Materi
Definisi Perilaku Biaya
Pengetahuan akan perilaku biaya akan membuat manajer terbantu membuat
prediksi biaya yang diperlukan. Prediksi biaya merupakan peramalan atau taksiran
biaya untuk tingkat atau volume aktivitas tertentu. Perilaku biaya dapat kita artikan
sebagai bagaimana sebuah biaya dapat merespon sebuah perubahan pada level
aktivitas tertentu dalam satu rentang relevan yang sama. Rentang relevan adalah
suatu level aktivitas tertentu dimana total biaya tetap dan total biaya variabel tidak
akan berubah.
Klasifikasi biaya berdasarkan volume produksi, yaitu:
a. Biaya variabel
Adalah biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi dalam
rentang relevan, tetapi secara per unit tetap. Contoh: bahan baku langsung,
perlengkapan, biaya penjualan, dan lain-lain.
b. Biaya tetap
Adalah biaya yang secara totalitas bersifat tetap dalam rentang relevan tertentu,
tetapi secara per unit berubah. Contoh : gaji bagian produksi, pajak properti, dan
lain-lain.
c. Biaya semivariabel
Adalah biaya didalamnya mengandung unsur tetap dan mengandung unsur variabel.
Contoh: biaya listrik, biaya air, dan lain-lain.
Contoh
Berikut ini adalah data biaya bahan baku selama bulan Januari 2019
Maka, dapat kita liat gambar grafik biaya dari data-data biaya bahan bulan Januari
2019 dibawah ini:
2. Biaya Tetap (fixed Cost)
Biaya tetap akan tetap terhadap perubahan volume dalam satu rentang
relevan. Biaya tetap per unit akan berbeda ketika aktivitas berubah dalam suatu
rentang relevan. Biaya tetap secara total akan “tetap” walaupun terdapat perubahan
aktivitas.
Ciri-ciri dari biaya tetap:
a. Jumlah keseluruhan yang tetap dalam rentang output yang relevan.
b. Penurunan biaya per unit bila volume bertambah dalam rentang yang
relevan.
c. Dapat dibebankan kepada departemen berdasarkan keputusan manajemen
atau menurut metode alokasi biaya.
d. Tanggung jawab pengendalian lebih banyak ditanggug oleh manajemen
eksekutif daripada manajer operasi.
Maka, dapat kita liat gambar grafik biaya dari data-data biaya bahan bulan Januari
2019 dibawah ini:
Tipe biaya tetap ada 2 (dua), yaitu:
a. Biaya Tetap Yang Dilakukan (Committed Fixed Cost) Biaya ini biasanya akan
muncul untuk waktu yang lama (jangka panjang), dan tidak dapat diubah
pada waktu sekarang (jangka pendek). Contoh: depresiasi mesin, PBB, dan
lain-lain.
b. Biaya Tetap Yang Berdasarkan Kebijakan (Discretionary Fixed Cost) Biaya
tetap ini biasanya dapat diubah pada waktu sekarang (jangka pendek) sesuai
dengan keputusan manajemen yang dianggap tepat. Contoh: biaya iklan,
biaya riset dan pengembangan.
3. Biaya Semi Variabel (semivariable Cost)
Di dalam biaya semivariabel, terdapat komponen biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya semivariabel ini sering disebut juga sebagai biaya campuran. Ciri- ciri
daripada biaya semivariabel adalah: a. Meskipun tidak ada aktivitas maka biaya ini
tetap ada. b. Total biaya semivariabel akan berubah jika aktivitasnya berubah
Contoh :
PT. Riau Man mempunyai biaya pemeliharaan yang sedang diteliti dan dipelajari.
Data yang akan diteliti itu merupakan data bulan Juli 2019. Data-data tersebut
adalah sebagai berikut:
Aktivitas Biaya (Rp)
(JamTenaga Kerja Langsung)
Januari 500 18.250.000
Februari 600 18.900.000
Maret 300 16.950.000
April 1.000 21.500.000
Mei 700 19.750.000
Juni 800 20.250.000
Dengan memakai metode tinggi rendah, maka kita dapat menghitung komponen
tetap dan variabel, seperti yang dibawah ini:
Aktivitas (Jam Tenaga Biaya (Rp)
Kerja Langsung
Tertinggi (April) 1.000 21.500.000
Terendah (Maret) 300 16.950.000
Selisih 700 4.550.000
Metode scattergraph
Metode lain yang dapat digunakan untuk dapat memisahkan komponen tetap
dan komponen variabel dari suatu biaya semivariabel adalah metode scattergraph.
Metode ini memerlukan penggambaran suatu grafik dimana pada sumbu vertikal
(sumbu Y) diperlihatkan sebagai biaya, sedangkan pada sumbu horizontal (sumbu
X) diperlihatkan sebagai volume atau tingkat aktivitas. Titik yang berkaitan dengan
data mentah (tingkat aktivitas dan biaya yang berkaitan) diterakan pada grafik dan
kemudian berdasarkan pengamatan/ pandangan mata ditariklah satu garis yang
paling mendekati semua titik-titik tersebut.
Titik – titik yang digambarkan pada sistem sumbu X dan sumbu Y disebut
scattergraph dan satu garis yang ditarik paling mendekati semua titik – titik – titik
tersebut adalah merupakan garis regresi (regression line). Garis regresi pada
hakekatnya merupakan garis rata-rata dimana rata-rata biaya variabel per unit
ditunjukkan oleh tingkat kemiringan garis regresi tersebut dan unsur tetap, rata-rata
totalnya ditunjukkan oleh titik dimana sumbu vertikal (sumbu Y) dipotong oleh garis
regresi itu.
Contoh 3:
CV. Lolipop mempunyai biaya tenaga kerja tidak langsung untuk periode tahun
2019 adalah sebagai berikut:
Bulan Jam kerja langsung Total biaya pemeliharaan
Januari 20 64.000
Februari 18 60.000
Maret 28 78.000
April 32 84.000
Mei 40 100.000
Juni 38 96.000
Juli 53 138.000
Agustus 48 120.000
September 50 130.000
Oktober 45 110.000
November 30 80.000
Desember 42 104.000
Maka, berdasarkan data-data biaya tenaga kerja tidak langsung maka dapat
digambarkan scarttergraph adalah sebagai berikut:
Rumus Biaya:
Y = Rp 17.794,47 + Rp 2.140,69 X
Perilaku biaya berbasis fungsi
Dalam perilaku biaya berbasis fungsi, perilaku total biaya dan biaya per unit
hanya dihubungkan dengan unit driver.
Y = 10.000.000 + 1.500X
Dimana y = total biaya dan x = jumlah unit produks.
Materi
Pembebanan biaya produksi ke produk
Perhitungan harga pokok produk tradisional (traditional costing) disebut juga
degan perhitungan harga pokok produk berbasis volume (Volume-Based
Costing/VBC) atau Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Unit (Unit-Based
Costing) atau Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Fungsi (Functional-Based
Costing/FBC) atau Perhitungan Harga pokok Produk Secara Kasar (Peanut-Butter
Costing. Istilah “volume” atau “unit” adalah mengacu pada unit produksi.
Ada lima driver berbasis unit (unit-based driver) yang dapat digunakan untuk
membebankan biaya overhead pabrik ke produk, yaitu:
1. Jam kerja langsung (JKL)
2. Jam mesin (JM)
3. Unit produksi
4. Biaya bahan baku langsung (BBBL)
5. Biaya tenaga kerja langsung (BTKL).
Pada gambar diatas dapat dilihat biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
berkorelasi langsung dengan jumlah unit yang dihasilkan, sehingga jumlah unit yang
dihasilkan sebagai pemicu jumlah biaya untuk biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan. Sedangkan untuk biaya overhead pabrik
tidak berhubungan langsung dengan jumlah unit yang dihasilkan berarti sebagai
pemicu biaya overhead disini bukanlah jumlah unit tetapi driver unit itu sendiri yaitu
jam mesin, jam kerja langsung, biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
langsung. Jadi untuk pembebanan masing-masing biaya keproduk dapat dilihat pada
gambar berikut:
Format Perhitungan Harga Pokok Produk Jika Departemen Produksi Sebagai Pool
Biaya.
Alokasi Biaya
Alokasi biaya diperlukan untuk biaya tidak langsung.
Misalnya, alokasi biaya departemen jasa atau pendukung ke departemen produksi;
alokasi biaya administrasi fakultas ke masing-masing program studi (DIII, S1, S2,
dan S3).
Proses pembebanan biaya overhead ke produk dengan tarif pabrik
Proses pembebanan biaya overhead ke produk dengan tarif departemen
Kapasitas teoritis
Merupakan kapasitas ideal atau kapasitas maksimum, yaitu kapasitas untuk operasi
100% tanpa ada hambatan. Akan tetapi dalam prakteknya, kapasitas ini tidak pernah
dipakai sebagai dasar perhitungan tarif BOP karena sulit dicapai.
Kapasitas praktis
Adalah kapasitas setelah mempertimbangkan hambatan-hambatan internal
perusahaan, seperti pekerja sakit, mesin rusak, pekerja unjuk rasa, karyawan cuti,
dan lain sebagainya. Sama seperti kapasitas teoritis, kapasitas ini jarang digunakan
sebagai dasar perhitungan tarif BOP karena juga masih sulit untuk dicapai.
Kapasitas normal
Adalah kapasitas setelah mempertimbangkan hambatan internal dan hambatan
ekternal, seperti hari libur nasional, masyarakat unjuk rasa, turunnya permintaan
produk karena krisis ekonomi, dan lain sebagainya. Kapasitas ini merupakan yang
paling umum digunakan sebagai dasar perhitungan tarif BOP.
Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan
Adalah kapasitas sesungguhnya diharapkan untuk periode mendatang, misalnya
tahun depan. Kapasitas ini juga tidak digunakan sebagai dasar perhitungan tarif
BOP karena bersifat jangka pendek sehingga tarif BOP akan berfluktuasi setiap
periodenya.
Departemen Produksi dan Departemen Jasa.
Departemen produksi adalah departemen yang mengolah bahan baku menjadi
barang jadi. Contohnya departemen pemotongan bahan, departemen perakitan
komponen, dan departemen pengecatan.
Departemen jasa adalah departemen yang tidak mengolah bahan baku menjadi
barang jadi, tetapi memberikan jasa ke departemen produksi. Contohnya
pembangkit tenaga listrik, bengkel, dan kafetaria.
Departemen Departemen
Penanganan BB penyelesaian
Departemen
perakinan
Departemen
pemeliharaan Departemen
pemotongan
Persamaan Aljabar
K = 15.200.000 + 0.12P
P = 14.250.000 + 0.29K
Cat: P = penanganan BB, K = Kafe
K = 15.200.000 + 0.12 (14.250.000 + 0.29K)
K = 15.200.000 + 1.710.000 + 0,0348K
K – 0,0348C = 16.910.000
0,9652K = 16.910.000
K = 17.519.685
Tabel : Alokasi biaya departemen jasa metode aljabar (dalam Rp. 000)
Produk A Produk B
BBBL Rp20.000.000 Rp15.000.000
BTKL Rp18.000.000 Rp17.000.000
Dept. Pemotongan 200.000 JM 120.000 JM
Dept. Perakitan 70.000 JKL 50.000 JKL
Dept. penyelesaian 150.000 JM 100.000 JM
Produksi 10.000 unit 10.000 unit
Hitung biaya produksi per unit untuk produk A dan produk B dengan menggunakan
tarif BOP - Metode Aljabar.
Jawab:
Produk A Produk B
Biaya BBBL Rp20.000.000 Rp15.000.000
BTKL 18.000.000 17.000.000
BOP:
Departemen Pemotongan:
200.000 JM x Rp 117,47 23.494.000
120.000 JM x Rp 117,47 14.096.400
Departemen Perakitan:
70.000 JKL x Rp 246,12 17.228.400
50.000 JKLx Rp 246,12 12.306.000
Departemen Penyelesaian:
150.000 JM x Rp 204,21 30.631.500
100.000 JM x Rp 204,21 20.421.000
------------------- ------------------
Total Rp109.353.900 Rp78.823.400
Produksi 10.000 unit 10.000 unit
Biaya produksi per unit Rp10.935 Rp7.882
Misalkan informasi yang diperoleh dari PT Perabot Jepara Cabang Pekanbaru sbb.:
BOP sesungguhnya Dept. Pemotongan sebesar Rp 45 juta untuk 320.000 JM,
Dept. Perakitan sebesar Rp 30 juta untuk 120.000 JKL, dan Dept. Penyelesaian
sebesar Rp 50 juta untuk 250.000 JM. (Tarif BOP dengan metode aljabar)
Diminta: Buat jurnal yang berkaitan dengan BOP
Jawab:
1. Mencatat BOP dibebankan ke produk
Persediaan BDP – Pemotongan
(320.000 x Rp 117,47) 37.590.400
Persediaan BDP – Perakitan
(120.000 x Rp 246,12) 29.534.400
Persediaan BDP – Penyelesaian
(250.000 x Rp 204,21) 51.052.500
BOP – Pemotongan 37.590.400
BOP – Perakitan 29.534.400
BOP – Penyelesaian 51.052.500
BOP Dibebankan = kapasitas sesungguhnya x Tarif BOP
Rangkuman
1. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung adalah biaya
langsung produk dan dibebankan secara langsung ke produk, sedangkan
biaya overhead pabrik adalah biaya tidak langsung produk dan sebelum
dubebankan ke produk, dibebankan ke pool biaya pabrik atau departemen.
2. Alokasi biaya diperlukan untuk biaya tidak langsung produk. Untuk
keakuratan perhitungan harga pokok produk diperlukan dasar alokasi biaya
yang tepat. Akuntansi biaya tradisional hanya menggunakan driver tingkat
unit(unit level driver) sebagai dasar pembebanan biaya ke produk.
3. Jika pabrik dijadikan pool biaya, biaya overhead pabrik pertama kali
dibebankan kepabrik dan biaya pabrik dibebankan keproduk dengan
menggunakan satu tarif disebut tarif pabrik (plant-wide rate). Jika departemen
dijadikan pool biaya. Biaya overhead pabrik pabrik pertama kali dibebankan
kedepartemen produksi dan biaya departemen produksi dibebankan ke
produk dengan menggunakan banyak tarif yang disebut dengan tarif
departemen (departement rate).
4. Ada empat jenis kapasitas, yaitu kapasitas teoritis, kapasitas praktis,
kapasitas normal dan kapasitas sesungguhnya yang diharapkan. Kapasitas
teoritis adalah kapasitas untuk operasi 100 persen, tanpa memperhatihan
hambatan-hambatan dalam kegiatan operasional. Kapasitas praktis adalah
kapasitas teoritis dikurangi hambatan operasional internal, seperti mesin
rusak, pekerja sakit, pekerja cuti dan sebagainya. Kapasitas normal adalah
kapasitas teoritis dikurangi hambatan operasional internal dan eksternal.
Contoh hambatan eksternal libur nasional, turunnya permintaan produk, unjuk
rasa dan lain-lain. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan adalah
kapasitas yang hanya didasarkan pada output sesungguhnya yang
diharapkan pada periode mendatang. Kapasitas ini hanya
memepertimbangkan jangka pendek dan dapat berfluktuasi dari tahun
ketahun. Diantara keempat kapasitas ini yang umum digunakan sebagai
dasar perhitungan biaya overhead pabrik adalah kapasitas normal.
5. Departemen dapat dikelompokkan menjadi departemen produksi dan jasa.
Departemen produksi adalah departemen yang megolah bahan baku menjadi
barang jadi sedangkan departemen jasa adalah departemen yang menunjang
kegiatan departemen produksi.
6. Langkah-langkah perhitungan harga pokok berbasis volume adalah: (a)
mengidentifikasi departemen dan cost drivernya; (b) mengidentifikasi sumber
daya, biaya sumber daya dan driver biaya untuk biaya tidak langsung
departemen; (c) mengumpulkan data kapasitas cost driver: (d) menyusun
anggaran biaya overhead pabrik utk departemen produksi dan jasa; (e)
mengalokasikan biaya departemen jasa ke dapretemn produksi; (f)
menghitung tarif biaya overhead pabrik; dan (g) menghitung harga pokok
produk.
7. Menghitung biaya overhead pabrik sesungguhnya sesuai dengan anggaran
BOP yang disusun, kemudian membandingkan dengan BOP yang
dibebankan jika terjadi selisih perlu dianalisis mejadi selisih anggaran dan
seisih kapasitas.
Latihan
1. PT. Indo Printing memiliki dua departemen produksi I dan II dan dua
departemen jasa yaitu departemen A dan B. Departemen jasa A diaolasikan
berdasarkan jumlah karyawan dan depatemen B berdasarkan jam mesin.
Data lengkapnya sbb:
Departemen produksi Departemen jasa
I II A B
Bop yang dianggarkan Rp.200.000 Rp.608.000 Rp.200.000 Rp.150.000
Jumlah karyawan 90 orang 210 orang 20 orang 30 orang
Jam mesin 64.000 JM 16.000 JM
Jam kerja langsung 35.000 JKL 100.000JKL
Pertanyaan
a. Hitunglah tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen produksi.
b. Hitunglah selisih biaya overhead pabrik dan selisih pengeluaran.
c. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan (selisih BOP ditutup ke akun Harga
Pokok Penjualan).
3. PT Surabaya Global Designer memiliki informasi berikut ini tahun 2016 yang
memperlihatkan dua volume yang berbeda.
Keterangan Persentase Kapasitas
70% 85%
Jam mesin 28.000 jam 34.000 jam
BOP variabel Rp 221.200 Rp 268.600
BOP tetap Rp 238.000 Rp 238.000
Tarif BOP total per jam Rp 16,40 Rp 14,90
mesin
Biaya overhead pabrik dibebankan berdasarkan tingkat kapasitas 85 persen.
Namun, 28.000 jam mesin digunakan selama tahun 2016.
Pertanyaan:
a. Jelaskan perbedaan tarif BOP untuk kedua tersebut.
b. Jika biaya overhead pabrik sesungguhnya sama dengan biaya overhead
pabrik yang dianggarkan untuk kapasitas tercapai, berapa total selisih
biaya overhead pabrik selama satu tahun dan apa jenis selisihnya?