Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan ialah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis
dan runtut melalui metode ilmiah. Metode ilmiah atau disebut juga metode penelitian
adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan.
Langkah-langkah sistematis tersebut meliputi:
1) Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah,
2) Menyusun kerangka Pemikiran,
3) Merumuskan Hipotesis,
4) Menguji hipotesis , dan
5) Menarik kesimpulan
Jadi, ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan dalam bidang tertentu
yang disusun secara sistematis, menggunakan metode keilmuan, dapat dipelajari dan
diajarkan, dan memiliki nilai guna tertentu. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi, dengan kata lain ilmu terbentuk dari 3 cabang filsafat yakni ontologi,
epistemologi dan aksiologi, jika ketiga cabang tersebut terpenuhi berarti sah dan diakui
sebagai sebuah ilmu.
1) Aspek Ontologis, Aspek ontologis berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa
yang dipikirkan atau yang menjadi masalah. Contoh: Aspek ontologis dalam ilmu
ekonomi adalah perilaku manusia yang dihadapkan pada persoalan sumber daya
manusia yang terbatas, dengan kebutuhan yang tidak terbatas.
2) Aspek Epistimologis, berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek studinya
dengan menggunakan metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode ilmiah
yang didukung oleh sarana berfikir ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan
gabungan antara pola berpikir induktif (dari hal-hal yang khusus, dianalisis menjadi
hal-hal yang umum) dan pola berpikir deduktif. (dari hal-hal yang umum kepda hal-hal
yang khusus). Pola berpikir induktif dan deduktif disebut juga proses “Logico-
hypotetico-verifikatif atau “deducto-hypotetico-verifikatif.
3) Aspek aksiologis, berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat ilmu. Nilai guna
ilmu bisa dilihat secara positif dan normatif. Secara positif nilai guna ilmu adalah
untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena yang sesuai
dengan objek studi yang dipelajari. Sedangkan secara normatif, nilai guna ilmu adalah
untuk mengendalikan berbagai fenomena kearah yang dinginkan. Secara normatif
aspek aksiologis ilmu erat kaitannya dengan pertimbangan nilai, etika dan moral.
Dalam penelitian aspek aksilogis digambarkan dalam saran-saraan atau rekomendasi
hasil penelitian.
1.2 Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Non-Ilmiah
A. Pendekatan Ilmiah
Metode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan pengembangan ilmu
pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dan
didasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau
verifikasi data secara realistik. Metode ilmiah merupakan suatu cara yang
digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan suatu permasalahan, serta
menggunakan langkah-langkah yangsistematis, teratur, dan terkontrol.
Metode Ilmiah, yaitu gabungan antara dua pendekatan rasional (deduktif) dan
pendekatan empiris (induktif). Metode Ilmiah, merupakan cara dalam
memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Escartes adalah pelopor dan tokoh
rasionalisme. Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif. Dasar pikiran
yang digunakan dalam penalarannya diperoleh dari ide yang menurut
anggapannya sudah jelas, tegas dan pasti, dalam pikiran manusia. Kelemahan
rasionalise yaitu bersifat abstrak, tidak dapat dievaluasi, kemungkinan dapat diperoleh
pengetahuan yang berbeda dari obyek yang sama, cenderung bersifat subyektif dan
solpsistik, yaitu hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berbeda dalam
otakorang yang berfikir tersebut. Kaum empirisme berpendapat bahwa pengetahuan
manusia tidak diperoleh lewat penalaran rasional yang abstrak, tetapi lewat
pengalaman yang konkrit, berpegang pada prinsip keserupaan, pada dasarnya alam
adalah teratur, gejala-gejala alam berlangsung dengan pola-pola tertentu. Agar supaya
himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu pengetahuan harus digunakan
perpaduan antara rasionalisme (deduksi) dan empirisme (induksi), yang dikenal
sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.
B. Pendekatan Non-Ilmiah
Pendekatan Non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh banyak orang
untuk memecahkan suatu permasalahan secara cepat tanpa dasar ilmiah, serta
menggunakan langkah-langkah yang kurang sistematis, teratur, dan tidak terkontrol.
Pendekatan Non Ilmiah biasanya menghasilkan beberapa poin yang kurang efektif
seperti :
1. Perumusan masalah yang kabur atau abstrak
2. Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat
supranatural/dogmatis
3. Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan
4. Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan data dan analisis data secara
logis
5. Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain
C. Tahapan Metode Ilmiah
1. Identifikasi Masalah
Penelitian dimulai dengan pertanyaan yang belum dijawab oleh seseorang peneliti.
Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria antara lain apakah
penelitian itu dapat memecahkann permasalahan, dan apakah penelitian itu dapat
diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan
peneliti sendiri dan lain-lain.
2. Perumusan Masalah
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi
argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis.
Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang
menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa
meyakinkan sesama ilmuan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun
suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis. Agar
pengetahuan ilmiah bersifat konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya,
maka hal ini harus tercermin dalam struktur logika berfikir ketika menarik
kesimpulan, untuk itu harus memenuhi dua persyaratan yaitu:
3. Merumuskan Hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih
memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Rumusan
hipotesis yang jelas dapat membantu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam
metode ilmiah. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan
memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar
dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
4. Mengumpulkan Data.
Pengumpulan data merupakan tahapan yang sedikit berbeda dari tahapan-tahapan
sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan.
Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan
data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data
memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian
hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data
yang dikumpulkan. Dalam teknik pengumpulan data harus dinyatakan variable
yang akan dikumpulkan, sumber data dari mana dan keterangan mengenai
variabel tersebut akan didapatkan. Misalnya untuk mendapatkan data dapat
melalui interview.
5. Menguji Hipotesis.
Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena
itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan
maka akan semakin tinggi pula derajat kepercayaan terhadap hasil suatu
penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan
ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
6. Hasil Penelitian.
Dalam membahas hasil penelitian maka harus selalu diingat bahwa tujuan kita
adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan
dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik dan terarah, maka data yang
telah dikumpulkan tersebut dideskripsikan, dibandingkan dan dievaluasi yang
keseluruhannya diarahkan kepada sebuah penarikan kesimpulan, apakah data
tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Pada hakikatnya
sebuah hasil penelitian yang baik tidak berhenti pada kesimpulan, apakah sebuah
hipotesis diterima atau ditolak, melainkan dilengkapi dengan evaluasi mengenai
kesimpulan tersebut. Setelah itu hasil pengukuran dilaporkan yang kemudian
dilengkapi dengan kesimpulan analisis dari data yang telah dikumpulkan. Laporan
ini ditulis dalam bentuuk esei dengan kalimat-kalimat verbal yang mencakup
semua pernyataan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
7. Merumuskan Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat
tetapi jelas. Kesimpulan penelitian ini merupakan sintesis dari keseluruhan aspek
penelitian. Sintesisi ini membuahkan kesimpulan yang ditopang oleh suatu kajian
yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam
perspektif yang menyeluruh.
D. didasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau
E. verifikasi data secara realistic.
F. Metode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan pengembangan
G. ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dan
H. didasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau
I. verifikasi data secara realistic.
J. Metode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan pengembangan
K. ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dan
L. didasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau
M. verifikasi data secara realisticMetode Ilmiah adalah suatu system pemikiran
dan pengembanganilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis,
kritis, empiris, dandidasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di
laboraturium dan atauverifikasi data secara realistic. Metode ilmiah merupakan
suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan untukmemecahkan suatu
permasalahan, serta menggunakan langkah-langkah yangsistematis, teratur, dan
terkontrol.
Metode Ilmiah, yaitu gabungan antara dua pendekatan rasional(deduktif)dan
pendekatan empiris (induktif). Metode Ilmiah, merupakan cara
dalammemperoleh pengetahuan secara ilmiah. escartes adalah pelopor dan
tokohrasionalisme. Menurut dia, rasio merupakan sumber dan pangkal dari
segala pengertian.Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang pada kebenaran
dandapat memberi pimpinan dalam segala jalan pikiran.Kaum rasionalis
menggunakan metode deduktif. Dasar pikiran yangdigunakan dalam
penalarannya diperoleh dari ide yang menurut anggapannyasudah jelas, tegas
dan pasti, dalam pikiran manusia.Kelemahan rasionalise yaitubersifat abstrak, tidak
dapat dievaluasi, kemungkinan dapat diperoleh pengetahuanyang berbeda dari obyek
yang sama, cenderung bersifat subyektif dan solpsistik,yaitu hanya benar dalam
kerangka pemikiran tertentu yang berbeda dalam otakorang yang berfikir tersebut.
Kaum empirisme berpendapat bahwa pengetahuan manusia tidak diperoleh
lewatpenalaran rasional yang abstrak, tetapi lewat pengalaman yang konkrit,
berpegangpada prinsip keserupaan, pada dasarnya alam adalah teratur, gejala-gejala
alamberlangsung dengan pola-pola tertentu. Dengan mengetahui kejadian masa
laluatau sekarang akan dapat diramalkan kejadian di masa datang.
Kelemahannyabelum tentu sistimatis, dan keterbatasan alat yang digunakan (misal
panca indera).Agar supaya himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu
pengetahuanharus digunakan perpaduan antara rasionalisme (deduksi) dan
empirisme(induksi), yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah.
Ciri Metode Pendekatan IlmiahAgar supaya himpunan pengetahuan ini dapat
disebut ilmu pengetahuan harusdigunakan perpaduan antara rasionalisme
(deduksi) dan empirisme (induksi),yang dikenal sebagai metode keilmuan atau
pendekatan ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :

1.3 Pentingnya Metodologi Penelitian


Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan
penelitian ada 3 macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan.
1) Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui.
2) Pembuktian berarti data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya
keraguan terhadap informasi.
3) Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.
Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya.
Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,
memecahkandan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah
atauinformasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti
meminimalkan atau menghilangkan masalah. Mengantisipasi berarti mengupayakanagar
masalah tidak terjadi.
1.4 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Penelitian Kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah
sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan jenis
desain penelitiannya. Penelitian kuantitatif banyak menuntut penggunaan angka, mulai
dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya.
Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan
gambar, tabel, grafik, atau lainnya. Adapun karakteristik penelitian kuantitatif yaitu:
1. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional-empiris atau top-down) yang berusaha
memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep umum untuk
menjelaskan fenomena-fenomena tertentu yang bersifat khusus.
2. Logika yang dipakai adalah adalah logika positivistic atau positivisme.
3. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
4. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik, yaitu ilmu
yang berupaya membuat hukum-hukum dari generalisasinya.
5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan serta
alat pengumpulan data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan
sebelumnya.
6. Pengumpulan data dilakungan melalui pengukuran-pengukuran dengan alat yang
objektif dan sudah baku.
7. Melibatkan perhitungan angka atau kuantifikasi data.
8. Penelitian menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian.
9. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
10. Dalam analisis data, peneliti dituntut untuk memahami teknik-teknik statistic.
11. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan situasi.
12. Penelitian kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah.
Penelitian Kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya
dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga metode etnografi, karena pada
awalnya moetode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya.
Apapun macam, cara atau corak analisis data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal
yang senyatanya dilakukan adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai
karakteristiuknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya.
Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi, transkrip interviu mendalam (depth
interview), dan dokumen-dokumen terkait berupa tulisan ataupun gambar.
Karakteristik Penelitian Kualitatif
1. Setting/latar alamiah atau wajar dengan konteks utuh (holistik).
2. Instrumen penelitian berupa manusia (human instrument).
3. Metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama.
4. Analisis data secara induktif.
5. Proses lebih berperanan penting daripada hasil.
6. Penelitian dibatasi oleh fokus.
7. Desain penelitian bersifat sementara.
8. Laporan bernada studi kasus.
9. Interpretasi ideografik.

Beda Kuantitatif Kualitatif


Desain Spesifik, jelas, terinci - Umum - Fleksibel - Berkembang,
Ditentukan secara mantap sejak tampil dalam proses penelitian
awal - Menjadi pegangan
langkah demi langkah
Tujuan Menunjukkan hubungan antara Memperoleh pemahaman makna :
variabel - Mentest teori - verstehen - Mengembangkan teori
Mencari generalisasi yang - Menggambarkan realitas yang
mempunyai nilai prediktif kompleks
Teknik Eksperimen, survey, observasi Observasi, participant observation
Penelitian berstruktur - Wawancara - Wawancara terbuka
berstruktur
Data Kuantitatif - Hasil pengukuran Deskriptif - Dokumen pribadi,
berdasarkan variabel yang catatan lapangan, ucapan
dioperasionalkan dengan responden, dokumen, dll
menggunakan instrumen
Sampel Besar - Representatif - Sedapat Kecil - Tidak representatif -
mungkin random Purposif
Analisis Pada taraf akhir setelah Terus menerus sejak awal sampai
pengumpulan data selesai - akhir penelitian - Induktif -
Deduktif - Menggunakan Mencari pola, model, tema
statistik
Usulan Luas dan terinci - Banyak Singkat - Sedikit literatur -
Desain literatur yang berhubungan Pendekatan secara umum -
dengan masalah - Prosedur yang Masalah yang diduga relevan -
spesifik dan terinci langkah- Tidak ada hipotesis - Fokus
langkahnya - Masalah diuraikan penelitian sering ditulis setelah ada
dan ditujukan kepada fokus data yang dikumpulkan dari
tertentu - Hipotesis dirumuskan lapangan
dengan jelas dan ditulis terinci
dan lengkap sebelum terjun ke
lapangan

1.5 Etika dalam Penelitian


Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang
memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum
mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi
itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian.
A. Etika Penelitian dan Peneliti
Untuk menunjang etika penelitian, maka National Academy of Science
USA (1995) telah menerbitkan panduan sebagai pegangan dalam melaksanan tugas
dan tanggung jawab sebagai peneliti atau saintis.
Panduan tersebut dirumuskan menjadi 7 poin penting, diantaranya:
1. Penelitian harus mempunyai landasan sosial. Setelah artikel diterbitkan, atau suatu
penelitian dipresentasikan, para pembaca dan pendengar akan menilai hasil itu
berdasarkan apa yang ereka ketahui sebelumnya dari sumber lain. Mekanisme
sosial ini akan membantu membangkitkan dan mempertahankan kumpulan teknik
percobaan, konvensi sosial, dan metode lain ang digunakan oleh para saintis
dalam melakukan dan melaporkan penelitian.
2. Menjadi seorang saintis dan peneliti harus bertanggung jawan dan memahami
nilai-nilai dalam sains. Keinginan untuk melakukan penelitian baik adalah nilai
manusiawi. Demikian juga keharusan bahwa kejujuran dan objektivitas yang baku
harus tetap dipertahankan.
3. Menghindari diri dalam keterlibatan kegiatan yang mempunyai conflict of interest
atau bias kepentingan untuk mengurangi masuknya bisa ke dalam sains.
4. Harus mendorong publikasi dan keterbukaan. Sains bukan hanya pengalaman
pribadi. Namun sains adalah pengetahuan yang dibagikan berdasarkan
pemahaman bersama tentang beberapa aspek dunia fisik dan sosial.
5. Menjaga pemberian kredit yang adil dan seimbang.
6. Menjunjung tinggi praktik kepengarangan (hanya orang-orang yang betul-betul
memberikan sumbangan berarti yang pantas dituliskan sebagai pengarang)
7. Menjaga teknik percobaan dan perlakuan atas data (untuk menjaga kesahihan hasil
yang diperoleh sehingga memudahkan penerimaan hasil tersebut oleh klonsensus
ilmiah).
8. Menghindari tercela dalam sains
9. Harus bereaksi terhada pelanggaran etika.
B. Kode Etik Penelitian
1. Kode pertama, Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk
memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi
bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia.
Dengan demikian peneliti harus menjunjung sikap ilmiah, yaitu:
 Kritis yaitu pencarian kebenaran yang terbuka untuk diuji.
 Logis yaitu memiliki landasan berpikir yang masuk akal dan betul.
 Empiris yaitu memiliki bukti nyata dan absah.
Tantangan dalam pencarian kebenaran ilmiah adalah:

 Kejujuran untuk terbuka diuji kehandalan karya penelitiannya yang


mungkin membawa kemajuan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi,
dan menghasilkan inovasi.
 Keterbukaan memberi semua informasi kepada orang lain untuk memberi
penilaian terhadap sumbangan dan/atau penemuan imiah tanpa membatasi
pada informasi yang membawa ke penilaian dalam 1 (satu) arah tertentu.
2. Kode kedua, Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan yang
diperkenankan oleh hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan
kepentingan dan keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya,
berlandaskan tujuan mulia berupa penegakan hak-hak asasi manusia dengan
kebebasan-kebebasan mendasarnya.
Harus dipastikan bahwa kita tidak berkeberatan jika kita berada pada posisi
sebagai responden. Dengan demikian perlu dibuat aturan seperti:
 Peneliti bertanggung jawab untuk tidak menyimpang dari metodologi
penelitian yang ada.
 pelaksanan penelitian mengikuti metode ilmiah yang kurang lebih baku,
dengan semua perangkat pembenaran metode dan pembuktian hasil yang
diperoleh.
3. Kode ketiga, Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa
tanggung jawab, terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat
anugerah tersedianya sumber daya keilmuan baginya. Peneliti berbuat untuk
melaksanaan penelitian dengan asas manfaat, diantaranya:
 Hemat dan efisien dalam penggunaan dana dan sumber daya.
 Menjaga peralatan ilmiah dan alat bantu lain, khususnya peralatan yang
mahal, tidak dapat diganti, dan butuh waktu panjang untuk pengadaan
kembali agar tetap bekerja baik.
 Menjaga jalannya percobaan dari kecelakaan bahan dan gangguan
lingkungan karena penyalahgunaan bahan yang berbahaya yang dapat
merugikan kepentingan umum dan lingkungan.
https://www.studocu.com/id/document/universitas-jember/manajemen-pendidikan/
pendekatan-ilmiah-dan-non-ilmiah/26894241
http://repo.jayabaya.ac.id/74/2/Metodologi%20Penelitian%20Kualitatif%20dan
%20Kuantitatif2015.pdf
https://katadata.co.id/iftitah/ekonopedia/6295749c7fdd7/pengertian-penelitian-kuantitatif-
karakteristik-dan-jenisnya

Anda mungkin juga menyukai