INTERIM
PENGERTIAN
PELAPORAN SEGMEN & INTERIM
PSAK 3
PSAK 46
Laporan Keuangan
Pajak Penghasilan
Interim
PSAK 25
Kebijakan akuntansi,
Perubahan Estimasi
Akuntansi dan
Kesalahan
ILUSTRASI PEMBUKA
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melihat adanya potensi perbaikan kinerja keuangan kuartal III
2017 dibanding kuartal sebelumnya. Jumlah hari yang lebih banyak menjadi salah satu pendorongnya. Selama kuartal II, UNVR
kehilangan sembilan hari kerja. Sementara, kuartal III, hari yang hilang untuk menjual produk-produk perusahaan tak lagi
sebanyak kuartal sebelumnya.
Mengacu pada hal tersebut, meskipun tipis, manajemen melihat adanya potensi kenaikan penjualan selama kuartal III
dibanding kuartal II tahun ini. Namun, yang paling terlihat dari kinerja UNVR nanti adalah sisi laba bersih. "Ini karena harga gula
jawa (coconut sugar) masih tetap rendah," ujar Sancoyo Antarikso, Direktur UNVR, Senin (9/10). Stevanus Juanda, analis UOB
Kay Hian memberikan gambaran, rendahnya harga gula jawa akan memberikan sentimen positif bagi segmen food &
refreshmentUNVR. Sebab, gula jawa menjadi bahan baku pembuatan kecap savoury.
Nyatanya, harga gula jawa sepanjang kuartal III kemarin masih tetap rendah. "Sehingga, UNVR diperkirakan mampu menjaga
laba operasi segmen ini diatas Rp 700 miliar," tulis Stevanus dalam riset 9 Oktober 2017. Sepanjang kuartal II 2016, laba operasi
UNVR dari segmen food & refreshmenttercatat Rp 462 miliar. Artinya, akan ada pertumbuhan lebih dari 50% di segmen tersebut
pada kuartal III tahun ini.
Stevanus menambahkan, segmen home care & personal care (HPC) UNVR juga berpeluang untuk mencatat kenaikan.
Potensinya diperoleh dari produk baru, hand and body lotion merek Hijab Fresh. "Produk itu akan menyasar sekitar 20 juta
wanita berjilbab di Indonesia," ujar Stevanus. Sancoyo belum bersedia memberikan perkiraan kinerja kuartal III lebih lanjut.
"Kinerja kuartal III akan kami sampaikan akhir bulan ini," pungkasnya.
PRODUK UNILEVER
ISU AKUNTANSI PELAPORAN SEGMEN
AMBANG
BATAS ASET
PENDAPATAN LABA RUGI
KUANTITATIF
10%
Pendapatan
Pendapatan yang dilaporkan dari segmen, termasuk penjualan ke pelanggan
eksternal dan penjualan atau pengalihan antarsegmen, adalah 10% atau lebih dari
gabungan pendapatan internal dan eksternal dari seluruh segmen operasi.
Laba rugi
Jumlah absolut dari laba rugi yang dilaporkan dari segmen adalah 10% atau lebih dari
jumlah yang lebih besar dari, dalam jumlah absolut, (1) gabungan laba yang dilaporkan
dari seluruh segmen operasi yang tidak melaporkan kerugian, dengan (2) gabungan
kerugian yang dilaporkan dari seluruh segmen operasi yang melaporkan kerugian.
Aset
Memiliki aset 10% atau lebih dari gabungan aset seluruh segmen operasi.
PSAK 5
Ilustrasi Uji Signifikansi 10 Persen
(FIGUR 13-1 & 13-2)
1. PT. Induk memiliki 80% dari modal saham biasa PT. Anak. PT. Anak melaporkan
laba sebesar Rp. 50.000.000 untuk tahun 20x1 dan membayar deviden sebesar
Rp. 30.000.000. pada tanggal 31 Desember 20x1, saldo ekuitas pemegang
saham PT. Anak sebesar Rp. 300.000.000, di mana terdapat kepentingan
nonpengendali sebesar 20 persen.
2. PT. Induk mengakui 40 persen saham PT. Baruna Jaya pada tanggal 1 Januari
20x1 dengan biaya perolehan sebesar Rp. 160.000.000, yang sama dengan nilai
buku saham pada tanggal tersebut. Metode ekuitas digunakan untuk
mempertimbangkan investasi tersebut. PT. Baruna Jaya memperoleh laba
selama tahun 20x1 sebesar Rp. 80.000.000 dan membayar dividen sebesar Rp.
20.000.000. investasi tersebut dikelola oleh kantor pusat dan tidak ditetapkan
sebagai segmen operasi.
3. Entitas konsolidasi PT. Induk dan PT. Anak terdiri dari lima segmen operasi yang berbeda dan juga
administrasi perusahaan pusat. Segmen operasi yang didefinisikan oleh manajemen sebagai
Produk Makanan, Plastik dan Pengepakan, Konsumen dan Komersial, Kesehatan dan Ilmiah serta
Kimia.
4. Pada tgl 1 Januari 20x1, segmen produk makanan dari PT. Anak menerbitkan wesel bayar dengan
tingkat bunga 12 persen sebesar Rp. 100.000.000 ke segmen Plastik dan Pengepakan PT. Induk.
Bunga antarperusahaan untuk tahun berjalan adalah Rp. 12.000.000dan telah dieliminasi dari
laporan keuangan konsolidasian.
5. Setiap segmen operasi melakukan pernjualan ke pelanggan non-afiliasi. Selain itu, Rp. 28.000.000
dari penjualan antarsegmen dilakukan selama tahun berjalan oleh segmen Produk makanan,
Plastik dan Pengepakan dan konsumsi dan komersial. Biaya pernjualan antarsegmen ini adalah Rp.
18.000.000. barang tersebut masih ada dalam persediaan akhir dari segmen operasi pembelian, dan
laba persediaan yang belum direalisasi sebesar Rp. 10.000.000 harus dieliminasi dari beban pokok
penjualan dan persediaan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian.
6. Bunga dilaporkan atas dasar segmen. Penyusutan dilaporkan secara terpisah.
Uji Pendapatan 10 Persen
SEGMEN
DILAPORKAN
TERPISAH
* Dibulatkan mencapai 100 persen
Uji Laba Rugi 10 Persen
SEGMEN
* Dibulatkan mencapai 100 persen DILAPORKAN
TERPISAH
Uji Aset 10 Persen
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap periode laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain disajikan:
1. Informasi umum tentang faktor-faktor yang digunakan untuk mengidentifikasi segmen
dilaporkan dari entitas, termasuk dasar organisasi dan jenis produk dan jasa yang
menghasilkan pendapatan dari setiap segmen dilaporkan.
2. Informasi tentang laba rugi segmen dilaporkan, termasuk pendapatan dan beban tertentu
yang termasuk dalam laba rugi segmen dilaporkan, aset segmen, liabilitas segmen, dan
dasar pengukuran.
3. Rekonsiliasi dari total pendapatan segmen, laba rugi segmen dilaporkan, liabilitas
segmen, dan unsur material segmen lainnya terhadap jumlah yang terkait dalam entitas.
MENGIDENTIFIKASI SEGMEN DILAPORKAN
Ambang
batas
kuanitiatif
Wilayah
geografis
PELAPORAN KEUANGAN INTERIM
PSAK 3 menyatakan bahwa entitas bisa mengumumkan baik laporan keuangan lengkap
ataupun laporan keuangan ringkas pada pelaporan keuangan interimnya. Namun, OJK
mensyaratkan bahwa entitas harus mengumumkan laporan keuangan yang lengkap.
STANDAR PELAPORAN UNTUK LAPORAN
INTERIM LABA RUGI KOMPREHENSIF
Ikhtisar Prinsip Akuntansi Laporan Laba rugi Interim
Pendapatan Diakui saat diperoleh selama periode interim atas dasar yang sama dengan yang
digunakan untuk pelaporan tahunan.
Beban pokok penjualan Biaya produk untuk periode interim diakui atas dasar yang sama dengan yang
digunakan untuk pelaporan tahunan, kecuali untuk interim :
• Estimasi tingkat laba bruto dapat digunakan untuk menentukan baban pokok
penjualan interim,
• Metode penilaian yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi neto.
Memungkinkan pemulihan kerugian untuk peningkatan harga pasar pada periode
interim berikutnya dari tahun fiskal yang sama.
• Sistem biaya standar harus menggunakan prosedur yang sama dengan pelaporan
tahunan kecuali varian harga atau volume atau varian kapasitas yang diperkirakan
akan diserap pada akhir tahun harus ditangguhkan.
Biaya dan beban lainya Beban saat terjadinya atau dialokasikan antara beban periode interim berdasarkan
pada manfaat yang diterima atau dasar yang sistematis dan rasional lainnya.
Pajak penghasilan Berdasarkan pada penghasilan kena pajak aktual selamawaktu periode interim
dengan tarif pajak penghasilan.
PERUBAHAN AKUNTANSI DALAM PERIODE
INTERIM
Estimasi
kebijakan akuntansi
akuntansi
Kesalahan
periode
sebelumnya
PSAK 25
PERUBAHAN KEBIJAKAN PERUBAHAN ESTIMASI
KESALAHAN
AKUNTANSI AKUNTANSI