Anda di halaman 1dari 32

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

LAPORAN KEUANGAN ENTITAS NIRLABA

Dosen Pengampu:
Ni Putu Sri Harta Mimba, SE.,M.Si.,Ph.D.,Ak,CA,CMA

Disusun Oleh:
Anak Agung Istri Wirastini Pratiwi (2107531225 / 23)
Made Puji Airlangga (2107531227 / 24)
I Gusti Ayu Wulan Pradnyadewi (2107531228 / 25)
I Gusti Ayu Dianita Martha Kamalini (2107531257 / 28)
Ni Ketut Trisna Ardani (2107531258 / 29)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul Laporan Keuangan Entitas Nirlaba. Adapun
tujuan penulisan dari paper ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Ni Putu Sri Harta Mimba,
SE.,M.Si.,Ph.D.,Ak,CA,CMA. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang laporan keuangan entitas nirlaba bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ni Putu Sri Harta Mimba,


SE.,M.Si.,Ph.D.,Ak,CA,CMA, selaku Dosen Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan mata
kuliah yang kami dapatkan di kampus. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini. Kami
menyadari, paper yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Jadi kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penyusunan serta penyampaian isi dalam paper ini. Oleh karena itu,
Kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan paper ini pada masa yang akan datang.

Jimbaran, 13 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................1

1.3 Tujuan Makalah..........................................................................................................................1

BAB II..............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

2.2 Laporan Keuangan Partai Politik dan Dana Kampanye..............................................................4

2.3 Laporan keuangan entitas nirlaba LSM......................................................................................6

 Laporan Posisi Keuangan.......................................................................................................7

● Penyajian Aset dan Kewajiban..................................................................................................7

● Pengakuan dan Pengukuran Aset dan Kewajiban......................................................................8

Contoh Laporan Posisi Keuangan.....................................................................................................9

Contoh Laporan Aktivitas...............................................................................................................11

 Laporan Arus Kas................................................................................................................11

2.4 Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Yayasan............................................................................11

 Laporan Aktivitas.................................................................................................................13

 Laporan Arus Kas................................................................................................................13

 Catatan Atas Laporan...........................................................................................................13

2.5. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Rumah Sakit................................................................13

 Dana-Dana Dalam Akuntansi Dana Rumah Sakit...............................................................14

2.6. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Universitas...................................................................16

 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)......................................................................................16


Laporan Aktivitas.................................................................................................................19
Laporan Arus Kas...........................................................................................................................22

Catatan atas Laporan Keuangan...........................................................................................25

BAB III..........................................................................................................................................27

PENUTUP......................................................................................................................................27

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Organisasi nirlaba atau lembaga non-profit merupakan salah satu komponen dalam
masyarakat perannya menjadi penting sejak era reformasi. Karakteristik organisasi nirlaba
berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan mendasar terlihat dari memperoleh sumber daya
dibutuhkan untuk melakukan aktivitas operasinya. Organisasi nirlaba memperoleh biaya dari
sumbangan para anggota dan penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari
organisasi tersebut. Sebagai akibat dari karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul
transaksi tertentu yang jarang terjadi bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis.
Dalam praktik organisasi nirlaba sering tampil dalam berbagai bentuk sehingga sering kali
sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya. Beberapa organisasi nirlaba meskipun
tidak ada kepemilikan, organisasi nirlaba mendanai kebutuhan modalnya dari hutang dan
mendanai operasional dari pendapatan atas jasa yang diberikan kepada publik. Akibatnya,
pengukuran jumlah aset, dan kepastian aliran pemasukan kas menjadi ukuran kinerja penting
bagi para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba tersebut, seperti kreditur dan pemasok
dana lainya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana PSAK Tentang Pelaporan keuangan Entitas Nirlaba?
1.2.2 Bagaimana Laporan Keuangan Partai Politik dan Dana Kampanye?
1.2.3 Bagaimana Laporan Keuangan LSM?
1.2.4 Bagaimana Laporan Keuangan Yayasan?
1.2.5 Bagaimana Laporan Keuangan Rumah sakit?
1.2.6 Bagaimana Laporan Keuangan Universitas?

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Untuk mengetahui PSAK Tentang Pelaporan keuangan Entitas Nirlaba
1.3.2 Untuk mengetahui Laporan Keuangan Partai Politik dan Dana Kampanye
1.3.3 Untuk mengetahui Laporan Keuangan LSM
1.3.4 Untuk mengetahui Laporan Keuangan Yayasan
1.3.5 Untuk mengetahui Laporan Keuangan Rumah Sakit
1.3.6 Untuk mengetahui Laporan Keuangan Universitas
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba


Pernyataan dalam PSAK 45 ini bertujuan untuk mengatur pelaporan keuangan
organisasi nirlaba. Dengan adanya standar pelaporan, diharapkan laporan keuangan
organisasi nirlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memiliki daya
banding yang tinggi (Pontoh, 2013). Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan
organisasi bisnis, perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh
sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya. Organisasi
nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain
yang tidak mengharapkan imbalan apa pun dari organisasi tersebut. Sebagai akibat dari
karakteristik tersebut, dalam organisasi nirlaba timbul transaksi tertentu yang jarang atau
bahkan tidak pernah terjadi dalam organisasi bisnis. Namun dalam prakteknya, berbagai
bentuk organisasi nirlaba sulit dibedakan dengan organisasi bisnis pada umumnya (Bastian,
2010).
 Unsur-unsur laporan keuangan menurut PSAK No. 45:
1. Laporan Posisi Keuangan
Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai
aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih serta informasi mengenai hubungan diantara unsur-
unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang
digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditor, dan pihak-pihak lain untuk
menilai: kemampuan organisasi dalam memberikan jasa secara berkelanjutan,dan
likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-
masing kelompok aktiva bersih berdasarkan ada tidaknya pembatasan oleh penyumbang,
yaitu terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. Informasi
mengenai sifat dan jumlah pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan
menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan. Pengertian dari pembatasan
permanen, pembatasan temporer, sumber terikat dan sumbangan tidak terikat adalah:
a. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang
ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan secara
permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan semuanya atau sebagian
atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari sumber daya tersebut.
b. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh
penyumbang yang menetapkan, agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai
periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
c. Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan
tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau
temporer.
d. Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Aktiva bersih tidak terikat umumnya
meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan deviden atau
hasil investasi dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut
2. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:
a. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah serta sifat aktiva
bersih.
b. Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain.
c. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau
jasa.
Laporan Aktivitas berisi dua bagian besar yaitu besaran pendapatan dan biaya
selama satu periode anggaran. Laporan Arus Kas
3. Laporan Arus Kas
Menunjukkan arus uang kas masuk dan keluar untuk suatu periode. Periode yang
dimaksud adalah periode sama yang digunakan oleh laporan aktivitas. Penyajian arus kas
masuk dan keluar harus digolongkan dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut:
a. Aktivitas Operasi
Dalam kelompok ini adalah penambahan dan pengurangan arus kas yang
terjadi pada perkiraan yang terkait dengan operasional lembaga.
b. Aktivitas Investasi
Termasuk dalam perkiraan ini adalah semua penerimaan dan pengeluaran uang
kas terkait dengan investasi lembaga. Investasi dapat berupa pembelian/penjualan
aktiva tetap, penempatan/pencairan dana deposito atau investasi lain.
c. Aktivitas Pendanaan
Termasuk dalam kelompok ini adalah perkiraan yang terkait berupa penciptaan atau
pelunasan kewajiban hutang lembaga dan kenaikan/penurunan aktiva bersih dari
surplus-defisit lembaga. Transaksi lain yang mengakibatkan perubahan arus kas masuk
dan arus kas keluar dalam kelompok ini adalah sebagai berikut: Penerimaan kas dari
penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang, penerimaan kas dari
sumbangan dan penghasilan yang penggunaannya dibatasi untuk perolehan
pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap.
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan, merupakan bagian yang tidak terpisah dari
laporan- laporan di atas. Tujuan pemberian catatan ini agar seluruh informasi
keuangan yang dianggap perlu untuk diketahui pembacanya sudah diungkapkan.
Catatan atas Laporan Keuangan dapat berupa: Perincian dari suatu perkiraan yang
disajikan misalnya aktiva tetap dan kebijakan akuntansi yang dilakukan, misalnya
metode penyusutan serta tarif yang digunakan untuk aktiva tetap lembaga, metode
pencatatan piutang yang tak tertagih serta persentase yang digunakan untuk
pencadangannya. (IAI,2009:45)

2.2 Laporan Keuangan Partai Politik dan Dana Kampanye


Organisasi partai politik merupakan organisasi yang tidak bermotif untuk mencari
laba dan bertujuan untuk memperjuangkan cita-cita para anggotanya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diwujudkan secara konstitusional, maka
organisasi politik termasuk dalam kategori organisasi nirlaba. Laporan keuangan yang dibuat
oleh Partai Politik adalah laporan keuangan tahunan dan laporan dana kampanye.
Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan Partai Politik mengacu pada PSAK (Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan) No. 45 tentang akuntansi untuk organisasi nirlaba, yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Laporan keuangan partai politik meliputi:

a. Laporan keuangan tahunan partai politik

Yaitu laporan keuangan partai politik untuk tahun tertentu yang mencakup
laporan dana kampanye, laporan bantuan keuangan pemerintah dan laporan dari
sumber keuangan iuran anggota, sumbangan pihak ketiga dan penghasilan lainnya.
Laporan tersebut disusun dengan melakukan eliminasi untuk menghilangkan transaksi
antara dana kampanye, bantuan pemerintah, dan sumber dana lainnya sehingga suatu
transaksi tidak disajikan dua kali. Tujuan laporan ini adalah untuk menyajikan seluruh
transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu periode tertentu dalam suatu partai
politik. Laporan keuangan ini mencakup neraca, laporan aktivitas dan laporan arus
kas serta catatan atas laporan keuangan.

b. Laporan dana kampanye pemilu


Laporan dana kampanye pemilu merupakan laporan penerimaan dan pengeluaran
yang disusun oleh partai politik peserta pemilu legislatif untuk memenuhi ketentuan UU
Pemilu. Laporan ini disusun pada saat partai politik mengikuti pemilihan umum dan
dilaporkan kepada Komisi Pemilihan Umum pada saat masa kampanye. Laporan dana
kampanye ini meliputi penerimaan dan pengeluaran dana kampanye yang mencakup
penerimaan dari partai politik, penerimaan dari anggota dan sumbangan dari pihak lain
Partai politik setiap tingkatan harus menyusun laporan penerimaan dan pengeluaran
dana kampanye sebagai salah salah satu bentuk pertanggungjawaban partai politik
sebagai peserta pemilu. Laporan tersebut harus diserahkan kepada masing-masing
KPU/KPUD untuk kemudian dilakukan audit oleh Kantor Akuntan Publik. Laporan
dana kampanye harus dipublikasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku termasuk
hasil audit dana kampanye tersebut.
Adapun sumber dana Partai Politik:
a. Iuran anggota.

Partai menarik iuran dari para anggotanya. Iuran anggota biasanya dibayar
secara berkala oleh anggota partai. Besar iuran bergantung pada besar penghasilan
tiap anggota. Pada dasarnya, landasan hukum penarikan iuran anggota adalah
Anggaran Dasar Partai

b. Sumbangan.

Jangkauan sumbangan bagi partai, di beberapa negara, telah diatur dalam


undang-undang kepartaian. Di Indonesia, misalnya, dalam Undang-Undang No.
2 Tahun 2008 yang telah diperbarui dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 2011
tentang Partai Politik, sumbangan untuk partai dapat berasal dari perorangan

c. APBN/APBD

Sumber dana lainnya adalah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja


Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Bantuan keuangan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah diberikan secara proporsional kepada Partai Politik yang mendapatkan
kursi di Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi,
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota yang penghitungannya
berdasarkan jumlah perolehan suara.

2.3 Laporan keuangan entitas nirlaba LSM


Lembaga Swadaya Masyarakat atau Organisasi Non-Pemerintah (non- government
organization-NGO) merupakan organisasi yang dikelola oleh swasta atau di luar
pemerintahan. Istilah “swasta” ini bukan berarti seperti organisasi bisnis yang bertujuan
untuk memperoleh profit. LSM dapat diartikan sebagai organisasi swasta (nirlaba) yang
kegiatannya adalah untuk membebaskan penderitaan, memajukan kepentingan kaum
miskin, melindungi lingkungan, menyediakan pelayanan dasar bagi masyarakat, atau
menangani pengembangan masyarakat. Dengan kata lain, organisasi yang berbasis nilai,
secara keseluruhan maupun sebagian pada lembaga donor dan pelayanan sukarela (Bastian,
2007).

Tujuan utama laporan keuangan LSM adalah menyediakan informasi yang


menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu LSM untuk
memenuhi kepentingan pihak terkait. Secara lebih terperinci tujuan pelaporan keuangan
LSM adalah memberikan informasi keuangan untuk :

1. Akuntabilitas, Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta


kebijakan yang dipercayakan kepada partai politik dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan keuangan LSM.
2. Manajerial, Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan
dan pengelolaan keuangan LSM serta memudahkan pengendalian yang efektif
atas seluruh asset, utang, dan aset bersih.

Contoh Lembaga Swadaya Masyarakat:


1. YLBHI [Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia]
2. Kontras [Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan]
3. Elsam [Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat]
4. PBHI [Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Indonesia]

Sumber dana Lembaga Swadaya Masyarakat:


1. Sumbangan masyarakat (filantropi)
2. APBD/APBN
3. lembaga pembangunan internasional (seperti agen-agen PBB, ADB, World Bank,
DFID, dll)
4. pemerintah luar negeri (seperti USAID, NORAD, GTZ, AUSAID, dll),
5. LSM/NGO internasional melalui kerjasama program/proyek (seperti Green Peace,
Care, Save the Children, OXFAM, dl

● Standar Pelaporan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK 45

Dalam ruang lingkup PSAK No. 45, dikatakan bahwa sebuah organisasi nirlaba
harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1. Sumber daya entitas berasal dari para pe- nyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau
suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada
para pendiri atau pemilik entitas tersebut
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa
kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian
sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.
PSAK 45 tidak berlaku untuk lembaga pemerintah, departemen dan unit-unit sejenisnya.

 Laporan Posisi Keuangan


Informasi posisi laporan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi dalam
laporan keuangan lainnya dapat membantu aktivis LSM, para penyumbang, kreditur,
masyarakat, dan pihak-pihak lain untuk menilai:
1. Kemampuan LSM untuk memperjuangkan dan mengaplikasikan nilai, visi,dan misi
organisasi dan keberlanjutan eksistensinya dalam menjalankan fungsi dan perannya.

2. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan


kebutuhan pendanaan eksternal.

● Penyajian Aset dan Kewajiban


Penyajian untuk aset dan kewajiban adalah sebagai berikut:
1. Laporan Posisi Keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan
informasi yang relevan mengenai sifat, likuiditas, fleksibilitas keuangan dan
hubungan antara aset dan kewajiban.
2. Kas atau aset lain yang dibatasi penggunaanya oleh penyumbang harus disajikan
terpisah dari kas atau aset lain yang terikat penggunaanya.
● Pengakuan dan Pengukuran Aset dan Kewajiban
Pengakuan dan pengukuran aset dan kewajiban adalah sebagai berikut:
1. Aset diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonominya di masa depan diperoleh oleh partai politik dan aset tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
2. Kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber data yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban sekarang.
3. Jumlah yang harus diperlakukan sebagai pendapatan sumbangan.
4. Pada prinsipnya, aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan
berpindah. Sedangkan kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau
pada saat kewajiban timbul.
5. Pengukuran pos-pos dalam laporan posisi keuangan menggunakan nilai historis.
Asset yang berasal dari sumbangan berupa barang jasa harus dinilai menurut nilai
pasar yang berlaku pada saat itu. Sedangkan pinjaman yang bebas bunga atau
mempunyai tingkat suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai pasar
harus dinilai berdasarkan nilai pasar yang wajar.

● Klasifikasi Aset Bersih Terikat atau Tidak Terikat


Klasifikasi Aset Bersih Terikat atau Tidak Terikat adalah sebagai berikut:
1. Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset bersih
berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan oleh penyumbang, yang terikat secara
permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat
2. Informasi mengenai sifat dan jumlah pembatasan permanen atau temporer
diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau
catatan atas laporan keuangan.
Contoh Laporan Posisi Keuangan
Berikut adalah contoh dari laporan posisi keuangan organisasi Konsorsium Pengembangan
Masyarakat Madani (KPMM) sebuah organisasi LSM yang memperjuangkan tentang
akuntabilitas LSM di Sumatera Barat.

 Laporan Aktivitas

Laporan aktivitas harus menyajikan informasi mengenai perubahan yang terjadi


dalam kelompok aset bersih. Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyajikan informasi
mengenai:
1. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih.
2. Hubungan antara transaksi dan peristiwa lain.
3. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau
kegiatan.

● Informasi dalam laporan aktivitas dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk:
1. Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode.
2. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi LSM dalam
memperjuangkan kepentingan politiknya.
3. Menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja pengurus.
● Perubahan kelompok aset bersih adalah sebagai berikut:
1. Laporan aktivitas menyajikan perubahan aset bersih terikat permanen, serta beban,
terikat temporer dan tidak tidak dalam suatu periode.
2. Pendapatan dan keuntungan yang menambah aset bersih, serta beban dan kerugian
yang mengurangi aset dikelompokan berdasarkan klasifikasi pendapatan, beban,
keuntungan dan kerugian.

● Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian adalah sebagai berikut:


1. Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset bersih tidak
terikat kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang dan menyajikan
beban sebagai pengurang aset bersih tidak terikat.
2. Sumbangan disajikan sebagai aset bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat
temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan.
3. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan aset lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak
terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
4. Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset
bersih tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan
aktivitas.

● Informasi pendapatan dan beban adalah sebagai berikut:


1. Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun
demikian pendapatan investasi dapat disajikarı secara bersih dengan syarat beban-
beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
2. Laporan aktivitas menyajikan jumlah bersih keuntungan dan kerugian yang berasal
dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian
organisasi manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan
gedung yang tidak digunakan lagi.

● Informasi program atau kegiatan sebagai berikut:


1. Laporan Aktivitas atau catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan informasi
mengenai beban menurut klasifikasi fungsional seperti menurut kelompok program
kegiatan utama dan aktivitas pendukung.
2. Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para
penyumbang,kreditur, dan pihak lain dalam menilai program dan kegiatan
organisasi LSM yang bersangkutan serta penggunaan sumber daya.
3. Di samping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, partai politik dianjurkan
untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya, misalnya
berdasarkan gaji, sewa, listrik, dan penyusutan.

Contoh Laporan Aktivitas


Berikut adalah contoh dari laporan aktivitas organisasi Konsorsium Pengembangan
Masyarakat Madani (KPMM):

 Laporan Arus Kas

Tujuan utama Laporan Arus Kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan
dan pengeluaran kas dalam suatu periode.Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2
tentang Laporan Arus Kas.

 Catatan atas Laporan Keuangan.


Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi kebijakan akuntansi tertentu
yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

2.4 Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Yayasan


Organisasi didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan
tujuannya organisasi dibedakan atas organisasi berorientasi laba dan organisasi berorientasi
non laba atau organisasi nirlaba. Menurut Sujarweni, (2015:185) bahwa organisasi nirlaba
memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang
tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Salah satu contoh dari
organisasi nirlaba adalah sebuah yayasan. Akuntansi dibutuhkan oleh yayasan, berkaitan
dengan hal itu maka disusunlah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45
tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Sesuai dengan PSAK tersebut, laporan
keuangan organisasi nirlaba terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (Pontoh, 2013:3).

Pengertian/definisi yang dinyatakan dalam Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Yayasan


No. 28 Tahun 2004 atas perubahan Undang-Undang Yayasan No. 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan yaitu suatu Badan Hukum yang kekayaannya terdiri dari kekayaan yang dipisahkan
untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.

Menurut IAI (2011 : 45) 4 (empat) laporan keuangan pada organisasi nirlaba meliputi:

(1) Laporan Keuangan,

(2) Laporan Aktivitas,

(3) Laporan Arus Kas dan

(4) Catatan atas Laporan Keuangan.

 Laporan Keuangan
Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi mengenai aset, kewajiban, dan aset
bersih dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
Informasi ini dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-
pihak lain untuk menilai:

a. Kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan, dan

b. Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, serta


kebutuhan pendanaan eksternal.
 Laporan Aktivitas

Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh


transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih, hubungan antar
transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan
berbagai program atau jasa. Perubahan aset bersih dalam laporan aktivitas biasanya
melibatkan 4 jenis transaksi, yaitu (1) pendapatan, (2) beban, (3)gains and losses, dan (4)
reklasifikasi aset bersih. Seluruh perubahan aset bersih ini nantinya akan tercermin pada
nilai akhir aset bersih yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.

 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara entitas,
yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari
aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan.Tujuan utama laporan arus kas adalah
menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.

 Catatan Atas Laporan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi kebijakan akuntansi tertentu


yang diterapkan yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

2.5. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Rumah Sakit


Rumah sakit adalah bagian integral dari satu organisasi sosial dan kesehatan dengan
fungsi menyediakan pelayanan kesehatan paripurna, kuratif, dan preventif kepada
masyarakat, serta pelayanan rawat jalan yang diberikannya guna menjangkau keluarga di
rumah. Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu serta teknologi kedokteran, rumah
sakit telah berkembang dari suatu lembaga kemanusiaan, keagamaan, dan sosial yang murni,
menjadi suatu lembaga yang lebih mengarah dan lebih berorientasi kepada “bisnis”, terlebih
setelah para pemodal diperbolehkan untuk mendirikan rumah sakit di bawah badan hukum
yang bertujuan mencari profit.

Dalam mengatur rumah sakit dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Private Hospital)


Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi yang dikembangkan oleh Financial Accounting
Standards Board– FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan).

2. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital)

Dalam hal ini, pelaksanaan akuntansi dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi


yang dikembangkan oleh Governmental Accounting Standards Board–GASB (Dewan
Standar Akuntansi Pemerintah).

 Dana-Dana Dalam Akuntansi Dana Rumah Sakit

Dana dalam akuntansi dana rumah sakit dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Dana Umum (General Fund)

Dana umum digunakan untuk mencatat sumber daya dana/dana yang diterima dan
dibelanjakan dalam menjalankan dalam menjalankan kegiatan operasional utama dari
rumah sakit.

2. Dana Terikat

Kelompok dana yang digolongkan sebagai dana terikat digunakan untuk mencatat
dana yang penggunaannya dibatasi oleh donor atau pihak yang mensponsori dana
tersebut

 Laporan Keuangan Rumah Sakit


1. Neraca

Neraca dalam rumah sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar baik isi maupun
proses penyusunan dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca
perusahaan yang sering kita kenal di sektor komersial namun demikian ada beberapa
hal yang secara khusus perlu diperhatikan antara lain:

a. Kas
Jumlah kas yang tercatat dalam neraca tidak termasuk kas pada Dana Terikat
yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi.
b. Piutang
Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi.
c. Investasi
Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada
nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian.
d. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam Dana
Umum.
e. Aktiva yang Disisihkan
Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang
penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori
dana tersebut.
f. Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca.
g. Saldo Dana
Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang dijelaskan, saldo dana yang
dimiliki oleh rumah sakit dipisahkan menjadi tiga macam yaitu: terikat, terikat
sementara waktu, dan terikat permanen.
Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan
Operasi (Statement of Operations). Laporan ini mencakup tentang pendapatan,
beban, untung dan rugi, serta transaksi lainnya yang mempengaruhi saldo dana
selama periode berjalan. Dalam laporan operasi harus dinyatakan suatu indikator
kinerja seperti halnya laba bersih dalam perusahaan, yang melaporkan hal kegiatan
operasi rumah sakit selama periode berjalan. Indikator kinerja ini harus mencakup
baik laba maupun rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang
diperoleh selama operasi berjalan. Perubahan lain dari saldo dana selama periode
berjalan harus dilaporkan setelah indikator kinerja.
2. Laporan Perubahan Aktiva Bersih

Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva bersih yang Tidak
Terikat, Terikat Sementara, dan terikat Permanen.

3. Laporan Arus Kas

Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk entitas komersial. Laporan
arus kas terdiri dari, Aktivitas operasi, Aktivitas investasi, dan Aktivitas pendanaan.

4. Catatan Atas Laporan Keuangan


Terdiri dari Gambaran umum Rumah Sakit, Ikhtisar kebijakan akuntansi, dan Penjelasan
pos pos laporan keuangan

2.6. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba Universitas


Laporan keuangan universitas PTN BH disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan di Indonesia. Di samping itu, pasal 62 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi menyatakan bawa Perguruan Tinggi memiliki otonomi untuk
mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan Tridharma. Selanjutnya,
pasal 63 Undang-undang tersebut menyatakan bahwa otonomi pengelolaan Perguruan
Tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip:
a. akuntabilitas
b. transparansi
c. nirlaba
d. penjaminan mutu; dan
e. efektivitas dan efisiensi.
Prinsip “nirlaba” sebagaimana dinyatakan dalam huruf c di atas menjadi dasar bagi
Universitas PTN BH untuk menggunakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK)
45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba sebagai dasar dalam
penyusunan pelaporan keuangannya. Paragraf 9 PSAK 45 tersebut mengatur bahwa jenis-
jenis laporan keuangan entitas nirlaba adalah sebagai berikut:
a. Laporan posisi keuangan (neraca);
b. Laporan aktivitas;
c. Laporan arus kas; dan
d. Catatan atas laporan keuangan.

 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


PSAK 45 menyatakan bahwa laporan posisi keuangan bertujuan untuk menyediakan
informasi mengenai aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di
antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi
keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan informasi dalam laporan
keuangan lainnya dapat membantu para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor,
dan pihak-pihak lain untuk menilai kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa
secara berkelanjutan dan
likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan
kebutuhan pendanaan eksternal.
Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan
menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto. Format laporan posisi keuangan bagi
universitas PTN BH yang disusun berdasarkan PSAK 45 adalah sebagai berikut.
Gambar Format Laporan Posisi Keuangan Universitas PTN BH
Universitas XYZ
Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2021

ASET xxx

Aset Lancar
Kas dan Setara Kas
Uang Muka xxx
Investasi Jangka Pendek xxx
Piutang (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu) xxx
Biaya Dibayar Di Muka xxx
Persediaan xxx
Jumlah Aset Lancar
xxx

Aset Tidak Lancar Investasi Jangka Panjang xxx

Aset Tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan) xxx

Aset Lain-lain xxx


Jumlah Aset Tidak Lancar
xxx

Jumlah Aset xxx

LIABILITAS DAN ASET NETO

Liabilitas Jangka Pendek xxx


Hutang Pajak
Biaya yang Masih Harus Dibayar xxx
Hutang Lain-lain xxx
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
xxx
Liabilitas Jangka Panjang
Hutang Lain-lain xxx
Pendapatan Diterima Dimuka xxx
Kewajiban Imbalan Pasca Kerja xxx
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang xxx

Aset Neto
Aset Neto Tidak Terikat xxx
Aset Neto Terikat Temporer xxx
Aset Neto Terikat Permanen xxx
Jumlah Aset Neto
xxx

Jumlah Liabilitas dan Aset Neto xxx


Sumber: Universitas Indonesia (2014).
Karakteristik yang membedakan laporan posisi keuangan berdasarkan PSAK 45 di atas
dengan laporan posisi keuangan yang disusun oleh perusahaan sektor privat adalah pada bagian
pelaporan aset neto. Laporan posisi keuangan pada perusahaan sektor privat bukan menyajikan
aset neto, melainkan ekuitas. Aset neto baik pada laporan keuangan universitas PTN BH
maupun laporan keuangan entitas nirlaba lainnya terdiri atas tiga kategori sebagai berikut.
a. Aset Neto Tidak Terikat
PSAK 45 menyatakan bahwa aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan
dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi
beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto
tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas nirlaba (dalam hal ini universitas PTN BH).
Informasi mengenai batasan-batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas
laporan keuangan.
Contoh aset neto tidak terikat sebagaimana dilaporkan dalam Laporan Keuangan adalah
aset neto yang dapat berasal dari:
● pendapatan biaya pendidikan,
● pendapatan APBN,
● pendapatan penelitian,
● pendapatan seminar dan pelatihan, dan - lain-lain.

a. Aset Neto Terikat Temporer


PSAK 45 menyatakan bahwa pembatasan temporer terhadap sumbangan berupa
aktivitas operasi tertentu, investasi untuk jangka waktu tertentu, penggunaan selama
periode tertentu di masa depan, atau pemerolehan aset tetap, dapat disajikan sebagai unsur
terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunaannya dibatasi secara temporer atau
disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan temporer oleh penyumbang
dapat berbentuk pembatasan waktu dan/atau pembatasan penggunaan.
Adapun contoh aset neto terikat temporer dalam laporan keuangan universitas PTN BH
adalah sebagaimana yang dilaporkan dalam Laporan Keuangan Universitas Indonesia
(2014:31), yaitu:
● aset neto terikat temporer yang berasal dari penelitian,
● aset neto terikat temporer yang berasal dari beasiswa, dan
● aset neto terikat temporer yang berasal dari hibah/sumbangan.

b. Aset Neto Terikat Permanen


PSAK 45 menyatakan bahwa pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau
karya seni, yang disumbangkan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk
dijual, atau aset yang disumbangkan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan
secara permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang
penggunaanya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan
keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf
dan warisan yang menjadi dana abadi (endowment).

 Laporan Aktivitas
PSAK 45 menyatakan bahwa tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan
informasi mengenai:
a. pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto,
b. hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, serta
c. bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.

Informasi dalam laporan aktivitas yang digunakan bersama dengan pengungkapan


informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota entitas
nirlaba, kreditur, dan pihak lainnya untuk:
a. mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
b. menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa,
serta
c. menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.
Laporan aktivitas mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan
jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin
pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan. Format laporan aktivitas bagi universitas
PTN BH yang disusun berdasarkan PSAK 45 adalah sebagai berikut.

Gambar 2.2 Format Laporan Aktivitas Universitas PTN BH


Universitas XYZ
Laporan Aktivitas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20xx

PERUBAHAN ASET NETO TIDAK TERIKAT


Pendapatan Operasional xxx

APBN xxx
Hibah/Sumbangan xxx
Lain-lain xxx
xxx
Aset Neto yang Berakhir Pembatasannya Jumlah xxx
Pendapatan xxx
Beban
xxx
Operasional
Penyusutan dan Amortisasi xxx
Lain-lain xxx
Jumlah Beban xxx

Kenaikan (Penurunan) Aset Neto Tidak Terikat xxx


PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT TEMPORER
xxx
Pendapatan Operasional
Hibah/Sumbangan xxx
Lain-lain xxx
xxx
Aset Neto Terbebaskan dari Pembatasan Jumlah (xxx)
Pendapatan xxx
Kenaikan (Penurunan) Aset Neto Terikat Temporer xxx

PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT


xxx
PERMANEN
Pendapatan Lain-lain
Aset Neto Terbebaskan dari Pembatasan Jumlah (xxx)
Pendapatan xxx
Kenaikan (Penurunan) Aset Neto Terikat Permanen xxx

xxx
KENAIKAN (PENURUNAN) ASET NETO
Aset Neto Awal Tahun xxx
Koreksi Saldo Awal xxx
Kenaikan (Penurunan Efek Tersedia untuk Dijual) Aset Neto Akhir xxx
Tahun xxx

Sumber: Universitas Indonesia (2014).

Berdasarkan format laporan aktivitas di atas, laporan tersebut menyajikan jumlah


perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.
PSAK 45 mengatur perlakuan akuntansi pendapatan, beban, serta keuntungan dan kerugian
sebagai berikut.
a. Pendapatan diakui sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang
aset neto tidak terikat.
b. Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau
terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Sumbangan terikat yang
pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai
sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai
kebijakan akuntansi.
c. Keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari investasi dan aset lain (atau liabilitas)
diakui sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika
penggunaannya dibatasi.

PSAK 45 menyatakan bahwa pengkalisifikasian pendapatan, beban, serta


keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset neto tidak menutup peluang adanya
klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, dalam suatu kelompok atau beberapa
kelompok perubahan dalam aset neto, entitas nirlaba dapat mengklasifikasikan unsur-
unsurnya menurut kelompok operasi atau nonoperasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat
dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berulang atau tidak berulang, atau
dengan cara lain.

Laporan Arus Kas


PSAK 45 menyatakan bahwa tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan
informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Format laporan
arus kas bagi universitas PTN BH yang disusun berdasarkan PSAK 45 dengan pendekatan
tidak langsung adalah sebagai berikut.

Gambar 2.3 Format Laporan Arus Kas Universitas PTN BH


Universitas XYZ
Laporan Arus Kas
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20xx

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI xxx

Kenaikan Aset Neto

Penyesuaian: Penyusutan xxx


Koreksi Aset Neto xxx
Imbalan Paskakerja xxx
Laba (Rugi) Efek Tersedia untuk Dijual xxx
Perubahan Modal Kerja: Uang Muka xxx

Piutang xxx
Biaya Dibayar Dimuka xxx
Persediaan xxx
Aset Lain-lain xxx
Hutang Pajak xxx
Biaya yang Masih Harus Dibayar xxx
Hutang Lain-lain xxx
Pendapatan Diterima Di Muka xxx
Arus Kas Bersih yang Diperoleh (Digunakan) dari Aktivitas xxx
Operasi

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Perolehan Efek Tersedia untuk Dijual dan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx

Pelepasan Efek Tersedia untuk Dijual dan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo xxx

Perolehan Aset Tetap xxx

Arus Kas Bersih yang Diperoleh (Digunakan) dari Aktivitas Investasi


xxx

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

xxx
Pendanaan
Arus Kas Bersih yang Diperoleh (Digunakan) dari Aktivitas Pendanaan
xxx

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS xxx


KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN xxx
xxx
Sumber: Universitas Indonesia (2014).

Komponen dalam laporan arus kas tersebut adalah sebagaimana ditetapkan dalam
PSAK 2 (Revisi 2013) tentang Laporan Arus Kas sebagai berikut:
a. Aktivitas operasi
Aktivitas operasi adalah Aktivitas penghasil utama pendapatan entitas dan
aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Contoh aliran
kas masuk dari aktivitas operasi antara lain adalah
● penerimaan dari penjualan barang/jasa, royalti, pendapatan lain;
● penerimaan dari pendapatan sewa, restitusi pajak; dan
● penerimaan dari pemberian untuk bank dan penjualan sekuritas dari perusahaan
efek.
Sedangkan contoh aliran kas keluar dari aktivitas operasi antara lain adalah
● pembayaran kepada pemasok barang dan jasa;
● pembayaran untuk karyawan;
● pembayaran klaim (asuransi), pembelian efek (perusahaan efek), pengembalian
kredit (bank); dan pembayaran biaya operasi.

b. Aktivitas investasi
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Contoh aliran kas masuk dari aktivitas
investasi antara lain adalah
● penerimaan penjualan aset tetap, aset tidak berwujud dan aset jangka panjang
lain;
● penerimaan kas dari kontrak future/ forward, future untuk pendanaan;
● penerimaan penjualan instrumen utang atau kas (selain diperdagangkan); dan
● penerimaan kas dari pelunasan uang muka dan pinjaman dari pihak lain.
Sedangkan contoh aliran kas keluar dari aktivitas investasi antara lain
adalah
● pembayaran kas untuk membeli aset tidak tetap, aset tidak berwujud, biaya
pengembangan dikapitalisasi;
● pembayaran kas dari kontrak future, forward, swap untuk aktivitas pendanaan;
dan
● pembayaran untuk membeli instrumen utang/ekuitas/ ventura selain untuk
diperdagangkan.

c. Aktivitas pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam
jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. Contoh aliran kas
masuk dari aktivitas pendanaan antara lain adalah
● penerimaan kas dari penerbitan saham; dan
● penerimaan kas dari penerbitan obligasi, wesel, pinjaman jangka pendek dan
jangka panjang, hipotek.
Sedangkan contoh aliran kas keluar dari aktivitas pendanaan antara lain adalah
● pembayaran kas kepada pemilik untuk menarik atau menebus saham; -
pelunasan pinjaman; dan
● pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo liabilitas terkait sewa
pembiayaan.

Di samping ketentuan dalam PSAK 2 tersebut, paragraf 34 PSAK 45 memberikan


tambahan sebagai berikut.
a. Aktivitas pendanaan:
● penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka
panjang;
● penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan
aset tetap, atau peningkatan dana abadi; dan
● bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.

b. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas:


sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.

 Catatan atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam Laporan Aktivitas, Laporan Posisi Keuangan, dan Laporan Arus Kas. Catatan
atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang
dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan
untuk
diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Keuangan serta diungkapkan yang diperlukan
untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
PSAK 1 (Revisi 2013) tentang Penyajian Laporan Keuangan menjelaskan bahwa catatan
atas Laporan Keuangan mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai berikut
a. Informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi, seperti
dasar pengukuran, kebijakan yang relevan, asumsi dalam estimasi;
b. Informasi yang disyaratkan Standar Akuntansi Keuangan yang tidak disajikan di
bagian mana pun dalam laporan keuangan;
c. Informasi yang tidak disajikan di bagian mana pun dalam laporan keuangan, tetapi
informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan entitas nirlaba meliputi laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
laporan, laporan aktivitas serta laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan
atas laporan keuangan. Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi
mengenai aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi mengenai hubungan di antara unsur-
unsur tersebut pada waktu tertentu. Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan
informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat
aset neto, hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan sumber
daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Tujuan utama laporan arus kas adalah
menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Fakhri. 2014. Laporan Keuangan Entitas Nirlaba. [online].


(https://fakhrianshori.wordpress.com/2014/10/05/laporan-keuangan-entitas-nirlaba/) diakses
pada 7 November 2017.

Halim, Abdul dan Muhammad Syam Kusufi. 2014. Edisi 2. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta:
Salemba Empat

https://blog.ecampuz.com/wp-content/uploads/2019/04/PSAK-No.-45-Pelaporan
KeuanganEntitas-Nirlaba-Revisi-2011.pdf. Diakses pada 12 November 2021.

https://jdih.kpu.go.id/data/data_artikel/Modul%20Dana%20Kampanye.pdf. Diakses pada 12


November 2021.

Anda mungkin juga menyukai