Anda di halaman 1dari 14

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan masa kini dan menghadapi era globalisasi,
perusahaan dituntut efisien dan ekonomis serta dapat mengantisipasi perkembangan yang
terjadi dimasa yang akan datang. Hal ini penting karena dalam persaingan global hanya
perusahaan yang menjalankan kegiatan/beroperasi secara efisien, ekonomis dan produktif
yang mampu memenangkan persaingan. Salah satu unsur yang penting dalam memenangkan
persaingan adalah kemampuan untuk menurunkan biaya tanpa mengorbankan mutu. Maka
tidak berlebihan apabila diatakan manager perlu memahami dengan benar masalah yang
berkaitan dengan pembiayaan terutama mengenali perilaku biaya. (Hansen dan Mowen :
2001).

Penggolongan biaya sesuai dengan perilaku biaya merupakan faktor kunci yang sangat
penting didalam menafsir biaya masa depan dan bermanfaat untuk pengambilan keputusan.
Pembahasan mengenai perilaku biaya umumnya dihubungkan dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan suatu biaya. Terdapat tiga faktor penting yang mempengaruhi
perilaku biaya. Setiap faktor saling berkaitan antara faktor yang satu dengan yang lainnya.
Salah satu ketiga faktor tersebut adalah Pengaruh perubahan volume kegiatan terhadap biaya,
yang mana faktor tersebut didasari atas pengaruh perubahan volume terhadap biaya yang
terdiri dari biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semivariabel. Biaya tetap adalah biaya yang
jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau
aktivitas dengan tingkatan tertentu. Sedangkan biaya per satuan unit (unit cost) berubah
terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah
biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan. Contoh : biaya
overhead, biaya pemasaran tetap, dll.

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding dengan
perubahan volume kegiatan, semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total
biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya
variabel. Sedangkan biaya variabel per satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume
kegiatan, jadi biaya satuan konstan. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
biaya overhead pabrik variabel, dll.

Biaya semi variabel adalah biaya yang memiliki unsur biaya tetap dan variabel di dalamnya.
Untuk keperluan penggolongan biaya dalam hubungannya dengan volume kegiatan, oleh
karena itu setiap biaya yang dianggap semi variabel harus dipisahkan lagi menjadi biaya tetap
dan biaya variabel. Hal ini berguna dalam penentuan harga pokok dan penyajian kontribusi
margin. (Mulyadi, 2004).

1.2. Rumusan Masalah

1. Perilaku Biaya

2. Biaya Variabel

3. Biaya Tetap

4. Biaya Semivariabel

5. Pemisahan Biaya Tetap dan Variabel

6. Metode Pemisahan

7. Perilaku Biaya Berdasarkan Dua Pendekatan

8. Dampak Terhadap Operasional


BAB 2. PEMBAHASAN

Perilaku Biaya

Perilaku biaya berhubungan erat dengan total biaya dan biaya per unit yang berubah
berkaitan dengan perubahan output (tingkat) driver aktivitas. Pengkajian perilaku biaya
memiliki beberapa manfaat antara lain: memudahkan dalam membuat perencanaan biaya,
memudahkan dalam pengendalian biaya, dan memudahkan dalam pengambilan keputusan.
Bila dilihat dari perilaku biaya, biaya dapat diklasifikasikan menjadi: biaya variabel, biaya
tetap, dan biaya semi variabel.

Bagaimana Menetapkan Sifat-Sifat Pola Perilaku Biaya?

Adapun 3 faktor yang mempengaruhi dalam menetapkan sifat perilaku biaya dan harus
dipertimbangkan, sebagai berikut :
1. Memilih biaya dan menyelidiki pola perilakunya, sehingga biaya ini dikatakan variabel
tidak bebas dan dinyatakan dengan simbol y.
2. Memilih sifat variabel bebas, dapat menyebabkan biaya tersebut menjadi berfluktuasi.
Sehingga fungsi perhitungan dinyatakan y = f(x).
3. Memilih kegiatan yang relevan, di mana biaya variabel bebas dan tidak bebas dinyatakan
pada fungsi biaya yang berlaku di mana rumus biaya tersebut y = a + bx
.
2.1. Biaya Variabel (variable cost)

Biaya variabel (variable cost) merupakan biaya yang secara total berubah-ubah secara
proporsional sesuai dengan perubahan volume atau perubahan aktivitas atau biaya yang
berubah sebanding dengan perubahan output yang dihasilkan, sedangkan biaya per unitnya
tetap dalam batas relevan tertentu.
Contoh:

Untuk menghasilkan 100 bungkus snack keripik ubi kayu (cassava) diperlukan ubi kayu
sebanyak 10 kg. Harga ubi kayu per kg Rp 5.000,00. Biaya yang harus dikeluarkan untuk
produksi 100 bungkus snack ubi kayu adalah 10 x Rp 5.000,00 = Rp50.000,00. Bila ingin
meningkatkan produksi 5 kali lipat atau sebanyak 500 bungkus snack keripik ubi kayu maka
diperlukan ubi kayu sebanyak 5 x 10 kg, berarti biaya yang harus dikeluarkan adalah 5 x Rp
50.000,00 = Rp 250.000,00. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli ubi kayu ini disebut juga
sebagai biaya variabel. Secara grafitk dapat dilihat sebagai berikut:

Biaya variabel dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu:

a. Biaya Variabel Teknis (engineered variable cost)

Yaitu biaya yang memiliki hubungan yang erat dan nyata antara input dan output. Biaya
pembelian ubi kayu pada produk snack keripik ubi kayu di atas adalah contoh biaya variabel
teknis, dimana jumlah snack yang dihasilkan akan meningkat saat ubi kayu yang digunakan
meningkat.

b. Biaya Variabel Diskresioner (discretionary variable cost)

Adalah biaya yang memiliki hubungan erat, tetapi tidak nyata (artifisial). Kenaikan output
akan meningkatkan input, tapi kenaikan input belum tentu meningkatkan output. Contoh
biaya promosi. Bila kebijakan perusahaan ditetapkan bahwa biaya promosi sebesar 3 persen
dari penjualan, maka jika penjualan meningkat maka biaya promosi akan meningkat. Akan
tetapi, jika biaya promosi dinaikkan belum tentu meningkatkan penjualan.

2.2. Biaya Tetap (fixed cost)

Biaya tetap adalah Biaya yang secara total tidak berubah meskipun volume produksi
bertambah atau berkurang atau biaya yang totalnya tetap tidak dipengaruhi oleh perubahan
output driver aktivitas dalam rentang relevan tertentu, tetapi secara per-unit berubah.
Contoh :

Dengan menggunakan penyusutan jika menggunakan metode garis lurus sebagai berikut:

Jika penyusutan mesin per tahun Rp 500.000,00 beban penyusutan mesin bersifat biaya tetap
karena total penyusutan tidak berubah berapapun unit produksi dihasilkan tetapi bila unit
produk yang dihasilkan semakin banyak, semakin rendah beban penyusutan mesin per unit.

2.3. Biaya Semivariabel (semivariabel cost)

Biaya semivariabel adalah biaya yang memiliki unsur biaya tetap dan biaya variable biaya
yang totalnya berubah secara tidak proporsional seiring dengan perubahan output driver
aktivitas dan biaya per unitnya berubah berbanding terbalik dengan perubahan output driver
aktivitas dan di dalamnya terkandung unsur tetap serta memperlihatkan karakter tetap dan
variable.
Contoh: biaya listrik, telepon dan air, bensin, perlengkapan, asuransi jiwa kelompok
karyawan, pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas, hiburan dan pemeliharaan.

2.4. Pemisahan Biaya Tetap dan Variabel

Dilakukan karena : Hanya biaya tetap dan biaya variable yang dapat dilakukan analisis, oleh
karena itu apabila terdapat biaya semivariabel maka biaya tersebut harus dipisahkan terlebih
dahulu ke dalam biaya tetap dan biaya variable.

Pemisahan biaya tetap dan variabel merupakan hal penting, terutama dalam perencanaan,
pengendalian biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda. Terdapat empat metode pemilahan
biaya semivariabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap yaitu: Metode Biaya Berjaga
(Standby Cost Method), Metode titik tertinggi dan terendah (high and low point method)
Metode Diagram Pencar (Scattergraph Method), dan Metode Kuadrat Terkecil (Least
Squares Method).

2.4.1. Metode Biaya Berjaga (standby cost method)

Metode Biaya Berjaga merupakan biaya tetap yang diperoleh karena menghentikan biaya
operasional sementara waktu. Misal, jika kita ingin mengetahui berapa beban listrik tetap,
pemakaian listrik harus dihentikan selama sebulan dan beban listrik yang dibayarkan pada
waktu listrik tidak dipakai disebut biaya berjaga yang merupakan beban listrik tetap
sedangkan perbedaan antara beban listrik yang dibayarkan saat dipakai dengan biaya berjaga
adalah beban listrik variabel.

Contoh Soal

Untuk tingkat reparasi dan pemeliharaan 8.000 jam mesin per bulan biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp 1.000.000. Namun dalam perhitungan jika perusahaan tidak melakukan produksi
maka biaya reparasi akan dikeluarkan sebesar Rp 470.000 per bulan.
Dalam menentukan biaya variable dan tetap dapat diperhitungkan sebagai berikut :
Biaya Variabel = Biaya Reparasi dan Pemeliharaan – Biaya Tetap (Biaya Berjaga)
Biaya Variabel = Rp 1.000.000 – Rp 470.000
Biaya Variabel = Rp 530.000
Biaya Variabel per jam = Rp 530.000 / 8000 jam = Rp 66 per jam mesin

2.4.2. Metode Titik Tertinggi dan Terendah (high and low point method)

Metode Titik Tertinggi dan Terendah adalah suatu metode dalam menghitung biaya tetap dan
biaya variabel dengan menggunakan dua titik yang berbeda yaitu titik tertinggi dan terendah
dan periode yang dipilih tidak selalu menunjukkan jumlah biaya tertinggi atau terendah maka
titik yang dipilih bisa berdasarkan aktivitas, karena aktivitas dipandang sebagai pemicu biaya.

Contoh Soal 1

Bulan Biaya Listrik Jam Kerja Buruh


Januari $ 640 34.000
Februari 620 30.000
Maret 620 34.000
April 590 39.000
Mei 500 42.000
Juni 530 32.000
Juli 500 26.000
Agustus 500 26.000
September 530 31.000
Oktober 550 35.000
November 580 43.000
Desember 680 48.000
Total $ 6.840 420.000
Rata-rata $ 570 35.000

Biaya Level Aktivitas


High ( Desember ) $ 680 48.000
Low ( Juli dan Agustus ) 500 26.000
$ 180 22.000

Variabel Rate = $ 180 / 22.000 jam = $ 0,00818 / jam tenaga kerja langsung

High Low
Total Cost $ 680 $ 500
Variabel Cost 393 213
Fixed Cost $ 287 $ 287

Contoh Soal 2

Berikut ini data Biaya perawatan dan data Jam Tenaga kerja Langsung yang disajikan oleh
PT Jaya Berseri untuk 6 bulan pertama.
2.4.3. Metode Diagram Pencar (scattergraph atau visual fit method)

Metode ini melakukan pemilahan biaya semivariabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap
dengan menempatkan semua nilai yang diperoleh dari observasi ke dalam grafik dan menarik
garis yang mewakili semua titik yang terdapat dalam grafik secara visual. Hasil metode ini
lebih akurat dibanding Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah. Kelemahan metode ini
hanya tergantung pada penarikan garis secara visual jadi ketepatan biaya hanya tergantung
pada orang menarik garisnya. Bagi orang yang sudah terbiasa dengan metode ini hasil lebih
akurat dibanding yang belum terbiasa menggunakannya.
2.4.4. Metode Kuadrat Terkecil (least squares method)

Metode ini menarik garis biaya dengan menggunakan statistik dan pendekatannya lebih
efektif dan sederhana untuk mengukur rata-rata perubahan variabel dependen yang berkaitan
dengan kenaikan unit dalam jumlah satu atau lebih variabel independen. Kelebihan metode
ini adalah memasukkan semua titik data dan hasil lebih akurat dari tiga metode yang lain.

Rumus untuk memilah biaya semivariabel menjadi biaya variabel dan biaya tetap sebagai
berikut:

Dimana :
2.5. Perilaku Biaya Berdasarkan Dua Pendekatan

Terdapat dua pendekatan perilaku biaya yaitu pendekatan tradisional yang disebut perilaku
biaya berbasis Volume atau fungsi (volume or functionalbased cost behaviour) dan
pendekatan kontemporer yang disebut perilaku Biaya berbasis Aktivitas (activity-based cost
behaviour).

2.5.1. Perilaku Biaya Berbasis Volume/Fungsi

Perilaku total biaya dan biaya per unit hanya dihubungkan dengan unit driver. Unit driver
adalah driver yang dipicu oleh unit yang dihasilkan dan terdapat lima jenis unit yaitu: jam
mesin, jam kerja langsung, biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan unit
produksi. Biaya-biaya yang berubah sehubungan dengan jumlah unit yang dihasilkan
diklasifikasikan sebagai biaya variabel seperti biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga
kerja langsung, sedangkan biaya-biaya yang tidak berubah sehubungan dengan perubahan
jumlah unit yang dihasilkan diklasifikasikan sebagai biaya tetap seperti gaji manajer pabrik
dan beban penyusutan pabrik. Kelemahan perilaku biaya ini adalah informasinya dapat
menyesatkan dalam pengambilan keputusan.

2.5.2. Perilaku Biaya Berbasis Aktivitas

Perilaku biaya yang tidak hanya dihubungkan dengan unit driver, tetapi juga non-unit driver.
Unit driver adalah driver yang digunakan untuk aktivitas tingkat unit (unit level activities),
yaitu aktivitas yang dilakukan untuk setiap unit produk yang dihasilkan seperti memakai
bahan baku, merakit produk dan lain sebagainya. Non-Unit Driver adalah driver yang
digunakan untuk aktivitas tingkat kelompok (batch-level activities) dan aktivitas tingkat
produk (product-level activities). Aktivitas tingkat kelompok adalah aktivitas yang dilakukan
untuk setiap kelompok unit produk (batch) dihasilkan seperti: mengecek produk secara
sample, melakukan set up mesin, mengangkut bahan baku, membeli bahan baku dan lain
sebagainya, sedangkan aktivitas tingkat produk adalah aktivitas yang dilakukan untuk
mempertahankan produk seperti mendesain ulang produk, mengiklankan produk,
mengembangkan produk dan lain sebagainya.

Pendekatan perilaku biaya berbasis aktivitas juga ada dua jenis biaya variabel yaitu biaya
variabel berbasis unit (unit-varibel cost) dan biaya variabel berbasis non-unit (non-unit
variabel cost).
2.6. Dampak Otomasi Operasional Terhadap Perilaku Biaya

Perubahan lingkungan bisnis dari tidak automasi menjadi automasi berpengaruh terhadap
perilaku biaya. Dalam lingkungan perusahaan yang tidak automasi perusahaan banyak
menggunakan tenaga kerja atau padat karya dan terlibat dalam pembuatan produk jadi,
dibayar berdasarkan jumlah jam kerja atau unit yang dihasilkan dan upah dikategorikan biaya
tenaga kerja langsung diklasifikasikan sebagai biaya variabel.

Sedangkan dalam lingkungan operasional yang automasi perusahaan banyak menggunakan


mesin yang dikendalikan oleh komputer atau padat modal dan pekerja tidak lagi terlibat
langsung dalam pembuatan produk jadi karena pekerja umumnya dipekerjakan sebagai
operator mesin dan dibayar secara bulanan (karyawan tetap) perusahaan dan upah yang
dibayarkan dikategorikan biaya tenaga kerja tidak langsung termasuk biaya overhead pabrik
diklasifikasikan sebagai biaya tetap.
BAB 3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

 Perilaku biaya merupakan suatu gambaran aktivitas perusahaan, di mana aktivitas tersebut
menunjukan suatu kegiatan naik-turunnya suatu operasional perusahaan. Sehingga ketika
biaya yang dikeluarkan terlalu banyak dari pada aktivitas tersebut, hal ini akan menjadi suatu
kerugian bagi perusahaan di masa mendatang. Perilaku Biaya atau cost behavior adalah
perubahan perilaku biaya karena perubahan aktivitas bisnis.

Pada dasarnya, cost behavior atau perilaku biaya adalah salah satu bagian dari akuntansi
biaya. Beberapa dari Anda mungkin masih belum mengetahui secara lebih jelas tentang
karakteristik dari perilaku biaya dan bahkan mungkin masih kesulitan untuk membedakan
beban dan biaya.

Oleh karena itu, tujuan dari adanya perilaku biaya ini sangat penting untuk menganalisa
kegiatan perhitungan pada biaya tersebut, agar nantinya tidak memberikan dampak yang
negatif untuk kegiatan operasional perusahaan.

Sebagai pebisnis, khususnya bisnis manufaktur, tentunya Anda harus mengetahui bagaimana


perubahan perilaku biaya yang ada dalam perusahaan. Sehingga, pengaruh tersebut akan
sangat penting untuk dijadikan sebagai acuan dalam mengambil keputusan, mengestimasi
biaya di masa depan, dan juga melakukan evaluasi.

Jadi, perilaku biaya adalah suatu gambaran atas kegiatan perusahaan, yang mana kegiatan di
dalamnya harus menunjukan suatu kegiatan naik atau turunnya suatu kondisi operasional
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/59776/1/BAB_I.pdf

https://accurate.id/akuntansi/perilaku-biaya/

Anda mungkin juga menyukai