Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AUDITING 1

( LAPORAN AKUNTAN )

DOSEN PENGAMPU :

MUHAMMAD LUTHFI, S.E.,M.Si

Disusun Oleh:

KELOMPOK 4

1. Masayu Aisyah ( 20210014 )


2. Putri Agustin ( 20210018 )
3. Riska Utami ( 20210021 )
4. Selsa Ulandari ( 20210022 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT. Salawat dan
salam tak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga serta
sahabatnya yang telah membimbing umatnya kejalan yang benar diatas keridhaan
ALLAH SWT.

Makalah yang Berjudul ‘Laporan Akuntan’ ini penulis susun untuk


memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Auditing 1 yang diampu oleh Bapak
Muhammad Luthfi, S.E.,M.Si di Universitas Malahayati Bandar Lampung.

Sekalipun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun ini merupakan
salah satu hasil usaha yang maksimal, karena dalam proses penyelesaiannya tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis temui. Namun berkat pertolongan
ALLAH SWT, yang telah memberikan nikmat-Nya dan kesungguhan kepada
penulis serta bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandar Lampung, 18 Oktober 2022

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam setiap akhir pemeriksaan dalam pemeriksaan umum (general audit),


KAP akan memberikan suatu laporan akuntan, dalam makalah ini akan di bahas
mengenai laporan tersebut.

PERUMUSAN MASALAH

Dalam menyusun makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah yang


berkaitan dengan laporan akuntan :

1. Jenis Pendapat Akuntan


2. Jenis Laporan Akuntan
3. Pertimbangan auditor atas kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya

TUJUAN PENULISAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pemriksaan Akuntansi dan juga
untuk mengetahui lebih banyak mengenai laporan akuntan.

SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam penyusunan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

BAB I  PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN

ii
Pada bab ini dibahas mengenai jenis pendapat akuntan serta jenis laporan
akuntan.

BAB III  PENUTUP

Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB II
PEMBAHASAN

LAPORAN AKUNTAN

Pada akhir pemeriksaannya, dalam pemeriksaan umum (general audit),


KAP akan memberikan suatu laporan akuntan yang terdiri dari:

a. Lembaran opini, yang merupakan tanggung jawab akuntan publik, dimana


akuntan publik memberikan pendapatnya terhadap kewajaran laporan
keuangan yang disusun oleh manajemen dan merupakan tanggung jawab
manajemen.
b. Laporan keuangan, yang terdiri dari :
 Neraca
 Laporan Laba-Rugi
 Laporan Perubahan Ekuitas
 Laporan Arus Kas
 Catatan atas Laporan Keuangan, yang antara lain berisi:
bagian umum (menjelaskan latar belakang perusahaan), kebijakan
akuntansi dan penjelasan atas pos-pos neraca dan laba rugi.
 Informasi tambahan berupa lampiran mengenai perincian pos-pos
yang penting seperti perincian piutang, aktiva tetap, hutang, beban
umum dan administrasi serta beban penjualan.
Tanggal laporan akuntan harus sama dengan laporan selesainya pekerjaan
lapangan dan tanggal surat pernyataan langganan, karena menunjukan sampai
tanggal berapa akuntan bertanggung jawab untuk menjelaskan hal-hal penting
yang terjadi. Jika sesudah tanggal selesainya pekerjaan lapangan (audit field
work), terjadi peristiwa penting yang jumlahnya material dan mempunyai
pengaruh terhadap laporan keuangan yang diperiksa, dan saat itu laporan audit
belum dikeluarkan, auditor harus menjelaskan kejadian penting tersebut dalam
catatan atas laporan keuangan dan lembaran opini. Untuk tanggal laporan akuntan

1
mempunyai dua tanggal (dual dating), ke-1 tanggal selesainya pemeriksaan
lapangan, ke-2 tanggal terjadinya peristiwa penting tersebut.

4.1 JENIS-JENIS PENDAPAT AKUNTAN

Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 (PSA 29 SA


Seksi 508), ada lima jenis pendapat akuntan, yaitu:

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified opinion)


2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang
ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified opinion with
explanatory language)
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion)
4. Pendapat tidak wajar (Adverse opinion)
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer opinion)

4.1.1 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)

Diberikan karena :
Auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing
yang ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, mengumpulkan bahan-
bahan pembuktian yang cukup untuk mendukung opininya, serta tidak
menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari
SAK/ETAP/IFRS, maka auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa
pengecualian.

Laporan keuangan telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan (Lap.Neraca), hasil usaha (Lap.Laba-Rugi),
perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS..

2
4.1.2 Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang
Ditambahkan dalam Laporan Audit Bentuk Baku (Unqualified Opinion with
Explanatory Language

Pendapat Ini Diberikan karena :


- Terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan
paragraf penjelasan dalam laporan audit, namun tidak mempengaruhi
pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor.

Keadaan yang dimaksud meliputi :

 Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor


independen lain

 Mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena


keadaan-keadaan yang luar biasa, laporan keuangan disajikan
menyimpang dari suatu standar akuntansi yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia.

 Keyakinan auditor dengan kesangsian mengenai kelangsungan


hidup entitas, namun setelah mempertimbangkan rencana
manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen
tersebut dapat secara efektif dilaksanakan dan pengungkapan
mengenai hal itu telah memadai.

 Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material


dalam penggunaan standar akuntansi atau dalam metode
penerapannya.

 Berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan


komparatif

 Data keuangan kuartalan tertentu yang diharuskan oleh Bapepam


namun tidak disajikan atau tidak direview

3
 Informasi tambahan yang penyajiannya menyimpang jauh dari
pedoman dihilangkan, dan auditor tidak melengkapi dengan
prosedur audit yang terkait atau auditor tidak dapat menghilangkan
keraguan atas informasi tambahan tersebut

- Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan


yang diaudit secara material tidak konsisten dengan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan.

4.1.3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)

Pendapat ini Dinyatakan karena :


 Penyajian laporan keuangan telah wajar (dalam semua hal yang
material laporan keuangan telah sesuai dengan PABU) kecuali
untuk hal yang dikecualikan.

Pengecualian yang dimaksud :

 Tidak ada bukti kompeten yang cukup


 Adanya pembatasan lingkup audit
 Auditor tidak dapat memberikan ‘Unqualified’ dan ‘Disclaimer’
 Auditor yakin, laporan keuangan menyimpang dari PABU secara
material, namun tidak dapat memberikan ‘Adverse’
 Auditor harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam
satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum
paragraf pendapat
 Auditor harus mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan
menunjuk ke paragraf penjelasan didalam paragraf pendapat
 Harus berisi kata ‘kecuali untuk’ atau ‘pengecualian untuk’

4.1.4 Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)

Pendapat ini dinyatakan bila :

4
 menurut pertimbangan auditor laporan keuangan secara
keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan
SAK/ETAP/IFRS.

Harus dijelaskan dalam paragraf yang terpisah sebelum paragraf pendapat


dalam laporannya, semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar
dan dampak utama yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar
terhadap posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas.

4.1.5. Pernyataan Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)

Diberikan karena :

 Auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan, Auditor tidak


dapat merumuskan suatu pendapat tentang kewajaran laporan keuangan
sesuai dengan SAK/ETAP/IFRS.

Auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk


memberikan pendapat atas laporan keuangan.

Auditor harus menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan


substantif yang mendukung pembatasan tsb

Auditor tidak harus menunjukkan prosedur yang dilaksanakan dan tidak


harus menjelaskan karakteristik auditnya dalam suatu paragraf lingkup
audit dalam laporan audit bentuk baku.

4.2 JENIS-JENIS LAPORAN AKUNTAN

4.2.1. Laporan Auditor Bentuk Baku

Laporan auditor bentuk baku harus menyebutkan laporan keuangan yang


diaudit dalam paragraf pengantar, menggambarkan sifat audit dalam paragraf
lingkup audit, dan menyatakan pendapat auditor dalam paragraf pendapat. Untuk

5
laporan auditor bentuk baku bisa digunakan untuk satu kesatuan utuh laporan
keuangan atau komparatif.

Unsur pokok laporan auditor bentuk baku adalah:

a. Suatu judul yang memuat kata independen


b. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan
auditor telah diaudit oleh auditor.
c. Suatu pernyataan bahwa laporan k4euangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak pada
pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan atas auditnya.
d. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing
yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.
e. Suatu pernyataan bahwa standar auditing mengharuskan auditor
merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material.

f. Suatu pernyataan bahwa audit meliputi:


 Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan
keuangan.
 Penentuan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi-estimasi
signifikan yang dibuat manajemen.
 Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
g. Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan
memberikan dasar memadai untuk memberikan pendapat.
h. Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan
keuangan pada tanggal neraca dan hasil usaha dan arus kas untuk periode

6
yang berakhir pada tanggal sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
i. Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin usaha
kantor akuntan publik.
j. Tanggal laporan auditor.

7
Berikut ini adalah “Contoh Laporan Auditor Bentuk Baku”:

8
4.2.2 Laporan Auditor Independen Tentang Dampak Memburuknya Kondisi
Ekonomi Indonesia Terhadap Kelangsungan Hidup Entitas
Komite Standar Profesional Akuntan Publik, di bulan Maret 1998 telah
mengeluarkan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) No. 30.01 yang
berjudul “Laporan Auditor Independen Tentang Dampak Memburuknya Kondisi
Ekonomi Indonesia Terhadap Kelangsungan Hidup Entitas” yang berlaku efektif
untuk laporan audit yang diterbitkan setelah tanggal 2 Maret 1998.
Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia Pasifik
pada umumnya, yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 sebagai akibat
terjadinya depresiasi mata uang di negara-negara tersebut, berdampak signifikan
terhadap laporan keuangan perusahaan di Indonesia pada umumnya untuk tahun
buku 1997. Dampak tersebut perlu dipertimbangkan oleh auditor dalam penyusunan
laporan auditnya, sehingga pengguna laporan auditor dapat mengetahui dampak
tersebut terhadap laporan keuangan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam hal ini auditor perlu mempertimbangkan tiga hal:
1. Kewajiban auditor untuk memberikan saran bagi kliennya dalam
mengungkapkan dampak kondisi ekonomi tersebut (jika ada) terhadap
kemampuan entitas didalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2. Pengungkapan peristiwa kemudian yang mungkin timbul sebagai akibat dari
kondisi ekonomi tersebut.
3. Modifikasi laporan auditor bentuk baku jika memburuknya kondisi ekonomi
tersebut berdampak terhadap kemampuan entitas untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
Informasi yang perlu diungkapan oleh manajemen terdiri atas empat komponen
berikut ini:
1. Gambaran umum memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah
regional Asia Pasifik pada umumnya.
2. Uraian tentang tindakan manajemen dalam memberikan respon atas
memburuknya kondisi ekonomi tersebut.
3. Uraian tentang rencana tindakan manajemen yang belum
diimplementasikan.

9
4. Pernyataan manajemen bahwa penyelesaian memburuknya kondisi ekonomi
tersebut tergantung atas kebijakan ekonomi dan moneter yang akan diambil
oleh pemerintah Indonesia, yang berada diluar kendali perusahaan.

Berikut ini diberikan contoh mengenai penjelasan atas laporan keuangan maupun
dilembar opini.
Gambaran umum memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah Regional
Asia pasifik Pada Umumnya
Banyak negara di wilayah regional Asia Pasifik, termasuk Indonesia, mengalami
dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang
negara-negara tersebut. Akibat utamanya adalah sangat langkanya likuiditas, tingginya
tingkat bunga dan kurs mata uang. Kondisi ini mencakup pula penurunan drastis harga
saham, pengetatan penyediaan kredit, dan penghentian atau penundaan pelaksanaan
proyek kontruksi tertentu. Dampak memburuknya kondisi ekonomi Indonesia terhadap
customer perusahaan telah menurunkan jumlah penjualan dan mengakibatkan
meningkatnya risiko kredit bawaan dalam piutang usaha.
4.3 PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS KEMAMPUAN ENTITAS DALAM
MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUPNYA

Dalam PSA No.30 (IAPI,2011:341.1-342.7) antara lain dinyatakan

 Auditor bertanggungjawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar


terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan
keuangan yang sedang diaudit (selanjutnya periode tersebut akan disebut dengan
jangka wakiu pantas). Evaluasi auditor berdasarkan atas pengetahuan tentang
kondisi dan peristiwa yang ada pada atau yang telah terjadi sebelum pekerjaan
lapangan selesal. Informasi tentang kondisi dan peristiwa diperoleh auditor dari
penerapan prosedur audit yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan audit yang bersangkutan dengan asersi manajemen yang terkandung dalam
laporan keuangan yang sedang diaudit.

10
 Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka
waktu pantas dengan cara sebagai berikut:

(a) Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam


perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit,dan
penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasi keadaan atau peristiwa yang secara
keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.
Mungkin diperlukan untuk memperoleh informasi tambahan mengenai kondisi
dan peristiwa beserta bukti-bukti yang mendukung informasi yang mengurangi
kesangsian auditor.

(b) Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
pantas, ia harus:

(i) Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk


mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, dan

(ii) Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara


efektif dilaksanakan.

(c) Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, ia mengambil kesimpulan


apakah ia masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas.

 Auditor tidak bertanggungjawab untuk memprediksi kondisi atau peristiwa yang


akan datang.Fakta bahwa entitas kemungkinan akan berakhir kelangsungan
hidupnya setelah menerima laporan dari auditor yang tidak memperlihatkan
kesangsian besar,dalam jangka waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan,
tidak berarti dengan sendirinya menunjukkan kinerja audit yang tidak memadai.
Oleh karena itu,tidak dicantumkannya kesangsian besar dalam laporan auditor tidak
seharusnya dipandang sebagai jaminan mengenai kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya.

11
 Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk
mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara
keseluruhan,menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu
pantas.Hasil prosedur audit yang dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan audit yang lain harus cukup untuk tujuan tersebut.

Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi atau
peristiwa tersebut:

(a) Prosedur analitik.

(b) Review terhadap peristiwa kemudian.

(c) Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan perjanjian


penarikan utang.

(d) Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite atau
panitia penting yang dibentuk.

(e) Permintaan keterangan kepada penasihat hukum entitas tentang perkara


pengadilan, tuntutan,dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara pengadilan
yang melibatkan entitas tersebut.

(f) Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan


pihak ketiga mengenai rincian perjanjian penyediaan atau pernberian bantuan
keuangan.

 Jika, setelah mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang telah diidentifikasi


secara kesluruhan,auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka
waktu pantas, ia harus mempertimbangkan rencana manajemen dalam menghadapi
dampak merugikan dari kondisi atau peristiwa tersebut. Auditor harus memperoleh
informasi tentang rencana manajernen tersebut, dan mempertimbangkan apakah ada
kemungkinan bila rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan, mampu
mengurangi dampak negatif merugikan kondisi dan peristiwa tersebut dalam jangka

12
waktu pantas. Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan rencana manajemen
dapat meliputi:

(a) Rencana untuk menjual aset

(i) Pembatasan terhadap penjualan aset, seperti adanya pasal yang membatasi
transaksi tersebut dalam perjanjian penarikan utang atau perjanjian yang serupa.

(ii) Kenyataan dapat dipasarkannya aset yang direncanakan akan dijual oleh
manajemen.

(iii) Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul dari
penjualan aset.

(b) Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utang

(i) Tersedianya pembelanjaan melalui utang,termasuk perjanjian kredit yang telah


ada atau yang telah disanggupi,perjanjian penjualan piutang atau jual-kemudian-
sewa aset (sale-leaseback of assets).

(ii) Perjanjian untuk merestrukturisasi atau menyerahkan utang yang ada maupun
yang telah disanggupi atau untuk meminta jaminan utang dari entitas.

(iii) Dampak yang mungkin timbul terhadap rencana manajemen untuk penarikan
utang dengan adanya batasan yang ada sekarang dalam menambah pinjaman atau
cukup atau tidaknya jaminan yang dimiliki oleh entitas.

(c) Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran

(i) Kelayakan rencana untuk mengurangi biaya overhead atau biaya administrasi,
untuk menunda biaya penelitian dan pengembangan, untuk menyewa sebagai
alternatif membeli.

(ii) Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul dari
pengurangan atau penundaan pengeluaran.

(d) Rencana untuk menaikkan modal pemilik

13
(i) Kelayakan rencana untuk menaikkan modal pemilik, termasuk perjanjian yang
ada atau yang disanggupi untuk menaikkan tambahan modal.

(ii) Perjanjian yang ada atau yang disanggupi untuk mengurangi dividen atau
untuk mempercepat distribusi kas dari perusahaan afliasi atau investor lain.

Dalam mengevaluasi rencana manajemen, auditor hariis mengidentifilkasi


unsur-unsur terutama yang signifikan untuk mengatasi dampak negatif kondisi
atau peristiwa dan harus merencanakan dan melaksanakan prosedur audit untuk
memperoleh bukti audit tentang hal tersebut.Sebagai contoh,auditor harus
mempertimbangkan cukup ateu tidaknya dukungan tentang kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan tambahan pembelanjaan atau penjualan aset yang
telah direncakan.

Jika informasi keuangan prospektif sangat signifikan bagi rencana manajemen,


auditor harus meminta kepada manajemen untuk menyediakan informasi tesebut
dan harus mempertimbangkan cukup atau tidaknya dukungan terhadap asumsi
signifikan yang melandasi informasi itu. Auditor harus menaruh perhatian khusus
atas asumsi yang:

(a) Material bagi informasi keuangan prospektif

(b) Rentan atau mudah sekali berubah

(c) Tidak konsisten dengan trend masa lalu,

Pertimbangan auditor harus didasarkan atas pengetahuannya mengenai entitas,


bisnis,dan manajemennya dan harus meliputi (a) membaca informasi dan asumsi
yang melandasinya,(b) membandingkan informasi keuangan prospektif periode
lalu dengan hasil sesungguhnya yang dicapai sampai saat ini. Jika auditor mulai
menyadari faktor-faktor yang dampaknya tidak tercermin dalam inforrnasi
keuangan prospektif tersebut, ia harus membahas faktor-faktortersebut dengan
manajemen dan, jika perlu, meminta perbaikan atas informasi keuangan prospektif
tersebut.

14
Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa tertentu auditor
tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian.

 Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa tertentu auditor


tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian.
 Apabila setelah mempertimbangkan dampak kondisi dan peristiwa tertentu auditor
menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan
hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor wajib mengevaluasi rencana
manajemen. Dalam hal satuan usaha tidak memiliki rencana manajemen atau
auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen entitas tidak dapat secara
efektif mengurangi dampak negatif kondisi atau peristiwa tersebut maka auditor
menyatakan tidak memberikan pendapat.
Contoh Laporan Auditor Independen yang berisi pernyataan tidak memberikan
pendapat.

15
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dalam pembuatan sebuah laporan akuntan seorang akuntan public harus
mampu memberikan opini yang jujur dan objective, serta membuat sebuah
laporan yang baku yang telah ditetapkan .

16
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Laporan audit panwaslu ( kpu.go.id )


2. Laporan akuntan BAB 2 ( renny.staff.gunadarma.ac.id )
3. Laporan akuntan ( Supriadi unikom.ac.id )

17

Anda mungkin juga menyukai