Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jasa audit atas laporan keuangan merupakan salah satu jasa yang biasa
diberikan suatu kantor akuntan publik, yang cukup dikenal di masyarakat bisnis.
Selain jasa audit atas laporan keuangan, sebetulnya masih banyak jasa
lainnya yang bisa diberikan oleh Kantor Akuntan Publik, seperti: internal audit,
management audit, special audit, penelaahan terbatas (limited Review),
penyusunan system akuntansi, accounting service, kompiliasi laporan keuangan,
konsultasi pajak, konsultasi manajemen.
Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan Standar Atestasi yang
disahkan tanggal 1 Agustus 1994 dan berlaku efektif untuk laporan penugasan
atestasi yang diterbitkan pada atau setelah tanggal 1 Oktober 1994. Selain itu
telah diterbitkan juga serangkaian Pernyataan Standar Atestasi (PSAT). Standar
tersebut telah direvisi dalam SPAP 2011.
Standar Atestasi merupakan landasan konseptual untuk berbagai tipe jasa
yang di hasilkan oleh akuntan public bagi masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa saja jasa-jasa lain selain audit yang diberikan kantor akuntan publik ?
2. Apa yang dimaksud dengan Atestasi ?
3. Apa saja standar-standar Atestasi ?
4. Apa yang dimaksud dengan informasi keuangan interim ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui jasa-jasa selain audit yang diberikan akuntan publik.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Atestasi.
3. Untuk mengetahui standar-standar melakukan Atestasi.
4. Untuk mengetahui mengenai informasi keuangan interim.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Jasa-jasa Lain Selain Audit Yang Diberikan Kantor Akuntan Publik

2.1.1. Internal Audit

Adapun pengertian dari audit internal menurut Sawyer’s (2005:10) adalah


sebagai berikut: “Audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan
objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang
berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan
dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan, (2) risiko yang dihadapi
perusahaan telah diidentifikasikan dan diminimalisasi, (3) peraturan eksternal
serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, (4) kriteria
operasi yang memuaskan telah dipenuhi, (5) sumber daya telah digunakan secara
efesien dan ekonomis, dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua
dilakukan dengan tujuan untuk konsultan dengan manajemen dan membenatu
menjalankan tanggung jawabnya secara efektif”.

2.1.2. Management Audit

Menurut Soekrisno Agoes (2006:9), pengertian management audit adalah:


Management Audit (Operational Audit), adalah suatu pemeriksaan
terhadap kegiatan operasi perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan
kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui
apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan
ekonomis.

2.1.3. Special Audit

Menurut Sukrisno Agoes (2012), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, maka


jenis-jenis audit dapat dibedakan atas:
1. Pemeriksaan Umum (General Audit), yautu suatu pemeriksaan umum atas
laporan keuangan yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
independen dengan maksud untuk memberikan opini mengenai kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan.
2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit), yaitu suatu bentuk pemeriksaan yang
hanya terbatas pada permintaan auditee yang dilakukan oleh Kantor
Akuntan Publik (KAP) dengan memberikan opini terhadap bagian dari
laporan keuangan yang diaudit, misalnya pemeriksaan terhadap
penerimaan kas perusahaan.

2.1.4. Penyusunan Sistem Akuntansi

Menurut Nugroho (2009) mengemukakan bahwa:


“Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang dipakai untuk mengorganisir atau
menyusun ,mengumpulkan, dan mengikhtiarkan keterangan-keterangan yang
menyangkut seluruh transaksi perusahaan, dimana para pegawai, kegiatan-
kegiatan perusahaan, bahan-bahan dan mesin-mesin dapat dipadukan
sedemikian rupa sehingga pengawasan dapat dijalankan sebaik-baiknya.”

Ruang lingkup penyusunan Sistem Akuntansi meliputi :


1. Penilaian dan penyusunan fungsi - fungsi dalam organisasi perusahaan yang
dapat dipertanggung jawabkan ditinjau dari segi pengawasan (Internal
Control).
2. Penyusunan sistem dan prosedur berbagai fungsi dalam organisasi perusahaan
yang meliputi : Sistem & Prosedur Penjualan dan Penerimaan Kas, Pembelian
dan Pengeluaran Kas, Persediaan, Produksi, Pembayaran Gaji dan Upah,
Hubungan antara Anak Perusahaan dengan Induk Perusahaan, Hubungan
Kantor Cabang dengan Kantor Pusat dan sebagainya.
3. Penyusunan Pedoman Akuntansi Umum (General Accounting Manual).
4. Penyusunan Pedoman Akuntansi Biaya (Cost Accounting Manual).
5. Penyusunan Pedoman Klasifikasi Rekening dan Kode Rekening.
6. Merancang bentuk dan isi formulir : buku besar, buku pembantu, serta bentuk
dan isi Laporan Keuangan, Laporan Produksi, dan Laporan lainnya.
2.1.5. Jasa Pembukuan (Accounting Service)
Akuntansi publik melibatkan akuntan publik atau auditor
independen/eksternal yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk
memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan tentang akuntan
publik di Indonesia diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
tahun 2011 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang
Jasa Akuntan Publik. Setiap akuntan publik harus menjadi anggota Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yaitu asosiasi profesi yang diakui oleh
Pemerintah Indonesia.
Jasa akuntan public selain mereview juga dapat memberikan jasa
penyusunan pembukuan untuk perusahaan. Tujuannya adalah Untuk melayani
perusahaan kecil, sedang dan menengah yang tidak/belum mempunyai bagian
pembukuan khusus dalam memproses dokumen-dokumen transaksi menjadi
laporan keuangan bulanan, triwulan dan tahunan.

2.1.6. Penelaahan Terbatas (Limited Review)

Penelaahan Terbatas ( Limited review) adalah jasa kantor akuntan berupa


penyelidikan dan prosedur analitis untuk memberikan dasar pemberian jaminan
terbatas bahwa tidak ada perubahan material yang harus dilakukan terhadap
laporan bagi mereka agar sesuai standar akuntansi yang berlaku umum.

2.1.7. Kompilasi Laporan Keuangan

Kompilasi Laporan Keuangan adalah jasa yang diberikan oleh akuntan


yang terbatas pada penyajian Laporan keuangan beserta catatan atas laporan
keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku, dengan di awali oleh
adanya engagement letter antara akuntan dan manajemen atau pemilik suatu
perusahaan. Adapun Beda dengan General Audit, maka Kompilasi Laporan
Keuangan tidak memberikan OPINI atau bentuk assurance lainnya terhadap
fairness of the presentation dari laporan keuangan. Dengan tidak
dinyatakannya assurance maka prosedur yang dilakukan dalam kompilasi
laporan keuangan juga terbatas.
Beberapa hal penting yang perlu digarisbawahi bahwa Laporan Kompilasi
Akuntan (Accountant’s Compilation Report) bukanlah Laporan Auditor
Independen. Seringkali untuk menghindari misinterpretasi maka biasanya
setiap halaman laporan keuangan ditandai “UNAUDITED” / sesuai dengan
ketentuan yang diatur oleh organisasi profesi akuntan.

Kompilasi Laporan Keuangan pada dasarnya dibuat berdasarkan


pembukuan yang telah dibuat oleh pihak manajemen perusahaan sehingga
kebenaran penyajian laporan keuangan merupakan tanggungjawab manajemen.
Akuntan melakukan beberapa penilaian misalnya terhadap prinsip akuntansi
yang diterima umum, konsultasi dengan pihak manajemen terkait, bagian
pembukuan atau akuntansi sekalipun misalnya laporan dihasilkan dengan
sistem atau aplikasi akuntansi, penilaian terhadap proses pembukuan dan
pertimbangan dalam melakukan adjustment yang diperlukan atas pembukuan
klien baik yang diakibatkan kesalahan perhitungan, ketiadaaan pengungkapan
yang relevan, maupun tidak dipatuhinya prinsip akuntansi yang relevan).

2.1.8. Konsultasi Pajak

Jasa perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak, dan perencanaan


pajak. Selain itu dapat bertindak sebagai penasehat dalam masalah perpajakan
dan melakukan pembelaan bilaperusahaan yang menerima jasa sedang
mengalami permasalahan dengan kantor pajak. Jasa pajak dapat diberikan
kepada klien audit yang tidak secara langsung mengelola laporan
keuanganperusahaan. Jasa non audit ini dapat mengurangi independensi auditor
terhadap kliennya dimana faktor manipulasi mungkin terjadi. Contoh:
memperkecil laba sehingga pajak yang harus dibayar sedikit

2.1.9. Konsultasi Manajemen

Merupakan pendampingan manajemen untuk membantu proses


penyusunan rencana bisnis dan keuangan strategis perusahaan. Dalam rangka
meningkatkan skala dan peluang bisnis perusahaan, jasa konsultan manajemen
keuangan juga dibutuhkan untuk menyusun studi kelayakan.

2.2. Pengertian Atestasi

Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan


orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai,
dalam semua hal yang material, dengan criteria yang telah ditetapkan.
Bila seorang akuntan yang berpraktik sebagai akuntan public (selanjutnya
disebut sebagai praktisi) melaksanakan suatu perikatan atestasi, perikatan tersebut
diatur dengan standar atestasi dan pernyataan serta interpretasi pernyataan yang
berkaitan dengan standar tersebut.
Suatu perikatan atestasi adalah penugasan yang dalamnya praktisi
mengadakan perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan
suatu simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab
pihak lain.

2.3. Standar Atestasi Membagi Tiga Tipe Penugasan Atestasi

Pemeriksaan (examination), Review, dan prosedur yang disepakati bersama


(agreed-upon procedures). Salah satu tipe pemeriksaan adalah audit atas laporan
keuangan historis yang disusun berdasarkan Standar Akuntan Keuangan di
Indonesia. Pemeriksaan tipe ini diatur berdasarkan pedoman yang lebih bersifat
umum.
Asersi (assertion) adalah deklarasi, atas suatu rangkaian deklarasi secara
keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut. Jadi,
asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implicit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Dalam laporan
keuangan historis, asersi merupakan pernyataan dalam laporan keuangan oleh
manajemen sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Contoh jasa professional yang dapat diberikan oleh para praktisi yang
tidak termasuk dalam perikatan atestasi adalah :
a. Perikatan konsultasi manajemen yang di dalamnya praktisi
memberikan nasihat atau rekomendasi kepada kliennya.
b. Perikatan yang didalamnya praktisi membela kepentingan kliean,
sebagai contoh, dalam masalah pemeriksaan/verifikasi pajak yang
sedang ditangani oleh aparat Direktorat Jendral Pajak;
c. Perikatan pajak yang didalamnya praktisi mengisi Surat
Pemberitahunan Tahunan Pajak Penghasilan atau memberikan nasihat
perpajakan;
d. Perikatan yang didalamnya praktisi melakukan kompilasi laporan
keuangan, karena ia tidak diminta untuk memeriksa atau me-Review
bukti yang mendukung informasi yang diserahkan oleh klien dan tidak
menyatakan kesimpulan apapun atas kendalanya;
e. Perikatan yang didalamnya praktisi berperan terutama hanya
membantu klien, sebagai contoh, bertindak sebagai akuntan
perusahaan dalam pembuatan informasi selain laporan keuangan;
f. Perikatan yang didalamnya praktisi bertindak sebagai aksi ahli dalam
bidang akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal lain, berdasarkan
fakta-fakta tertentu yang disepakati dalam kontrak.
g. Perikatan yang didalamnya praktisi memberikan suatu pendapat
sebagai seorang yang ahli mengenai suatu prinsip tertentu, seperti
penerapan undang-undang pajak atau prinsip akuntansi, berdasarkan
fakta khusus yang disediakan oleh pihak lain, sepanjang pendapat
sebagai ahli tidak menyatakan kesimpulan mengenai keandalan fakta
yang diberikan oleh pihak lain tersebut.

2.4. Standar Atestasi

Standar atestasi terdiri atas berikut ini:


1. Standar umum
Ketentuan-ketentuan standar umum adalah sebagai berikut.
1. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki keahlian dalam pelatihan teknik cukup dalam fungsi atestasi.
2. Penugasan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang
memiliki pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan
asersi.
3. Praktisi harus melaksanakan penugasan hanya jika ia memiliki alasan
untuk meyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada.
a. Asersi dapat dinilai dengan criteria rasional, yang telah ditetapkan
oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian
asersi tersebut dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi
pembaca yang diketahui mampu memahaminya.
b. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan
rasional dengan menggunakan criteria tersebut.
4. Dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental
yang independen harus dipertahankan oleh praktisi.
5. Kecermatan dan kesaksamaan meletakkan tanggungjawab dipundang
praktisi yang terlibat dalam perikatan untuk mengamati setiap standar
atestasi. Kecermatan dan kesaksamaan mengharuskan Review secara
kritis pada setia tingkat supervise pekerjaan yang dilaksanakan dan
pertimbangan yang dilakukan oleh mereka yang membantu perikatan,
termasuk penyusunan laporan.

2. Standar Pekerjaan Lapangan

Ketentuan-ketentuan dalam standar pekerjaan lapangan adalah sebagai


berikut.
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional
bagi simpulan yang digunakan dalam laporan.

3. Standar Pelaporan
Ketentuan-ketentuan dalam standar pelaporan adalah sebagai berikut.
1. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan
sifat penugasan perikatan atestasi yang bersangkutan.
2. Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi
disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau criteria
yang dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.
3. Laporan harus menyatakan semua kebutuhan praktisi yang signifikan
tentang perikatan dan penyajian asersi.
4. Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun
berdasarkan criteria yang disepakati atau berdasarkan suatu penugasan
untuk melaksanakan prosedur yang disepakati harus berisi suatu
pernyataan tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-
pihak yang menyepakati criteria atau prosedur tersebut.

2.4. Informasi Keuangan Interim

PSAT No. 01 (2002) memberikan pedoman mengenai sifat, saat, dan luas
prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan public dalam melakukan Review
atas informasi keuangan interim. Istilah informasi atau laporan keuangan interim
berati informasi keuangan atau laporan keuangan untuk jangka waktu kurang dari
setahun penuh atau untuk jangka waktu dua belas bulan namun berakhir pada
tanggal selain tanggal akhir tahun buku perusahaan.
Seperti diketahui, Bapepam-LK mewajibkan perusahaan yang sudah go
public untuk memasukkan laporan keuangan enam bulanan (laporan keuangan
interim), bisa yang diaudit akuntan publik, di-Review terbatas oleh akuntan public
atau laporan interim tanpa diaudit/ di-Review akuntan publik. Laporan tersebut
juga harus diumumkan dalam dua buah surat kabar.
Tujuan Review informasi keuangan interim adalah untuk memberikan
dasar bagi akuntan publik dalam melaporkan apakah perlu dilakukan modifikasi
material atas informasi tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Prosedur untuk melaksanakan Review informasi kuangan
interim pada umumnya terbatas pada prosedur penyajian pertanyaan dan prosedur
analitis saja ( analytical Review procedures).
Prosedur yang harus diterapkan oleh akuntan publik umumnya meliputi
berikut ini.
a. Meminta keterangan mengenai:
1) Pengendalian intern;
2) Perubahan signifikan dalam pengendalian intern.
b. Menerapkan prosedur analitis atas informasi keuangan interim untuk
mengidentifikasikan dan memberikan dasar untuk mengajukan pertanyaan
tentang hubungan dan pos individual yang tampak luar biasa.
c. Membaca notulen rapat pemegang saham,dewan komisaris,dan komite-
komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk mengidentifikasikan
tindakan yang dapat memengaruhi informasi keuangan interin.
d. Membaca informasi keuangan interin untuk mempertimbangkan,
berdasarkan informasi yang diperoleh akuntan,apakah informasi yang
dilaporkan sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku umum di
indonesia.
e. Menanyakan kepada pejabat yang bertanggung jawab atas masalah
keuangan dan akuntansi mengenai:
1) Apakah informasi keuangan interm telah disusun sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di indonesia dan prinsip tersebut di
terapkan secara konsisten
2) Apakah ada perubahan praktik akuntansi satuan usaha tersebut
3) Masalah yang menimbulkan pertanyaan pada waktu penerapan
prosedur di atas dan
4) Peristiwa sesudah tanggal informasi keuangan interm yang
berpengaruh material atas penyajian informasi tersebut
5) Mendapatkan representasi tertulis dari manajemen mengenai tanggung
jawab mereka atas informasi keuangan, kelengkapan notulen rapat,
peristiwa setelah tanggal informasi keungan interm, dan hal-hal lain
menurut akuntan memerlukan penugasan tertulis dari klien

Laporan akuntan yang melampiri informasi keungan interm yang telah di


review harus mencakup berikut ini.
a. Suatu judul yang berisi frasa “Laporan Akuntan Independen”
b. Identifikasi informasi keuangan interm yang di-review
c. Suatu pernyataan bahwa informasi keuangan adalah tanggung jawab
manajemen perusahaan
d. Pernyataan bahwa review atas informasi keuangan interm dilakukan
berdasarkan standar yang ditetapkan IAPI
e. Uraian mengenai prosedur review atas informasi keuangan interm yang di
lakukan
f. Suatu pernyataan bahwa review atas informasi keuangan interm dilakukan
dengan luas yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan audit berdasarkan
standar audit yang bertujuan untuk memberikan pendapat atas laporan
keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu,dalam review terhadap
informasi interm,akuntan tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan
secara keseluruhan.
g. Suatu pernyataan apakah akuntans menemukan indikasi perlunya modifikasi
material yang harus dilakukan agar informasi keuangan interm sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di indonesia.
h. Tanda tangan akuntan,nama dan nomor register negara akuntan.
i. Tanggal laporan review,berdasarkan tanggal selesainya review.
Sebagai tambahan, setiap halaman informasi keuangan interm harus
secara jelas diberi tanda “tidak diaudit”.
Contoh laporan akuntan atas review keuangan interm dapat dilihat di
Exhibit 27-1.

2.5. Standar Jasa Akuntansi Dan Review

Ikatan Akuntansi indonesia telah menerbitkan PSAR No. 01 pada tanggal


1 agustus 1994 yang berlaku efektif atas laporan keuangan yang diterbitkan
kembali pada atau setelah tanggal 1 oktober 1994. PSAR No. 1 merupakan
pedoman bagi akuntan mengenai standar dan prosedur yang digunakan untuk
penugasan kompilasi dan review atas laporan keuangan satuan usaha nopublik.
PSAR tersebut telah di update dalam SPAP tahun 2011.
PSAR No. 01 tidak menetapkan standar dan prosedur untuk jasa akuntansi
lain berikut ini.
a. Menyusun daftar saldo (trial balance)
b. Memberikan bantuan dalam penyelesaian buku besar.
c. Memberikan jasa konsultasi dalam bidang akuntansi, perpajakan, dan jasa
lain yang sejenis.
d. Mengisi surat pemberitahuan pajak tahunan (SPT) pajak penghasilan.
e. Memberikan berbagai jasa pembukuan atau pengolahan data secara
manual atau dengan menggunakan mesin pembukuan/komputer sepanjang
hasil akhirnya bukan merupakan laporan keuangan.
f. Mengolah data keuangan untuk klien kantor akuntan lain.

PSAR No. 01 mendefinisikan kompilasi laporan keuangan dan review atas


laporan keuangan sebagai berikut.
 Kompilasi laporan keuangan adalah penyajian dalam bentuk laporan
keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen (pemilik)
tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan apa pun
terhadap laporan tersebut.
 Review atas laporan keuangan adalah pelaksanaan prosedur permintaan
keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan
untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi
material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut
sesuai dengan standar akuntansi keuangan di indonesia, atau sesuai dengan
basis akuntansi komprehensif yang lain.

Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi. Hasil review yang
dilaksanakan melalui prosedur perintaan keterangan dan analisis harus menjadi
dasar yang memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas , bahwa
tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan ,
sedangkan dalam suatu kompilasi, akuntan tidak memberikan keyakinan seperti
itu.
Dalam melakukan kompilasi laporan keuangan, akuntan harus memahami
secara garis besar sifat transaksi entitas tersebut, bentuk catatan akuntansinya,
kualifikasi para petugas pembukuannya, basis akuntansi yang digunakan untuk
penyajian laporan keuangan serta bentuk dan isi laporan keuangan.
Laporan keuangan yang di kompilasi tanpa audit atau Review oleh
akuntan harus disertai dengan suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa:
a. Kompilasi telah dilakukan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan
Review;
b. Kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan
keuangan yang merupakan representasi manajemen atau pemilik;
c. Laporan keuangan tidak di audit atau di-Review dan dengan demikian
akuntan tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apapun.

Selain itu tanggal penyelaesaian kompilasi laporan keuangan haus


digunakan sebagai tanggal laporan akuntan da setiap halaman laporan keuangan
yang dikompilasi oleh akuntan harus memuat pengacuan seperti “lihat laporan
kompilasi akutan”.
Contoh laporan bentuk baku untuk penugasan kompilasi bisa dilihat di
Exhibit 27-2.
Dalam melakukan Review atas laporan keuangan, akuntan public harus
memiliki pengetahuan mengenai prinsip dan praktik akuntan jenis industri yang
menjadi tempat berbisnis suatu entitas dan pemahaman atas bisnis tersebut, yang
menjadi dasar memadai untuk memberikan keyainan terbatas, bahwa tidak ada
modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan, agar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan keuangan yang di-Review oleh akuntan harus disertai dengan
laporan akuntan yang menyatakan bahwa:
a. Review dilaksanakan sesui dengan standar jasa akuntans dan Review yang
ditetapkan insitut akuntan public Indonesia
b. Semua informasi yang dimasukan dalam laporan keuangan adalah
penyajian manajemen (atau pemilik)entitas tersebut
c. Review terutama mencangkup permintaan keterangan kepada para pejabat
penting perusahaan dan prosedur analitis yang diterapkan terhadap data
keuangan
d. Lingkup Review jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit
yang tujuannya untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhaan, dengan demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu
dalam suatu Review
e. Akuntansi tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus
dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan
standar keuangan akuntansi di Indonesia, selain dari perusahaan, jika ada,
yang telah diungkapkan dalam laporan akuntan.

Tanggal penyelesaian pengajuan permintaan keterangan dan prosedur


analitis yang dilakukan oleh akuntan harus digunakan sebaga tanggal laporannya.
Setiap halaman laporan keuangan yang di-Review oleh akuntan harus
memuat pengacuan ’’ Lihat Laporan Review Akuntan’’. Contoh laporan untuk
tugas Review bisa dilihat di Exhibit 27-3.
Exhibit 27-1 Contoh Laporan Akuntan atas Review Informasi Keuangan
Interim

No : 028/ASKA/VIII/11 Jakarta, 26 Agustus


2011
Hal. : Laporan Penelaahan Terbatas

Kepada Yth:
Direksi dan Pemegang Saham
PT RENIKU
Jl. Bougenvile No. 47
JAKARTA

Kami telah melakukan penelaahan terbatas atas laporan keuangan PT Reniku untuk
periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2011 dan 2010. Semua informasi yang
dimuat dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen PT Reniku.

Penelaahan terbatas atas laporan keuangan interim pada dasarnya mencakup


pemahaman atas sistem penusunan laporan keuangan interim, prosedur penelaah
analitik atas data keuangan dan akuntansi, permintaan keterangan kepada orang yang
bertanggung jawab atas masalah keuangan dan akuntansi, dan mencocokkan saldo
dalam laporan keuangan tersebut dengan saldo buku besarnya.

Prosedur yang kami lakukan sangat terbatas dibandingkan dengan audit prosedur yang
biasa dilakukan dalam suatu general audit pada umumnya,di mana tujuannya adalah
untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Karena itu kami tidak memberikan suatu pendapat seperti lazimnya pada suatu
general audit.

Berdasarkan hasil penelaahan terbatas yang kami lakukan, kami tidak melihat adanya
penyimpangan yang material terhadap standar akuntansi keuangan di Indonesia dalam
laporan keuangan PT Reniku tersebut di atas.
Kantor Akuntan Publik
Dra. Astrid Krisanti, M.M.

(Dra. Astrid Krisanti,M.M.)


AP-241188
Exhibit 27-2 Contoh Laporan Bentuk Baku untuk Penugasan Kompilasi

No : 007/III /11 Jakarta, 7 Maret 2011


Hal. : Laporan Penelaahan Terbatas

Kepada Yth:
Direksi dan Dewan
Komisaris
PT RENIKU
Jl. Bougenvile No. 47
Jakarta Utara

Kami telah melakukan kompilasi laporan laba rugi (neraca) PT Reniku tanggal 31
Desember 2002 serta laporan perubahan ekuitas, laporan laba ditahan, dan laporan
arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai
dengan standar yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

Suatu komplikasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk lapran keuangan
yang merupakan representasi manajemen (pemilik). Kami tidak melakukan audit
Review terhadap laporan keuangan terlampir tersebut dan, oleh karena itu, kami
tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain atas laporan keuangan
tersebut

Kantor Akuntan Publik


Dra. Astrid Krisanti, M.M.

(Dra. Astrid Krisanti,M.M.)


AP-241188
Exhibit 27-3 Contoh Laporan Akuntan Bentuk Baku untuk Tugas Review

No. : 009/III/11 Jakarta, 13 Maret 2011


Hal. : Laporan Akuntan atas Review

Kepada Yth.
Direksi dan Dewan komisaris
PT RENIKU
Jln. Bougenvile No.47
Jakarta Utara

Kami telah mereview laporan posisi keuangan (neraca) PT Reniku


tanggal 31 Desember 2010 serta laporan laba rugi, laporan laba ditahan,
dan laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan Institut Akuntan
Publik Indonesia. Semua informasi yang dimuat dalam laporan
keuangan adalah penyajian manajemen PT Reniku.

Review terutama terdiri dari permintaan keterangan kepada pejabat


perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan atas data keuangan.
Review mempunyai lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan
dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai dengan standar auditing
yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia dengan tujuan untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.

Oleh karena itu, kami tidak memberikan pendapat semacam itu.


Berdasarkan hasil review, tidak terdapat penyebab yang menjadikan
kami yakin bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak
disajikan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia.

Kantor Akuntan Publik


Dra. Astrid Krisanti, M.M.

(Dra. Astrid Krisanti, M.M.)


Reg. Neg. D-241188
BAB III
KESIMPULAN

Akuntan publik selain memberikan jasa audit terhadap laporan keuangan


perusahaan juga memberikan jasa-jasa lain selain audit, yaitu : internal audit,
management audit, special audit, penelaahan terbatas (limited Review),
penyusunan system akuntansi, accounting service, kompiliasi laporan keuangan,
konsultasi pajak, konsultasi manajemen. Untuk itu di perlukan standar Atestasi
bagi akuntan dalam menjalankan serangkaian jasa-jasa tersebut. Standar Atestasi
merupakan landasan konseptual untuk berbagai tipe jasa yang di hasilkan oleh
akuntan public bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai