Anda di halaman 1dari 25

Akuntansi

Perpajakan atas
Persediaan
Materi Minggu ke-4
PSAK 14
Persediaan

aset yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal


berupa barang dagangan

usaha perdagangan maupun barang jadi untuk manufaktur

Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan


Bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa
Persediaan dapat dikaitkan dengan hak kepemilikan barang
sesuai syarat penyerahan

Barang dalam perjalanan (in transit)


Pemilikan barang ini sangat bergantung pada syarat
penyerahan

Biaya pengangkutan ditanggung pembeli

Barang titipan (barang komisi)


Barang komisi yang belum terjual jelas milik pihak yang
menitipkan
Pengukuran Persediaan
Biaya Pembelian Harga beli Bea impor

Biaya pengangkutan
Diskon, Rabat & dsb
Biaya penanganan
Dikurangkan
Biaya lainnya yang secara
Menentukan biaya langsung dapat didistribusikan
pembelian pada perolehan barang jadi, bahan
dan jasa
Pengukuran Persediaan

Biaya Konversi
Biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi

Biaya tenaga kerja langsung

Overhead produksi tetap


Variabel yang timbul dalam mengkonversi bahan menjadi
barang jadi
Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem Perpetual
Diketahui secara terus menerus tanpa melakukan inventaris
fisik (stock opname)

Setiap jenis barang dibuat kartu dan disetiap mutasi persediaan


dicatat kedalam kartu persediaan, harga dan kuantitas barang
Mempermudah pengendalian persediaan, dengan pencocokan
antara kartu persediaan dan kartu inventarisasi fisik
Kerumitan terjadi bila jenis barang yang dicatat cukup banyak
Dukungan sistem teknologi komputer dapat mempermudah
Contoh
 Pada tanggal 3 Maret 2013 Bapak Johan membeli 5000 sak semen @ Rp. 52.000,-
/karung dari PT. Semen Gresik
 Pada tanggal 10 Maret 2013 Bp. Johan menjual 3500 sak semen gresik @ Rp.
53.750,- kepada CV. Dunia Rumah
Contoh :
Pada saat Pembelian
Persediaan 260.000
Utang Dagang 260.000

Pada Saat Penjualan


Piutang Dagang 188.125
Penjualan 188.125

Harga Pokok Penjualan 182.000


Persediaan 182.000
Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem Periodik

Dihitung dengan melakukan inventarisasi pada akhir periode

Hasil perhitungan dipakai untuk menghitung Harga Pokok


Penjualan
Pada sistem ini tidak dibuatkan pencatatan dan penghitungan
persediaannya
Contoh :

Pada saat Pembelian


Persediaan 260.000
Utang Dagang 260.000

Pada Saat Penjualan


Piutang Dagang 188.125
Penjualan 188.125
Metode Penilaian Persediaan
Berdasarkan Harga Perolehan
Metode Identifikasi khusus
Tiap kelompok barang diberi identifikasi dan dibuat kartu
Harga pokok barang dapat diketahui, dengan Harga
Pokok Barang yang dijual dan sisanya sebagai
persediaan akhir
Digunakan dalam perusahaan yang relatif kecil namun
unitnya besar
Metode Penilaian Persediaan
Dihitung dengan cara
menjumlahkan harga pokok
Metode FIFO perunit dikali dengan
jumlahnya harga
Metode LIFO
Rata Sederhana
Metode Rata-Rata
Rata Bergerak
Pembebanan dilakukan
setiap terjadi pembelian
(Digunakan pada metode
perpetual)
Contoh Rata-rata Sederhana
TGL KET Unit Harga TOTAL
Satuan
2 Pers Awal 200 10.000 2.000.000
10 Pembelian 400 11.500 4.600.000
18 Pembelian 100 12.500 1.250.000
24 Pembelian 200 12.000 2.400.000

10.000 + 11.500 + 12.500 + 12.000


11.500
4

Nilai Persediaan 31 Januari 200 x Rp. 11.500 = 2.300.000


Metode Penilaian Persediaan
Berdasarkan Estimasi
Metode Laba Kotor
Nilai persediaan akhir dihitung mundur yang digunakan pada
keadaan khusus sehingga sulit menetapkan secara fisik
Berdasarkan data yang diperoleh perusahaan yang bisa
diselamatkan
Contoh Metode Laba Kotor
Keterangan Jumlah
Total Penjualan 20.000.000
Pembelian 10.000.000
Persediaan barang awal 16.000.000
Laba Kotor (40% dari harga Jual)

Berdasarkan nilai akhir :


Total penjualan 20.000.000
Laba Kotor (40% x 20.000.000) 8.000.000
HPP 12.000.000
Keterangan Jumlah
Barang yang tersedia untuk dijual 16.000.000
Pembelian 10.000.000
26.000.000

Taksiran Persediaan Akhir


Rp. 26.000.000 – 12.000.0000 14.000.000
Metode Eceran
Penetapan nilai persediaan akhir berdasarkan pada harga yang
berlaku dipasar.
Metode ini digunakan oleh perusahaan dagang eceran
Supermarket, toko, dsb
Keterangan Harga Pokok Harga Jual
Persediaan awal 30.000.000 50.000.000
Pembelian 390.000.000 550.000.000
Barang Tersedia terjual 420.000.000 600.000.000
Presentasi Harga Pokok 420.000.000 x 100% = 70%
terhadap harga jual 600.000.000
Taksiran persediaan akhir dapat
dihitung
Barang tersedia dijual 600.000.000
Penjualan 520.000.000
Persediaan barang akhir (Dasar 80.000.000
harga jual)
Taksiran Persediaan Barang 56.000.000
akhir (70% x Rp. 80.000.000)
Keterangan
Perhitungan Harga Pokok
Penjualan :
Persediaan Awal 30.000.000
Pembelian 390.000.000
Barang tersedia dijual 420.000.000
Persediaan akhir 56.000.000
Harga Pokok Penjualan 364.000.000
Akuntansi Komersial Akuntansi Pajak

Tidak ada perbedaan prinsip


metode pencatatan

UU PPh tidak mengatur secara jelas, sepanjang menunjukkan


pencatatan, konsisten dan taat asas ketentuan perpajakan
menerimanya.
UU PPh Pasal 10 ayat 6 :

Sistem pencatatan yang diperkenankan adalah sistem


pencatatan perpetual.

Persediaan dan pemakaian persediaan untuk penghitungan


harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang
dilakukan secara rata-rata atau dengan cara mendahulukan
persediaan yang diperoleh pertama
Contoh
 PT. Aneka Prima memiliki persediaan awal
terhitung tgl. 04 April 2014 600 unit @ Rp.
11.550,-/unit. Tgl. 11 April 2014 melakukan
pembelian 5.000 unit pada distributor CV.
Aprilia @ Rp. 15.000/unit. 22 April 2014
melakukan pembelian kembali 2.000 unit @
Rp. 16.500,- dan pada tanggal 28 April 2014
melakukan pembelian sebesar 500 unit
dengan harga RP.16.500,-. Hitunglah nilai
persediaan pada akhir periode tersebut
dengan menggunakan rata-rata sederhana
bila per unit 350
TGL KET Unit Harga TOTAL
Satuan
4 Pers Awal 600 11.550 6.930.000
11 Pembelian 5.000 15.000 75.000.000
16 Pembelian 200 13.000 2.600.000
22 Pembelian 2.000 16.500 33.000.000
28 Pembelian 500 16.500 8.250.000

11.550 + 15.000 + 13.000 + 16.500 + 16.500


14.510
5

Nilai Persediaan 31 April 2014 350 x Rp. 14.510 = 5.078.500


Contoh
 CV. Maju Jaya Tgl. 5 Mei 2013 membeli secara tunai 150 unit barang untuk
diperdagangkan dengan harga @ Rp. 500.000,-. CV. Maju Jaya sudah dikukuhkan
menjadi PKP sejak 15 Januari 2004 . Dalam pembelian tersebut belum termasuk
PPN. Pada proses pencatatan CV. Maju Jaya Menggunakan sistem perpetual.

Persediaan barang dagang Rp. 75.000.000


PPn Masukan Rp. 7.500.000
kas/bank 82.500.000
LATIHAN
 PT. Arjuna Jaya pada tanggal 5 Juni 2014 mengalami
kebakaran yang memusnahkan sebagian persediaan barang
dagangan yang terdapat digudang. Adapun informasi yang
diperoleh diantaranya 1 Juni 2014 persediaan Rp. 15.000.000,
pembelian 3 Juni 2014 Rp.10.000.000,- dan Penjualan Rp.
7.500.000,-. Perusahaan menetapkan laba kotor 30% dari
total penjualan. Hitunglah taksiran nilai persediaan akhir

Anda mungkin juga menyukai