Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Pemahaman Mengenai Pengendalian Internal


Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Auditing 1 yang diampu oleh
bapak Zulfikar Ismail

Kelompok 9 :

Gita Sarastya Widayanti 115020300111047

Fery Handoko 115020300111053

Dita Widya Putri 115020300111059

Nurvita Anggraeni 115020300111070

M. Januar Setiawan 115020300111113

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
2013
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


SA Seksi 319 pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit laporan
keuangan paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris,manajemen, dan personal lain yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini:
1.      Keandalan pelaporan keuangan
2.      Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3.      Efektivitas dan efisiensi operasi

B. Perumusan masalah
1.      Sebutkan Defenisi pengendalian intern?
2.      Apakah tujuan Tujuan pengendalia  intern?
3.      Apakah keterbatasan pengendalian intern suatu Entitas?
4.      Siapakah yang bertanggungjawab atas pengendlian intern suatu entitas?
5.      Apa sajakah unsur pengendalian intern?
6.      Bagaimana pemahaman atas pengendalian intern dan pengujian pengendalian?
7.      Bagaimana dokumentasi informasi tentang pengendalian intern yang berlaku?
8.      Apakah sumber informasi yang digunakan untuk memperoleh gambaran
pengendalian intern yang berlaku?
9.      Bagaimana hasil pemahaman terhadap pemgendalian intern?
PEMAHAMAN PENGENDALIAN INTERN

            Pengendalian intern yang digunakan dalam suatu entitas merupakan faktor


yang menentukan keandalan laporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas.Oleh
karena itu,sebelum auditor melaksanakan audit secara mendalam atas informasi yang
tercantumdalam laporan keuangan,standar pekerjaan lapangan kedua mengharuskan
auditor memahami pengendalian intern yang berlaku dalam entitas.
Dalam semua audit, auditor harus memperoleh pemahaman tentang
pengendalian intern yang memadai untuk merencanakan audit dengan melaksanakan
prosedur untuk memahami desain pengendalian yang relevan dengan audit atas
laporan keuangan, dan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan.
Setelah memperoleh pemahaman tersebut, auditor menaksir risiko pengendalian
untuk asersi yang terdapat dalam saldo akun, golongan transaksi, dan komponen
pengungkapan dalam laporan keuangan.
Auditor dapat menaksir risiko pengendalian pada tingkat maksimum
(probabilitas tertinggi bahwa salah saji material dapat terjadi dalam suatu asersi,
tidak mungkin efektif, atau karena evaluasi terhadap efektivitasnya tidak akan
efisien. Sebagai alternatifnya, auditor dapat memperoleh bukti audit tentang
efektivitas baik desain maupun operasi suatu pengendalian yang mendukung risiko
pengendalian taksiran rendah.
Bukti audit semacam itu dapat diperoleh dari pengujian pengendalian yang
direncanakan atau dilaksanakan bersamaan dengan pemerolehan atau dari prosedur
yang dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman yang tidak secara khusus
direncanakan sebagai pengujian pengendalian.
Auditor harus mendapatkan bukti audit tentang sifat dan lingkup perubahan
signifikan dalam pengendalian intern, termasuk perubahan kebijakan, prosedur dan
personel, yang terjadi setelah masa interim.

SA Seksi 326 [PSA No. 07] Bukti Audit menyatakan bahwa hampir semua


pekerjaan auditor independen dalam membentuk pendapatnya atas laporan keuangan
terdiri dari pemerolehan dan evaluasi bukti audit tentang asersi dalam laporan
keuangan. Asersi ini terkandung dalam saldo akun, golongan transaksi, dan
komponen pengungkapan dalam laporan keuangan dan digolongkan ke dalam lima
golongan utama berikut ini:
1. Keberadaan atau keterjadian
2. Kelengkapan
3. Hak dan kewajiban
4. Penilaian atau alokasi
5. Penyajian dan pengungkapan
Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit, auditor mempertimbangkan asersi
tersebut dalam hubungannya dengan saldo akun atau golongan transaksi tertentu.
Pada waktu auditor memperoleh bukti audit mengenai desain dan operasi
pengendalian selama masa interim, ia harus menentukan bukti audit tambahan apa
yang harus diperoleh untuk masa yang tersisa. Dalam membuat keputusan tersebut,
auditor harus mempertimbangkan pentingnya asersi yang bersangkutan,
pengendalian khusus yang dievaluasi selama masa interim, tingkat efektivitas desain
dan operasi pengendalian yang dievaluasi tersebut, hasil pengujian pengendalian
yang digunakan dalam membuat evaluasi terhadap lamanya waktu yang masih tersisa
dan bukti audit mengenai desain dan operasi yang mungkin diperoleh dari pengujian
substantif yang dilakukan dalam masa yang tersisa.
Auditor harus mendapatkan bukti audit tentang sifat dan lingkup perubahan
signifikan dalam pengendalian intern, termasuk perubahan kebijakan, prosedur dan
personel, yang terjadi setelah masa interim.

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN KEDUA


            Standar pekerjaan lapangan kedua berbunyi sebagai berikut:
“ Pemahaman memadai ataspengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat,saat, dan lingkup pengujian yang akan
dilakukan”.
            Sebelum diuraikan secara mendalam maksud standar pekerjaan lapangan
kedua ini,akan diuraikan lebih dahulu konsep pengendalian intern sebagai objek yang
harus di pahami oleh auditor.
DEFINISI PENGENDALIAN INTERN
            SA Seksi 319 pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit laporan
keuangan paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris,manajemen, dan personal lain yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini:
1.      Keandalan pelaporan keuangan
2.      Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
3.      Efektivitas dan efisiensi operasi

Dari definisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar berikut ini:
1.      Pengendalian intern merupakan proses.Artinya suatu rangkaian tindakan
yang bersifat pervasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan,bukan hanya
sebagai tambahan, dari infrastruktur entitas.
2.     Pengendalian intern dijalankan oleh orang.Artinya bukan hanya terdiri
dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari
setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen,
dan personal lain.
3.      Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan
memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan
komisaris entitas.
4.     Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling
berkaitan;pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

TUJUAN PENGENDALIAN INTERN


            Seperti telah disebutkan di atas, tujuan pengendalian intern adalah untuk
memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan.(1)
keandalan informasi keuangan, (2) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku, (3) efektivitas dan efisiensi operasi. Oleh karena itu tidak semua tujuan
pengendalian intern tersebut relevan dengan audit atas laporan keuangan, tanggung
jawab auditor dalam mematuhi standar pekerjaan lapangan kedua sebagaimana
disajikan di atas, hanya di batasi pada golongan tujuan pertama keandalan pelaporan
keuangan.Oleh karena itu,auditor berkewajiban untuk memahami pengendalian
intern yang ditujukan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi  berterima umum di
Indonesia.

KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN SUATU ENTITAS


Keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian intern sebagai berikut:
1.      Kesalahan dalam pertimbangan.Seringkali, manajemen dan personal
lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang
diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya
informasi,kertebatasan waktu atau tekanan lain.
2.      Gangguan.Personal secara keliru memahami perintah atau membuat
kesalahan karena kelalaian,tidak adanya perhatian atau
kelelahan,perubahan yang bersifat sementara dalam personal atau dalam
sistem dan prosedur.
3.      Kolusi.Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan
yang dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang
dibangun untuk kekayaan entitas dan tidak terungkapnya
ketidakberesan atau tidak terdeteksi kecurangan oleh pengendalian
intern yang dirancang.
4.      Pengabaian oleh manajemen.Manajemen dapat mengabaikan kebijakan
atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti
keuntungan pribadi manajer,penyajian kondisi keuangan yang
berlebihan, atau kepatuhan semu.
5.     Biaya lawan manfaat.Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan
pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yangdiharapkan dari
pengendalian intern tersebut. 

SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENGENDALIAN INTERN


SUATU ENTITAS?
            Pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pengendalian intern beserta
perannya sebagai berikut:
1.      Manajemen.Bertanggung jawab untuk mengembangkan dan
menyelenggarakan secara efektif pengendalian intern
organisasinya.Direktur utama perusahaan bertanggung jawab untuk
menciptakan atmosfer pengendalian di tingkat puncak, agar kesadaran
terhadap pentingnya pengendalian menjadi tumbuh di seluruh
organisasi.
2.      Dewan komisaris dan komite audit.Bertanggung jawab untuk
menentukan apakah manajemen memenuhi tanggung jawab mereka
dalam mengembangkan dan menyelenggaran  pengendalian intern.
3.      Auditor intern.Bertanggung jawab untuk memeriksa dan mengevaluasi
memadai atau tidaknya pengendalian intern entitas dan membuat
rekomendasi peningkatannya.
4.      Personal lain entitas.Peran dan tanggung jawab semua personal lain
yang menyediakan informasi atau menggunakan informasi yang
dihasilkan oleh pengendalian intern harus ditetapkan dan
dikomunikasikan dengan baik.
5.      Auditor independen.Sebagai bagian dari prosedur auditnya terhadap
laporan keuangan, auditor dpat menemukan kelemahan pengendalian
intern kliennya,sehingga ia dapat mengkomunikasikan temuan auditnya
tersebut kepada manajemen,komite audit,atau dewan komisaris.
6.      Pihak luar lain.Bertanggung jawab atas pengendalian intern entitas
adalah badan pengatur, seperti Bank Indonesia dan Bapepam.

UNSUR PENGENDALIAN INTERN


1)    Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengedalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu
organisasi dan mempengaruhi kesadaran personal organisasi tentang
pengendalian.Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam
suatu entitas antara lain:
a)      Nilai integritas dan etika
b)      Komitmen terhadap kompetensi
c)      Dewan komisaris dan komite audit
d)     Filosofi dan gaya operasi manajemen
e)      Struktur organisasi
f)       Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
g)      Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

2)     Penaksiran resiko


Penaksiran resiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap
risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan,seperti:
a)     Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akuntansi
yang belum pernah dikenal.
b)      Perubahan standar akuntansi.
c)      Hukum dan peraturan baru.
d)     Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang
digunakan untuk pengolahan informasi.
e)      Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut perubahan fungsi pengelolaan
dan pelaporan informasi dan personal yang terlibat di dalam fungsi
tersebut.

3)     Informasi dan Komunikasi


Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi,merakit, menggolongkan,
menganalisis, mencatat,dan melaporkan transaksi suatu entitas,serta
meynelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang entitas tersebut.
Suatu sistem informasi meliputi metode dan mencatat bahwa:
 Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid
 Menjelaskan, secara tepat waktu, transaksi secara cukup rinci untuk
memungkinkan klasifikasi yang tepat dari transaksi untuk pelaporan
keuangan.
 Mengukur nilai transaksi dengan cara yang memungkinkan mereka merekam
nilai moneter yang tepat dalam laporan keuangan.
 Menentukan periode waktu di mana transaksi terjadi untuk memungkinkan
pencatatan transaksi dalam periode akuntansi yang tepat
 Komunikasi melibatkan memberikan pemahaman tentang peran dan tanggung
jawab individu yang berkaitan dengan pengendalian internal atas pelaporan
keuangan. Komunikasi mengambil bentuk seperti manual kebijakan,
akuntansi dan manual pelaporan keuangan, dan memorandum.

4)       Aktivitas Pengendalian


Adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat memberikan keyakinan bahwa
petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan.Kebijakan dan prosedur ini
memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk
mengurangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas.Aktivitas pengendalian memiliki
berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat dan fungsi organisasi.

5)       Pengendalian Pengelolahan Informasi


Banyak perusahaan sekarang menggunakan komputer untuk pengolahan
informasi umumnya dan terutama informasi akuntansinya.Pengendalian
pengelolahan informasi dibagi menjadi dua, yaitu: pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi.

6)       Pemantauan
Adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang
waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personal yang semestinya melakukan
pekerjaan tersebut,baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalain.

PEMAHAMAN ATAS PENGENDALIAN INTERN DAN PENGUJIAN


PENGENDALIAN
a)      Mengapa Auditor Perlu Memperoleh Pemahaman tentang Pengendalian Intern
Kliennya?
Secara umum,auditor perlu memperoleh pemahaman tentang pengendalian
intern kliennya untuk perencanaan auditnya.Secara khusus,pemahaman auditor
tentang pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk
digunakan dalam kegiatan berikut ini:
·         Kemungkinan dapat atau tidaknya audit dilaksanakan.
·         Salah saji material yang potensial dapat terjadi.
·         Risiko deteksi.
·         Perancangan pengujian substantif.

b)       Pemahaman atas Pengendalian Intern


Dalam memperoleh pemahaman atas pengendalian intern,auditor
menggunakan 3 macam prosedur audit berikut:
·         Mewawancarai karyawan perusahaan yang berkaitan dengan unsur
pengendalian.
·         Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan.
·         Melakukan pengamatan atas kegiatan perusahaan

c)       Pemahaman atas Lingkungan Pengendalian


Informasi tentang lingkungan pengendalian umumnya dikumpulkan oleh
auditor dengan cara:permintaan keterangan dari manajer yang bertanggung jawab
atas unsur pengendalian intern,inspeksi dokumen dan catatan,dan pengamatan atas
kegiatan perusahaan.

d)      Pemahaman atas penaksiran Risiko


Auditor harus mengumpulkan informasi tentang bagaimana manajemen
mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan penyajian laporan keuangan secara
wajar dan kepedulian manajemen terhadap risiko tersebut,serta bagaimana
manajemen merancang aktivitas pengendalian untuk mengatasi risiko tersebut.

e)       Pemahaman atas Informasi dan Komunikasi


Sistem informasi entitas sangat menentukan risiko salah saji dalam laporan
keuangan.Sistem akuntansi yang didesain dengan baik dan diimplementasikan
denagn baik akan menghasilkan informasi yang andal.

f)        Pemahaman atas Aktivitas Pengendalian


Informasi tentang aktivitas pengendalian umumya diperoleh auditor
bersamaan dengan pengumpulan informasi mengenai lingkungan pengendalian dan
aktivitas pengendalian.

g)       Pemahaman atas Pemantauan


Auditor harus memahami jenis aktivitas yang digunakan oleh klien untuk
memantau efektivitas pengendalian intern untuk menghasilkan laporan keuangan
yang andal.

PENGUJIAN  PENGENDALIAN:
PENGUJIAN ADANYA KEPATUHAN
            Untuk menentukan apakah informasi mengenai pengendalian yang
dikumpulkan oleh auditor benar-benar ada,auditor melakukan dua macam pengujian:
a. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi tertentu
b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.

PENGUJIAN TINGKAT KEPATUHAN


            Dalam pengujian pengendalian terhadap pengendalian intern,auditor tidak
hanya berkepentingan terhadap eksistensi unsur-unsur pengendalian intern,namun
auditor juga berkepentingan terhadap tingkat kepatuhan klien terhadap pengendalian
intern.

DOKUMENTASI  INFORMASI TENTANG PENGENDALIAN INTERN YANG


BERLAKU
            Ada tiga cara yang biasanya digunakan oleh auditor untuk
mendokumentasikan informasi mengenai pengendalian intern yang berlaku dalam
perusahaan:
1.       Kuesioner pengendalian intern baku
Kuesioner merupakan cara yang banyak dipakai oleh auditor dalam
mendokumentasikan informasi pengendalian intern kliennya.

2.       Uraian tertulis


Ini biasanya berisi identitas karyawan yang melaksanakan suatu fungsi dan
uraian terinci cara pelaksanaan fungsinya.Penggunaan uraian tertulis hanya
praktis diterapkan pada audit atas laporan keuangan perusahaan yang kecil
saja.

3.       Bagan alir sistem


Cara ini suatu sistem yang digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol
tertentu.Simbol-simbol yang dapat digunakan oleh auditor untuk membuat
deskripsi pengendalian intern kliennya.

SUMBER INFORMASI UNTUK MEMPEROLEH GAMBARAN


PENGENDALIAN INTERN YANG BERLAKU
            Sumber informasi yang digunakan oleh auditor dalam melakukan audit
terhadap pengendalian intern kliennya adalah:
·         Bagan organisasi dan deskripsi jabatan
·         Buku pedoman akun
·         Buku pedoman sistem akuntansi
·         Permintaan Keterangan kepada karyawan inti
·         Permintaan keterangan kepada karyawan pelaksana
·         Laporan,kertas kerja,dan program audit auditor intern
·         Pemeriksaan terhadap catatan akuntansi,dokumen,perlatan
mekanis,dan media lain yang digunakan untuk mencatat transaksi
·         Laporan mengenai rekomendasi perbaikan pengendalian intern dan
laporan auditor tahun sebelumnya yang telah diterbitkan.

HASIL PEMAHAMAN TERHADAP PENGENDALIAN INTERN


            Hasil pemahaman auditor atas pengendalian intern dicantumkan dalam suatu
kertas kerja,yang berisi kelemahan dan kekuatan pengendalian intern klien,pengaruh
kelemahan dan kekuatan pengendalian intern tersebut terhadap luas prosedur audit
yang akan dilaksanakan dan rekomendasi yang ditujukan kepada klien untuk
memperbaiki bagian-bagian yang lemah dalam pengendalian intern.
AUDIT INTERN (INTERNAL AUDITING)
Untuk mencapai tujuan tersebut auditor intern melaksanakan kegiatan-kegiatan
berikut ini:
a.       Pemeriksaan dan penilaian terhadap efektivitas pengendalian intern dan
mendorong penggunaan pengendalian intern yang efektif dengan
biaya yang minimum.
b.       Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijakan manajemen
puncak di patuhi
c.       Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan
dipertanggungjawabkan dan dilindungi dari segala macam kerugian.
d.       Menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai
bagian dalam perusahaan.
e.       Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan.
PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
PENGENDALIAN

Penetapan risiko pengendalian adalah proses penilaian tentang efektivitas


rancangan dan pengoperasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern
suatu perusahaan dalam mencegah dan mendeteksi salah saji material dalam laporan
keuangan.

Risiko pengendalian ditetapkan untuk masing-masing asersi laporan keuangan,


tetapi auditor biasanya memulai dengan menetapkan risiko untuk asersi -asersi
kelompok transaksi. Hasil penetetapan risiko tersebut kemudian digabungkan
sedemrikian rupa sehingga dapat ditetapkan risiko pengendalian untuk asersi-asersi
saldo rekening yang bersangkutan.

Dalam menetapkan risiko pengendalian untuk suatu asersi, auditor perlu


melakukan hal -hal sebagai berikut :

1. Mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur-prosedur


untuk mendapatkan pemahaman tentang apakah pengendalian yang
berhubungan dengan asersi telah dirancang dan dioperasikan oleh
manajemen perusahaan.
2. Mengidentifikasi salah saji potensial yang dapat terjadi dalam asersi
perusahaan. Salah saji bisa diidentifikasi untuk asersi-asersi yang berkaitan
dengan masing-masing kelompok transaksi dan untuk asersi-asersi pada
setiap saldo rekening yang bersangkutan. Contoh salah saji potensial bisa
diidentifikasi untuk asersi-asersi pengeluaran kas dan untuk dua rekening
utama yang terpengaruh oleh pengeluaran kas yaitu kas dan utang dagang.
3. Mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan yang diperkirakan akan
mampu untuk mencegah dan mendeteksi salah saji. Auditor
mengidentifikasi pengendalian yang diperlukan baik dengan menggunakan
perangkat lunak komputer maupun secara manual, yaitu dengan
menggunakan daftar pengecekan. Penetapan pengendalian yang diperlukan
harus dilakukan dengan memperhatikan keadaan dan pertimbangan–
pertimbangan lain. Contoh apabila volume transaksi pengeluaran kas tinggi,
maka pengecekan independen menjadi cukup penting. Sebaliknya apabila
volume pengeluaran kas begitu banyak maka rekonsiliasi bank independen
dipandang cukup.
4. Melakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian-pengendalian
yang diperlukan pengendalian harus memberi bukti tentang efektivitas
rancangan dan / atau pengoperasian penngndalian yang diperlukan.
5. Mengevaluasi bukti dan menetapkan risiko. Penetapan akhir risiko
pengendalian untuk asersi –asersi laporan keuangan didasarka pada evaluasi
atas bukti yang dipeoleh dari : (prosedur-prosedur untuk mendapatkan
pemahaman tentang kebijakan dan prosedur SPI, dan (2) pengujian
pengendalian yang bersangkutan. Informasi bisa diperoleh dalam berbagai
bentuk, seperti : dokumen, bukti elektronis, perhitungan, bukti lisan, atau
bukti fisik. Apabila tipe bukti diatasmendukung kesimpulan yang sama
tentang efektivitas suatu pengendalian, maka tingkat keyakinannya akan
semakin besar. Sebaliknya apabila bukti-bukti trsebut memberikan
kesimpulan yang berbeda, maka keyakinnya berkurang.
PENUTUP

KESIMPULAN

1.   SA Seksi 319 pertimbangan atas pengendalian intern dalam audit laporan keuanagn
paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan
oleh dewan komisaris,manajemen, dan personal lain yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini:
a.   Keandalan pelaporan keuangan
b.   Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
c.  Efektivitas dan efisiensi operasi

2.   Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam


pencapaian tiga golongan tujuan.(1) keandalan informasi keuanagn, (2) kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, (3) efektivitas dan efisiensi operasi.

3.   Untuk menentukan apakah informasi mengenai pengendalian yang dikumpulkan oleh


auditor benar-benar ada,auditor melakukan dua macam pengujian:
a. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi tertentu
b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.
Daftar Pustaka

Bank Indonesia. 1995. Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank.

BEPEKA. 1995. Standar Audit Pemerintahan.

BPKP. Norma Pemeriksaan Satuan Pengawasan Intern BUMN/BUMD, Surat


Edaran Kepala BPKP No. 797/K/1985. 24 Desember 1985.

Brink and Witt. 1982. Modern Internal Auditing. 4th edition. Ronald Press
Publication.

Carmichael and Willingham. 1988. Perpectives in Auditing. 4th edition. Mc. Graw-
Hill Book Co.

Cashin. 1988. Handbook for Auditors. 2th edition, M. Graw-Hill.

Chammbers. 1981. Internal Auditing. Pitman Books Ltd.

Courtemanche. 1986. The New Internal Auditing. Ronald Press Publication.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 1994. Standar Profesional Akuntan Publik. Cetakan ke-
1. Penerbit STIE YKPN.

Kell and Bayton. 1992. Modern Auditing. 5th edition. John Wiley & Sons Inc.

Kiger and Scheiner. 1994. Auditing. Houghton Mifflin Co.

Anda mungkin juga menyukai