Anda di halaman 1dari 12

“HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG PROSEDUR UMUM”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi


Keuangan Lanjutan

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. M. Fiqri Ramadhan
2. Muhammad Fikri Faisal
Akbar
3. Siti Zakiah Umah Agustini

D3 Akuntansi Pagi

Semester 3

STIE BINANIAGA BOGOR

Jl. Raya Pajajaran No.100 Telp. (0251) 8360688, Fax. (0251) 8354558 Bogor 16153
Web :www.stiebinaniaga.ac.id E-mail : informasi@stiebinaniaga.ac.id

1
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG-PROSEDUR UMUM PERBEDAAN
AGEN DAN CABANG

A. PENGERTIAN AGEN DAN KANTOR CABANG

Agen adalah suatu bentuk organisasi yang diberi fungsi untuk menerima pesanan barang-
barang dan bekerja di bawah pengawasan langsung kantor pusat (Home Office), dan transaksi
dengan pihak ketiga dilaksanakan secara langsung oleh kantor pusat.

Kantor Cabang adalah Suatu bentuk organisasi yang menjual barasng-barang dari persediaan
yang dibentuknya (baik dikirim dari kantor pusat atau yang dibeli sendiri) dan diberi wewenang
untuk melaksanakan transaksi – transaksi dengan pihak ketiga, sehingga berfungsi sebagai unit
usaha yang berdiri sendiri.

B. PERBEDAAN KARAKTERISTIK AGEN DAN KANTOR CABANG

Agen

1. Agen tidak memiliki persediaan untuk barang barang yang akan dijual, akan tetapi hanya
berupa contoh atau samplenya saja.

2. Persetujuan terhadap syarat syarat penjualan terletak sepenuhnya pada kantor pusat.
Administrasi terhadap piutang yang timbul dari penjualan dan pengumpulan piutang yang
bersangkutan diselenggarakan oleh kantor pusat.

3. Modal kerja untuk biaya operasi agen diberikan oleh kantor pusat. Agen tidak bisa mengurus
uang tunai selain uang tunai yang diberikan.

4. Agen penjual adalah Organisasi yang hanya mengambil pesanan untuk barang dan
jasa, dan yang beroperasi dibawah pengawasan langsung pejabat dari kantor pusat.

2
Kantor Cabang

1. Kantor cabang mengadakan persediaan (stock) untuk barang-barang dagangannya yang pada
umumnya sebagian besar dikirim dari kantor pusatnya pada batas tertentu dan boleh membeli
barang sendiri

2. Kantor cabang memberikan persetujuan tentang syarat syarat penjualan, menyelenggarakan


administrasi piutang yang timbul dari penjualan tersebut dan mengurus pengumpulan piutang
yang bersangkutan

3. Kantor cabang mengelola uang tunai dari hasil penjualan pengumpulan piutangnya dan
melaksanakan transaksi pembayaran atas inisiatif sendiri.

4. Cabang adalah Organisasi penjual, yang menjual barang-barang persediaan diselengarakan


sendiri dan yang bekerja sebagai kesatuan usaha yang bebas (independen).

C. PEMBUKUAN KANTOR PUSAT DAN AGEN

Usaha dari suatu Agen

Agen yang bekerja sebagai suatu unit organisasi penjualan local ( di daerah tertentu )
berada di bawah pengawasan kantor pusat ( bagian penjualan ) dan biasanya tidak melakukan
persediaan (stock) barang selain dari contoh atau monster (sample) daripada barang barang yang
akan ditawarkan untuk dijual.

Pembukuan untuk suatu Agen

Pembukuan agen cukup melakukan pembukuan kas saja untuk mecatat penerimaan ( dan
pengisian kembali ) modal kerja dari kantor pusat dan pengeluaran untuk berbagai macam biaya.
Untuk pengeluaran kas biasanya dicatat dalam bentuk rangkap. Untuk pengisian kembali modal
kerja maka agen mengirimkan copy atau tembusan catatan pengeluaran kas berikut bukti-
buktinya, untuk medapatkan penggantian dari kantor pusat sedangkan bukti pengeluaran kas
yang asli diarsipkan di tempat agen yang bersangkutan.

3
Pembukuan pada Kantor Pusat

Pembukuan terhadap transaksi agen yang akan dibukukan oleh kantor pusat, tergantung
pada tujuan yang dikehendaki, yaitu mengenai laba (rugi)

Ada dua pilihan untuk membukukan hal ini :

Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan dari agen ( tiap agen) tidak ditentukan secara
terpisah, yaitu dalam transaksi ini yang didapat dari penjualan reguler, dan transaksi penjualan
dan biaya yang terjadi melalui agen yang bersangkutan, dicatat dalam rekening pembukuan yang
ada seperti halnya pada kantor Pusat.

Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan melaui agen ditentukan secara terpisah, yaitu
cara ini memerlukan rekening khusus untuk agen, terutama untu pendapatan dan biaya yang
bersangkutan harus diselenggarakan. Rekening pembukuan khusus untuk agen , dipergunakan
untuk mencatat semua transaksi penjualan melaui agen dan biaya biaya yang terjadi pada agen
yang bersangkutan.

D. HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG

Sifat dan jenis usaha operasi dari kantor cabang, biasanya berada dibawah pengelolaan
seorang manajer cabang yang bertanggungjawab langsung kepada top manajemen kantor pusat.
Manajer cabang harus melaporkan informasi tentang volume aktivitas dan hasil usaha cabang
kepada kantor pusatnya, karena data demikian penting unttuk analisa dan pengambilan
keputusan.
Meskipun cabang berusaha dan bekerja sebagai unit yang berdiri sendiri, tetapi tetap di control
oleh kantor pusat. Kebijaksanaan umum dan standar pelaksanaan yang biasanya berlaku bagi
dunia usaha, juga dilaksanakan terhadap cabang-cabang yang dibentuk oleh kantor pusat.
Garis besar bekerjanya suatu cabang dan sebagai berikut :

4
 Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang barang dagangan maupun
aktiva lainnya oleh kantor pusat.

 Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan
permintaan barang barang local yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat atau apabila
pembelian itu dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis

 Cabang melakukan aktivitas penjualan, mulai dari usaha usaha untuk mendapatkan
pembeli, mengirimkan pembeli, mengirimkan barnag atua menyerahkan barnag dan jasa
langsung kepada pelanggan, membuat faktur penjualan, menagih atau mengumpulkan
piutang dan menyimpan uangnya didalam rekening bank sendiri.

E. OPERASI AGEN PENJUAL

Agen penjual semata – mata beroperasi hanya sebagai organisasi penjual lokal di bawah
pengawasan langsung kantor pusat, pada dasarnya tidak menyelengarakan persedian.
Agen penjual biasanya diberi dana kerja yang digunakan untuk membayar biaya yang dapat
dibayar dengan mudah melalui agen penjual.

Pesanan untuk barang dagangan yang diperoleh agen penjual dikirimkan kekantor pusan
untuk disetujui, jika harga jual dan syarat kredit dapa diterima, maka kantor pusat mengisi
pesanan ini dan mengirimkan barangnya kepada pelanggan bersangkutan. Kantor pusat
dapat mengembang tanggung jawab untuk memelihara piutang usaha yang timbul
dari penjualan, untuk memfaktur pelanggan, dan untuk melakukan penagihan. Beban
operasi angen pejual lainya selain beban operasi yang dibayar oleh agen penjual dari dana
kerjanya dipenuhi oleh kantor pusat.

F. AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUAL

Agen penjual tidak membutuhkan penyelengaraan seperangkat buku yang


lengkap. Biasanya agen pejual sudah cukup dengan menyelenggarakan ikhtisar penerimaan
dan pengeluaran dan kerja serta catan pejualan agen. Dalam menggunakan sistem

5
imperst kantor pusat menulis sebuah cek kepada agen penjual sebesar dana kerja yang
dicatat dalam buku kantor pusat dengan mendebet perkiraan dana kerja agen penjual
dan mengkredit perkiraan kas. Jika dana itu sudah menipis dan juga pada tiap akhir periode
fiskal dengan meminta pengisi kembali dana kerja dengan disertai laporan pengeluaran pos
per pos dan otentik serta voucher yang dibayar. Kantor pusat mendebet perkiraan atau
beban atau perkiraan lainya, dan mengkredit kas.

G. OPERASI CABANG

Kantor pusat melengkapi cabang dengan uang kas, barang dagangan, dan aktiva lainya
yang mungkin dibutuhkan, kantor cabang dapat membeli barang dagangannya dari
pihak luar dalam memenuhi kebutuhan local tertentu, untuk barang yang tidak tersedia
dari unit afiliasi. Cabang mengirimkan barang dagangan, memfaktur pelangganya,
dan melakukan penagihan atas piutang usaha, dan jumlah yang didepositokan ke
rekening banknya sendiri yang digunakan unuk pembelian barang dan jasa.

H. SYSTEM AKUNTANSI UNTUK OPERASI KANTOR CABANG

Sistem akuntansi ini ada dua yaitu :

1. System sentralisasi

Dalam system ini berlaku sepenuhnya pembukuan dilakukan oleh kantor pusat, kantor cabang
cukup hanya untuk mengumpulkan data data dasar, yang kemudian dikirim ke kantor pusat
untuk dicatat dalam jurnal dan buku besarnya (berupa tembusan ).

Apabila terjadi laba (rugi) dari aktivitas dari kantor cabang maka akan ditentukan secara
terpisah dari kantor pusat. System ini lebih hemat karena dilakukan secara terpusat.

2. System desentralisasi

System ini melakukan pencatatan tersendiri pada setiap cabang, melakukan buku jurnal, buku
besar, dan buku pembantu yang dianggap perlu. Pembukuan kantor cabang sama saja dengan
pembukuan badan usaha, tetapi kantor cabang tidak memiliki rekening modal melainkan

6
“R/K – Kantor Pusat” merupakan modal bagi kantor cabang dan dilain pihak merupakn
penanaman atau investasi modal oleh kantor pusat di cabang yang bersangkutan. Rekening ini
merupakan rekening proforma.

Transaksi keuangan kantor cabang di dalam sistem desentralisasi dikelompokkan menjadi 2


transaksi, yaitu:

1. Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat. Transaksi ini akan mempengaruhi
hubungan kantor cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini dicatat baik oleh
kantor cabang maupun kantor pusat.

2. Transaksi antara kantor cabang dengan pihak ketiga. Transaksi ini tidak mempengaruhi
hubungan kantor cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini tidak dicatat oleh
kantor pusat.

 Modifikasi Tehnik Pencatatan

Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat sementara dengan rekening Pusat dan
Kantor Cabang Yang bersifat permanen

Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat sementara, digunakan untuk
menampung transaksi transaksi yang mengakibatkan hutang piutang lancar antara kantor Pusat
dan Kantor Cabang.

 Laporan Keuangan Gabungan Untuk Kantor Pusat Dan Kantor Cabang

Kantor Pusat maupun kantor Cabang membuat sendiri laporan secara individual, akan tetapi
laporan tersebut belum menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha kantor Pusat dan kantor
Cabang sebagai satu kesatuan.

Laporan Keuangan Gabungan antara kantor Pusat dan Kantor Cabang ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu
kesatuan ekonom yang bulat , maka dalam penyusunannya perlu memperhatikan hal hal berikut :

7
Dalam Neraca hanya disajikan aktiva dan hak hak yang ada pada perusahaan dan hutang hutang
atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak di luar perusahaan.

Dalam perhitungan rugi laba, harus dihindarkan adanya perhitungan ganda pada pendapatan atau
biaya antara pusat dan cabang sebagai akibat dari pencatatan dari system desentralisasi.

Penyusunan Neraca Penyusunan, dilakukan dengan langkah langkah yang terdiri dari :

Menghapuskan rekening ( megeliminasi ) saldo rekening“R/K- kantor Pusat” dengan “R/K


Kantor Cabang” dan saldo rekening Hutang dan PIutang Kepada antar kantor pusat dan Cabang
yang ada didalam neraca individual kantor pusat maupun Cabang.

Menjumlahkan dan menggabungkan saldo dan rekening aktiva dengan rekening hutang yang
terdapat dalam neraca individual dan kantor dan cabangnya sesuai kelompok masing masing.

Penyusutan Laporan perhitungan rugi laba gabungan, diperlukan langkah langkah sebagai
berikut :

Menghapuskan atau mengeliminasi saldo rekening “pengiriman Barang dari kantor Pusat”
dengan “pengiriman Barang Ke Kantor cabang “ berikut biaya biaya dan pendapatan yang
ditimbulkan oleh transaksi tersebut sebagai akibat dari system pencatatan desentralisasi.

Menjumlahkan saldo Rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening biaya dan rugidiluar
usaha, rekening biaya dan rugi diluar usaha yang terdapat dalam laporan rugi laba individual
kantor pusat dan cabang.

 Daftar lajur Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan.

Daftar ini dibuat untuk mempermudah penggabungan saldo antara kantor pusat dan kantor
cabang. Daftar ini berisi kolom kolom saldo rekening kantor pusat , cabang cabang , debet dan
kredit untuk penyesuaian juga eliminasi dan kolom untuk neraca atau rugi laba gabungan.

 Penyesuaian Rekening TImbal Balik (Adjustment Of Reciprocal Accounts )

Data – data yang perlu diperimbangan dalam menyesuaikan dua rekening tersebut, pada
dasarnya dapat digolongkan kedalam 4 golongan sebagai berikut :

8
Debit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Pusat”

Kredit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor Pusat”

Debit rekening “Kantor Pusat ” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Cabang”

Kredit rekening “Kantor Pusat ” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor Cabang”

I. AKUNTANSI UNTUK CABANG

Sistem akutansi untuk cabang dapat menetapkan:


1. Penyeleggaraan Catatan Cabang di Cabang Sendiri

Sistem akuntansi cabang diselenggarakan dicabang itu sendiri. Cabang


menyelengarakan buku pencatatan asli dan membukukanya dalam catatan buku besar.
Laporan keuangan yang disusun secara berkala dan dikirimkan ke kantor pusat. Laporan
keuangan yang dikirimkan oleh cabang biasanya diperiksa oleh internal perusahaan.

2. Penyusuanan Perhitungan Laba/Rugi Cabang dan Kantor Pusat

Perkiraan investasi cabang tercantum sebagai aktiva dalam neraca kantor pusat, neraca
cabang dapat dilampirkan sebagai schedule pendukung saldo perkiraan cabang. Laba
masing-masing cabang dapat dicantumkan dalam perhitungan rugi-laba segera
setelah hasil operasi kantor pusat dilaporkan sebagai berikut :

Laba bersih dari operasi sendiri …………


$6.140
Ditambah: Laba cabang :
Laba bersih-cabang No.1 …………
6.150

Total laba ……………………………….. $7.790

9
3. Penyesuaian dari Perkiraan Silang (Adjustment Of Resiprocal Accounts)

Data-data yang harus dipertimbangkan dalam merekonsiliasi (mencocokan) dua perkiraan silang
tersebut adalah:
1. Debet para perkiraan cabang yang tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan
kantor pusat.
2. Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama pada perkiraan kantor
pusat.
3. Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan
cabang.
4. Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak diikuti dengan debet yang sama pada perkiraan
cabang.

Untuk mengilustrasikan prosedur yang harus diikuti dalam merekonsiliasi perkiraan cabang
dan kantor, asumsikan bahwa pada tanggal 31 Desember, yaitu akhir periode fiskal, tetapi
sebelum penutupan perkiraan, perkiraan cabang dan kantor cabang dan kantor pusat terlihat
sebagai berikut:
Dalam Buku Kantor Pusat
Cabang

30 Nov. Saldo…….….$10.500 17 Des Diterima uang kas dari


Cabang ……………………. $1.500

(1) 28 Des. Dikirim barang (2) 22 Des. Penagihan piutang


dagangan ke cabang 3000 usaha cabang 750

Dalam Buku Cabang


Kantor Pusat

15 Des. Dikirimkan uang kas 30 Nov. Saldo ……………….. $10.500

10
ke kantor pusat $1.500
(3)30 Des.Dikirimkan uang kas (4) 26 Des. Koreksi Laba bersih yang
Kekantor pusat 500 ditetapkan terlalu rendah untuk
Tahun yang lalu 200

Analisis perkiraan silang ini mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:


1. Debet pada perkiraan cabang tidak disertai dengan kredit yang sama pada perkiraan
kantor pusat. Kantor pusat telah mendebet perkiraan Cabang dan mengkredit
perkiraan pengiriman Barang Dagangan Ke Cabang Sebesar $3.000 untuk barang
yang telah dikirimakan ke cabang pada akhir tahun, dan belum sampai kecabang
pada tanggal 31 Desember, maka ayat jurnal dibawah ini dibutuhkan dalam buku cabang
pada 31 Desember :
Pengiriman Barang Dagangan Dari Kantor

Pusat-Dalam Perjalanan ……………….. $3.000

Kantor Pusat ……………………………$3.000

2. Kredit pada perkiraan cabang tidak disertai dengan debet yang sama dalam perkiraan
kantor pusat. Kantor pusat mendebet perkiraan kas dan mengkredit cabang sebesar $750
atas penagihan piutang usaha tetapi hal ini belum dicatat dalam perkiraan cabang , maka
jurnal pada 31 Desember dalam buku cabang adalah:
Kantor Pusat ……………………… $ 750

3. Debet pada perkiraan kantor pusat tidak disertai dengan kredit yang sama

Piutang Usaha ………………… $750


pada perikiraan cabang. Cabang telah mengkredit perkiraan Kantor Pusat pada waktu
mengkoreksi perkiraan Sebesar laba bersih yang ditetapkan terlalu rendah untuk periode
yang lalu, maka ayat jurnal pada buku kantor pusat 31 Desember:

11
Kas Dalam Perjalanan ………………… $500
Cabang …………………………………….$500

4. Kredit pada perkiraan kantor pusat tidak diikuti dengan debet yang sama pada
perkiraan cabang. Cabang telah mengkredit perkiraan Kantor Pusat pada
waktu mengoreksi perkiraan sebesar laba bersih yang tetapkan terlalu rendah untuk
periode yang lalu, ayat jurnal yang dibutuhkan pada buku kantor pusat 31 Desember
adalah:
Cabang …………………….. $ 200
Laba yang ditahan ……………… $200

12

Anda mungkin juga menyukai