Anda di halaman 1dari 18

BAB I

AKUNTANSI, TEORI AKUNTANSI, DAN PERKEMBANGAN TEORI


AKUNTANSI

Deskripsi Materi:
Pada bab ini menguraikan tentang definisi akuntansi, definisi teori
akuntansi, praktik akuntansi, dan perumusan teori akuntansi.

Indikator Capaian:
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. mendefinisi akuntansi menurut para ahli.
2. menjelaskan hubungan teori akuntansi dan praktek akuntansi.
3. menggambarkan struktur teori akuntansi keuangan
4. menjelaskan 2 metode yang digunakan dalam merumuskan teori akuntansi
5. menjelaskan perkembangan teori akuntansi dari awal sampai dengan sekarang.

AKUNTANSI, TEORI AKUNTANSI, DAN PERKEMBANGAN


AKUNTANSI

1. Akuntansi, Teori dan Teori Akuntansi


A. Akuntansi
Perdebatan mengenai definisi akunansi dimulai sejak tahun 1930 sampai
dengan 1970 (FASB). Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda
tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori. Pandangan-
pandangan tersebut adalah akuntansi sebagai bahasa, akuntansi sebagai catatan
peristiwa yang lalu, akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini, akuntansi sebagai
sistem informasi, akuntansi sebagai komoditas, dan akhirnya akuntansi sebagai
sebuah ideologi.
Adapun definisi akuntansi menurut para ahli yaitu sebagai berikut.
1. Akuntansi Sebagai Seni (Art)
Akuntansi sebagai seni menurut AICPA (American Institute of Certified
Public Accountant, 1953) adalah seni (art) mencatat, mengklasifikasikan, dan
meringkas transaksi atau peristiwa yang dilakukan sedemikian rupa dalam benuk
uang, atau paling tidak memiliki sifat keuangan dan menginterpretasikan hasilnya.

5
Definisi di atas lebih menekankan akuntansi sebagai seni bukannya
akuntansi sebagai body of knowledge. Artinya penerapan prosedur akuntansi
dalam menghasilkan laporan keuangan, sangat tergantung pada lingkungannya
dan dipengaruhi berbagai faktor pertimbangan (judgment) tertentu.

2. Akuntansi Sebagai Komunikasi


Akuntansi sebagai komunikasi menurut American Accounting Associaion
(1966:1) adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan
informasi untuk membanu pemakai dalam membuat keputusan atau pertimbangan
yang benar. Definisi ini menunjukkan bahwa akuntansi merupakan media/alat
yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pemakai yang
berkepentingan dengan masalah pengelolaan perusahaan.

3. Akuntansi Sebagai Aktivitas Jasa


Definisi akuntansi ini menurut Accounting Principles Board dalam
Statement No. 4 (1970) menyatakan bahwa akuntansi adalah kegiatan jasa.
Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, termasuk yang bersifat
keuangan, tentang entitas ekonomi, yang diharapkan bermanfaat bagi
pengambilan keputusan ekonomi.

4. Akuntansi Sebagai Teknologi


Akuntansi tidak memiliki sifat-sifat sebagai ilmu murni, sehingga tidak
memerlukan teori akuntansi dalam arti hipotesis-hipotesis. Menurut Sudibyo
(1987) akuntansi merupakan teknologi, sehingga harus diperlakukan sebagai
teknologi. Teknologi digunakan untuk mengendalikan variabel-variabel alam dan
sosial untuk mencapai kehidupan tertentu yang lebih baik. Apabila akuntansi
diarahkan menjadi teori, maka seharusnya teori akuntansi, bebas dari nilai sosial
dan tidak bersifat normatif. Teori semestinya tidak mempengaruhi secara langsung
terhadap praktik-praktik akuntansi, karena teori tidak mengendalikan variabel-
variabel yang diteorikan. Paton dan Littleton (1940) juga mendefinisikan
akuntansi sebagai teknologi. Meskipun demikian, terdapat pendapat yang
menyatakan akuntansi diarahkan ke dalam ilmu murni.

6
Perekayasaan akuntansi merupakan proses pemikiran dan pemilihan
standar dan praktik yang sesuai dengan lingkungan dimana praktik akuntansi
tersebut diterapkan. Produk dari perekayasaan akuntansi adalah standar dari
praktek-praktek akuntansi yang sesuai untuk lingkungan negara yang
bersangkutan, hal tersebut berkaitan dengan transfer teknologi akuntansi dari
Amerika Serikat.
Akuntansi pada dasarnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktik.
Perumusan teori akuntansi timbul karena adanya kebutuhan untuk memberikan
logika penalaran tentang aktivitas akuntan atau apa yang akan dilakukan oleh
akuntan. Dengan kata lain, perubahan prinsip akuntansi terjadi terutama karena
adanya berbagai upaya yang dilakukan untuk memecahkan berbagai masalah
akuntansi dan merumuskan rerangka teoritis untuk praktek akuntansi (Belkaoui,
1993).

B. Teori
Berikut ini merupakan definisi teori menurut para ahli.
1. Zimmerman (1986) mendefinisikan teori sebagai kumpulan variabel-variabel
yang saling terkait serta hipotesis untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena-fenomena yang terjadi di dunia nyata.
2. Suwardjono (1989) mendefinisikan teori sebagai berikut:
a. Sebagai lawan dari praktek.
b. Sebagai pembenaran (justification).
c. Sebagai penjelasan ilmiah (scienific explanation).
d. Sebagai model.
3. Teori menurut Hendriksen dan Van Breda (1992) sebagai berikut: “....
Seperangkat prinsip-prinsip yang saling terkait (coherent), yang bersifat
hipotesis, konseptual dan pragmatis yang membentuk rerangka referensi
umum untuk bidang pengetahuan tertentu (a field of inquiry).

C. Teori Akuntansi
Hendriksen dan Van Breda (1992) mendefinisikan teori akuntansi sebagai
berikut:”....penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang luas (a
set of broad priciples) yang memberikan rerangka referensi umum untuk
mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam

7
mengembangkan praktek dan prosedur akuntansi yang baru”. Definisi tersebut
dapat dilihat bahwa “teori akuntansi” tidak lepas dari praktek akuntansi karena
tujuan utamanya adalah menjelaskan praktek akuntansi berjalan dan memberikan
dasar bagi pengembangan praktek tersebut.
Macfoedz (1996) mendefinisikan teori akuntansi sebagai konsep, standar,
model, hipotesis, dan metoda yang saling terkait yang diekstraksi dari disiplin
filosofi akademi dan keilmuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena
bisnis.
Asumsi dasar merupakan basis dalam proses keseluruhan teori akuntansi.
Asumsi dasar akan digunakan untuk menyusun konsep akuntansi. Konsep
akuntansi yang baik akan menghasilkan standar yang baik. Dari standar
selanjutnya diturunkan menjadi metode, kemudian praktik akuntansi yang harus
mengacu kepada standar yang dibuat.
Prekripsi akuntansi dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah
khusus, teori yang mendasarinya juga dikembangkan berdasarkan model-model
yang khusus. Secara umum, fungsi utama dari teori akuntansi adalah untuk
memberikan rerangka pengembangan ide-ide baru dan membantu proses
pemilihan akuntansi (Mathews and Perera, 1993). Lebih lanjut mereka
mengatakan bahwa teori memiliki karakteristik sebagai berikut: a) memiliki body
of knowledge; b) konsisten secara internal; c) menjelaskan dan/atau memprediksi
fenomena; d) menyajikan hal-hal yang ideal; e) referen yang ideal untuk
mengarahkan praktek; dan e) membahas masalah dan memberikan solusi.
Meskipun berbagai pendapat teori akuntansi telah banyak dikembangkan,
namun tidak satupun dari teori tersebut yang mampu menjelaskan secara tuntas
dan menyeluruh tentang apa yang dinamakan “teori” akuntansi. Belkaoui (1993)
juga mengakui pendapat tersebut. Dia mengatakan “harus diakui bahwa sampai
saat ini tidak ada teori akuntansi yang bersifat komprehensif” (p 56). Teori yang
sekarang muncul dari pemakaian pendekatan yang berbeda, bukannya dihasilkan
dari satu teori tunggal yang komprehensif. Komite dari American Accounting
Association (AAA, 1997 : 1-2) juga menyatakan hal yang sama yaitu tidak ada
teori akuntansi tunggal yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan pemakai,

8
yang ada dalam literatur akuntansi keuangan bukanlah teori akuntansi, tetapi
koleksi teori yang digambarkan sesuai dengan perbedaan pemakainnya.

Gambar: Struktur Teori Akuntansi Keuangan

Tujuan Pelaporan Keuangan

9
Kualitas Informasi Akutansi yang bermanfaat

Elemen Laporan Keuangan


 Jenis dan Definisi
 Hubungan antar Elemen
 Laporan Keuangan atas Dasar Elemen Tertentu

Prinsip pengakuan dan Pengukuran Elemen


Sistem Konvensional (GAAP) sistem Alternatif
1. Akuntansi Akruall
2. Prinsip-prinsip Akutansi Akrual Konsep
 Prinsip kos mempertahankan
 Realisasi kemakmuran
 Matching  Atribut atau
3. Modifikasi alternatif penilaian
 Konserfatisme  Alternatif penentuan laba
 Praktik industri Khusus

Pengungkapan penuh dan metode penyajian laporan

2. Praktek Akuntansi
Peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda dengan peranan teori yang
digunakan dalam ilmu pasti (natural science), dimana dalam ilmu pasti teori
dikembangkan dari hasil observasi empiris. Akuntansi cenderung dikembangkan
atas dasar pertimbangan nilai (value judgment), yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan tempat akuntansi dipraktekkan. Teori tersebut kemudian dituangkan
dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam praktek akuntansi. Hubungan
antara teori akuntansi dan praktek akuntansi dapat dilihat pada gambar berikut.

Teori Kebijakan
Akuntansi Pertimbangan Nilai Akuntansi

Abstraksi Rekomendasi

Pemakai Laporan Praktik Akuntansi


10

Sumber Informasi Lain


Perlunya teori dan praktek dapat dilihat dari praktek berikut. Berlawanan
dengan bidang bahasa, meteorologi atau kimia, akuntan dapat mengubah praktek
relatif lebih mudah. Oleh karena itu, masalah yang dihadapi akuntan adalah
mengetahui bagaimana praktek akuntansi seharusnya dikembangkan di masa
mendatang. Sanksi yang berkaitan dengan implementasi kebijakan akuntansi
menjadi sangat penting dalam memahami bidang akuntansi, karena praktek
memungkinkan untuk diubah agar sesuai (cocok) dengan teori.
Hal inilah yang tidak terpikirkan oleh ilmuwan dari bidang lain sebaik
apapun teori yang dihasilkan, jika teori tersebut tidak sesuai dengan fenomena
empiris, maka teori tersebut akan diganti oleh teori lain yang lebih cocok dengan
fenomena tersebut (Ijiri, 1971). Teori akuntansi dapat dikatakan sebagai suatu
konsep modern jika dibandingkan dengan teori-teori lain seperti matematika atau
fisik. Asasnya, bahwa akuntansi dikembangkan dari model yang spesifik
bukannya dikembangkan secara sistematik dari teori yang terstruktur (Chambers,
1994).
Teori akuntansi yang dihasilkan pada periode Pacioli sampai awal abad
sembilan belas. Berbagai usulan tentang teori muncul, tetapi tidak satupun yang
menempatkan akuntansi pada cara-cara yang sistematis (Goldberg, 1949).
Meskipun akuntansi tidak dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan murni,
akuntansi mungkin dapat dikatakan sebagai ilmu sosial (social science). Seperti
halnya ilmu sosial lainnya, konsep akuntansi tidak didasarkan pada kebenaran
yang sifatnya universal. Konsep akuntansi mengakar pada sistem nilai masyarakat
dimana akuntansi dipraktekkan (Glautier and Underdown, 1994).
Jadi jelas bahwa teori yang selama ini dikembangkan memiliki sudut
pandang yang berbeda dan kadang bertolak belakang. Hal ini dapat dilihat dari
perjalanan sejarah perkembangan teori akuntansi.

3. Klasifikasi Perumusan Teori Akuntansi


Teori akuntansi dapat diklasifikasikan berdasarkan metoda penalaran yang
digunakan, sistem bahasa yang digunakan, dan tujuan perumusan.
A. Klasifikasi Teori Akunansi Menurut Metode Penalaran

11
Atas dasar metode penalaran yang digunakan, teori akuntansi dapat
dirumuskan dari berbagai pendekatan yang berbeda yaitu: a) deduktif; b) induktif;
etikal; c) sosiologi; d) ekonomi; dan elektik (Belkaoui, 1993). Pada pembahsan ini
lebih ditekankan pada pendekatan dedukif dan induktif dengan alasan bahwa
pendekatan ini sering digunakan dibanding dengan empat pendekatan yang lain.
1. Pendekatan Deduktif
Validitas teori yang dikembangkan melalui pendekatan ini, sangat
tergantung pada kemampuan peneliti untuk mengidentifikasi dan menghubungkan
dengan tepat berbagai komponen proses akuntansi dalam urutan yang logis.
Kesalahan dalam menentukan tujuan dan kemampuan prosedur untuk mencapai
tujuan tersebut, akan menghasilkan konklusi yang salah.
Perumusan teori akuntansi yang didasarkan pada pendekatan deduktif,
dimulai dari proposisi akuntansi dasar sampai dihasilkan prinsip akuntansi yang
rasional sebagai pedoman dan dasar untuk mengembangkan teknik-teknik
akuntansi. Model perumusan ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Proposisi tentang Prinsip Proposisi tentang


Akuntansi Umum Akuntansi Akuntansi Khusus

Secara umum, langkah yang digunakan dalam merumuskan teori akuntansi


adalah sebagai berikut: (a) menentukan tujuan pelaporan keuangan; (b) memilih
postulate akuntansi yang sesuai dengan kondisi ekonomi, politik dan sosiologi, (c)
menentukan prinsip akuntansi; serta (e) mengembangkan teknik akuntansi
(Belkaoui, 1993).
Penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan hal yang paling penting
karena tujuan yang berbeda mungkin memerlukan struktur yang berbeda dan akan
menghasilkan prinsip yang berbeda pula. Apabila tujuan telah ditetapkan,
beberapa definisi dan asumsi dapat dibuat. Peneliti kemudian mengembangkan
logika yang terstrukur untuk mencapai tujuan tersebut, berdasarkan definisi dan
asumsi yang dibuat.
Keuntungan pendekatan deduktif adalah kemampuan untuk merumuskan
struktur teori yang konsisten, terkoordinasi, lengkap dan setiap tahapan berjalan
secara logis. Dengan cara demikian, konsistensi internal (internal consistency)
antar preposisi dapat tercapai. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa setiap prinsip

12
dapat diuji logika kebenarannya dan dapat digunakan untuk menentukan apakah
digunakan sebagai standar dalam mengevaluasi berbagai praktek akuntansi
(Salmonson, 1969).
Kelemahan pendekatan deduktif didasarkan pada postulat dan tujuan
tertentu yang kemungkinan salah. Apabila hal ini terjadi, otomatis prinsip yang
dihasilkan juga sala. Di samping itu, pendekatan deduktif juga terbukti sering
menghasilkan prinsip yang terlalu teoritis sehingga tidak dapat diterapkan dalam
praktek. Implikasinya, pendekatan ini kurang teruji dalam praktek.

2. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif didasarkan pada konklusi yang digeneralisasikan
berdasarkan hasil observasi dan pengukuran yang terinci. Littleton (1953) bahwa
prinsip akuntansi dapat dihasilkan secara induktif dengan melakukan pengujian
empiris terhadap kegiatan akuntansi. Hal ini didukung (Moonitz) mengatakan
bahwa observasi terhadap data akuntansi kelihatan lebih tepat dengan pendekatan
induktif. Pendapat ini juga didukung oleh Schrder (1962 : 645) yang menyatakan
bahwa perumusan teori akuntansi dapat dilakukan secara induktif dengan cara
mengobservasi data keuangan yang dihasilkan dari transaksi bisnis.
Kesimpulannya, proses induktif melibatkan kegiatan observasi mengenai
data keuangan yang berkaitan dengan berbagai unit usaha. Dari hasil observasi
tersebut, kemudian dilakukan generalisasi dan dirumuskan prinsip-prinsip
akuntansi sesuai hubungan yang ada. Langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut: (a) mencatat semua observasi; (b) menganalisis dan mengklasifikasikan
hasil observasi, sehingga dapat dirumuskan berbagai kesamaan dan
ketidaksamaan; (c) hasil observasi kemudian digeneralisasi; serta (d) pengujian
terhadap generalisasi (Belkaoui, 1993).
Keuntungan utama pendekatan induktif adalah bahwa pendekatan ini
didasarkan pada kebebasan dimana perumusan teori akuntansi tidak dibatasi oleh
struktur atau model yang telah diyakini/disiapkan sebelumnya. Jadi pihak yang
mengobservasi memiliki kebebasan untuk mengamati variabel tertentu selama hal
tersebut relevan dengan tujuanyang akan dicapai.
Kelemahannya yaitu: (1) observer dipengaruhi oleh ide-ide yang tidak
disadari tentang jenis hubungan yang diamati (unsur bias); dan (2) generalisasi
data yang digunakan dalam observasi cenderung berbeda antara satu perusahaan

13
dengan perusahaan yang lain. Konsekuensinya, kesimpulan yang dibuat dari hasil
generalisasi kemungkinan besar salah hanya karena data yang pening justru tidak
diobservasi.

B. Klasifikasi Berdasarkan Sistem Bahasa


Teori dapat diekspresikan dalam wujud kata atau tanda (sign). Dalam
filsafat pengetahuan, studi tentang tanda dikenal dengan istilah semiology.
Semiology dibagi menjadi tiga bagian, sintaktik (syntactics), semantik (semanics),
dan pragmatik (pragmatics or behavioral).
1). Sintaktik (Syntactics)
Berhubungan dengan logika internal dari dunia abstrak, logika internal
yang konsisten dikemukakan dalam bentuk pernyataan terstrukur yang dapat
berupa: pernyataan abstrak dengan tata bahasa baku dan pernyataan logika
matematik. Pernyataan dalam bentuk bahasa yang terstrukur, misalnya “apabila
permintaan suatu barang naik, maka harga barang itu akan cenderung ikut naik”.
Sedangkan pernyataan logika matematika atau dalam bentuk model-model
misalnya: Y = a + bX, atau persamaan dasar akuntansi A = K + E.
Atas dasar tersebut perlu matematics rules atau systactics rules, yaitu
dengan atribut atau simbol-simbol abstrak sebagai berikut:
(a) Y = a + bX
Keterangan:
Y = variabel dependen
a = bilangan konstan
b = koefisien
X = variabel independen

2). Semantik (Semantics)


Semantik pada gambar di atas digambarkan dalam garis yang dihubungkan
dengan kotak-kotak persegi, hubungan ini memusatkan perhatiannya pada
peristiwa, obyek atau gejala yang sesungguhnya terjadi dengan semua
karakteristiknya.
Berdasarkan pernyataan logika matematik atau model-model pada tingkat
sintaktik tersebut di atas, dapat dihubungkan dengan fakta empirik yang ada di

14
dunia nyata (real world), dengan menetapkan definisi operasionalnya, sebagai
berikut:
(a) Misalnya, memprediksikan jumlah penjualan (Y) pada tahun yang akan
datang, berdasarkan data historis penjualan yang tersedia di perusahaan dalam 5
tahun sebelumnya, maka penjelasannya sebagai berikut:
Y = a + Bx
Keterangan:
Y = Jumla penjualan yang diprediksikan sebagai varibel dependen
a = Konstanta
b = Koefisien
X = Data historis penjualan 5 tahun sebelumnya, sebagai variabel
independen atau variabel bebas/pengarus.
Bilangan konstan atau koefisiennya dapat ditentukan dengan pendekatan : (1)
moment, (2) least square (3) regresi, tergantung pada karakteristik data yang
tersedia dan tujuan yang ingin dicapai. Apabila semua data sudah dimasukkan
dalam notasi yang sesuai, maka dapat ditentukan jumlah prediksi penjualannya
(Y), yang dapat dipakai sebagai dasar penetapan kebijaksanaan penjualan pada
masa yang akan datang.

3). Pragmatik (Pragmatics or Behavioral)


Aspek pragmatik cukup berperan dalam bidang penelitian ilmu-ilmu
sosial, seperti: sosiologi, psikologi, antropologi, dan akuntansi. Hubungan
pragmatik, berkaitan dengan perilaku individu atau kelompok kepentingan sebagai
akibat dari adanya situasi tertentu, atau tersedianya informasi keuangan yang
berguna untuk pengambilan keputusan investasi. Apabila suatu hipotesis pada
tingkat sintaktik dilakukan pengujian (test) validitasnya dengan fakta empirik,
hasilnya bisa sama atau berbeda, bahkan bisa ditolak.
Supaya lebih mudah dipahami selanjutnya akan diberikan contoh dalam
aplikasi akuntansi sebagai berikut:
(1) Teori Sintaktik
Teori sintaktik berusaha untuk menjelaskan praktik akuntansi dan
memprediksi bagaimana akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau

15
bagaimana mereka melaporkan peristiwa tertentu. Dengan demikian teori ini
berkaitan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan.
Interpretasi teori akuntansi atas dasar sintaksis dapat digambarkan sebagai
berikut: input semantik dalam sistem tersebut adalah transaksi dan pertukaran
yang dicatat dalam jurnal dan buku besar perusahaan. Tranaksi tersebut kemudian
dimanipulasi (dibagi dan dijumlah) atas dasar alasan dan asumsi-asumsi akuntansi
kos historis. Contohnya akuntan menganggap bahwa inflasi tidak perlu dicatat dan
nilai pasar (nilai wajar) aset dan utang dihiraukan. Akuntan kemudian
menggunakan konsep pembukuan berpasangan (double entry) dan prinsip-prinsip
akuntansi kos historis untuk menghitung laba dan rugi serta neraca saldo. Dalil
atau prinsip individu diverifikasi setiap saat laporan keuangan diaudit, dengan
cara mengecek kebenaran perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini, akuntansi
kos historis telah dipraktekkan sejak dahulu sampai sekarang.
(2) Teori Semantik (Interpretasi)
Teori semantik berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena (obyek
atau peristiwa) dan istilah atau simbol yang mewakilinya. Jadi teori ini
memberikan penjelasan mengenai definisi operasional dari praktek akuntansi.
Struktur akuntansi, meskipun dapat dirumuskan secara logis, tidak akan berarti
sama sekali apabila simbol atau istilah yang menggambarkan peristiwa atau
pengukuran tidak berkaitan secara empiris dengan fenomena dunia nyata. Oleh
karena itulah, teori yang berkaitan dengan interpretasi (semantik) diperlukan
untuk memberikan arti bagi proposisi akuntansi. Dengan cara demikian, konsep
interpretasi yang dibuat akuntan diartikan sama oleh pemakai informasi akuntansi.
(3) Teori Pragmatik (Perilaku)
Teori ini berusaha menjelaskan pengaruh informasi akuntansi terhadap
perilaku pengambil keputusan. Jadi teori pragmatik dimaksudkan untuk mengukur
dan mengevaluasi pengaru ekonomi, psikologi, dan sosiologi pemakai terhadap
alternati prosedur akuntansi dam media pelapornya.
(3.1) Pendekatan Pragmatik-Deskriptif
Metoda ini paling universal dan tua, kemungkinan adalah pemakaian
pragmatik deskriptif. Atas dasar metoda ini, perilaku akuntansi diamati terus
menerus dengan tujuan untuk meniru prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi.

16
Proses seperti ini merupakan pendekatan induktif yang digunakan untuk
mengembangkan teori akuntansi.
Ada beberapa kritik yang ditujukan pada pendekatan tersebut yaitu (1)
tidak ada penilaian yang logis terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan
akuntan. Tidak alasan untuk membenarkan bahwa akuntan mencatat rekening
tertentu dengan cara yang seharusnya dilakukan, dan tidak ada pertimbangan
analitis terhadap kualitas tindakan atau rekening yang dibuatnya; (2) metode
tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan perubahan, karena pendekatannya
tidak berujung pangkal. Argumennya, teknik-teknik akuntansi tidak pernah
dipermasalahkan atau diragukan karena teknik-teknik tersebut terus-menerus
digunakan oleh para pendukung pragmatik; serta (3) perhatian cenderung
dipusatkan pada perilaku-perilaku akuntan, bukan pada pengukuran atribut-atribut
perusahaan seperti aset, utang, pendapatan dan lain-lain.
Atas dasar kenyataan tersebut, Sterling (1970) berkesimpulan bahwa
pendekatan pragmatik tidak sesuai untuk penyusunan teori akuntansi. Kesimpulan
tersebut dikaitkan dengan teori normatif tentang bagaimana akuntansi seharusnya
dikerjakan, bukannya teori positif yang menjelaskan atau memprediksi di dunia
nyata.
(3.1) Pendekatan Pragmatik-Psikologis
Pendekatan pragmatis yang kedua adalah mengamati reaksi pemakai
laporan keuangan. Akuntan memanipulasi transaksi akuntansi menurut aturan-
aturan sintaktik yang berbeda dengan yang digunakan untuk menghasilkan
laporan keuangan (contoh: adanya sistem akuntansi inflasi yang berbeda).
Laporan tersebut kemudian disimpulkan oleh pemakai.
Dilihat dari aspek bahasa, rerangka teoritis akuntansi dapat saja terpusat
pada salah satu unsur teori tersebut: sintaktik (struktur), semantik (interpretasi)
dan pragmatik (perilaku). Namun demikian, Hendriksen dan Van Breda (1992)
berpendapat bahwa rerangka teori akuntansi yang lengkap seharusnya memiliki
tiga komponen teori di atas.

17
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Definisi teori akuntansi merupakan perdebatan panjang antara akademisi dan
praktisi. Para ahli mendefinisikan akuntansi baik sebagai seni, komunikasi,
aktivitas jasa maupun sebagai teknologi.
2. Zimmerman (1986) mendefinisikan teori sebagai kumpulan variabel-variabel
yang saling terkait serta hipotesis untuk menjelaskan dan memprediksi
fenomena-fenomena yang terjadi di dunia nyata. Menurut Macfoedz (1996)
teori akuntansi sebagai konsep, standar, model, hipotesis dan metoda yang
saling terkait yang diekstraksi dari disiplin filosofi akademi dan keilmuan
untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena bisnis.
3. Peranan teori dalam akuntansi sangat berbeda dengan peranan teori yang
digunakan dalam ilmu pasti (natural science), dimana dalam ilmu pasti teori
dikembangkan dari hasil observasi empiris. Akuntansi cenderung
dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value judgment), yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan tempat akuntansi dipraktekkan. Teori
tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam
praktek akuntansi.
4. Teori akuntansi diklasifikasikan berdasarkan metoda penalaran yang
digunakan, sistem bahasa yang digunakan dan tujuan perumusan.

18
Lampiran : Perkembangan Perumusan Teori Akuntansi

TAHUN MODEL TEORI ARTIKEL PENTING

1739-1800  Model Double Entry book Tulisan Lucas Pacioli dalam bukunya “summa de Arithmetica,
keeping Geometria Proportion et Proportionalita” (Review Aritmatika,
 Pre-Theory Periode Geometri dan Proporsi)
 Model ad-hok, tidak ter-
definisi dengan jelas hanya
justifikasi praktik
1801-1955 General Descriptive Teori  W.A. Paton (1922), Accounting Theory, Scholar Book Co.,
berisi postulat akuntansi.
 John B. Canning, (1929), The Economics of Accountancy,
NY:Arno Press: berisi penilaian asset dan utang atas dasar
Penjelasan tentang praktik discounted value dari future cash flow.
akuntansi  H.W. Sweeney (1936), Stabilized Accounting, NY: Harper &
Bros: berisi pemakaian Replacamant cost untuk menilai
asset dan pemakaian general price level adjustment.
 T.H. Sanders, H.R. Hatfield and U. Moore, (1938) A
Statement of Accounting Principles: berisi prinsip-prinsip
akuntansi.
 K. MacNeal,(1939), Truth in Accounting, Univ. of
Pennsylvania: berisis pemakaian market price untuk
menilai marketable assets, replacement cost untuk
reproducible-nonmonetary assets dan pemakaian
konsep realisasi sebagai pengakuan asset.
 S. Gilman, (1939), Accounting Concept of Profit, NY: Roland
Press Co: berisi kodifikasi konsep-konsep akuntansi, doktrin
akuntansi dan konvensi akuntansi.
 W.A. Paton dan A.C. Littleton, !940), An Introduction to
Corporate Accounting Standards, AAA berisi enam konsep.
1956-1970 Teori akuntansi normative  M. Moonitz, (1961), “The Basic Postulate of Account” ARS
No. 1, NY: AICPA: berisi 14 postulate akuntansi.
 Memberi resep apa yang  R.T. Sprouse, and M. Moontz, (1962), “A Atentative Set of
seharusnya dipraktikan Broad accounting Principle For Business Enterprise”, ARS
 Muncul dua kelompok No. 3, NY: AICPA: berisi 8 prinsip akuntansi.
1. Pengkritikan historical  L. Goldberg, (1965), An Inquiry Into The Nature of
cost accounting. Accounting, Lowa City, AAA berisi penjelasan tentang jenis
2. Pendukung conceptual dan arti akuntansi
framework.  O. Edward and P. Ball, (1961), The Theory and
Measurement of Business Income, Barkeley, LA: UCLA.
 Fokus  Paul Grady, Inventory of generally Accepted Accounting
1. True income Prinsiples For Business enterprises, Accounting
2. Decision-Usefulness. ResearchStudy No. 7, AICPA (1965)
 AAA, (1966), A Statement of Basic Accounting Theory, AAA:
berisi 4 konsep dasar.
 R, Chambers, (1966), Accounting Evaluation and Economic
Behavior, EC, NJ: Prentice Hall.
 Y. Ijiri, (1967), The Foundation of Accounting Measurement,
NJ: Prentic Hall.

19
Lampiran : A Statement of Basis Accounting Theory (ASOBAT): AAA (1966)

ASOBAT

Teori1.
merupakan Tujuan :
Menetapkan tujuan 2. Menetukan PenggunaPerluasan
standar 3 dan 4 Aplikasi5. eksternal. Perluasan teori
seperangkat hipotesis, akuntansi:
konsep dan prinsip 1. Memberikan dasar 1. Identifikasi users
Standar
pragmatis yang bersama- penilaian validitas dan pengambilan 1. Pengetahuan
sama membentuk metode akuntansi yang keputusan. proses keputusan
kerangka umum sebagai dihubungkan dengan
informasi yang 2. Informasi akuntansi 2. Pengetahuan
acuan kajian.
dihasilkan. yang digunakan. perilaku manusia
Akuntansi merupakan
2. Menyediakan a. Earnings 3. Teknologi
proses identifikasi,
mekanisme untuk computer dan
pengukuran, dan b. Financial position
menentukan tingkat desain sistem
pengkomunikasian and liquidity.
informasi ekonomi yang ketaatan yang dituntut
4. Teknik pengu-
digunakan sebagai dari suatu informasi c. Management kuran dan teori
pertimbangan dan untuk tujuan tertentu. effectiveness. informasi
pengambilan keputusan
d. Stewardship
bagi pemakai informasi.

Tujuan akuntansi adalah


memberikan informasi
untuk:
Standar meliput:
1. Pengambilan keputusan
berkaitan dengan 1. Relevansi.
pemanfaatan sumber-
Kegunaan informasi Pengguna internal:
sumber yang terbatas.
harus berhubungan de-
2. Mengarahkan dan meng- ngan perencanaan untuk Tujuan akuntansi
endalikan sumber daya apa hasil tersebut untuk penggunaan
manusia dan alam. dubuat. internal adalah
memberikan informasi
3. Mempertahankan dan 2. Verifiability pada orang-orang
melaporkan pengelolaan dalam organisasi yang
Ukuran atau kesimpulan
sumber. memungkinkan
yang mirip akan diper-
mereka membuat
4. Memfasilitasi fungsi dan oleh dari dua orang atau
judg-ment dan
pengendalian social. lebih yang berkualifikasi
keputusan efektif demi
mengukur data yang
mencapai tujuan
sama. 20
organisasi
3. Bebas dari bias →kebutuhan
manajemen akan
Lampiran : APB Statement No. 4 (1970)

Tujuan Statement:

1. Memberikan dasar pemahaman fundamental akuntansi keuangan


2. Memberikan dasar pedoman pengembangan masa mendatang akuntansi
keuangan
Untuk mencapai tujuan tersebut dibahas:

1. SifatFA
1.Sifat FA Tujuan
2.Tujuan FA danpokok:
FS GAAP menyatukan konsen-
3.GAAP
sus pada waktu tertentu
Akuntansi adalah aktivitas jasa Memberikan informasi dimana sumber ekonomi dan
yang memberikan informasi ku- keuangan tentang kewajiban seharusnya dicatat
antitatif (keuangan) tentang enti- perusahaan bisnis individu sebagai asset dan utang oleh
tas ekonomi yang berguna dalam yang berguna dalam akuntansi keuangan
keputusan ekonomi. pengambilan keputusan (pengukuran, pengungkapan
ekonomi. dan pelaporannya)
Fokus general purposes report
pada posisi keuangan dan hasil
SOAL: Tujuan umum: GAAP dibagi 3:
operasi (financial statement),
yaitu: 1. Menyajikan informasi ke- 1. Pervasive principles
uangan yang reliable
- Balance sheet;income tentang sumber dan Menetapkan dasar untuk
statemen; perubahan ekuitas, kewajiban peru-sahaan, menerapkan akuntansi akrual
lainnya: laporan perubahan kemajuan ekonomi, dan yang meliputi
working capital dan laporan perubahan lain dalam
sumber dan penggunaan sumber dan kewajiban. a. Initial recording prin-ciples:
dana. asseet and liability.
2. Menyajikan informasi
2. Lingkungan untuk membantu meng- b. Realization principles.
estimasi potensi laba.
a. pengguna: direct and indirect. c. Expenses recognition prin-
3. menyajikan informasi ciples (matching cost vs
b. Aktivitas ekonomi: keuangan lainnya yang revenue):
dibutuhkan pengguna,
- Aktivitas ekonomi dalam -Association cause and effect
khususnya owned dan
masyarakat
creditor. -Alokasi sistematik dan
SOAL:
- Aktivitas ekonomi dalam peru- rasional.
1. Sebutkan
sahaan
definisi
bisnis
akuntansi
individual:
menurut4. para ahli!
mengungkapkan
2. Uraikan hubungan teori akuntansi daninformasi
sumber ekonomi, kewajiban
praktek akuntansi!
lain yang -Immediate recognition
3. Gambarkan struktur teori akuntansi keuangan!
berkaitan dengan FS yang
dan sisa hasil kegiatan bisnis,
4. Jelaskan metode yang digunakan untukrelevan merumuskan teori akuntansi! d. Unit of measure principles
bagi kebutuhan
dan perubahaanya.
5. Jelaskan perkembangan teori akuntansipengguna dari awal sampai dengan sekarang!
2.Board Operating Principles
- Pengukuran aktivitas ekonomi:
disclosure.
DAFTAR PUSTAKA Memberikan pedoman dalam
Money prices (past purchase
Tujuan kualitatif: seleksi, mengukur, dan
exchange / historical cost, current
melaporkan peristiwa dalam
purchase exchange / replacement 1. Relevance FA.
cost,cureent sale / current selling 2. Understandability
price,future exchange). 3. Verifiability Prinsip 21 seleksi dan
4. Neutrality pengukuran;
Lingkungan mempengaruhi basic 5. Timeliness
features FA lihat hal berikut: 6. Comparability
Ahmed Riahi – Belkaoui. 2001. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat

Harahap, Sofyan Safri. 2007. Teori Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Suwarjono. 2006. Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan. Yogyakarta:


BPFE UGM

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat:


Jakarta

Watts and Zimmerman. 1982. Positive Accounting. Alabama University

22

Anda mungkin juga menyukai