Anda di halaman 1dari 17

AKUNTANSI PARTAI

POLITIK & ORMAS


Nur Hidayah K Fadhilah
Shafura Febriana
Akuntansi Partai Politik

■ Partai politik adalah institusi politik yang berupa organisasi nonpemerintah, yang
didirikan untuk memperjuangkan hak dan kewajiban warga negara dalam rangka
mencapai kesejahteraan serta kedaulatan rakyat.
■ Partai politik dinilai berdasarkan produk politik yang dihasilkan partai politik
bersangkutan oleh basis massanya atau yang sering disebut dengan konstituen.
Definisi Partai Politik

Pengertian partai politik disebutkan dalam UU RI No. 31 Tahun 2002 tentang Partai
Politik, yaitu Partai Politik adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok
warga negara Republik Indonesia secara sukarela, atas dasar persamaan kehendak
dan cita-cita, untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan
negara melalui pemilihan umum
Pelaksanaan Aktivitas partai politik di atur
dalam Peraturan Perundang – undangan
Tata cara pembentukan Partai Politik termasuk syarat-syarat pembentukannya dapat
dilihat dalam UU RI No. 31 Tahur. 2002 tentang Partai Politik, di mana terdapat
ketentuan umum mengenai kepengurusan Partai Politik, larangan, dan sanksi yang
harus diikuti oleh Partai Politik. Ketentuar_ mengenai Partai Politik yang dapat menjadi
peserta pemilu secara lebih jelas diatur dalam UU RI No.12 Tahun 2003 tentang
Pemilihan Umum Anggota Dewar Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Fungsi partai politik

Dalam negara demokrasi, partai politik menyelenggarakan beberapa fungsi:


■ Partai Politik sebagai Sarana Komunikasi Politik
■ Partai Politik sebagai Sarana Sosialisasi Politik
■ Partai Politik sebagai Sarana Rekrutmen Politik
■ Partai Politik sebagai Sarana Pengatur Konflik
Ciri Dasar Akuntansi parpol

■ Tidak Bertujuan untuk mengukur laba tetapi untuk mendapatkan informasi keuangan
bagi semua pihak dalam rangka transparansi dan akuntanbilitas publik
■ Kepemilikan dalam parpol tidak dapat dijual, dialihkan atau ditebus kembali atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumberdaya entitas
pada saat likuidasi atau pembubaran entitas
■ Sebagian besar sumber daya keuangan berasal dari para penyumbang (donatur) yang
tidak mengharapkan adanya pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang
sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan
■ Tujuan pelaporan keuangan Parpol untuk:
– Akuntabilitas
– Manajerial
– Transparansi
Akuntabilitas Partai Politik

■ Pertanggungjawaban keuangan organisasi Partai Politik, sebagai suatu entitas yang


menggunakan dana publik yang besar, harus transparan sehingga
pertanggungjawaban keuangan merupakan hal yang tidak dapat ditawar lagi.
■ Sebagai bentuk kepatuhan terhadap Undang-undang Partai Politik dan UU Pemilu,
seluruh sumber daya keuangan yang digunakan harus dipertanggungjawabkan
kepada para konstituennya.
■ Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan partai politik peserta pemilu
adalah :
– Penyampaian Laporan Dana Kampanye (semua peserta pemilu) serta
– Laporan Keuangan (khusus untuk Partai Politik), yang harus diaudit Akuntan
Publik, ke KPU serta terbuka untuk diakses publik. .
Standarisasi Laporan Keuangan Partai
Politik
■ Selain menekan potensi kecurangan dalam penggalangan dana, standardisasi
laporan keuangan partai politik juga bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk
menetapkan pilihan secara cerdas dan rasional.
■ Di luar kepentingan untuk menjalankan fungsi kontrol atas Partai Politik yang ada,
calon pemilih untuk Pemilu nanti bisa mencermati derajat sehat-tidaknya Partai
Politik dari Laporan Tahunan yang disampaikannya secara terbuka ke publik.
Basis akuntansi Parpol

■ Akuntansi parpol menggunakan basis akuntansi akrual:


– Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan pada
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar)
– Dicatat dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
– Dengan basis akrual laporan keuangannya tidak saja merekam data historis
tapi juga memberikan informasi kewajiban masa yang akan datang
Akuntansi Lembaga Swadaya
Masyarakat
Akuntansi berperan menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
keuangan. Informasi yang dihasilkan akuntansi merupakan input yang dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan ekonomi yang rasional. LSM juga tengah mengalami
tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial, serta
dampak negatif atas aktivitas yang dilakukannya.
Akuntansi LSM merupakan aktifitas yang tidak dapat dipisahkan dalam rangkaian
pengelolaan kegiatan, baik itu dalam bentuk yang lengkap maupun akuntansi secara
sederhana sekalipun.
Lanjutan …

■ Setiap organisasi memiliki tujuan spesifik yang hendak dicapai. Terlepas dari
konsep idealita dan realitanya, organisasi LSM tidak bertujuan memperoleh laba
tetapi memberikan pelayanan dan menyelenggarakan seluruh aktivitas yang terkait
dengan pemberian dana oleh sebuah lembaga donor, yang dibutuhkan maupun
yang telah menjadi kegiatan rutin dalam LSM bersangkutan.
Tujuan Akuntansi LSM

1. Penyediaan informasi
2. Pengendalian pengelolaan
3. Akuntabilitas.
Proses Akuntansi Biaya LSM
Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan
penyajian, serta penafsiran informasi biaya tergantung pada
siapa proses tersebut diajukan. Proses akuntansi biaya LSM
dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai di luar
organisasi. Dalam hal ini, proses akuntansi biaya harus
memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Dengan
demikian, akuntansi biaya berkaitan erat dengan akuntansi
keuangan.
PSAK No. 45 tentang Standar
Akuntansi untuk Entitas Nirlaba
Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba, dalam hal ini LSM, memiliki
kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk
menilai:
1. Jasa yang diberikan oleh LSM dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa
tersebut.
2. Cara pengelola pelaksanaan dan pertanggungjawabannya.
3. Aspek kinerja pengelola.
Pendanaan LSM

Pendanaan LSM dapat diperoleh dari sumber lembaga donor baik nasional maupun
internasional, fundraising lembaga, atau masyarakat. Penerimaan dan penggunaan
dana yang diperoleh dari pihak luar negeri diatur sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Sementara itu, usaha untuk meningkatkan penerimaan dana
dari masyarakat harus didasarkan atas pola prinsip tidak mencari keuntungan.
Hubungan antara Sistem Akuntansi
Keuangan dan Akuntansi Biaya
Hubungan antara sistem akuntansi keuangan dan akuntansi biaya terletak pada
pengaruh siklus kegiatan lembaga yang bersangkutan. Siklus akuntansi biaya dalam
suatu lembag, sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan lembaga tersebut atau
transaksi-transaksi yang dilakukannya. Siklus kegiatan LSM dimulai dengan pembelian
barang sesuai kebutuhan program dan tanpa melalui pengolahan lebih lanjut dan
diahiri dengan penyediaan layanan bagi masyarakat sasarannya. Transaksi-transaksi
LSM tidak akan terlepas dari transaksi pembiayaan.
Sistem Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Biaya
LSM
Sistem Akuntansi Keuangan Akuntansi Biaya LSM
PSAK 45 tentang Standar Akuntansi untuk Entitas Proses akuntansi biaya LSM dapat ditujukan untuk
Nirlaba memenuhi kebutuhan pemakai di luar organisasi.
Dalam hal ini, proses akuntansi biaya harus
memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan

Metode Pencatatan Akrual Metode ABC System


Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Aktivitas Laporan biaya LSM dirancang untuk melaporkan
“apa yang sedang terjadi” dengan biaya
pelaksanaan kegiatan LSM
Pencatatan dan penggolongan -> Peringkasan -> Pemahaman mengenai pengertian biaya ->
Penyajian dalam bentuk laporan keuangan Klasifikasi dan identifikasi biaya yang terjadi di LSM
ke dalam kategori tertentu dengan pendekatan ABC
system
-> Pembuatan konsep perhitungan biaya baru yang
akurat dan informative -> Pensimulasian aplikasi
model perhitungan biaya
Membuat atau menerima bukti pencatatan ->
Mencatat dalam jurnal -> Memindahkan data jurnal
kebuku besar -> Pembuatan laporan keuangan

Anda mungkin juga menyukai