Dasar Bonus
- Insentif bonus untuk para manajer unit bisnis dapat didasarkan pada (1) laba unit bisnis
semata-mata, (2) laba total perusahaan sematamata dan (3) bauran laba unit bisnis dan
perusahaan.
- Penentuan bonus berdasar laba unit bisnis, mempunyai keunggulan karena keputusan
dan tindakan para manajer unit bisnis mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja
laba unit bisnisnya.
- Dalam perusahaan yang mempunyai bisnis tunggal, sehingga unit-unit bisnis sangat
saling tergantung, bonus para manajer sebaiknya didasarkan pada kinerja laba kantor
pusat. Dalam kondisi ini kerja sama interunit bisnis sangat penting.
- Dalam perusahaan konglomerasi, unit bisnis biasanya terotonomi sehingga pemberian
bonus pada para manajernya sebaiknya berdasar kinerja laba unit bisnis yang
bersangkutan.
- Bonus untuk para manajer unit bisnis dalam perusahaan yang terdiversifikasi yang saling
berhubungan, mungkin dapat berdasar kombinasi antara laba unit bisnisnya dan laba
perusahaan.
Kriteria Kinerja
1. Kriteria Keuangan
Jika unit bisnis merupakan pusat laba. Maka kriteria keuangan yang dapat dipilih meliputi
laba, jika unit bisnis merupakan pusat investasi, maka kriteria keuangan adalah ROI.
TEORI AGENSI
2. Mekanisme Kontrol
a. Pemantauan
Prinsipal dapat mendesain sistem pengendalian yang dapat memantau tindakan-tindakan
agen. Sistem pemantauan yang dapat dilakukan prinsipal adalah meminta bantuan
pengaudit (auditor). Contoh: laporan keuangan yang diaudit.
b. Kontrak Insentif
Semakin besar penghargaan agen bergantung pada ukuran kinerja, semakin banyak
insentif yang ada bagi agen tersebut untuk memperbaiki ukuran. Ketika kontrak yang
diberikan memotivasi agen untuk bekerja bagi kepentingan perusahaan, maka kontrak
tersebut dianggap selaras dengan tujuan.
c. Kompensasi CEO dan rencana kepemilikan saham
Suatu perusahaan yang membayarkan suatu bonus kepada CEO-nya dalam bentuk opsi
saham merupakan contoh dari biaya agensi yang ada dalam kompensasi insentif. Agen
itu sudah siap untuk menghindari risiko, menghadapi tambahan risiko jika gajinya
didasarkan pada kinerja harga saham.
d. Manajer unit bisnis dan insentif berbasis akuntansi
Hubungan antara usaha manajer unit bisnis dan harga saham lebih jauh dibandingkan
dengan hubungan antara usaha CEO dan harga saham. Hal yang sulit untuk mengisolasi
kontribusi yang diberikan oleh unit bisnis individual terhadap peningkatan dalam harga
saham
Strategi Korporat
Logika untuk menghubungkan pengendalian dengan strategi didasarkan pada garis pemikiran berikut
ini:
- Organisasi yang berbeda umumnya beroperasi dalam konteks strategi yang berbeda.
- Strategi yang berbeda memerlukan prioritas tugas, faktor kunci keberhasilan,
keterampilan, perspektif, dan perilaku yang berbeda untuk pelaksanaan yang efektif.
- Sistem pengendalian adalah sistem pengukuran yang memengaruhi perilaku dan orang-
orang yang aktivitasnya sedang diukur.
c. Perencanaan Strategis
Dalam mendesain proses perencanaan strategis, beberapa masalah desain perlu
dipertimbangkan. Respons dari suatu unit bisnis terhadap masalah-masalah ini cenderung
bergantung Pada misi yang dikejarnya.
Ketika lingkungan adalah tidak pasti, proses perencanaan strategis menjadi sangat penting.
Manajemen perlu memikirkan mengenai bagaimana cara untuk mengatasi ketidakpastian
tersebut, dan ini biasanya memerlukan pandangan perencanaan yang lebih jauh dibandingkan
dengan apa yang dimungkinkan oleh anggaran tahunan. Jika lingkungan tersebut adalah stabil,
mungkin tidak terdapat proses perencanaan strategis sama sekali atau hanya rencana strategis
"umum." Dengan demikian, proses perencanaan strategis adalah lebih kritis dan lebih penting
untuk unit bisnis yang membangun, dibandingkan dengan unit bisnis yang memanen. Meskipun
demikian, beberapa perencanaan strategis dari unit bisnis yang memanen mungkin diperlukan
karena rencana strategis perusahaan secara keseluruhan harus mencakup seluruh bisnisnya
untuk secara efektif menyeimbangkan arus kas.
d. Penyusunan Anggaran
Implikasi untuk mendesain sistem penyusunan anggaran guna mendukung berbagai misi.
Aspek-aspek perhitungan dari analisis varians yang membandingkan hasil aktual dengan
anggaran mengidentifikasikan varians. varians sebagai menguntungkan atau tidak
menguntungkan. Tetapi, suatu varians yang menguntungkan tidak berarti mengimplikasikan
kinerja yang memuaskan, tidak berarti juga bahwa varians yang tidak menguntungkan
menunjukkan kinerja yang tidak memuaskan. Kaitan antara varians yang menguntungkan dengan
varians yang tidak menguntungkan, di satu pihak, dengan kinerja yang memuaskan atau tidak
memuaskan, di pihak lain, bergantung pada konteks strategis dari unit bisnis yang dievaluasi.
Masalah terkait adalah seberapa, pentingnya pencapaian anggaran ketika mengevaluasi
kinerja manajer unit usaha. Semakin besar ketidakpastian, semakin sulit bagi atasan untuk
menganggap target anggaran para bawahan sebagai komitmen pasti dan untuk
mempertimbangkan varians anggaran yang tidak menguntungkan sebagai indikator yang jelas
dari kinerja yang buruk. Karena alas an ini anggaran kurang diandalkan di unit bisnis yang
membangun dibandingkan dengan di unit bisnis yang memanen.
Perbedaan-perbedaan tambahan berikut ini dalam proses penyusunan anggaran
kemungkinan besar ada di antara unit bisnis yang membangun dan unit bisnis yang memanen:
- Berkebalikan dengan unit bisnis yang memanen, revisi anggaran kemungkinan lebih
sering terjadi untuk unit bisnis yang membangun karena perubahan lingkungan
produk/pasarnya lebih sering terjadi.
- Manajer unit bisnis yang membangun mungkin mempunyai input dan pengaruh yang
lebih besar dibandingkan dengan manajer unit bisnis yang memanen dalam
memformulasikan anggaran.
e. Sistem Kompensasi lnsentif
Dalam merancang paket kompensasi insentif bagi manajer unit bisnis, pertanyaan-
pertanyaan berikut ini perlu dijawab:
a) Berapakah sebaiknya ukuran pembayaran bonus insentif relatif terhadap gaji pokok
manajer umum? Haruskah pembayaran bonus insentif tersebut mempunyai batas alas?
b) Ukuran-ukuran kinerja manakah (misalnya, laba, EVA, volume penjualan, pangsa pasar,
pengembangan produk) yang sebaiknya digunakan ketika memutuskan penghargaan
bonus insentif manajer umum? Jika beragam ukuran kinerja dipergunakan, bagaimana
sebaiknya ukuran-ukuran tersebut diberi bobot?
c) Seberapa andalnya penilaian subjektif dalam memutuskan jumlah bonus?
d) Seberapa sering (setengah tahun, tahunan, dua tahunan, dan seterusnya) penghargaan
insentif diberikan?