Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PERILAKU BIAYA

Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan perubahan biaya
sebagai respon atas perubahan tingkat aktivitas dalam bisnis. Seberapa besarkah biaya
berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan?

Biaya Tetap

Merupakan biaya yang bersifat konstan secara total sekalipun terjadi perubahan tingkat
aktivitas dalam suatu kisaran relevan tertentu.

Bila biaya tetap dinyatakan dalam dasar per unit maka biaya tersebut akan berubah secara
terbalik dengan tingkat aktivitas. Artinya, bila volume aktivitas meningkat maka biaya tetap
per unit akan menjadi semakin kecil. Begitu juga sebaliknya.

Misalnya, seorang konsultan menyewa ruangan kantor dengan sewa setahun Rp


10.000.000. Jika jumlah jam kerja merupakan volume kegiatan, maka berapapun jumlah jam
kerja, biaya totalnya tetap Rp 10.000.000, namun biaya per unit berubah-ubah berbanding
terbalik dengan volume kegiatan.

Biaya sewa/ tahun Jumlah jam kerja/tahun Sewa/ jam kerja


Rp 10.000.000 1500 jam Rp 6.666,67
Rp 10.000.000 1400 jam Rp 7.142,85
Rp 10.000.000 1200 jam Rp 8.333,33
Rp 10.000.000 1000 jam Rp 10.000

Untuk kepentingan perencanaan dan pengendalian, biaya tetap dapat diklasifikasikan ke


dalam committed fixed cost (CFC) dan discretionary fixed cost (DFC).
CFC adalah biaya tetap yang dibutuhkan meskipun kegiatan perusahaan berada pada titik
yang amat rendah sekalipun, termasuk kemungkinan ditutupnya perusahaan untuk
sementara waktu. Contohnya, penyusutan, pajak bumi dan bangunan, dan gaji para
eksekutif. Sekali manajemen mengambil keputusan untuk mengeluarkan biaya ini, maka
pembebanannya akan meliputi sampai jangka yang panjang.
DFC adalah biaya tetap yang timbul sebagai akibat dari keputusan tahunan manajemen
untuk membelanjai bidang-bidang biaya tetap tertentu (tidak berkaitan langsung dengan
aktivitas penjualan atau produksi) seperti iklan, sumbangan sosial, dan penelitian. Sebagai
contoh, untuk meningkatkan penjualannya dalam satu periode tertentu, manajemen
memutuskan untuk meningkatkan biaya iklan sampai pada jumlah tertentu. Begitu rencana
dilaksanakan dengan mengikat kontrak dengan sebuah stasiun televisi untuk iklan setahun
penuh, maka biayanya akan menjadi biaya tetap yang jumlahnya ditentukan berdasarkan
kebijakan.

Biaya Variabel
Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang totalnya berubah-ubah secara proporsional
dengan perubahan volume kegiatan, tetapi biaya per unitnya tetap. Semakin besar volume
kegiatan, semakin besar pula biaya totalnya.
Contoh, upah tenaga kerja langsung umumnya bersifat variabel. Jika upah per unit produk
adalah Rp 1.000, maka untuk 20 unit upahnya Rp 20.000.
Biaya variabel dapat dikelompokkan sebagai engineered variable cost (EVC) dan
discretionary variable cost (DVC).
EVC adalah biaya yang memiliki spesifikasi hubungan spesifik yang eksplisit dengan
pelaksanaan suatu aktivitas (antara masukan dan keluaran). Biaya ini timbul dari operasi
normal perusahaan. Contoh; biaya BBB dan BTKL yang berubah volumenya karena proses
perekayasaan produk, atau biaya untuk pembuatan faktur pada bagian administrasi.
DVC adalah biaya yang variabilitasnya terhadap volume kegiatan semata-mata karena
keputusan manajemen, bukan karena adanya hubungan secara fisik antara masukan dan
keluarannya. Misalnya; biaya iklan ditetapkan sebesar 10% dari penjualan. Maka, naik
turunnya biaya iklan itu bukan karena naik turunnya volume penjualan, melainkan kebijakan
manajemen.

Biaya Semivariabel/ Biaya Campuran


Biaya tertentu bersifat campuran antara tetap dan variabel. Misalnya, seorang salesman
dibayar dengan gaji Rp 300.000/ bulan, ditambah bonus 10% dari gaji tetap untuk tiap unit
barang yang berhasil dia jual. Misalnya pada bulan tersebut salesman tersebut tidak menjual
apapun, maka gaji yang diterima adalah Rp 300.000. Akan tetapi bila dalam sebulan dia
berhasil menjual 4 produk, maka gaji yang akan diterima adalah Rp 420.000.
Beberapa jenis biaya tertentu yang bersifat campuran sulit dipisahkan dengan pasti berapa
bagiankah yang bersifat variabel, dan berapa bagian yang bersifat tetap. Untuk kepentingan
perencanaan dan pengendalian, agar dapat dimanfaatkan dengan baik, informasi biaya
semivariabel sebaiknya dipisahkan terlebih dahulu unsur-unsur biaya variabel dan biaya
tetapnya.

ANALISIS BIAYA CAMPURAN


Beberapa teknik untuk memisahkan biaya semivariabel antara lain; metode titik tertinggi
dan terendah (high-low method), metode diagram pencar (scatter method), dan analisis
regresi linear (linear regression analysis).

Setiap metode menggunakan asumsi hubungan biaya linear. Biaya campuran dapat
diestimasi menggunakan persamaan garis lurus.

𝒚 = 𝒂 + 𝒃𝒙

Keterangan: y = total biaya campuran sebagai variabel dependen


a = biaya tetap total
b = biaya variabel per unit aktivitas (parameter kemiringan/ koefisien regresi)
x = tingkat aktivitas sebagai variabel independen

1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah


Metode ini menyeleksi terlebih dahulu dua titik yang akan digunakan untuk menghitung
parameter a dan b. Secara khusus, metode ini menggunakan titik tertinggi dan terendah.
Titik tertinggi didefinisikan sebagai titik dengan tingkat aktivitas tertinggi. Dan titik
terendah didefinisikan sebagai titik dengan tingkat aktivitas terendah.
Data biaya dan aktivitas pada PT. X
Bulan Biaya Persiapan Jam Persiapan
Januari $ 1000 100
Februari $ 1250 200
Maret $2250 300
April $2500 400
Mei $ 3750 500
Total $ 10750 1500

Dimisalkan titik terendah diwakili oleh (x1;y1) dan titik tertinggi ditunjukkan oleh (x2;y2),
maka pada contoh tersebut akan diperoleh hasil sebagai berikut.
Titik terendah (x1;y1) = (100;1000)
Titik tertinggi (x2;y2) = (500;3750)

Yang dilakukan selanjutnya adalah menghitung nilai b dan a, dengan rumus:

𝒑𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂
𝒃=
𝒑𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔

𝒂 = 𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒄𝒂𝒎𝒑𝒖𝒓𝒂𝒏 − 𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂 𝒗𝒂𝒓𝒊𝒂𝒃𝒆𝒍

𝒂 = 𝒚𝟐 − 𝒃𝒙𝟐 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒂 = 𝒚𝟏 − 𝒃𝒙𝟏

Metode ini memiliki keunggulan pada objektivitas. Yakni setiap orang yang menggunakan
metode titik tertinggi dan terendah pada sekumpulan data tertentu maka akan
mendapatkan hasil yang sama. Selain itu, metode ini lebih mudah pada penggunaannya
karena analisis dapat dibuat dengan cara yang lebih mudah. Metode ini antara lain
sangat berguna dalam membantu memberikan gambaran sederhana dalam pengujian
secara cepat atas penaksiran biaya.
Metode tinggi-rendah biasanya tidak sebaik metode lainnya. Karena dalam analisisnya
hanya digunakan dua data yang tertinggi dan terendah saja. Konsekuensinya, semakin
banyak data yang harus dianalisis maka hasil perhitungan dengan metode ini semakin
tidak mewakili. Apalagi bila terdapat data dengan fluktuasi yang tajam dari waktu ke
waktu.
2. Metode Scatterplot (Diagram Pencar)
Metode ini dilakukan dengan menempatkan titik-titik perpotongan biaya dengan volume
kegiatan dalam satu grafik yang terdiri dari sumbu x dan sumbu y. Sumbu vertikal adalah
total biaya aktivitas dan sumbu horisontal adalah keluaran aktivitas.
Selanjutnya, manajer atau analis harus secara visual menempatkan garis pada titik-titik
scatterplot, ketika melakukannya, garis tersebut harus dipilih untuk menentukan titik
terbaik.

4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 100 200 300 400 500 600

Anggaplah bahwa manajemen memilih garis yang melalui titik 1 dan 3 sebagai yang
terbaik.
Selanjutnya, koordinat titik 1 dan 3 itu yang akan dipergunakan untuk menghitung
estimasi biaya tetap dan biaya variabel.
Kita dapat membuat garis yang menghubungkan titik 1 dan titik 3 sebagai garis regresi.
Selanjutnya, dapat ditarik garis lurus berikutnya ke kiri hingga memotong garis vertikal.
Titik perpotongan itu menunjukkan level biaya tetap pada level tanpa aktivitas. Untuk
menunjukkan total biaya tetap pada berbagai tingkat aktivitas, dari titik perpotongan
tersebut dapat ditarik garis lurus mendatar ke kanan. Garis ini disebut biaya tetap.

Keunggulan metode diagram pencar adalah mudah, cepat, dan taksiran fungsi biayanya
teliti karena hubungan yang ada antara biaya dan aktivitas dipertimbangkan (dengan
pemeriksaan secara visual)
Kekurangannya adalah bahwa metode ini bergantung pada kualitas judment analis
karena dia yang harus memilih secara visual ketepatan yang terbaik. Masing-masing
orang bisa membuat garis lurus yang berbeda melalui diagram pencar yang sama.

3. Analisis Regresi Linear (Kuadrat Terkecil)


Metode regresi kuadrat terkecil untuk mengestimasi suatu hubungan linier didasarkan
pada persamaan untuk sebuah garis lurus y = a+bx. Selanjutnya untuk menghitung nilai a
dan b, menggunakan rumus sebagai berikut.

𝐧(𝚺𝐱𝐲) − (𝚺𝐱)(𝚺𝐲)
𝒃=
𝒏(𝚺𝐱 𝟐 ) − (𝚺𝐱)𝟐

(𝚺𝒚) − 𝒃(𝚺𝒙)
𝒂=
𝒏

Dimana: x = tingkat aktivitas


y = total biaya campuran
a = total biaya tetap
b = biaya variabel/ unit aktivitas
n = jumlah observasi
∑ = penjumlahan n observasi
LATIHAN SOAL
Manajemen produksi Fernwood Company tertarik untuk menentukan komponen tetap dan
komponen variabel dari biaya perlengkapan, suatu biaya semivariabel yang diukur terhadap
jam kerja langsung. Data untuk sepuluh bulan pertama dari tahun berjalan adalah sebagai
berikut.

(Carter, latihan soal L3-2, halaman 89 – Akuntansi Biaya)

Bulan JTKL Biaya Perlengkapan


Januari 450 $ 600
Februari 475 $ 700
Maret 500 $ 750
April 550 $ 650
Mei 725 $ 900
Juni 750 $ 800
Juli 675 $ 825
Agustus 525 $ 725
September 600 $ 775
Oktober 625 $ 850

Diminta:
Tentukan komponen biaya variabel dan biaya tetap, dengan metode;
1. Metode scatterplot
2. Metode regresi linier

Anda mungkin juga menyukai