atas laporan keuangan dan perbaikan atas kriteria pengungkapan.
Untuk audit komite, SOX merupakan sebuah lanjutan dari peraturan
bagi perusahaan-perusahaan publik termasuk tanggung jawab langsung untuk memantau proses audit eksternal, persetujuan awal atas seluruh jasa audit ataupun jasa bukan audit, revisi peraturan mengenai independensi dan keahlian keuangan dan pengawasan, menerima dan mencari pemecahan yang mungkin atas keluhan mengenai pelaporan keuangan perusahaan dan isu yang berasal dari hasil audit.
Tujuan SOA (Sarbanes Oxley Act) :
1. Meningkatkan kepercayaan publik akan pasar modal. 2. Menerapkan tata pemerintahan yang baik. 3. Menyediakan akuntabilitas yang lebih baik dengan membuatmanajemen dan direksi bertanggung jawab akan laporan keuangan. 4. Meningkatkan kualitas audit. 5. Menempatkan penekanan yang lebih kuat pada struktur di sekitar dunia usaha untuk mencegah, mendeteksi, menginvestigasi kecurangan dan perbuatan tidak baik.
Sejarah Sarbanes Oxley Act (SOA)
Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat Sox atau SOA adalah hukum federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002. ). Undang- undang ini merupakan suatu terobosan dan sebagai reformasi terbesar di USA khususnya dan dunia pada umumnya bagi penilaian corporate governance sejak diterbitkannya Securities Acts of 1933 and 1934, diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael Oxley (Ohio) yang disetujui oleh Dewan dengan suara 423-3dan oleh Senat dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden George W. Bush. Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika Serikat terhadap berbagai skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron, Tyco International, Adelphia, PeregrineSystems, WorldCom (MCI), AOL TimeWarner, Aura Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen danXerox, yang juga melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam the big five seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC. Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian billionan dolar bagi investor karena runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham. Semua skandal ini merupakan contoh tragis bagaimana kecurangan (fraud schemes) berdampak sangat buruk terhadap pasar, stakeholders dan para pegawai. Dengan diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa aturan pelaksanaan dari Securities Exchange Commision (SEC) dan beberapa self regulatory bodies lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas perusahaan, transparansi dalam pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan bagi perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan fraud , serta membuat perhatian pada tingkat sangat tinggi terhadap corporate governance. Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi semua dewan dan manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik walaupun tidak berlaku bagiperusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 bab atau bagian yang menetapkan hal-hal mulai dari tanggung jawab tambahan Dewan Perusahaan hingga hukuman pidana. Sarbox juga menuntut Securities and Exchange Commission (SEC) untuk menerapkan aturan persyaratan baru untuk menaati hukum ini. Saat ini, corporate governance dan pengendalian internal bukan lagi sesuatu yang mewah lagi karena kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-undang. Dengan diberlakukannya undang-undang Sarbanes Oxley 2002 yang ditandatangani oleh Presiden George Walker Bush pada 30 Juli 2002 diharapkan dapat membawa dampak positif bagi berbagai profesi, antara lain : akuntan publik bersertifikat (CPA); kantor akuntan publik (KAP); perusahaan yang memperdagangkan sahamnya (listed di bursa US (termasuk direksi, komisaris, karyawan, dan pemegang saham); perantara (broker); penyalur (dealer); pengacara yang berpraktik untuk perusahaan publik; investor perbankan serta para analis keuangan. Penerapan undang- undang tersebut dilatarbelakangi oleh bangkrutnya sejumlah korporasi di Amerika Serikat.
Legalisasi Sarbanes-Oxley Act (SOA)
Seperti yang telah disinggung di atas, beberapa perusahaan AS melakukan kecurangan yang sangat merugikan investor. Menurut beberapa pengamat, penyebab jatuhnya harga saham di bursa bukan karena accounting skandal semata, tetapi lebih dikarenakan keputusan bisnis yang salah (bad bussiness management). Sebagai akibat dari keputusan yang salah tersebut, kinerja perusahaan menjadi menurun dan menuntut manajemen melakukan windowdressing untuk menutupi adanya kerugian perusahaan. Total kerugian yang harus ditanggung investor pada saat itu tercatat lebih dari US$ & triliun!. Salah satu kasus yang menyebabkan timbulnya kritik keras terhadap profesi akuntansi adalah kasus Enron yang mulai mencuat pada tahun 2001, dalam kasus ini menegaskan bahwa banyak dysfunctional behavior yang dilakukan oleh banyak auditor, beberapa prilaku yang sering dilakukan adalah semisal creative accounting, earning management ataukah income smoothing, di Indonesia sendiri bahkan seorang akuntan disebut dengan tukang angka. Fenomena yang ada menyebabkan pemerintah (Amerika) mengambil tindakan yang reaktif dalam hal ini untuk melakukan pengawasan terhadap para akuntan dengan mengeluarkan UU pertanggungjawaban auditor atau yang lebih dikenal dengan nama Sarbanes Oxley Act, UU ini lahir dari kongres yang dianggotai oleh Sarbanes dan Oxley sendiri, UU tersebut ditandatangani oleh presiden George W. Bush pada tanggal 20 Juli 2002 di Washington, USA. Beberapa hal penting yang disajikan dalam UU Sarbanes Oxley Act 2002, adalah: 1. Tanggungjawab perusahaan 2. Tanggungjawab Auditor 3. Pengungkapan di perluas 4. Analis saham harus dapat mengungkapkan kemungkinan konflik kepentingan 5. SEC memperluas objek reviewnya terhadap laporan keuangan perusahaan Aktivitas SOA Pada Perusahaan Dalam Sarbanes Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan governance yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat dibidang keuangan, pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang independen. Selain itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut: a. Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan komisaris, komiteaudit, dan pihak manajemen. b. Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board, sebuah dewanyang independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar modal. c. Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC (Securities Exchange Commision) secara signifikand. Mendefinisikan jasa non audit yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien. d. Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud (manipulasi perusahaan). e. Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts of interestf. Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru.
Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua
perusahaan publik untukmembuat suatu sistem pelaporan yang memungkinkan bagi pegawai atau pengadu untukmelaporkan terjadinya penyimpangan. Sistem pelaporan ini diselenggarakan oleh komite audit. Perusahaan dapat menggunakan jasa pelaporan hotlines seperti ACFEs EthicsLine. ACFE dapat membantu menyusun hotlines pengaduan yang akan menerima dan merahasiakan pengaduan,dan memberikan informasi kepada perusahaan agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Sistemhotlines ini akan mendorong para pegawai untuk melaporkan karena mereka merasa aman daritindakan pembalasan dari yang dilaporkan, dan inilah elemen penting dan kritis bagi programpencegahan fraud yang kuat.
Penerapan SOA di Indonesia
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk sebagai perusahaan yang telah tercatat di bursa saham dalam negeri dan luar negeri berkomitmen penuh untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan serta praktek tata kelola perusahaan dengan pembenahan internal dan pemenuhan standard internasional. Standard internasional khususnya aturan yang ditetapkan oleh US Securities and Exchange Commission (US SEC) yang harus diadopsi oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, sebagai salah satu perusahaan yang telah listing di New York Stock Exchange (NYSE), adalah Sarbanes Oxley Act (SOA). Sistem pengendalian internal yang tercantum dalam Sarbanes Oxley Act merupakan unsur penting dalam praktek Good Corporate Governance. PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk saat ini menerapkan tiga section Sarbanes Oxley Act, yaitu section 302, section 404, dan section 906. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan tiga section tersebut dapat diterapkan sebagai langkah awal implementasi Sarbanes Oxley Act. Sedangkan untuk section lainnya, kemungkinan di masa mendatang juga akan diterapkan secara bertahap bila perusahaan telah mampu menjalankan tiga section tersebut dengan lengkap dan benar, serta adanya pertimbangan manajemen terhadap benefit yang diperoleh.
Keunggulan dan Keterbatasan SOA
a. Keunggulan Penerapan SOA 1) Tanggung Jawab Perusahaan Undang-undang ini menekankan dan meminta perusahaan untuk bertanggungjawab secara terafiliasi. Manajemen harus membuat pernyataan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara akurat dan tidak menimbulkan salah tafsir. Selain itu, pernyataan manajemen juga harus mencakup bahwa laporan keuangan yang disajikan telah menerapkan sistem pengawasan internal yang sehat. Komite Audit harus berperan aktif antara lain dengan melakukan pengawasan ketat terhadap auditor, melakukan pemisahan antara audit service dengan non-audit service, dan melakukan persetujuan dan pengungkapan atas semua jasa non-audit. 2) Auditor Walaupun selama ini sudah diatur tentang independensi akuntan publik tetapi dalam undang-undang ini diperketat lagi kewajiban mempertahankan independensi akuntan dan membentuk Dewan Pengawas Akuntan Publik. Undang-undang ini melarang pemberian jasa non-audit diluar jasa perpajakan dan juga mencantumkan adanya kewajiban untuk melakukan tugas bergilir terhadap pelaksana dan penanggung jawab audit. 3) Perluasan Pengungkapan Dalam undang-undang ini ada beberapa hal yang wajib diungkapkan, antara lain: penilaian setiap tahun oleh manajemen dan auditor terhadap sistem pengawasan internal, kewajiban untuk menyajikan laporan proforma, pelaporan transaksi saham internal dalam jangka waktu dua hari, pengungkapan semua pembiayaan yang bersifat off- balance sheet dan pembiayaan yang bersifat kontingensi (seperti pada industri perbankan), dan beberapa informasi tertentu yang dianggap penting harus di laporkan secara real time. 4) Analis Saham Analis saham harus mendapatkan pengungkapan terhadap informasi yang berkenaan dengan kemungkinan adanya konflik kepentingan (conflict of interest). 5) Securities Exchange Committee (SEC) SEC memperluas objek reviewnya terhadap laporan keuangan perusahaan, meningkatkan kekuasaan untuk memaksa perusahaan melaksanakan peraturannnya dan menaikkan biaya hukuman terhadap setiap pelanggaran UU pasar modal.
b. Keterbatasan SOA
Sarbanes Oxley Act memberikan beberapa perhatian untuk
pengendalian internal terbukti dengan adanya jasa hotlines yang disediakan untuk proses pelaporan frauds yang disaksikan oleh pegawai dan perlindungan terhadap pegawai tersebut atas pelaporannya. Tapi sayangnya SOA memiliki beberapa kelemahan, yang pertama adalah memfokuskan pada pemberian sanksi dan perlakuan terhadap subject, namun pada kenyataanya kebanyakan kasus fraud yang terjadi bukan hanya terjadi karena individu yang melakukannya (Moral Hazard) tapi lebih dikarenakan adanya permainan dalam sistem. Oleh karena itu, terdapatlah limitation of Internal Controls yang berarti kebanyakan kegagalan yang terjadi dalam internal controls terjadi karena masing-masing individu, yang seharusnya menerapkan prinsip internal controls ini dengan baik, dengan sengaja melakukan pelanggaran dan bersepakat secara bersama-sama menyeleweng. Dan sampai saat ini belum ada sistem yang dapat menakut-nakuti orang- orang yang memiliki peluang untuk melakukan kecurangan baik dalam lingkup manajemen ataupun individu. Efek sanksi dengan adanya SOA nampaknya tidak terlalu ampuh untuk dipopulerkan. Ini terbukti dengan terjadinya kasus frauds untuk kesekian kalinya di Amerika yang secara menyeluruh mengadopsi SOA. Bahkan terjadi beberapa kasus fraud lebih parah dan sampai-sampai menyebabkan kerusakan ekonomi global. Ada komponen lain yang menyebabkan internal controls tidak berjalan secara semestinya, yaitu ketika moral hazard atas individu yang terjadi dalam sebuah perusahaan sudah tersistem. Contoh kasusnya adalah AIG yang merupakan salah satu perusahaan asuransi besar didunia. Hedge Fund dan peluang pengendalian uang yang besar oleh manajemen menjadi daya tarik tersendiri untuk melakukan skandal keuangan. Pengendalian dan pengontrolan terhadap manajemen perusahan tidak hanya dilakukan oleh komite audit tapi juga harus sejalan dengan regulasi dan pengontrolan yang dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, daya pikir kritis terhadap kondisi sebuah perusahaan yang sudah dianggap baik haruslah ditingkatkan. Inspeksi keuangan pada sebuah perusahaan harus dilakukan secara berkala agarpendeteksian kecurangan bisa ditemukan lebih awal. Pembuatan regulasi dan sanksi luar biasa dalam pengendalian moral hazard harus dilakukan agar tidak terjadi suatu kegagalan sistemik yang akan mengakibatkan semua instrument pengendalian baik regulasi pemerintah, kode etik perusahaan, maupun nilai-nilai/budaya dalam perusahaaan harus kembali diperbaiki lagi dari awal.
6. LIABILITY CRISIS AKUNTAN PUBLIK
Liability crisis di akuntan publik adalah masalah yang sangat penting
yang dihadapi seluruh profesi. Ada tekanan luar biasa untuk mengubah audit menjadi mekanisme pendeteksian fraud dimana, dalam kasus perusahaan terbuka, auditor diwajibkan untuk melaporkan kepada SEC jika manajemen dan dewan direksi tidak bertindak dengan tepat. Auditor dianggap ikut bertanggung jawab karena dianggap menghilangkan beberapa tahapan audit untuk mengurangi biaya, supervisi yang tidak efisien dan buruknya penilaian auditor. Penentu standar juga turut andil dalam hal ini karena menetapkan peraturan pengakuan pendapatan yang ambigu dan pendefinisian elemen-elemen akuntansi yang terlalu kompleks.Hal ini memicu reformasi yang disebut Private Securities Litigation Reform Act (PSLRA) pada 1995. Sebelum PSLRA, auditor ikut menanggung kerugian yang diderita oleh pihak ketiga yang mengandalkan laporan keuangan perusahaan yang diperiksa oleh CPA tersebut. Dengan PSLRA kewajiban untuk ikut menanggung kerugian tidak dapat diaplikasikan kecuali terdakwa secara sengaja melanggar hukum, sehingga kewajiban akan dibagi secara proporsional berdasarkan penilaian hakim atau juri. Daftar Pustaka
Andiana,Ana,2016,Sarbanes Oxley,[online] (,http://www.academia.edu/12970024/MATA_KULIAH_AUDITING_SARBANES_O XLEY_ACT _PENGERTIAN_SOA_Sarbanes_Oxley_Act diakses 15 Maret 2017)
DocSlide,2016,pengembangan struktur kelembagaan akuntansi keuangan,
[online] (http://documentslide.com/documents/chapter-3-pengembangan- struktur-kelembagaan-akuntansi-keuangan-5690c007458d1.html diakses 15 Maret 2017)
Fajrul,muhammad,2015 Pengembangan Struktur kelembagaan,[online]
(http://kelembutankudajinak.blogspot.co.id/2015/08/pengembangan-struktur- kelembagaan.html diakses 15 Maret 2017)
FASB,2016,STANDARD-SETTING PROCESS [ONLINE],
(http://www.fasb.org/jsp/FASB/Page/SectionPage&cid=1351027215692 diakses 15 maret 2017)
Uncendekia,2016, Struktur Kelembagaan, [online],
(http://www.urcendekia.co.id/? Kumpulan_Artikel:Artikel_Akuntansi:Perkembangan_Struktur_Kelembagaan_A kuntansi_Keuangan diakses 15 Maret 2017) Wolk,Harry i.,James L.Dodd, and Jhon J. Rozycki.Accounting Theory Conceptual issues in a Political and Economic Environment. 6th Ed., 2014. South Western: Thomson