Ilmu pengetahuan ialah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan runtut melalui metode ilmiah. Metode ilmiah atau disebut juga metode penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan. Langkah-langkah sistematis tersebut meliputi: 1) Mengidentifikasi dan Merumuskan masalah, 2) Menyusun kerangka Pemikiran, 3) Merumuskan Hipotesis, 4) Menguji hipotesis , dan 5) Menarik kesimpulan Jadi, ilmu pengetahuan merupakan sekumpulan pengetahuan dalam bidang tertentu yang disusun secara sistematis, menggunakan metode keilmuan, dapat dipelajari dan diajarkan, dan memiliki nilai guna tertentu. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi, dengan kata lain ilmu terbentuk dari 3 cabang filsafat yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi, jika ketiga cabang tersebut terpenuhi berarti sah dan diakui sebagai sebuah ilmu. 1) Aspek Ontologis, Aspek ontologis berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang dipikirkan atau yang menjadi masalah. Contoh: Aspek ontologis dalam ilmu ekonomi adalah perilaku manusia yang dihadapkan pada persoalan sumber daya manusia yang terbatas, dengan kebutuhan yang tidak terbatas. 2) Aspek Epistimologis, berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek studinya dengan menggunakan metode tertentu, yaitu metode keilmuan atau metode ilmiah yang didukung oleh sarana berfikir ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan gabungan antara pola berpikir induktif (dari hal-hal yang khusus, dianalisis menjadi hal-hal yang umum) dan pola berpikir deduktif. (dari hal-hal yang umum kepda hal-hal yang khusus). Pola berpikir induktif dan deduktif disebut juga proses “Logico- hypotetico-verifikatif atau “deducto-hypotetico-verifikatif. 3) Aspek aksiologis, berkenaan dengan aspek gunalaksana atau manfaat ilmu. Nilai guna ilmu bisa dilihat secara positif dan normatif. Secara positif nilai guna ilmu adalah untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi berbagai fenomena yang sesuai dengan objek studi yang dipelajari. Sedangkan secara normatif, nilai guna ilmu adalah untuk mengendalikan berbagai fenomena kearah yang dinginkan. Secara normatif aspek aksiologis ilmu erat kaitannya dengan pertimbangan nilai, etika dan moral. Dalam penelitian aspek aksilogis digambarkan dalam saran-saraan atau rekomendasi hasil penelitian. 1.2 Pendekatan Ilmiah dan Pendekatan Non-Ilmiah A. Pendekatan Ilmiah Metode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dan didasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau verifikasi data secara realistik. Metode ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan suatu permasalahan, serta menggunakan langkah-langkah yangsistematis, teratur, dan terkontrol. Metode Ilmiah, yaitu gabungan antara dua pendekatan rasional (deduktif) dan pendekatan empiris (induktif). Metode Ilmiah, merupakan cara dalam memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Escartes adalah pelopor dan tokoh rasionalisme. Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif. Dasar pikiran yang digunakan dalam penalarannya diperoleh dari ide yang menurut anggapannya sudah jelas, tegas dan pasti, dalam pikiran manusia. Kelemahan rasionalise yaitu bersifat abstrak, tidak dapat dievaluasi, kemungkinan dapat diperoleh pengetahuan yang berbeda dari obyek yang sama, cenderung bersifat subyektif dan solpsistik, yaitu hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berbeda dalam otakorang yang berfikir tersebut. Kaum empirisme berpendapat bahwa pengetahuan manusia tidak diperoleh lewat penalaran rasional yang abstrak, tetapi lewat pengalaman yang konkrit, berpegang pada prinsip keserupaan, pada dasarnya alam adalah teratur, gejala-gejala alam berlangsung dengan pola-pola tertentu. Agar supaya himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu pengetahuan harus digunakan perpaduan antara rasionalisme (deduksi) dan empirisme (induksi), yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah. B. Pendekatan Non-Ilmiah Pendekatan Non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh banyak orang untuk memecahkan suatu permasalahan secara cepat tanpa dasar ilmiah, serta menggunakan langkah-langkah yang kurang sistematis, teratur, dan tidak terkontrol. Pendekatan Non Ilmiah biasanya menghasilkan beberapa poin yang kurang efektif seperti : 1. Perumusan masalah yang kabur atau abstrak 2. Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat supranatural/dogmatis 3. Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan 4. Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan data dan analisis data secara logis 5. Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain C. Tahapan Metode Ilmiah 1. Identifikasi Masalah Penelitian dimulai dengan pertanyaan yang belum dijawab oleh seseorang peneliti. Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria antara lain apakah penelitian itu dapat memecahkann permasalahan, dan apakah penelitian itu dapat diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan peneliti sendiri dan lain-lain. 2. Perumusan Masalah Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis. Agar pengetahuan ilmiah bersifat konsisten dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya, maka hal ini harus tercermin dalam struktur logika berfikir ketika menarik kesimpulan, untuk itu harus memenuhi dua persyaratan yaitu: 3. Merumuskan Hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Rumusan hipotesis yang jelas dapat membantu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. 4. Mengumpulkan Data. Pengumpulan data merupakan tahapan yang sedikit berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan. Dalam teknik pengumpulan data harus dinyatakan variable yang akan dikumpulkan, sumber data dari mana dan keterangan mengenai variabel tersebut akan didapatkan. Misalnya untuk mendapatkan data dapat melalui interview. 5. Menguji Hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derajat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian. Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri. 6. Hasil Penelitian. Dalam membahas hasil penelitian maka harus selalu diingat bahwa tujuan kita adalah membandingkan kesimpulan yang ditarik dari data yang telah dikumpulkan dengan hipotesis yang diajukan. Secara sistematik dan terarah, maka data yang telah dikumpulkan tersebut dideskripsikan, dibandingkan dan dievaluasi yang keseluruhannya diarahkan kepada sebuah penarikan kesimpulan, apakah data tersebut mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan. Pada hakikatnya sebuah hasil penelitian yang baik tidak berhenti pada kesimpulan, apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak, melainkan dilengkapi dengan evaluasi mengenai kesimpulan tersebut. Setelah itu hasil pengukuran dilaporkan yang kemudian dilengkapi dengan kesimpulan analisis dari data yang telah dikumpulkan. Laporan ini ditulis dalam bentuuk esei dengan kalimat-kalimat verbal yang mencakup semua pernyataan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. 7. Merumuskan Kesimpulan Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Kesimpulan penelitian ini merupakan sintesis dari keseluruhan aspek penelitian. Sintesisi ini membuahkan kesimpulan yang ditopang oleh suatu kajian yang bersifat terpadu dengan meletakkan berbagai aspek penelitian dalam perspektif yang menyeluruh. D. didasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau E. verifikasi data secara realistic. F. Metode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan pengembangan G. ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dan H. didasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau I. verifikasi data secara realistic. J. Metode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan pengembangan K. ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dan L. didasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atau M. verifikasi data secara realisticMetode Ilmiah adalah suatu system pemikiran dan pengembanganilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis, logis, kritis, empiris, dandidasarkan pada uji validitas melalui berbagai percobaan di laboraturium dan atauverifikasi data secara realistic. Metode ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan untukmemecahkan suatu permasalahan, serta menggunakan langkah-langkah yangsistematis, teratur, dan terkontrol. Metode Ilmiah, yaitu gabungan antara dua pendekatan rasional(deduktif)dan pendekatan empiris (induktif). Metode Ilmiah, merupakan cara dalammemperoleh pengetahuan secara ilmiah. escartes adalah pelopor dan tokohrasionalisme. Menurut dia, rasio merupakan sumber dan pangkal dari segala pengertian.Hanya rasio sajalah yang dapat membawa orang pada kebenaran dandapat memberi pimpinan dalam segala jalan pikiran.Kaum rasionalis menggunakan metode deduktif. Dasar pikiran yangdigunakan dalam penalarannya diperoleh dari ide yang menurut anggapannyasudah jelas, tegas dan pasti, dalam pikiran manusia.Kelemahan rasionalise yaitubersifat abstrak, tidak dapat dievaluasi, kemungkinan dapat diperoleh pengetahuanyang berbeda dari obyek yang sama, cenderung bersifat subyektif dan solpsistik,yaitu hanya benar dalam kerangka pemikiran tertentu yang berbeda dalam otakorang yang berfikir tersebut. Kaum empirisme berpendapat bahwa pengetahuan manusia tidak diperoleh lewatpenalaran rasional yang abstrak, tetapi lewat pengalaman yang konkrit, berpegangpada prinsip keserupaan, pada dasarnya alam adalah teratur, gejala-gejala alamberlangsung dengan pola-pola tertentu. Dengan mengetahui kejadian masa laluatau sekarang akan dapat diramalkan kejadian di masa datang. Kelemahannyabelum tentu sistimatis, dan keterbatasan alat yang digunakan (misal panca indera).Agar supaya himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu pengetahuanharus digunakan perpaduan antara rasionalisme (deduksi) dan empirisme(induksi), yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah. Ciri Metode Pendekatan IlmiahAgar supaya himpunan pengetahuan ini dapat disebut ilmu pengetahuan harusdigunakan perpaduan antara rasionalisme (deduksi) dan empirisme (induksi),yang dikenal sebagai metode keilmuan atau pendekatan ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :
1.3 Pentingnya Metodologi Penelitian
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada 3 macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. 1) Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. 2) Pembuktian berarti data yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi. 3) Pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkandan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atauinformasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan masalah. Mengantisipasi berarti mengupayakanagar masalah tidak terjadi. 1.4 Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Penelitian Kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan jenis desain penelitiannya. Penelitian kuantitatif banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, tabel, grafik, atau lainnya. Adapun karakteristik penelitian kuantitatif yaitu: 1. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional-empiris atau top-down) yang berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena tertentu yang bersifat khusus. 2. Logika yang dipakai adalah adalah logika positivistic atau positivisme. 3. Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan. 4. Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik, yaitu ilmu yang berupaya membuat hukum-hukum dari generalisasinya. 5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan serta alat pengumpulan data yang dipakai sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. 6. Pengumpulan data dilakungan melalui pengukuran-pengukuran dengan alat yang objektif dan sudah baku. 7. Melibatkan perhitungan angka atau kuantifikasi data. 8. Penelitian menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian. 9. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul. 10. Dalam analisis data, peneliti dituntut untuk memahami teknik-teknik statistic. 11. Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan situasi. 12. Penelitian kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah. Penelitian Kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah, disebut juga metode etnografi, karena pada awalnya moetode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Apapun macam, cara atau corak analisis data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai karakteristiuknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi, transkrip interviu mendalam (depth interview), dan dokumen-dokumen terkait berupa tulisan ataupun gambar. Karakteristik Penelitian Kualitatif 1. Setting/latar alamiah atau wajar dengan konteks utuh (holistik). 2. Instrumen penelitian berupa manusia (human instrument). 3. Metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama. 4. Analisis data secara induktif. 5. Proses lebih berperanan penting daripada hasil. 6. Penelitian dibatasi oleh fokus. 7. Desain penelitian bersifat sementara. 8. Laporan bernada studi kasus. 9. Interpretasi ideografik.
Beda Kuantitatif Kualitatif
Desain Spesifik, jelas, terinci - Umum - Fleksibel - Berkembang, Ditentukan secara mantap sejak tampil dalam proses penelitian awal - Menjadi pegangan langkah demi langkah Tujuan Menunjukkan hubungan antara Memperoleh pemahaman makna : variabel - Mentest teori - verstehen - Mengembangkan teori Mencari generalisasi yang - Menggambarkan realitas yang mempunyai nilai prediktif kompleks Teknik Eksperimen, survey, observasi Observasi, participant observation Penelitian berstruktur - Wawancara - Wawancara terbuka berstruktur Data Kuantitatif - Hasil pengukuran Deskriptif - Dokumen pribadi, berdasarkan variabel yang catatan lapangan, ucapan dioperasionalkan dengan responden, dokumen, dll menggunakan instrumen Sampel Besar - Representatif - Sedapat Kecil - Tidak representatif - mungkin random Purposif Analisis Pada taraf akhir setelah Terus menerus sejak awal sampai pengumpulan data selesai - akhir penelitian - Induktif - Deduktif - Menggunakan Mencari pola, model, tema statistik Usulan Luas dan terinci - Banyak Singkat - Sedikit literatur - Desain literatur yang berhubungan Pendekatan secara umum - dengan masalah - Prosedur yang Masalah yang diduga relevan - spesifik dan terinci langkah- Tidak ada hipotesis - Fokus langkahnya - Masalah diuraikan penelitian sering ditulis setelah ada dan ditujukan kepada fokus data yang dikumpulkan dari tertentu - Hipotesis dirumuskan lapangan dengan jelas dan ditulis terinci dan lengkap sebelum terjun ke lapangan
1.5 Etika dalam Penelitian
Etika penelitian berkaitan dengan beberapa norma, yaitu norma sopan-santun yang memperhatikan konvensi dan kebiasaan dalam tatanan di masyarakat, norma hukum mengenai pengenaan sanksi ketika terjadi pelanggaran, dan norma moral yang meliputi itikad dan kesadaran yang baik dan jujur dalam penelitian. A. Etika Penelitian dan Peneliti Untuk menunjang etika penelitian, maka National Academy of Science USA (1995) telah menerbitkan panduan sebagai pegangan dalam melaksanan tugas dan tanggung jawab sebagai peneliti atau saintis. Panduan tersebut dirumuskan menjadi 7 poin penting, diantaranya: 1. Penelitian harus mempunyai landasan sosial. Setelah artikel diterbitkan, atau suatu penelitian dipresentasikan, para pembaca dan pendengar akan menilai hasil itu berdasarkan apa yang ereka ketahui sebelumnya dari sumber lain. Mekanisme sosial ini akan membantu membangkitkan dan mempertahankan kumpulan teknik percobaan, konvensi sosial, dan metode lain ang digunakan oleh para saintis dalam melakukan dan melaporkan penelitian. 2. Menjadi seorang saintis dan peneliti harus bertanggung jawan dan memahami nilai-nilai dalam sains. Keinginan untuk melakukan penelitian baik adalah nilai manusiawi. Demikian juga keharusan bahwa kejujuran dan objektivitas yang baku harus tetap dipertahankan. 3. Menghindari diri dalam keterlibatan kegiatan yang mempunyai conflict of interest atau bias kepentingan untuk mengurangi masuknya bisa ke dalam sains. 4. Harus mendorong publikasi dan keterbukaan. Sains bukan hanya pengalaman pribadi. Namun sains adalah pengetahuan yang dibagikan berdasarkan pemahaman bersama tentang beberapa aspek dunia fisik dan sosial. 5. Menjaga pemberian kredit yang adil dan seimbang. 6. Menjunjung tinggi praktik kepengarangan (hanya orang-orang yang betul-betul memberikan sumbangan berarti yang pantas dituliskan sebagai pengarang) 7. Menjaga teknik percobaan dan perlakuan atas data (untuk menjaga kesahihan hasil yang diperoleh sehingga memudahkan penerimaan hasil tersebut oleh klonsensus ilmiah). 8. Menghindari tercela dalam sains 9. Harus bereaksi terhada pelanggaran etika. B. Kode Etik Penelitian 1. Kode pertama, Peneliti membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk memajukan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan peradaban dan kesejahteraan manusia. Dengan demikian peneliti harus menjunjung sikap ilmiah, yaitu: Kritis yaitu pencarian kebenaran yang terbuka untuk diuji. Logis yaitu memiliki landasan berpikir yang masuk akal dan betul. Empiris yaitu memiliki bukti nyata dan absah. Tantangan dalam pencarian kebenaran ilmiah adalah:
Kejujuran untuk terbuka diuji kehandalan karya penelitiannya yang
mungkin membawa kemajuan ilmu pengetahuan, menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi. Keterbukaan memberi semua informasi kepada orang lain untuk memberi penilaian terhadap sumbangan dan/atau penemuan imiah tanpa membatasi pada informasi yang membawa ke penilaian dalam 1 (satu) arah tertentu. 2. Kode kedua, Peneliti melakukan kegiatannya dalam cakupan dan batasan yang diperkenankan oleh hukum yang berlaku, bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan keselamatan semua pihak yang terkait dengan penelitiannya, berlandaskan tujuan mulia berupa penegakan hak-hak asasi manusia dengan kebebasan-kebebasan mendasarnya. Harus dipastikan bahwa kita tidak berkeberatan jika kita berada pada posisi sebagai responden. Dengan demikian perlu dibuat aturan seperti: Peneliti bertanggung jawab untuk tidak menyimpang dari metodologi penelitian yang ada. pelaksanan penelitian mengikuti metode ilmiah yang kurang lebih baku, dengan semua perangkat pembenaran metode dan pembuktian hasil yang diperoleh. 3. Kode ketiga, Peneliti mengelola sumber daya keilmuan dengan penuh rasa tanggung jawab, terutama dalam pemanfaatannya, dan mensyukuri nikmat anugerah tersedianya sumber daya keilmuan baginya. Peneliti berbuat untuk melaksanaan penelitian dengan asas manfaat, diantaranya: Hemat dan efisien dalam penggunaan dana dan sumber daya. Menjaga peralatan ilmiah dan alat bantu lain, khususnya peralatan yang mahal, tidak dapat diganti, dan butuh waktu panjang untuk pengadaan kembali agar tetap bekerja baik. Menjaga jalannya percobaan dari kecelakaan bahan dan gangguan lingkungan karena penyalahgunaan bahan yang berbahaya yang dapat merugikan kepentingan umum dan lingkungan. https://www.studocu.com/id/document/universitas-jember/manajemen-pendidikan/ pendekatan-ilmiah-dan-non-ilmiah/26894241 http://repo.jayabaya.ac.id/74/2/Metodologi%20Penelitian%20Kualitatif%20dan %20Kuantitatif2015.pdf https://katadata.co.id/iftitah/ekonopedia/6295749c7fdd7/pengertian-penelitian-kuantitatif- karakteristik-dan-jenisnya