Anda di halaman 1dari 36

Cost Volume Profit Analysis

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Management


Accounting

Disusun Oleh

Erlina Febriani (1419104056)


M. Hugo Irwanto (141904068)
Monika Sutarsa (1419104073)
Nuuri Anjani (1419104077)

FAKULTAS MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS WIDYATAMA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah–Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Biaya Volume Laba atau Cost Volume Profit Analysis (CVPA) ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Dosen pada mata kuliah Akuntansi Manajemen. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang Analisis Biaya
Volume Laba atau Cost Volume Profit Analysis (CVPA) bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak R. Wedi


Rusmawan K, Dr., S. E., M. Si., Ak, C.A selaku Dosen mata kuliah Akuntansi
Manajemen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 16 Maret 2020

Team Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan Masalah ........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Analisis Biaya Volume Laba....................................................... 3
B. Asumsi Analisis Biaya Volume Laba ....................................................... 5
C. Dasar Analisis Biaya-Volume Dan Laba .................................................. 8
D. Analisis Break Even Point ........................................................................ 9
E. Analisis Margin Of Safety ........................................................................ 10
F. Analisis Degree of Operating Leverage ................................................... 11
G. Analisis Shut Down Point ......................................................................... 12
H. Perencanaan Laba...................................................................................... 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran.......................................................................................................... 15
Lampiran Contoh Soal...........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 33

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Analisis Biaya Volume Laba atau biasa disebut dengan Cost Volume
Profit Analysis (CVPA) merupakan suatu alat yang sangat tepat untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan terkait dengan biaya variable per
unit, kuantitas yang terjual, harga produk (prices of products), volume
produksi, dan semua informasi keuangan perusahaan yang terkandung di
dalamnya yang sangat mempengaruhi tingkat laba.Analisis CVP dapat
mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang harus dijual untuk
mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas,
serta dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP
memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan
menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba.

Sementara tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk


memperoleh laba yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan terus
berjalan sepanjang waktu, maka perlu dilakukan analisis terhadap biaya
volume laba perusahaan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas
bagaimana analisis cost volume profit (CVP) agar manajer dapat dengan
bijak mengambil keputusan yang pasti dan tidak mengandung resiko yang
dapat merugikan perusahaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi analisis biaya volume laba?


2. Bagaiman Asumsi Analisis Biaya Volume Laba?
3. Bagaimana Dasar Analisis Biaya-Volume Dan Laba?
4. Bagaimana Analisis Titik Impas (Break-Even Point Analysis)?

1
5. Bagaimana Analisis Marjin Keamanan ( Margin Safety Ratio ) ?
6. Bagaimana Analisis DOL (Degreee of Operating leverage )?
7. Bagaimana Analisis Titik Penutupan Usana ( Shut- Down Point ) ?
8. Bagaimana Analisis Perencanaan Laba ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah


wawasan dan pengetahuan serta memperdalam pemahaman tentang Cost
Volume Profit Analisys sebagai salah satu skill yang harus dikuasai oleh
seorang manajer.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Analisis Biaya Volume Laba

Pengertian analisis CVP (cost volume profit) adalah analisis yang


digunakan untuk menentukan bagaimana perubahan dalam biaya dan
volume dapat mempengaruhi pendapatan operasional (operating income)
perusahaan dan pendapatan bersih (net income). Seperti kita ketahui, jumlah
produk yang dihasilkan perusahaan didalam suatu periode tertentu akan
memiliki hubungan langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan
perusahaan. Ketika biaya itu dipertemukan dengan nilai penjualan produk
yang dihasilkan oleh perusahaan, laba perusahaan yang diperoleh pada
suatu periode akan terpengaruh menjadi lebih besar atau lebih kecil. Suatu
analisa yang menggambarkan bagaimana perubahan biaya variabel, biaya
tetap, harga jual, volume penjualan dan bauran penjualan akan
mempengaruhi laba perusahaan inilah yang disebut dengan analisis CVP
(cost volume profit).

Analisis cost, profit and volume (CPV) merupakan alat analisis bagi
manajemen tentang hubungan antara biaya, laba dan volume. Dengan
melakukan analisis CPV dapat diketahui hubungan antara perubahan
volume penjualan dan perubahan terhadap harga jual dan jumlah biaya
(biaya tetap dan variabel). Jadi, manajemen dapat menentukan volume
penjualan dan bauran produk yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba
yang diharapkan dengan sumber daya yang dimiliki.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas. Berikut ini beberapa


pendapat mengenai definisi analisis CPV :

“Analisis cost, profit and volume (biaya, laba dan volume) adalah
suatu analisis untuk mengetahui hubungan antara biaya, volume penjualan,

3
laba dan bauran produk untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan”.
(Bastian Bustami & Nurlela, 2005 : 207)

“Analisis CPV merupakan suatu metode estimasi bagaimana


perubahan variabel-variabel berikut akan mempengaruhi laba : biaya
variabel per unit, harga jual per unit, jumlah biaya tetap per periode, volume
penjualan, dan bauran penjualan”. (Hendri Simamora, 2002 : 177)

Lalu “Analisis CPV menghasilkan informasi dampak perubahan


harga jual, biaya, dan volume penjualan terhadap laba bersih”. Analisis CPV
juga digunakan dalam pemilihan alternatif tindakan dan perumusan
kebijaksanaan untuk masa yang akan datang, untuk menilai berbagai macam
kemungkinan yang berakibat terhadap laba yang akan datang. Parameter
yang digunakan dalam analisisCPV adalah sebagai berikut : Break Even
Point (BEP), Margin of safety (MOS), Degree of operating leverage (DOL),
Shut down point (SDP). (Mulyadi, 2001 : 272)

Analisis CVP merupakan instrumen yang lazim dipakai untuk


menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajemen untuk
pengambilan keputusan, misalkan dalam menetapkan harga jual produk.
Proses analisis ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan
masalah dengan bertumpukan pada pemahaman terhadap pola-pola perilaku
biaya perusahaan. Analisis biaya volume laba (cost profit analysis)
merupakan alat yang berguna untuk perencanaan dan pengambilan
keputusan, khususnya jangka pendek, karena analisis ini menekankan pada
keterkaitan antara biaya, jumlah yang dijual, dan harga. Analisis biaya
volume laba juga dapat menjadi alat yang berharga untuk mengidentifikasi
luas dan besarnya masalah ekonomi yang dihadapi perusahaan dan
membantu menunjukkan secara tepat jawaban yang diperlukan.

Analisis biaya volume laba dapat diterapkan dalam banyak hal,


diantaranya adalah :

4
1. Menentukan harga jual produk atau jasa.
2. Memperkenalkan produk atau jasa baru.
3. Mengganti peralatan.
4. Memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di
dalam perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan.
5. Melakukan analisis apa yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih
oleh manajemen.

B. Asumsi Analisis Biaya Volume Laba

Dalam mengambil keputusan, manajemen juga melihat lima elemen


penting terkait analisis cost volume profit, yaitu:

1. Harga produk yaitu harga yang ditetapkan di dalam suatu periode tertentu
secara konstan.
2. Volume atau tingkat aktivitas yaitu besarnya produk yang dihasilkan dan
direncanakan akan dijual di dalam suatu periode tertentu.
3. Biaya variabel per unit yaitu besarnya biaya produk yang dibebankan secara
langsung pada setiap unit barang yang diproduksi.
4. Total biaya tetap yaitu keseluruhan biaya periodik di dalam suatu periode
tertentu.
5. Bauran volume produk yang dijual yaitu proporsi volume relatif produk-
produk perusahaan yang akan dijual.

Dalam melihat hubungan diantara kelima elemen tersebut terdapat


beberapa asumsi yang harus digunakan didalam hubungan diantara besarnya
biaya dan volume serta laba yang akan diperoleh, yaitu :

1. Harga jual produk yang konstan dalam cakupan yang relevan. Hal ini berarti
harga jual setiap unit produk tidak berubah walaupun terjadi perubahan
volume penjualan.

5
2. Biaya bersifat linear dalam rentang cakupan yang relevan dan dapat dibagi
secara akurat ke dalam elemen biaya tetap dan biaya variabel. Jumlah biaya
variabel per unit konstan dan jumlah biaya tetap total juga harus konstan.
3. Dalam perusahaan mulitiproduk, bauran penjualannya tidak berubah.
4. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit yang dijual. Berarti,
jumlah persediaan tidak berubah.

Analisis biaya-volume-biaya tergantung pada sejumlah asumsi yang


membatasi. Asumsi-asumsi tersebut diantaranya :

1. Semua biaya diklasifikasikan sebagai biaya variable ataupun biaya tetap.


Dianggap bahwa biaya-biaya lainya, seperti biaya campuran, dapat dipilah
- pilah menjadi unsur-unsur biaya variabel dan tetap. Jumlah biaya tetap
sifatnya konstan pada saat aktivitas berubah, dan biaya variabel per unit
itidak berganti ketika aktivitas berubah. Efisiensi dan produktivitas proses
produktif serta tenaga kerja dianggap konstan pula.
2. Fungsi jumlah biaya adalah linier dalam kisaran relavan. Asumsi ini sahih
dalam kisaran relavan kegiatan usaha normal.
3. Fungsi jumlah kegiatan pendapatan adalah linier dalam kisaran relavan.
Harga jual per unit dianggap konstan dalam kisaran volume produksi. Hal
ini menyiratkan pasar yang murni kompetitif untuk produk atau jasa akhir.
Jumlah pendapatan berubah sebanding dengan perubaha volume penjualan
unit produk. Harga jual rata-rata perrunit produk adalah konstan.
4. Analisisnya untuk sebuah produk atau bauran penjualan dari bermacam-
macam produk adalah konstan dalam kisaran relavan . Apabila produk-
produk mempunyai harga jual dan biaya yang berbeda-beda, perubahan
bauran penjualan akan mempengaruhi hasil-hasil analisis biaya-volume-
laba.
5. Hanya terdapat satu pemicu biaya : volume unit produk atau rupiah
penjualan

6
6. Dalam perusahaan pabrikasi, tingkat persediaan pada awal dan akhir
periode adalah sama. Hal ini menyiratkaan bahwa jumlah unit yang
diproduksi selama periode berjalan sama dengan unit yang dijual.

Dengan pengertian dan asumsi seperti diatas maka jika salah satu
elemen saja berubah maka hasil analisis cost volume profit pasti akan
menghasilkan kesimpulan yang berbada dan dapat menghasilkan keputusan
yang berbeda juga. Meskipun tujuan utama dari analisis ini adalah untuk
melihat hubungan diantara elemen-elemen tersebut dan pengaruhnya satu
dengan yang lainnya.

Terkait asumsi dasar biaya diklasifikasikan sebagai biaya variabel


dan tetap, Manajemen harus teliti dalam memasukkan semua biaya variable
yang relevan yaitu tidak hanya biaya produksi saja tapi juga biaya penjualan
dan biaya distribusi. Ketelitian ini diperlukan untuk mengukur biaya
variabel per unit. Selain itu, (pada analisis jangka pendek) biaya tetap yang
relevan dapat diartikan sebagai biaya tetap yang diperkirakan berubah
sehubungan dengan peluncuran produk baru. Pada saat biaya variabel dan
biaya tetap dijumlahkan menjadi biaya total, dapat diasumsikan dengan
analisis cost volume profit bahwa pendapatan dan total biaya adalah linear
pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun perilaku biaya sebenarnya
tidak relevan dengan rentang output yang terbatas, total biaya diharapkan
meningkat mendekati tingkat yang linear.

Karena peran yang sangat vital, analisis cost volume profit ini dapat
diterapkan dalam banyak hal seperti menentukan harga jual produk atau
jasa, memperkenalkan produk atau jasa baru, mengganti peralatan,
memutuskan apakah produk atau jasa yang ada seharusnya dibuat di dalam
perusahaan atau dibeli dari luar perusahaan, dan melakukan analisis apa
yang akan dilakukan, jika sesuatu dipilih oleh manajemen.

Selain itu beberapa hal yang harus diperhatikan adalah:

a. Linearitas dan Rentang yang relevan

7
Model CVP mengasumsikan bahwa pendapatan dan total biaya
adalah linear pada rentang aktivitas yang relevan. Meskipun perilaku biaya
sebenarnya tidak relevan dengan rentang output yang terbatas, total biaya
yang diharapkan meningkat mendekati tingkat yang linear.

b. Mengidentifikasi biaya tetap dan biaya variabel untuk analisis CVP

Pada analisis jangka pendek, biaya tetap yang relevan adalah biaya
tetap yang diperkirakan berubah sehubungan dengan peluncuran produk
baru untuk mengukur biaya variabel perunit, akuntan manajemen harus teliti
memasukkan semua biaya variable yang relevan, tidak hanya biaya produksi
tapi juga biaya penjualan dan biaya distribusi.

C. Dasar Analisis Biaya-Volume Dan Laba

Biaya-volume-laba atau analisis titik impas (cost-volume-profit or


breakeven analysis) membahas hubungan antara penerimaan total, biaya
total, dan laba total perusahaan pada berbagai tingkat output. Biaya-volume-
laba atau analisis titik impas sering digunakan para eksekutif bisnis untuk
menentukan volume penjualan yang diperlukan bagi perusahaan untuk
mencapai titik impas, laba total dan kerugian pada tingkat penjualan
lainnya.Pengetahuan dasar yang sangat menentukan dalam analisis biaya
volume dan laba adalah pemahaman tentang penyusunan laporan laba rugi
dengan menggunakan pendekatan variable costing. Pendekatan ini
menghasilkan suatu model laporan laba rugi dimana biaya diklasifikasikan
menurut perilakunya. Agar lebih informatif maka sebaiknya laporan laba
rugi diuraikan dalam bentuk laporan penjualan secara total, penjualan per
unit, dan analisis vertikal yang menunjukan persentase biaya variabel dan
marjin kontribusi dan nilai penjualan.

8
D. Analisis Break Even Point

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2005 : 208) “analisis break


event point (analisis titik impas) adalah suatu cara atau teknik yang
digunakan untuk mengetahui pada volume (jumlah) penjualan dan volume
produksi berapakah suatu perusahaan yang bersangkutan tidak menderita
kerugian dan tidak pula memperoleh laba”.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 232) “Analisis break even


point adalah suatu keadaan usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak
menderita rugi”. Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah
pendapatan (revenues) sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba
kontribusi hanya digunakan untuk menutup biaya tetap saja.

Analisis break event adalah suatu cara untuk mengetahui volume


penjualan minimum agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum
memperoleh laba (dengan kata lain labanya sama dengan nol). (Mulyadi,
2001 : 232)

Ketika perusahaan memproduksi lebih dari satu produk, maka


penjualan dan biaya variabel juga dapat berbeda untuk produk yang
berbeda. Dalam kasus semacam itu, rasio margin kontribusi menjadi
berbeda untuk bauran produk yang berbeda dan dengan demikian titik impas
dan tingkat penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai target laba adalah

9
berbeda untuk bauran produk yang berbeda. Perhitungan dalam situasi
multiproduk intinya sama dengan perhitungan dalam kasus produk tunggal.

E. Analisis Margin Of Safety

Batas keamanan (Margin Of Safety) merupakan hasil penjualan


pada tingkat titik impas dihubungkan dengan penjualan yang dianggarkan
atau penjualan pada tingkat tertentu, maka akan di dapat informasi tentang
seberapa jauh volume penjualan boleh turun sehingga perusahaan tidak
menderita kerugian. Jadi batas keamanan adalah seberapa jauh penjualan
perusahaan tersebut boleh turun sehingga tidak mengalami kerugian. Batas
keamanan dinyatakan dalam persentase dari penjualan yang disebut Rasio
Batas Keamanan (Margin Of Safety-M/S).

10
Menurut Mulyadi (2000 : 253) “Margin of safety adalah selisih
antara penjualan yang ditargetkan denganjumlah pendapatan pada keadaan
titik impas”. Angka margin of safety memberikan informasi berapa
maksimal volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun, agar
perusahan tidak menderita kerugian.

F. Analisis Degree of Operating Leverage

Menurut Ray H Garrison (2002 : 276), Tuasan Operasi (Operating


Leverage) adalah ukuran sensivitas laba bersih terhadap persentasi
perubahan penjualan. Jika operating leverage tinggi, persentase kecil
peningkatan penjualan dapat menghasilkan persentase yang lebih besar
peningkatan laba. Tingkat operating leverage adalah ukuran bagaimana
pengaruh perubahan volume penjualan terhadap laba. Tingkat operating
leverage mencapai titik tertinggi pada tingkat penjualan mendekati titik
impas dan akan menurun pada saat penjualan dan laba meningkat.

Manajer dapat menggunakan tingkat operating leverage untuk


memperkirakan secara tepat apakah dampak perubahan penjualan terhadap
laba tanpa harus membuat laporan laba rugi secara rinci.

11
G. Analisis Shut Down Point

Analisis Shut Down Point merupakan titik pada tingkat penjualan


berapa usaha perusahaan secara ekonomis tidak pantas untuk
dilanjutkan.Manajemen memerlukan infomasi pada pendapatan penjualan
berupausaha perusahaan secara ekonomis tidak pantas untuk dilanjutkan
jika pendapatan penjualannya tidak mencukupi untuk menutupi biaya tetap
tunainya. Untuk menjawab pertanyaan ini, manajemen memerlukan
informasi titik penutupan usaha (Shut Down Point). Mulyadi (2001 : 229)

“Biaya tetap tunai adalah biaya-biaya yang memerlukan


pembayaran segera dengan uang kas, seperti sewa gedung, gaji pegawai
tetap dan sebagainya”. (Mulyadi, 2001 : 256)

12
H. Perencanaan Laba

Menurut Mulyadi (2000 : 263), Laba atau keuntungan dapat


didefinisikan dengan dua cara, yang pertama laba dalam ilmu ekonomi
murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai
hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan
dengan penanaman modal tersebut. Sementara itu, laba dalam akuntansi
didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi.
Perbedaan di antara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya.
Anggaran perencanaan laba perusahaan dapat efektif apabila manajemen
dapat memperkirakan dampak perubahan masing-masing faktor tersebut
terhadap laba bersih, impas.

Faktor yang mempengaruhi laba tersebut adalah sebagai berikut:


1) Harga jual produk, semakin tinggi harga jual produk semakin besar pula
laba yang akan diperoleh dengan asumsi biaya dan volume penjualan
tidak mengalami perubahan.
2) Biaya, semakin besar biaya yang dikeluarkan pada suatu perusahaan,
maka akan semakin kecil laba yang akan diperoleh sebagai asumsi harga
jual dan volume penjualan tidak mengalami perubahan.
3) Volume penjualan, semakin besar volume penjualan, maka akan
semakin besar pula laba yang akan diperoleh.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Analisis biaya volume laba
(cost-volume-profit analysis) adalah analisis pola-pola prilaku biaya yang mendsari
hubungan-hubungan antara biaya,volume, dan laba. Analisis biaya-volume-laba
kerap pula disebut analisis impas (break-even analysis) karena signifikansisme
mengacu pada sebuah pemicu biaya aktivitas, seperti unit penjualan, yang
diasumsikan berkorelasi dengan perubahan-perubahan pendapatan, biaya, dan laba.
Analisis biaya-volume-laba merupakan persoalan yang kompleks karena
hubungan-hubungan tersebut kerap dipengaruhi oleh faktor-faktor yang seluruhnya
atau sebagian diluar kendali manajemen.

Titik impas merupakan tingkat aktivitas dimana suatu organisasi tidak


mendapatkan laba dan juga tidak mendapatkan rugi. Titik impas juga dapat
didefinisikan sebagai titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya atau
sebagai titik dimana total marjin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Titik
impas ini selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan metode persamaan,
metode marjin kontribusi, dan metode grafik, baik dalam hitungan unit penjualan
maupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu yang digunakan dalam transaksi
bisnis. Dalam perencanaan analisis biaya volume laba dapat dimanfaatkan dengan
menggunakan 2 cara yaitu, analisis target laba dan analisis sensitivitas.

Dengan mengetahui titik marjin keamanan tersebut maka manajemen dapat


merumuskan berbagai strategi, taktik, perencanaan laba dan langkah-langkah
operasional untuk bertahan agar penjualan tidak mengalami abrasi sampai melebihi
angka marjin keamanan.

14
B. Saran

Setelah membahas dan mempelajari analisis biaya volume laba ini,


diharapkan penulis dan pembaca dapat menganalisis biaya volume laba pada suatu
perusahaan tertentu sebagai skill penunjang bagi seorang manajer dan dapat
merencanakan serta meramalkan analisis volume laba melalui penjelasan diatas.

15
Contoh Soal :

Jumlah produksi celana jeans model standart yang dihasilkan oleh home industry
Aryo Collection pada bulan Maret 2012 adalah 3000 potong dengan komposisi
produksinya adalah 1400 potong celana jeans pria dan 1600 potong celana jeans
wanita. Untuk menganalisis biaya laba volume, terlebih dahulu akan digolongkan
biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan kedalam biaya tetap dan biaya
variabel. Untuk kemudian dihitung besarnya Break Even Point (BEP) beserta
pembuktiannya, Margin of Safety (MOS), Degree of Operating Leverage (DOL),
Shut Down Point (SDP), dan besarnya laba sasaran.

Tabel 1.1

Volume Produksi dan Harga Jual

Celana Jeans Celana Jeans


Keterangan Jumlah
Pria Wanita

Volume Produksi 1400 1600 3000

Harga Jual Rp 55.000 Rp 50.000

Rp 77.000.000 Rp 80.000.000

16
Tabel 1.2

Rincian Biaya Tetap, Biaya Variabel

No Keterangan Biaya Tetap Biaya Variabel

1 Biaya Depresiasi Mesin Rp 1.657.500

2 Biaya Sewa Gedung Rp 650.000

3 Biaya Tenaga Kerja Rp 12.050.000

4 Biaya Bahan Baku Rp 103.450.000

5 Biaya Bahan Penolong Rp 18.575.000

6 Biaya Telepon Rp 100.000

7 Biaya Listrik Rp 65.000 Rp 650.000

JUMLAH Rp 14.422.500 Rp 122.775.000

Analisis Biaya Laba Volume

1. Perhitungan Break Even Point

a. Perhitungan margin kontribusi

1. Margin kontribusi celana jeans pria = Rp 55.000 – Rp 40.925

= Rp 14.075

2. Margin kontribusi celana jeans wanita = Rp 50.000 – Rp 40.925

= Rp 9.075

17
b. Perhitungan proporsi untuk setiap produk

1. Proporsi celana jeans pria = 1400 / 3000 = 47%

2. Proporsi celana jeans wanita = 1600 / 3000 = 53%

c. Perhitungan BEP multiproduk

atau masing-masing terjual sebanyak :

1. Celana Jeans Pria = 47% x 1264 unit = 589,963477 unit = 590 Unit

2. Celana Jeans Wanita = 53% x 1264 unit = 674,2439737unit = 674 Unit

18
Atau dapat dihitung dengan cara :

1. Celana Jeans Pria = Rp 55.000 x 590 unit = Rp 32.447.991

2. Celana Jeans Wanita = Rp 50.000 x 674 unit = Rp 33.712.199

Rp 66.160.190

19
d. Metode Grafik

Gambar 1.1

Grafik BEP Home Industri Aryo Collection

2. Perhitungan Margin Of Safety

20
3. Perhitungan Degree of Operating Leverage

4. Perhitungan Shut Down Point

21
5.Laba Bersih Sasaran

Pada produksi bulan April 2012, perusahaan merencanakan laba sebesar Rp


25.000.000. Berikut perhitungannya :

Dengan proporsi penjualannya yaitu 47% untuk pria dan 53% untuk wanita maka :

Pria = 47% x 3.456 = 1.613 unit x Rp 55.000 = Rp 88.693.426

Wanita = 53% x 3.456 = 1.843 unit x Rp 50.000 = Rp 92.149.014

Rp 180.842.440 (dibulatkan)

Setelah perhitungan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa apabila perusahaaan


merencanakan laba sebesar Rp 25.000.000 maka kuantitas penjualan harus
mencapai tingkat 3.456 unit dengan komposisinya adalah 1.613unit untuk celana
jeans pria dan 1.843 unit untuk celana jeans wanita dengan total rupiah penjualan
sebesar Rp 180.842.440.

22
Lampiran PPT

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Anthony A. Atkinson, Robert S.Kaplan, Ella Mae Matsumura, S.Mark Young. 2009.
Akuntansi Manajemen. Edisi 5. Jilid 1. Terjemahan oleh Miranti Kartika Dewi.
Jakarta : PT. Indeks.

Bambang Riyanto. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Yogyakarta


: BPFE-YOGYAKARTA.

Bastian Bustami dan Nurlela. 2005. Akuntansi Biaya Tingkat Lanjut : Kajian Teori dan
Aplikasi. Bandung : Graha Ilmu.

Bastian Bustami dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya Teori dan Aplikasi. Bandung : Graha
Ilmu.

Drs. Abdul Halim, M.B.A., Akuntan dan Drs. Bambang Supono, Akuntan. 1999.
Akuntansi Manajeman. Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.

Gorrison, Ray H. 2002. Akuntansi Manajerial. Jakarta : Salemba Empat.

Hendri Simamora. 2002. Akuntansi Manajemen. Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.

Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta : STIE YKPN.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi 3.


Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Tinggi.

Website :

http://catatanlengkapfatma.blogspot.co.id/2013/12/ ANALISA BIAYA - VOLUME –


LABA.html
http://catatanwawan92.blogspot.co.id/2014/05/ ANALISIS BIAYA - VOLUME –
LABA.html
http://www.mas-sugeng.com/ ANALISA BIAYA - VOLUME – LABA.

33

Anda mungkin juga menyukai