Anda di halaman 1dari 18

BAB 2

PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF DAN LAPORAN


PERUBAHAN EKUITAS

Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat menyajikan Laporan Laba Rugi


Komprehensif dan Laporan Perubahan Ekuitas
dengan benar sesuai SAK yang berlaku.
Indikator : Mahasiswa diharapkan mampu
1. Menjelaskan tujuan, manfaat dan keterbatasan laporan
laba rugi
2. Menjelaskan unsur-unsur dan format laporan laba rugi
3. Mengilustrasikan penyusunan laporan laba rugi
4. Menjelaskan pengungkapan informasi mengenai Laba per
Lembar Saham dan Operasi yang Dihentikan
5. Menjelaskan unsur-unsur pendapatan komprehensif lainnya
6. Mengilustrasikan pelaporan pendapatan komprehensif
lainnya
7. Menjelaskan unsur-unsur laporan perubahan ekuitas
8. Mengilustrasikan penyusunan laporan perubahan ekuitas

PENDAHULUAN

Pada suatu entitas yang bertujuan memperoleh laba memusatkan pengukuran dan
evaluas kinerjanya pada laba yang dihasilkan atau kerugian yang dialami pada suatu
periode tertentu. Laporan laba rugi komprehensif merupakan komponen laporan
keuangan yang melaporkan kinerja atau hasil usaha suatu entitas selama suatu periode
tertentu. Laporan ini disusun untuk digunakan para pemangkukepentingan berdasarkan
pengakuan dan pengukuran unsur-unsur penghasilan (pendapatan dan keuntungan)
serta beban dan kerugian sesuai dengan SAK yang berlaku. Selain menyusun laporan
laba rugi komprehensif, entitas juga wajib menyusun laporan perubahan ekuitas.
Laporan perubahan ekuitas disusun untuk melaporkan perubahan ekuitas yang terjadi
selama suatu periode tertentu. Dalam bab ini, anda akan mempelajari mengenai
penyusunan laporan laba rugi komprehensif dan laporan perubahan ekuitas sesuai
dengan SAK yang berlaku.

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 16


Buku Ajar Akuntansi Keuangan 1

KA.2. Menyajikan Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan


Ekuitas dan Pendapatan Komprehensif Lainnya dengan
benar sesuai SAK yang berlaku.

I.2.8. Mengilustrasikan penyusunan laporan


perubahan ekuitas

I.2.7. Menjelaskan unsur-unsur laporan


perubahan ekuitas

I.2.6. Mengilustrasikan pelaporan pendapatan


komprehensif lainnya

I.2.5. Menjelaskan unsur-unsur pendapatan


komprehensif lainnya

I.2.4. Menjelaskan pengungkapan informasi


mengenai laba perlembar saham dan operasi yang
dihentikan.

I.2.3. Mengilustrasikan penyusunan laporan laba


rugi.

I.2.2. Menjelaskan unsur-unsur dan format


laporan laba rugi

I.2.1. Menjelaskan tujuan, manfaat dan


keterbatasan laporan laba rugi

Gambar 2.1. Bagan Hubungan Antar Indikator dengan KA 2

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 17


Bab 2 – Laporan Laba Rugi, Pendapatan Komprehensif
& Laporan Perubahan Ekuitas
2.1. Tujuan, manfaat dan keterbatasan laporan laba rugi
Laporan laba rugi disusun untuk memberikan informasi tentang kinerja keuangan
entitas selama suatu periode usaha tertentu, yaitu laba rugi, komposisi dan rincian
penghasilan, beban, serta pendapatan komprehensif lain yang berguna untuk
menghitung atau menganalisis profitabilitas, efisiensi, pengembalian investasi, laba per
saham, serta ramalan tentang kemampuan arus kas entitas tersebut. Laporan Laba
Rugi adalah sebuah laporan yang memperlihatkan kesuksesan operasi perusahaan
dalam periode berjalan. Pebisnis dan kelompok investasi menggunakan informasi yang
ada dalam laporan laba rugi untuk menilai profitabilitas, nilai investasi dan kelayakan
kredit. Laporan ini juga menyediakan informasi tentang jumlah, waktu dan kepastian
arus kas yang akan diberikan oleh perusahaan.

Laporan Laba Rugi membantu para penggunanya untuk memprediksi arus kas di masa
depan dengan beberapa cara. Contohnya, investor dapat menggunakan Laporan Laba
Rugi untuk:

a. Menilai performa perusahaan di masa lalu.

Laba yang dihasilkan atau rugi yang dialami entitas selama suatu periode usaha
tertentu adalah ukuran utama atas kinerja suatu entitas. Laporan laba rugi
merupakan pertanggungjawaban manajemen kepada pemangku kepentingan,
khususnya pemegang saham. Pengujian terhadap beban dan pendapatan dapat
membantu menilai kinerja atau performa perusahaan dan juga dapat
membandingkan kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan pesaingnya.
Berbagai keputusan akan didasarkan pada hasil perhitungan laba rugi seperti
pembagian dividen, evaluasi kinerja manajemen dalam hal penentuan bonus,
penetapan strategi dan kebijakan investasi dan sebagainya.

b. Menyediakan dasar untuk memprediksi performa perusahaan di masa depan.

Penyusunan rencana masa depan haruslah didasarkan atas catatan dan kinerja
masa lalu. Informasi mengenai kinerja masa lalu dapat membantu memprediksi
tren penting, jika berlanjut, kinerja perusahaan di masa depan. Biasanya,
kesuksesan performa di masa lalu bukan menjadi penjamin kesuksesan
perusahaan di masa depan. Namun, bagaimanapun dengan mengetahui
performa masa lalu perusahaan, penganalis dapat lebih baik dalam memprediksi
pendapatan masa depan dan peningkatan pendapatan dan arus kas, selama
terdapat hubungan yang berkaitan antara performa masa lalu dan masa depan.

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 18


Buku Ajar Akuntansi Keuangan 1

c. Membantu mengukur risiko atau ketidakpastian arus kas di masa depan.

Informasi dalam berbagai komponen yang ada di Laporan Laba Rugi


Komprehensif, seperti pendapatan, beban, laba dan rugi, menggambarkan
hubungan di antara komponen tersebut. Hal ini juga membantu mengukur tingkat
risiko dari ketidaktercapaian level tertentu dalam arus kas di masa depan. Selain
itu dari laporan laba rugi ini juga dapat diprediksi kemampuan entitas dalam
menghasilkan arus kas di masa depan.

Karena laba bersih yang disajikan dalam Laporan Laba Rugi merefleksikan berbagai
asumsi, maka pengguna perlu memperhatikan batasan tertentu yang berkaitan dengan
informasi dalam Laporan Laba Rugi. Beberapa batasan tersebut meliputi:
a. Hilangnya beberapa komponen tertentu dari Laporan Laba Rugi yang
merupakan komponen yang tidak dapat diukur dengan pasti.

Praktek baru-baru ini melarang adanya pengakuan item tertentu dari penentuan
laba perusahaan meskipun efek dari item tersebut dapat mempengaruhi
performa perusahaan. Contohnya, perusahaan tidak akan mencatat kerugian
atau keuntungan yang tidak diakui atas investasi surat berharga ketika terdapat
ketidakpastian dalam pengakuannya. Kerangka umum yang dapat digunakan
dalam mengidentifikasi hal ini masih lemah.

b. Jumlah laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang dipakai.

Suatu perusahaan mungkin menggunakan metode saldo menurun ganda dalam


penyusutan asetnya, namun perusahaan lain mungkin menggunakan metode
garis lurus. Jika diasumsikan semua faktor seimbang, maka antara perusahaan
yang satu dengan yang lainnya mungkin akan melaporkan laba yang lebih
rendah. Konsekuensinya, perbandingan yang terjadi akan tidak seimbang.

c. Pengukuran laba melibatkan penilaian.

Penilaian ini dapat terlihat dari penilaian masing-masing perusahaan dalam


menentukan umur ekonomis aset yang dimiliki, suatu perusahaan mungkin
menilai umur ekonomis pada aset yang sama mungkin berbeda dengan
penilaian perusahaan lain.

Secara garis besar, Laporan Laba Rugi membantu menilai performa atau kinerja
perusahaan di masa lalu. Selain itu juga memberikan informasi atas kemungkinan
pencapaian level tertentu pada arus kas.

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 19


Bab 2 – Laporan Laba Rugi, Pendapatan Komprehensif
& Laporan Perubahan Ekuitas
2.2. Unsur-unsur laporan laba rugi
Laba bersih terjadi dari transaksi atas beban, pendapatan, keuntungan ataupun
kerugian. Metode pengukuran pendapatan, yakni pendekatan transaksi, berfokus pada
aktifitas hubungan pendapatan yang dapat terjadi selama periode berjalan. Laporan
laba rugi juga dapat mengklasifikasikan pendapatannya yang berasal dari pelanggan,
garis produk, kegiatan operasi atau non operasi, ataupun dari kegiatan yang masih
berlanjut ataupun sudah dihentikan.

Adapun elemen terbesar yang ada di laporan laba rugi komprehensif ialah:
a. Penghasilan (Income)
Penghasilan merupakan peningkatan keuntungan ekonomi yang dapat terjadi
selama periode berjalan. Penghasilan dapat berupa kenaikan atau masuknya
aset, ataupun penurunan kewajiban yang memberi dampak bertambahnya
modal, ataupun yang berasal dari kontribusi pemegang saham. Definisi dari
penghasilan termasuk juga pendapatan dan keuntungan. Pendapatan berasal
dari kegiatan biasa perusahaan dan dapat berbentuk berbagai macam seperti
penjualan, pembayaran ke perusahaan, bunga, dividen dan sewa. Sedangkan,
keuntungan merupakan segala pemasukan yang termasuk dalam definisi
penghasilan yang bisa berasal dari aktifitas biasa perusahaan dan bisa juga
tidak. Keuntungan dapat berupa keuntungan dari penjualan aset jangka panjang
dan keuntungan yang tidak diakui dari penjualan surat berharga.
b. Beban (Expenses)
Beban merupakan penurunan keuntungan ekonomi yang dapat terjadi selama
periode berjalan. Beban dapat berupa pengeluaran atau deplesi aset, ataupun
kenaikan kewajiban yang memberi dampak pada penurunan modal, ataupun
yang disebabkan oleh adanya kontribusi ke pihak pemegang saham. Definisi dari
beban termasuk juga beban dan kerugian. Beban secara umum timbul dari
kegiatan biasa perusahaan seperti harga pokok penjualan, depresiasi, sewa, gaji
dan upah. Sedangkan kerugian merupakan segala item lainnya yang dapat
termasuk dalam definisi beban. Kerugian ini dapat terjadi dari kegiatan biasa
perusahaan atau juga tidak. Komponen-komponen yang termasuk kerugian
contohnya kerugian dalam biaya konstruksi, kerugian yang berhubungan dengan
penjualan aset jangka panjang, ataupun kerugian yang tidak diakui dalam
perdagangan surat berharga.

Ketika laba dan rugi dilaporkan dalam laporan laba rugi, kedua komponen tersebut
diungkapkan secara terpisah. Hal ini dikarenakan informasi yang diberikan akan
digunakan untuk mengukur arus kas yang akan datang. Penjualan yang terjadi selama
periode berjalan dari perusahaan dapat dicatat sebagai pendapatan atau laba. Jika
perusahaan mencatatnya sebagai pendapatan, maka dapat dipastikan bahwa

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 20


Buku Ajar Akuntansi Keuangan 1

penjualan tersebut merupakan penjualan dari kegiatan operasi rutin perusahaan.


Namun, jika perusahaan mencatat hasil sebuah penjualan sebagai laba, maka
penjualan tersebut bisa saja merupakan penjualan atas aset jangka panjang
perusahaan dan bukan merupakan penjualan dari kegiatan operasi rutin perusahaan.

Kita tidak dapat terlalu menekankan pentingnya elemen-elemen di atas. Hal ini
dikarenakan, investor ataupun kreditor dalam melihat laporan keuangan memiliki
bagian-bagian tertentu yang ingin mereka fokuskan (tidak selalu fokus pada elemen-
elemen secara keseluruhan). Seperti yang telah kita ketahui, investor ingin dapat
memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian laba dan arus kas di masa depan.
Penyajian laporan keuangan yang menyajikan informasi tentang perbandingan kinerja
perusahaan antara periode sekarang dan periode lalu dapat memberikan pengukuran
yang lebih baik kepada investor untuk memprediksi laba dan arus kas yang dapat
mereka terima di masa yang akan datang.

2.3. Penyusunan laporan laba rugi


Komponen dalam pengungkapan laporan laba rugi membantu pengguna untuk
mengetahui informasi mengenai kinerja perusahaan pada periode berjalan serta
memberikan dasar untuk memprediksi hasil di masa depan. IFRS tidak
menspesifikasikan komponen tertentu yang harus digunakan dalam melaporkan
informasi laporan laba rugi. Namun, paling tidak harus terdapat komponen-komponen
berikut ini yang harus diungkapkan dalam laporan laba rugi. Komponen-komponen
tersebut meliputi:
 Pendapatan
 Beban Pajak
 Biaya keuangan (atau disebut juga beban bunga)
 Pembagian keuntungan atau kerugian dalam asosiasi atau kerjasama berbentuk
Joint Venture
 Jumlah masing-masing dari total:
a. Laba atau rugi setelah pajak dari kegiatan yang diberhentikan.
b. Laba atau rugi setelah pajak yang diakui dari penjualan, pembuangan aset
dari kegiatan yang diberhentikan.
c. Laba atau rugi bersih

Perusahaan biasanya menampilkan beberapa atau seluruh bagian dan total komponen
yang ada di laporan laba rugi berikut ini:
1. Bagian penjualan atau pendapatan. Tujuannya ialah untuk mendapatkan jumlah
pendapatan dari penjualan.
2. Bagian harga pokok penjualan. Menunjukkan biaya barang yang terjual untuk
menghasilkan penjual.

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 21


Bab 2 – Laporan Laba Rugi, Pendapatan Komprehensif
& Laporan Perubahan Ekuitas
3. Laba kotor. Yaitu pendapatan dikurangi harga pokok penjualan.
4. Beban penjualan. Beban yang timbul dari seluruh usaha perusahaan untuk
menghasilkan penjualan.
5. Beban administrasi dan umum. Berisi beban dari bagian administrasi dan umum.
6. Beban dan pendapatan lainnya.
7. Pendapatan operasional.
8. Biaya keuangan. Item terpisah yang melaporkan beban keuangan perusahaan,
biasa disebut beban bunga.
9. Pendapatan sebelum pajak.
10. Pendapatan pajak.
11. Pendapatan dari kegiatan operasi yang berlanjut.
12. Operasi yang diberhentikan. Laba atau rugi yang dihasilkan dari disposisi
komponen dari perusahaan.
13. Bunga Minoritas.
14. Laba Per Saham.

Dalam beberapa kasus, perusahaan tidak dapat menampilkan seluruh detail beban dari
laporan keuangan. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan melakukan pemadatan laporan
laba rugi dengan hanya memasukkan total komponen dari laporan laba rugi.
Perusahaan juga menambahkan tabel pelengkap untuk mendukung total yang
ditampilkan. Untuk itu, pengguna yang ingin mengetahui seluruh data atas operasi
harus memfokuskan perhatiannya pada tabel pelengkap ini.

Pelaporan yang Terdapat dalam Laporan Laba Rugi


Laba Kotor
Pelaporan laba kotor dalam laporan laba rugi menyajikan informasi yang akan sangat
berguna dalam mengevaluasi kinerja perusahaan dan memprediksi arus kas di masa
depan. Pembaca laporan keuangan biasanya mempelajari perubahan laba kotor untuk
mengetahui bagaimana tekanan kompetitif perusahaan mempengaruhi margin atau
perubahan laba.

Laba Operasi
Laba operasi dapat didapat dengan mengurangi penjualan dengan beban administrasi
sama seperti pendapatan dan beban dalam memperoleh laba kotor. Laba operasi
biasanya menekankan pada item-item yang mempengaruhi aktifitas biasa perusahaan.
Hal ini lah yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi jumlah, waktu dan
ketidakpastian arus kas di masa yang akan datang.

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 22


Buku Ajar Akuntansi Keuangan 1

Klasifikasi Beban
Perusahaan diminta untuk memberikan analisis terhadap pengkalisifikasian beban yang
diklasifikasikan berdasarkan sifat ataupun fungsinya. Keuntungan pengklasifikasian
beban berdasarkan sifatnya ialah metode ini lebih mudah dan sederhana diterapkan di
mana pengklasifikasian berdasarkan fungsi beban tidak terlalu dibutuhkan.

Perusahaan manufaktur yang harus melaporkan biaya produksinya, dengan


menggunakan pendekatan ini diperbolehkan untuk melaporkan biayanya tanpa
membuat alokasi sembarangan. Di sisi lain, pengklasifikasian biaya berdasarkan
fungsinya dapat memberikan gambaran kepada pengguna mengenai biaya-biaya yang
paling sering terjadi dalam kegiatan perusahaan dan dapat membantu pengguna untuk
mengukur apakah jumlah tersebut cocok terhadap pendapatan yang dihasilkan.
Namun, kelemahan penggunaan metode ini ialah akan ada kemungkina perusahaan
memberikan alokasi sembarang sehingga akan menimbulkan informasi yang
menyesatkan.

Biasanya penggunaan pengklasifikasian beban berdasarkan fungsinya dikarenakan


alasan kepraktisan. Meskipun begitu, perusahaan menganggap bahwa kedua metode
pengklasifikasian beban tersebut sama-sama baik untuk digunakan. Oleh karena itu,
biasanya dalam laporan laba rugi pengklasifikasian beban menggunakan metode
pengklasifikasian berdasarkan fungsi. Namun, beban-beban tersebut akan diperjelas
dengan menggunakan metode pengklasifikasian berdasarkan sifatnya pada catatan
atas laporan keuangan.

Keuntungan dan Kerugian


Kerangka mengenai pelaporan sumber keuntungan dan kerugian dalam laporan laba
rugi merupakan hal yang penting untuk mengukur keandalan laporan keuangan
tersebut. Beberapa berpendapat bahwa ukuran yang dapat digunakan untuk
menghasilkan informasi yang berguna dapat dilihat dari jumlah penghasilan yang
berasal dari kegiatan operasi perusahaan dan kegiatan yang terjadi berulang-ulang
lainnya. Sedangkan, item-item yang berasal dari kegiatan yang jarang terjadi tidak
dapat memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan pendapatan di
masa depan. Namun, dengan mengabaikan item-item yang berasal dari kegiatan
perusahaan yang jarang terjadi juga dapat menyebabkan pengguna melewatkan
informasi penting yang mungkin saja dapat tercermin dari item yang berasal dari
kegiatan perusahaan yang jarang terjadi.

IASB menyatakan bahwa baik pendapatan dan beban ataupun pendapatan dan beban
lain-lain harus dilaporkan sebagai bagian dari pendapatan operasi. Oleh karena itu,
perusahaan dapat menyajikan informasi tambahan ketika penyajian yang diberika tidak

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 23


Bab 2 – Laporan Laba Rugi, Pendapatan Komprehensif
& Laporan Perubahan Ekuitas
relevan dengan pemahaman kinerja keuangan entitas. IFRS mengindikasikan bahwa
informasi tambahan yang mungkin membutuhkan pengungkapan pada laporan laba
rugi dapat membantu pengguna untuk memprediksi jumlah, waktu dan ketidakpastian
arus kas di masa yang akan datang.

Pendapatan sebelum Pendapatan Pajak


IFRS mengharuskan perusahaan untuk melaporkan biaya keuangannya pada laporan
laba rugi. Alasannya adalah agar pengguna dapat melihat pemisahan antara aktifitas
bisnis perusahaan (bagaimana perusahaan menggunakan modal untuk menghasilkan
sesuatu) dan aktifitas keuangannya (bagaimana perusahaan mendapatkan modal bagi
perusahaannya).

Laba Bersih
Laba bersih merupakan laba yang dihasilkan setelah seluruh pendapatan dan beban
pada periode berjalan dipertimbangkan. Hal ini memperlihatkan ukuran-ukuran
keberhasilan ataupun kegagalan kinerja perusahaan pada periode berjalan. Pajak
pendapatan disajikan di laporan laba rugi tepat sebelum pendapatan bersih, hal ini
dikarenakan beban pajak tidak dapat dimasukkan sebelum seluruh pendapatan dan
beban ditentukan. Hal ini dikarenakan tidak semua pendapatan atau beban yang diakui
merupakan pendapatan dan beban yang diakui untuk kepentingan perpajakan.
Pemahaman tentang bagaimana perusahaan mendapatkan pajak pendapatan sangat
penting untuk melipat seperti apa masa depan perusahaan.

Laba Ditahan
Laba bersih menambah laba ditahan. Rugi bersih mengurangi laba ditahan. Kas atau
dividen saham mengurangi laba ditahan. Perubahan prinsip akuntansi (secara umum)
ataupun penyesuaian pada periode sebelumnya dapat mengurangi atau menambah
laba ditahan. Rekonsiliasi saldo laba ditahan dari saldo awal hingga saldo akhir
menggambarkan mengapa laba ditahan dapat bertambah ataupun berkurang.

Pembatasan Laba Ditahan


Pada banyak kasus, perusahaan memindahkan saldo laba ditahan yang dibatasi ke
sebuah akun yang bernama Laba Ditahan Disesuaikan. Bagian laba ditahan
menyajikan dua jumlah yang berbeda: (1) Laba ditahan bebas (tidak dibatasi) dan (2)
Laba ditahan disesuaikan (dibatasi). Jumlah kedua komponen tersebut sama dengan
jumlah laba ditahan.

Alokasi Bunga yang Tidak Dikontrol


Kepemilikan sebuah perusahaan dapat terjadi akibat persentase kepemilikan saham
oleh perusahaan lain. Jika sebuah perusahaan memiliki saham 50 persen atas

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 24


Buku Ajar Akuntansi Keuangan 1

perusahaan lain, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan perusahaan induk. Jika
perusahaan tersebut memiliki 100 persen saham atas perusahaan lain, maka
perusahaan tersebut dapat dikatak memiliki perusahaan lain tersebut. Jika kurang dari
100 persen, dapat dikatan berpotensi memiliki perusahaan atas saham yang
dimilikinya. Dari perjanjian atas kepemilikan saham tersebut, kepemilikan perusahaan
yang menerbitkan saham dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Bunga mayoritas, yaitu bunga yang direpresentasikan oleh pemegang saham
yang memiliki kontrol atas bunga tersebut.
2. Bunga minoritas, yaitu bunga yang direpresentasikan oleh pemegang saham
yang tidak memiliki kewenangan mengontrol.

Alokasi Pajak Intraperiode


Perusahaan melaporkan kegiatan perusahaan yang telah diberhentikan pada laporan
laba bersih dari pajak. Alokasi pajak pada item ini biasa disebut alokasi pajak
intraperiode. Alokasi pajak intraperiode memberikan pemahaman yang lebih bagi
pengguna laporan keuangan untuk mengetahui pengaruh pendapatan pada berbagai
komponen yang ada pada laba bersih. Perusahaan menggunakan alokasi pajak
intraperiode pada laporan laba rugi untuk item-item berikut: (1) pendapatan dari
kegiatan operasi perusahaan dan (2) kegiatan operasi perusahaan yang telah
dihentikan.

2.4. Unsur-unsur pendapatan komprehensif lainnya


Jika perusahaan menyajikan laporan laba rugi komprehensif, maka perusahaan harus
mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan: (1) Pendapatan komprehensif
lainnya yang diklasifikasikan berdasarkan sifatnya, (2) pendapatan komprehensif dari
asosiasi atau kerja sama Joint Venture dan (3) total pendapatan komprehensif.

Pendapatan komprehensif termasuk semua pendapatan, laba, beban dan kerugian


yang ada di laba bersih serta semua perubahan pada modal selama satu periode
kecuali perubahan yang disebabkan oleh investasi dari pemilik maupun distribusi untuk
pemilik.

Perubahan modal yang disebabkan bukan dari transaksi dari pemilik disebut dengan
pendapatan komprehensif lainnya, sehingga pendapatan komprehensif lainnya adalah
pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laba rugi dari laporan laba rugi
komprehensif sebagaimana dinyatakan dalam SAK lainnya.

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 25


Bab 2 – Laporan Laba Rugi, Pendapatan Komprehensif
& Laporan Perubahan Ekuitas
Komponen pendapatan komprehensif lainnya adalah:
a. Perubahan dalam surplus revaliasi aset tetap dan aset tak berwujud, karena
entitas menggunakan metode revaluasi untuk satu atau lebih kelompok aset
tetap dan aset tak berwujud, sebagaimana diatur dalam PSAK 16 Aset Tetap
dan PSAK 18 Aset Tak Berwujud.
b. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti, sebagaimana
diatur dalam PSAK 24 imbalan kerja.
c. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan,
sebagaimana diatur dalam PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta
Asing
d. Keuntungan dan kerugian pengukuran kembali aset keuangan yang
dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual, sebagaimana diatur dalam PSAK 55
Instrumen Keuangan: Pengukuran dan Pengakuan
e. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam
rangka lindung nilai arus kas, sebagaimana diatur dalam PSAK 55 Instrumen
Keuangan: Pengukuran dan Pengakuan

2.5. Pelaporan pendapatan komprehensif lainnya


Pendapatan komprehensi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif adalah
penambahan dan pengurangan komponen pendapatan komprehensif lain selama
periode pelaporan, sedangkan saldo akhir dari pendapatan komprehensif lain disajikan
dalam laporan posisi keuangan.

Entitas dapat menyajikan komponen pendapatan komprehensif lain berdasarkan:


a. Jumlah neto dari dampak pajak terkait atau
b. Jumlah sebelum dampak pajak terkait disertai dengan total pajak penghasilan
yang terkait dengan komponen tersebut.

IASB mengharuskan perusahaan untuk menampilkan pendapatan komprehensifnya


dengan menggunakan satu dari dua cara yang dianjurkan: (1) Sebuah laporan laba rugi
kedua (terpisah) dan (2) kombinasi laporan dari pendapatan komprehensif.

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 26


Buku Ajar Akuntansi Keuangan 1

Contoh laporan laba rugi dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2. Laporan Laba Rugi Komprehensif

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 27


Bab 2 – Laporan Laba Rugi, Pendapatan Komprehensif
& Laporan Perubahan Ekuitas
2.6. Pengungkapan laba per lembar saham dan operasi yang dihentikan
Perhitungan laba per saham biasanya langsung. Laba per saham ini didapatkan dari
laba dikurangi dengan dividen preferen (laba yang tersedia untuk pemegang saham
biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang saham beredar.

Perlu diingat bahwa laba per saham menunjukkan jumlah uang dari tiap saham biasa,
bukan jumlah uang yang harus dibayarkan sebagai dividen. Dikarenakan pentingnya
informasi mengenai laba per saham, maka perusahaan perlu menyajika pengungkapan
laba per saham pada laporan laba rugi.

Operasi yang Tidak Dilanjutkan (Discontinued Operation)


Bila perusahaan menghentikan suatu lini usahanya, maka penghasilan, keuntungan
atau kerugian setelah pajak sehubungan dengan penghentian usaha tersebut perlu
diungkapkan secara eksplisit agar terpisah dari laba rugi dari usaha normal.
Perusahaan yang menghentikan lini usahanya juga harus melaporkan penghasilan,
keuntungan atau kerugian per lembar saham pada laporan laba rugi atau pada catatan
atas laporan keuangan. Selain itu beberapa informasi perlu diungkapkan di catatan atas
laporan keuangan mengenai:
a. Hakikat, segmen industri, dan geografis operasi yang dihentikan.
b. Tanggal efektif dan cara penghentian yaitu melalui penjualan atau penutupan
c. Untung rugi dan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam perhitungan
d. Pendapatan dan laba rugi aktivitas normal operasi tersebut selama periode
laporan dan periode sebelumnya.

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 28


Buku Ajar Akuntansi Keuangan 1

Contoh pelaporan operasi yang tidak dilanjutkan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.3. Pelaporan Operasi yang Tidak Dilanjutkan pada Laporan Laba
Rugi

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 29


Bab 2 – Laporan Laba Rugi, Pendapatan Komprehensif
& Laporan Perubahan Ekuitas
2.7. Unsur-unsur laporan perubahan ekuitas
Sebagai tambahan laporan pendapatan komprehensif lainnya, perusahaan juga diminta
untuk menyajikan laporan perubahan ekuitas. Perubahan ekuitas merupakan salah satu
informasi utama yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan. Perubahan ekuitas
menunjukkan perubahan yang terjadi atas peningkatan atau penurunan pada aset neto
pemilik yang berasal dari:
a. Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, misalnya setoran
modal dan pembagian dividen.
b. Hasil usaha periode yang bersangkutan atau laba rugi bersih
c. Keuntungan dan kerugian yang dihasilkan entitas
d. Pendapatan komprehensif lain, seperti penilaian kembali aset tetap, penilaian
kembali aset keuangan tersedia untuk dijual, selisih kurs translasi laporan
keuangan
e. Koreksi atau penyesuaian atas saldo laba periode lalu.

2.8. Penyusunan laporan perubahan ekuitas


PSAK 1 menetapkan bahwa dalam menyajikan laporan perubahan ekuitas, entitas
harus menunjukkan:
a. Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara
terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan
kepada kepentingan non pengendali.
b. Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian
kembali secara retrospektif yang diakui dalam PSAK 25 (2014) Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
c. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan
akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang
timbul dari:
 Laba rugi;
 Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain, dan
 Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang
menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada
pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak
menyebabkan hilang pengendalian.

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 30


Buku Ajar Akuntansi Keuangan 1

Contoh laporan perubahan ekuitas dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.4. Laporan Perubahan Ekuitas

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 31


Bab 2 – Laporan Laba Rugi, Pendapatan Komprehensif
& Laporan Perubahan Ekuitas
RANGKUMAN
Pembahasan pada bab kedua ini difokuskan pada cara penyajian Laporan Laba Rugi
Laporan Perubahan Ekuitas, dan Pendapatan Komprehensif. Setelah menyelesaikan
bab ini, mahasiswa diharapkan dapat menyajikan Laporan Laba Rugi Laporan
Perubahan Ekuitas, dan Pendapatan Komprehensif dengan benar sesuai dengan SAK
yang berlaku. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa akan mempelajari bagaimana
menyajikan Laporan Posisi Keuangan, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan dengan benar sesuai dengan SAK yang berlaku.

Evaluasi Diri

Setelah mempelajari bab ini, saya dapat:


Menjelaskan tujuan, manfaat dan keterbatasan laporan laba rugi
Menjelaskan unsur-unsur dan format laporan laba rugi
Mengilustrasikan penyusunan laporan laba rugi
Menjelaskan pengungkapan informasi mengenai Laba per Lembar Saham
dan Operasi yang Dihentikan
Menjelaskan unsur-unsur pendapatan komprehensif lainnya
Mengilustrasikan pelaporan pendapatan komprehensif lainnya
Menjelaskan unsur-unsur dan format laporan perubahan ekuitas
Mengilustrasikan penyusunan laporan perubahan ekuitas
Beri tanda:
√ Bila anda dapat menjawab evaluasi ini.
? Bila ada belum dapat menjawab evaluasi ini, berarti anda diharapkan untuk
mempelajari kembali bagian tersebut dalam bab ini.

PENILAIAN
- Untuk bab ini penilaian akan dilakukan dengan tes pada saat Ujian Tengah
Semester
- Mahasiswa yang mengikuti perkuliahan ini diminta untuk melengkapi portofolio
yang ditugaskan yaitu:
o membuat rangkuman mengenai Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan
Ekuitas, dan Pendapatan Komprehensif untuk dikumpulkan pada
pertemuan kedua.
o mengerjakan soal latihan E4-6, E4-10, E4-11, P4-1 di buku Kieso,
Weygandt dan Warfield (2014)

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 32


Buku Ajar Akuntansi Keuangan 1

LATIHAN MANDIRI
Latihan 3.1.
Susunlah Laporan Laba Rugi dan hitung rasio Laba perlembar saham untuk PT. Kinder Solution
dari informasi yang tersedia berikut ini:
Penjualan Rp 1.100.000 Pendapatan diterima di Rp 4.400
muka
Potongan pembelian Rp 18.000 Utang bunga Rp 1.000
Pembelian Rp 642.000 Tanah Rp 370.000
Rugi dari operasi yang Rp 42.000 Hak Paten Rp 100.000
dihentikan (setelah pajak)
Beban penjualan Rp 128.000 Laba ditahan 1 Januari Rp 290.000
2015
Kas Rp 60.000 Beban bunga Rp 17.000
Piutang usaha Rp 90.000 Beban administrasi Rp 150.000
Modal saham Rp 200.000 Dividen saham biasa Rp 29.000
Akumulasi penyusutan Rp 180.000 Cadangan kerugian Rp 5.000
piutang
Pendapatan dividen Rp 8.000 Wesel bayar Rp 200.000
Persediaan, 1 Januari 2015 Rp 152.000 Aset tetap Rp 450.000
Persediaan, 31 Desember Rp 125.000 Perlengkapan Rp 40.000
2015
Utang usaha Rp 60.000 Saham Biasa beredar 50.000 lembar
Pajak penghasilan Rp 48.600

DAFTAR BACAAN
IAS 1 (2012), Presentation of Financial Statements

Kartikahadi, Sinaga, Saymsul, dan Siregar. 2016. Akuntansi Keuangan berdasarkan


SAK berbasis IFRS Jilid 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Kieso, Weygandt, and Warfield. 2014. Intermediate Accounting IFRS 2nd edition. John
Wiley & Sonss, Inc. China.

Martani, Siregar, Wardhani, Farahmita, dan Tanujaya. 2012. Akuntansi Keuangan


berdasarkan SAK berbasis IFRS Jilid 1. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

PSAK 1 (2014). Penyajian Laporan Keuangan

Elin Erlina Sasanti & Eni Indriani | 33

Anda mungkin juga menyukai