Anda di halaman 1dari 1

HUBUNGAN PENGENDALIAN INTERN DENGAN RUANG LINGKUP (SCOPE)

PEMERIKSAAN

Jika pengendalian intern suatu usaha lemah, maka kemungkinan terjadinya kesalahan,
ketidakakuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar. Bagi akuntan publik, hal
tersebut menimbulkan risiko yang besar, dalam arti risiko untuk memberikan opini tidak sesuai
dengan kenyataan, jika auditor kurang berhati-hati dalam melakukan pemeriksaan dan tidak
cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung pendapat yang diberikannya.

Untuk mencegah kemungkinan tersebut, jika dari hasil pemahaman dan evaluasi atas
pengendalian intern perusahaan, auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern tidak berjalan
efektif, maka auditor harus memperluas scope pemeriksaannya pada waktu melakukan
substantive test.

Misalnya:

o Pada waktu mengirim konfirmasi piutang, jumlah konfirmasi yang dikirimkan harus lebih
banyak.
o Pada waktu melakukan observasi atas stock opname, tes atas perhitungan fisik persediaan
harus lebih banyak.

Sebaliknya jika auditor menyimpulkan bahwa pengendalian bahwa pengendalian intern berjalan
efektif, maka scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test bisa dipersempit.

KETERBATASAN PENGENDALIAN INTERN ENTITAS

Terlepas dari bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian intern hanya dapat
memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan
pencapaian tujuan pengendalian internal entitas. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi
oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern. Hal ini mencakup kenyataan
bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa
pengendalian intern dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, seperti
kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak
efektif karena adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan
pengendalian intern.

Faktor lain yang membatasi pengendalian intern adalah biaya pengendalian intern entitas tidak
boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut. Meskipun hubungan
manfaat-biaya merupakan kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan
pengendalian intern, pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin
dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi kualitatif dan kuantitatif serta
pertimbangan dalam menilai hubungan biaya-manfaat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai