JANGKA WAKTU TERBATAS Persekutuan secara hukum berakhir (bubar) ketika terjadi
kematian, pengunduran diri, atau ketidakmampuan sekutu. Selain itu, masuknya anggota
baru ke dalam persekutuan secara hukum mengakhiri persekutuan yang lama dan
membentuk persekutuan baru.
Nurofik Halaman 1
individu yang bertanggungjawab atas kewajiban persekutuan, terlepas dari jumlah ekuitas
yang dimiliki sekutu dalam persekutuan. Tuntutan kreditor akan beralih kepada sekutu
secara individual. Karakteristik ini merupakan pembeda utama antara persekutuan dan
bentuk entitas perseroan, yaitu pemegang saham tidak secara pribadi bertanggungjawab
atas kewajiban perusahaan.
AKUNTANSI PERSEKUTUAN
Secara umum akuntansi untuk usaha persekutuan tidak berbeda dengan akuntansi untuk
perseroan. Perbedaan utama antara akuntansi persekutuan dengan akuntansi perseroan tampak
pada bagian ekuitas dari laporan posisi keuangan (neraca).
Catatan akuntansi persekutuan berisi tiga akun untuk setiap sekutu, yaitu akun modal
sekutu, akun utang/piutang sekutu, dan akun prive sekutu. Akun modal sekutu digunakan untuk
mencatat investasi (setoran) ekuitas sekutu. Akun ini pertama kali dikredit sesuai nilai wajar aset
yang dikontribusikan oleh sekutu pada saat pembentukan persekutuan; perubahan berikutnya
mencerminkan bagian sekutu atas laba bersih yang diperoleh persekutuan dari operasinya,
tambahan aset yang diinvestasikan, dan penarikan aset persekutuan oleh sekutu. Akun
utang/piutang sekutu digunakan untuk mencatat jumlah pinjaman dari (utang) atau dipinjamkan
kepada (piutang) sekutu. Akun prive sekutu (drawings) digunakan untuk mencatat penarikan kas
oleh sekutu sebagai bentuk pengambilan bagian atas laba tahunan persekutuan. Akun ini sama
dengan akun dividen yang digunakan oleh perseroan. Pada akhir periode akuntansi saldo akun
prive ditutup ke akun modal sekutu.
Akuntansi persekutuan yang berkaitan dengan modal sekutu mencakup tiga hal, yaitu
pencatatan pada saat pembentukan (yaitu mencatat investasi oleh masing-masing sekutu), operasi
persekutuan, dan pembubaran persekutuan, baik pembubaran karena perubahan kepemilikan
maupun karena dilikuidasi. Pada bab ini akan diuraikan akuntansi pembentukan dan operasi
persekutuan. Akuntansi perubahan kepemilikan dan pembubaran persekutuan akan diuraikan
pada dua bab berikutnya.
Nurofik Halaman 2
Sediaan Rp10.000.000
Tanah 44.000.000
Bangunan 46.000.000
Rp100.000.000
Pada contoh ini nilai aset bersih Persekutuan ABC adalah Rp200.000.000 (Rp60.000.000
+ Rp40.000.000 + Rp100.000.000). Nilai aset yang dikontribusikan oleh setiap sekutu
menunjukkan hak atas modalnya, yaitu Ario Rp60.000.000 (30% × Rp200.000.000), Bimo
Rp40.000.000 (20% × Rp200.000.000), dan Cintya Rp100.000.000 (50% × Rp200.000.000).
Oleh karena itu, pada saat pembentukan persekutuan akun modal Ario, Bimo, dan Cintya masing-
masing harus dikredit sebesar Rp60.000.000, Rp40.000.000, dan Rp100.000.000. Jurnal untuk
mencatat investasi oleh masing-masing sekutu ke dalam persekutuan adalah sebagai berikut.
Kas Rp60.000.000
Modal, Ario Rp60.000.000
(mencatat invesatsi Ario)
Kas Rp40.000.000
Modal, Bimo Rp40.000.000
(mencatat invesatasi Bimo)
Sediaan Rp10.000.000
Tanah 44.000.000
Bangunan 46.000.000
Modal, Cintya Rp100.000.000
(mencatat investasi Cintya)
Berdasarkan ketiga jurnal tersebut, laporan posisi keuangan Persekutuan ABC tampak sebagai
berikut.
Persekutuan ABC
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
per 2 Januari 2011
Aset
Kas Rp100.000.000
Sediaan 10.000.000
Tanah 44.000.000
Bangunan 46.000.000
Jumlah Aset Rp200.000.000
Ekuitas
Modal, Ario Rp60.000.000
Modal, Bimo 40.000.000
Modal, Cintya 100.000.000
Jumlah Ekuitas Rp200.000.000
Nurofik Halaman 3
Dalam pembentukan persekutuan sangat dimungkinkan untuk mengakui kemampuan
lebih yang dimiliki atau dibawa oleh satu atau beberapa sekutu. Atas kemampuan lebih tersebut,
hak atas modal sekutu dimungkinkan menjadi lebih tinggi dari aset bersih yang dikontribusikan.
Faktor keahlian, bakat kewirausahaan, atau pengalaman bisnis yang dimiliki oleh satu atau lebih
sekutu dapat menjadi pertimbangan untuk memberikan hak modal yang lebih besar dari
kontribusi sekutu yang bersangkutan.
Kemampuan lebih yang dimiliki oleh satu atau lebih sekutu dalam akuntansi persekutuan
dapat direalisasi dalam bentuk bonus atau goodwill. Kesamaannya, bonus dan goodwill
merupakan hak istimewa yang diberikan kepada sekutu berkemampuan lebih dengan cara
memberikan tambahan hak atas modalnya. Adapun perbedaan antara keduanya diuraikan berikut
ini.
METODE BONUS Pada metode bonus tambahan hak atas modal untuk sekutu
berkemampuan lebih diambilkan dari hak modal sekutu yang lain. Penggunaan metode
bonus mengandung arti semua sekutu tidak menyetujui dilakukannya revaluasi atas aset
bersih persekutuan. Sebagai konsekuensinya semua sekutu harus merelakan sebagian
modalnya ditransfer sebagai pembayaran bonus kepada sekutu berkemampuan tersebut.
Pada metode ini goodwill tidak diakui dan setiap akun modal sekutu dikredit sebesar hak
modalnya dikalikan dengan nilai aset bersih persekutuan. Perbedaan antara nilai aset
bersih yang dikontribusikan oleh setiap sekutu dan saldo akun modalnya merupakan
pembayaran bonus.
METODE GOODWILL 1 Pada metode goodwill tambahan hak atas modal sekutu yang
berkemampuan lebih tidak diambilkan dari modal sekutu yang lain, tetapi secara khusus
persekutuan membentuk akun goodwill dalam jumlah yang wajar melalui proses penilaian
kembali (revaluasi) aset bersihnya. Penggunaan metode ini mengandung arti semua
sekutu tidak menyetujui sebagian modalnya ditransfer kepada sekutu berkemampuan
lebih di dalam persekutuan. Sebagai konsekuensinya aset bersih persekutuan harus
direvaluasi. Selisih antara nilai aset bersih hasil revaluasi dengan nilai bersih aset riil
mengindikasikan adanya goodwill, yaitu aset tidak berwujud untuk menunjukkan
kemampuan lebih (keahlian, bakat kewirausahaan, pengalaman bisnis, dan sebagainya)
yang dimiliki sekutu tertentu.
Ada dua cara untuk menentukan nilai goodwill persekutuan. Pertama, merevaluasi nilai
aset bersih persekutuan untuk menentukan nilai revaluasi, kemudian membandingkannya
dengan nilai bersih aset riil. Selisih lebih nilai revaluasi diatas nilai bersih aset riil adalah
goodwill. Sebaliknya, jika nilai bersih aset riil lebih tinggi dari nilai revaluasi, maka nilai
bersih aset riil harus diturunkan sesuai nilai revaluasinya. Dasar yang digunakan untuk
revaluasi aset adalah nilai investasi sekutu pemberi bonus dibagi dengan hak (persentase)
atas modal sekutu pemberi bonus tersebut. Kedua, goodwill dapat juga dihitung dengan
cara membagi bonus dibayarkan (berdasarkan hasil perhitungan pada metode bonus)
dengan hak (persentase) atas modal sekutu pemberi bonus. Nilai goodwill yang terbentuk
Menurut PSAK 22, goodwill adalah suatu aset yang mencerminkan manfaat ekonomi
1
masa depan yang timbul dari aset lainnya yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak
dapat diidentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah.
Nurofik Halaman 4
untuk selanjutnya dialokasikan kepada sekutu penerima bonus. Jika sekutu penerima
bonus lebih dari satu sekutu, alokasi goodwill kepada masing-masing sekutu didasarkan
pada rasio pembagian laba rugi yang berlaku.
Untuk memperjelas uraian tentang metode bonus dan metode goodwill, berikut ini
diberikan contoh pencatatan untuk kedua metode tersebut.
Berdasarkan kontribusi dari setiap sekutu maka nilai aset bersih persekutuan ABG adalah
Rp920.000.000, yaitu Rp200.000.000 dari Alpha; Rp600.000.000 dari Beta (Rp360.000.000 +
Rp1.200.000.000 – Rp960.000.000), dan Rp120.000.000 dari Gama. Perbandingan antara
kontribusi dan hak atas modal setiap sekutu dalam persekutuan dihitung sebagai berikut.
Pada perhitungan tersebut tampak hak modal Alpha dalam persekutuan diakui lebih
rendah Rp16.000.000 dibandingkan dengan kontribusinya (investasinya), hak modal Beta diakui
lebih rendah Rp48.000.000, hak modal Gama diakui lebih tinggi Rp64.000.000 dibandingkan
dengan kontribusinya.
Apabila seluruh sekutu memilih menggunakan metode bonus berarti terdapat pembayaran
bonus oleh Alpha dan Beta kepada Gama, masing-masing sebesar Rp16.000.000 dari Alpha dan
Rp48.000.000 dari Beta. Jurnal-jurnal yang diperlukan pada buku persekutuan adalah sebagai
berikut.
Sediaan Rp200.000.000
Modal, Alpha Rp200.000.000
(mencatat invesatsi Alpha)
Peralatan Rp360.000.000
Bangunan 1.200.000.000
Utang Wesel Rp960.000.000
Modal, Beta 600.000.000
(mencatat invesatasi Beta)
Nurofik Halaman 5
Kas Rp120.000.000
Modal, Gama Rp120.000.000
(mencatat invesatsi Gama)
Kas Rp120.000.000
Sediaan 200.000.000
Peralatan 360.000.000
Bangunan 1.200.000.000
Utang Wesel Rp960.000.000
Modal, Alpha 184.000.000
Modal, Beta 552.000.000
Modal, Gama 184.000.000
(mencatat investasi sekutu ke dalam persekutuan)
Apabila seluruh sekutu sepakat menggunakan metode goodwill, maka nilai goodwill yang
dibentuk adalah Rp80.000.000 {(Rp16.000.000 + Rp48.000.000) ÷ (20% + 60%)} atau:
Jurnal untuk mencatat pembentukan goodwill dan investasi oleh masing-masing sekutu adalah
sebagai berikut.
Goodwill Rp80.000.000
Modal, Gama Rp80.000.000
(mencatat pengakuan goodwill)
Kas Rp120.000.000
Sediaan 200.000.000
Peralatan 360.000.000
Bangunan 1.200.000.000
Utang Wesel Rp960.000.000
Modal, Alpha 200.000.000
Modal, Beta 600.000.000
Modal, Gama 120.000.000
(mencatat investasi sekutu ke dalam persekutuan)
Berdasarkan metode goodwill, laporan posisi persekutuan ABG yang disusun sesaat setelah
pembentukan tampak seperti berikut ini.
Nurofik Halaman 6
Persekutuan ABC
Laporan Posisi Keuangan
per 2 Januari 2011
Aset
Kas Rp120.000.000
Sediaan 200.000.000
Peralatan 360.000.000
Bangunan 1.200.000.000
Goodwill 80.000.000
Jumlah Aset Rp1.960.000.000
Liabilitas
Utang Wesel Rp960.000.000
Jumlah Liabilitas Rp960.000.000
Ekuitas
Modal, Alpha 200.000.000
Modal, Beta 600.000.000
Modal, Gama 200.000.000
Jumlah Ekuitas Rp1.000.000.000
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Rp1.960.000.000
Kas Rp5.000.000
Sediaan 10.000.000
Modal, A Rp15.000.000
(mencatat penambahan investasi oleh A)
Modal, B Rp7.000.000
Kas Rp7.000.000
(mencatat pengurangan investasi oleh B)
Nurofik Halaman 7
Penarikan investasi harus dibedakan dengan penarikan kas secara reguler atau berkala
(mingguan atau bulanan) oleh sekutu. Tidak seperti karyawan persekutuan yang memiliki take-
home pay, sekutu pada umumnya tidak memiliki take-home pay karena imbalan bisnis sekutu
adalah laba yang didapat oleh persekutuan. Sebagai gantinya, sekutu dapat menarik sejumlah
uang secara reguler (mingguan atau bulanan) untuk mengantisipasi bagiannya atas keuntungan
persekutuan. Penarikan kas yang demikian ini disebut prive (drawings). Transaksi prive dicatat
secara langsung dengan mendebit akun prive sekutu. Pada akhir periode akuntansi saldo akun
prive ditutup ke akun modal sekutu yang bersangkutan. Sebagai contoh, A adalah sekutu dari
Persekutuan AB. Pada bulan Juni 2012, A menarik kas dari persekutuan sebesar Rp1.000.000
sebagai antisipasi atas laba persekutuan tahun 2012. Transaksi ini dicatat dengan jurnal sebagai
berikut.
Prive, A Rp1.000.000
Kas Rp1.000.000
(mencatat prive A)
Akun prive menyajikan catatan prive untuk masing-masing sekutu selama satu periode akuntansi.
Pada akhir periode akuntansi, saldo akun prive A ditutup ke akun modal A dengan jurnal sebagai
berikut.
Modal, A Rp1.000.000
Prive, A Rp1.000.000
(menutup prive A ke modal A)
Terlepas dari namanya, penarikan berkala (prive) pada esensinya adalah disinvestasi dan
mempunyai sifat yang sama dengan penarikan dalam jumlah besar dan tidak reguler. Akun prive
ditutup ke akun modal sebelum persekutuan menyusun laporan posisi keuangan.
UTANG-PIUTANG
Sekutu dapat meminjam uang atas nama pribadi kepada persekutuan. Oleh persekutuan
transaksi ini tidak dapat dikategorikan sebagai pengurangan investasi sekutu, melainkan sebagai
piutang persekutuan kepada sekutu. Sebagai contoh, apabila sekutu B pada persekutuan SB
meminjam uang kepada persekutuan sebesar Rp5.000.000, maka oleh persekutuan transaksi ini
dicatat dengan jurnal sebagai berikut.
Piutang, B Rp5.000.000
Kas Rp5.000.000
(mencatat piutang kepada sekutu B)
Nurofik Halaman 8
Kas Rp2.000.000
Utang, B Rp2.000.000
(mencatat utang kepada sekutu B)
Isu akuntansi yang berkaitan dengan operasi persekutuan adalah tentang pembagian laba
rugi persekutuan. Berbeda dengan perseroan dimana pembagian laba (dividen) selalu didasarkan
pada hak atas modal (lembar saham), pada persekutuan pembagian laba rugi tidak selalu
didasarkan pada hak atas modal sekutu. Dengan kata lain, pada persekutuan, hak atas modal
merupakan hal yang berbeda dengan hak atas laba rugi. Namun demikian, formulasi pembagian
laba rugi harus mempertimbangkan asas keadilan. Asas keadilan di sini mengandung arti laba
rugi persekutuan dibagi sesuai kontribusi yang diberikan oleh masing-masing sekutu, baik
kontribusi dalam bentuk aset riil maupun kemampuan sekutu dalam mengelola usaha
persekutuan.
Terdapat banyak alternatif (variasi) dalam pembagian laba rugi yang disepakati dalam
perjanjian persekutuan. Berbagai variasi tersebut sangat dimungkinkan karena adanya perbedaan
nilai jasa yang dikontribusikan oleh masing-masing sekutu. Alternatif pembagian laba rugi
persekutuan antara lain (dapat salah satu atau kombinasi dari berbagai alternatif berikut ini).
a. Pembagian laba rugi untuk setiap sekutu dilakukan berdasarkan rasio tertentu.
b. Pembagian laba rugi untuk setiap sekutu dilakukan berdasarkan rasio modal. Pendekatan
ini lebih menekankan pada kontribusi riil masing-masing sekutu. Rasio modal dapat
didasarkan pada modal awal periode, modal akhir periode, atau rata-rata modal dalam
satu periode. Penggunaan rata-rata modal dalam satu periode sebagai dasar pembagian
laba rugi merupakan cara paling adil dibandingkan dengan modal awal atau modal akhir
periode. Selain itu, penggunaan rata-rata modal akan mendorong investasi oleh sekutu
sepanjang periode. Sebaliknya, penggunaan modal awal periode akan mendorong sekutu
untuk melakukan investasi besar hanya di awal periode, kemudian melakukan divestasi
pada tanggal-tanggal selanjutnya. Demikian juga dengan penggunaan modal akhir periode
yang cenderung mendorong investasi besar hanya di akhir periode.
c. Pembagian laba rugi untuk setiap sekutu dilakukan dengan terlebih dahulu
memperhitungkan jasa seorang sekutu dan sisanya dibagi berdasarkan rasio tertentu. Pada
persekutuan, sangat dimungkinkan seorang sekutu mencurahkan sebagian besar waktunya
untuk mengurusi bisnis persekutuan, sementara sekutu yang lain banyak bekerja di luar
Nurofik Halaman 9
persekutuan. Oleh karena itu, sangat masuk akal jika persekutuan memberi imbal jasa
kepada sekutu aktif dengan, misalnya, memberi tunjangan gaji.
d. Pembagian laba rugi untuk setiap sekutu dilakukan dengan terlebih dahulu
memperhitungkan bonus untuk sekutu tertentu dan sisanya dibagi berdasarkan rasio
tertentu. Umumnya bonus diberikan kepada sekutu yang berposisi sebagai pengelola
bisnis persekutuan (managing partner). Tujuan pemberian bonus kepada sekutu pengelola
adalah untuk mendorong pencapaian laba maksimal.
e. Pembagian laba rugi untuk setiap sekutu dilakukan dengan terlebih dahulu
memperhitungkan bunga atas modal yang diinvestasikan oleh masing-masing sekutu dan
sisanya dibagi berdasarkan rasio tertentu. Bunga atas modal dapat didasarkan pada modal
awal periode, modal akhir periode, atau rata-rata modal dalam satu periode. Sekali lagi,
dasar paling adil untuk menetapkan jumlah bunga adalah rata-rata modal dalam satu
periode.
Untuk mempermudah memahami pembagian laba rugi dalam persekutuan, berikut ini
diberikan contoh-contoh perhitungan pembagian laba rugi untuk berbagai alternatif yang telah
disebutkan.
Peraga 1.1
Persekutuan Diana, Rossa, dan Eliza
Laporan Modal Sekutu
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2010
Diasumsikan selama tahun 2010 persekutuan Diana, Rossa, dan Eliza memperoleh laba bersih
Rp50.000.000 dan persekutuan membagi laba rugi berdasarkan rasio 50% (Diana), 30% (Rossa),
dan 20% (Eliza).
Nurofik Halaman 10
Sesuai rasio pembagian laba rugi, maka bagian atas laba persekutuan untuk Diana adalah
Rp25.000.000 (50% × Rp50.000.000), Rossa Rp15.000.000 (30% × Rp50.000.000), dan Eliza
Rp10.000.000 (20% × Rp50.000.000). Jurnal untuk mencatat pembagian laba rugi persekutuan
adalah sebagai berikut.
MODAL AWAL Jika rasio modal didasarkan pada modal awal periode, maka pembagian
laba Rp50.000.000 untuk masing-masing sekutu dihitung sebagai berikut.
Jurnal untuk mencatat pembagian laba rugi persekutuan adalah sebagai berikut.
MODAL AKHIR Jika rasio modal didasarkan pada modal akhir periode, maka pembagian
laba Rp50.000.000 untuk masing-masing sekutu dihitung sebagai berikut.
Jurnal untuk mencatat pembagian laba rugi persekutuan adalah sebagai berikut.
Nurofik Halaman 11
Ikhtisar Laba Rugi Rp50.000.000
Modal, Diana Rp22.123.894
Modal, Rossa 16.814.159
Modal, Eliza 11.061.947
(mencatat pembagian laba persekutuan tahun 2010)
RATA-RATA MODAL Jika rasio modal didasarkan pada rata-rata modal selama satu
periode, persekutuan terlebih dahulu harus menghitung rata-rata modal masing-masing sekutu
sebagaimana disajikan pada Peraga 1.2 berikut ini.
Peraga 1.2
Rata-rata Modal Sekutu
Sesuai perhitungan rata-rata modal masing-masing sekutu sebagaimana tampak pada Peraga 1.2,
maka pembagian laba persekutuan sebesar Rp50.000.000 untuk masing-masing sekutu dihitung
sebagai berikut.
Nurofik Halaman 12
Jurnal untuk mencatat pembagian laba rugi persekutuan adalah sebagai berikut.
Peraga 1.3
Skedul Alokasi Laba Persekutuan
Jurnal untuk mencatat pembagian laba rugi persekutuan adalah sebagai berikut.
Contoh 1.6: Laba rugi dibagi setelah memperhitungkan bonus dan gaji
Misalnya, persekutuan Diana, Rossa, dan Eliza, sebagaimana tersebut pada Contoh 1.3,
menetapkan bonus Rp5.000.000 untuk Diana sebagai sekutu pengelola. Selain itu persekutuan
menetapkan tunjangan gaji untuk Diana dan Rossa masing-masing sebesar Rp12.000.000 dan sisa
laba dibagi sama. Berdasarkan ketentuan ini, pembagian laba kepada masing-masing sekutu dapat
dilihat pada Peraga 1.4.
Nurofik Halaman 13
Peraga 1.4
Skedul Alokasi Laba Persekutuan
Jurnal untuk mencatat pembagian laba rugi persekutuan adalah sebagai berikut.
Contoh 1.7: Laba rugi dibagi setelah memperhitungkan gaji dan bunga
Misalnya, persekutuan Diana, Rossa, dan Eliza, sebagaimana tersebut pada contoh 1.3,
menetapkan tunjangan gaji untuk Diana dan Rossa masing-masing sebesar Rp12.000.000. Selain
itu, perjanjian persekutuan juga menetapkan bunga 10% dari rata-rata modal selama satu periode,
dan sisa laba dibagi dengan rasio Diana : Rossa : Eliza = 4 : 3 : 3. Berdasarkan ketentuan ini,
pembagian laba kepada masing-masing sekutu dapat dilihat pada Peraga 1.5.
Peraga 1.5
Skedul Alokasi Laba Persekutuan
Nurofik Halaman 14
Jurnal untuk mencatat pembagian laba rugi persekutuan adalah sebagai berikut.
Pada persekutuan yang membagi laba rugi dengan mempertimbangan gaji dan atau bunga
dapat dimungkinkan laba bersih persekutuan tidak cukup untuk memenuhi ketentuan gaji dan
atau bunga sesuai perjanjian persekutuan. Dengan kata lain, jumlah gaji dan atau bunga yang
harus dibayarkan kepada sekutu lebih tinggi dari laba yang diperoleh persekutuan. Perjanjian
persekutuan biasanya telah mengatur tentang hal tersebut. Misalnya dengan menetapkan
kekurangan laba yang dihasilkan sebagai beban sekutu berdasarkan rasio pembagian laba rugi.
Peraga 1.6
Skedul Alokasi Laba Persekutuan
Jurnal untuk mencatat pembagian laba rugi persekutuan adalah sebagai berikut.
Nurofik Halaman 15
CONTOH KOMPREHENSIF
Pada tanggal 1 Januari, 2011, Persekutuan ABC dibentuk. A dan B menginvestasikan kas
masing-masing Rp30.000.000 dan Rp20.000.000, sedangkan C menginvestasikan aset non-kas
dengan nilai wajar sebagai sebagai berikut.
Sediaan Rp5.000.000
Tanah 22.000.000
Bangunan 23.000.000
Rp50.000.000
Semua sekutu sepakat untuk membagi laba rugi dengan rasio 3 : 2 : 5. Untuk tahun 2011,
persekutuan memperoleh laba bersih Rp70.000.000 dan prive masing-masing sekutu:
Rp12.000.000 (A), Rp15.000.000 (B), dan Rp30.000.000 (C).
Kas Rp30.000.000
Modal, A Rp30.000.000
(mencatat investasi A)
Kas Rp20.000.000
Modal, B Rp20.000.000
(mencatat investasi B)
Sediaan Rp5.000.000
Tanah 22.000.000
Bangunan 23.000.000
Modal, C Rp50.000.000
(mencatat setoran modal C)
Prive, A Rp12.000.000
Prive, B 15.000.000
Prive, C 30.000.000
Kas Rp57.000.000
(mencatat prive sekutu)
Pada akhir tahun 2011 (sesuai tanggal pelaporan keuangan), semua pendapatan dan biaya
ditutup ke akun ikhtisar laba rugi. Kemudian akun ikhtisar laba rugi ditutup dan laba bersih
dialokasikan untuk setiap sekutu sesuai ketentuan pembagian laba rugi dengan jurnal sebagai
berikut.
Nurofik Halaman 16
Selanjutnya, akun prive sekutu ditutup ke akun modal sekutu dengan jurnal sebagai berikut.
Modal, A Rp12.000.000
Modal, B 15.000.000
Modal, C 30.000.000
Prive, A Rp12.000.000
Prive, B 15.000.000
Prive, C 30.000.000
(menutup akun peive ke akun modal sekutu)
Pada akhir tahun 2011, persekutuan ABC memiliki satu set laporan keuangan yang terdiri atas
laporan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, dan laporan modal sekutu. Berikut ini
ilustrasi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal sekutu untuk
persekutuan ABC.
Persekutuan ABC
Laporan Posisi Keuangan
per 31 Desember 2011
Aset
Kas (diasumsikan) Rp68.000.000
Sediaan (diasumsikan) 2.000.000
Tanah 22.000.000
Bangunan (bersih) 22.000.000
Jumlah Aset Rp114.000.000
Liabilitas
Utang Dagang (diasumsikan) Rp1.000.000
Jumlah Liabilitas Rp1.000.000
Ekuitas
Modal, A Rp39.000.000
Modal, B 19.000.000
Modal, C 55.000.000
Jumlah Ekuitas Rp113.000.000
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas Rp114.000.000
Nurofik Halaman 17
Persekutuan ABC
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2011
Persekutuan ABC
Laporan Modal Sekutu
Untuk Tahun Berakhir 31 Desember 2011
Apabila pada suatu tahun ditemukan kekeliruan dalam pengukuran laba bersih tahun
sebelumnya, maka alokasi laba bersih pada tahun sebelumnya untuk masing-masing sekutu
harus dihitung ulang berdasarkan laba bersih yang telah dikoreksi sesuai rasio pembagian laba
rugi pada tahun terjadinya kekeliruan (jika rasio pembagian laba rugi telah berubah dari tahun
sebelumnya). Sebagai contoh, diasumsikan pada tahun 2010, persekutuan "AZ" memperoleh
laba bersih sebesar Rp50.000.000 dan laba rugi dibagi sama kepada pemiliknya, A dan Z. Pada
tahun 2011, persekutuan mengubah rasio pembagian laba rugi menjadi 60% untuk A dan 40%
untuk Z. Pada tahun 2011, diketahui sediaan barang dagangan pada akhir tahun 2010 telah
dicatat terlalu besar sebesar Rp10.000.000.
Oleh karena sediaan pada akhir tahun 2010 dicatat terlalu besar, berarti kos barang
terjual (harga pokok penjualan) telah dicatat terlalu tinggi sebesar Rp10.000.000, akibatnya laba
bersih pada tahun 2010 kurang dicatat sebesar Rp10.000.000. Laba bersih yang kurang dicatat
sebesar Rp10.000.000 tersebut harus dibagikan kepada sekutu A dan Z sesuai rasio pembagian
laba rugi pada tahun terjadinya kekeliruan, yaitu Rp5.000.000 untuk A (50% × Rp10.000.000)
dan Rp5.000.000 untuk Z.
Nurofik Halaman 18
LATIHAN
Pilihan Ganda
Pilihlah satu alternatif jawaban yang paling tepat dari alternatif a, b, c, dan d.
2. Berikut ini bukan merupakan perlakuan (treatment) akuntansi pada saat persekutuan
dibentuk.
a. Mengakui goodwill pada persekutuan yang baru dibentuk
b. Mengalokasikan investasi satu atau beberapa sekutu untuk menambah modal sekutu
yang lain sebagai bonus
c. Mencatat investasi sekutu ke dalam akun modal saham
d. Mencatat investasi sekutu ke dalam akun modal sekutu
Aina dan Baity membentuk persekutuan dengan setoran modal masing-masing Rp50.000.000 dan
Rp55.000.000.
4. Jika hak atas modal Aina dan Baity di dalam persekutuan masing-masing diakui 50% dan
pendekatan bonus digunakan dalam pembentukan persekutuan, maka modal Aina dan Baity
pada persekutuan yang baru dibentuk masing-masing diakui sebesar
a. Rp50.000.000 (Aina) dan Rp55.000.000 (Baity)
b. Rp52.500.000 (Aina) dan Rp52.500.000 (Baity)
c. Rp55.000.000 (Aina) dan Rp55.000.000 (Baity)
d. Rp60.000.000 (Aina) dan Rp55.000.000 (Baity)
5. Jika hak atas modal Aina dan Baity di dalam persekutuan masing-masing diakui 50% dan
pendekatan goodwill digunakan dalam pembentukan persekutuan, maka nilai goodwill yang
Nurofik Halaman 19
dibentuk di dalam persekutuan adalah
a. Rp5.000.000
b. Rp2.500.000
c. Rp10.000.000
d. Tidak ada jawaban yang benar
b. Goodwill Rp2.500.000
Modal, Aina Rp2.500.000
c. Goodwill Rp10.000.000
Modal, Aina Rp10.000.000
7. Berdasarkan soal 5, modal Aina dan Baity pada persekutuan yang baru dibentuk masing-
masing diakui sebesar
a. Rp50.000.000 (Aina) dan Rp55.000.000 (Baity)
b. Rp52.500.000 (Aina) dan Rp52.500.000 (Baity)
c. Rp55.000.000 (Aina) dan Rp55.000.000 (Baity)
d. Rp60.000.000 (Aina) dan Rp55.000.000 (Baity)
8. Pada tanggal 31 Desember 2011, total ekuitas (total aset minus total liabilitas) persekutuan
BCD berjumlah Rp372.000.000. Informasi saldo modal sebelum tutup buku adalah sebagai
berikut.
Jika persekutuan tidak menetapkan pembagian laba rugi secara spesifik, saldo modal masing-
masing sekutu per 31 Desember 2011 adalah
Nurofik Halaman 20
Informasi untuk soal nomor 9 sampai dengan nomor 11
Ketty dan Perry merupakan sekutu pada persekutuan K&P. Saldo modal masing-masing pada
tanggal 1 Januari 2011 sebagai berikut.
Ketty = Rp496.750.000
Perry = Rp268.250.000
Semua sekutu sepakat untuk memberikan gaji tahunan kepada Ketty Rp10.000.000 ditambah
bonus sebagai sekutu pengelola sebesar 10% dari laba bersih persekutuan, sedangkan kepada
Perry hanya diberi gaji tahunan sebesar Rp15.000.000, tanpa bonus. Sisa laba dibagi sama kepada
semua sekutu. Laba bersih persekutuan untuk tahun 2011 Rp30.000.000. Selama tahun 2011,
Ketty dan Perry melakukan investasi tambahan masing-masing sebesar Rp50.000.000. Saldo
akun prive pada akhir tahun 2011 menunjukkan Rp15.000.000 untuk Ketty dan Rp10.000.000
untuk Perry.
9. Untuk tahun 2011, masing-masing sekutu memperoleh alokasi laba bersih persekutuan
sebesar
10. Sesuai jawaban untuk nomor 9, jurnal untuk mencatat pembagian laba bersih persekutuan
kepada masing-masing sekutu adalah
Nurofik Halaman 21
a. Rp534.250.000 (Ketty) dan Rp310.750.000 (Perry)
b. Rp545.750.000 (Ketty) dan Rp324.250.000 (Perry)
c. Rp546.750.000 (Ketty) dan Rp323.250.000 (Perry)
d. Rp544.250.000 (Ketty) dan Rp325.750.000 (Perry)
Soal
Soal 1
Pada tanggal 30 Juni 2011, Dedy, Ery, dan Riana membentuk persekutuan yang diberi nama
Dedy dan Rekan. Sebagai modal awal persekutuan, Dedy menyerahkan kas Rp60.000.000, Ery
menyerahkan kendaraan angkutan yang mempunyai nilai buku Rp100.000.000 dan nilai wajar
Rp90.000.000, Riana menyerahkan perusahaannya dengan posisi keuangan sebagai berikut.
Perusahaan Riana
Laporan Posisi Keuangan
per 30 Juni 2011
Aset
Sediaan 20.000.000
Tanah 100.000.000
Bangunan - bersih 50.000.000
Jumlah aset Rp170.000.000
Nilai wajar tanah dan bangunan Riana pada saat pembentukan persekutuan adalah
Rp110.000.000 (tanah) dan Rp40.000.000 (bangunan).
Hak atas modal masing-masing sekutu di dalam persekutuan dan rasio pembagian laba rugi
kepada masing-masing sekutu adalah sebagai berikut.
Instruksi
1. Jika metode bonus digunakan untuk mencatat pembentukan persekutuan,
Nurofik Halaman 22
a. tentukan pihak (sekutu) penerima dan pemberi bonus, sertakan juga perhitungan jumlah
bonus tersebut;
b. buatlah jurnal untuk mencatat pembentukan persekutuan;
c. buatlah neraca (laporan posisi keuangan) persekutuan Dedy dan Rekan per 30 Juni 2011.
Soal 2
Aska dan Isfa merupakan sekutu dengan saldo modal per 1 Januari 2011 masing-masing
Rp40.000.000 dan Rp50.000.000. Perjanjian pembagian laba rugi persekutuan menetapkan hal-
hal berikut ini.
- Setiap sekutu menerima bunga 10% dari saldo modal awal tahun.
- Sebagai pengelola bisnis persekutuan, Aska diberi tunjangan gaji sebesar Rp12.000.000 per
tahun dan bonus 20% dari laba persekutuan setelah bunga, gaji, dan bonus.
- Sisa laba, jika ada, dibagi sama kepada semua sekutu.
Instruksi
1. Jika untuk tahun 2011 persekutuan memperoleh laba bersih Rp105.000.000,
a. buatlah skedul alokasi laba bersih kepada masing-masing sekutu;
b. buatlah jurnal untuk mencatat pembagian laba bersih kepada masing-masing sekutu.
2. Jika untuk tahun 2011 persekutuan hanya memperoleh laba bersih Rp30.000.000, buatlah
skedul alokasi laba bersih kepada masing-masing sekutu.
Soal 3
Zelda, Tiara, dan Sasa adalah sekutu yang membagi laba rugi 20%, 20%, dan 60% setelah
memperhitungkan gaji untuk Zelda dan Tiara masing-masing sebesar Rp12.000.000 per tahun.
Saldo modal masing-masing sekutu per 1 Januari 2011 adalah Rp69.000.000 (Zelda),
Rp85.500.000 (Tiara), dan Rp245.500.000 (Sasa).
Selama tahun 2011, Sasa melakukan investasi tambahan ke dalam persekutuan sebesar
Rp20.000.000, Zelda dan Sasa melakukan pengambilan tunai masing-masing Rp12.000.000
sebagai kompensasi atas gaji mereka. Aset bersih persekutuan per 31 Desember 2011 berjumlah
Rp481.000.000.
Instruksi
1. Tentukan laba bersih persekutuan untuk tahun 2011.
2. Buatlah skedul alokasi laba bersih persekutuan kepada masing-masing sekutu.
3. Buatlah laporan modal sekutu untuk tahun berakhir 31 Desember 2011.
Nurofik Halaman 23
Soal 4
Persekutuan Laila, Maula, dan Neila memiliki infomasi perubahan akun modal untuk tahun 2011
(sebelum tutup buku) sebagai berikut ini.
Tanggal Keterangan Modal Laila Modal Maula Modal Neila Total Modal
1 Januari Saldo Rp80.000.000 Rp80.000.000 Rp90.000.000 Rp250.000.000
1 April Investasi 20.000.000 20.000.000
1 Mei Divestasi (15.000.000) (15.000.000)
1 Juli Divestasi (10.000.000) (10.000.000)
1 September Divestasi (30.000.000) (30.000.000)
Rp90.000.000 Rp65.000.000 Rp60.000.000 Rp215.000.000
Instruksi
Tentukan alokasi laba bersih tahun 2011 untuk masing sekutu pada setiap asumsi berikut ini
(setiap asumsi bersifat independen).
1. Laba bersih persekutuan Rp60.000.000, dan laba dibagi berdasarkan modal rata-rata selama
tahun 2011.
2. Laba bersih persekutuan Rp60.000.000, sebagai sekutu pengelola Laila memperoleh bonus
10% dari laba bersih, dan sisa laba dibagi berdasarkan saldo modal awal tahun 2011.
3. Laba bersih persekutuan Rp35.000.000, Neila menerima gaji Rp12.000.000, semua sekutu
menerima bunga 10% dari saldo modal awal tahun, dan sisa laba dibagi sama.
Soal 5
Untuk menangkap peluang bisnis, pada tanggal 2 Januari 2011, Diana dan Ross sepakat
membentuk usaha bersama dalam bentuk persekutuan yang diberi nama ‘Diana & Ross‘.
Penyertaan modal masing-masing pihak ke dalam Persekutuan ‘Diana & Ross’ adalah sebagai
berikut.
Diana Ross
Nilai Buku Nilai Wajar Nilai Buku Nilai Wajar
Kas - - Rp60.000.000 Rp60.000.000
Tanah Rp50.000.000 Rp60.000.000 - -
Bangunan 50.000.000 40.000.000 - -
Sediaan - - 28.000.000 30.000.000
Nurofik Halaman 24
a. Masing-masing sekutu menerima gaji Rp24.000.000 per tahun.
b. Ross (sekutu pengelola) menerima bonus sebesar 10% dari laba bersih persekutuan.
c. Masing-masing sekutu menerima bunga atas modal sebesar 10% dari saldo modal awal
tahun.
d. Sisa laba, jika ada, dibagi merata untuk masing-masing sekutu.
Instruksi
1. Buatlah jurnal pada tanggal 2 Januari 2011 untuk mencatat pembentukan persekutuan
(investasi modal oleh masing-masing sekutu) dan pemberian/penerimaan bonus jika
pendekatan bonus digunakan.
2. Buatlah laporan posisi keuangan Persekutuan ‘Diana & Ross’ per, 2 Januari 2011 (sesaat
setelah dibentuk).
3. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi prive, penambahan dan penarikan modal selama
tahun 2011.
4. Buatlah skedul alokasi laba bersih persekutuan tahun 2011.
5. Buatlah jurnal untuk mencatat pembagian laba bersih kepada masing-masing sekutu.
6. Buatlah jurnal penutup yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 2011.
7. Buatlah laporan modal mitra untuk tahun berakhir 31 Desember 2011.
Nurofik Halaman 25