Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MAHESTI CAHAYUNI

NIM : 1803101062
KELAS : 5B AKUNTANSI
BAB 8
HUBUNGAN KANTOR PUSAT DAN CABANG
A. Perkembangan Pembentukan Agen dan Cabang
Di dalam perkembangan usahanya, perusahaan dapat beroperasi tidak saja di dalam
lingkungan suatu kota tetapi dapat juga beroperasi ke luar kota, ke luar daerah dan bahkan ke
luar negeri. Pusat-pusat penjualan yang dibentuk itu dapat berupa “agen” atau “cabang”.
Dalam perkembangan selanjutnya bentuk agen ataupun cabang dapat pula diserahi fungsi
selain penjualan juga fungsi pembelian dan lain-lain.
B. Perbedaan Karakteristik Agen dan Kantor Cabang
Agen Kantor Cabang
Agen adalah suatu bentuk organisasi yang Kantor cabang adalah suatu bentuk
hanya diberi fungsi untuk menerima pesanan organisasi yang menjual barang-barang dari
barang-barang dan bekerja di bawah persediaan yang dibentuknya (baik dikirim
pengawasan langsung oleh Kantor Pusat – dari kantor Pusat maupun dibeli sendiri) dan
sedang transaksi dengan pihak ketiga diberi wewenang untuk melaksanakan
dilaksanakan secara langsung oleh kantor transaksi-transaksi dengan pihak ketiga,
Pusat. sehingga berfungsi sebagai unit usaha yang
berdiri sendiri.
Agen tidak memiliki persediaan untuk barang- Kantor cabang mengadakan persediaan
barang yang akan dijual, akan tetapi hanya untuk barang-barang dagangannya yang
berupa monster (contoh contoh/samples). pada umumnya sebagian besar dikirim dari
Barang-barang yang dijual akan dikirim kantor Pusatnya. Namun demikian sampai
langsung oleh kantor Pusat kepada langganan dengan batas-batas tertentu kantor cabang
yang bersangkutan. juga membeli sendiri barang-barang
dagangannya.
Persetujuan terhadap syarat-syarat penjualan Kantor cabang memberikan persetujuan
terletak sepenuhnya pada kantor pusat. tentang syarat-syarat penjualan,
Administrasi terhadap piutang yang timbul menyelenggarakan administrasi piutang yang
dari penjualan dan penugumpulan piutang timbul dari penjualan tersebut dan mengurus
yang bersangkutan diselenggarakan oleh pengumpulan piutang yang bersangkutan.
kantor pusat.
Modal kerja untuk biaya-boaya operasi Agen Kantor cabang mengelola uang tunai dari
diberikan oleh kantor pusat. Agen tidak hasil penjualan pengumpulan piutangnya
mengurus uang tunai (kas) selain modal kerja dan melaksanakan transaksi-transaksi
yang diberikan. pembayaran atas inisiatif sendiri.
C. Hubungan Kantor Pusat dan Agen
Usaha dari suatu Agen
Untuk keperluan usahanya, biasanya agen diberi sejumlah modal kerja dari Kantor
Pusat guna pembayaran ongkos-ongkos penjualan dan penyelesaian kewajiban Agen dalam
melaksanakan tugasnya. Pesanan-pesanan yang diterima oleh Agen dikirimkan langsung ke
Kantor Pusat untuk dimintakan persetujuan. Jika harga dan syarat-syarat pembayaran dapat
diterima, maka Kantor Pusat dapat mengirimkan barang-barangnya langsung kepada langganan
dengan faktur penjualannya sekaligus. Semua biaya yang bersangkutan dengan Agen selain
yang dikeluarkan oleh Agen dengan mempergunakan modal kerja yang diterimanya,
diperhitungkan dan ditanggung oleh Kantor Pusat.
Pembukuan untuk suatu Agen
Akuntansi terhadap usaha keagenan tidak membutuhkan penyusunan buku-buku
secara lengkap. Pada umumnya agen cukup menyelenggarakan buku kas untuk mencatat
penerimaan (dan pengisian kembali) modal kerja dari kantor pusat, dan pengeluaran-
pengeluaran untuk berbagai macam biaya. Pengeluaran kas biasanya dicatat dalam bentuk
rangkap dengan cara membuat tembusan-tembusannya.
Pembukuan pada Kantor Pusat
Pembukuan terhadap transaksi-transaksi dengan agen, yang akan diselenggarakan oleh
Kantor Pusat, tergantung pada tujuan yang dikehendaki, yaitu mengenai laba yang didapat dari
aktivitas penjualan melalui agen tersebut. Dalam hal ini terdapat dua alternative sebagai
berikut:
1. Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan melalui agen (tiap-tiap agen) tidak
ditentukan secara terpisah. Pada cara ini laba (rugi) yang didapat dari penjualan melalui agen
akan dilaporkan tergabung dengan transaksi penjualan reguler. Semua transaksi penjualan dan
biaya-biaya yang terjadi melalui agen yang bersangkutan, dicatat dalam rekening-rekening
pembukuan yang ada seperti halnya transaksi-transaksi yang terjadi di Kantor Pusat.
2. Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan melalui agen ditentukan secara terpisah.
Pada cara ini rekening-rekening pembukuan khusus untuk agen, terutama untuk pendapatan
dan biaya-biaya yang bersangkutan harus diselenggarakan. Dengan demikian dapat diperoleh
gambaran yang jelas tentang laba atau rugi yang timbul dari kegiatan penjualan melalui setiap
agen yang dibentuk.
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang
Tingkat kebebasan berdiri sendiri yang diberikan kepada suatu cabang ditetapkan oleh
kantor pusat. Kebijaksanaan umum dan standar pelaksanaan yang biasa berlaku bagi dunia
usaha, juga dilaksanakan terhadap cabang-cabang yang dibentuk oleh kantor pusat. Garis besar
bekerjanya suatu cabang adalah sebagai berikut:
1. Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang-barang dagangan maupun aktiva
lainnya oleh kantor pusat.
2. Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan
permintaan barang-barang lokal yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat atau apabila
pembelian itu dapat dipertanggung-jawabkan secara ekonomis.
3. Cabang melakukan aktivitas penjualan; mulai dari usaha-usaha untuk mendapatkan pembeli;
mengirimlan barang atau menyerahkan jasa-jasa kepada langganan, membuat faktur penjualan,
menagih (mengumpulkan) piutang dan menyimpan uangnya di dalam rekening banknya sendiri.
D. Sistem Akuntansi untuk Operasi Kantor Cabang
System Sentralisasi. Apabila system sentralisasi dilaksanakan, maka pembukuan terhadap
transaksi-transaksi yang terjadi di kantor cabang diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor
pusat. Pada cara ini kantor cabang cukup mengumpulkan dokumen-dokumen dasar, seperti
faktor penjualan, catatan waktu kerja, voucher-voucher pengeluaran kas, dan bukti-bukti
lainnya yang mendukung terjadinya transaksi. System sentralisasi pada umumnya dilaksanakan
dalam rangka penghematan biaya administrasi.
System Desentralisasi. Pada cara ini setiap cabang menyelenggarakan pembukuan atas
transaksi-transaksi yang terjadi pada cabang yang bersangkutan secara lengkap. Tiap-tiap
cabang menyelenggarakan buku-buku jurnal; buku besar dan buku-buku tambahan (pembantu)
apabila dianggap perlu. Apabila system desentralisasi dilaksanakan, biasanya susunan dan
klasifikasi rekening-rekening pembukuan pada tiap-tiap kantor cabang mengikuti dan sesuai
dengan susunan dan klasifikasi yang dipakai pada kantor pusatnya.
Modifikasi Teknik Pencatatan
Agar data laporan keuangan lebih informatif maka untuk kepentingan analisa laporan
keuangan hendaknya ada pemisahan antara:
1. Rekening Kantor Pusat maupun Kantor Cabang yang bersifat sementara, dipakai untuk
menampung transaksi-transaksi yang mengakibatkan hutang-piutang lancer antara pusat dan
cabang. Misalnya, dalam pengiriman uang dan barang di Kantor .
2. Rekening-rekening “Kantor Pusat” maupun “Kantor Cabang” yang bersifat permanen (atau
menunjukkan hubungan-hubungan jangka panjang), dipakai untuk menampung transaksi-
transaksi yang mengakibatkan hutang-piutang tetap antara pusat dan cabang.
Laporan Keuangan Gabungan untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang
laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan cabangnya dimaksudkan untuk
memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu
kesatuan ekonomi yang buat, dalam penyusunannya harus memperhatikan hal-hal yang berikut
:
1. Di dalam Neraca hanya disajikan aktiva dan hak-hak yang ada pada perusahaan dan hutang-
hutang atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Sebagai
satu kesatuan usaha hak-hak yang dimiliki oleh dan kewajiban-kewajiban yang ada di antara
kantor pusat dengan cabangnya, atau hutang-piutang di antara pusat dengan cabangnya harus
ditiadakan.
2. Di dalam Laporan Perhitungan Rugi-Laba, harus dihindarkan adanya perhitungan ganda
terhadap suatu pendapatan dan biaya yang sama. Pengakuan terhadap pendapatan-
pendapatan dan biaya-biaya yang timbul dari transaksi antara pusat dengan cabang dan
sebaliknya sebagai akibat system desentralisasi, harus dibatalkan. Kenaikan dan penurunan
kekayaan bersih (net assets) total yang ditempatkan di pusat dan cabang, harus dipakai sebagai
kriteria terhadap pengakuan adanya pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang terjadi
dalam perusahaan sebagai satu kesatuan usaha, untuk menghindarkan adanya perhitungan
ganda terhadap pendapatan dan biaya-biaya tersebut.
E. Daftar Lajur Penyusunan
Laporan Keuangan Gabungan
Untuk mempermudah penggabungan saldo rekening-rekening pembukuan yang ada
baik di pusat maupun cabang-cabangnya, biasanya disusun suatu kertas kerja yang berupa
“daftar lajur penyusunan laporan keuangan gabungan”. Daftar lajur itu memuat kolom-kolom
saldo rekening-rekening pembukuan kantor pusat, cabang-cabang, debit dan kredit untuk
penyesuaian dan eliminasi dan kolom untuk neraca atau laporan rugi-laba gabungan. Di dalam
daftar lajur itu telah dilakukan penggolongan rekening-rekening pembukuan yang sama dengan
mudah dapat dilaksanakan.
Penyesuaian rekening Timbal Balik (Adjustment of Reciprocal Accounts)
Pada akhir periode atau pada saat akan menutup buku-buku, sebab-sebab adanya
perbedaan saldo di antara 2 rekening yang reciprocal tersebut harus diselidiki dan penyesuaian
harus dilakukan seperlunya. Data yang perlu dipertimbangkan dalam menyesuaikan 2 rekening
tersebut, pada dasarnya dapat digolongkan ke dalam 4 golongan sebagai berikut :
1. Debit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Pusat”.
2. Kredit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor Pusat”.
3. Debit rekening “Kantor Pusat” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Cabang”.
4. Kredit rekening “Kantor Pusat” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor Cabang”.

Anda mungkin juga menyukai