Anda di halaman 1dari 109

BAB I

KONSEP DASAR PENELITIAN DALAM PROSES PENELITIAN ILMIAH


YANG LOGIS, OBJEKTIF DAN SISTEMATIS

PENDAHULUAN
A. Pengantar pendahuluan
Penelitian adalah suatukegiatan penyelidikan yang dilakukan secara
terencana, penuh kehati-hatian dan teraturterhadap suatu objek atau subyek
tertentu untuk memperoleh bukti, jawaban ataupengetahuan. Sedangkan ilmu
pengetahuan adalah suatu pengetahuan yang sifatnya umum atau
menyeluruh,memiliki metode yang logis dan terurai secara sistematis.Pada
dasarnya ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dengan
penelitian.Penelitian yang baik didasari dengan ilmu pengetahuan, begitu pula
sebaliknya. Denganpenelitian maka ilmu pengetahuan dapat dikembangkan.
Ilmu pengetahuan akan selaluberkembang karena manusia
memilikikemampuan untuk berfikir dan memiliki rasa ingin tahuyang tinggi.
Tetapi, keingintahuan yang kompleks memerlukan suatu cara yang
sistematissehingga diperoleh suatu pengetahuan. Kegiatan penyelidikan secara
sistematis tersebut yangdinamakan penelitian. Menurut Almack dalam
Notoatmodjo (2012), hubungan ilmupengetahuan dan penelitian ini sebagai
hasil dan prosesdimana penelitian sebagai prosesnyadan ilmu pengetahuan
sebagai hasilnya.
Dalammelakukan sebuah penelitian seorang peneliti harus menggunakan
metode yang dapatdimengerti serta diikuti atau diulang oleh peneliti lainnya
sehingga menghasilkanpengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Kemampuan ilmiah yangharus dimiliki oleh mahasiswa yaitu
berfikir ilmiah sebagai upaya dalam memecahkanmasalah. Dalam berfikir
ilmiah mahasiswa harus obyektif, rasional, terbuka dan selaluberorientasi pada
kebenaran. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung
olehpenguasaan sarana berfikir yang baik serta metode ilmiah yang benar.Bab
ini akan menjelaskan tentang penggunaan konsep dasar penelitian dalam
proses penelitian ilmiah di bidang rekam medis dan informasi kesehatan.
B. Deskripsi materi
Bab ini akan membahas tentang konsep dasar penelitian yang terdiri dari
filsafat dan peran metode penelitian dalam pengembangan ilmu, karakteristik
metode ilmiah, sistematika penelitian ilmiah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian.

C. Kemampuan/tujuan akhir yang diharapkan


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan
konsep dasar penelitian dalam proses penelitian ilmiah yang logis, objektif
dan sistematis.

D. Uraian Materi
I. Filsafat dan Peran Metode Penelitian Dalam Pengembangan Ilmu
Pengetahuan
II. Karakteristik Metode Ilmiah
III. Sistematika Penelitian Ilmiah
IV. Tujuan Penelitian
V. Manfaat Penelitian
I. Filsafat Dan Peran Metode Penelitian Dalam Pengembangan Ilmu
Pengetahuan
Penelitian merupakan hal penting dalam mendukung pengembangan ilmu
pengetahuan.Penelitian yang baik dapat mengembangkan khasanah keilmuan
dalamrangkamemperoleh pengetahuan baru, fakta baru atau teori baru.
Perkembanganzaman yang begitu cepat disertai dengan teknologi yang
semakin tinggi menyebabkanterjadinya suatu ketimpangan atau
ketidakseimbangan apabila tidak disertai dengankemampuan sumber daya
manusia yang memadai. Dengansumber daya manusia yang handal,penuh
dengan tanggung jawab, serta memiliki kemauan dan keingintahuan yang
tinggi dalammengembangkan pengetahuannya khususnya melalui sebuah
penelitian, maka akandidapatkan suatu pengetahuan yang berkualitas karena
telah melalui rangkaian yangkebenarannya telah teruji.
Penelitian yang telah teruji mempunyai peranan penting dalam membantu
manusiauntuk memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan baru.
Tanpa adanya penelitianmaka pengetahuan akan terhenti, tidak valid, dan
akhirnya mengalami kemunduran. Menurut Notoadmodjo (2014) terdapat 2
bagian besar cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu:
1. Cara Non Ilmiah atau Tradisional
Cara yang biasa dilakukan oleh manusia saat sebelum ditemukan cara
dengan metode ilmiah. Cara ini dilakukan oleh manusia pada zaman dahulu
dalam rangka memecahkanmasalah termasuk dalam menemukan teori
ataupengetahuan baru. Cara-cara tersebut yaitumelalui: cara coba salah (trial
and error), secara kebetulan, cara kekuasaan atau otoritas,pengalaman pribadi,
cara akal sehat, kebenaran melalui wahyu, kebenaran secara intuitif,melalui
jalan pikiran, induksi dan deduksi.
2. Cara Ilmiah atau Modern
Cara ilmiah ini dilakukan melalui cara-cara yang sistematis, logis dan
ilmiah dalambentuk metode penelitian. Penelitian dilaksanakan melalui uji
coba terlebih dahulu sehinggainstrumen yang digunakan valid dan reliabel dan
hasil penelitiannya dapat digeneralisasikanpada populasi. Kebenaran atau
pengetahuan yang diperoleh betul-betul dapatdipertanggungjawabkan karena
telah melalui serangkaian proses yang ilmiah. Peneliti dalam melaksanakan
penelitiannya harus menjujung tinggi etika dan moraldan mengedepankan
kejujuran. Hasil penelitian harus dilaporkan apa adanya, tidak
bolehmemutarbalikkan fakta penelitian agar sesuai keinginan atau merekayasa
hasil uji statistiksesuai dengan keinginan atau kepentingan tertentu. Selain
menjunjung etika dan moral, seorang peneliti harus memahami landasan
ilmu,yaitu pondasi atau dasar tempat berpijaknya keilmuan.
Tiga landasan ilmu filsafat tersebut merupakan masalah yang paling
fundamental dalam kehidupan karena memberikan sebuah kerangka berpikir
yang sangat sistematis. Ketiganya merupakan proses berpikir yang diawali
dengan pembahasan “Apa itu pengetahuan?”, “Bagaimana mendapatkan
pengetahuan?”, dan “Untuk apa pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-
hari?”. Pada dasarnya semua ilmu pengetahuan tidak terlepas dari tiga
problem filosofis tersebut (ontologis, epistemologis dan aksiologis). Artinya
semua ilmupengetahuan pasti berbicara tentang apa yang menjadi objek
kajiannya (ontologis), bagaimana cara mengetahuinya (epistemologis) dan apa
manfaatnya buat kehidupan manusia (aksiologis).

II. Karakteristik Metode Ilmiah


Sebuah penelitian yang digunakan untuk mengungkap berbagai hal
membutuhkan sebuah sistem yang bersifat ilmiah, sebagaimana disebutkan
oleh Morissan (2012), bersifat ilmiah berarti sebuah analisis empiris yang
diorganisir dengan baik, terkontrol, objektif, bersifat kualitatif atau kuantitatif
dari satu variabel atau lebih. Almack dalam Notoatmodjo (2012) membuat
batasan bahwa metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip-prinsip
logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran. Metode
ilmiah memiliki enamkarakteristik utama yang menjadi pembeda dari sebuah
metode lainnya. Berikut penjelasan tentang enam karakteristik metode ilmiah:
1. Empiris artinya informasi, keterangan dan hasil yang diperoleh
berdasarkan kejadian nyata (fakta), tidak berbasis hanya dari opini atau
dugaan-dugaan peneliti sendiri atau orang lain.
2. Objektif artinya hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian berdasarkan
bukti yang lengkap dan objektif,tidak eksklusif, dan bukan merupakan
hasil rekayasa atau pertimbangan-pertimbangan subjektif.
3. Kritis dan analistis artinya metode ilmiah menunjukkan adanya proses
yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk
pemecahan masalah secara tepat, teliti, rinci dan hati-hati sehingga
menghasilkan data yang valid dan reliabel serta mampu membuat
generalisasi yang signifikan.
4. Logis artinyapenelitian harus dapat dijelaskan secara logika atau masuk
akal dan kesimpulan yang dibuat dan dibuktikan secara rasional
berdasarkan bukti-bukti yang tersedia serta argumentasi imiah.
5. Konseptual dan teoritisartinya penelitian dilaksanakan dengan
pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Sistematis artinya suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara
berurutan sesuai pola/prosedur dan kaidah yang benar.

III. Sistematika Penelitian Ilmiah


Metode ilmiah merupakan hasil sintesis dari proses berfikir ilmiah
berangkat dari suatu permasalahan yang perlu dicari jawaban atau pemecahan
masalahnya melalui kajian dataempiris dalam suatu langkah-langkah kegiatan
ilmiah atau penelitian. Menurut John Dewey dalam Notoatmodjo (2012),
proses tersebutdilakukan secara sistematis dan terkontrol melalui tahapan-
tahapan berikut:
1. Menemukan masalah penelitian yang mendorong untuk dicari pemecahan
atau solusinya. Ide masalah dapat ditemukan dari fakta-fakta di lapangan
yang tidak sesuaidengan teori atau terdapat kesenjangan antara teori
dengan kenyataan di lapangan.
2. Menyusun kerangka permasalahan dalam bentuk rumusan masalah yang
jelasbatasannya. Masalah yang telah ditemukan dan didukung dengan
fakta atau dataterkait. Selain dengan melakukan observasi dapat juga
dilakukan studi pendahuluanuntuk mendapatkan data atau fakta yang
sesuai dengan masalahnya.
3. Menyusun pemecahan masalah dalam bentuk dugaan sementara atau
hipotesis. Hipotesis digunakan untuk mengutarakan jawaban sementara
terhadapmasalah yang akan diteliti yang sifatnya masih praduga karena
masih harus dibuktikankebenarannya melalui uji statistik.
4. Melakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah diajukan. Hasilnya ada
duakemungkinan yaitu hipotesis diterima atau ditolak. Merumuskan
pemecahan masalah berdasarkan hasil uji hipotesis. Selanjutnya dapt
dirumuskan pemecahan masalah dari hasil yang diperoleh dari pengujian
hipotesis tersebut.
Dengan demikian maka penelitian pada dasarnya adalah proses penerapan
metode ilmiah tersebut yang hasilnya adalah ilmu (kebenaran). Tahapan
penelitian sebagai implementasi dari metode ilmiah tersebut, secara detail
dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Memilih dan mengidentifikasi masalah dengan menguraikan masalah
penelitian dalam latar belakang penelitian, kemudian dirumuskan dalam
bentuk pernyataan atau pertanyaan penelitian. Selanjutnya menyusun
tujuanpenelitian mengacu pada uraian dan rumusan masalah pada latar
belakang penelitiantersebut.
2. Melakukan studi literatur untuk memperoleh dukungan teoritis dan materi-
materi terkait topikpenelitian serta menyusunnya ke dalam tinjauan
pustaka. Tinjauan pustaka disusunsebagai landasan penyusunan kerangka
teori dan kerangka konsep penelitian. Pada penelitian analitik kuantitatif
perlu disusun hipotesis sebagai dugaan sementara yang nantiakan
dibuktikan kebenarannya melalui uji statistik.
3. Menentukan desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian
4. Menentukan populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, serta
menghitung besar sampel.
5. Menentukan variabel penelitian, definisi operasional, cara ukur, skala
ukur, dan hasil ukur variabel penelitian.
6. Menyusun instrumen penelitian dan cara pengumpulan data
7. Melaksanakan penelitian dalam tahap pengumpulan data baik melalui
wawancara ataupun melalui observasi sesuai dengan perencanaan
8. Melaksanakan pengolahan dan analisis data-data yang telah dikumpulkan
9. Menyusun hasil dan pembahasan penelitian dalam laporan akhir penelitian

IV. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian merupakan acuan atau arah dalam melaksanakan suatu
penelitian. Hal ini berkaitan dengan jenis penelitian yang akan dilakukan serta
batasan dalampenelitian. Secara umum penelitian bertujuan untuk menemukan
pengetahuan, teori, konsep atau dalil generalisasi baru tentang bidang ilmu
yang diteliti, memperbaiki atau memodifikasi teori lama dan memperkokoh
suatu teori atau generalisasi yang sudah ada.
Berdasarkan batasan penelitian kesehatan maka ruang lingkup
penelitiankesehatan meliputi preventif dan promotif serta kuratif dan
rehabilitatif. Langkah preventifdan promotif di bidang rekam medis misalnya
dengan melakukan langkah pencegahan dansosialisasi tentang potensi fraud
dalam penggunaan kartu identitas berobat, kartu asuransidan lain-lain kepada
masyarakat ataupun petugas bagian pendaftaran. Sedangkan padakuratif dan
rehabilitatif, misalnya penelitian dalam bentuk menganalisis perancangan
desainformulir dokumen rekam medis yang diperlukan di bagian rawat jalan,
rawat inap ataupun diunit lainnya disesuaikan dengan kebutuhan dan
kekhususannya sehingga penggunaan formulir benar-benar efisien dan efektif.
Contoh lainnya adalah mengidentifikasi dan menganalisis kelengkapan
dokumen rekam medis pada kasus/penyakit tertentu. Upaya evaluasi melalui
penelitian di bidang rekam medisdiharapkan dapat menjaga dan meningkatkan
mutu layanan kesehatan secara keseluruhan.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka secara garis besar tujuan penelitian
di bidang rekam medis antara lain:
1. Menemukan atau membuktikan fakta lama ataupun baru di bidang rekam
medis dan informasi kesehatan
2. Menganalisis atau melakukan uji hubungan atau interaksi antara fakta-
fakta yang ditemukan di bidangrekam medis dan informasi kesehatan
3. Menjelaskan fakta-fakta yang ditemukan dibandingkan dengan teori dan
hasil penelitiansebelumnya yang sejenis di bidangrekam medis dan
informasi kesehatan
4. Mengembangkan alat, teori atau konsep dan memberikan pemecahan
masalahatau alternatif solusi terkait dengan kebijakan dibidangrekam
medis dan informasi kesehatanserta peningkatan mutu pelayanan
kesehatan dari mulai pasien masuk hingga pulang termasuk proses
pembiayaan/ klaim BPJS.

V. Manfaat Penelitian
Penelitian sangat bermanfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
Manfaat penelitian adalah kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian, baik
bagi pengembangan program dan pemecahan masalah maupun kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan. Secara umum manfaat penelitian di bidang
rekam medis antara lain sebagai berikut:
1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mendeskripsikan keadaan atau
status kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Di bidang rekam
medis antara lain dapat digunakan untukmendeskripsikan pasien dengan
diagnosis tertentu dari mulai pencatatan tanda dangejala hingga penentuan
kodefikasi yang tepat, mendeskripsikan mutu pelayanankesehatan
mengacu pada standar pelayanan minimal di pelayanan
kesehatan,mendeskripsikan angka morbiditas dan mortalitas,
mendeskripsikan kebutuhan sumberdaya manusia, dan lain-lain.
2. Hasil penelitian dapat menggambarkan potensi kemampuan sumber daya
baik sumberdaya manusia maupun sumber daya lainnya dalam mendukung
pengembangankesehatan. Di bidang rekam medis, hasil penelitian dapat
menggambarkanpenyelenggaraan rekam medisdan ketersediaan data yang
lengkap dan akurat dalamrangka menunjang, menjaga dan meningkatkan
mutu pelayananan kesehatan.
3. Hasil penelitian dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan
memberikanalternatif solusi terkait dengan penyebab masalah kesehatan
atau kendala lainnya yangterjadi dalam sistem pelayanan kesehatan. Di
bidang rekam medis, hasil penelitiandapat memberikan data secara
keseluruhan baik data pasien maupun gambaran kinerjatenaga kesehatan
yang terlibat di pelayanan kesehatan, sehingga dapat
memberikaninformasi penyebab atau kendala dan alternatif solusinya.
4. Hasil penelitian dapat digunakan untuk melakukan tindak lanjut berupa
pengambilankeputusan atau kebijakan (policy) pengembangan kesehatan.
Di bidang rekam medis, hasilpenelitian sangat erat kaitannya dengan
penyediaan data sebagai dasar dalampengambilan keputusan kebijakan di
tingkat top manajemen.
5. Hasil penelitian dapat menggambarkan secara kuantitas dan kualitas
keadaan suatupelayanan kesehatan dari segi pembiayaan, sarana prasarana
dan ketenagaan. Di bidangrekam medis, hasil penelitian tentang analisis
beban kerja dan ketenagaan (SDM),ketersediaan formulir dokumen rekam
medis, ketersediaan data dan penentuankodefikasi dalam proses
pembiayaan atau klaim.

Rangkuman
Ilmu dan penelitian saling berhubungan dalam memperoleh suatu
pengetahuan, karena ilmu merupakan hasil dan penelitian merupakan
prosesnya.Cara memperoleh pengetahuan terdapat 2 metode yaitu metode non
ilmiah atau tradisional dan metode ilmiah atau modern. Terdapat enam
karakteristik metode ilmiah yaitu empiris, objektif, kritis dan analistis, logis,
konseptual dan teoritis, sistematis.Secara umum penelitian bertujuan untuk
menemukan pengetahuan, teori, konsep atau dalil generalisasi baru tentang
bidang ilmu yang diteliti, memperbaiki atau memodifikasi teori lama dan
memperkokoh suatu teori atau generalisasi yang sudah ada. Manfaat penelitian
adalah kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian, baik bagi pengembangan
program dan pemecahan masalah maupun kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan.

Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa mencari referensi dari buku atau artikel penelitian rekam
medis untuk membatu menjelaskan manfaat dan tujuan penelitian perekam
medis dan informasi kesehatan.
b. Setiap mahasiswa memberikan penjelasan tentang manfaat, tujuan
penelitian dan mengaitkannya dengan pekerjaan profesi RMIK dan
pengembangan ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
JAWABAN TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!
Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa mencari referensi dari buku atau artikel ilmiah
b. Setiap mahasiswa memberikan penjelasan tentangsikap atau sifat-sifat
yang harus dimiliki oleh seorang peneliti beserta dengan contohnya.
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
JAWABAN TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
Lembar Jawaban
Topik 1:
1. Tujuan penelitian dalam bidang rekam medis dan informasi kesehatan adalah
memperkokoh suatu teori atau generalisasi yang sudah ada, menemukan dan
memodifikasi pengetahuan, teori, konsep atau generalisasi baru dalam bidang
rekam medis dan informasi kesehatan. Misalnya sebuah penelitian bertujuan
untuk mengukur kefektifan sistem pendaftaran pasien melaui elektronik
(online). Melalui peneltian ini diperoleh suatu modifikasi konsep atau
generalisasi baru pengelolaan rekam khususnya pada unit pendaftaran pasien.
Manfaat penelitian dalam bidang rekam medis dan informasi kesehatan adalah
sebagai peta yang menggambarkan tentang keadaan kesehatan, sarana untuk
menyusun kebijakan (policy),sebagai dasar melukiskan tentang kemampuan
dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan serta tenaga kerja dan menguji
metode atau solusi terbaik dalam memecahkan masalah. Misalnya sebuah
penelitian mengukur indikator statistik rumah sakit dan menyusun grafik
barber jhonsion bermanfaat bagi rumah sakit untuk menyusun kebijakan
terbaik sesuai kondisi yang ditunjukan pada grafik tersebut. Contoh lainnya
penelitian mengukur kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja rekam
medis menggunakan metode WINS, bermanfaat gambaran kebutuhan tenaga
rekam medis di fasyankes.
Pembahasan soal:
Dalam melaksanakan pekerjaan pengelolaan rekam medis di fasyankes tentu
saja banyak hal-hal atau masalah yang terjadi. Melalui penelitian,
permasalahan tersebut dapat dicari jawaban, solusi dan rekomendasi yang
tepat agar terwujudnya menajemen rekam medis yang baik di fasyankes.
Selain itu, dengan penelitian juga dapat mengembangkan dan menemukan
pengetahuan dan teknologi terkait pengelolaan rekam medis yang efektif dan
efesien di fasyankes.

2. Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya wajib dimiliki oleh seorang
peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik
pula, maka peneliti harus memiliki beberapa sifat-sifat berikut ini:
a. Mampu membedakan antara fakta dan opini. Fakta merupakan suatu
kenyataan yang kemudian disertai dengan bukti-bukti ilmiah dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini berupa pendapat
pribadi dari seseorang yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam
melakukan studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti pada tahap observasi,
seorang peneliti diharapkan mampu membedakan antara fakta dan opini
agar hasil penelitiannya tersebut memiliki ketepatan dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan dalam melakukan
argumentasi. Peneliti yang baik diharapkan dapat mengedepankan sifat
rendah hati ketika berada dalam satu ruang dengan orang lain terlebih
dengan orang yang memiliki pandangan yang berbeda dengan peneliti. Saat
ada peneliti lain yang bertanya, kemudian saat berargumentasi, atau
saat mempertahankan hasil penelitiannya, diharapkan peneliti selalu
menjunjung tinggi sikap sopan santun dan dapat menghindari perdebatan
yang melibatkan emosi. Dalam mengemukakan pendapat dan
berargumentasi kepala harus tetap dingin, tetapi peneliti juga harus tetap
berani mempertahankan kebenaran yang diyakininya dengan dasar bahwa
pendapatnya sudah dilengkapi dengan fakta pendukung yang jelas sumber
dan kajiannya.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu. Peneliti hendaknya memiliki sifat haus
akan ilmu sehingga akan memiliki keinginan untuk menuntut ilmu, dengan
demikian peneliti akan selalu berusaha memperluas pengetahuan dan serta
wawasannya, kemudian peneliti tersebut tidak ingin ketinggalan berbagai
informasi di segala bidang, dan selalu akan berusaha mengikuti
perkembangan berbagai ilmu pengetahuan yang semakin hari semakin
bertumbuh, semakin canggih dan semakin modern seiring dengan
perkembangan jaman.
d. Peduli terhadap lingkungan. Dalam melakukan aktivitas penelitian, peneliti
diharapkan peduli terhadap lingkungan di sekitarnya dan berusaha agar
hasil penelitian yang dilakukannya akan membawa dampak yang baik bagi
lingkungan dan bukan sebaliknya merusak lingkungan sekitarnya.
e. Mengemukakan pendapat secara Ilmiah dan Kritis. Pendapat dari seorang
peneliti diharapkan selalu bersifat ilmiah dan sifatnya tidak mengada-ada
tanpa didukung bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Peneliti juga harus bersikap kritis terhadap permasalahan yang sedang
terjadi dan berkembang di masyarakat.
f. Berani mengusulkan perbaikan atas suatu kondisi dan bertanggung jawab
terhadap usulannya tersebut. Peneliti duharapkan memiliki sifat berani dan
sifat bertanggung jawab terhadap semuakeadaan hasil konsekuensi
penelitian yang harus dihadapinya jika sudah mengusulkan sesuatu terkait
perbaikan kondisi tertentu. Usulan yang telah diutarakan tersebut akan
selalu diemban dengan baik dan dilaksanakan semaksimal mungkin,
kemudian diwujudkan dalam bentuk nyata sehingga hasilnya dapat
dinikmati oleh orang lain dalam bentuk yang lebih baik.
g. Bekerja Sama dalam melakukan aktivitas penelitian. Dalam kehidupan
sehari-hari, peneliti diharapkan mampu bekerja sama dengan orang lain
dan tidak individualis atau tidak mementingkan diri sendiri.
h. Jujur terhadap Fakta yang terjadi dalam penelitian. Peneliti
diwajibkanharus jujur terhadap fakta terkait penelitian dan tidak boleh
memanipulasi fakta demi kepentingan penelitiannya sendiri. Proses
penelitian harus berlandaskan pada studi kepustakaan yang benar agar jika
orang lain melakukan penelitian yang sama, akan didapatkan hasil yang
sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwa itulah
hasil penelitian yang sebenarnya.
i. Tekun. Seorang peneliti hendaknya harus tekun dalam penelitian yang
dilakukannya, tidak boleh ada sifat malas, mudah jenuh, dan ceroboh, juga
harus rajin, bersemangat, serta tidak mudah putus asa.
Pembahasan soal:
Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang peneliti antara lain adalah
memiliki kemampuan untuk membedakan fakta dan opini, memiliki sikap
berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan dalam berargumentasi,
memiliki kemampuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, memiliki
kepedulian terhadap lingkungan, memiliki kemampuan dalam berpendapat
secara ilmiah dan kritis, serta memiliki keberanian mengusulkan suatu
pemecahan masalah dan bertanggung jawab terhadap usulannya. Sikap ilmiah
ini merupakan salah satu bekal dasar bagi peneliti dalam menjalankan
penyelidikan atau penelitian ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hosizah dan Sri Sugiarsi, 2018, Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Bidang Rekam Medis dan Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta:
APTIRMIKI.
2. Masturoh, Imas dan Nauri Anggita T, 2018. Bahan Ajar Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
3. Notoatmodjo, Soekidjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
4. Morissan, 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta:Prenanda Media
Group.
5. Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
6. Sastroasmoro, S. I, 2012. Dasar-Dasar Metodologi Klinis. Jakarta. Bina
Rupa Aksara.
BAB II
JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN DALAM PROSES
PENELITIAN ILMIAH SECARA LOGIS, OBJEKTIF DAN SISTEMATIS

PENDAHULUAN
A. Pengantar pendahuluan
Rancangan penelitian merupakan cara sistematis yang digunakan untuk
memperolehjawaban dari pertanyaan penelitian. Dalam rancangan desain
penelitian dimuat aturan yangharus dipenuhi dalam seluruh proses penelitian.
Secara luas pengertian rancangan penelitian mencakup berbagai hal yang
dilakukan peneliti mulai dari identifikasi masalah,rumusan hipotesis, definisi
operasional, cara pengumpulan data hingga analisis data. Dalampengertian
sempit rancangan desain penelitian merupakan pedoman untuk mencapai
tujuan penelitian. Dengan demikian rancangan desain penelitian yang dipilih
oleh peneliti harus benar-benarmerupakan cara yang paling efisien untuk
menjawab tujuan dan pertanyaan penelitian. Bukanberarti bahwa rancangan
yang dipilih lebih unggul dari rancangan penelitian yang lainnya. Akan
tetapirancangan yang dipilih merupakan rancangan desain yang paling sesuai
dan tepat untuk menjawab tujuandan pertanyaan penelitian.
Pemilihan jenis dan rancangan penelitian sangat penting karena apabila
rancangan yang dipilih tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian atau tujuan
penelitian maka hasil dankesimpulan yang diperoleh pun akan salah.
Rancangan penelitian yang sesuai dapat menuntunpeneliti untuk melakukan
penelitian secara efisien dan efektif. Sebagai contoh apabila penelitihanya
ingin mengetahui gambaran kelengkapan dokumen rekam medis, maka hasil
penelitianakan jadi salah bila rancangan yang dipilih adalah rancangan
penelitian analitik yang menggunakan ujistatistik karena rancangan penelitian
yang dipilih tidak menjawab pertanyaan dan tujuanpenelitian, sehingga pada
akhirnya menjadi tidak efisien dan efektif. Agar peneliti dapatmelakukan
pemilihan jenis dan rancangan penelitian dengan tepat maka harus memahami
rancangan penelitian. Secara khusus bab ini akan menjelaskan tentang jenis
dan rancangan penelitian survei, penelitian eksperimen, penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif.
B. Deskripsi materi
Bab ini akan membahas tentang jenis dan rancangan peneltian yang terdiri
dari penelitian survei, penelitian eksperimen, penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.

C. Kemampuan/tujuan akhir yang diharapkan


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menentukan jenis
dan rancangan penelitian dalam proses penelitian ilmiahsecara logis, objektif
dan sistematis.

D. Uraian Materi
I. Penelitian Survei
II. Penenlitian Eksperimen
III. Penelitian Kuantitatif
IV. Penelitian Kualitatif
I. Penelitian Survei
1. Definisi penelitian survei
Desain penelitian survei merupakan penelitian dimana peneliti tidak
melakukan intervensi atau perlakuan terhadap variabel. Penelitian ini
hanya untuk mengamati fenomenaalam atau sosial yang terjadi, dengan
sampel penelitian merupakan bagian dari populasi dan dan jumlah sampel
yang diperlukan cukup banyak. Hasil penelitian yang diperoleh dari
sampel tersebut kemudian dapat digeneralisasikan kepada populasi yang
lebih luas (Sugiyono, 2009). Penelitian Survey menggunakan kuesioner
sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh
informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi
tertentu.
Penelitian survei terdiri dari dua bagian yaitu survei murni dan survei
ex post facto. Survei murni merupakan proses penelitian yang mengambil
data dari responden tanpa memberikan perlakuan dan variabel yang diteliti
masih dapat diubah (berubah seiring perlakuan yang dialami selanjutnya),
serta data yang dihasilkan merupakan data dengan tipe rasio/interval dan
diambil dengan menggunakan angket.Sedangkan survei ex post facto
merupakan proses penelitian tanpa memberikan perlakuan, akan tetapi
variabel yang diteliti biasanya sangat sulit diubah/direkayasa dan data yg
dihasilkan merupakan data dengan tipe nominal/ordinal yg diambil
menggunakan form isian.
2. Karakteristikpenelitian survei
Penelitian survey dilakukan dengan pengamatan di mana indikator
mengenai variabel adalah jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang
diberikan kepada responden baik secara lisan maupun tertulis. Peneliti
tidak berusaha untuk mengatur atau menguasai situasi sehingga perubahan
dalam variabel adalah hasil dari peristiwa yang terjadi dengan sendirinya.
Adapun karakteristik penelitian survey yaitu:
a. Melibatkan sampel yang mampu mewakili populasi. Jadi teknik
pengambilan sampelnya harus sampling probabilistic (sampel acak).
Survei yang dilakukan terhadap populasi dinamakan sensus.
b. Informasi yang dikumpulkan berasal langsung dari responden.
Responden dapat menyatakan langsung pandangannya berdasarkan
pertanyaan tertulis yang diberikan kepadanya (kuesioner), atau juga
berdasarkan pertanyaan lisan (wawancara).
c. Karena sampel harus representatif (mewakili populasi), maka ukuran
sampelnya relatif banyak (sebanding dengan populasi), dibandingkan
dengan metode lainnya.
d. Penarikan data dilakukan dalam tatanan yang natural, apa adanya,
sesuai dengan kondisi sebenarnya. Responden harus tidak boleh
mengemukakan tanggapannya dalam lingkungan asing yang tidak
nyaman, atau akrab dengan dirinya. Misalnya, kuesioner diisi di ruang
khusus. Biasanya peneliti datang ke tempat kerja atau ke rumah
responden.
Karena karakterisik yang demikian tadi, di mana melalui survei
memungkinkan peneliti melingkup wilayah yang lebih luas, maka banyak
penelitian sosial menggunakan metode ini. Pada dasarnya ada dua bentuk
penelitian survei yaitu survei dengan cara wawancara, dan survei dengan
cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner).
3. Langkah-langkahpenelitian survei
a. Pemilihan Masalah. Masalah akan jelas jika sebelumnya telah
dilakukan telaah terhadap permasalahan. Teori-teori, pengalaman dan
pengamatan yang telah dilakukan akan dapat digunakan sebagai dasar
dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti.
b. Penetapan Tujuan Penelitian.Setelah memilih masalah penelitian
selanjutnya menentukan tujuan survei. Dalam penelitian survei, tujuan
penelitian adalah untuk menemukan jawaban atas suatu permasalahan.
Penulisan tujuan penelitian harus disesuaikan dengan masalah-masalah
penelitian yang diajukan.
c. Perumusan Kerangka Teori/Konsep. Dalam pikiran kita terbentuk
pengelompokan-pengelompokan pikiran dari sejumlah ciri-ciri
fenomena sebagai ide-ide yang abstrak. Dengan demikian, konsep-
konsep ini dapat kita gunakan sebagai simbol-simbol yang kita
pelajari.
d. Pengajuan Hipotesa. Setelah kita tentukan konsep-konsep yang tepat,
langkah selanjutnya adalah mencari hubungan antara gejala-gejala dan
fakta-fakta, yang tercermin dalam konsep-konsep yang digunakan
dalam penelitian karena dalam penelitian survei tujuan yang akan
dicapai adalah untuk menjelaskan suatu fenomena sosial atau alam
tertentu. Rumusan yang menyatakan harapan adanya hubungan
tertentu antara dua fakta atau lebih merupakan suatu hipotesa.
e. Pengumpulan Data. Data yang dicari dalam penelitian survei
dikumpulkan melalui kuesioner. Pada penelitian survei, penggunaan
kuesioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil
kuesioner tersebut akan disusun dalam angka-angka, tabel-tabel,
analisa statistik dan uraian serta kesimpulan dari penelitian.
f. Pengolahan Data. Jawaban yang terdapat di kuesioner selanjunya
diolah agar dapat digunakan untuk analisa data.
g. Analisis Data. Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam
proses pengolahan data hasil kuesioner biasanya digunakan statistik.
Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data
penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih
sederhana dan lebih mudah dipahami.
h. Penarikan Generalisasi/Kesimpulan. Dari hasil pengolahan data dan
analisis data dapat diketahui jawaban dari tujuan penelitian. Hasil
analisis data digeneralisir untuk memperoleh kesimpulan atas usaha
penyederhanaan data serta mempermudah pembacaan hasil untuk
menjawab tujuan penelitian. Setelah proses generalisasi langkah
selanjutnya adalah penulisan laporan.
i. Penulisan Laporan. Penyajian itu pada umumnya dalam bentuk
penulisan laporan penelitian. Namun dalam penulisan laporan ini perlu
diingat bahwa penulisan laporan penelitian tidaklah sembarangan,
tetapi dituntut aturan-aturan atau prosedur-prosedur tertentu agar
hasilnya dapat dijadikan sebagai sebuah laporan ilmiah.
4. Kelebihan dan kekuarangan penelitian survei
Kelebihan penelitian survey yaitu relatif murah,deskripsi populasi
besar, menjangkau lokasi terpencil dengan menggunakan surat, email atau
telepon, sampel sangat besar memberi hasil signifikan secara statistik
bahkan ketika menganalisis beberapa variabel, banyak pertanyaan
diterapkan mengenai suatu topik sehingga memiliki fleksibilitas tinggi,
pertanyaan standar membuat pengukuran lebih tepat, memiliki
kemampuan tinggi dalam mengeliminasi subjektivitas peneliti.
Sedangkan kelemahan menggunakan penelitian survey, standarisasi
metodologi memaksa peneliti merancang pertanyaan umum sehingga
menghapus keunikan tiap responden, survei yang fleksibel membutuhkan
desain administrasi stabil sepanjang pengumpulan data, peneliti harus
memastikan bahwa sejumlah besar sampel memberikan respon (bebas
respon bias), mungkin sulit bagi responden mengingat informasi atau
mengatakan kebenaran tentang pertanyaan controversial, berbeda dengan
direct observation, penelitian survei sulit mengontrol “konteks”.

II. Penelitian Eksperimen


1. Definisi penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan
secara sengaja oleh peneliti. Penelitian eksperimen adalah merupakan
metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung
fenomena sebab akibat (Notoatmodjo, 2012). Penelitian eksperimen
(Experimental Research) adalah suatu penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainnya dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat (Sugiyono, 2009).Secara Umum Penelitian
eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh
pemberian suatu treatment atau perlakuan terhadap subjek penelitian.
Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam metode eksperimen,
peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol,
kegiatan memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen,
peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol
yang tidak mendapatkan perlakuan.
2. Karakteristik penelitian eksperimen
Dalam penelitian eksperimen peneliti harus menyusun variabel-
variabel minimal satu hipotesis yang menyatakan hubungan sebab akibat
diantara variabel-variabel yang terjadi. Variabel-variabel yang diteliti
termasuk variabel bebas dan variabel terikat yang telah ditentukan secara
tegas oleh peneliti sejak awal penelitian. Adapun karakteristik penelitian
ekseperimen yaitu:
a. Variabel-variabel penelitian dan kondisi eksperimen diatur secara
tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol,
memanipulasi langsung, maupun random (acak).
b. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk
dibandingkan dengan kelompok eksperimen.
c. Penelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk
memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis
penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin
mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan
penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya
pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn
kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
d. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan
penelitian eksperimen, untuk mengetahui apakah manipulasi
eksperimen yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar
menimbulkan perbedaan.
e. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana
kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan
menggeneralisasikan pada kondisi yang sama.
f. Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel
perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan
bervariasi.
3. Langkah-langkah penelitian eksperimen
a. Melakukan kajian secara induktif yang berkaitan dengan permasalahan
yang hendak dipecahkan
b. Mengidentifikasikan permasalahan
c. Melakukan studi litelatur yang relevan, mempormulasikan hipotesis
penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel.
d. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang
tidak diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih
desain eksperimen yang tepat, menentukan populasi dan memilih
sampel penelitian, membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, membuat instrumen yang sesuai,
mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan
hipotesis.
e. Melakukan kegiatan eksperimen (memberi perlakukan pada kelompok
eksperimen)
f. Mengumpulkan data hasil eksperimen
g. Mengelompokan dan mendeskripsikan data setiap variabel
h. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai
i. Membuat laporan penelitian eksperimen.
4. Kelebihan dan kekuarangan penelitian eksperimen
Penelitian eksperimental mempunyai dua kelebihan kemampuan untuk
membuktikan ada tidaknya hubungan sebab-akibat yang dihasilkan
pada penelitian eksperimen lebih kuat atau bahkan paling kuat
dibandingkan penelitian non-eksperimental, artinya variabel terikat yang
terjadi atau muncul dalam penelitian eksperimen hanya disebabkan oleh
variabel bebas dan bukan oleh faktor-faktor lainnya. Selain itu penelitian
eksperimen memiliki kemampuan untuk memanipulasi secara tepat satu
atau lebih variabel yang diinginkan peneliti.
Adapun kelemahan dari rancangan penelitian eksperimental,
yaitupenelitian eksperimental sulit untuk digeneralisasikan dalam
kehidupan sehari-hari.Hal ini disebabkan oleh kondisi penelitian
eksperimental yang sangat terkontrol (buatan), sehingga situasinya tidak
seperti dalam kehidupan sehari-hari (artificiality of
experiments).Pelaksanaan penelitian eksperimental umumnya
membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Penelitian eksperimen
bersifat unethical, terutama pada eksperimen sungguhan dan semu, ada
dampak kurang baik pada pengetahuan, psikologi, dan moral subjek
(kelompok kontrol) akibat tidak diberikan perlakukan yang sama dengan
kelompok eksperimen. Sementara itu, peneliti yang memberikan perlakuan
pada kelompok eksperimen dalam jangka waktu tertentu cenderung tidak
memperhatikan kondisi dan kebutuhan subjek penelitian, sehingga fisik
dan psikologi subjek penelitian dapat terganggu.
III. Penelitian Kuantitatif
1. Definisi penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Logika hipotesis penda
penelitian kuantitatif diawali dengan berfikir deduktif untuk menurunkan
hipotesis kemudian melakukan pengujian di lapangan dan kesimpulan atau
hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris.
Secara prinsip menggunakan pendekatan deduktif-induktif berangkat
dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti
berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi
permasalahan-permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk
memperoleh pembenaran (verifikasi) atau penilaian dalam bentuk
dukungan data empiris di lapangan, dan meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
2. Karakteristikpenelitian kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut:
a. Proses pengumpulan data yang ada dilakukan dengan menggunakan
alat terstruktur seperti kuesioner, kuesioner atau survei.
b. Hasil analisis didasarkan pada sampel populasi yang representatif.
c. Studi yang sama dapat diulangi di masa depan untuk mencapai tingkat
keandalan atau kepercayaan diri yang tinggi.
d. Semua aspek yang diperlukan untuk penelitian ini dipersiapkan dengan
cermat sebelum proses pengumpulan data, termasuk alat penelitian.
e. Data dalam bentuk angka, angka atau statistik
f. Peneliti menggunakan alat analisis seperti perangkat lunak untuk
memproses data.
g. Fokus utama penelitian kuantitatif adalah untuk mengklasifikasikan,
menghitung, dan membangun model statistik untuk menjelaskan apa
yang sedang diselidiki.
h. Penelitian kuantitatif mengutamakan suatu objektifitas data dalam
studi tentang fenomena sosial.
3. Langkah-langkahpenelitian kuantitatif
a. Membuat pendahuluan dengan menentukan perumusan masalah dan
tujuan penelitian.
b. Melakukan studi literatur atau tunjauan pustaka untuk mendapatkan
teori-teori yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Berdasarkan
tinjauan teoritis maka dibentuklah kerangka konsep penelitan.
c. Menyusun metode peneltian, metode pengumpulan data dan instrumen
yang tepat.
d. Pengumpulan dan pengolahan datauntuk memperoleh hasil penelitian.
e. Analisis dan interpretasi data yaitu proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam
proses pengolahan data hasil kuesioner biasanya digunakan statistik.
f. Penarikan Generalisasi/Kesimpulan. Dari hasil pengolahan data dan
analisis data dapat diketahui jawaban dari tujuan penelitian. Hasil
analisis data digeneralisir untuk memperoleh kesimpulan atas usaha
penyederhanaan data serta mempermudah pembacaan hasil untuk
menjawab tujuan penelitian.
g. Penulisan Laporan. Penyajian itu pada umumnya dalam bentuk
penulisan laporan penelitian. Namun dalam penulisan laporan ini perlu
diingat bahwa penulisan laporan penelitian tidaklah sembarangan,
tetapi dituntut aturan-aturan atau prosedur-prosedur tertentu agar
hasilnya dapat dijadikan sebagai sebuah laporan ilmiah.

4. Kelebihan dan kekuarangan penelitian kuantitatif


Kelebihan metode penelitian kuantitatif yaitu mendukung studi ilmu
sosial yang cakupannya makro karena bisa melibatkan subjek penelitian
dalam jumlah besar, adanya objektivitas hasil penelitian menghasilkan
penjelasan yang sifatnya umum atau general dari suatu fenomena.
Penelitian kuantitatif mampu mengaplikasikan angka rata-rata dari suatu
perhitungan sehingga desain penelitian bisa direplikasi dan dianalisis
relevansinya di tempat lain, mampu melalukan studi perbandingan secara
objektif, dan potensi bias yang sifatnya personal bisa dihindari dengan
cara peneliti menjaga jarak dengan partisipan yang diteliti dan dengan cara
menggunakan software komputer ketika menganalsis.
Kekurangan metode penelitian kuantitatif seringkali mengabaikan
detail konteks sosial yang diteliti, pendekatannya statis dan rigid sehingga
tidak fleksibel ketika peneliti di lapangan. Penelitain kuantitatif memiliki
potensi bias yang sifatnya struktural karena rumusan masalah yang dibuat
biasanya merefleksikan kepentingan peneliti tanpa mempertimbangkan
permasalahan yang sebenarnya dihadapi oleh partisipan, hasil penelitian
seringkali kurang detail dan mendalam menjelaskan perilaku dan motivasi
tindakan individu. Peneliti bisa saja mengumpulkan data yang lingkupnya
sempit dan superficial dan hasil penelitian memiliki kualitas penjelasan
yang terbatas pada deskripsi numerik dan kurang detail dalam
mengelaborasikan aspek persepsi manusia.

IV. Penelitian Kualitatif


1. Definisi penelitian kualitatif
Metode Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan
instrumen kunci. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan tri-anggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi(Sugiyono, 2011). Perbedaannya dengan
penelitian kuantitatif adalah penelitian ini berangkat dari data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan
sebuah teori.
Pendekatan penelitian kualitatif (qualitative research)dilakukan
dengan penjelasan teoritis yang ingin dibangun (berdasarkan data)
mementingkan perspektif, definisi dan interprestasi partisipan, maka
diperlukan suatu pendekatan penelitian tersendiri, yang arah dan tujuannya
kepada pemahaman terhadap suatu masalah berdasarkan prespektif
termasuk definisi dan interprestasi para pelaku di situs penelitian yang
sesuai dengan arah dan tujuan tersebut. Tujuan penggunaan pendekatan
kualitatif untuk mengeksplorasi pengalaman batin peserta, mengeksplorasi
bagaimana makna terbentuk dan ditransformasikan, menjelajahi daerah
yang belum diteliti secara menyeluruh, menemukan variabel yang relevan
yang nantinya dapat diuji melalui bentuk-bentuk kuantitatif penelitian dan
untuk mengambil pendekatan holistik dan komprehensif dalam
mempelajari fenomena.
2. Karakteristikpenelitian kualitatif
Karakteristik penelitian kualitatifadalah sebagai berikut:
a. Penelitian kualitatif mennggunakan latar alamiah atau pada konteks
dari suatu keutuhan (enity)
b. Penelitian kualitatif instrumennya adalah manusia, baik peneliti sendiri
atau dengan bantuan orang lain
c. Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif
d. Penelitian kualitatif menggunakan analisis data secara induktif
e. Penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan
teori subtantif yang berasal dari data
f. Penelitian kualitatif mengumpulkan data deskriptif (kata-kata, gambar)
bukan angka-angka
g. Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses daripada hasil
h. Penelitian kualitatif menghendaki adanya batas dalam penelitiannya
atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian
i. Penelitian kualitatif meredefinisikan validitas, realibilitas dan
objektivitas dalam versi lain dibandingkan dengan yang lazim
digunakan dalam penelitian klasik
j. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus menerus
disesuaikan dengan kenyataan lapangan (bersifat sementara)
k. Penelitian kualitatif menghendaki agar pengertian dan hasil interpretasi
yang diperoleh dirundingkan dan disepakati oleh manusia yang
dijadikan sumber data.
Pada penelitian kualitatif, peneliti bertindak sebagai instrumen
sekaligus pengumpul data (manusia sebagai human instrument). Instrumen
selain manusia (seperti: angket, pedoman wawancara, pedoman observasi
dan sebagainya) dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai
pendukung tugas peneliti sebagai instrument kunci. Kehadiran peneliti di
lapangan penelitian harus dijelaskan, apakah kehadirannya diketahui atau
tidak diketahui oleh subyek penelitian, apakah terlibat aktif atau pasif.
Pemaparan lokasi penelitian tidak hanya sebatas kondisi fisik (seperti
alamat dan letak geografis), tetapi perlu dikemukakan secara rinci
suasana kehidupan (aktivitas subyek penelitian) sehari-hari di lokasi
penelitian  menyiratkan alasan mengapa lokasi penelitian tersebut
dipilih oleh peneliti.
Ciri manusia sebagai human instrumenpada penelitian kualitatif
artinya peneliti sebagai alat, peka, dan dapat bereaksi terhadap segala
stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakan memiliki makna atau
tidak bagi penelitian. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri
terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam
data sekaligus,tiap situasi merupakan suatu keseluruhan, dapat merasakan
dan menyelami suatu situasi berdasarkan penghayatan mereka sebagai
peneliti. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh dan dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang
dikumpulkan.
3. Langkah-langkahpenelitian kualitatif
Prosedur pelaksanaan penelitian kualitatif bersifat fleksibel sesuai
dengan kebutuhan, serta situasi dan kondisi di lapangan. Secara garis besar
tahapan penelitian jenis kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian atau topik kajian
dengan menentukan fokus inquiri, menentukan unit analisis/ kategori,
sub unit analisis/ sub-kategori, mengembangkan pertanyaan inquiri.
b. Membuat instrumentasi dengan menentukan teknik pengumpulan data,
memilih informan dari tiap unit analisis, dan menyiapkan instrumen
pedoman observasi/ partisipasi/ wawancara/ studi dokumentasi.
c. Mengumpulkan data di lapangan, pengurusan izin, menemukan gate
keeper observasi partisipasi, wawancara, studi dokumen, triangulasi
dan mempersiapkan catatan lapangan serta FGD.
d. Menganalisis data melalui tahap reduksi, display dan analisis data.
e. Merumuskan hasil studi dan kesimpulan penelitian.
f. Menyusun rekomendasi dan implikasi untuk pembuatan keputusan.
4. Kelebihan dan kekuarangan penelitian kualitatif
Kelebihan peleilitian kualitatif yaitu memiliki wawasan yang luas dan
mendalam tentang bidang pendidikan yang akan diteliti,mampu
menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada situasi sosial
yang akan diteliti. menciptakan rapport berarti mampu membangun
hubungan yang akrap dengan setiap orang yang ada pada konteks
sosial,memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek
penelitian (situasi sosial),mampu menggali sumber data dengan observasi
partisipan, dan wawancara mendalam secara trianggulasi, serta sumber-
sumber lain,mampu menganalisis data kualitatif secara induktif
berkesinambungan mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial,
dan tema kultural/budaya. Penelitian kualitatif juga mampu menguji
kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas hasil
penelitian,mampu menghasilkan temuan pengetahuan, mengkonstruksi
fenomena, hipotesis atau ilmu baru,mampu membuat laporan secara
sistematis, jelas, lengkap dan rinci,mampu membuat abstraksi hasil
penelitian, dan membuat artikel untuk dimuat ke dalam jurnal ilmiah, dan
mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas.
Kekuarangan penelitian kualitatifpada umumnya jangka waktu
penelitian kualitatif cukup lama, karena tujuan penelitian kualitatif adalah
bersifat penemuan. bukan sekedar pembuktian hipotesis seperti dalam
penelitian kuantitatif. selain itu juga ada beberapa kekurangan penelitian
kualitatif antara lain hasil penelitian bergantung pada kemampuan dan
pengalaman peneliti, kemungkinan perubahan perilaku dari objek
penelitian dan prosedur penelitian yang belum standar.

Rangkuman
Desain penelitian survei merupakan penelitian dimana peneliti tidak
melakukan intervensi atau perlakuan terhadap variabel. Penelitian ini hanya untuk
mengamati fenomenaalam atau sosial yang terjadi, dengan sampel penelitian
merupakan bagian dari populasi dan dan jumlah sampel yang diperlukan cukup
banyak. Hasil penelitian yang diperoleh dari sampel tersebut kemudian dapat
digeneralisasikan kepada populasi yang lebih luas. Penelitian eksperimen adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu
perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Penelitian eksperimen
adalah merupakan metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat.Penelitian kuantitatif adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Logika hipotesis
penda penelitian kuantitatif diawali dengan berfikir deduktif untuk menurunkan
hipotesis kemudian melakukan pengujian di lapangan dan kesimpulan atau
hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris.Metode Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
dimana peneliti merupakan instrumen kunci.

Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Bentuklah 4 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang mahasiswa
b. Masing-masing kelompok mencari jurnal rekam medis sesuai jenis
penelitian pada masing-masing kelompok.
Kelompok 1. Penelitian survei
Kelompok 2. Penelitian eksperimen
Kelompok 3. Penelitian kuantitatif
Kelompok 4. Penelitian kualitatif
Kemudian dianalisis sistematika, ciri, ketentuan jenis penelitiannya
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
DAFTAR ISI
BAB 1
TEMA : JUDUL TUGAS DISKUSI
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
HASIL ANALISIS JURNAL
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!
Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa membuat perbandingan ciri-ciri dari 4 jenis penelitian
tersebut dalam bentuk tabel.
Tabel 1: perbandingan penetian survei dan eksperimen
Tabel 2: perbandingan penetian kuantitatif dan kualitatif
b. Bentuk Laporan Tugas: diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
c. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
TABEL PERBANDINGAN DAN PENJELASAN
DAFTAR PUSTAKA
Lembar Jawaban
Topik 1:
1. Jawaban mahasiswa bisa bervariasi dalam menganalisis sistematika, ciri, dan
ketentuan jenis penelitian. Mahasiswa perlu mencantumkan referensi setiap
jenis penelitian sesuai dengan judul jurnal yang dibahas pada setiap kelompok
masing-masing.
Pembahasan Soal:
Dalam menganalisis jurnal rekam medis, beberapa pedoman yang perlu
dipegang mahasiswa yaitu pada penjabaran berikut:
a. Pada penelitian survey, mahasiswa menganalisis bagaimana teknik
pengambilan sampel pada penelitian survey dengan cara sampling
probabilistik, cara pengambilan data (secara primer ke responden),
bagaimana responden memberikan jawabannya. Dalam sistematika
penelitian survey,tidak jauh berbeda dengan penelitian jenis kuantitatif
lainnya yang dimulai dari pemilihan masalah, Penetapan Tujuan
Penelitian, Perumusan Kerangka Teori/Konsep, Pengajuan Hipotesa,
Pengumpulan Data. Pengolahan Data, Analisis Data, Penarikan
Generalisasi/Kesimpulan, dan Penulisan Laporan.
b. Pada Penelitian eksperimen, mahasiswa menganalisis jurnal rekam medis
tersebut dengan kesesuaian penelitian eksperimen seperti: bagainana
penetapan variabel kontrol dan eksperimen, jenis penelitian apa yang
digunakan, bagaimana peneliti memberikan eksperimen pada kelompok
eksperimen, apakah ada responden yang withdrawal atau loss of follow up,
jika ada bagaimana peneliti mengontrolnya. Mahasiswa juga perlu
memaparkan bagaimana validitas internal dan eksternal yang digunakan
pada peneltiian tersebut. Dalam sistematika penelitian eksperimen, yang
perlu dianalisis mahasiswa adalah bagaimana identifikasi permasalahan,
studi literatur yang digunakan, defenisi operasional variabel, mengontrol
variabel, menentukan populasi dan sampel, membagi responden ke dalam
kelompok kontrol dan eksperimen, isntrumen yang digunakan penelti,
pemberian eksperimen pada kelompok eksperimen, pengumpulan data
hasil eksperimen, pengolahan data, analisis data, pembahasan hasil,
penulisan kesimpulan dan saran.
c. Pada penelitian kuantitatif, mahasiswa menganalisis proses pengumpulan
data dan metode yang di paparkan oleh peneliti, bagaimana data dapat
ditampilkan dalam bentuk angka, kemudian mahasiswa juga perlu melihat
bagaimana model statistik yang digunakan peneliti dalam jurnal rekam
medis terebut.Dalam menganalisis sistematika penelitian kuantitatif,
mahasiswa perlu mempedomani beberapa hal untuk ditinjau seperti:
prosedural yang tepat sesuai kebutuhan, dimana memiliki kelengkapan
tahapan seperti: perumusan masalah, peneliti memaparkan teknik
pengumpulan data, bagaimana instrumen yang digunakan apa sudah
melalui uji validitas dan reliabilitas, pengumpulan data di lapangan,
pengolahan data menggunakan aplikasi, analisis data dengan uji apa saja,
kesimpulan, saran dan rekomendasi yang signifikan bagi kebutuhann
penelitian.
d. Pada penelitian kualitatif, poin-poin yang perlu dianalisis oleh mahasiswa
pada jurnal rekam medis yang mereka bahas adalah bagaimana si peneliti
memberikan ulasan tentang latar alamiah secara konteks pada penelitian
tersebut, bagaimana peran si peneliti sebagai human instrument, apakah
ada keterikatan peneliti secara subjektif dengan responden, bagaimana
penyajian data secara induktif yang digunakan peneliti, apakah
mementingkan proses dibandung hasil. Bagaimana penyusunan teori yang
substantif, apa yang menjadi ciri khas jurnal tersebut dalam jenis
peneltiian kualitatif. Dalam menganalisis sistematika penelitian kualitatif,
mahasiswa berpedoman pada tahapan yang sama yang digunakan pada
penelitian kuantitatif. Namun, pada tahap pengumpulan data, mahasiswa
perlu menganalisis secara detil bagaimana proses pencatatan data
dilapangan (apakah ada FGD atau indepth interview), kemudian
menganalisis bagaimana peneliti mereduksi data, kemudian menganalisis,
merumuskan hasil studi dan kesimpulan.

2. Perbandingan penelitian survei dan eksperimen


No Penelitian survei Penelitian eksperimen
1. Penelitian survei merupakan Penelitian eksperimen adalah
penelitian dimana peneliti tidak suatu penelitian yang
melakukan intervensi atau pelaksanaannya melibatkan
perlakuan terhadap variabel. campur tangan/intervensi dari
peneliti.
2. Penelitian ini hanya untuk Penelitian ini melibatkan
mengamati fenomena alam atau intervensi, yaitu memanipulasi
sosial yang terjadi, dengan sampel variabel pada awal kegiatan
penelitian merupakan bagian dari penelitian, dan mengamati
populasi dan dan jumlah sampel bagaimana suatu perlakuan
yang diperlukan cukup banyak. mempengaruhi subjek yang
Hasil penelitian yang diperoleh sedang dipelajari, misalnya orang,
dari sampel tersebut kemudian kelompok, benda fisik lainnya.
dapat digeneralisasikan kepada
populasi yang lebih luas
3. Karena sampel harus representatif Variabel-variabel penelitian dan
(mewakili populasi), maka ukuran kondisi eksperimen diatur secara
sampelnya relatif banyak tertib ketat (rigorous
(sebanding dengan populasi), management), baik dengan
dibandingkan dengan metode menetapkan kontrol,
lainnya. memanipulasi langsung, maupun
random (acak).
4. Penarikan data dilakukan dalam Adanya kelompok kontrol
tatanan yang natural, apa adanya, sebagai data dasar (base line)
sesuai dengan kondisi sebenarnya. untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimen. Penelitian
ini memusatkan diri pada
pengontrolan variansi

Perbandingan penelitian kuantitatif dan kualitatif


No Penelitian kuantitatif Penelitian kualitatif
1. Penelitian kuantitatif adalah suatu Metode Penelitian kualitatif
proses menemukan pengetahuan adalah penelitian yang digunakan
yang menggunakan data berupa untuk meneliti pada kondisi objek
angka sebagai alat menganalisis alamiah, dimana peneliti
keterangan mengenai apa yang merupakan instrumen kunci.
ingin diketahui.
2. Peneliti sebagai instrumen (human Instrumen penelitian berupa test,
instrument) yang dikumpulkan angket, wawancara
dalam buku, catatan, tape recorder, terstuktur,instrumen yang telah
kamera, handycam, dll terstandar
3. Teknik pengumpulan data melalui Teknik pengumpulan data
Participant Observation, In Dept menggunakan kuesioner,
Interview, Dokumentasi atau observasi atau wawancara
Tringulasi terstruktur
4. Sampel kecil, tidak representatif, Sampel besar, representatif,
menggunakan teknik purposive, sedapat mungkin teknik
snowball dan berkembang selama pengumpulan sampel secara
proses penelitian random dan ditentukan sejak awal

Pembahasan soal:
Perbandingan sudah cukup jelas tercantum pada tabel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Masturoh, Imas dan Nauri Anggita T, 2018. Bahan Ajar Metodologi


Penelitian Kesehatan.Jakarta: Kemenkes RI.
2. Notoatmodjo, Soekidjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
3. Sastroasmoro, S. I, 2012. Dasar-Dasar Metodologi Klinis. Jakarta. Bina
Rupa Aksara.
4. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
BAB III
PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN, KERANGKA TEORI DAN
KERANGKA KONSEP PENELITIAN SESUAI DENGAN KONDISI
MASYARAKAT DAN FASYANKES

PENDAHULUAN
A. Pengantar pendahuluan
Penelitian dilakukan berawal dari adanya sebuah permasalahan. Tanpa
adanyapermasalahan maka suatu penelitian tidak dapat dilakukan, karena tidak
ada masalahyang harus dipecahkan atau dicari jawabannya.Bila tidak ada
masalah tentunya tidak ada yang perlu dilakukan. Masalah merupakan hal
paling penting untuk beranjak ke tahap selanjutnya.Kesulitan pertama yang
dirasakan oleh mahasiswa dalam penelitian adalah menentukan
masalah.Banyak masalah yang ditemukanmahasiswa kesehatan termasuk
mahasiswa rekam medis pada saat melakukan praktikum dilahan praktik baik
di puskesmas ataupun di rumah sakit, namun kesulitan menentukanmasalah
yang layak untuk diangkat ke dalam penelitian. Hal ini dikarenakan
mahasiswa yangakanmelakukan penelitian belum mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang masalah yangakan diteliti, minat dan kepekaan sebagai
seorang peneliti. Untuk lebih memudahkan dalammenentukan masalah
penelitian antara lain dengan memperbanyak membaca buku-bukuataupun
jurnal-jurnal penelitian terkait dengan topik yang diminatinya.
Praktisi atau profesi tertentu, akademisi dan pengalaman seseorang juga
dapatmeningkatkan kepekaan seseorang dalam menentukan masalah
penelitian.Seseorang yangconcern dalam menekuni bidang keahlian tertentu,
yang telah mengikuti pendidikan tinggipada disiplin ilmu tertentu dan yang
mempunyai pengalaman atau praktisi di bidang terntentutentunya akan
semakin peka dalam mengetahui permasalahan di bidang yang
digelutinyatersebut.Dengan permasalahan yang sesuai dengan disiplin
ilmunya masing-masing, makasetiap orang akan berusaha memecahkan
permasalahannya tersebut sesuai denganpengetahuan yang dimilikinya.
Setelah menentukan perumusan masalah penelitian dan menyusun
keseluruhan bagian bab 1. Selanjutnya peneliti menyusun kepustakaan yang
didasari dengan teori yang tepat. Pada telaah pustaka, tersusun kumpulan
beberapa teori dan generalisasi hasil-hasil penelitian yang menyeluruh dan
berkesinambungan tentang satu topik penelitian yang akan diteliti sehingga
dapat dijadikan dasar untuk membentuk suatu kerangka penelitian. Kerangka
penelitian yang dibentuk berupa kerangka teori dan kerangka konsep.
Kerangka konsep merupakan alur kaitan konsep penelitian yang akan
dilakukan. Agar pembahasan lebih jelas maka bab ini akan dibagi menjadi dua
topik yaitu Topik 1 Perumusan Masalah dan Topik 2 Kerangka Teori dan
Kerangka Konsep Penelitian.

B. Deskripsi materi
Bab ini akan membahas tentang perumusan masalah penelitian, yang
terdiri dari pengertian masalah, kepekaan terhadap masalah penelitian,
memilih masalah penelitian, lokus dan fokus penelitian dan penulisan latar
belakang penelitian. Kemudian dilanjutkan tentang penyusunan kerangka teori
dan kerangka konsep peneltian.

C. Kemampuan/tujuan akhir yang diharapkan


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menentukan
perumusan masalah, kerangka teori dan kerangka konsep penelitian sesuai
dengan kondisi masyarakat dan fasyankes

D. Uraian Materi
Topik 1: Masalah Penelitian
I. Pengertian Masalah
II. Kepekaan Terhadap Masalah Penelitian
III. Memilih Masalah Penelitian
IV. Fokus dan Lokus Penelitian
V. Penulisan Latar Belakang Penelitian
Topik 2: Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
I. Kerangka Teori
II. Kerangka Konsep
III. Membangun Kerangka Konsep berdasarkan Kerangka Teori
TOPIK 1
MASALAH PENELITIAN
Nila Sari, S.KM, M.KM
I. Pengertian Masalah
Masalah adalah suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya
terjadidengan apa yang sering terjadi tentang sesuatu hal, atau antara harapan
dan kenyataan (Notoatmodjo, 2012). Munurut kamus KBBI (2016), masalah
adalah sesuatu yang harus diselesaikan.Menurut Sugiyono (2009) masalah
diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana. Masalah merupakan titik tolak
dari setiap kegiatan penelitian, sebab bagi seorang peneliti “masalah”
merupakan undangan untuk melakukan penelitian. Pada saat dan situasi
seperti sekarang ini, dimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah
begitu tinggi, tetapi dipihak lain masalh semakin banyak dan kompleks. Hal
ini juga berarti perlu perhatian danpenanganan dari kita untuk pemecahan
masalah-masalah tersebut. Sedangkan penelitian adalah bagian dari proses
pemecahan masalah.
Masalah ini biasanya muncul dan ditemukan oleh mahasiswapada saat
melakukan praktikum di lahan praktik. Berbekal pengetahuan melalui praktik
yangtelah dipelajari sebelumnya, namun terkadang kenyataan di lapangan
tidak sesuai dengan apayang telah dipelajarinya. Sebenarnya kesenjangan
tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa tapioleh semua orang yang
berkecimpung dalam dunia akademik maupun praktisi di dunia kerja.Untuk
mengatasi kesenjangan yang dirasakan oleh seseorang yang berkecimpung
baik didunia akademisi maupun praktisi, maka perlu dirumuskan dan
ditentukan terlebih dahulumasalah apa yang layak diangkat untuk dicari
jawabannya melalui sebuah penelitian.
Masalah penelitian dapat dikembangkan dari berbagai sumber, antara lain:
1. Kepustakaan berupa buku teks atau bahan ajar, jurnal ilmiah, dan lain-lain.
Hasil temuan ataupun teori dinyatakan dengan jelas dan terperinci baik
perbedaan maupun persamaannya dengan hasil-hasil temuan terdahulu dan
saat ini. Hal-hal yang masih bertentangan dari temuannya tersebut dapat
dijadikan sumber masalah pada penelitian yang akan dilakukan. Selain itu,
rekomendasi hasil-hasil penelitian dari jurnal atau laporan penelitian juga
dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
2. Pengalaman sendiri ataupun orang lainyang merasakan adanya suatu
permasalahan sewaktu melakukan praktik ataupun dalam pekerjaan sehari-
hari. Setiap orang mungkin memiliki pengalaman yang sama ataupun
berbeda saat praktik, tergantung dari temuan masalah, sudut pandang serta
kelimuannya masing-masing. Seorang yang professional atau memiliki
pengetahuan yang cukup dan sesuai bidangnya akan dapat
mengidentifikasi masalah dari pengalamannya tersebut.
3. Seminar-seminar yang diselenggarakan oleh organisasi profesi ataupun
akademisi yang menyajikan topik-topik terkini di bidangnya dapat
dijadikan sumber inspirasi dalam menemukan masalah penelitian. Pada
saat sesi diskusi biasanya banyak peserta yang bertanya tentang masalah-
masalah yang terkait dengan pekerjaannya masing-masing. d. Pendapat
para ahli yang sifatnya masih spekulatif. Walaupun demikian, tentunya
ada dasarnya mengapa para ahli mengemukakan pendapat tertentu. Hal ini
dapat dikembangkan dan dicari landasan teorinya dan dikembangkan
dalam sebuah penelitian.
4. Berita terkini melalui surat kabar atau televisi bahkan dari internet,
misalnya tentang peningkatan jumlah penderita penyakit tertentu yang
sangat pesat yang menimbulkan wabah atau adanya temuan penyakit
langka.

II. Kepekaan Terhadap Masalah Penelitian


Meskipun masalah penelitian itu selalu ada dan banyak, menurut Notoatmodjo
(2012) belum tentu mudah mengangkatnya sebagai masalah penelitian karena
dibutuhkan kepekaan terhadap masalah penelitian. Kepekaan ini dipengaruhi
oleh minat dan pengetahuan atau keahlian. Minat dan pengetahuan atau
keahlian sebagai dasar kepekaan terhadap masalah penelitian dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain :
1. Profesi
Profesi atau bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat
untuk melakukan penelitian. Semakin sering seseorang terpapar dengan
masalah-masalah yang berkaitan dengan profesinya, akan semakin
mendorong orang tersebut berminat untuk menyelesaikannya.
2. Spesialisasi
Keahlian khusus seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih peka
tehadap masalah yang berkaitan dengan keahliannya. Misalnya, seorang
perawat spesialis jiwa, akan lebih peka terhadap masalah-masalah
kesehatan jiwa pasien yang dirawatnya, meskipun pasien tersebut dirawat
di rumah sakit umum dengan bukan karena gangguan jiwa. Sebagai
contoh, ketika seorang pearwat spesialis jiwa, menemukan pasien yang
akan dioperasi terlihat gelisah, maka dengan cepat perawat tersebut akan
dapat melihat bahwa pasiennya sedang mengalami kecemasan berat.
3. Akademis
Seseorang yang telah mengalami program pendidikan yang lebih tinggi,
biasanya telah mendalami tentang salah satu disiplin ilmu pengetahuan.
Dengan penguasaan ilmu ini, orang tersebut cenderung lebih peka
mengenali masalah dalam bidang keahliannya.
4. Kebutuhan dan Praktik Kehidupan Sehari-hari
Seseorang yang cenderung menaruh perhatian akan kebutuhan dan praktik
kehidupan sehari-hari akan lebih peka terhadap masalah yang muncul.
5. Pengalaman Lapangan
Seseorang yang mempunyai banyak pengalaman lapangan akan
menambah kepekaannya terhadap masalah di bidangnya.
6. Bahan Bacaan atau Kepustakaan
Membaca dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berpikir
seseorang, sehingga wawasannya akan semakin luas dan semakin mampu
menggunakan penalaran dan pola berpikir kritisnya semakin berkembang.
Dengan berpikir kritis ini, selanjutnya akan meningkatkan kepekaan
seseorang terhadap masalah.

III. Memilih Masalah Penelitian


Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah
penelitian, antaralain (Notoatmodjo, 2012):
1. Masalah masih baru. Pengertian baru dalam hal ini adalah masalah
tersebut belum pernah diungkap atau diteliti oleh orang lain dan topik
masih hangat di masyarakat, sehingga agar tidak sia-sia usaha yang
dilakukan, sebelum menentukan masalah, peneliti harus banyak membaca
dari jurnal-jurnal penelitian maupun media elektronik tentang penelitian
terkini.
2. Aktual. Aktual berarti masalah yang diteliti tersebut benar-benar terjadi di
masyarakat. Sebagai contoh, ketika seorang dosen keperawatan akan
meneliti tentang masalah gangguan konsep diri pada pasien yang telah
mengalami hemodialise berulang, maka sebelumnya peneliti tersebut harus
melakukan survey dan memang menemukan masalah tersebut, meskipun
tidak pada semua pasien.
3. Praktis. Masalah penelitian yang diteliti harus mempunyai nilai praktis,
artinya hasil penelitian harus bermanfaat terhadap kegiatan praktis, bukan
suatu pemborosan atau penghamburan sumber daya tanpa manfaat praktis
yang bermakna.
4. Memadai. Masalah penelitian harus dibatasi ruang lingkupnya, tidak
terlalu luas, tetapi juga tidak terlalu sempit. Masalah yang terlalu luas akan
memberikan hasil yang kurang jelas dan menghamburkan sumber daya,
sebaliknya masalah penelitian yang terlalu sempit akan memberikan hasil
yang kurang berbobot.
5. Sesuai dengan kemampuan peneliti. Seseorang yang akan melakukan
penelitian harus mempunyai kemampuan penelitian dan kemampuan di
bidang yang akan diteliti, jika tidak, hasil penelitiannya kurang dapat
dipertanggungjawabkan dari segi ilmiah (akademis) maupun praktis
6. Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. Masalah-masalah yang
bertentangan dengan kebijaksanaan pemerintah, undang-undang ataupun
adat istiadat sebaiknya tidak diteliti, karena akan banyak menemukan
hambatan dalam pelaksanaan penelitiannya nanti.
7. Ada yang mendukung, Setiap penelitian membutuhkan biaya, sehingga
sejak awal sudah dipertimbangkan darimana asal biaya tersebut akan
diperoleh. Tidak jarang masalah-masalah penelitian yang menarik akan
mendapatkan sponsor dari instansi-instansi pendukung, baik pemerintah
maupun swasta.
Namun demikian, tidak semua masalah dapat diangkat menjadi masalah
penelitian. Hulley dan Cummings dalam Satroasmoro dan Ismael (2014)
mengungkapkan bahwa agar suatu masalah layak untukdiangkat menjadi
masalah penelitian, maka diperlukan syarat-syarat FINER
(feasible,interesting, novel, ethical, relevant):
a. Kemampulaksanaan (feasible)
Suatu masalah penelitian dapat dijawab dengan penelitian. Dengan
memperhatikanberbagai pertimbangan seperti aspek metodologi khususnya
tentang besar sampel, dimanauntuk penelitian kuantitatif harus memenuhi
jumlah sampel minimal atau jumlah harusberdasarkan hasil perhitungan rumus
besar sampel, biaya, sarana, waktu, dan lain-lain.Pertimbangan-
pertimbanganteknis tersebut dapat menentukan apakah masalah dapatdijawab
melalui penelitian atau tidak.
b. Menarik (interesting)
Peneliti harus memiliki minat dan ketertarikan terhadap masalah
penelitiannya.Seseorang yang tertarik terhadap sesuatu maka akan semangat
untuk berupaya untuk dapatmenyelesaikannya dengan sebaik-baiknya dan
seideal mungkin sesuai dengan tujuan atautarget. Sebaliknya, apabila tidak
berminat maka akan cenderung melaksanakannya denganterpaksa atau
seadanya.
c. Memberi nilai baru (novel)
Penelitian yang dilakukan dapat memberikan sesuatu hal yang baru atau
masalah yangdiangkat kekinian sesuai dengan issue yang sedang berkembang
di masyarakat. Meskidemikian bukan berarti penelitian yang dilakukan tidak
boleh sama dengan penelitiansebelumnya. Penelitian dapat dilakukan juga
untuk membuktikan apakah hasilnya konsistensama dengan hasil penelitian
sebelumnya ataukah bertentangan. Dengan menggunakanmetode penelitian
yang berbeda, atau dengan menambahkan variabel penelitian lainnya,apakah
hasilnya akan berbeda ataukah sama.
d. Etis (ethical)
Penelitian yang dilakukan tidak boleh bertentangan dengan etika.Etika adalah
ilmu tentang benar dan salah atau tentang hak dan kewajiban, sementara etis
adalah hal yangsesuai dengan etika yang telah berlaku dan disepakati secara
umum.Dikatakan etis bila sudahsesuai dengan norma-norma sosial, agama dan
lainnya yang diterima secara umum.Dikatakantidak etis bila tidak sesuai
dengannorma-norma sosial, agama, dan lainnya yang diterimasecara
umum.Khusus penelitian yang melibatkan manusia sebagai sampel penelitian,
harusmedapatkan telaahan dan persetujuan komisi etik terlebih dahulu
sebelum melaksanakanpenelitian.
e. Relevan (relevant)
Penelitian yang dilakukan harus relevan dengan ilmu pengetahuan khususnya
sesuaidengan bidang yang ditekuninya.Penelitian juga harus relevan dengan
keadaan saat inisehingga masalah penelitian harus aktual dan sesuai dengan
issue yang berkembang saat inidan berdasarkan sumber informasi atau
referensi yang mutakhir.Masalah penelitiankesehatan dari tahun ke tahun
berkembang pesat dengan kompleksitas penyakit sertamunculnya penyakit-
penyakit yang sebelumnya tidak ada.Oleh karena itu, penelitiankesehatan
harus relevan dengan perkembangan kemajuan ilmu, perkembangan
penyakitserta dapat memberikan manfaat bagi pengambil kebijakan.

IV. Fokus Dan Lokus Penelitian


Langkah-langkah dalam menemukan dan menentukan masalah penelitian
adalahsebagai berikut:
a. Menentukan Lokus atau Area Penelitian
Area penelitian merupakan bidang ilmu atau pekerjaan yang selama ini
digeluti dandapat dijadikan patokan dalam menentukan masalah
penelitian.Area penelitian menjadibatasan dalam sebuah penelitian sehingga
kajiannya lebih fokus dan spesifik.Menentukan area dan topik penelitian
merupakan runtutan dalam menemukan masalah, tanpa mengetahui area dan
topik yang akan diteliti maka akan kesulitan dalam menentukan masalah apa
yang akan diangkat dalam sebuah penelitian, karena area dalam satu disiplin
ilmu saja sangat banyak apalagi area dan topik yang terlalu luas atau umum.
Area penelitian di bidang kesehatan misalnyadibagi lagi ke dalam peminatan
yang lebih spesifik tergantung dari bidang kelimuan atauprofesinya.Semakin
spesifik dan intenspeneliti meneliti suatu area penelitian maka akan semakin
ahli atau pakar ia dibidangnya.
b. Menentukan Fokus atau Topik Penelitian
Topik penelitian merupakan pernyataan inti setelah menentukan area
penelitianterlebih dahulu. Keraf dalam Wibowo (2014) menyebutkan tiga
syarat topik penelitian yaitu: (1) Topik yang ditentukan merupakan hal yang
menjadi minat dan menarik bagi peneliti tersebut untuk diteliti. Sebagai
contoh di bidang rekam medis, meskipun topik tentangkodefikasi adalah
merupakan area penelitian profesi tersebut, namun bila penelitimerasa tidak
berminat atau tidak tertarik untuk menelitinya maka peneliti tersebuttentu
tidak akan melakukan penelitian tentang topik tersebut; (2) Topik penelitian
harus spesifik dan fokus. Di bidang rekam medis, setelah area
penelitianditentukan sesuai bidangnya maka penentuan topik harus
mengerucutatau semakin sempit dan fokus. Misalnya topik yang diinginkan
oleh peneliti terkait klasifikasi dankodefikasi. Tentukan secara lebih spesifik
kodefikasi penyakit apa yang akan diteliti,karena klasfikasi dan kodefikasi
tidak hanya tentang penyakit saja namun juga tentangtindakan. Contoh topik
penelitian di bidang rekam medis yaitu kesesuaian penentuankodefikasi
penyakit thypoid di rumah sakit. Topik penelitian merupakan bidang yang
dikuasai oleh peneliti. Semakin tinggi tingkatpengetahuan dan penguasaan
terkait materi yang akan diteliti maka akan semakinmudah peneliti tersebut
dalam merumuskan tahapan selanjutnya.
Contoh 1:
Area penelitian: Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Topik penelitian: Gambaran kelengkapan dokumen rekam medis rawat inap
form ringkasan masuk dan keluar. Hasil temuan penelitian sebelumnya
menyebutkan bahwa dari seluruh form rekam medis, angka ketidaklengkapan
tertinggi terdapat pada form ringkasan masuk dankeluar.
Masalah penelitian: Bagaimana gambaran kelengkapan form ringkasan masuk
dan keluar?
Contoh 2
Area penelitian: Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Topik penelitian: Gambaran ketepatan penulisan diagnosis dengan keakuratan
kode kasus thypoid. Sebagian rumah sakit di Indonesia belum membuat
diagnosis yang lengkap dan jelas berdasarkan ICD 10, di satu sisi padahal
ketidakakuratan kode diagnosis akan mempengaruhi data laporan dan
ketepatan tariff INA-CBG’s. Berdasarkan data profil RS X bahwa kasus
thypoid di rumah sakit tersebut memiliki jumlah kasus tertinggi selama kurun
waktu 3 tahun berturut-turut.
Masalah penelitian: Bagaimana gambaran ketepatan penulisan diagnosis
dengan keakuratan kode kasus thypoid?

V. Penulisan Latar Belakang


Latar belakang merupakan yang pertama kali dibahas dalam Bab I.
Penjelasan yang dipaparkan dalam latar belakang sangat penting dalam rangka
untuk memberikanpemahaman dan meyakinkan pembaca bahwa penelitian
yang diusulkan sangat penting untukdilakukan. Dalam latar belakang
diuraikan tentang alasan (justifikasi) mengapa penelitiantersebut perlu
dilakukan dengan menguraikan besaran masalah, keseriusan
masalah,kesensitifan masalah seperti yang telah dijelaskan di halaman
sebelumnya. BerdasarkanGambar 2.1 tentang kerucut atau segitiga proporsi
data di bawah ini menunjukkan bahwa datadukung seperti jumlah kasus atau
angka proporsi kejadian diawali dari mulai dataglobal/dunia, kemudian data
nasional, data propinsi, kabupaten/kota hingga tempat/lokasimasalah tersebut
terjadi.

Gambar 2.1 Segitiga proporsi data


Sumber: Wibowo, A (2014)

Pemaparan data dukung ditunjukkan dengan gambar segitiga


menunjukkan bahwa pemaparan yang lebih sedikit pada data global atau
umum dan semakin banyak dikupas tentang data di tingkat bawah atau ujung
tombak dalam pelaksanaan penelitian. Masalah yang didukung dengan data
menunjukkan bahwa kejadiannya valid atau kebenarannya dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan fakta. Fakta-fakta tersebut diuraikan
dalam bentuk narasi disertai dengan justifikasi yang didasari oleh hasil
penelitian orang lain, teori yang mendasari penelitian, pengalaman peneliti
misalnya dalam bentuk studi pendahuluan, dampak dari permasalahan, serta
alternatif pemecahan masalahnya. Uraian substansi justifikasi tersebut
ditunjukkan dengan gambar segitiga terbalik artinya bahwa pemaparan data
bersifat deduktif yaitu dari hal umum mengerucut ke hal khusus, semakin ke
bawah uraian semakin terperinci, detail dan makin fokus serta tajam.
Contoh:
Judul penelitian: Analisis Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap
Kasus Diare di RS B Tahun 2020
Maka padalatar belakang perlu diuraikan tentang:
a. Pembangunan kesehatan di Indonesia antara lain melalui pelayanan
kesehatan di rumah sakit
b. Undang-undang tentang rekam medis sebagai payung hukum
terselenggaranya rekam medis di rumah sakit
c. Pentingnya dokumen rekam medis bagi pasien, dokter dan tenaga
kesehatan lainnya serta bagi peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit.
d. Masalah penyakit diare di Indonesia, propinsi, dan kabupaten/kota dan
rumah sakit
e. Target kelengkapan dokumen rekam medis yang harus dicapai menurut
standar serta dilandasi dengan teori dan hasil penelitian lainnya
f. Dampak yang terjadi bila dokumen rekam medis tidak lengkap
g. Masalah kelengkapan dokumen rekam medis kasus diare di rumah sakit
sebagai tempat penelitian yang diperoleh melalui studi pendahuluan

Rangkuman
Masalah penelitian merupakan dasar untuk melakukan sebuah penelitian, yang
dituangkan dalam latar belakang. Penulisan latar belakang disusun secara
sistematis mengerucut dari hal umum ke hal khusus antara lain berisi masalah,
alasan/justifikasi dan data dukung serta uraian dampak dan alternatif pemecahan
masalahnya. Setelah uraian latar belakang lengkap maka dibuat rumasan masalah
dalam bentuk pertanyaan penelitian.

Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Bentuklah 4 kelompok yang terdiri dari 6-7 orang mahasiswa
b. Masing-masing kelompok laporan tentang masalah kesehatan/ rekam
medis yang ada di masyarakat/fasyankes, kemudian dirumuskan dalam
bentuk judul penelitian dengan topik yang ditentukan kelompok
mahasiswa
c. Bentuk Laporan Tugas: diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5

2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!


Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa membuat tugas tentang: Tata cara dan hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam penulisan latar belakang penelitian.
b. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
c. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
JAWABAN DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Lembar Jawaban
Topik 1:
1. Dikarenakan dengan kondisi covid-19 dan pembelajaran daring yang
dilaksanakan, maka mahasiswa dapat mencari melalui video secara
daring,jurnal atau artikel penelitian, atau laporan PKL yang berkaitan dengan
masalah kesehatan/rekam medis yang ada dimasyarakat/fasyankes. Mahasiswa
melampirkan video atau link-nya serta referensi yang digunakan. Sumber
pencarian masalah tersebut menjadi salah satu media informatif yang
membantu brainstorming mahasiswa dalam menyusun masalah penelitian.
Contoh laporan tentang masalah kesehatan/ rekam medis yang ada di
masyarakat/fasyankes:
Salah satu masalah terkait rekam medis di puskesmas adalah terjadinya
duplikasi nomor rekam medis, yaitu beberapa orang pasien yang memiliki
nomor rekam medis yang sama atau satu orang pasien memiliki beberapa
nomor rekam medis yang berbeda.Penelitian Nurnanik dan Sri (2019)
ditemukan dari 6000 pasien rawat jalan di Puskesmas Tuntang terdapat 35
duplikasi nomor rekam medis yaitu satu dokumen pasien memiliki nomor
rekam medis lebih dari satu. Hasil penelitian Karlina, dkk (2016) menunjukkan
bahwa kejadian duplikasi di Puskesmas Adipala Unit I Kabupaten Cilacap
sebesar 8,4%.
Berdasarkan informasi tersebut maka judul penelitian yang dapat disusun:
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Duplikasi Penomoran Dokumen Rekam
Medis Di Puskesmas Bromo Medan
Pembahasan soal:
Adapun hal-hal yang penting yang perlu dibahas mahasiswa dari video
tersebut adalah fenomena masalah kesehatan/ rekam medis yang ada
dimasyarakat/fasyankes, fokus dan lokus dari fenomena masalah kesehatan/rekam
medis tersebut, alasan fenomena masalah kesehatan/rekam medis tersebut layak
diangkat menjadi masalah, dan dukungan teori dengan fenomenal masalah
kesehatan tersebut.

2. Mahasiswa membuat paper tentang tata cara dan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan latar belakang masalah penelitian dengan
berpedoman pada literatur (buku, jurnal, dsb).Mahasiswa mencantumkan
referensi dalam paper tersebut.Berpedoman pada literatur mahasiswa
membahas tata cara dalam penulisan latar belakang penelitian yaitu:
a. Tentukan dan fokus terhadap satu masalah
b. Gunakan sistem piramida terbalik yang mengerucut, membahas hal umum
kemudian ke khusus pada satu masalah tersebut
c. Pembahasan masalah umum ke khusus menggunakan besaran masalah
d. Pemaparan besaran masalah disertai dengan alternatif alternatif solusi dari
penelitian sebelumnya
e. Teori pemecahan masalah tersebut didukung dengan teori para ahli atau
peneliti sebelumnya
f. Analisis penelitian tersebut apakah memiliki nilai signifikansi berupa
manfaat dalam penelitian
g. Di akhir latar belakang, tuliskan kembali judul dari masalah yang akan
dijadikan penelitian
Pembahasan soal:
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penulisan latar belakang memuat
tentang masalah yang terjadi secara global, regional, nasional, dan local, memuat
besaran masalah dari topik pada latar belakang, jabarkan kesenjangan atau
dampak atau potensi dampak yang terjadi jika masalah tersebut tidak bisa
diselesaikan, perlu dijabarkan apakah penelitian yang akan dilakukan merupakan
first study atau penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya, serta referensi yang
digunakan yang terupdate (maksimal 10 tahun kebelakang).
TOPIK 2
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
Nila Sari, S.KM, M.KM

I. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan visualisasi hubungan antara berbagai variabel
untuk menjelaskan sebuah fenomena (Wibowo,2014). Hubungan antara
berbagai variabeldigambarkan dengan lengkap dan menyeluruh dengan alur
dan skema yang menjelaskansebab akibat suatu fenomena. Sumber pembuatan
kerangka teori adalah dari paparan satuatau lebih teori yang terdapat pada
tinjauan pustaka. Pemilihan teori dapat menggunakansalah satu teori atau
memodifikasi dari berbagai teori, selama teori yang dipilih relevandengan
keseluruhan substansi penelitian yang akan dilakukan. Kerangka teori yang
baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yangakan
diteliti. Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar
dalammenyusun kerangka teori yang menghasilkan hipotesis.
Dalam bidang rekam medis dan informasikesehatan, teori yang
berkembang belum sebanyak teori-teori di bidang kesehatanlainnya.Teori
yang diadopsi masih rujukan lama untuk pendokumentasian rekam medis
danmasih dipakai hingga sekarang.Selama belum terjadi perubahan pada teori
lama, maka teoritersebut masih dapat dipergunakan.Contohnya teori tentang
analisis kuantitatif menurutHuffman (1995) dalam Hatta, sampai sekarang
masih banyak digunakan.Teori menurutHuffman ini dapat digunakan sebagai
teori yang mendasari sebuah penelitian tentangkelengkapan
pendokumentasian rekam medis.Dapat juga dimodifikasi dengan
mengkompilasiteori tersebut dengan teori sejenis lainnya misalnya dengan
teori analisis kuantitatif dananalisis kualitatif yang dikembangkan oleh Hatta,
tergantung dari tujuan penelitiannya danrelevansinya dengan substansi
penelitiannya tersebut. Di bidang perilaku kesehatan, teori tentang perilaku
menurut Bloom dalamNotoatmodjo (2010) membagi perilaku manusia ke
dalam tiga domain yaitu: kognitif, afektifdan psikomotor. Teori ini masih
banyak diadopsi dan digunakan untuk keperluan penelitian dibidang
kesehatan. Termasuk di bidang rekam medis,teori perilaku tersebut dapat
digunakandengan cara dikompilasi dengan teori rekam medis.Berikut ini
contoh cara membuat kerangkateori.
Contoh 1:
Judul: Analisis Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Kasus
Demam BerdarahDengue di RS A Tahun 2020
Kerangka Teori:
Teori yang digunakan mengacu pada teori analisis kuantitatif menurut Huffman
(1995).Kerangka teori disusun dalam bentuk alur skema variabel- variabel yang
menjelaskan tentangkelengkapan dokumen rekam medis.Berikut ini merupakan contoh
kerangka teoriberdasarkan judul dan tujuan diatas.

Kelengkapan identifikasi
DRM

Kelengkapan autentifikasi
DRM
Analisis Kelengkapan
Kelengkapan pelaporan yang Dokumen Rekam Medis
penting DRM

Kelengkapan pencatatan yang


baik DRM

Sumber: Huffman (1995)


Gambar 2.2 Kerangka Teori 1

Contoh 2:
Judul: Faktor-faktor yang berhubungan dengan sistem pengelolaan dokumen
rekam medis di bagian filling puskesmas A Tahun 2020
Kerangka Teori:
Teori diambil dari modifikasi antara teori Syahu Sugian O dalam bukunya Kamus
Manajemen Mutu dengan teori George R. Terry dalam bukunya Principle of
Management dan Hatta, Gemala R. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di
sarana pelayanan kesehatan.

Man

Money
Pengelolaan Dok
umen Mutu
Pelayanan
Gambar 2.3Kerangka Teori 2
Sumber: Sugian (2006); George (2009); Hatta (2014)

II. Kerangka Konsep


Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau di ukur melalui penelitian yang
akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Kerangka konsep adalah suatu
hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan.Kerangka
konsep memvisualisasikan hubungan antara berbagai variabel, yang
dirumuskan oleh peneliti setelah membaca berbagai teori yang ada dan
kemudian menyusun teorinya sendiri yang akan digunakannya sebagai
landasan untuk penelitiannya. Pengertian lainnya tentang kerangka konsep
penelitian yaitu kerangka hubungan antara konsep-konsep yang akan diukur
atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan. Diagram dalam kerangka
konsep harus menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang akan
diteliti.
Kerangka yang baik dapat memberikan informasi yang jelas kepada
peneliti dalam memilih desain penelitian.Kerangka teori penelitian sangat
membantu peneliti dan orang lain untuk lebih memperjelas sasaran dan tujuan
penelitian yang dilakukan. Kerangka teori dimaksudkan untuk memberikan
gambaran atau batasan-batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai
landasan penelitian yang akan dilakukan.Peranan kerangka teori dalam
penelitian yaitu:
1. Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian
2. Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian
3. Memberikan landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data
dan fakta
4. Mendudukan permasalahan penelitian secara logis dan runtut
5. Membantu dalam membangun ide-ide yang diperoleh dari hasil penelitian
6. Memberikan acuan dan menunjukan jalan dalam membangun kerangka
pemikiran
7. Memberikan dasar-dasar konseptual dalam merumuskan definisi
operasional
8. Membantu mendudukan secara tepat dan rasional dalam mensitesis dan
mengintegrasikan gagasannya.
Contoh 1.
Judul: Gambaran faktor internal dan eksternal kinerja petugas P-Care di
Puskesmas B Tahun 2020.

Faktor Internal
 Umur
 Pendidikan
 Masa Kerja
 Motivasi
Kinerja Petugas
Faktor Eksternal P-Care
 Sumber Daya
 Kepemimpinan
 Imbalan
 Beban Kerja

Gambar 2.4 Kerangka Konsep 1

Berdasarkan contoh kerangka konsep penelitian diatas, terdapat tiga


konsep yaitukonsep tentang faktor internal, faktor eksternal, dalam kinerja
petugas P-care, dan faktor kinerja petugas P-care. Setiap konsep mempunyai
variabel-variabel sebagai indikasipengukuran, misalnya untuk mengukur
faktor internal maka melalui variabel umur,pendidikan, masa kerja, dan
motivasi. Dan untuk mengukur faktor eksternal melalui variabelsumber daya,
kepemimpinan, imbalan, dan beban kerja.
Contoh 2:
Judul: Hubungan faktor petugas dengan terjadinya keterlambatan pelaporan di
RS C tahun 2020.

Faktor predisposisi
(predisposing factor)
- Pendidikan Keterlambatan
Pelaporan
- Pengetahuan
- Sikap

Gambar 2.4 Kerangka Konsep 2

Berdasarkan contoh kerangka konsep penelitian diatas terdapat dua


konsep, yang diadopsi dari teori perilaku dan dikompilasi dengan teori terkait
pelaporan. Dua konseptersebut yaitu: faktor predisposisi dan
kejadianketerlambatan pelaporan. Setiap konsep mempunyaivariabel-variabel
sebagai indikasi pengukuran. Misalnya, untuk mengukur faktor
predisposisidiukur melalui variabel pendidikan, pengetahuan dan sikap.

III. Membangun Kerangka Konsep Berdasarkan Kerangka Teori


Kerangka konsep dibangun berdasarkan pada kerangka teori karena
kerangka konsep merupakan turunan dari kerangka teori yang telah disusun
sebelumnya dalam telaah pustaka. Kerangka teori biasanya lebih kompleks
dari kerangka konsep, karena tidak semua variabel dalam kerangka teori
diangkat menjadi variabel penelitian. Oleh karena itu pada BAB II sebelum
gambar kerangka konsep penelitian dipaparkan, peneliti wajib menjustifikasi
mengapa variabel lain tidak diteliti. Alasan yang disampaikan harus ilmiah,
buka sekedar keterbatasan waktu, dana, tenaga dan kemampuan penelitian saat
itu. Berikut adalah prosedur penyusunankerangka teori:
1. Melakukan kajian pustaka
2. Melakukan sintesa atau modifikasi antara teori atau kerangka teori yang
satu dengan yang lain
3. Menyusun sendiri kerangka pemikiran secara logis, runtut, dan rasional
Setelah mengemukakan beberapa teori tentang variabel yang diteliti,
kemungkinan ada beberapa konsep yang ada dalam teori tersebut. Untuk itu
peneliti perlu menjelaskan arti dari konsep yang dipakai oleh peneliti.
Rangkuman
Kerangka teori merupakan visualisasi satu atau beberapa teori yang sebelumnya
telah disusun dalam telaah pustaka ke dalam bentuk alur skema yang secara
teoritismemperlihatkan pertautan antar variabel penelitian.Kerangka konsep
merupakan turunan dari kerangka teori, yang berisi kerangkahubungan antara
konsep-konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yangakan
dilakukan.

Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Mahasiswa membentuk 4 kelompok yang terdiri 7-8 orang
b. Masing-masing kelompok mendiskusikan kasus dari karya tulis ilmiah
atau jurnal.Kemudian dibuatkerangka konsep yang tepat dan definisi
operasionalnya berdasarkan kasus tersebut. Kasus untuk tugas kelompok
mahasiswa yaitu:
1. Tinjauan Ketidaklengkapan Penulisan Resume Medis Rawat Inap Di
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan Tahun
2016 (Sumber:http://jurnal.uimedan.ac.id
/index.php/JIPIKI/article/view/34).
2. Analisis Penyebab Terjadinya Missfile Dokumen Rekam Medis Rawat
Jalan Di Ruang Penyimpanan(Filling) RSUD Kota Bengkulu Tahun
2017 (Sumber: https://www.jmiki.aptirmik.or.id/index.php/jmiki
/article/viewFile/190/146).
3. Analisis Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Menurut Standar
Akreditasi Rumah Sakit MKI 19.1 Versi Kars 2012 di Rumah Sakit
Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI) Medan Tahun 2018
(Sumber: http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JIPIKI/article/view
/73).
4. Tinjauan Sistem Penyimpanan Rekam Medis Menurut Standar
Akreditasi Puskesmas di Puskesmas Sukaramai Tahun 2019 (Sumber:
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JIPIKI/article/view/76).
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
HASIL PEMBAHASAN ANALISIS JURNAL
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!
Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa mencari kerangka teori yang berhubungan dengan
penelitian rekam medis dan informasi kesehatan, kemudian dibuat contoh
judul penelitian dari kerangka teori tersebut.
b. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
c. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
JAWABAN TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
Lembar Jawaban
Topik 2:
1. Berikut merupakan jawaban dan penjelasan dari soal kasus tersebut:
Kasus 1:Tinjauan Ketidaklengkapan Penulisan Resume Medis Rawat Inap Di
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan Tahun 2016. Untuk
memahami kasus ini, mahasiswa perlu mendownload jurnal tersebut yang bisa di
akses melalui google scholar. Berorientasikan dari penelitian tersebut, mahasiswa
diajak memiliki brainstormingterhadap kerangka konsep yang tepat dengan
menggunakan variabel-variabel penelitian dari jurnal tersebut. Bagan kerangka
konsep:

- Identitas pasien
- Nomor rekam medis
anamnesa Kelengkapan penulisan
- Diagnosis
- tindakan resume medis
pengobatan tertulis
dan Tanda tangan
dokter

Defenisi operasional variabel:


Kategori
Nama Variabel Defenisi
Pengukuran
Identitas pasien Data-data mengenai keterangan 1. Lengkap
pribadi seorangpasien yang 2. Tidak Lengkap
meliputi:nama pasien lengkap, alamat
lengkap,tempat dan tanggal lahir,
umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, pendidikan,
pekerjaan, dan suku bangsa.
Nomor Rekam Nomor diisi ke berkas rekam medis 1. Lengkap
Medis berdasarkan urutan nomor rekam 2. Tidak Lengkap
medis yang sudah disiapkan, sesuai
dengan aturan masing-masing rumah
sakit.
Anamnesa Catatan pemeriksaan fisik pasien, 1. Lengkap
tindakan,terapi, pengobatan, yang 2. Tidak Lengkap
dilakukan pada pasien dan
perkembangan pasien tersebut.
Diagnosa Hasil dari pemeriksaan fisik atau 1. Lengkap
tindakan kepada pasien terlebih 2. Tidak Lengkap
dahulu sehingga dapat disimpulkan
nama penyakit yang diderita oleh
pasientersebut.
Tindakan Suatu keharusan bagi dokter untuk 1. Lengkap
pengobatan mengisi resume medis pada berkas 2. Tidak Lengkap
tertulis dan Tanda rekam medis.
tangan dokter

Kasus 2: Analisis Penyebab Terjadinya Missfile Dokumen Rekam Medis Rawat


Jalan Di Ruang Penyimpanan (Filling) RSUD Kota Bengkulu Tahun 2017.
Bagan kerangka konsep:

Missfile dokumen rekam medis


Sistem peminjaman rawat jalan di ruang
dokumen rekam medis
penyimpanan (filing)

Defenisi operasional variabel:


Kategori
Nama Variabel Defenisi
Pengukuran
Sistem Sistem penyimpanandokumen rekam 1. Tahu
peminjaman medis yang telah selesai disimpan keberadaannya
dokumen rekam pada rak penyimpanan, dilakukan 2. Tidak tahu
medis penyortiran untuk mencegah kesalahan keberadaannya
letak (missile), ketepatan
penyimpanan dengan petunjuk arah
tracer yang tersimpan, tracer
dikeluarkan setelah dokumen rekam
medis kembali, ketepatan
penyimpanan dimulai dari grup warna
pada masingmasing rak dan posisi
urutan nomor.

Kasus 3:Analisis Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Menurut Standar


Akreditasi Rumah Sakit MKI 19.1 Versi Kars 2012 di Rumah Sakit Umum
Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI) Medan Tahun 2018.
Bagan kerangka konsep:

- Identitas pasien
- Dokumen
pemeriksaan Kelengkapan dokumen rekam
- Diagnosis medis
pendukung
- Hasil pengobatan
- Justifikasi
pengobatan

Defenisi operasional variabel:


Kategori
Nama Variabel Defenisi
Pengukuran
- Identitas Data - data mengenai 1. Lengkap
pasien keterangan pribadi seorangpasien yang 2. Tidak
meliputi:nama pasien lengkap, alamat Lengkap
lengkap,tempat dan tanggal lahir,
umur,jenis kelamin, status
perkawinan, agama, pendidikan,
pekerjaan, dan suku bangsa.
- Dokumen Setiap berkas rekam medis yang 1. Lengkap
pemeriksaan kembali dari ruang perawatan wajib 2. Tidak
diperiksa kelengkapannya oleh Lengkap
petugas monitoring dan assembling
sebelum berkas diserahkan kepetugas
pelaporan.
- Diagnosis Hasil dari pemeriksaan fisik atau 1. Lengkap
pendukung tindakan kepada pasien terlebih 2. Tidak
dahulu sehingga dapat disimpulkan Lengkap
nama penyakit yang diderita oleh
pasientersebut.
- Hasil Pengobatan yang dilakukan dokter 1. Lengkap
pengobatan untuk mengisi resume medis pada 2. Tidak
berkas rekam medis Lengkap
Kasus 4: Tinjauan Sistem Penyimpanan Rekam Medis Menurut Standar
Akreditasi Puskesmas di Puskesmas Sukaramai Tahun 2019
Bagan kerangka konsep:

- Karakteristik informan
(Jenis Kelamin, Usia,
Pendidikan)
- Penomoran Sistem Penyimpanan
- Penjajaran Rekam Medis
- Penyimpanan
- Peenggunaan tracer dan
buku ekspedisi

Defenisi operasional variabel:


Bentuk
Nama Variabel Defenisi pengumpulan
data
Karakteristik Karakteristik informan dengan Wawancara
informan mewawancarai informan terkait jenis
kelamin,usia, dan pendidikan
Penomoran sistem penomoran family folder yaitu Observasi
satu berkas rekam medis digunakan
oleh satu keluarga tetapi belum
terdapat tambahan kode khusus untuk
ayah, ibu, dan anak.
Penjajaran sistem penyimpanan sehingga sering Observasi
terjadi tertukar tempat pada urutan
penomoran.
Penyimpanan Sistem penyimpanan berkas rekam Observasi
medis rawat jalan dan pasien IGD
disimpan dalam satu ruangan.

Pembahasan soal:
Kerangka konsep merupakan turunan dari kerangka teori, yang berisi
kerangkahubungan antara konsep-konsep yang akan diukur atau diamati melalui
penelitian yangakan dilakukan. Dalam penyusunan kerangka konsep pada kasus
penelitian jurnal tersebut, mahasiswa harus memperhaikan apa saja variabel-
variabel penelitian yang diteliti. Kemudian disusun dalam bentuk visualisasi atau
skema yang secara yang memperlihatkan hubungan antar variabel penelitian.

2. Salah satu contoh kerangka teori yang dapat digunakan dalam penelitian rekam
medis dan informasi kesehatan, serta contoh judul penelitian dari kerangka
teori yaitu:

Dari kerangka teori diatas, contoh judul yang bisa di pertimbangkan menjadi
penelitian adalah: “Pengaruh Kapasitas Kerja Dengan Kebutuhan Tenaga Kerja
Berdasarkan metode WISN di Puskesmas X Tahun 2020”
Pembahasan soal:
Berdasarkan kerangka teori tersebut dapat diketahui bahwa pengukuran
kebutuhan tenaga kerja menggunakan metode WISN dihitung berdasarkan tiga
aspek yaitu: kuantitas kegiatan pokok per tahun, kapasitas kerja dan standar beban
kerja.
DAFTAR PUSTAKA

1. Masturoh, Imas dan Nauri Anggita T, 2018. Bahan Ajar Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
2. Notoatmodjo, Soekidjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
3. Sastroasmoro, S. I, 2012. Dasar-Dasar Metodologi Klinis. Jakarta. Bina
Rupa Aksara.
4. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
BAB IV
VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIONAL YANG TEPAT

PENDAHULUAN
A. Pengantar pendahuluan
Variabel merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian,
karena sangat tidak memungkinkan bagi seorang peneliti melakukan
penelitian tanpa variabel.Sebagian besar ahli mendefinisikan variabel
penelitian sebagai kondisi-kondisi yang telah dimanipulasi, dikontrol, atau
diobservasi oleh seorang peneliti dalam sebuah penelitiannya.Sebagian ahli
juga mendefiniskan bahwa yang dinamakan variabel adalah segala sesuatu
yang akan menjadi objek pengamatan dalam sebuah penelitian. Variabel
penelitian ini sangat ditentukan oleh landasan teoritis dan kejelasannya yang
ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, jika landasan teori dalam
suatu penelitian berbeda, maka akan berbeda pula hasil variabelnya.Kemudian
variabel-variabel yang hendak digunakan perlu penetapan, klasifikasi dan
identifikasi. Luas dan sempitnya variabel penelitian juga dapat menentukan
jumlah variabel yang akan digunakan.
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan dalam pelaksanaan
penelitian dan pengolahan serta analisis data penelitian. Penyusunan definisi
operasional yang tidak tepat dapat menyebabkan penyusunaninstrumen tidak
tepat pula, yang pada akhirnya akan menyebabkan data hasil penelitian yang
diperoleh juga tidak tepat. Akibat fatal yang timbul apabila data hasil
penelitian tidak sesuai atau tidak relevan dengan penelitian yang sedang
dilakukan adalah pengumpulan data harus diulang atau bahkan bisa jadi bila
hal tersebut baru diketahui saat sidang akhir maka dapat menyebabkan
mahasiswa yang bersangkutan tidak lulus.Agar pembahasan lebih jelas maka
bab ini akan membahas topik variabel dan definisi operasional yang tepat.

B. Deskripsi materi
Bab ini akan membahas tentang jenis-jenis variabel (variabel dependen,
variabel independen, variabel intervening, dan variabel moderator) dan
pengukuran variabel. Kemudian dilanjutkan tentang membuat definisi
kontekstual dan defenisi operasional variabel penelitian tersebut.

C. Kemampuan/tujuan akhir yang diharapkan


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menentukan
variabel dan defenisi operasional yang tepat.

D. Uraian Materi
I. Pengertian Variabel
II. Jenis-Jenis Variabel
III. Pengukuran Variabel
IV. Definisi Konseptual
V. Definisi Operasional
I. Pengertian Variabel
Variabel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016) mempunyai
arti dapat berubah-ubah, bermacam-macam, berbeda-beda (tentang harga,
mutu, dan sebagainya). Sudigdo Sastroasmoro (2012) mendefinisikan variabel
merupakan karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke
subjek lainnya. Sedangkan menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam
Sugiyono (2015), variabel adalah seseorang atau obyek yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyekdengan obyek yang
lain.Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara
teoritis variabel dapat didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang
mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek
dengan objek yang lain. Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh
landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu
apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan
berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan
oleh rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian,
akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan
sebaliknya.
Variabel mengandung pengertian ciri, sifat atau ukuran yang
dimilikiseseorang atau sesuatu yang dapat menjadi pembeda atau penciri
antara yang satu denganyang lainnya. Misalnya variabel umur, berat badan,
pendidikan, motovasi, pengetahuan danlain– lain. Umur tiap orang berbeda,
begitupula dengan berat badan tiap orang masing-masingberbeda.Termasuk
pendidikan, motivasi, dan pengetahuan juga bervariasi.Untukmendapatkan
ukuran atau nilai yang bervariasi maka sumber data penelitiannya juga
harusdari kelompok data atau obyek yang heterogen.Contoh variabel yaitu
sebagai berikut:
1. Umur → merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel yang
akan diukur. Dapat secara langsung disebutkan umurnya berapa, misalnya
1 tahun, 5 tahun, 16tahun, atau 76 tahun, atau dapat juga dikelompokkan
menjadi kategori kelompokmisalnya balita, anak, remaja, dewasa dan
lansia. Dapat juga dikelompokkan ke dalamkelompok tua atau muda,
disesuaikan dengan tujuan penelitiannya.
2. Pendidikan → merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel
yang akandiukur. Dapat secara langsung disebutkan pendidikannya seperti
SD, SMP, SMA,perguruan tinggi. Dapat juga dikelompokkan menjadi
pendidikannya tinggi atau rendah,disesuaikan dengan tujuan penelitiannya.
3. Masa Kerja →merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel
yang akan diukur.Dapat secara langsung disebutkan masa kerjanya berapa
lama apakah 1 tahun, 2 tahun,20 tahun dan lain-lain. Dapat juga
dikelompokkan menjadi masa kerjanya lama atausedikit, disesuaikan
dengan tujuan penelitiannya.
4. Motivasi → merupakan sebuah konsep, yang harus diterjemahkan ke
dalam aspek-aspek yang mendukungnya, kemudian diterjemahkan dalam
butir-butir pertanyaanyang relevan, dengan jawaban berjenjang seperti
sangat setuju (diberi nilai 5), setuju(diberi nilai 4), biasa saja (diberi nilai
3), tidak setuju (diberi nilai 2) dan sangat tidaksetuju (diberi nilai 1).
Jumlah atau skor dari jawaban-jawaban tersebut mencerminkantinggi
rendahnya motivasi kerja seseorang.Sumber daya →manusia (man) dapat
diterjemahkan menjadi variabel umur, jeniskelamin, pengetahuan dan lain-
lain, uang (money) dapat diterjemahkan menjadi gajiatau upah, bahan
(material) menjadi ketersediaan sarana prasarana, metode
(method)menjadi cara atau prosedur (SOP).
5. Kepemimpinan → merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai
variabel yang akandiukur. Dapat disebutkan secara langsung tipe
kepemimpinannya apakah demokratisatau otoriter dan lain-lain, atau dapat
juga diterjemahkan dalam butir-butir pertanyaanyang kesimpulan dari skor
jawabannya menunjukkan tipe kepemimpinannya,disesuaikan dengan
tujuan penelitiannya.
6. Beban kerja → merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel
yang akandiukur. Beban kerja dapat langsung dengan disebutkan jumlah
jam kerjanya, jumlah cutidan libur kemudian dihitung menggunakan
rumus beban kerja.

II. Jenis-Jenis Variabel


Variabel-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan,
sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Klasifikasi ini sangat
perlu untuk penentuan alat pengambilan data apa yang akan digunakan dan
metode analisis mana yang sesuai untuk diterapkan. Jenis-jenis variabel yaitu
(Sugiyono, 2009):
1. Variabel Independen (variabel bebas).Variabel independen adalah variabel
yang dapat mempengaruhi variabel lain, apabilavariabel independen
berubah maka dapat menyebabkan variabel lain berubah. Nama lain
darivariabel independen atau variabel bebas adalah prediktor, risiko,
determinan, kausa.Contohnyahubungan kepemimpinan dengan kinerja
petugas p – care di puskesmas, maka kepemimpinanmerupakan variabel
independen dan kinerja merupakan variabel dependen
karenakepemimpinan mempengaruhi kinerja petugas.
2. Variabel Dependen (variabel terikat/variabel tergantung).Variabel
dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen,
artinyavariabel dependen berubah karena disebabkan oleh perubahan pada
variabel independen. Contohnyahubungan perilaku merokok dengan
kejadian hipertensi, maka perilaku merokok merupakan variabel
independen dan hipertensi merupakan variabel dependen karenaperilaku
merokok berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Contoh lainnya
hubungan antara ketepatan penulisan diagnosis dengan keakuratan kode
kasus thypoid,maka ketepatan penulisan diagnosis merupakan variabel
independen dan keakuratankode merupakan variabel dependen. Satu jenis
variabel dapat berubah fungsi menjadi variabel independen atau menjadi
variabel dependen, tergantung dari konteks penelitiannya.Dalam salah satu
contoh diatasvariabel hipertensi merupakan variabel dependen dari
variabel perilaku merokok.Namundapat berbeda fungsi bila konteksnya
dalam penelitian hubungan hipertensi dengan kejadianstroke.Dalam
konteks ini maka variabel hipertensi merupakan variabel independen dan
strokemerupakan variabel dependen.Walaupun namanya independen –
dependen atau bebas –terikat/tergantung, namun hubungan independen –
dependen tersebut tidak selalumerupakan hubungan sebab – akibat.
3. Variabel Moderator. Variabel moderator adalah hubungan antara variabel
independen (bebas) dengan variabel dependen (terkait). Suatu model
penelitian terkadang dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya yang tidak
dimasukkan dalam model statistik yang kita pakai. Variabel moderator
dapat digunakan untuk memperkuat hubungan antar variabel, selain itu
juga dapat untuk memperlemah hubungan antara satu atau beberapa
variabel bebas dan variabel terkait. Dengan kata lain variabel moderator
dalam penelitian adalah variabel pihak ketiga yang memodifikasi
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Atau dapat
pula di definisikan bahwa, variabel moderator atau variabel moderating
adalah variabel yang dapat mempengaruhi (memperkuat dan
memperlemah) hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen. Contohnya hubungan motivasi kerja dengan produktifitas akan
semakin kuat jika peranan pemimpin menciptakan iklim kerja yang baik,
dan sebaliknya.
4. Variabel intervening. Variabel intervening adalah variabel yang secara
teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela atau antara
variabel independen dengan variabel dependen, sehingga variabel
independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya
variabel dependen. Contohnya hubungan tinggi rendahnya penghasilan
akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup. Dalam
hal ini variabel interveningnya adalah gaya hidup seseorang. Dengan kata
lain dapat diketahui bahwa penghasilan mempengaruhi gaya hidup. Gaya
hidup mempengaruhi harapan hidup. Karena adanya variabel gaya hidup
ini maka hubungan yang terjadi antara penghasilan ke harapan hidup
menjadi hubungan yang tidak langsung karena diperantarai gaya hidup.
III. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran digunakan untuk mempermudah dalam pengolahan dan
analisis data.Oleh karena itu peneliti harus memahami tentang
pengklasifikasian dalam skala pengukuranagar dapat melakukan
pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan tepat. Skalapengukuran
terdiri dari 4 (empat) macam yaitu:
1. Skala nominal adalah skala yang disusun berdasarkan kategorinya, sebagai
pembeda antara karakteristik yang satu dengan yang lainnya. Ciri skala
nominal: sederajat dan tidakmengandung tingkatan, tidak mempunyai nol
mutlak. Data yang dihasilkan dalam bentukkata-kata seperti pada contoh
di bawah ini, sehingga uji statistik yang digunakan adalahstatistik non
parametrik. Contoh:Jenis kelamin: 1. Laki-laki, 2. Perempuan. Penomoran
hanya untuk mengkode ataumengkategorikan tanpa membandingkan
apakah no 1 lebih tinggi dari no 2 ataupunsebaliknya. Pengkategorian ini
dianggap setara atau sederajat.Termasuk pada variabelpendidikan dan
Agama.Pekerjaan: 1. PNS/TNI/Polri, 2. Karyawan Swasta, 3. Wiraswasta,
4. Buruh, 5. Lain-lain(sebutkan). Agama: 1. Islam, 2. Katolik, 3. Protestan,
4. Hindu, 5. Budha
2. Skala ordinal adalah skala yang berdasarkan urutan atau tingkatan dari
mulai yangtertinggi hingga yang terendah atau sebaliknya. Data yang
dihasilkan dalam bentuk kata – kataseperti pada contoh di bawah ini,
sehingga uji statistik yang digunakan yaitu uji statistik
nonparametrik.Contoh: Pengetahuan: 1. Kurang, 2. Cukup, 3. Baik.
Pilihan jawaban dari variabel pengetahuan menunjukkan bahwa terdapat
tingkatan pengetahuan. Penghasilan: 1. < UMR, 2. = UMR.Pilihan
jawaban dari variabel penghasilan menunjukkan bahwa terdapat tingkatan
penghasilan; yang pertama penghasilannyadibawah UMR dan yang kedua
penghasilannya sama dengan atau lebih besar dari UMR. Kepuasan: 1.
Sangat Tidak Puas, 2. Tidak Puas, 3. Biasa saja, 4. Puas, 5.
SangatPuas.Pilihan jawaban dari variabel kepuasan menunjukkan bahwa
terdapat tingkatan kepuasan.
3. Skala interval adalah skala yang memiliki jarak atau interval antara satu
data dengan data yang lain. Data yang dihasilkan dalam bentuk angka,
dengan besar interval atau jarak satudata dengan data yang lainnya
memiliki bobot nilai yang sama. Namun untuk skala interval initidak
memiliki nilai 0 (nol) mutlak, sebagai contoh bila temperatur atau suhu
derajat celciusdikonversi ke Farenheit menjadi 32, maka dengan demikian
nilai nol tersebut dikatakan tidamutlak. Contoh:Tinggi badan; misalnya
membagi tinggi badan ke dalam 4 interval yaitu: 140 – 149, 150 – 159,160
– 169, dan 170 – 179,Suhu tubuh, Tekanan darah dan Skor IQ.
4. Skala Rasio adalah skala yang memiliki nilai nol mutlak. Data yang
dihasilkan dalambentuk angkasehingga uji statistik yang digunakan yaitu
uji statistik parametrik.Sebagaicontoh umur; tidak memiliki angka nol
negatif karena seseorang tidak dapat berumur dibawahnol tahun tapi harus
diatas nol. Contoh lainnya berat badan dan tinggi badan.

IV. Definisi Konseptual


Definisi konseptual adalah abstraksi/konsep yang diungkapkan dalam
kata-kata, yang dapat membantu pemahaman.Yang dimaksud konsep dalam
hal ini adalah berbagai teori/konsep yang telah dikutip sebelumnya dan kita
jadikan satu definisi khusus.Definisi konseptual merupakan penjelasan
mengenai artinya suatu konsep yaitu mengekspresikan abstrak yang terbentuk
melalui generalisasi dari pengamatan terhadap fenomena. Definisi ini
menunjukkan bahwa teori merupakan sebuah set proposisi yang terdiri dari
konstrak yang sudah didefinisikan secara luas dan hubungan unsur-unsur
dalam set tersebut harus jelas pula. Definisi konseptual memberikan
penjelasan tentang konsep-konsep secara teoritis yang bersumber dari para
ahli atau sumber resmi lainnya sehingga definisi konseptual bertolak dari
kutipan-kutipan teori sebelumnya/konsep yang telah dikutip.
Contohnya variabel kinerja. Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas
pelaksanaan tugas tertentu (Simajuntak, 2015). Sedangkan menurut Gomes
(2012), kinerja merupakan perwujudan dari hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
Nawawi (2011), menggunakan istilah kinerja dengan sebutan karya. Istilah
karya dimaksudkan adalah hasil pelaksanaan atau pekerjaan baik bersifat
fisik/material maupun non fisik/non material. Setiap pekerjaan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya sebagaimana terdapat dalam deskripsi
pekerjaan/jabatan, perlu dinilai hasilnya setelah tenggang waktu tertentu
V. Definisi Operasional
Definisi operasional terdiri dari sekumpulan instruksi mengenai cara
mengukur variabel yang telah didefinisikan secara konseptual yang
menggunakan pemahaman sendiri dengan singkat, jelas dan tegas. Definisi
operasional itu bertolak dari defenisi konseptual yang sudah ditetapkan tinggal
dipertegas bagaimana konsep itu dapat diukur.
Definisi operasional adalah definisi variabel-variabel yang akan diteliti
secaraoperasional di lapangan. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan
pada pelaksanaanpengumpulan data dan pengolahan serta analisis data. Pada
saat akan melakukanpengumpulan data, definisi operasional yang dibuat
mengarahkan dalam pembuatan danpengembangan instrumen penelitian.
Sementara pada saat pengolahan dan analisis data,definisi operasional dapat
memudahkan karena data yang dihasilkan sudah terukur dan siapuntuk diolah
dan dianalisis. Dengan definisi operasional yang tepat maka batasan
ruanglingkup penelitian atau pengertian variabel-variabel yang akan diteliti
akan lebih fokus.
Dalam pembuatan definisi operasional selain memuat tentang pengertian
variabel secara operasional juga memuat tentang cara pengukuran, hasil ukur,
dan skala pengukuran.Selain itu agar mendapatkan hasil yang tepat maka
penomoran atau pengkodean pilihanjawaban dalam hasil ukur harus konsisten
antara variabel independen dengan variabeldependen pada setiap variabel
yang akan diukur. Misalnya variabel dependen yang menjadipokok bahasan
atau kasus diberi kode 1 dan non kasus atau kebalikannya diberi kode
0.Selanjutnya pengkodean pada variabel independen harus konsisten dengan
kode pilihanjawaban pada variabel dependen; kelompok penyebab kasus
diberi kode 1 dan bukanpenyebab kasus diberi kode 0.
Contoh:Variabel dependen: terjadinya keterlambatan pelaporan, terdapat
dua variabel independen yaitu pengetahuan dan sarana prasarana. Variabel
dependen: terjadinya keterlambatan pelaporan; terlambat (diberi kode 1) dan
tidak terlambat (diberi kode 0). Maka variabel independennya: pengetahuan;
kurang (diberi kode 1) dan baik (diberi kode 0). Variabel dependen: terjadinya
keterlambatan pelaporan; terlambat (diberi kode 1) dan tidak terlambat (diberi
kode 0). Maka variabel independennya: sarana prasarana; tidak memadai atau
tidak tersedia (diberi kode 1) dan memadai atau tersedia (diberi kode 0).
Begitu seterusnya hingga semua variabel independen yang akan diteliti
disusun dalam definisi operasional. Biasanya definisi operasional dibuat
dalam bentuk tabel.

Rangkuman
Variabel adalah atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara
satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain, yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut. Variabel terdiri dari variabel independen, variabel dependen, variabel
moderator dan variabel intervening.Definisi konseptual adalah abstraksi/konsep
yang diungkapkan dalam kata-kata yang berisi penjelasan tentang konsep-konsep
secara teoritis yang bersumber dari para ahli atau sumber resmi lainnya untuk
membantu pemahaman.Definisi operasional adalah definisi variabel-variabel yang
akan diteliti secara operasional di lapangan dan memiliki batasan ruanglingkup
penelitian atau pengertian variabel-variabel yang akan diteliti akan lebih fokus.

Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Bentuklah 4 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang mahasiswa
b. Masing-masing kelompok mencari literature tentang jenis-jenis variabel
penelitian, dibuat contoh masing-masing variabel tersebut dalam penelitian
RMIK sesuai dengan topik:
Kelompok 1. Variabel Dependen
Kelompok 2. Variabel Independen
Kelompok 3. Variabel Intervening
Kelompok 4. Variabel Moderator
c. Bentuk Laporan Tugas:dikumpulkan dalam bentuk poster yangkreatif
dengan ukuran kertas HVS A4.
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
POSTER
DAFTAR PUSTAKA
2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!
Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa membuat defenisi operasional dari variabel penelitian
rekam medis dan informasi kesehatan sbb:
1. Pendidikan
2. Usia petugas
3. Waktu tunggu
4. Family folder
5. Keterlambatan pengembalian DRM
6. Tracer
7. Kinerja petugas
8. Kepuasan pasien
9. Pengetahuan petugas
10. Jarak ke poli
b. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
c. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
JAWABAN TUGAS
Lembar Jawaban
Topik 1:
1. Berikut contoh penggunaan variabel dependen dan independen: Hubungan
kepemimpinan dengan kinerja petugas p – care di puskesmas, maka
kepemimpinan merupakan variabel independen dan kinerja merupakan variabel
dependen karena kepemimpinan mempengaruhi kinerja petugas. Contoh
penggunaan variabel moderator: Hubungan motivasi kerja dengan produktifitas
akan semakin kuat jika peranan pemimpin menciptakan iklim kerja yang baik,
dan sebaliknya. Yang menjadi variabel moderator adalah peran
pimpinan.Contoh variabel intervening: Hubungan tinggi rendahnya
penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup.
Pembahasan soal:
Variabel terdiri dari variabel independen, variabel dependen, variabel
moderator dan variabel intervening.Variabel independen adalah variabel yang
dapat mempengaruhi variabel lain, apabila variabel independen berubah maka
dapat menyebabkan variabel lain berubah. Variabel intervening adalah variabel
yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati
dan diukur. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen, artinya variabel dependen berubah karena disebabkan oleh perubahan
pada variabel independen. Variabel moderator adalah hubungan antara variabel
independen (bebas) dengan variabel dependen (terkait).

2. Berikut adalah 10 contoh variabel yang dibuat definisi operasionalnya dalam


penelitian rekam medis dan informasi kesehatan:
a. Pendidikan: jenjang pendidikan formal yang ditempuh oleh petugas rekam
medis yang divalidasi dengan adanya ijazah.
b. Usia: lamanya hidup responden dihitung mulai saat lahir sampai dengan
penelitian berlangsung
c. Waktu tunggu: lamanya waktu pasien menunggu sebelum menerima
layanan medis.
d. Rekam medis: dokumen yang berisi catatan identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang telah diberikan kepada
pasien.
e. Keterlambatan dokumen rekam medis: lamanya pengembalian dokumen
rekam medis yang tidak sesuai dengan standar waktu yang ditentukan
f. Sistem penyimpanan: tata cara menyimpan dokumen rekam medis yang
digunakan di rumah sakit.
g. Kinerja: hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh petugas
rekam medis dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
h. Kepuasan: perasaan senang atau kecewa responden yang muncul setelah
membandingkan antara harapan terhadap kinerja petugas rekam medis di
bagian pendaftaran.
i. Pengetahuan: hasil tahu dari petugas rekam medis mengenai manajemen
rekam medis di rumah sakit.
j. Jarak ke poli: panjang lintasan yang diukur dari ruang penyimpanan ke poli.
Pembahasan soal:
Membuat definisi operasional suatu variabel harus berdasarkan definisi
konseptual.Definisi konseptual bersifat umum, sedangkan pada definisi
operasional lebih khusus dan disesuaikan dengan apa yang ada di penelitian kita,
misalanya batasan lokasi dan subjek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

1. KBBI. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Jakarta:


Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud RI.
Tersedia: https://kbbi.kemendikbud.go.id.
2. Sastroasmoro S dan Ismael S. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Klinis.
Jakarta: Binarupa Aksara.
3. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
BAB V
POPULASI, SAMPEL DAN BESAR SAMPEL SESUAI KONDISI
MASYARAKAT DAN FASYANKES

PENDAHULUAN
A. Pengantar pendahuluan
Suatu penelitian dilaksanakan dengan meneliti objek penelitian. Objek
penelitian dapat berupa manusia, hewan,tumbuh-tumbuhan, benda mati, atau
fenomena yang terjadi di sekitar kita. Peneliti dapatmeneliti seluruh atau
sebagian dari objek. Objek yang diteliti tersebut meskipunhanya sebagian
harus dapat mewakili keseluruhan dari objek yang diteliti karena hasil
penelitian harus dapat digeneralisasikan kepada seluruh objek
penelitian.Seluruh objek penelitian yang diteliti disebut populasi, sedangkan
perwakilan atausebagian objek yang diteliti disebut sampel.
Sampel yang baik adalah sampel yang representatif, artinya sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik atau kondisi pada populasi. Agar sampel
bersifat representatif maka jumlah sampel serta teknik pengambilan sampel
harus mengikuti kaidah-kaidah ilmiah. Untuk menentukan besar sampel yang
dibutuhkan dalam suatu penelitian harusmenggunakan teknik serta rumus
perhitungan. Teknik sampling dapat dibedakan menjaditeknik probability
samplingdan teknik non probability sampling.
Modul ini akan memandu Anda untuk menentukan populasi dan sampel
dalampenelitian di bidang rekam medis dan informasi kesehatan. Untuk
mempermudah penjelasan mengenai populasi dan sampel maka bab ini dibagi
dalam 2 (dua) topik yaitu Topik 1 Populasi, Sampel dan Besar Sampel, dan
Topik 2 Teknik Pengambilan Sampel.

B. Deskripsi materi
Bab ini akan membahas tentang populasi dan sampel penelitian yang
terdiri dari penentuan populasi dan sampel, rumus besar sampel serta teknik-
teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel.
C. Kemampuan/tujuan akhir yang diharapkan
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menghitung
populasi, sampel, besar sampel dan teknik pengambilan sampel sesuai kondisi
masyarakat dan fasyankes.

D. Uraian Materi
Topik 1: Populasi, Sampel dan Besar Sampel
I. Pengertian Populasi
II. Pengertian Sampel
III. Kegunaan Sampel
IV. Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam
MenentukanSampel
V. Rumus Besar Sampel
Topik 2: Teknik Pengambilan Sampel
I. Probability Sampling/Random Sampling
II. Non Probability Sampling/Non Random Sampling
TOPIK 1
POPULASI, SAMPEL, DAN BESAR SAMPEL
Valentina, SKM, M.Kes

I. Pengertian Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yangmempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untukdipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009). Menurut Sastroasmoro (2012), populasi adalah setiap subjek (dapat
berupa manusia, binatang percobaan, data laboratorium dan lain-lain) yang
memenuhi karakteristik yang ditentukan. Sedangkan menurut Usman (2006)
populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik
kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai
sekelompokobjek yang lengkap dan jelas.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dankemudian dapat ditarik kesimpulannya (sintesis). Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi jugaobyek dan benda-benda lainnya
misalnyadokumen, lembaga, organisasi, dan lain-lain.Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapimeliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau objek yang diteliti
itu. Yangmenjadi sasaran penelitian adalah anggota populasi. Anggota
populasi terdiri dariorang-orang biasa disebut dengan subjek penelitian,
sedangkan anggota penelitian yangterdiri dari benda-benda atau bukan orang
sering disebut dengan objek penelitian.
Berdasarkan jenisnya populasi dibagi menjadi dua yaitu:
1. Populasi terbatas adalah populasi yang mempunyai sumber data yang
jelas batasnya secara kuantitif sehingga dapat dihitung jumlahnya secara
tepat. Contoh: Jumlah pasien rawat jalan RS A pada tahun 2019adalah
324.981 orang.
2. Populasi tak terbatas (tak terhingga) adalah populasi yang sumber
datanya tidak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk jumlah.Contoh: Jumlah penduduk Indonesia
yang mengalami pemutusan hubungan kerja pada tahun 2017. Dalam hal
ini jumlah penduduk Indonesia yang mengalami pemutusan hubungan
kerja merupakan populasi tak terbatas karena tidak semua perusahaan
melaporkan kejadian tersebut.

II. Pengertian Sampel


Apabila populasi jumlahnya besar dan peneliti tidak mungkin meneliti
semua yang ada pada populasi karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Hasil yang diperoleh dari sampel tersebut akan dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel harus bersifat representatif.
Menurut Sastroasmoro (2012), sampel adalah bagian dari populasi yang
dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasinya.
Sedangkan menurut Sugiyono (2009), sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik
kesimpulan.

III. Kegunaan Sampel


Penelitian kesehatan meliputi bidang yang sangat luas yang terdiri dari
berbagai sub bidang. Apabila dilakukan penelitian tidak hanya dapt dilakukan
terhadap unit atau sub bidang saja. Oleh sebab itu agar dapat dilakukan
penelitian terhadap semua sub bidang dengan biaya yang murah maka peneliti
memilih menggunakan sampel dibandingkan populasi.Kegunaan pengambilan
sampel adalah sebagai berikut (Notoatmodjo, 2012):
1. Menghemat biaya
Proses penelitian yangdimulai dari pembuatan proposal, pengumpulan
data, hingga pengolahan data akan membutuhkan biaya yang relatif besar.
Apabila objek penelitianyang digunakan berjumlah sangat banyak, maka
dapat diperkirakan biayayang dibutuhkan. Oleh karena itu, dengan
menggunakan sampel merupakankeputusan yang tepat untuk
meminimalisasikan biaya dalam penelitian.
2. Mempercepat pelaksanaan penelitian
Penggunaan populasi sebagai objek penelitian membutuhkan waku yang
relative lama dalam mengumpulkan seluruh populasi sampai pengolahan
datanya.Namun jika menggunakan sampel maka jumlah objek penelitian
akan lebih mudahdijangkau dalam waktu yang lebih singkat.
3. Menghemat tenaga
Peneliti dapat bekerja sendiri maupun bersama tim dalam pelaksanaan
proses penelitian. Jika objek penelitian yang digunakan adalah populasi,
maka tenaga yang dibutuhkan untuk mengumpulkan datahingga
pengolahan data diperkirakan akan membutuhkan tenaga yang lebih
banyak dibandingkan jika menggunakan sampel.
4. Memperluas ruang lingkup penelitian.
Ruang lingkup merupakan keseluruhan aspek yang terkait dalam proses
penelitian, mulai dari waktu, lokasi penelitian, biaya, serta penunjang
lainnya. Penelitian menggunakan sampel lebih memungkinkan untuk dapat
memperluas ruang lingkup ataupun elemen yang diteliti dibandingkan jika
menggunkan jumlah populasi yang sangat besar.
5. Memperoleh hasil yang lebih akurat.
Penelitian yang menggunakan sampel maka pengumpulan sampai
pengolahan datamenjadi lebih mudah dimonitoring prosesnya, sehingga
keakuratan data lebih terjamin.

IV. Faktor-Foktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam Menetukan Sampel


Dalam menentukan sampel juga diukur besaran sampel yang harus
terpenuhi menggunakan perhitungan besaran sampel yang akan dibahas pada
topik selanjutnya. Untukmenilai suatu besaran sampel dari perhitungan itu
terpenuhi jumlahnya, maka beberapakriteria yang diperlukan antara lain:
1. Derajat keseragaman (degree of homogenity)
Makin seragam populasi itu, makin kecil sampel yang dapat diambil.
Apabila populasi seragam sempurna (completely homogeneous), maka satu
elemen saja dari seluruhpopulasi itu sudah cukup representatif untuk
diteliti. Berbeda kalau populasi adalahtidak seragam secara sempurna
(completely heterogeneous), maka hanya pembuatankerangka sampel
(sampling frame) lengkaplah yang dapat memberikan gambaran
yangrepresentatif.
2. Presisi yang dikehendaki dalam penelitian
Tingkat ketepatan ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh dari
sampel dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari populasi, dengan
menggunakan asumsi instrumen(alat ukur), metode penelitian, dan kualitas
peneliti yang sama. Secara kuantitatif presisi diukur dari standar error.
Makin kecil kesalahan baku maka makin besar tingkat presisinya.
3. Rencana Analisis
Rencana analisis data dengan teknik analisis tertentu sangat menentukan
besarnya sampel yang harus diambil. Teknik analisis dengan tabel silang
dan analisis lanjutandengan Chi-Square misalnya mensyaratkan
pentingnya sampel minimal yang tersediadalam setiap sel dalam tabel
silang. Untuk tabel ukuran 2x2 diperlukan sampel minimalsebanyak 30,
denganperkiraan frekuensi sampel menyebar secara merata pada masing-
masing sel. Untuk keperluan analisis yang lebih baik, diperlukan sampel
yang lebih banyak. Teknik analisis regresi, misalnya mengasumsikan
sampel berdistribusi normal. Asumsi normalitas umumnya dapat dicapai
pada sampel ukuran besar yaitu minimal 30.
4. Banyaknya unsur dalam populasi
Semakin banyak unsur dalam populasi yang akan diteliti semakin banyak
sampel yang harus diambil.

V. Rumus Besar Sampel


Besar sampel adalah jumlah anggota sampel yang digunakan dalam suatu
penelitian. Semakin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang
kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah
sampel menjauhi populasi maka makin besar kesalahan generalisasi.
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam
penelitian? Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang
dikehendaki. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah
sampel yang diperlakukan, dan sebaliknya semakin kecil tingkat kesalahan
maka makin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber
data.
Cara menghitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh
desain penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Misalnya jenis
penelitian observasi dengan menggunakan desain cross sectional akan berbeda
dengan case control study dan kohort. Berikut ini adalah beberapa metode
yang digunakan dalam menentukan ukuran sampel.
1. Rumus Slovin (Notoatmodjo, 2012)
Rumus ini digunakan jika besar jumlah populasi (N) telah diketahui
dengan tepat.
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(e2)

Keterangan:
n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan dalam penelitian

Rumus Taro Yamane juga menyerupai Rumus Slovin dimana istilah


kesalahan atau e pada Slovin, diganti menggunakan istilah ketepatan
absolute atau presisi (d) pada Taro Yamane.
Contoh:
Suatu penelitian ingin mengukur kepuasan pasien BPJS kelas 3 tentang
pelayanan bagian pendaftaran di rumah sakit B, diketahui jumlah
populasinya adalah 550 orang dan tingkat kesalahan yang diharapkan oleh
peneliti adalah sebesar 5%, maka jika menggunakan rumus slovin, maka
didapat sampel sebagai berikut:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(e2)

550
𝑛 = 1 + 550(0,052)

550
𝑛 = 2,375 = 231,57 ≈ 232

Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 232 orang.

2. Rumus Lameshow (1991)


Untuk penelitian survei, rumus yang dapat digunakan adalah dengan
rumus estimasi proporsi. Jika besar populasi (N) tidak diketahui, maka
dapat menggunakan rumus berikut:

2
𝑍1−∝/2 × 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2

Keterangan:
n = besar sampel
p = proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi,
bila tidak diketahui proporsinya ditetapkan 50% (0,50)
d = tingkat ketepatan absolut/presisi, misalnya 10% (0,10) atau 5% (0,05)
Z = standar deviasi normal sesuai dengan derajat kemaknaan(biasanya
pada tingkat 95% = 1,96)

Contoh:
Suatu penelitian ingin mengetahui proporsi resume medis yang tidak
lengkap padaRS X. Namun populasinya belum diketahui peneliti. Untuk
derajat penyimpangan yangdiinginkan peneliti adalah 5%, maka sampel
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

1,962 × 0,5(1 − 0,5)


𝑛=
0,052

3,8416 × 0,25
𝑛= = 384,16 ≈ 384
0,0025

Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 384 resume
medis.
Rangkuman
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan sampel adalah
perwakilan dari objek yang diteliti.Besaran sampel sangat tergantung dari besaran
tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti.Cara menghitung besar
sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh desain penelitian yang digunakan
dan data yang diambil.

Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Bentuklah 4 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang mahasiswa
b. Masing-masing kelompok mencari mencari rumus besar sampel selain
yang sudah dicantumkan dalam modul, kemudian dibuat contoh
perhitungan sampelnya.
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
RUMUS BESAR SAMPEL
CONTOH SOAL DAN JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA

2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!


Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa menyelesaikan 5 soal perhitungan rumus besar sampel.
1. Suatu penelitian ingin mengukur kepuasan pasien BPJS kelas 3 tentang
pelayanan bagian pendaftaran di rumah sakit B, diketahui jumlah
populasinya adalah 550 orang dan tingkat kesalahan yang diharapkan
oleh peneliti adalah sebesar 5%.Berapakah jumlah sampel minimal
yang dibutuhkan?
2. Suatu penelitian diketahui proporsi resume medis yang tidak lengkap
padapuskesmas A adalah 20%. Derajat penyimpangan yangdiinginkan
peneliti adalah 5%, maka berapakah sampel minimal yang dibutuhkan?
3. Suatu penelitian diketahui duplikasi rekam medis padaRS C adalah
5%. Derajat penyimpangan yangdiinginkan peneliti adalah 5%,
berapakah sampel minimal yang dibutuhkan?
4. Suatu penelitian ingin mengetahui ketepatan pengkodingan padaRS Q.
Tahun lalu proporsi ketidaktepatan rekam medis 8%. Jika derajat
penyimpangan yangdiinginkan peneliti adalah 1%, maka berapakah
sampel minimal yang dibutuhkan?
5. Suatu penelitian ingin mengukur pengetahuan pasien tentang prosedur
pendaftaran di rumah sakitZ, diketahui jumlah rata-rata pasien dalam
satu bulan adalah 680 orang dan tingkat kesalahan yang diharapkan
oleh peneliti adalah sebesar 5%.Berapakah jumlah sampel minimal
yang dibutuhkan?
b. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
c. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
TUGAS SOAL
JAWABAN
Lembar Jawaban
Topik 1:
1. Contoh rumus besar sampel selain yang sudah dicantumkan dalam modul yaitu
rumus untuk penelitian cross sectional yaitu:
𝑍2𝑝(1 − 𝑝)𝑁
𝑛=
𝑑2(𝑁 − 1) + 𝑍2𝑝(1 − 𝑝)𝑁
Sumber: Sastroasmoro S dan Ismael S. 2009. Dasar-Dasar Penelitian Klinis.
Jakarta: Binarupa Aksara.
Contoh soal:
Suatu penelitian cross sectional ingin mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhimasyarakat Kecamatan X untuk menjadi peserta BPJS
Kesehatan. Jumlah pendudukKecamatan X diketahui 4500 jiwa. Sedangkan
persentase penduduk Kecamatan X yangtelah terdaftar BPJS Kesehatan sebesar
38%. Untuk derajat penyimpangan yangdiinginkan peneliti adalah 5% dan nilai
Z = 1,96. Berapa sampel yang dibutuhkan padapenelitian tersebut?
Diketahui: N = 4500
p = 0,38
d = 5% (0,05)
Z = 1,96
Maka, perhitungan sampel adalah:
𝑍2𝑝(1 − 𝑝)𝑁
𝑛=
𝑑2(𝑁 − 1) + 𝑍2𝑝(1 − 𝑝)𝑁
1,9620,38(1 − 0,38)4500
𝑛=
0,052(4500 − 1) + 1,9620,38(1 − 0,38)4500
1060,2
𝑛 = 12,0275 = 88
Jadi, sampel yang diibutuhkan adalah 88 orang
Pembahasan soal:
Dengan mengetahui faktor-foktor yang perlu dipertimbangkan dalam
mengambil sampel, peneliti dapat menentukan sampel dan jumlah yang
dibutuhkan dalam sebuah penelitian serta tetap memperhatikan aspek
keterwakilan sampel dari populasi (representatif).

2. Jawaban soal perhitungan besar sampel


Soal 1.
Jawab:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(e2)
550
𝑛 = 1 + 550(0,052)

550
𝑛 = 2,375 = 231,57 ≈ 232
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 232 orang.
Soal 2.
𝑍1−∝/2
2
× 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2
𝑛 = 1,96 × 0,2(1 − 0,2)
2

0,052
3,8416 × 0,16
𝑛= = 245,86 ≈ 346
0,0025
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 346 resume
medis.
Soal 3.
2
𝑍1−∝/2 × 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2
2
𝑛 = 1,96 × 0,05(1 − 0,05)
0,52
3,8416 × 0,182476
𝑛= 0,0025 = 72,99 ≈ 73
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 73 resume
medis.
Soal 4.
𝑍1−∝/2
2
× 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2
2
𝑛 = 1,96 × 0,8(1 − 0,8)
0,012
3,8416 × 0,18
𝑛= = 6146,56 ≈ 6146
0,0001
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 6146
resume medis.
Soal 5.
Jawab:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(e2)
680
𝑛 = 1 + 680(0,052)
680
𝑛= = 251,85 ≈ 252
2,7
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 252 orang.
Pembahasan soal:
Besar sampel dibutuhkan agar sampel dapat benar-benar mewakili kondisi
populasi. Perhitungan besar sampel dipaparkan dengan jelas pada contoh
diatas.
TOPIK 2
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Valentina, SKM, M.Kes

I. Probability Sampling/Random Sampling


Teknik sampling merupakan teknik atau tata cara pengambilan sampel
(Sugiyono, 2009). Teknik sampling dilakukan agar sampel yang diambildari
populasinya representatif (mewakili), sehingga dapat diperoleh informasi yang
cukupuntuk mengestimasi populasinya. Teknik pengambilan sampel dibagi
menjadi 2 jenis berdasarkan sama atau tidaknyakesempatan seluruh anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel yaitu probabilitysampling dan
non probability sampling.
Teknik probabilitysamplingdisebut juga dengan teknik pengambilan
sampel secara acak (random sampling) adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi unsur (anggota) populasi dipilih
menjadi anggota sampel. Pada teknik ini peneliti harus membuat kerangka
sampling (sampling frame), yaitu daftar yang berisikan setiap elemen populasi
yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa berupa data tentang
orang/binatang, benda, kejadian, tempat, dan lain-lain. Jika populasi penelitian
adalah mahasiswa perguruan tinggi A, maka peneliti harus bisa memiliki
daftar semua mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi A tersebut
selengkap mungkin, misalnyanama, NIM, jenis kelamin, alamat, prodi dan
informasi lain yang berguna bagi penelitiannya. Dari daftar ini, peneliti akan
bisa secara pasti mengetahui jumlah populasinya.
Yang termasuk dalam probability sampling adalah simple random
sampling, systematic random sampling, stratified random sampling
(proportionate stratified random sampling, disproportionate
stratifiedrandomsampling), cluster sampling danmultistage sampling, dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Simple Random Sampling
Simple random sampling disebut jugapengambilan sampel secara acak
sederhana. Pada teknik sampling secara acak, setiap individu dalam
populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Teknik ini
biasanya menggunakan metode undian. Persyaratan yang harus dipenuhi
untuk teknik pengambilan sampel acak secara sederhana adalah anggota
populasi dianggap homogen. Teknik sampling ini memiliki bias terkecil
dan generalisasi tinggi. Prosedur dalam teknik pengambilan sampel acak
sederhana adalah sebagai berikut:
a. Susun kerangka sampel
b. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
c. Tentukan alat pemilihan sampel (undian,tabel bilangan acak/random
numberataukomputer)
d. Pilih sampel secara acak sampai dengan jumlah terpenuhi
e. Periksa sampel terpilih menggunakan kerangka sampling
Teknik pengambilan sampel acak sederhana yang sering digunakan
adalah denganmelakukan pengundian. Caranya dengan membuat kertas
undian yang diberi nomor sebanyak jumlah populasi, misalkan populasi
(N) sebanyak 100 orang maka kertas ditulis angka 1 sampai 100.
Kemudian kertas dilipat, diacak dan diundi dengan mengambil satu
persatu undian sampai jumlah sampel terpenuhi, misalkan sampel (n)
sebanyak 60 maka kertas undian diambil sebanyak 60 kali. Hasil undian
yang terpilih contohnya angka 36, 78, 33, 54, 12, 6, … dst. Maka periksa
nomor sampel yang terpilih tersebut menggunakan kerangka sampling
untuk melihat apa/siapa anggota populasi yang menjadi sampel.
Metode lainnya yang dapat digunakan dalam teknik pengambilan acak
sederhanaadalah dengan tabel bilangan acak/random numberyang dapat
dilihat pada lampiran buku-buku statistik.Teknik random juga dapat
menggunakan Ms. Excel. Tahapan dalam pembuatan tabelrandom adalah
sebagai berikut:
1. Buat kode untuk setiap anggota populasi yang ditentukan. Contoh
dalam suatu penelitian ingin meneliti dokumen rekam medis dengan
jumlah populasi 50. Maka 50 rekam medis tersebut diberi nomor urut 1
sampai 50. Kemudia hitung besarsampel menggunakan rumus,
contohnya diperoleh sampel sebanyak 35rekam medis.
2. Kemudian pada kolom 2 buat nama random, kemudian buat rumus
=RAND(), enter, kemudian tarik rumusuntuk meneruskan pada baris
berikutnya.
Gambar 5.1. Teknik random menggunakan Ms. Excel

3. Buat kolom baru dengan nama sampel Kemudian tuliskan


rumus=INDEX($A$2:$A$51;RANK(B2;$B$2:$B$51)), enter.
Catatan: Penggunaan tanda “;” tergantung format komputer jika tidak
sesuai gunakantanda “,”.
4. Tarik rumus pada kolom C2 sesuai jumlah sampel yang dibutuhkan,
contohnya adalah 35. Maka tarik rumus sampai kolom C36 untuk
mendapatkan kode dari tiap anggotapopulasi yang menjadi sampel
dalam penelitian.
5. Angka yang muncul pada kolom sampel adalah nomor sampel yang
terpilih. Dalam contoh ini terpilih populasi dengan nomor urut 16, 7,
40, 5, 25, 33, 44, 31, 36. … dst. Maka periksa angka tersebut pada
kerangka sampling untuk melihat apa/siapa anggota populasi yang
menjadi sampel.
Gambar 5.2. Nomor sampel yang terpilih

2. Systematic Random Sampling


Sistematik random sampling adalah metode yang digunakan dengan
cara membagi jumlah seluruh anggota populasi dengan jumlah sampel
yang dibutuhkan. Hasil tersebutmerupakan interval sampel. Rumus
dituliskan sebagai berikut:
𝑁
𝑘=
𝑛

Keterangan:
k = interval sampel
N = jumlah seluruh anggota populasi
n = jumlah sampel yang diinginkan

Contoh: Dalam penerapan pengambilan sistematik random sampling, suatu


populasi dalam penelitian adalah seluruh dokumen rekam medis rawat
inap BPJS kelas 1 yang berjumlah 567 orang,kemudian sampel yang
diinginkan adalah 185. Sampling interval pada penelitian tersebutadalah
sebagai berikut:
𝑁
𝑘=
𝑛

567
𝑘= = 3,06 ≈ 3
185

Selanjutnya untuk menentukan sampel pertama dilakukan undian sejumlah


nilai interval. Pada contoh ini, maka diundi antara angka 1, 2, atau 3,
misalnya terpilih angka 2 maka sampelnya adalah adalah 2, 5, 8, 11,dan
seterusnya sampai mencapai jumlah 185 anggota sampel.

3. Stratified Random Sampling


Stratified random sampling merupakan proses pengambilan sampel
melalui prosespembagian populasi ke dalam strata, memilih sampel acak
sederhana dari setiap strata, danmenggabungkannya ke dalam sebuah
sampel. Dari populasi tersebut kemudian dibagi kedalam strata yang
karakteristiknya sama.
Stratified random samplingterbagi atas dua jenis yaitu
proportionate stratified random samplingdandisproportionate stratified
random sampling.Proportionate stratified random samplingadalah teknik
pengambilan sampel berstrata jika jumlah anggota populasi pada masing-
masing strata tersebar secara proporsional atau relative sama.Teknik ini
digunakan untuk populasi yang bersifat heterogen. Dari populasi tersebut
kemudian dibagi ke dalam strata yang karakteristiknya sama. Rumus yang
digunakan dalam sampelberstrata adalah sebagai berikut:

𝑁i
𝑛i = ×𝑛
𝑁
Keterangan:
Ni = Jumlah populasi pada stratum
N = Jumlah populasi seluruhnya
ni = Jumlah sampel pada stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya

Contoh: Suatu penelitian ingin mengetahui kepuasan pasien BPJS


rawat inap RS Cpada bulan Januari 2020. Jumlah populasi pasien rawat
inap pada bulan Januari 2020 adalah 300 dengan populasi tiap stratayaitu
Kelas 1 berjumlah 60 orang, Kelas 2 berjumlah 90 orang dan Kelas 3
berjumlah 150. Hasil perhitungan besar sampel diperoleh jumlah sampel
yang harusdipenuhi adalah 100 orang pasien.

Kelas 1 : 𝑛1 = 𝑁1 × 𝑛 = 60
× 100 = 20
𝑁 300

Kelas 2 : 𝑛2 = 𝑁2 × 𝑛 = 90
× 100 = 30
𝑁 300

Kelas 3 : 𝑛3 = 𝑁3 × 𝑛 = 150
× 100 = 50
𝑁 300

Sehingga jumlah sampel adalah 300 dengan pembagian kelas 1 adalah


20 orang, kelas 2 adalah 30 orang dan kelas 3 adalah 50 orang.
Selanjutnya pemilihan sampel pada masing-masing strata menggunakan
kerangka sampling dengan sistem undian.
Disproportionate Stratified Random Samplingadalah teknik
pengambilan sampel berstrata jika jumlah anggota populasi pada masing-
masing strata tersebar secara tidak proporsional atau salah satu strata
berjumlah sangat kecil. Misalnya sebuah rumah sakit memiliki tenaga
kerja kesehatan dengan pendidikan lulusan S3 sejumlah 2 orang, lulusan
S2 sejumlah 70 orang, lulusan S1 sejumlah 260 orang. Maka 2 orang
lulusan S3 tersebut diambil seluruhnya sebagai sampel tanpa perlu
menghitung menggunakan rumus strata karena jumlahnya sangat kecil.
Sedangkan untuk kelompok strata lainnya dihitung menggunakan rumus
strata seperti contoh pada teknik proportionate stratified random
sampling.

4. Cluster Sampling
Cluster sampling adalah teknik pengambilan sampel bukan dari unit
individu melainkan dari kelompok atau gugus. Gugus atau kelompok yang
diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit geografis (dusun, desa,
kelurahan, dan sebagainya). Peneliti tidak mendaftar semua anggota atau
unit populasi, melainkan cukup mendaftar banyaknya kelompok atau
gugus yang ada dalam populasi tersebut. Maka pada teknik ini yang
menjadi kerangka sampling adalah nama gugus/ kelompok yang ada pada
populasi tersebut. Teknik cluster sering digunakan oleh para peneliti di
lapangan yang mungkin wilayahnya luas.
Contoh: Peneliti ingin mengetahui kepatuhan masyarakat membawa
KIB saat berobat di RS. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat
di Kelurahan Pulo Brayan Darat I yang terdiri dari 14 lingkungan, maka
yang menjadi cluster pada lingkungan ini adalah lingkungan. Kemudian
peneliti menghitung jumlah lingkungan yang akan menjadi sampel
menggunakan rumus besar sampel, misalnya diperoleh 10 lingkungan.
Maka pengambilan secara gugus adalah dengan mengambil 10 lingkungan
secara acak atau undian dari 14 lingkungan yang ada di Kelurahan Pulo
Brayan Darat I. Kemudian semua penduduk yang berdomisili di 10
lingkungan yang menjadi sampel tersebutlah yang diteliti.
5. Multistage Sampling
Multistage Samplingadalah teknik yang dilakukan bedasarkan wilayah
secara bertahap. Teknik ini merupakan pengembangan dari cluster
sampling namun dalam wilayah yang sangat luas dan bermacam-macam
tingkat wilayah. Pelaksanaannya adalah dengan membagi wilayah
populasi ke dalam sub-sub wilayah, dan tiap sub wilayah tersebut terbagi
lagi dalam wilayah yang lebi kecil, dan seterusnya.
Contoh: Suatu penelitian ingin mengetahui kepatuhan masyarakat
membayar iuran BPJS di Kota Medan. Maka tahapan yang harus
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Peneliti menyusun kerangka sampel yang menggambarkan wilayah-
wilayah di Kota Medan berdasarkan tingkatnya mulai tingkatan
tertinggi secara lengkap mulai dari kecamatan, kelurahan sampai
lingkungan.
2. Pilih wilayah yang akan dijadikan sampel dengan cara acak secara
bertingkat (multistage) mulai dari tingkat wilayah paling tinggi yaitu
kecamatan. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan, kemudian dihitung
jumlah sampel kecamatan yang akan diambil, misalkan berjumlah 15.
Maka diambil 15 kecamatan secara acak dari 21 kecamatan yang ada
di Kota Medan.
3. Selanjutnya tingkat wilayah yang akan diambil adalah tingkat
kelurahan. Misalkan salah satu kecamatan yang terpilih adalah
Kecamatan Medan Timur yang terdiri dari 11 Kelurahan. Kemudian
dihitung jumlah sampel kelurahan yang akan diambil, misalkan
berjumlah 8 kelurahan. Maka diambil 8kelurahan secara acak dari 11
kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Timur. Langkah ini
dilakukan pada 15 kecamatan terpilih.
4. Setelah mendapatkan sampel kelurahan, selanjutnya tingkat wilayah
yang akan diambil adalah tingkat lingkungan. Misalkan salah satu
kelurahan terpilih terpilih yaitu Kelurahan Pulo Brayan Darat I yang
terdiri dari 14 Lingkungan. Kemudian dihitung jumlah sampel
kelurahan yang akan diambil, misalkan berjumlah 10 lingkungan.
Maka diambil 10 lingkungan secara acak dari 14 kelurahan yang ada di
Kelurahan Pulo Brayan Darat I. Langkah ini dilakukan pada 8
kelurahan yang terpilih.
4. Telitilah semua penduduk yang ada dalam masing-masing wilayah
lingkungan yang terpilih sebagai sampel penelitian.Jika wilayah masih
terlampau luas, maka bagilah lagi wilayah penelitian ke dalam wilayah
yang lebih kecil lagi misalnya Lorong, RW atau RT.

Kota Medan

Kec. Medan Timur Kec. Medan Barat Kec. Medan Tembung Kec. Medan Perjuangan Kec. Medan Baru Kec.
Medan Kota

Kel. Pulo Brayan Darat I Kel. Gaharu Kel. Sidodadi Kel. Tegal Rejo Kel. Sei Kera Hilir I Kel. Pandau Hulu I Kel. Pasar Baru

Lk.11 Lk.3 Lk.6


Lk. 8 Lk.10 Lk.2 Lk.1 Lk.2 Lk.5

Keterangan:

: Wilayah terpilih

: Wilayah tidak terpilih

Gambar 5.3. Tahapan Teknik Multistage Sampling

II. Non Probability Sampling/Non Random Sampling


Teknik nonprobabilitysampling disebut juga dengan teknik pengambilan
sampel secara tidak acak (nonrandom sampling) adalah teknik pengambilan
sampel yang memberikan peluang yang tidak sama bagi unsur (anggota)
populasi dipilih menjadi anggota sampel.Yang termasuk dalam non
probability sampling adalah purposive sampling, quota sampling, accidental
sampling, snowball samplingdansampling jenuh, dengan penjelasan sebagai
berikut:
1. Purposive Sampling
Penarikan sampel secara puposive merupakan cara penarikan sampel
yang dilakukandengan memilih subjek berdasarkan pada karakteristik
tertentu yang dianggap mempunyaihubungan dengan karakteristik
populasi yang sudah diketahui sebelumnya.Penentuan sampel
menggunakan kriteria pemilihan sampel, yaitu kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi.
Kriteria inklusi adalah kriteria yang akan menyaring anggota populasi
menjadi sampel yang memenuhi kriteria secara teori yang sesuai dan
terkait dengan topik dan kondisipenelitian. Atau dengan kata lain, kriteria
inklusi merupakan ciri-ciri yang perlu dipenuhioleh setiap anggota
populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria ekslusi
adalah kriteria yang dapat digunakan untuk mengeluarkan anggota sampel
dari kriteria inklusi atau dengan kata lain ciri-ciri anggota populasi yang
tidakdapat diambil sebagai sampel.
Contoh:Kita ingin meneliti kepuasan pasien rawat jalan BPJS terhadap
pelayanan di RS X.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien
BPJS di RS X. Selanjutnya dalam penentuan sampel, maka
kitamenetapkan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
Kriteria inklusi:Pasien BPJS di RS X yang menjadi sampel penelitian
merupakan pasien yangtelah memanfaatkan pelayanan rawat jalan minimal
1 tahun, dengan usia pasien 18-55 tahun.
Kriteria eksklusi: Namun ketika pasien yang terpilih menjadi sampel tidak
dapatberkomunikasi dengan baik, maka akan kita keluarkan sebagai
sampel dalam penelitian.Kriteria eksklusi dikalukan dengan
menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhikriteria inklusi
dari penelitian karena alasan tertentu.

2. Quota Sampling
Quota sampling (quotum atau kuota) merupakan teknik sampling
yangdilakukan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Jumlah
atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel
yang diperlukan. Anggota populasi manapun yang akan diambil tidak
menjadi soal yang penting jumlah quotum yang ditetapkan dapat dipenuhi.
Sebelum kuota sampelterpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai.
Contoh: Suatu penelitian tentang tinjauan ketepatan kode diagnosa
penyakit pada sistem endokrin di RS A, dimanapeneliti menetapkan bahwa
sampel yang harus terpenuhi sebanyak 50 dokumen rekammedis.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan memilih sampel secara bebas
sampai jumlah 50 dokumen rekam medis terpenuhi.

3. Accidental Sampling
Teknik accidental sampling adalh teknik penentuan sampel
berdasarkan faktor kebetulan atau ada tersedia.Artinya siapa saja yang
secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka orang tersebutdapat
dijadikan sampel. Contohnya suatu penelitian tentangkepuasan mahasiswa
terhadap prosespembelajaran. Maka mahasiswa yang kebetulan bertemu
peneliti di lokasi pada waktu penelitian dijadikan sebagaisampel.

4. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil kemudian membesar. Dikatakan snowball sampling
karena penarikan sampel terjadi seperti efek bola salju. Dalam penetuan
sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena data yang
diberikan dari dua orang tersebut belum lengkap, maka peneliti mencari
orang lain berdasarkan informasi dari dua orang tersebut untuk
melengkapi data. Selanjutnya sampelketiga ditentukan berdasarkan
informasi dari sampel kedua, sampelkeempat ditentukanberdasarkan
informasi dari sampel ketiga, dan seterusnya sehingga jumlah sampel
semakinbesar.
Teknik ini biasanya digunakan untuk penelitian kualitatif. Contohnya
suatu penelitian tentang evaluasi standar operasional pengelolaan
rekammedis di Puskesmas X. Peneliti menetapkan subjek penelitian pada
awalnya adalah KepalaPuskesmas, kemudian dari hasil wawancara
diarahkan ke petugas bagian rekam medis.

5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel jika semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel (total sampling). Hal inidilakukan jika
jumlah populasi relatif sedikit, kurang dari 30 atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Contohnyasuatu penelitian tentang penilaian kinerja PMIK di RS A,
dimana populasi padabagian RMIK di RS A hanya 21 orang. Maka dengan
menggunakan sampel jenuh, sampel padapenelitian ini adalah keseluruhan
PMIK di RS A yaitu sebanyak 21 orang.

Rangkuman
Teknik pengambilan sampel terbagi dua bagian yaitu probability
sampling/teknik sampel acak (random sampling)dan non probability
sampling/teknik sampel tidak acak (non random sampling). Yang termasuk dalam
probability sampling adalah simple random sampling, systematic random
sampling, stratified random sampling (proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratifiedrandomsampling), cluster sampling danmultistage
sampling. Sedangkan yang termasuk dalam non probability sampling adalah
purposive sampling, quota sampling, accidental sampling, snowball
samplingdansampling jenuh.

Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Bentuklah 10 kelompok yang terdiri dari 3-4 orang mahasiswa
b. Masing-masing kelompok membuat langkah-langkah teknik pengambilan
sampel sesuai topik masing-masing.
Kelompok 1 simple random sampling, Kelompok 2 systematic random
sampling, Kelompok 3 stratified random sampling, Kelompok 4
multistage sampling, Kelompok 5 cluster sampling, Kelompok 6
accidental sampling, Kelompok 7 quota sampling, Kelompok 8 purposive
sampling, Kelompok 9 snowball sampling dan Kelompok 10 sampling
jenuh.
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas video harus mencantumkan isi dengan format berikut:
COVER
LANGKAH-LANGKAH TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
PENJELASAN
DAFTAR PUSTAKA
2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!
Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa membuat kerangka sampling/sampling frameyang
digunakan untuk penelitian: “Hubungan Ketepatan Penulisan Diagnosis Dengan
Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Digestif Pasien Rawat Inap di RSU X”
b. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
c. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
KERANGKA SAMPLING
DAFTAR PUSKTAKA
Lembar Jawaban
Topik 2:
1. Langkah-langkah teknik pengambilan sampel
a. simple random sampling
- Susun kerangka sampel
- Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
- Tentukan alat pemilihan sampel (undian, tabel bilangan acak/random
numberataukomputer)
- Pilih sampel secara acak sampai dengan jumlah terpenuhi
- Periksa sampel terpilih menggunakan kerangka sampling
b. systematic random sampling
- Bagi jumlah seluruh anggota populasi dengan jumlah sampel yang
dibutuhkan untuk menentukan interval.
- Selanjutnya untuk menentukan sampel pertama dilakukan undian sejumlah
nilai interval.
- Pilih sampel sesuai interval sampai mencapai jumlah anggota sampel.
c. stratified random sampling
- Bagipopulasi ke dalam strata
- Hitung jumlah sampel secara proporsional/ non proporsional pada masing-
masing strata
- Pilih sampel acak sederhana dari setiap strata, dan menggabungkannya ke
dalam sebuah sampel.
d. multistage sampling
- Peneliti menyusun kerangka sampel yang menggambarkan wilayah-
wilayah berdasarkan tingkatnya mulai tingkatan tertinggi secara lengkap
- Pilih wilayah yang akan dijadikan sampel dengan cara acak secara
bertingkat (multistage) mulai dari tingkat wilayah paling tinggi
- Selanjutnya tingkat wilayah yang lebih rendah yang akan diambil, dan
seterusnya.
- Telitilah semua penduduk yang ada dalam masing-masing wilayah terkecil
yang terpilih sebagai sampel penelitian.
e. cluster sampling
- Teknik pengambilan sampel bukan dari unit individu melainkan dari
kelompok atau gugus.
- Gugus atau kelompok yang diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit
geografis (dusun, desa, kelurahan, dan sebagainya).
- Telitilah penduduk yang ada dalam masing-masing gugus yang terpilih
sebagai sampel penelitian.
f. accidental sampling
- Tentukan populasi penelitian
- Penentuan sampel berdasarkan faktor kebetulan atau ada tersedia. Artinya
siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti di lapanagan
maka orang tersebut dapat dijadikan sampel.
g. quota sampling
- Tentukan jumlah atau quotum yang dijadikan dasar untuk mengambil unit
sampel yang diperlukan.
- Anggota populasi manapun yang akan diambil tidak menjadi soal yang
penting jumlah quotum yang ditetapkan dapat dipenuhi.
- Sebelum kuota sampel terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai.
h. purposive sampling
- Tentukan populasi penelitian
- Buatlah keriteria inklusi dan eksklusi penelitian berdasarkan pada
karakteristik tertentu
- Sampel ditentukan berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah
ditentukan tersebut.
i. snowball sampling
- Dalam penetuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang
- Tetapi karena data yang diberikan dari dua orang tersebut belum lengkap,
maka peneliti mencari orang lain berdasarkan informasi dari dua orang
tersebut untuk melengkapi data.
- Selanjutnya sampel ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sampel
kedua, sampel keempat ditentukan berdasarkan informasi dari sampel
ketiga, dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin besar.
j. sampling jenuh.
- Teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel (total sampling).
- Hal ini dilakukan jika jumlah populasi relatif sedikit, kurang dari 30 atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil.
Pembahasan soal:
Ketepatan langkah-langkah teknik sampling sudah sesuai jika sesuai
sistematika langkah-langkah teknik pengambilan sampel, penjelasan disertai
contoh penggunaan teknik tersebut di dalam penelitian kesehatan ataupun
rekam medis. Sumber penyusunan tugas juga bersumber dari literature sesuai
topik dan terbaru dari sumber terpercaya, serta kesesuaian penulisan sitasi
dengan daftar pustakanya.
2. Contoh kerangka sampling

Kerangka Sampling
Hubungan Ketepatan Penulisan Diagnosis Dengan Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Digestif Pasien Rawat Inap di R

No No. RM Nama RuangRawat DPJP


1 13-12-12 Tn. F Melati dr. Mona, Sp.PD
2 13-12-13 Ny. N Melati dr. Mona, Sp.PD
3 13-12-14 Ny. M Melati dr. Mona, Sp.PD
4 13-12-15 Tn. L Melati dr. Mona, Sp.PD
5 13-12-16 Ny. A Melati dr. Mona, Sp.PD
6 13-12-17 Ny. R Melati dr. Mona, Sp.PD
7 13-12-18 Ny. C Melati dr. Mona, Sp.PD
8 13-12-19 Tn. A Melati dr. Mona, Sp.PD
9 13-12-20 Tn. K Melati dr. Mona, Sp.PD
10 13-12-21 Ny. A Melati dr. Mona, Sp.PD
dst

Pembahasan soal:
Kerangka sampling (sampling frame), yaitu daftar yang berisikan setiap
elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa
berupa data tentang orang/binatang, benda, kejadian, tempat, dan lain-lain.
Jika populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi A, maka peneliti
harus bisa memiliki daftar semua mahasiswa yang terdaftar di perguruan
tinggi A tersebut selengkap mungkin, misalnyanama, NIM, jenis kelamin,
alamat, prodi dan informasi lain yang berguna bagi penelitiannya. Dari daftar
ini, peneliti akan bisa secara pasti mengetahui jumlah populasinya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Masturoh, Imas dan Nauri Anggita T, 2018. Bahan Ajar Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
2. Notoatmodjo, Soekidjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
3. Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
4. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai