Anda di halaman 1dari 60

Akuntansi Penyertaan

Modal Pemerintah
Daerah, Pembentukan
Dana Cadangan dan
Pemberian Pinjaman
Kepada Daerah
Kelompok 3 Kelas B
○ Nadiyah Rosya (0115101114)
○ Vici Rezekia Utami (0115101197)
○ Lisa Anisya S (0115101300)
○ Meidy Prameswari (0115101383)
○ Laela Sahara R. H (0117121007)
3

PENYERTAAN MODAL
PEMERINTAH DAERAH

MATERI
PEMBENTUKAN DANA
CADANGAN

PEMBERIAN PINJAMAN
KEPADA DAERAH
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 PSAP Nomor 02
Definisi Paragraf 50 :
Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi
keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun
pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima
kembali, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan
atau memanfaatkan surplus anggaran.
Klasifikasi
PP 71/2010 PSAP NO. 02

Pembiayaan diklasifikasi kedalam penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan.
 Penerimaan Pembiayaan merupakan semua penerimaan Rekening Kas Umum
Daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi
pemerintah, hasil privatisasi perusahaan daerah, penerimaan kembali pinjaman
yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan investasi permanen lainnya, dan
pencairan dana cadangan
 Pengeluaran Pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum
Negara/Daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga,
penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam
periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan.
6

Pihak-pihak yang terkait dengan sistem akuntansi


Pihak-pihak pembiayaan antara lain Fungsi Akuntansi PPKD dan
Terkait PPKD
○ Fungsi Akuntansi – PPKD
○ BUD
○ PPKD
Dokumen Yang
Digunakan “
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi kewajiban
antara lain:
1. Peraturan Daerah terkait transaksi pembiayaan;
2. Naskah Perjanjian Kredit;
3. SP2D LS sebagai dokumen pencairan dari rekening kas umum
daerah;
4. Nota Kredit;
5. Dokumen lainnya.
8

○ PP 71/2010 PSAP 02, Pembiayaan diakui pada


saat:
Pengakuan
 Penerimaan pembiayaan diakui pada saat
diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.

 Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat


dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
Ilustrasi
Ilustrasi 1
a. Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan

 Penyertaan Modal
Pemerintah Daerah ABC menerbitkan Peraturan Daerah tentang penanaman
modal atas penyertaan modal kepada BUMD XYZ senilai Rp300.000.000,00.
Dari informasi tersebut, fungsi Akuntansi PPKD mengakui investasi dalam
bentuk penyertaan modal dengan mencatat jurnal:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Tanggal Nomor
Bukti
Kode
Rekening
“ Uraian Debit Kredit

XXX SP2D LS 1.2.2.01.02 Penyertaan Modal kepada BUMD 300.000.000


1.1.1.01.01 Kas di kas Daerah
300.000.000

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
XXX SP2D LS 7.2.2.02.01 Pengeluaran Pembiayaan- 300.000.000
Penyertaan Modal BUMD
0.0.0.00.00 Perubahan SAL 300.000.000
Ilustrasi 2

b. Pembayaran Pokok Pinjaman


Pemerintah Daerah membayar pokok utang pinjamannya kepada bank ABC
yang telah jatuh tempo sebesar Rp60.000.000,00. Untuk pembayaran
kewajiban jangka panjang ini, diterbitkan SP2D LS. Dari informasi tersebut,
fungsi Akuntansi PPKD mengakui adanya pengurangan kewajiban jangka
panjang dengan mencatat jurnal:
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Tanggal Nomor
Bukti
Kode
Rekening
“ Uraian Debit Kredit

XXX SP2D LS 2.2.1.01.01 Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan 60.000.000


Bank ABC
1.1.1.01.01 Kas di kas Daerah 60.000.000

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Kode Uraian Debit
Bukti Rekening Kredit
XXX SP2D LS 7.2.3.03.01 Pengeluaran Pembiayaan – 60.000.000
Pembayaran Pokok Utang kepada

Lembaga Keuangan Bank…


0.0.0.00.00 Perubahan SAL 60.000.000
14

Definisi Investasi merupakan instrumen yang dapat digunakan

Investasi oleh pemerintah daerah untuk memanfaatkan surplus


anggaran untuk memperoleh pendapatan dalam jangka
panjang dan memanfaatkan dana yang belum
digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka
manajemen kas.
Klasifikasi

Investasi dikategorisasi berdasarkan jangka waktunya, yaitu investasi jangka pendek dan
investasi jangka panjang. Pos-pos investasi menurut PSAP Nomor 06 tentang Investasi antara
lain:
a. Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek biasanya digunakan untuk tujuan manajemen kas dimana
pemerintah daerah dapat menjual investasi tersebut jika muncul kebutuhan akan kas.
b. Investasi jangka panjang
merupakan investasi yang pencairannya memiliki jangka waktu lebih dari 12 bulan. Investasi
jangka panjang dibagi menurut sifatnya, yaitu:
 Investasi Jangka Panjang Nonpermanen
merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak
berkelanjutan atau suatu waktu akan dijual atau ditarik kembali.
 Investasi Jangka Panjang Permanen
merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan
atau tidak untuk diperjualbelikan atau ditarik kembali.
16

Investasi Jangka Pendek Investasi dalam Saham

Dalam Bagan Investasi dalam Deposito

Akun Standar, Investasi dalam SUN


Investasi dalam SBI
investasi Investasi dalam SPN
diklasifikasikan Investasi Jangka Pendek BLUD

sebagai berikut: Investasi Jangka Pendek Lainnya

Investasi Jangka Panjang Non Investasi kepada Badan Usaha

Permanen Milik Negara


Investasi kepada Badan Usaha

Milik Daerah
Investasi kepada Badan Usaha

Milik Swasta
17

Dalam Bagan
Akun Standar, Investasi dalam Obligasi
investasi Investasi dalam Proyek Pembangunan

diklasifikasikan Dana Bergulir

sebagai berikut: Deposito Jangka Panjang


Investasi Non Permanen Lainnya

Investasi Jangka Panjang Permanen Penyertaan Modal Kepada BUMN


Penyertaan Modal Kepada BUMD
Penyertaan Modal Kepada Badan
Usaha Milik Swasta
Investasi Permanen Lainnya
Pihak-pihak Terkait

Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi investasi antara lain
 Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)
• Mencatat transaksi/kejadian investasi berdasarkan bukti-bukti transaksi yang sah
ke Buku Jurnal Umum.
• Memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian investasi ke dalam Buku Besar masing-
masing rekening (rincian objek).
• Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan SAL (LPSAL), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK).
 PPKD
• Menandatangani laporan keuangan PPKD sebelum diserahkan dalam proses
penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh fungsi akuntansi PPKD
• Menandatangani surat pernyataan tanggung jawab PPKD.
19

Investasi diakui saat terdapat pengeluaran kas atau aset


lainnya yang dapat memenuhi kriteria sebagai berikut:

Pengakuan 1. memungkinkan pemerintah daerah memperoleh


manfaat ekonomik
dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa
depan; atau
2. nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur
secara memadai/andal (reliable)
Pengukuran
Pengukuran investasi “
berbeda-beda berdasarkan jenis
Berikut ini akan dijabarkan pengukuran investasi untuk masing-masing jenis.
1. Pengukuran investasi jangka pendek:
investasinya.

a. Investasi dalam bentuk surat berharga:


b. Investasi dalam bentuk non saham dicatat sebesar nilai
nominalnya, misalnya deposito berjangka waktu 6 bulan
2. Pengukuran investasi jangka panjang:
a. Investasi permanen.
b. Investasi nonpermanen
3. Pengukuran investasi yang diperoleh dari nilai aset.
4.Pengukuran investasi yang harga perolehannya dalam valuta asing
Ilustrasi
Ilustrasi 1

INVESTASI JANGKA PANJANG METODE BIAYA


a. Perolehan Investasi
Dengan mengacu pada perda investasi, pada tanggal 2 Februari 2015,
Pemerintah Kota Samawa Rea melakukan penyertaan modal kepada PT.
Masuk Angin sebesar Rp300.000.000,00 dengan dokumen pencairan
berupa SP2D-LS. Atas penyertaan modal yang dilakukan ini, Pemerintah
Kota Samawa Rea memiliki kepemilikan sebesar 10% pada PT. Masuk
Angin.
Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS (Permendagri
Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca

Tanggal Nomor
Bukti
Kode
Rekening
“ Uraian Debit Kredit

1.2.2.01.03 Investasi Jangka Panjang Permanen – 300.000.000


Penyertaan Modal pada BUMS
02-Feb- SP2D-
1.1.1.01.01 Kas di kas Daerah
2015 LS 300.000.000

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
02-Feb- SP2D LS 7.2.2.03.01 Pengeluaran Pembiayaan- 300.000.000
2015 Penyertaan Modal BUMS
0.0.0.00.00 Perubahan SAL 300.000.000
Ilustrasi 2

Hasil Investasi

Pada tanggal 5 Juni 2015, PT. Masuk Angin mengumumkan


perolehan laba tahun 2015 sebesar Rp100.000.000,00. Selain itu,
diumumkan juga bahwa 20% dari laba tersebut akan dibagikan
sebagai dividen tunai. Pembagian dividen dilakukan pada tanggal
9 Juni 2015.
Jurnal LO dan Neraca – Pembagian Dividen

Tanggal Nomor
Bukti
Kode
Rekening
“ Uraian Debit Kredit

05-Juni- 1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 2. 000.000


XX/KM/VI
2015 /2015 1.1.3.03.03 Pendapatan – Bagian Laba atas 2.000.000
penyertaan modal pada
perusahaan BUMS

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
05-Juni XX/KM/IV 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 2.000.000
2015 /2015
4.1.3.03.01 2.000.000
Pendapatan – Bagian Laba
atas Penyertaan Modal pada
BUMS –LRA
26

Mengacu pada PSAP Nomor 01 Paragraf 65, dana cadangan


merupakan dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan
Definisi yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi
dalamsatu tahun anggaran. Pembentukan dana cadangan harus
Dana ditetapkan dalam Perda. Muatan Perda Dana Cadangan
sekurang-kurangnya:
Cadangan  Penetapan tujuan pembentukan dana cadangan,
 Program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana
cadangan,
 Besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang
harus dianggarkan dan ditransfer ke rekening dana
cadangan,
 Sumber dana cadangan, dan
 Tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.
Klasifikasi

Dana cadangan masuk kedalam bagian dari aset. Dana cadangan dapat diklasifikasikan
atau dirinci lagi menurut tujuan pembentukannya sebagaimana contoh dibawah ini:

Dana Cadangan Dana Cadangan Pembangunan Jembatan

Dana Cadangan Pembangunan Gedung

Dana Cadangan Pembangunan Waduk

Dana Cadangan Penyelenggaraan Pilkada

Dana Cadangan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional


(PON)

Dst….
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi dana cadangan antara
28
lain :
 Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)
 mencatat transaksi/kejadian dana cadangan berdasarkan bukti-
bukti transaksi yang sah ke Buku Jurnal Umum
Pihak-pihak  memposting jurnal-jurnal transaksi/kejadian Dana Cadangan ke
Terkait dalam Buku Besar masing-masing rekening (rincian objek)
 membuat laporan keuangan, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan
SAL (LPSAL), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Laporan Arus Kas
(LAK), Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
 PPKD
 menandatangani laporan keuangan PPKD sebelum diserahkan
dalam proses penggabungan/konsolidasi yang dilakukan oleh
fungsi akuntansi PPKD
 menandatangani surat pernyataan tanggung jawab PPKD
29

○ Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi dana


cadangan antara lainnya:
Dokumen
 Peraturan Daerah tentang dana cadangan;
Yang
 SP2D-LS sebagai dokumen pencairan/ transfer
Digunakan pemindahan dari rekening kas umum daerah ke
rekening dana cadangan;
 Dokumen perintah pencairan dari dana cadangan ke
rekening kas umum daerah;
 Nota kredit, dokumen hasil pengelolaan dana
cadangan;
 Dokumen lainnya.
Pengakuan
Pembentukan Dana Cadangan
• Pembentukan dana cadangan akan dianggarkan dalam
pengeluaran pembiayaan, sedangkan pencairannya akan
dianggarkan pada penerimaan pembiayaan.
• Dana Cadangan diakui saat terjadi pemindahan dana dari
Rekening Kas Daerah ke Rekening Dana Cadangan.
• Proses pemindahan ini harus melalui proses penatausahaan yang
menggunakan mekanisme LS (SP2D-LS).
31

 Pembentukan Dana Cadangan


Pembentukan dana cadangan diakui ketika PPKD telah
menyetujui SP2D-LS terkait pembentukan dana cadangan
diukur sebesar nilai nominal.
Pengukuran
 Hasil Pengelolaan Dana Cadangan
Penerimaan hasil atas pengelolaan dana cadangan
misalnya berupa jasa giro/bunga diperlakukan sebagai
penambah dana cadangan atau dikapitalisasi ke dana
cadangan.
 Pencairan Dana Cadangan
Apabila dana cadangan telah memenuhi pagu anggaran
maka BUD akan membuat surat perintah pemindahan buku
dari Rekening dana
Pengungkapan
Pengungkapan dana cadangan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK), sekurang-kurangnya harus diungkapkan hal-hal sebagai berikut:
Dasar hukum (peraturan daerah) pembentukan dana cadangan;
Tujuan pembentukan dana cadangan;
Program dan kegiatan yang akan dibiayai dari dana cadangan;
Besaran dan rincian tahunan yang harus dianggarkan dan ditransfer ke
rekening dana cadangan;
Sumber dana cadangan; dan
Tahun anggaran pelaksanaan dan pencairan dana cadangan.
Ilustrasi
Ilustrasi 1
Pada tanggal 1 Februari 2015, Pemerintah Samawa Rea membentuk
Dana Cadangan Penyelenggaraan Pilkada dengan nilai sebesar
Rp10.000.000.000,00, masa waktu pembentukan selama 5 (lima) tahun
atau masing-masing Rp.2.000.000.000,00 per tahun anggaran.
Berdasarkan dokumen SP2D-LS Nomor 04/1/II/2015, fungsi akuntansi
PPKD mengakui pembentukan dana cadangan dengan menjurnal:

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS


(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal

01-Feb-
Nomor Bukti

SP2D-LS
Kode
Rekening
1.4.1.01.01
“ Uraian

Dana Cadangan – Pilkada


Debit

2.000.000.000
Kredit

15 04/1/II/
2015
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 2.000.000.000
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
01-Feb- SP2D-LS 7.2.1.01.01 Pengeluaran Pembiayaan - 2.000.000.000
15 04/1/II/ Pembentukan Dana
2015 Cadangan Pilkada
0.0.0.00.00 Perubahan SAL 2.000.000.000
Ilustrasi 2
Pada tanggal 1 Februari 2015, Pemerintah Samawa Rea
membentuk Dana Cadangan Penyelenggaraan Pilkada dengan nilai
sebesar Rp10.000.000.000,00, masa waktu pembentukan selama 5 (lima)
tahun atau masing-masing Rp2.000.000.000,00 per tahun anggaran.
Misalkan diperoleh hasil pengelolaan dana cadangan berupa
giro/bunga sebesar Rp25.000.000,00 per bulan. Berdasarkan bukti
transaksi berupa nota kredit nomor 06/NK/III/2015 tertanggal 1 Maret
2015 diperoleh hasil pengelolaan dana cadangan sebesar
Rp25.000.000,00. Berdasarkan bukti transaksi tersebut, fungsi akuntansi
PPKD (PPK-PPKD) melakukan penjurnalan sebagai berikut:

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS


(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal

01-
Nomor
Bukti
06/NK/
Kode
Rekening
1.4.1.01.01 Dana Cadangan
“ Uraian Debit

25.000.000
Kredit

Mar-15 III/2015
8.1.4.03.03 Lain-lain PAD yang Sah –Jasa 25.000.000
Giro/Bunga Dana Cadangan -LO

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
01- 06/NK/ 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 25.000.000
Mar-15 III/2015
4.1.4.03.03 Lain-lain PAD yang Sah –Jasa 25.000.000
Giro/Bunga Dana Cadangan - LRA
Ilustrasi 3
Pada tanggal 1 Februari 2015, Pemerintah Samawa Rea
membentuk Dana Cadangan Penyelenggaraan Pilkada dengan nilai
sebesar Rp10.000.000.000,00, masa waktu pembentukan selama 5 (lima)
tahun atau masing-masing Rp.2.000.000.000,00 per tahun anggaran.
Pencairan dana cadangan akan dilakukan pada 1 Februari 2020.
Berdasarkan bukti transaksi berupa nota kredit nomor 03/NK/II/2020
tertanggal 1 Februari 2020 dilakukan pencairan dana cadangan.
Berdasarkan bukti transaksi tersebut, fungsi akuntansi PPKD (PPK- PPKD)
melakukan penjurnalan sebagai berikut:

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS


(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor
Bukti
1-Feb- 2020 23/NK/
Kode Rekening

1.1.1.01.01
“ Uraian

Kas di Kas Daerah


Debit

11.500.000.000
Kredit

2020
1.4.1.01.01 Dana Cadangan 11.500.000.000*)
*) Asumsi akumulasi seluruh bunga dana cadangan selama periode 1 Februari 2015 s.d. 1 Februari
2020 sebesar Rp1.500.000.000,00

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Kode Rekening Uraian Debit Kredit
Bukti
1-Feb- 23/NK/ 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 10.000.000.000
2020 2020
7.1.2.01.01 Penerimaan Pembiayaan– 10.000.000.000
Pencairan Dana
Cadangan
Ilustrasi 4
Pemerintah Kabupaten Samawa Rea membentuk Dana
Cadangan– Pembangunan Waduk Brang Bara-Brang Biji pada tanggal 1
Maret 2016, dengan nilai sebesar Rp45.000.000.000,00 dan masa waktu
pembentukan selama 5 (lima) tahun atau masing-masing
Rp9.000.000.000,00 per tahun anggaran. Diperoleh hasil pengelolaan
dana cadangan berupa giro/bunga sebesar Rp.30.000.000,00 per bulan.
Pencairan dilakukan pada tanggal 1 Maret 2021.

Asumsi pelaksanaan anggaran mengikuti kode rekening BAS


(Permendagri Nomor 64 Tahun 2013)
 Saat Pembentukan Dana Cadangan
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal Nomor Bukti Kode
Rekening
“ Uraian Debit Kredit

01- SP2D-LS 1.4.1.01.01 Dana Cadangan – Waduk 9.000.000.000


Maret-
2016
1.1.1.01.01 Kas di Kas Daerah 9.000.000.000

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
01- SP2D-LS 7.2.1.01.01 Pengeluaran Pembiayaan - 9.000.000.000

Maret- Pembentukan Dana Cadangan

2016 Waduk
0.0.0.00.00 Perubahan SAL 9.000.000.000
Hasil Pengelolaan Dana Cadangan
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal

01-Apr-
Nomor
Bukti
XX/BM/I
Kode
Rekening
1.4.1.01.01 Dana Cadangan
“ Uraian Debit

30.000.000
Kredit

2016 II/2016

8.1.4.03.03 Lain-lain PAD yang Sah –Jasa 30.000.000


Giro/Bunga Dana Cadangan – LO

Jurnal LRA
Tanggal Nomor Kode Uraian Debit Kredit
Bukti Rekening
01-Apr- XX/BM/I 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 30.000.000
2016 II/2016

4.1.4.03.03 Lain-lain PAD yang Sah–Jasa 30.000.000


Giro/Bunga Dana Cadangan-LRA
Pencairan Dana Cadangan
Jurnal LO dan Neraca
Tanggal

1-Mar-
Nomor Bukti

23/NK/2
Kode
Rekening
1.1.1.01.01
“Uraian

Kas di Kas Daerah


Debit

46.800.000.000
Kredit

2021 021
1.4.1.01.01 Dana Cadangan 46.800.000.000*)

Asumsi akumulasi seluruh bunga dana cadangan selama periode 1 Maret 2016
s.d. 1 Maret 2021 sebesar Rp1.800.000.000,00
Jurnal LRA
Tanggal Nomor Bukti Kode Uraian Debit Kredit
Rekening
1-Mar- 23/NK/ 0.0.0.00.00 Perubahan SAL 45.000.000.000
2021 2021
6.1.2.01.01 Penerimaan Pembiayaan– 45.000.000.000
Pencairan Dana Cadangan
Umum :
Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang
mengakibatkan Daerah menerima sejumlah uang atau
menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain.
Pinjaman Daerah harus merupakan inisiatif Pemerintah
Daerah dalam rangka melaksanakan kewenangan
Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD
yang digunakan untuk menutup; defisit APBD;
pengeluaran pembiayaan; dan/atau kekurangan arus
kas.
Setiap Penerimaan Pinjaman Daerah; disetor ke Rekening
Kas Umum Daerah; atau dibukukan dalam Rekening Kas
Umum Daerah.
SUMBER, JENIS, DAN PENGGUNAAN
Pinjaman daerah pemerintah; pemerintah daerah lain; lembaga keuangan bank;
bersumber dari: lembaga keuangan bukan bank; masyarakat.

PENDEK MENENGAH PANJANG

Jangka waktu paling lama 1 Jangka waktu lebih dari 1 (satu) Pasal 11 huruf c merupakan
(satu) tahun anggaran tahun anggaran. Pinjaman Daerah dalam jangka
waktu lebih dari 1 (satu) tahun
anggaran.
Digunakan hanya untuk Digunakan untuk membiayai digunakan untuk membiayai
menutup kekurangan arus kas pelayanan publik yang tidak kegiatan investasi prasarana
menghasilkan penerimaan. dan/atau sarana dalam rangka
penyediaan pelayanan publik.
bersumber dari; Pemerintah Bersumber dari; Pemerintah daerah Bersumber dari; Pemerintah daerah
daerah lain; Lembaga lain; Lembaga keuangan bank; lain; Lembaga keuangan bank;
keuangan bank; Lembaga Lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bukan bank,
keuangan bukan bank. masyarakat
1. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah
pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% (tujuh
Persyaratan puluh lima persen) dari jumlah penerimaan umum APBD
Pinjaman tahun sebelumnya;
Daerah 2. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan
daerah untuk mengembalikan pinjaman yang
ditetapkan oleh Pemerintah; dan

3. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon


pemberi pinjaman.
Pinjaman Daerah Yang Bersumber Dari Pemerintah

• Menteri selaku Bendahara Umum Negara dapat memberikan pinjaman kepada


Pemerintah Daerah berdasarkan usulan Pinjaman Daerah yang diajukan
Pemerintah Daerah.
• Usulan Pinjaman Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 diajukan oleh
gubernur, bupati, atau walikota kepada Menteri.
• Perjanjian pinjaman ditandatangani oleh Menteri atau pejabat yang diberi
kewenangan oleh Menteri dan gubernur, bupati, atau walikota.
• Menteri melakukan penyaluran pinjaman Pemerintah kepada Pemerintah Daerah
setelah penandatanganan Perjanjian Pinjaman Daerah dan penetapan alokasi
anggaran dalam APBN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Pengajuan dan Penilaian Usulan Pinjaman Jangka Pendek : Pemerintah Daerah
mengajukan usulan Pinjaman Jangka Pendek kepada calon pemberi
pinjaman. Pinjaman Jangka Pendek dituangkan dalam perjanjian pinjaman
yang ditandatangani oleh gubernur, bupati, walikota, atau pejabat yang diberi
kewenangan oleh gubernur, bupati, atau walikota dan pemberi pinjaman.
• Pengajuan dan Penilaian Usulan Pinjaman Jangka Menengah dan Jangka
Panjang : usulan Pinjaman Jangka Menengah atau Pinjaman Jangka Panjang
kepada calon pemberi pinjaman, gubernur harus menyampaikan rencana
Pinjaman Jangka Menengah atau Pinjaman Jangka Panjang kepada Menteri
Dalam Negeri untuk mendapat pertimbangan.
Perjanjian pinjaman Obligasi Daerah dituangkan dalam perjanjian
perwaliamanatan dan ditandatangani oleh gubernur, bupati, atau
walikota dan Wali Amanat sebagai wakil pemegang
Obligasi obligasi/pemberi pinjaman. Setiap perjanjian pinjaman Obligasi
Daerah sekurang- kurangnya mencantumkan:
Daerah  Nilai nominal;
 Tangal jatuh tempo;
 Tanggal pemnayaran bunga;
 Tingkat bunga (kupon);
 Frekuensi pembayaran bunga;
 Cara perhitungan pembayaran bunga;
 Ketentuan tentang hak untuk membeli kembali obligasi daerah
sebelum jatuh tempo;
 Ketentuan tentang pengalihan kepemilikkan.
Prosedur Penerbitan Obligasi Daerah :
 Rencana penerbitan Obligasi Daerah disampaikan kepada
Menteri dengan terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
Obligasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah mengenai rencana penerbitan
Daerah Obligasi Daerah sebagaimana meliputi pembayaran pokok
dan bunga yang timbul sebagai akibat penerbitan Obligasi
Daerah, Persetujuan diberikan atas nilai bersih maksimal
Obligasi Daerah yang akan diterbitkan pada saat penetapan
APBD.
 Pemerintah Daerah dapat membeli kembali Obligasi Daerah
yang diterbitkannya. Obligasi Daerah yang dibeli kembali
dapat diperlakukan sebagai pelunasan atas Obligasi Daerah
tersebut atau disimpan untuk dapat dijual kembali (treasury
bonds).
Kewajiban Pembayaran
 Pemerintah Daerah wajib membayar; Pokok
Obligasi dan bunga setiap Obligasi Daerah pada saat
Daerah jatuh tempo; dan denda atas keterlambatan
kewajiban pembayaran pokok dan bunga
Obligasi Daerah.
Pengelolaan Obligasi Daerah
 Pengelolaan Obligasi Daerah diselenggarakan
oleh gubernur, bupati, atau walikota.
Pengadaan barang dan jasa untuk kegiatan yang
Pengadaan
dibiayai dari Pinjaman Daerah dilakukan sesuai
Barang Dan
dengan ketentuan peraturan perundang-
Jasa
undangan mengenai pengadaan barang dan jasa.
Kewajiban Pembayaran
 Kewajiban pembayaran yang berupa cicilan pokok, bunga, dan
kewajiban lainnya disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara atau
rekening lain yang ditunjuk oleh Menteri.
 Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dianggarkan
dalam perubahan APBD atau dicantumkan dalam laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun anggaran
berkenaan.
 Kewajiban pembayaran kembali Pinjaman Jangka Menengah dan
Pinjaman Jangka Panjang dianggarkan dalam APBD dan dibayarkan
pada tahun anggaran berkenaan.
Penatausahaan, Pemantauan, Evaluasi, Pelaporan Dan
Publikasi
Penataan Usahaan
 Menteri melakukan penatausahaan Pinjaman Daerah yang bersumber
dari Pemerintah atas; penarikan dan/atau penyaluran Pinjaman
Daerah; dan penerimaan kewajiban pembayaran kembali Pinjaman
Daerah.
 Gubernur, bupati, atau walikota melakukan penatausahaan Pinjaman
Daerah atas; penerimaan dan penggunaan Pinjaman Daerah; dan
kewajiban pembayaran kembali Pinjaman Daerah.
 Gubernur, bupati, atau walikota melakukan penatausahaan atas;
penerimaan dan penggunaan dana atas penerbitan Obligasi Daerah;
penerimaan dan penggunaan dana atas kegiatan yang dibiayai dari
penerbitan Obligasi Daerah; dan pembayaran kewajiban atas
penerbitan Obligasi Daerah.
Penatausahaan, Pemantauan, Evaluasi, Pelaporan Dan
Publikasi
 Pemantauan dan evaluasi : Menteri melakukan pemantauan dan evaluasi atas
penarikan, penyaluran, dan penerimaan kewajiban pembayaran kembali
Pinjaman Daerah yang bersumber dari Pemerintah dan melakukan pemantauan
dan evaluasi untuk melihat indikasi adanya penyimpangan dan/atau
ketidaksesuaian antara rencana penerbitan Obligasi Daerah dengan realisasinya.
 Pelaporan : Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan Pinjaman Daerah,
Menteri menyusun dan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan. Pertanggungjawaban atas pengelolaan Obligasi Daerah
dan dana atas kegiatan yang dibiayai dari penerbitan Obligasi Daerah
disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai bagian dari
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Penatausahaan, Pemantauan, Evaluasi, Pelaporan Dan
Publikasi

 Publikasi
Gubernur, bupati, atau walikota menyelenggarakan publikasi informasi
mengenai Pinjaman Daerah secara berkala. Publikasi informasi mengenai
Pinjaman Daerah meliputi:
 Kebijakan tentang pinjaman daerah;
 Posisi kumulatif pinjaman daerah;
 Jangka waktu pinjaman daerah;
 Tingkat bunga pinjaman daerah;
 Sumber pinjaman daerah;
 Penggunaan pinjaman daerah;
 Realisasi penyerapan pinjaman daerah;
 Pemenuhan kewajiban pinjaman daerah.
Sanksi Administratif

Dalam hal Pemerintah Daerah melanggar ketentuan, Menteri


mengenakan sanksi administratif berupa penundaan dan/atau
pemotongan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana Bagi Hasil yang
menjadi hak Daerah tersebut. Dalam hal Pemerintah Daerah tidak
memenuhi kewajiban pembayaran kembali pinjaman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) kepada Pemerintah, pembayaran
kewajiban diperhitungkan dengan Dana Alokasi Umum dan/atau Dana
Bagi Hasil yang menjadi hak Daerah tersebut.
Dalam hal Pemerintah Daerah tidak menyampaikan laporan
posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban pinjaman kepada Menteri dan
Menteri Dalam Negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Menteri
dapat menunda penyaluran Dana Perimbangan.
Ketentuan Peralihan

Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:


○ Perjanjian pinjaman yang telah dilakukan sebelum
berlakunya Peraturan Pemerintah ini, tetap berlaku
sampai dengan berakhirnya pelunasan pembayaran
pinjaman; dan
○ peraturan perundang-undangan yang telah ada
dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.
Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pemberian
pinjaman Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Daerah lain
diatur dengan Peraturan Daerah. Pada saat Peraturan
Pemerintah ini mulai berlaku, Peraturan Pemerintah Nomor 54
Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 136, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku. Peraturan Pemerintah ini mulai
berlaku pada tanggal diundangkan agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Negara Republik Indonesia.
60

Thanks!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai