Anda di halaman 1dari 17

BAB II

KONSEP BIAYA

DAHLIANA ISKANDAR, SE, MM, Ak.CA


• Klasifikasi Lain: Opportunity Cost
 
• Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah potensi
keuntungan atau penghematan biaya yang hilang ketika suatu
alternatif dipilih dari yang lain.
• Sebagai contoh, sebuah perusahaan pengangkutan sedang
menghadapi dua pilihan. Pilihan pertama adalah
mengoperasikan bus-nya untuk angkutan umum dengan
taksiran laba bersih per bulan Rp. 5.000.000. Pilihan kedua
adalah menyewakaan bus-nya kepada perusahaan lain dengan
pendapatan sewa, dengan taksiran pendapatan Rp 5.500.000
per bulan, tanpa harus mengeluarkan biaya.
• Apabila perusahaan memutuskan untuk mengambil pilihan
pertama, maka biaya kesempatannya adalah Rp 5.500.000.
seandainya perusahaan memutuskan untuk mengambil pilihan
kedua, maka biaya kesempatannya adalah Rp 5.000.000.

• Keputusan yang harus dipilih?


Keputusan yang paling bijaksana adalah memilih alternatif
yang biaya kesempatannya paling rendah, yakni menyewakan
bus-nya ke perusahaan lain.

• Contoh 2. Misalnya suatu perusahaan memilih proyek A dengan


laba yang diharapkan Rp 300, dan menolak proyek B dan C dengan
masing-masing laba yang diharapkan Rp 200. Biaya
kesempatannya sebesar Rp 200 bagi perusahaan tersebut yaitu
sebesar laba yang diharapkan dari proyek B dan C.
PERILAKU BIAYA
Perilaku biaya (cost behaviour) dapat diartikan sebagai kecenderungan
perubahan biaya sebagai respon atas perubahan tingkat aktivitas dalam
bisnis. Seberapa besarkah biaya berubah dengan adanya perubahan
volume kegiatan?
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa berdasarkan perilakunya biaya
dibedakan sebagai biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak bergantung pada
besar kecilnya volume kegiatan, tetapi biaya per unitnya berhubungan
secara negatif terhadap volume kegiatan. Yakni, semakin besar volume
kegiatan, semakin kecil biaya per unitnya; dan sebaliknya.
Misalnya, seorang konsultan menyewa ruangan kantor dengan sewa setahun
Rp 12.000.000. jika jumlah jam kerja merupakan volume kegiatan, maka
berapapun jumlah jam kerja, biaya totalnya tetap Rp 12.000.000, namun
biaya per unit berubah-ubah berbanding terbalik dengan volume kegiatan.
Persamaan Linear y = a + bx, dengan asumsi b = 0, maka y = a
Biaya Sewa/Tahun (a),(y=a) Jumlah Jam Kerja/Tahun (x) Sewa/Jam Kerja

Rp. 12.000.000 2500 jam Rp. 4.800


Rp. 12.000.000 2800 jam Rp. 4.285
Rp. 12.000.000 3000 jam Rp. 4.000
Rp. 12.000.000 3200 jam Rp. 3.750

Biaya Tetap
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500
Untuk kepentingan perencanaan dan pengendalian, biaya tetap
diklasifikasikan ke dalam committed fixed cost (CFC) dan discretionary fixed
cost (DFC).
 CFC adalah biaya tetap yang dibutuhkan meskipun kegiatan perusahaan
berada pada titik yang amat rendah sekalipun, termasuk kemungkinan
ditutupnya perusahaan untuk sementara waktu. CFC meliputi biaya-biaya tetap
yang berhubungan dengan investasi dalam fasilitas, peralatan, dan struktur
dasar organisasi sebuah perusahaan. Dalam literatur lain dijelaskan bahwa
CFC merupakan biaya akibat memiliki harta (penyusutan, sewa, asuransi,
pajak, kekayaan, dan gaji). Biaya-biaya ini sulit ditelusuri hubungannya
dengan volume output. Contohnya, penyusutan, pajak bumi dan bangunan, dan
gaji para eksekutif.
Setelah pabrik dan fasilitasnya dibangun, sulit untuk mengurangi CFC. Di
samping itu setelah suatu organisasi berhasil dikembangkan menjadi besar,
makin besar pula CFC-nya dan sulit untuk menguranginya. Sekali manajemen
mengambil keputusan untuk mengeluarkan biaya ini, maka pembebanannya
akan meliputi sampai jangka yang panjang. Oleh sebab itu manajemen harus
hati-hati melakukan perluasan pabrik atau perluasan usaha, karena hal itu akan
menyebabkan CFC tinggi, dan makin tinggi biaya tetap yang harus ditanggung
oleh manajemen.
 DFC dikenal juga sebagai msnsged fixed cost, adalah biaya tetap
yang timbul sebagai akibat dari keputusan tahunan manajemen
untuk membelanjai bidang-bidang biaya tetap tertentu seperti
iklan, pelatihan karyawan, dan penelitian. Sebagai contoh, untuk
meningkatkan penjualannya dalam satu periode tertentu,
manajemen memutuskan untuk meningkatkan biaya iklan sampai
pada jumlah tertentu. Begitu rencana dilaksanakan dengan
mengikat kontrak dengan sebuah stasiun televisi untuk iklan
setahun penuh, maka biayanya akan menjadi biaya tetap yang
jumlahnya ditentukan berdasarkan kebijakan selama masa kontrak
tersebut.
• Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya totalnya berubah-ubah
secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan, tetapi biaya per
unitnya tetap. Semakin besar volume kegiatan, semakin besar pula biaya
totalnya.
• Contoh, upah tenaga kerja langsung umumnya bersifat variabel. Jika
upah per unit produk adalah Rp 1.000, maka untuk 20 unit upahnya Rp
20.000. Bagaimana jika tenaga kerja dapat menghasilkan jumlah unit
produk yang berbeda?

Persamaan Linear y = a + bx, dengan asumsi a = 0, maka y = bx

Jumlah unit dihasilkan (x) Upah per Unit Produk (b) Upah Total (bx),(y=bx)

20 Rp. 1.000 Rp. 20.000


30 Rp. 1.000 Rp. 30.000
28 Rp. 1.000 Rp. 28.000
35 Rp. 1.000 Rp. 35.000
Biaya variabel dapat dikelompokkan sebagai engineered variable
cost (EVC) dan discretionary variable cost (DVC).
 EVC atau true variable cost adalah biaya yang memiliki spesifikasi
hubungan fisik yang eksplisit dengan pelaksanaan suatu aktivitas
(antara masukan dan keluaran). Biaya ini timbul dari operasi
normal perusahaan. Contoh; biaya BBB dan BTKL yang berubah
volumenya karena proses perekayasaan produk, atau biaya untuk
pembuatan faktur dan kartu piutang pada bagian administrasi.

 DVC atau step variable cost adalah biaya yang variabilitasnya


terhadap volume kegiatan semata-mata karena keputusan
manajemen, bukan karena adanya hubungan secara fisik antara
masukan dan keluarannya. Misalnya; biaya iklan ditetapkan
sebesar 10% dari penjualan. Maka, naik turunnya biaya iklan itu
bukan karena naik turunnya volume penjualan, melainkan
kebijakan manajemen.
Biaya Semivariabel/ Biaya Campuran
• Biaya tertentu bersifat campuran antara tetap dan variabel.
Misalnya, seorang salesman dibayar dengan gaji Rp 300.000/
bulan, ditambah bonus 10% dari gaji tetap untuk tiap unit barang
yang berhasil dia jual. Misalnya pada bulan tersebut salesman
tersebut tidak menjual apapun, maka gaji yang diterima adalah Rp
300.000. Akan tetapi bila dalam sebulan dia berhasil menjual 4
produk, maka gaji yang akan diterima adalah Rp 420.000.
• Beberapa jenis biaya tertentu yang bersifat campuran sulit
dipisahkan dengan pasti berapa bagiankah yang bersifat variabel,
dan berapa bagian yang bersifat tetap. Untuk kepentingan
perencanaan dan pengendalian, agar dapat dimanfaatkan dengan
baik, informasi biaya semivariabel sebaiknya dipisahkan terlebih
dahulu unsur-unsur biaya variabel dan biaya tetapnya.
ANALISIS BIAYA CAMPURAN
• Beberapa teknik untuk memisahkan biaya semivariabel antara lain;
metode titik tertinggi dan terendah (high-low point method),
metode diagram pencar (scstter method), dan analisis regresi
linear (linesr regression snslysis).

• Setiap metode menggunakan asumsi hubungan biaya linear. Biaya


campuran dapat diestimasi menggunakan persamaan garis lurus.
y = a + bx

• Keterangan:
y = total biaya sebagai variabel dependen
a = biaya tetap total
b = biaya variabel per unit aktivitas (parameter kemiringan/
koefisien regresi)
x = tingkat aktivitas sebagai variabel independen
1. Metode Titik Tertinggi dan Terendah
Metode ini menyeleksi terlebih dahulu dua titik yang akan digunakan untuk
menghitung parameter a dan b. Secara khusus, metode ini menggunakan titik
tertinggi dan terendah.
Titik tertinggi didefinisikan sebagai titik dengan tingkat aktivitas tertinggi.
Dan titik terendah didefinisikan sebagai titik dengan tingkat aktivitas terendah.

Data biaya dan Aktivitas pada PT. X

Bulan Biaya Persiapan Jam Persiapan

Januari $ 1000 100


Pebruari $ 1250 200
Maret $ 2250 300
April $ 2500 400
Mei $ 3750 500
Total $ 10750 1500
Dimisalkan titik terendah diwakili oleh (x1;y1) dan titik tertinggi
ditunjukkan oleh (x2;y2), maka pada contoh tersebut akan diperoleh
hasil sebagai berikut.
• Titik terendah (x1;y1) = (100;1000)
• Titik tertinggi (x2;y2) = (500;3750)

Yang dilakukan selanjutnya adalah menghitung nilai b dan a, dengan


rumus:
perubahan biaya
b =
perubahan aktivitas

a = total biaya campuran – biaya variabel


a = y2 – bx2 atau a = y1 – bx1
Metode ini memiliki keunggulan pada objektivitas. Yakni setiap
orang yang menggunakan metode titik tertinggi dan terendah
pada sekumpulan data tertentu maka akan mendapatkan hasil
yang sama. Selain itu, metode ini lebih mudah pada penggunaannya
karena analisis dapat dibuat dengan cara yang lebih mudah. Metode
ini antara lain sangat berguna dalam membantu memberikan
gambaran sederhana dalam pengujian secara cepat atas penaksiran
biaya.
Metode tinggi-rendah biasanya tidak sebaik metode lainnya. Karena
dalam analisisnya hanya digunakan dua data yang tertinggi dan
terendah saja. Konsekuensinya, semakin banyak data yang harus
dianalisis maka hasil perhitungan dengan metode ini semakin tidak
mewakili. Apalagi bila terdapat data dengan fluktuasi yang tajam dari
waktu ke waktu.
2. Metode Scatterpdot (Diagram Pencar)
Metode ini dilakukan dengan menempatkan titik-titik perpotongan biaya
dengan volume kegiatan dalam satu grafik yang terdiri dari sumbu x dan
sumbu y. Sumbu vertikal adalah total biaya aktivitas dan sumbu horisontal
adalah keluaran aktivitas.
Selanjutnya, manajer atau analis harus secara visual menempatkan garis pada
titik-titik scatterplot, ketika melakukannya, garis tersebut harus dipilih
untuk menentukan titik terbaik.

4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 100 200 300 400 500 600
Anggaplah bahwa manajemen memilih garis lurus yang melalui titik 1 dan 3 sebagai
yang terbaik (yang dianggap terbaik adalah titik yang garis lurusnya dapat ditarik
sedekat mungkin dengan titik-titik data dibanding dengan garis lurus lainnya).
Selanjutnya, koordinat titik 1 dan 3 itu yang akan dipergunakan untuk menghitung
estimasi biaya tetap dan biaya variabel.
Kita dapat membuat garis yang menghubungkan titik 1 dan titik 3 sebagai garis regresi.
Selanjutnya, dapat ditarik garis lurus berikutnya ke kiri hingga memotong garis
vertikal.
Titik perpotongan itu menunjukkan level biaya tetap pada level tanpa aktivitas.
Untuk menunjukkan total biaya tetap pada berbagai tingkat aktivitas, dari titik
perpotongan tersebut dapat ditarik garis lurus mendatar ke kanan. Garis ini disebut
biaya tetap.
Keunggulan metode diagram pencar adalah mudah, cepat, dan taksiran fungsi biayanya
teliti karena hubungan yang ada antara biaya dan aktivitas dipertimbangkan (dengan
pemeriksaan secara visual)
Kelemahan metode ini adalah tidak adanya kriteria objektif untuk memilih garis
terbaik. Kualitas rumus biayanya bergantung pada kualitas subjektif analis (metode ini
bergantung pada kualitas judgement analis karena dia yang harus memilih secara visual
ketepatan yang terbaik). Masing-masing orang bisa membuat garis lurus yang berbeda
melalui diagram pencar yang sama.
3. Analisis Regresi Linear (Kuadrat Terkecil)
Metode regresi kuadrat terkecil untuk mengestimasi suatu hubungan linier
didasarkan pada persamaan untuk sebuah garis lurus y = a+bx. Selanjutnya
untuk menghitung nilai a dan b, menggunakan rumus sebagai berikut. 
n(Σxy) − (Σx) (Σy)
n(Σx2) − (Σx)2
b=
  
(Σy) − b(Σx)

a=

Dimana: x = tingkat aktivitas


y = total biaya campuran
a = total biaya tetap
b = biaya variabel/ unit aktivitas
n = jumlah observasi
∑ = penjumlahan n observasi

Anda mungkin juga menyukai