N8
AUDIT
SALD
O KAS
KAS DI BANK DAN SIKLUS TRANSAKSI
Rekonsiliasi
bank
Buku Besar
Kas di Bank
Rekonsiliasi: mencocokkan data yang sama ( Kas di bank ) dari dua sumber
yang berbeda untuk mengetahui saldo yang benar pada tanggal tertentu.
( umumnya tgl. 31 Desember )
Alasan : Adanya perbedaan waktu pencatatan antara perusahaan dengan bank.
Contoh :
Untuk mengetahui saldo kas di bank per 31 Desember 2002, berikut ini
disajikan data keuangan sebagai berikut :
Saldo kas di bank menurut perusahaan Rp.12.000.000,--
Saldo kas di bank menurut laporan bank Rp.10.000.000,--
Outstanding check Rp.2.000.000,--
Deposit in transit Rp.1.000.000,--
Bunga pinjaman bank (dipotong langsung oleh bank dari rekening giro)
Rp.750.000,--
Check kosong yang dikembalikan bank Rp.2.250.000,--
1.Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek
beredar, meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
2.Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca,
tetapi sudah dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
3.Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan
pada bank dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai
setoran dalam perjalanan
4.Pembayaran atas weswl bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank,
tetapi tidak dimasukkan dalam catatan klien.
HUBUNGAN ANTARA KAS DI BANK DENGAN SIKLUS TRANSAKSI
JENIS-JENIS AKUN KAS
Akun kas umum adalah titik Misalnya, membuat akun penggajian impres
fokus bagi banyak perusahaan terpisah untuk meningkatkan pengendalian
karena semestinya seluruh internal pembayaran gaji. Saldo tetap,
penerimaan kas dan misalkan Rp. 5.000.000,- dibuat dalam akun
pengeluaran kas mengalir bank penggajian. Satu-satunya setoran ke
melalui akun ini. Misalnya, dalam akun adalah untuk penggajian
pengeluaran dalam siklus mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya
akusisi dan pembayaran pengeluaran adalah pembayaran cek kepada
biasanya dibayar melalui akun karyawan.
kas umum, dan penerimaan kas
dalam siklus penjualan dan Perusahaan bisa saja memilikin akun ini untuk
penagihan juga disetorkan ke setiap divisi berbeda. Akun pengeluaran
dalam akun tersebut. dibentuk berbasis impres, tetapi dengan cara
yang berbeda dengan akun pengajian impres.
JENIS-JENIS AKUN KAS
Sistem Dana Tetap, dimana kas kecil ditetapkan dengan jumlah tetap untuk
setiap periode tertentu, sedang sistem dana berfluktuasi jumlah yang harus
disediakan dalam kas kecil berfluktuasi tergantung kebutuhan .
Sebagai alat pengendalian disarankan dana kas kecil dikelola
denganmenggunakan sistem dana tetap.
(A). Pembentukan Dana Kas Kecil
Keterangan :
Baik sistem dana tetap (imprest fund) maupun dana fluktuasi
(fluctuating fund) jurnal pembentukan dana kas kecil sama.
(B) Penggunaan Kas Kecil
Jumlah Rp.3.000.000,--
Perhatikan :
Pada saat pengisian kembali pada sistem impres yang di jurnal
adalah (D) semua penggunaan kas kecil dan di kredit (K) untuk
rekening Kas.
Pada sistem fluktuasi penjurnalan dilakukan seperti jurnal pada
14
saat pembentukan kas kecil.
Kesimpulan :
o Pada sistem imprest rekening buku besar tidak pernah berubah
15
oPada sistem fluktuasi rekening buku besar Kas kecil selalu berubah ubah
Kas Kecil
Ingat, kas harus menunjukkan nilai riilnya, bukankah pada sistem impres saldo
kas kecil menunjukkan saldo pembentukannya ?? Apakah jumlah tersebut
menunjukkan jumlah riil pada tanggal neraca ?? Jangan jangan saldo tersebut
sudah berkurang !!!!
16
Perhatikan illustrasi berikut ini :
Tanggal 31 Des. 2004 kas kecil belum diisi kembali, pengisian baru dilaksanakan
tanggal 4 Januari 2005.
Pemegang kas kecil melaporkan kondisi kas kecil sebagai berikut :
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang
mempengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu,
sering muncul potensi salah saji material dalam kas. Oleh karena kas lebih mudah
dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk
tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya akan berfokus
pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu:
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan
pergudangan, maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Dalam
bab-bab sebelumnya, telah membahas secara terperinci mengenai pengujian
pengendalian dan pegujian substansif yang memadai untuk audit setiap siklus.
Misalnya, pengendalian atas penerimaan kas. Transaksi kas diaudit melalui
pengujian siklus transaksi tersebut.
Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan
menggunakan prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak
terlalu penting dibandingkan area audit lainya. Auditor biasanya
membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan,
cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainya dengan rekonsiliasi yang dilakukan
pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga membandingkan saldo akhir kas
dengan saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analtis ini dapat ditemukan
salah saji pada kas.
Mendesaian Pengujian Perincian Saldo Kas (Tahap III)
Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan mendapatkan
rekonsiliasi bank dari klien dengan memasukkan dokumentasi auditor. Untuk
mengaudit kas dibank, auditor melakukan verifikasi apakah rekonsiliasi bank
yang diterima klien sudah benar. Tujuan audit-terkait saldo dan pengujian
perincian saldo dalam audit kas yang paling penting adalah keberadaan,
kelengkapan, dan akurasi, oleh karena itu harus diperhatikan. Auditor juga
melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan, seperti menelaah hasil pertemuan dewan direksi dan penyajian
utang untuk menentukan apakah ada restriksi atas kas yang harus diugkapkan.
Dalam area audit lainya, prosedur audit aktual bergantung pada materialitas dan
risiko dalam kas yang sudah diidentifikasi auditor pada audit di bagian lainya.
Ketiga prosedur ini harus ditambahkan dalam pembahasan permintaan
konfirmasi bank sangat penting dan kompleks: laporan bank atas pisah batas dan
pengujian rekonsiliasi bank.
Permintaan atas Konfirmasi Bank
Meskipun tidak disyaratkan oleh standar audit, auditor biasanya meminta konfirmasi dari
setiap bank atau institusi keuangan lainnya yang berbisnis dengan klien, kecuali jika terdapat
sejumlah besar akun yang tidak aktif. Jika bank tidak menjawab permintaan konfrimasi, maka
auditor perlu mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien berkomunikasi dengan
bank untuk meminta mereka melengkapi dan mengembalikan konfirmasi kepada auditor,
agar memudahkan auditor maupun pihak bank yang diminta mengisi konfirmasi, di Amerika
Serikat, AICPA menyetujui penggunaan formulir bank standar.
Pentingnya konfirmasi bank dalam audit lebih dari sekedar verifikasi saldo kas aktual. Bank
mengonfirmasi informasi pinjaman dan saldo bank dalm formulir yang sama. Infromasi pada
wesel bayar pada bank, hipotek, dan utang lainnya biasanya memasukkan jumlah dan tanggal
pinjaman, tanggal jatuh tempo pinjaman, tingkat bunga, dan adanya jaminan.
Bank tidak bertanggung jawab untuk mencari untuk mencari pencatatan atas saldo bank atau
pinjaman selain yang dimasukkan dalam formulir dari klien KAP. Laporan di bagian bawah
formulir meminta bank menginformasikan kepada KAP semua pinjaman yang tidak
dimasukkan dalam konfirmasi dari bank yang memiliki informasi tersebut. Dampak dari
tanggung jawab yang terbatas ini dalah untuk mensyaratkan auditor agar memenuhi tujuan
kelngkapan atas saldo dan utang bank yang tidak tercatat dengan cara lain. Sama halnya,
bank tidak perlu menginformasikan kepada auditor mengenai persyaratan kredit, persyaratan
saldo kompensasi, atau kewajiban kontinjen ketika kewajiban dijaminkan. Jika auditor
menginginkan konfirmasi jenis informasi ini, maka mereka harus mendapatkan konfirmasi
yang terpisah dari institusi keuangan yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Permintaan atas Laporan Bank Pisah Batas
Laporan bank atas pisah batas adalah laporan bank pada periode tertentu
dan pembatalan cek terkait, duplikat slip setoran, dan dokumen lain yang
termasuk dalam laporan bank, dikirimkan oleh bank ke kantor KAP. Tujuan
dari laporan bank atas pisah batas adalah untuk memberikan verifikasi
bagian yang direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank klien di akhir tahun
dengan bukti yang tidak dapat diakses ke klien. Untuk memenuhi tujuan
ini, auditor meminta klien agar bank mengirimkan laporan langsung kepada
auditor dalam waktu 7 sampai 10 hari setelah tanggal neraca.
Banyak auditor melakukan verifikasi periode laporan bank jika laporan pisah
batas tidak diterima langsung dari pihak bank. Tujuan adalah untuk menguji
apakah karyawan klien tidak memasukkan, menambahkan, atau mengganti-
kan dokumen sesuai dengan laporan. Pengujian ini jelas dilakukan untuk
salah saji yang disengaja.
Auditor melakukan verifikasi berikut ini dalam bulan setelah tanggal neraca:
1.Memeriksa saldo seluruh cek yang dibatalkan, memo debet, setoran, dan
memo kredit.
2.Melakukan verifikasi saldo laporan bank saat penjumlahan dilakukan.
3.Menelaah bagian dari penjumlahan untuk memastikan sudah dibatalkan
oleh bank pada periode yang tepat dan tidak ada penghapusan atau
penggantian.
Pengujian Rekonsiliasi Bank
Auditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah pihak klien sudah menyiapkan
rekonsiliasi denga hati-hati dan melakukan verifikasi apakah saldo bank yang dicatat klien sama
jumlahnya dengan kas di bank, kecuali bila ada setoran dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis
rekonsiliasi lainnya.
Dalam verifikasi rekonsiliasi, auditor menggunakan informasi dalam laporan bank atas pisah batas
untuk melakukan verifikasi kewajaran rekonsiliasi. Verifikasi auditor dalam rekonsiliasi meliputi
beberapa prosedur:
•Verifikasi bahwa rekonsiliasi bank klien akurat secara matematis.
•Menelusuri saldo konfirmasi bank dan atau saldo awal pada laporan pisah batas ke saldo per bank
pada rekonsiliasi bank utnuk memastikan jumlahnya sama.
•Menelusuri cek yang ditulis dan dicatat sebelum akhir tahun dan dimasukkan ke laporan bank atas
pisah batas ke daftar cek beredar pada rekonsiliasi bank dan juga jurnal pengeluaran kas dalam periode
neraca atau periode sebelumnya. Seluruh cek yang dikliring bank setelah tanggal neraca dan
dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas harus dimasukkan dalam daftar cek beredar. Jika cek
dimasukkan dalam jurnal pengeluaran kas, maka seharusanya dianggap cek beredar karena tidak
dikliring di bank sebelum tanggal neraca, maka tidak boleh dimasukkan dalam rekonsiliasi bank.
•Memeriksa seluruh cek yang jumlahnya besar dan termasuk dalam daftar cek beredar yang belum
dikliring oleh bank pada laporan pisah batas. Langkah pertama dalam pemeriksaan ini harus dilakukan
dengan menelusuri jumlah yang belum dikliring dalam jurnal pengeluaran kas. Alasan mengapa cek
belum diuangkan, harus dibahas dengan klien, dan jika auditor khawatir telah terjadi kecurangan,
maka vendor yang termasuk dalam saldo utang dagang harus dikonfirmasi untuk menentukan apakah
vendor tersebut sudah mengakui penerimaan kas dalam pecatatannya. Ditambah lagi, cek yang
dibatalkan perlu diperiksa sebelum tanggal terakhir audit jika memang ada.
•Menerima kas yang tidak disetorkan ke bank di akhir tahun harus ditelusuri ke laporan pisah batas
untuk memastikan bahwa kas tersebut disetorkan segera di awal tahun berikutnya.
•Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan rekonsiliasi bank. Hal ini meliputi biaya
jasa bank, kesalahan dan pembetulan bank, dan transaksi tak tercatat yang didebet atau dikredit
langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis rekonsiliasi ini perlu di investigasi untuk memastikan
sudah diperlukan dengan benar oleh klien.
JENIS PENGUJIAN YANG DIGUNAKAN DALAM AKUN KAS UMUM DI BANK
PROSEDUR BERORIENTASI – KECURANGAN
Kecurangan atas saldo kas umum ini terjadi karena tidak memadainya pemisahan
tugas antara pemegang kas dan pencatat transaksi kas dalam pencatatan akuntansi
dan kurangnya rekonsiliasi bank bulanan yang independen. Prosedur yang harus
dilakukan auditor untuk menemukan kecurangan atas penerimaan kas meliputi,
mempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan
yang dapat terjadi dari kekurangan tersebut, potensi materialitas kecurangan,
konfirmasi piutang dagang, pengujian yang dilakukan untuk menemukan
pencurian uang, penelaahan aktivitas akun kas atas transaksi yang tidak lazim,
pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang tidak tertagih
dan retur dan cadangan penjualan, serta prosedur audit yang palin efektif untuk
menemukan kecurangan.
Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan
perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur yang dilakukan
auditor :
Ada beberapa hal yang perlu diaudit atas jadwal transfer antarbank, yaitu sebagai berikut :
1.Keakuratan informasi pada jadwal transfer antarbank harus diverifikasi. Auditor harus
mempertimbangkan informasi pengeluaran dan penerimaan pada skedul ke pencatatan
pengeluaran dan penerimaan kas untuk memastikan akurasinya.
2.Transfer antarbank harus dicatat, baik di bank penerima maupun bank pengirim. Asumsikan
terdapat Rp 10.000.000 dipindahkan dari bank A ke bank B, tetapi hanya pengeluarannya yang
dicatat, maka ini adalah bukti pencurian uang yang ditutupi.
3.Tanggal pencatatan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus dilakukan di tahun fiskal
yang sama. Jika penerimaan kas dicatat pada tahun fiskal berjalan dan pengeluaran kas dicatat
setelah tanggal neraca, maka hal tersebut bisa saja dilakukan untuk menutupi berkurangnya
kas.
4.Pengeluaran pada skedul transfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkandengan benar dari
rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek beredar. Dalam akun kas umum harus dimasukkan
sebagai cek beredar pada transfer rekonsiliasi bank. Kurang saji cek beredar pada rekonsiliasi
bank mengindikasikan adanya kemungkinan kiting.
5.Skedul tranfer antarbank harus dimasukkan atau dikeluarkan dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir
tahun sebagai setoran dalam perjalanan. Untuk akun tabungan dan penggajian harus
mengindikasikan setoran dalam perjalanan untuk transfer rekonsiliasi bank. Lebih saji atas
setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank mengindikasikan adanya kemungkinan
kiting.
Meskipun pengujian audit atas transfer antarbank biasanya dimaksudkan untuk menemukan
kecurangan, tindakan ini juga bisa dilakukan banyak transfer antarbank tanpa memerhatikan
pengendalian internal. Bila ada kemungkinan kiting, maka dapat mengakibatkan salah
perhitungan antara kas dan utang dagang.
AUDIT ATAS AKUN BANK PENGGAJIAN IMPRES
Saat pengeluaran kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang
memadai mensyaratkan adanya tanda tangan personel yang berwenang pada
formulir kas kecil yang bernomor urut. Total dari kas aktual dan cek dananya,
ditambah total formulir kas kecil yang disebut dalam buku besar. Perhitungan
mendadak secara periodik dan rekonsiliasi dana kas kecil harus dilakukan oleh
auditor internal atau personel lain yang berwenang.
Saat saldo kas kecil tinggal sedikit, cek dari akun kas umum harus dibuat untuk
mengisi kas kecil. Cek harus ditulis dengan jumlah yang sama dengan voucher
bernomor urut yang dijadikan bukti pengeluaran aktual sebelumnya. Voucher ini
harus diverifikasi oleh petugas utang dagang dan dibatalkan agar tidak
digunakan kembali.
Pengujian Audit atas Kas Kecil
Penekanan dilakukan pada verifikasi kas kecil atas pengujian transaksi kas kecil dibandingkan
saldo akhir tahun. Bahkan jika dana kas kecil jumlahnya kecil, terdapat potensi kecurangan
transaksi jika dana sering dikeluarkan atau digunakan.
Ketika auditor menguji kas kecil, dua prosedur utamanya adalah menghitung saldo kas kecil
dan melanjutkan dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran.
Prosedur utama harus meliputi:
1.Menjumlahkan voucher pendukung kas kecil yang menunjukkan jumlah pengeluaran
2.Memperhatikan urutan voucher kas kecil
3.Memeriksa otorisasi dan pembatalan voucher kas kecil
4.Memeriksa kewajaran dokumen pendukung, biasanya terdiri atas gulungan register kas,
faktur, dan bukti penerimaan.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan, tetapi agar
memudahkan, biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil diperkirakan
material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada akhir tahun.
Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari penentuan apakah biaya
yang belum tercatat jumlahnya material.