Anda di halaman 1dari 31

AKUNTANSI LEMBAGA

KEAGAMAAN
Chyntia Aprilia Pramesti - 1212020042
Shiva Ramadhani - 1212020045
Adinda Rizky Nurpurbaningsih - 1212020047
Mazaya Karamina Kusumah - 1212020049
Widya Ayu Oktaviani - 1212020051
Abdul Mugist - 1212020055
Maharya Alfia - 1212019101
01
Pengertian Lembaga
Keagamaan
Lembaga Keagamaan
Adalah suatu lembaga dengan
sistem keyakinan atau praktik
keagamaan yang ada didalam
masyarakat yang mengatur kehidupan
serta tingkah laku masyarakat dalam
kehidupan sosial yang telah dibakukan
atau dirumuskan.
02
Fungsi Lembaga
Keagamaan
Fungsi Lembaga Keagamaan

1 2 3 4
Prosedur peraturan Sumber Sebagai pedoman Tuntutan prinsip
untuk hubungan kebenaran hidup umat benar atau salah
manusia dengan beragama
manusia dan manusia
dengan Tuhan
03
Karakteristik Lembaga
Keagamaan
Karakteristik Lembaga Keagamaan

Organisasi tersebut mampu


menghasilkan barang dan jasa Di organisasi ini tidak ada
Sumber daya utamanya
tanpa bertujuan untuk kepemilikan yang jelas seperti
berasal dari penyumbang
menuntut laba atau organisasi lain. Artinya
yang tidak mengharapkan
keuntungan. Jika entitas organisasi ini tidak dapat
laba atau keuntungan yang
menghasilkan laba maka dijual, dialihkan atau
sebanding dengan sumber
nominalnya tidak akan pernah dikembalikan sumbangannya.
daya yang mereka
dibagikan kepada
dikorbankan.
penyumbang atau pemilik
entitas.
04
Akuntansi
dalam Lembaga
Keagamaan
Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban organisasi terhadap pengelolaan sumber daya.
Khusus lembaga nonlaba dalam hal ini lembaga keagamaan,
penyajian laporan keuangan diatur Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) nomor 35.
05
Penyusunan laporan
keuangan dalam
lembaga keagamaan
Lembaga keagamaan adalah salah satu organisasi non-profit
atau nirlaba. Nirlaba adalah salah satu organisasi yang memiliki
tujuan tertentu dan bekerja sama dalam mencapai tujuannya, pada
pelaksanaan kegiatan ini memiliki focus utama yaitu bergerak
dalam pelayanan social dan kemanusian serta tidak mencari laba
atau keuntungan.
Penyusunan laporan keuangan dalam lembaga keuangan
menggunakan organisasi nirlaba.
Organisasi nirlaba diatur pada Interpretasi Standar Akuntansi
Keuangan (ISAK) No 35. Laporan keuangan organisasi nirlaba bedasarka
ISAK n0 35 terdiridari laporan posisi keuangan, laporan penghasilan
komprehensif, laporan perubahan asset neto, laporan arusk kas dan catatan
atas laporan keuangan.
06
Pelaporan Lembaga
Keagamaan
Organisasi nirlaba memerlukan pelaporan keuangan
sebagai bentuk pertanggung jawaban atas kegiatan dalam suatu
periode. laporan keuangan organisasi nirlaba adalah salah satu
bentuk pertanggung jawaban yang dibuat agar terciptanya
laporan keuangan yang mudah dipahami, memiliki relevansi dan
memiliki daya banding yang tinggi sehingga para donator atau
masyarakat dapat memperoleh informasi keuangan dengan
mudah.
07
Audit atas Laporan Keuangan
Lembaga Keagamaan
Audit atau pemeriksaan bertujuan untuk meningkatkan kualitas informasi, baik yang
didapatkan maupun disampaikan oleh organisasi. Dalam pelaksanaannya, proses audit
membutuhkan pihak yang dinilai independen dan tentu saja memiliki keahlian. Audit
terhadap laporang keuangan lembaga keagamaan dilakukan oleh auditor internal.

Audit organisasi nirlaba ditujukan kepada dewan direksi, yang mempunyai kepentingan
terhadap akuntabilitas keuangan dari organisasi. Komite audit atau direktur keuangan
seharusnya mengusulkan satu auditor untuk disetujui oleh seluruh anggota dewan direksi.
Jika anda tidak memiliki satu komite yang layak, direktur atau seorang anggotan dewan
direksi dapat mengusulkan kepada dewan direksi.
Pada dasarnya, audit bagi organisasi bisnis maupun organisasi nirlaba sama, tergantung lingkup penugasan dari pemberi
kerja. Lingkup penugasan audit diberikan tergantung informasi keuangan yang dihasilkan. Informasi keuangan yang
dihasilkan organisasi nirlaba ada dua bentuk yaitu laporan keuangan khusus yang disajikan untuk lembaga pemberi dana dan
laporan keuangan standar yang disajikan untuk para stakeholders (pemangku kepentingan)

No. Uraian Audit Umum (Lembaga)

1 Dasar hukum Perikatan dengan pimpinan dan/atau Boarddan UU Yayasan

2 Definisi Audit atas laporan keuangan organisasi secara keseluruhan untuk


periode tahun buku.

3 Kepentingan Dipakai oleh semua stakeholder

4 Format Laporan Keuangan Sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 45 tentang Pelaporan
Keuangan Organisasi Nirlaba

5 Periode Audit Tahun buku (1 Jan s.d 31 Des)

6 Basis Akuntansi Basis akrual


Ada beberapa kriteria penting untuk dipertimbangkan saat memilih auditor, yaitu:

1. Pengalaman dalam bidang nirlaba


Sejak terdapat beberapa perbedaan antara akuntansi bisnis dan nirlaba dan bagaimanalaporan keuangan
diinterpretasikan, seorang auditor yang memiliki klien organisasi nirlaba sepertinya lebih membantu
dan efisien.
2. Pengalaman dengan beberapa organisasi nirlaba yang sejenis dengan anda
Anda mungkin ingin mempertimbangkan seorang auditor yang berpengalaman dengan organisasi
sejenis yang mengetahui kebutuhan khusus pelaporan dari lembaga donor utama organisasi anda.
3. Referensi dari pihak lain
Sebaiknya, anda mencari tahu informasi bahwa auditor memiliki keahlian teknis, ketrampilan
berkomunikasi, dan fleksibilitas untuk melaksanakan audit secara efektif dan efisien. Hubungan kerja
yang bagus dengan auditor anda akan menolong memastikan bahwa audit berjalan lancar.
4. Biaya
Mintalah penawaran dari beberapa auditor dan bandingkan biaya yang mereka tawarkan. Beberapa
auditor sebenarnya mau bekerja sama untuk mengurangi biaya atau harga yang ditawarkan bagi
organisasi nirlaba. Beberapa auditor yang menawarkan harga harga lebih rendah tidak memberikan
management letteryang berisi mengenai kelemahan sistem akuntansi. Surat ini adalah alat penting bagi
manajemen yang akan memberikan manfaat baik kepada dewan direksi maupun staf. Walau
bagaimanapun, audit yang mahal tidak menjamin hasil yang memuaskan. Tujuan untuk mendapatkan
laporan serta saran yang diinginkan dan bisa dipahami menjadi pertimbangan untuk memilih harga.
08
Tinjauan PSAK dan
Kebutuhan Standar Akuntansi untuk
Lembaga Keagamaan
Tinjauan PSAK

Di Indonesia, standar akuntansinya mengacu pada:

PSAK 45 + SAK ETAP PSAK 45 + PSAK

PSAK 45 dan SAK ETAP


PSAK 45 dan PSAK untuk
untuk organisasi nirlaba atau organisasi nirlaba dengan
dengan akuntabilitas publik
akuntabilitas publik signifikan
tidak signifikan
Kebutuhan Standar Akuntansi
 Di Indonesia standar akuntansi keuangan pelaporan keuangan entitas nirlaba,
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 sebagai standar
khusus pelaporan keuangan entitas nirlaba.

 PSAK No. 45 yang digunakan saat ini, adalah PSAK No. 45 (Revisi 2011) tentang
Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba yang telah disahkan oleh Dewan Standar
Keuangan pada tanggal 8 April 2011 menggantikan PSAK No. 45 tentang
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang telah dikeluarkan pada tanggal 23
Desember 1997.

 PSAK No. 45 (Revisi 2011) ini efektif diterapkan oleh entitas untuk laporan
keuangan periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2012. Penerapan dini diperkenankan. Tujuan dibuatnya PSAK No. 45 adalah untuk
mengatur pelaporan keuangan entitas nirlaba, sehingga dengan adanya pedoman
pelaporan diharapkan laporan keuangan entitas nirlaba dapat lebih mudah
dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
09
Sumber Dana
Lembaga Keagamaan
Sumber pendanaan organisasi keagamaan
berasal dari umat dan
sumbangan-sumbangan pihak tertentu.

Aliran dana dari umat ini dilakukan secara


sukarela atau bahkan dilakukan dalam
rangka memenuhi kewajibannya sebagai
umat suatu agama.
Sumber Pendanaan Lembaga Keagamaan :

 Donator tetap, yaitu sumbangan dari jama'ah atau pihak lain


yang secara periodik memberikan infak.
 Donator tidak tetap, yaitu sumbangan dari berbagai pihak
yang dilakukan dengan mengajukan permohonan, misalnya
kepada instansi pemerintahan, instansi swasta,lembaga
donator atau simpatisan.
 Donator bebas, yaitu sumbangan yang diperoleh dari
lingkungan jama'ah sendiri atau pihak luar yang bersifat
insidentil. Dilakukan dengan menyediakan kotak amal maupun
penggalangan dana masyarakat.
10
Metode Pencatatan
Lembaga Keagamaan
Metode Pencatatan Lembaga
Keagamaan
Metode Pencatatan Akuntansi Secara umum terdapat dua jenis metode pencatatan akuntansi dalam upaya
mempertemukan/memandingkan antara pendapatan dan biaya, yaitu :

1) Akuntansi Dasar Kas (Cash Basis Accounting)


Metode cash basis adalah metode menandingkan antara pendapatan dan biaya, dimana pendapatan dilaporkan pada saat
uang telah diterima dan biaya dilaporkan pada saat uang telah dibayarkan. Dengan demikian, total biaya yang dilaporkan pada
suatu periode adalah total pengeluaran yang tercatat pada buku bank organisasi nonlaba.
Pendapatan adalah seluruh penerimaan uang kas oleh organisasi nonlaba. Pada akhirnya, surplus atau defisit merupakan
selisih antara pendapatan dengan biaya. Bila digunakan basis kas, dapat diketahui secara cepat dengan menghitung berapa
saldo kas yang ada pada akhir periode.

2) Akuntansi Dasar Akrual (Accrual Basis Accounting).


Metode accrual basis adalah metode menandingkan antara pendapatan dan biaya, dimana pendapatan dilaporkan pada
saat terjadinya transaksi dan biaya dilaporkan pada saat biaya tersebut diperlukan untuk menghasilkan pendapatan usaha. Apa
yang seharusnya menjadi pendapatan organisasi nonlaba adalah semua pendapatan yang telah menjadi hak organisasi nonlaba
terlepas apakah hak ini telah diwujudkan dalam bentuk penerimaan kas atau tidak.

Metode mana yang dipilih akan menentukan suatu entitas dalam melakukan pencatatan transaksi dalam menjalankan
entitasnya. Perbedaan dari metode tersebut diatas adalah terletak pada saat pencatatan kas masuk dan kas keluar.
11
Peran dan Fungsi
Akuntansi dalam Lembaga
Keagamaan
Peran Akuntansi dalam Lembaga Keagamaan

Akuntansi mempunyai peran penting untuk menunjang keberadaannya, hal ini karena
semakin kompleksnya variabel-variabel yang ada dalam suatu transaksi yang terjadi,
terutama dalam Lembaga Keagamaan. Sehingga, data akuntansi dapat diolah
sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah laporan yang siap digunakan untuk
pengambilan keputusan ekonomi dan keuangan.

Sebagai tempat peribadatan dan tempat kegiatan umat, secara tidak langsung
organisasi membutuhkan akuntansi untuk memunculkan sistem pelaporan
keuangan yang efektif. Hal ini dikarenakan selain pemasukan organisasi juga
memiliki pengeluaran, yang mana disetiap organisasi juga memerlukan segala
sesuatu yang dapat menunjang kegiatan, seperti aktivitas perawatan dan
pemeliharaan, pembayaran gaji, tagihan dan sebagainya
Lembaga Kegamaan juga harus dan berhak untuk
membuat laporan keuangan dan melaporkan kepada
para pemakai laporan keuangan, dalam hal ini,

Fungsi Akuntansi
organisasi tersebut di wajibkan untuk membuat dan
melaporkan masuknya uang yang berasal dari

dalam Lembaga
sumbangan, dan donasi yang mengalir dalam organisasi
dan keluarnya kas untuk mendanai kegiatan
Keagamaan operasionalnya, sebagai pertanggung jawaban bagi
seluruh jemaat dan para donatur yang telah
memberikan sumbangan kedalam organisasi yang
diharapkan dapat menunjukkan tingkat akuntabilitas.
Thank u
Pertanyaan :

Anda mungkin juga menyukai