PENDAHULUAN
A. Pengantar pendahuluan
Penelitian adalah suatukegiatan penyelidikan yang dilakukan secara
terencana, penuh kehati-hatian dan teraturterhadap suatu objek atau subyek
tertentu untuk memperoleh bukti, jawaban ataupengetahuan. Sedangkan ilmu
pengetahuan adalah suatu pengetahuan yang sifatnya umum atau
menyeluruh,memiliki metode yang logis dan terurai secara sistematis.Pada
dasarnya ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dengan
penelitian.Penelitian yang baik didasari dengan ilmu pengetahuan, begitu pula
sebaliknya. Denganpenelitian maka ilmu pengetahuan dapat dikembangkan.
Ilmu pengetahuan akan selaluberkembang karena manusia
memilikikemampuan untuk berfikir dan memiliki rasa ingin tahuyang tinggi.
Tetapi, keingintahuan yang kompleks memerlukan suatu cara yang
sistematissehingga diperoleh suatu pengetahuan. Kegiatan penyelidikan secara
sistematis tersebut yangdinamakan penelitian. Menurut Almack dalam
Notoatmodjo (2012), hubungan ilmupengetahuan dan penelitian ini sebagai
hasil dan prosesdimana penelitian sebagai prosesnyadan ilmu pengetahuan
sebagai hasilnya.
Dalammelakukan sebuah penelitian seorang peneliti harus menggunakan
metode yang dapatdimengerti serta diikuti atau diulang oleh peneliti lainnya
sehingga menghasilkanpengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Kemampuan ilmiah yangharus dimiliki oleh mahasiswa yaitu
berfikir ilmiah sebagai upaya dalam memecahkanmasalah. Dalam berfikir
ilmiah mahasiswa harus obyektif, rasional, terbuka dan selaluberorientasi pada
kebenaran. Kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus didukung
olehpenguasaan sarana berfikir yang baik serta metode ilmiah yang benar.Bab
ini akan menjelaskan tentang penggunaan konsep dasar penelitian dalam
proses penelitian ilmiah di bidang rekam medis dan informasi kesehatan.
B. Deskripsi materi
Bab ini akan membahas tentang konsep dasar penelitian yang terdiri dari
filsafat dan peran metode penelitian dalam pengembangan ilmu, karakteristik
metode ilmiah, sistematika penelitian ilmiah, tujuan penelitian dan manfaat
penelitian.
D. Uraian Materi
I. Filsafat dan Peran Metode Penelitian Dalam Pengembangan Ilmu
Pengetahuan
II. Karakteristik Metode Ilmiah
III. Sistematika Penelitian Ilmiah
IV. Tujuan Penelitian
V. Manfaat Penelitian
I. Filsafat Dan Peran Metode Penelitian Dalam Pengembangan Ilmu
Pengetahuan
Penelitian merupakan hal penting dalam mendukung pengembangan ilmu
pengetahuan.Penelitian yang baik dapat mengembangkan khasanah keilmuan
dalamrangkamemperoleh pengetahuan baru, fakta baru atau teori baru.
Perkembanganzaman yang begitu cepat disertai dengan teknologi yang
semakin tinggi menyebabkanterjadinya suatu ketimpangan atau
ketidakseimbangan apabila tidak disertai dengankemampuan sumber daya
manusia yang memadai. Dengansumber daya manusia yang handal,penuh
dengan tanggung jawab, serta memiliki kemauan dan keingintahuan yang
tinggi dalammengembangkan pengetahuannya khususnya melalui sebuah
penelitian, maka akandidapatkan suatu pengetahuan yang berkualitas karena
telah melalui rangkaian yangkebenarannya telah teruji.
Penelitian yang telah teruji mempunyai peranan penting dalam membantu
manusiauntuk memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan baru.
Tanpa adanya penelitianmaka pengetahuan akan terhenti, tidak valid, dan
akhirnya mengalami kemunduran. Menurut Notoadmodjo (2014) terdapat 2
bagian besar cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu:
1. Cara Non Ilmiah atau Tradisional
Cara yang biasa dilakukan oleh manusia saat sebelum ditemukan cara
dengan metode ilmiah. Cara ini dilakukan oleh manusia pada zaman dahulu
dalam rangka memecahkanmasalah termasuk dalam menemukan teori
ataupengetahuan baru. Cara-cara tersebut yaitumelalui: cara coba salah (trial
and error), secara kebetulan, cara kekuasaan atau otoritas,pengalaman pribadi,
cara akal sehat, kebenaran melalui wahyu, kebenaran secara intuitif,melalui
jalan pikiran, induksi dan deduksi.
2. Cara Ilmiah atau Modern
Cara ilmiah ini dilakukan melalui cara-cara yang sistematis, logis dan
ilmiah dalambentuk metode penelitian. Penelitian dilaksanakan melalui uji
coba terlebih dahulu sehinggainstrumen yang digunakan valid dan reliabel dan
hasil penelitiannya dapat digeneralisasikanpada populasi. Kebenaran atau
pengetahuan yang diperoleh betul-betul dapatdipertanggungjawabkan karena
telah melalui serangkaian proses yang ilmiah. Peneliti dalam melaksanakan
penelitiannya harus menjujung tinggi etika dan moraldan mengedepankan
kejujuran. Hasil penelitian harus dilaporkan apa adanya, tidak
bolehmemutarbalikkan fakta penelitian agar sesuai keinginan atau merekayasa
hasil uji statistiksesuai dengan keinginan atau kepentingan tertentu. Selain
menjunjung etika dan moral, seorang peneliti harus memahami landasan
ilmu,yaitu pondasi atau dasar tempat berpijaknya keilmuan.
Tiga landasan ilmu filsafat tersebut merupakan masalah yang paling
fundamental dalam kehidupan karena memberikan sebuah kerangka berpikir
yang sangat sistematis. Ketiganya merupakan proses berpikir yang diawali
dengan pembahasan “Apa itu pengetahuan?”, “Bagaimana mendapatkan
pengetahuan?”, dan “Untuk apa pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-
hari?”. Pada dasarnya semua ilmu pengetahuan tidak terlepas dari tiga
problem filosofis tersebut (ontologis, epistemologis dan aksiologis). Artinya
semua ilmupengetahuan pasti berbicara tentang apa yang menjadi objek
kajiannya (ontologis), bagaimana cara mengetahuinya (epistemologis) dan apa
manfaatnya buat kehidupan manusia (aksiologis).
V. Manfaat Penelitian
Penelitian sangat bermanfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
Manfaat penelitian adalah kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian, baik
bagi pengembangan program dan pemecahan masalah maupun kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan. Secara umum manfaat penelitian di bidang
rekam medis antara lain sebagai berikut:
1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mendeskripsikan keadaan atau
status kesehatan individu, kelompok dan masyarakat. Di bidang rekam
medis antara lain dapat digunakan untukmendeskripsikan pasien dengan
diagnosis tertentu dari mulai pencatatan tanda dangejala hingga penentuan
kodefikasi yang tepat, mendeskripsikan mutu pelayanankesehatan
mengacu pada standar pelayanan minimal di pelayanan
kesehatan,mendeskripsikan angka morbiditas dan mortalitas,
mendeskripsikan kebutuhan sumberdaya manusia, dan lain-lain.
2. Hasil penelitian dapat menggambarkan potensi kemampuan sumber daya
baik sumberdaya manusia maupun sumber daya lainnya dalam mendukung
pengembangankesehatan. Di bidang rekam medis, hasil penelitian dapat
menggambarkanpenyelenggaraan rekam medisdan ketersediaan data yang
lengkap dan akurat dalamrangka menunjang, menjaga dan meningkatkan
mutu pelayananan kesehatan.
3. Hasil penelitian dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan
memberikanalternatif solusi terkait dengan penyebab masalah kesehatan
atau kendala lainnya yangterjadi dalam sistem pelayanan kesehatan. Di
bidang rekam medis, hasil penelitiandapat memberikan data secara
keseluruhan baik data pasien maupun gambaran kinerjatenaga kesehatan
yang terlibat di pelayanan kesehatan, sehingga dapat
memberikaninformasi penyebab atau kendala dan alternatif solusinya.
4. Hasil penelitian dapat digunakan untuk melakukan tindak lanjut berupa
pengambilankeputusan atau kebijakan (policy) pengembangan kesehatan.
Di bidang rekam medis, hasilpenelitian sangat erat kaitannya dengan
penyediaan data sebagai dasar dalampengambilan keputusan kebijakan di
tingkat top manajemen.
5. Hasil penelitian dapat menggambarkan secara kuantitas dan kualitas
keadaan suatupelayanan kesehatan dari segi pembiayaan, sarana prasarana
dan ketenagaan. Di bidangrekam medis, hasil penelitian tentang analisis
beban kerja dan ketenagaan (SDM),ketersediaan formulir dokumen rekam
medis, ketersediaan data dan penentuankodefikasi dalam proses
pembiayaan atau klaim.
Rangkuman
Ilmu dan penelitian saling berhubungan dalam memperoleh suatu
pengetahuan, karena ilmu merupakan hasil dan penelitian merupakan
prosesnya.Cara memperoleh pengetahuan terdapat 2 metode yaitu metode non
ilmiah atau tradisional dan metode ilmiah atau modern. Terdapat enam
karakteristik metode ilmiah yaitu empiris, objektif, kritis dan analistis, logis,
konseptual dan teoritis, sistematis.Secara umum penelitian bertujuan untuk
menemukan pengetahuan, teori, konsep atau dalil generalisasi baru tentang
bidang ilmu yang diteliti, memperbaiki atau memodifikasi teori lama dan
memperkokoh suatu teori atau generalisasi yang sudah ada. Manfaat penelitian
adalah kegunaan yang diperoleh dari hasil penelitian, baik bagi pengembangan
program dan pemecahan masalah maupun kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa mencari referensi dari buku atau artikel penelitian rekam
medis untuk membatu menjelaskan manfaat dan tujuan penelitian perekam
medis dan informasi kesehatan.
b. Setiap mahasiswa memberikan penjelasan tentang manfaat, tujuan
penelitian dan mengaitkannya dengan pekerjaan profesi RMIK dan
pengembangan ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
JAWABAN TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!
Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa mencari referensi dari buku atau artikel ilmiah
b. Setiap mahasiswa memberikan penjelasan tentangsikap atau sifat-sifat
yang harus dimiliki oleh seorang peneliti beserta dengan contohnya.
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
JAWABAN TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
Lembar Jawaban
Topik 1:
1. Tujuan penelitian dalam bidang rekam medis dan informasi kesehatan adalah
memperkokoh suatu teori atau generalisasi yang sudah ada, menemukan dan
memodifikasi pengetahuan, teori, konsep atau generalisasi baru dalam bidang
rekam medis dan informasi kesehatan. Misalnya sebuah penelitian bertujuan
untuk mengukur kefektifan sistem pendaftaran pasien melaui elektronik
(online). Melalui peneltian ini diperoleh suatu modifikasi konsep atau
generalisasi baru pengelolaan rekam khususnya pada unit pendaftaran pasien.
Manfaat penelitian dalam bidang rekam medis dan informasi kesehatan adalah
sebagai peta yang menggambarkan tentang keadaan kesehatan, sarana untuk
menyusun kebijakan (policy),sebagai dasar melukiskan tentang kemampuan
dalam pembiayaan, peralatan, perbekalan serta tenaga kerja dan menguji
metode atau solusi terbaik dalam memecahkan masalah. Misalnya sebuah
penelitian mengukur indikator statistik rumah sakit dan menyusun grafik
barber jhonsion bermanfaat bagi rumah sakit untuk menyusun kebijakan
terbaik sesuai kondisi yang ditunjukan pada grafik tersebut. Contoh lainnya
penelitian mengukur kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja rekam
medis menggunakan metode WINS, bermanfaat gambaran kebutuhan tenaga
rekam medis di fasyankes.
Pembahasan soal:
Dalam melaksanakan pekerjaan pengelolaan rekam medis di fasyankes tentu
saja banyak hal-hal atau masalah yang terjadi. Melalui penelitian,
permasalahan tersebut dapat dicari jawaban, solusi dan rekomendasi yang
tepat agar terwujudnya menajemen rekam medis yang baik di fasyankes.
Selain itu, dengan penelitian juga dapat mengembangkan dan menemukan
pengetahuan dan teknologi terkait pengelolaan rekam medis yang efektif dan
efesien di fasyankes.
2. Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya wajib dimiliki oleh seorang
peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik
pula, maka peneliti harus memiliki beberapa sifat-sifat berikut ini:
a. Mampu membedakan antara fakta dan opini. Fakta merupakan suatu
kenyataan yang kemudian disertai dengan bukti-bukti ilmiah dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini berupa pendapat
pribadi dari seseorang yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam
melakukan studi pustaka yang dilakukan oleh peneliti pada tahap observasi,
seorang peneliti diharapkan mampu membedakan antara fakta dan opini
agar hasil penelitiannya tersebut memiliki ketepatan dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
b. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan dalam melakukan
argumentasi. Peneliti yang baik diharapkan dapat mengedepankan sifat
rendah hati ketika berada dalam satu ruang dengan orang lain terlebih
dengan orang yang memiliki pandangan yang berbeda dengan peneliti. Saat
ada peneliti lain yang bertanya, kemudian saat berargumentasi, atau
saat mempertahankan hasil penelitiannya, diharapkan peneliti selalu
menjunjung tinggi sikap sopan santun dan dapat menghindari perdebatan
yang melibatkan emosi. Dalam mengemukakan pendapat dan
berargumentasi kepala harus tetap dingin, tetapi peneliti juga harus tetap
berani mempertahankan kebenaran yang diyakininya dengan dasar bahwa
pendapatnya sudah dilengkapi dengan fakta pendukung yang jelas sumber
dan kajiannya.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu. Peneliti hendaknya memiliki sifat haus
akan ilmu sehingga akan memiliki keinginan untuk menuntut ilmu, dengan
demikian peneliti akan selalu berusaha memperluas pengetahuan dan serta
wawasannya, kemudian peneliti tersebut tidak ingin ketinggalan berbagai
informasi di segala bidang, dan selalu akan berusaha mengikuti
perkembangan berbagai ilmu pengetahuan yang semakin hari semakin
bertumbuh, semakin canggih dan semakin modern seiring dengan
perkembangan jaman.
d. Peduli terhadap lingkungan. Dalam melakukan aktivitas penelitian, peneliti
diharapkan peduli terhadap lingkungan di sekitarnya dan berusaha agar
hasil penelitian yang dilakukannya akan membawa dampak yang baik bagi
lingkungan dan bukan sebaliknya merusak lingkungan sekitarnya.
e. Mengemukakan pendapat secara Ilmiah dan Kritis. Pendapat dari seorang
peneliti diharapkan selalu bersifat ilmiah dan sifatnya tidak mengada-ada
tanpa didukung bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Peneliti juga harus bersikap kritis terhadap permasalahan yang sedang
terjadi dan berkembang di masyarakat.
f. Berani mengusulkan perbaikan atas suatu kondisi dan bertanggung jawab
terhadap usulannya tersebut. Peneliti duharapkan memiliki sifat berani dan
sifat bertanggung jawab terhadap semuakeadaan hasil konsekuensi
penelitian yang harus dihadapinya jika sudah mengusulkan sesuatu terkait
perbaikan kondisi tertentu. Usulan yang telah diutarakan tersebut akan
selalu diemban dengan baik dan dilaksanakan semaksimal mungkin,
kemudian diwujudkan dalam bentuk nyata sehingga hasilnya dapat
dinikmati oleh orang lain dalam bentuk yang lebih baik.
g. Bekerja Sama dalam melakukan aktivitas penelitian. Dalam kehidupan
sehari-hari, peneliti diharapkan mampu bekerja sama dengan orang lain
dan tidak individualis atau tidak mementingkan diri sendiri.
h. Jujur terhadap Fakta yang terjadi dalam penelitian. Peneliti
diwajibkanharus jujur terhadap fakta terkait penelitian dan tidak boleh
memanipulasi fakta demi kepentingan penelitiannya sendiri. Proses
penelitian harus berlandaskan pada studi kepustakaan yang benar agar jika
orang lain melakukan penelitian yang sama, akan didapatkan hasil yang
sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwa itulah
hasil penelitian yang sebenarnya.
i. Tekun. Seorang peneliti hendaknya harus tekun dalam penelitian yang
dilakukannya, tidak boleh ada sifat malas, mudah jenuh, dan ceroboh, juga
harus rajin, bersemangat, serta tidak mudah putus asa.
Pembahasan soal:
Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang peneliti antara lain adalah
memiliki kemampuan untuk membedakan fakta dan opini, memiliki sikap
berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan dalam berargumentasi,
memiliki kemampuan untuk mengembangkan rasa ingin tahu, memiliki
kepedulian terhadap lingkungan, memiliki kemampuan dalam berpendapat
secara ilmiah dan kritis, serta memiliki keberanian mengusulkan suatu
pemecahan masalah dan bertanggung jawab terhadap usulannya. Sikap ilmiah
ini merupakan salah satu bekal dasar bagi peneliti dalam menjalankan
penyelidikan atau penelitian ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hosizah dan Sri Sugiarsi, 2018, Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Bidang Rekam Medis dan Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta:
APTIRMIKI.
2. Masturoh, Imas dan Nauri Anggita T, 2018. Bahan Ajar Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
3. Notoatmodjo, Soekidjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
4. Morissan, 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta:Prenanda Media
Group.
5. Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
6. Sastroasmoro, S. I, 2012. Dasar-Dasar Metodologi Klinis. Jakarta. Bina
Rupa Aksara.
BAB II
JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN DALAM PROSES
PENELITIAN ILMIAH SECARA LOGIS, OBJEKTIF DAN SISTEMATIS
PENDAHULUAN
A. Pengantar pendahuluan
Rancangan penelitian merupakan cara sistematis yang digunakan untuk
memperolehjawaban dari pertanyaan penelitian. Dalam rancangan desain
penelitian dimuat aturan yangharus dipenuhi dalam seluruh proses penelitian.
Secara luas pengertian rancangan penelitian mencakup berbagai hal yang
dilakukan peneliti mulai dari identifikasi masalah,rumusan hipotesis, definisi
operasional, cara pengumpulan data hingga analisis data. Dalampengertian
sempit rancangan desain penelitian merupakan pedoman untuk mencapai
tujuan penelitian. Dengan demikian rancangan desain penelitian yang dipilih
oleh peneliti harus benar-benarmerupakan cara yang paling efisien untuk
menjawab tujuan dan pertanyaan penelitian. Bukanberarti bahwa rancangan
yang dipilih lebih unggul dari rancangan penelitian yang lainnya. Akan
tetapirancangan yang dipilih merupakan rancangan desain yang paling sesuai
dan tepat untuk menjawab tujuandan pertanyaan penelitian.
Pemilihan jenis dan rancangan penelitian sangat penting karena apabila
rancangan yang dipilih tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian atau tujuan
penelitian maka hasil dankesimpulan yang diperoleh pun akan salah.
Rancangan penelitian yang sesuai dapat menuntunpeneliti untuk melakukan
penelitian secara efisien dan efektif. Sebagai contoh apabila penelitihanya
ingin mengetahui gambaran kelengkapan dokumen rekam medis, maka hasil
penelitianakan jadi salah bila rancangan yang dipilih adalah rancangan
penelitian analitik yang menggunakan ujistatistik karena rancangan penelitian
yang dipilih tidak menjawab pertanyaan dan tujuanpenelitian, sehingga pada
akhirnya menjadi tidak efisien dan efektif. Agar peneliti dapatmelakukan
pemilihan jenis dan rancangan penelitian dengan tepat maka harus memahami
rancangan penelitian. Secara khusus bab ini akan menjelaskan tentang jenis
dan rancangan penelitian survei, penelitian eksperimen, penelitian kuantitatif
dan penelitian kualitatif.
B. Deskripsi materi
Bab ini akan membahas tentang jenis dan rancangan peneltian yang terdiri
dari penelitian survei, penelitian eksperimen, penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif.
D. Uraian Materi
I. Penelitian Survei
II. Penenlitian Eksperimen
III. Penelitian Kuantitatif
IV. Penelitian Kualitatif
I. Penelitian Survei
1. Definisi penelitian survei
Desain penelitian survei merupakan penelitian dimana peneliti tidak
melakukan intervensi atau perlakuan terhadap variabel. Penelitian ini
hanya untuk mengamati fenomenaalam atau sosial yang terjadi, dengan
sampel penelitian merupakan bagian dari populasi dan dan jumlah sampel
yang diperlukan cukup banyak. Hasil penelitian yang diperoleh dari
sampel tersebut kemudian dapat digeneralisasikan kepada populasi yang
lebih luas (Sugiyono, 2009). Penelitian Survey menggunakan kuesioner
sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh
informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi
tertentu.
Penelitian survei terdiri dari dua bagian yaitu survei murni dan survei
ex post facto. Survei murni merupakan proses penelitian yang mengambil
data dari responden tanpa memberikan perlakuan dan variabel yang diteliti
masih dapat diubah (berubah seiring perlakuan yang dialami selanjutnya),
serta data yang dihasilkan merupakan data dengan tipe rasio/interval dan
diambil dengan menggunakan angket.Sedangkan survei ex post facto
merupakan proses penelitian tanpa memberikan perlakuan, akan tetapi
variabel yang diteliti biasanya sangat sulit diubah/direkayasa dan data yg
dihasilkan merupakan data dengan tipe nominal/ordinal yg diambil
menggunakan form isian.
2. Karakteristikpenelitian survei
Penelitian survey dilakukan dengan pengamatan di mana indikator
mengenai variabel adalah jawaban-jawaban terhadap pertanyaan yang
diberikan kepada responden baik secara lisan maupun tertulis. Peneliti
tidak berusaha untuk mengatur atau menguasai situasi sehingga perubahan
dalam variabel adalah hasil dari peristiwa yang terjadi dengan sendirinya.
Adapun karakteristik penelitian survey yaitu:
a. Melibatkan sampel yang mampu mewakili populasi. Jadi teknik
pengambilan sampelnya harus sampling probabilistic (sampel acak).
Survei yang dilakukan terhadap populasi dinamakan sensus.
b. Informasi yang dikumpulkan berasal langsung dari responden.
Responden dapat menyatakan langsung pandangannya berdasarkan
pertanyaan tertulis yang diberikan kepadanya (kuesioner), atau juga
berdasarkan pertanyaan lisan (wawancara).
c. Karena sampel harus representatif (mewakili populasi), maka ukuran
sampelnya relatif banyak (sebanding dengan populasi), dibandingkan
dengan metode lainnya.
d. Penarikan data dilakukan dalam tatanan yang natural, apa adanya,
sesuai dengan kondisi sebenarnya. Responden harus tidak boleh
mengemukakan tanggapannya dalam lingkungan asing yang tidak
nyaman, atau akrab dengan dirinya. Misalnya, kuesioner diisi di ruang
khusus. Biasanya peneliti datang ke tempat kerja atau ke rumah
responden.
Karena karakterisik yang demikian tadi, di mana melalui survei
memungkinkan peneliti melingkup wilayah yang lebih luas, maka banyak
penelitian sosial menggunakan metode ini. Pada dasarnya ada dua bentuk
penelitian survei yaitu survei dengan cara wawancara, dan survei dengan
cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner).
3. Langkah-langkahpenelitian survei
a. Pemilihan Masalah. Masalah akan jelas jika sebelumnya telah
dilakukan telaah terhadap permasalahan. Teori-teori, pengalaman dan
pengamatan yang telah dilakukan akan dapat digunakan sebagai dasar
dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti.
b. Penetapan Tujuan Penelitian.Setelah memilih masalah penelitian
selanjutnya menentukan tujuan survei. Dalam penelitian survei, tujuan
penelitian adalah untuk menemukan jawaban atas suatu permasalahan.
Penulisan tujuan penelitian harus disesuaikan dengan masalah-masalah
penelitian yang diajukan.
c. Perumusan Kerangka Teori/Konsep. Dalam pikiran kita terbentuk
pengelompokan-pengelompokan pikiran dari sejumlah ciri-ciri
fenomena sebagai ide-ide yang abstrak. Dengan demikian, konsep-
konsep ini dapat kita gunakan sebagai simbol-simbol yang kita
pelajari.
d. Pengajuan Hipotesa. Setelah kita tentukan konsep-konsep yang tepat,
langkah selanjutnya adalah mencari hubungan antara gejala-gejala dan
fakta-fakta, yang tercermin dalam konsep-konsep yang digunakan
dalam penelitian karena dalam penelitian survei tujuan yang akan
dicapai adalah untuk menjelaskan suatu fenomena sosial atau alam
tertentu. Rumusan yang menyatakan harapan adanya hubungan
tertentu antara dua fakta atau lebih merupakan suatu hipotesa.
e. Pengumpulan Data. Data yang dicari dalam penelitian survei
dikumpulkan melalui kuesioner. Pada penelitian survei, penggunaan
kuesioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil
kuesioner tersebut akan disusun dalam angka-angka, tabel-tabel,
analisa statistik dan uraian serta kesimpulan dari penelitian.
f. Pengolahan Data. Jawaban yang terdapat di kuesioner selanjunya
diolah agar dapat digunakan untuk analisa data.
g. Analisis Data. Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam
proses pengolahan data hasil kuesioner biasanya digunakan statistik.
Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data
penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih
sederhana dan lebih mudah dipahami.
h. Penarikan Generalisasi/Kesimpulan. Dari hasil pengolahan data dan
analisis data dapat diketahui jawaban dari tujuan penelitian. Hasil
analisis data digeneralisir untuk memperoleh kesimpulan atas usaha
penyederhanaan data serta mempermudah pembacaan hasil untuk
menjawab tujuan penelitian. Setelah proses generalisasi langkah
selanjutnya adalah penulisan laporan.
i. Penulisan Laporan. Penyajian itu pada umumnya dalam bentuk
penulisan laporan penelitian. Namun dalam penulisan laporan ini perlu
diingat bahwa penulisan laporan penelitian tidaklah sembarangan,
tetapi dituntut aturan-aturan atau prosedur-prosedur tertentu agar
hasilnya dapat dijadikan sebagai sebuah laporan ilmiah.
4. Kelebihan dan kekuarangan penelitian survei
Kelebihan penelitian survey yaitu relatif murah,deskripsi populasi
besar, menjangkau lokasi terpencil dengan menggunakan surat, email atau
telepon, sampel sangat besar memberi hasil signifikan secara statistik
bahkan ketika menganalisis beberapa variabel, banyak pertanyaan
diterapkan mengenai suatu topik sehingga memiliki fleksibilitas tinggi,
pertanyaan standar membuat pengukuran lebih tepat, memiliki
kemampuan tinggi dalam mengeliminasi subjektivitas peneliti.
Sedangkan kelemahan menggunakan penelitian survey, standarisasi
metodologi memaksa peneliti merancang pertanyaan umum sehingga
menghapus keunikan tiap responden, survei yang fleksibel membutuhkan
desain administrasi stabil sepanjang pengumpulan data, peneliti harus
memastikan bahwa sejumlah besar sampel memberikan respon (bebas
respon bias), mungkin sulit bagi responden mengingat informasi atau
mengatakan kebenaran tentang pertanyaan controversial, berbeda dengan
direct observation, penelitian survei sulit mengontrol “konteks”.
Rangkuman
Desain penelitian survei merupakan penelitian dimana peneliti tidak
melakukan intervensi atau perlakuan terhadap variabel. Penelitian ini hanya untuk
mengamati fenomenaalam atau sosial yang terjadi, dengan sampel penelitian
merupakan bagian dari populasi dan dan jumlah sampel yang diperlukan cukup
banyak. Hasil penelitian yang diperoleh dari sampel tersebut kemudian dapat
digeneralisasikan kepada populasi yang lebih luas. Penelitian eksperimen adalah
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu
perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti. Penelitian eksperimen
adalah merupakan metode sistematis guna membangun hubungan yang
mengandung fenomena sebab akibat.Penelitian kuantitatif adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Logika hipotesis
penda penelitian kuantitatif diawali dengan berfikir deduktif untuk menurunkan
hipotesis kemudian melakukan pengujian di lapangan dan kesimpulan atau
hipotesis tersebut ditarik berdasarkan data empiris.Metode Penelitian kualitatif
adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,
dimana peneliti merupakan instrumen kunci.
Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Bentuklah 4 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang mahasiswa
b. Masing-masing kelompok mencari jurnal rekam medis sesuai jenis
penelitian pada masing-masing kelompok.
Kelompok 1. Penelitian survei
Kelompok 2. Penelitian eksperimen
Kelompok 3. Penelitian kuantitatif
Kelompok 4. Penelitian kualitatif
Kemudian dianalisis sistematika, ciri, ketentuan jenis penelitiannya
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
DAFTAR ISI
BAB 1
TEMA : JUDUL TUGAS DISKUSI
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
HASIL ANALISIS JURNAL
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!
Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa membuat perbandingan ciri-ciri dari 4 jenis penelitian
tersebut dalam bentuk tabel.
Tabel 1: perbandingan penetian survei dan eksperimen
Tabel 2: perbandingan penetian kuantitatif dan kualitatif
b. Bentuk Laporan Tugas: diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
c. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
TABEL PERBANDINGAN DAN PENJELASAN
DAFTAR PUSTAKA
Lembar Jawaban
Topik 1:
1. Jawaban mahasiswa bisa bervariasi dalam menganalisis sistematika, ciri, dan
ketentuan jenis penelitian. Mahasiswa perlu mencantumkan referensi setiap
jenis penelitian sesuai dengan judul jurnal yang dibahas pada setiap kelompok
masing-masing.
Pembahasan Soal:
Dalam menganalisis jurnal rekam medis, beberapa pedoman yang perlu
dipegang mahasiswa yaitu pada penjabaran berikut:
a. Pada penelitian survey, mahasiswa menganalisis bagaimana teknik
pengambilan sampel pada penelitian survey dengan cara sampling
probabilistik, cara pengambilan data (secara primer ke responden),
bagaimana responden memberikan jawabannya. Dalam sistematika
penelitian survey,tidak jauh berbeda dengan penelitian jenis kuantitatif
lainnya yang dimulai dari pemilihan masalah, Penetapan Tujuan
Penelitian, Perumusan Kerangka Teori/Konsep, Pengajuan Hipotesa,
Pengumpulan Data. Pengolahan Data, Analisis Data, Penarikan
Generalisasi/Kesimpulan, dan Penulisan Laporan.
b. Pada Penelitian eksperimen, mahasiswa menganalisis jurnal rekam medis
tersebut dengan kesesuaian penelitian eksperimen seperti: bagainana
penetapan variabel kontrol dan eksperimen, jenis penelitian apa yang
digunakan, bagaimana peneliti memberikan eksperimen pada kelompok
eksperimen, apakah ada responden yang withdrawal atau loss of follow up,
jika ada bagaimana peneliti mengontrolnya. Mahasiswa juga perlu
memaparkan bagaimana validitas internal dan eksternal yang digunakan
pada peneltiian tersebut. Dalam sistematika penelitian eksperimen, yang
perlu dianalisis mahasiswa adalah bagaimana identifikasi permasalahan,
studi literatur yang digunakan, defenisi operasional variabel, mengontrol
variabel, menentukan populasi dan sampel, membagi responden ke dalam
kelompok kontrol dan eksperimen, isntrumen yang digunakan penelti,
pemberian eksperimen pada kelompok eksperimen, pengumpulan data
hasil eksperimen, pengolahan data, analisis data, pembahasan hasil,
penulisan kesimpulan dan saran.
c. Pada penelitian kuantitatif, mahasiswa menganalisis proses pengumpulan
data dan metode yang di paparkan oleh peneliti, bagaimana data dapat
ditampilkan dalam bentuk angka, kemudian mahasiswa juga perlu melihat
bagaimana model statistik yang digunakan peneliti dalam jurnal rekam
medis terebut.Dalam menganalisis sistematika penelitian kuantitatif,
mahasiswa perlu mempedomani beberapa hal untuk ditinjau seperti:
prosedural yang tepat sesuai kebutuhan, dimana memiliki kelengkapan
tahapan seperti: perumusan masalah, peneliti memaparkan teknik
pengumpulan data, bagaimana instrumen yang digunakan apa sudah
melalui uji validitas dan reliabilitas, pengumpulan data di lapangan,
pengolahan data menggunakan aplikasi, analisis data dengan uji apa saja,
kesimpulan, saran dan rekomendasi yang signifikan bagi kebutuhann
penelitian.
d. Pada penelitian kualitatif, poin-poin yang perlu dianalisis oleh mahasiswa
pada jurnal rekam medis yang mereka bahas adalah bagaimana si peneliti
memberikan ulasan tentang latar alamiah secara konteks pada penelitian
tersebut, bagaimana peran si peneliti sebagai human instrument, apakah
ada keterikatan peneliti secara subjektif dengan responden, bagaimana
penyajian data secara induktif yang digunakan peneliti, apakah
mementingkan proses dibandung hasil. Bagaimana penyusunan teori yang
substantif, apa yang menjadi ciri khas jurnal tersebut dalam jenis
peneltiian kualitatif. Dalam menganalisis sistematika penelitian kualitatif,
mahasiswa berpedoman pada tahapan yang sama yang digunakan pada
penelitian kuantitatif. Namun, pada tahap pengumpulan data, mahasiswa
perlu menganalisis secara detil bagaimana proses pencatatan data
dilapangan (apakah ada FGD atau indepth interview), kemudian
menganalisis bagaimana peneliti mereduksi data, kemudian menganalisis,
merumuskan hasil studi dan kesimpulan.
Pembahasan soal:
Perbandingan sudah cukup jelas tercantum pada tabel tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Pengantar pendahuluan
Penelitian dilakukan berawal dari adanya sebuah permasalahan. Tanpa
adanyapermasalahan maka suatu penelitian tidak dapat dilakukan, karena tidak
ada masalahyang harus dipecahkan atau dicari jawabannya.Bila tidak ada
masalah tentunya tidak ada yang perlu dilakukan. Masalah merupakan hal
paling penting untuk beranjak ke tahap selanjutnya.Kesulitan pertama yang
dirasakan oleh mahasiswa dalam penelitian adalah menentukan
masalah.Banyak masalah yang ditemukanmahasiswa kesehatan termasuk
mahasiswa rekam medis pada saat melakukan praktikum dilahan praktik baik
di puskesmas ataupun di rumah sakit, namun kesulitan menentukanmasalah
yang layak untuk diangkat ke dalam penelitian. Hal ini dikarenakan
mahasiswa yangakanmelakukan penelitian belum mempunyai pengetahuan
yang cukup tentang masalah yangakan diteliti, minat dan kepekaan sebagai
seorang peneliti. Untuk lebih memudahkan dalammenentukan masalah
penelitian antara lain dengan memperbanyak membaca buku-bukuataupun
jurnal-jurnal penelitian terkait dengan topik yang diminatinya.
Praktisi atau profesi tertentu, akademisi dan pengalaman seseorang juga
dapatmeningkatkan kepekaan seseorang dalam menentukan masalah
penelitian.Seseorang yangconcern dalam menekuni bidang keahlian tertentu,
yang telah mengikuti pendidikan tinggipada disiplin ilmu tertentu dan yang
mempunyai pengalaman atau praktisi di bidang terntentutentunya akan
semakin peka dalam mengetahui permasalahan di bidang yang
digelutinyatersebut.Dengan permasalahan yang sesuai dengan disiplin
ilmunya masing-masing, makasetiap orang akan berusaha memecahkan
permasalahannya tersebut sesuai denganpengetahuan yang dimilikinya.
Setelah menentukan perumusan masalah penelitian dan menyusun
keseluruhan bagian bab 1. Selanjutnya peneliti menyusun kepustakaan yang
didasari dengan teori yang tepat. Pada telaah pustaka, tersusun kumpulan
beberapa teori dan generalisasi hasil-hasil penelitian yang menyeluruh dan
berkesinambungan tentang satu topik penelitian yang akan diteliti sehingga
dapat dijadikan dasar untuk membentuk suatu kerangka penelitian. Kerangka
penelitian yang dibentuk berupa kerangka teori dan kerangka konsep.
Kerangka konsep merupakan alur kaitan konsep penelitian yang akan
dilakukan. Agar pembahasan lebih jelas maka bab ini akan dibagi menjadi dua
topik yaitu Topik 1 Perumusan Masalah dan Topik 2 Kerangka Teori dan
Kerangka Konsep Penelitian.
B. Deskripsi materi
Bab ini akan membahas tentang perumusan masalah penelitian, yang
terdiri dari pengertian masalah, kepekaan terhadap masalah penelitian,
memilih masalah penelitian, lokus dan fokus penelitian dan penulisan latar
belakang penelitian. Kemudian dilanjutkan tentang penyusunan kerangka teori
dan kerangka konsep peneltian.
D. Uraian Materi
Topik 1: Masalah Penelitian
I. Pengertian Masalah
II. Kepekaan Terhadap Masalah Penelitian
III. Memilih Masalah Penelitian
IV. Fokus dan Lokus Penelitian
V. Penulisan Latar Belakang Penelitian
Topik 2: Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
I. Kerangka Teori
II. Kerangka Konsep
III. Membangun Kerangka Konsep berdasarkan Kerangka Teori
TOPIK 1
MASALAH PENELITIAN
Nila Sari, S.KM, M.KM
I. Pengertian Masalah
Masalah adalah suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya
terjadidengan apa yang sering terjadi tentang sesuatu hal, atau antara harapan
dan kenyataan (Notoatmodjo, 2012). Munurut kamus KBBI (2016), masalah
adalah sesuatu yang harus diselesaikan.Menurut Sugiyono (2009) masalah
diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang
benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan
pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksana. Masalah merupakan titik tolak
dari setiap kegiatan penelitian, sebab bagi seorang peneliti “masalah”
merupakan undangan untuk melakukan penelitian. Pada saat dan situasi
seperti sekarang ini, dimana kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah
begitu tinggi, tetapi dipihak lain masalh semakin banyak dan kompleks. Hal
ini juga berarti perlu perhatian danpenanganan dari kita untuk pemecahan
masalah-masalah tersebut. Sedangkan penelitian adalah bagian dari proses
pemecahan masalah.
Masalah ini biasanya muncul dan ditemukan oleh mahasiswapada saat
melakukan praktikum di lahan praktik. Berbekal pengetahuan melalui praktik
yangtelah dipelajari sebelumnya, namun terkadang kenyataan di lapangan
tidak sesuai dengan apayang telah dipelajarinya. Sebenarnya kesenjangan
tidak hanya dirasakan oleh mahasiswa tapioleh semua orang yang
berkecimpung dalam dunia akademik maupun praktisi di dunia kerja.Untuk
mengatasi kesenjangan yang dirasakan oleh seseorang yang berkecimpung
baik didunia akademisi maupun praktisi, maka perlu dirumuskan dan
ditentukan terlebih dahulumasalah apa yang layak diangkat untuk dicari
jawabannya melalui sebuah penelitian.
Masalah penelitian dapat dikembangkan dari berbagai sumber, antara lain:
1. Kepustakaan berupa buku teks atau bahan ajar, jurnal ilmiah, dan lain-lain.
Hasil temuan ataupun teori dinyatakan dengan jelas dan terperinci baik
perbedaan maupun persamaannya dengan hasil-hasil temuan terdahulu dan
saat ini. Hal-hal yang masih bertentangan dari temuannya tersebut dapat
dijadikan sumber masalah pada penelitian yang akan dilakukan. Selain itu,
rekomendasi hasil-hasil penelitian dari jurnal atau laporan penelitian juga
dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
2. Pengalaman sendiri ataupun orang lainyang merasakan adanya suatu
permasalahan sewaktu melakukan praktik ataupun dalam pekerjaan sehari-
hari. Setiap orang mungkin memiliki pengalaman yang sama ataupun
berbeda saat praktik, tergantung dari temuan masalah, sudut pandang serta
kelimuannya masing-masing. Seorang yang professional atau memiliki
pengetahuan yang cukup dan sesuai bidangnya akan dapat
mengidentifikasi masalah dari pengalamannya tersebut.
3. Seminar-seminar yang diselenggarakan oleh organisasi profesi ataupun
akademisi yang menyajikan topik-topik terkini di bidangnya dapat
dijadikan sumber inspirasi dalam menemukan masalah penelitian. Pada
saat sesi diskusi biasanya banyak peserta yang bertanya tentang masalah-
masalah yang terkait dengan pekerjaannya masing-masing. d. Pendapat
para ahli yang sifatnya masih spekulatif. Walaupun demikian, tentunya
ada dasarnya mengapa para ahli mengemukakan pendapat tertentu. Hal ini
dapat dikembangkan dan dicari landasan teorinya dan dikembangkan
dalam sebuah penelitian.
4. Berita terkini melalui surat kabar atau televisi bahkan dari internet,
misalnya tentang peningkatan jumlah penderita penyakit tertentu yang
sangat pesat yang menimbulkan wabah atau adanya temuan penyakit
langka.
Rangkuman
Masalah penelitian merupakan dasar untuk melakukan sebuah penelitian, yang
dituangkan dalam latar belakang. Penulisan latar belakang disusun secara
sistematis mengerucut dari hal umum ke hal khusus antara lain berisi masalah,
alasan/justifikasi dan data dukung serta uraian dampak dan alternatif pemecahan
masalahnya. Setelah uraian latar belakang lengkap maka dibuat rumasan masalah
dalam bentuk pertanyaan penelitian.
Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Bentuklah 4 kelompok yang terdiri dari 6-7 orang mahasiswa
b. Masing-masing kelompok laporan tentang masalah kesehatan/ rekam
medis yang ada di masyarakat/fasyankes, kemudian dirumuskan dalam
bentuk judul penelitian dengan topik yang ditentukan kelompok
mahasiswa
c. Bentuk Laporan Tugas: diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
2. Mahasiswa membuat paper tentang tata cara dan hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan latar belakang masalah penelitian dengan
berpedoman pada literatur (buku, jurnal, dsb).Mahasiswa mencantumkan
referensi dalam paper tersebut.Berpedoman pada literatur mahasiswa
membahas tata cara dalam penulisan latar belakang penelitian yaitu:
a. Tentukan dan fokus terhadap satu masalah
b. Gunakan sistem piramida terbalik yang mengerucut, membahas hal umum
kemudian ke khusus pada satu masalah tersebut
c. Pembahasan masalah umum ke khusus menggunakan besaran masalah
d. Pemaparan besaran masalah disertai dengan alternatif alternatif solusi dari
penelitian sebelumnya
e. Teori pemecahan masalah tersebut didukung dengan teori para ahli atau
peneliti sebelumnya
f. Analisis penelitian tersebut apakah memiliki nilai signifikansi berupa
manfaat dalam penelitian
g. Di akhir latar belakang, tuliskan kembali judul dari masalah yang akan
dijadikan penelitian
Pembahasan soal:
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penulisan latar belakang memuat
tentang masalah yang terjadi secara global, regional, nasional, dan local, memuat
besaran masalah dari topik pada latar belakang, jabarkan kesenjangan atau
dampak atau potensi dampak yang terjadi jika masalah tersebut tidak bisa
diselesaikan, perlu dijabarkan apakah penelitian yang akan dilakukan merupakan
first study atau penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya, serta referensi yang
digunakan yang terupdate (maksimal 10 tahun kebelakang).
TOPIK 2
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
Nila Sari, S.KM, M.KM
I. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan visualisasi hubungan antara berbagai variabel
untuk menjelaskan sebuah fenomena (Wibowo,2014). Hubungan antara
berbagai variabeldigambarkan dengan lengkap dan menyeluruh dengan alur
dan skema yang menjelaskansebab akibat suatu fenomena. Sumber pembuatan
kerangka teori adalah dari paparan satuatau lebih teori yang terdapat pada
tinjauan pustaka. Pemilihan teori dapat menggunakansalah satu teori atau
memodifikasi dari berbagai teori, selama teori yang dipilih relevandengan
keseluruhan substansi penelitian yang akan dilakukan. Kerangka teori yang
baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yangakan
diteliti. Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar
dalammenyusun kerangka teori yang menghasilkan hipotesis.
Dalam bidang rekam medis dan informasikesehatan, teori yang
berkembang belum sebanyak teori-teori di bidang kesehatanlainnya.Teori
yang diadopsi masih rujukan lama untuk pendokumentasian rekam medis
danmasih dipakai hingga sekarang.Selama belum terjadi perubahan pada teori
lama, maka teoritersebut masih dapat dipergunakan.Contohnya teori tentang
analisis kuantitatif menurutHuffman (1995) dalam Hatta, sampai sekarang
masih banyak digunakan.Teori menurutHuffman ini dapat digunakan sebagai
teori yang mendasari sebuah penelitian tentangkelengkapan
pendokumentasian rekam medis.Dapat juga dimodifikasi dengan
mengkompilasiteori tersebut dengan teori sejenis lainnya misalnya dengan
teori analisis kuantitatif dananalisis kualitatif yang dikembangkan oleh Hatta,
tergantung dari tujuan penelitiannya danrelevansinya dengan substansi
penelitiannya tersebut. Di bidang perilaku kesehatan, teori tentang perilaku
menurut Bloom dalamNotoatmodjo (2010) membagi perilaku manusia ke
dalam tiga domain yaitu: kognitif, afektifdan psikomotor. Teori ini masih
banyak diadopsi dan digunakan untuk keperluan penelitian dibidang
kesehatan. Termasuk di bidang rekam medis,teori perilaku tersebut dapat
digunakandengan cara dikompilasi dengan teori rekam medis.Berikut ini
contoh cara membuat kerangkateori.
Contoh 1:
Judul: Analisis Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Kasus
Demam BerdarahDengue di RS A Tahun 2020
Kerangka Teori:
Teori yang digunakan mengacu pada teori analisis kuantitatif menurut Huffman
(1995).Kerangka teori disusun dalam bentuk alur skema variabel- variabel yang
menjelaskan tentangkelengkapan dokumen rekam medis.Berikut ini merupakan contoh
kerangka teoriberdasarkan judul dan tujuan diatas.
Kelengkapan identifikasi
DRM
Kelengkapan autentifikasi
DRM
Analisis Kelengkapan
Kelengkapan pelaporan yang Dokumen Rekam Medis
penting DRM
Contoh 2:
Judul: Faktor-faktor yang berhubungan dengan sistem pengelolaan dokumen
rekam medis di bagian filling puskesmas A Tahun 2020
Kerangka Teori:
Teori diambil dari modifikasi antara teori Syahu Sugian O dalam bukunya Kamus
Manajemen Mutu dengan teori George R. Terry dalam bukunya Principle of
Management dan Hatta, Gemala R. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di
sarana pelayanan kesehatan.
Man
Money
Pengelolaan Dok
umen Mutu
Pelayanan
Gambar 2.3Kerangka Teori 2
Sumber: Sugian (2006); George (2009); Hatta (2014)
Faktor Internal
Umur
Pendidikan
Masa Kerja
Motivasi
Kinerja Petugas
Faktor Eksternal P-Care
Sumber Daya
Kepemimpinan
Imbalan
Beban Kerja
Faktor predisposisi
(predisposing factor)
- Pendidikan Keterlambatan
Pelaporan
- Pengetahuan
- Sikap
Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Mahasiswa membentuk 4 kelompok yang terdiri 7-8 orang
b. Masing-masing kelompok mendiskusikan kasus dari karya tulis ilmiah
atau jurnal.Kemudian dibuatkerangka konsep yang tepat dan definisi
operasionalnya berdasarkan kasus tersebut. Kasus untuk tugas kelompok
mahasiswa yaitu:
1. Tinjauan Ketidaklengkapan Penulisan Resume Medis Rawat Inap Di
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan Tahun
2016 (Sumber:http://jurnal.uimedan.ac.id
/index.php/JIPIKI/article/view/34).
2. Analisis Penyebab Terjadinya Missfile Dokumen Rekam Medis Rawat
Jalan Di Ruang Penyimpanan(Filling) RSUD Kota Bengkulu Tahun
2017 (Sumber: https://www.jmiki.aptirmik.or.id/index.php/jmiki
/article/viewFile/190/146).
3. Analisis Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Menurut Standar
Akreditasi Rumah Sakit MKI 19.1 Versi Kars 2012 di Rumah Sakit
Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSU IPI) Medan Tahun 2018
(Sumber: http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JIPIKI/article/view
/73).
4. Tinjauan Sistem Penyimpanan Rekam Medis Menurut Standar
Akreditasi Puskesmas di Puskesmas Sukaramai Tahun 2019 (Sumber:
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JIPIKI/article/view/76).
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
HASIL PEMBAHASAN ANALISIS JURNAL
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!
Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa mencari kerangka teori yang berhubungan dengan
penelitian rekam medis dan informasi kesehatan, kemudian dibuat contoh
judul penelitian dari kerangka teori tersebut.
b. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
c. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
JAWABAN TUGAS
DAFTAR PUSTAKA
Lembar Jawaban
Topik 2:
1. Berikut merupakan jawaban dan penjelasan dari soal kasus tersebut:
Kasus 1:Tinjauan Ketidaklengkapan Penulisan Resume Medis Rawat Inap Di
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan Tahun 2016. Untuk
memahami kasus ini, mahasiswa perlu mendownload jurnal tersebut yang bisa di
akses melalui google scholar. Berorientasikan dari penelitian tersebut, mahasiswa
diajak memiliki brainstormingterhadap kerangka konsep yang tepat dengan
menggunakan variabel-variabel penelitian dari jurnal tersebut. Bagan kerangka
konsep:
- Identitas pasien
- Nomor rekam medis
anamnesa Kelengkapan penulisan
- Diagnosis
- tindakan resume medis
pengobatan tertulis
dan Tanda tangan
dokter
- Identitas pasien
- Dokumen
pemeriksaan Kelengkapan dokumen rekam
- Diagnosis medis
pendukung
- Hasil pengobatan
- Justifikasi
pengobatan
- Karakteristik informan
(Jenis Kelamin, Usia,
Pendidikan)
- Penomoran Sistem Penyimpanan
- Penjajaran Rekam Medis
- Penyimpanan
- Peenggunaan tracer dan
buku ekspedisi
Pembahasan soal:
Kerangka konsep merupakan turunan dari kerangka teori, yang berisi
kerangkahubungan antara konsep-konsep yang akan diukur atau diamati melalui
penelitian yangakan dilakukan. Dalam penyusunan kerangka konsep pada kasus
penelitian jurnal tersebut, mahasiswa harus memperhaikan apa saja variabel-
variabel penelitian yang diteliti. Kemudian disusun dalam bentuk visualisasi atau
skema yang secara yang memperlihatkan hubungan antar variabel penelitian.
2. Salah satu contoh kerangka teori yang dapat digunakan dalam penelitian rekam
medis dan informasi kesehatan, serta contoh judul penelitian dari kerangka
teori yaitu:
Dari kerangka teori diatas, contoh judul yang bisa di pertimbangkan menjadi
penelitian adalah: “Pengaruh Kapasitas Kerja Dengan Kebutuhan Tenaga Kerja
Berdasarkan metode WISN di Puskesmas X Tahun 2020”
Pembahasan soal:
Berdasarkan kerangka teori tersebut dapat diketahui bahwa pengukuran
kebutuhan tenaga kerja menggunakan metode WISN dihitung berdasarkan tiga
aspek yaitu: kuantitas kegiatan pokok per tahun, kapasitas kerja dan standar beban
kerja.
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Pengantar pendahuluan
Variabel merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian,
karena sangat tidak memungkinkan bagi seorang peneliti melakukan
penelitian tanpa variabel.Sebagian besar ahli mendefinisikan variabel
penelitian sebagai kondisi-kondisi yang telah dimanipulasi, dikontrol, atau
diobservasi oleh seorang peneliti dalam sebuah penelitiannya.Sebagian ahli
juga mendefiniskan bahwa yang dinamakan variabel adalah segala sesuatu
yang akan menjadi objek pengamatan dalam sebuah penelitian. Variabel
penelitian ini sangat ditentukan oleh landasan teoritis dan kejelasannya yang
ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, jika landasan teori dalam
suatu penelitian berbeda, maka akan berbeda pula hasil variabelnya.Kemudian
variabel-variabel yang hendak digunakan perlu penetapan, klasifikasi dan
identifikasi. Luas dan sempitnya variabel penelitian juga dapat menentukan
jumlah variabel yang akan digunakan.
Definisi operasional dibuat untuk memudahkan dalam pelaksanaan
penelitian dan pengolahan serta analisis data penelitian. Penyusunan definisi
operasional yang tidak tepat dapat menyebabkan penyusunaninstrumen tidak
tepat pula, yang pada akhirnya akan menyebabkan data hasil penelitian yang
diperoleh juga tidak tepat. Akibat fatal yang timbul apabila data hasil
penelitian tidak sesuai atau tidak relevan dengan penelitian yang sedang
dilakukan adalah pengumpulan data harus diulang atau bahkan bisa jadi bila
hal tersebut baru diketahui saat sidang akhir maka dapat menyebabkan
mahasiswa yang bersangkutan tidak lulus.Agar pembahasan lebih jelas maka
bab ini akan membahas topik variabel dan definisi operasional yang tepat.
B. Deskripsi materi
Bab ini akan membahas tentang jenis-jenis variabel (variabel dependen,
variabel independen, variabel intervening, dan variabel moderator) dan
pengukuran variabel. Kemudian dilanjutkan tentang membuat definisi
kontekstual dan defenisi operasional variabel penelitian tersebut.
D. Uraian Materi
I. Pengertian Variabel
II. Jenis-Jenis Variabel
III. Pengukuran Variabel
IV. Definisi Konseptual
V. Definisi Operasional
I. Pengertian Variabel
Variabel dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016) mempunyai
arti dapat berubah-ubah, bermacam-macam, berbeda-beda (tentang harga,
mutu, dan sebagainya). Sudigdo Sastroasmoro (2012) mendefinisikan variabel
merupakan karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek ke
subjek lainnya. Sedangkan menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam
Sugiyono (2015), variabel adalah seseorang atau obyek yang mempunyai
variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyekdengan obyek yang
lain.Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara
teoritis variabel dapat didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang
mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek
dengan objek yang lain. Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh
landasan teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu
apabila landasan teoritisnya berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan
berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan objek pengamatan akan ditentukan
oleh rancangan penelitiannya. Makin sederhana sesuatu rancangan penelitian,
akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit jumlahnya, dan
sebaliknya.
Variabel mengandung pengertian ciri, sifat atau ukuran yang
dimilikiseseorang atau sesuatu yang dapat menjadi pembeda atau penciri
antara yang satu denganyang lainnya. Misalnya variabel umur, berat badan,
pendidikan, motovasi, pengetahuan danlain– lain. Umur tiap orang berbeda,
begitupula dengan berat badan tiap orang masing-masingberbeda.Termasuk
pendidikan, motivasi, dan pengetahuan juga bervariasi.Untukmendapatkan
ukuran atau nilai yang bervariasi maka sumber data penelitiannya juga
harusdari kelompok data atau obyek yang heterogen.Contoh variabel yaitu
sebagai berikut:
1. Umur → merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel yang
akan diukur. Dapat secara langsung disebutkan umurnya berapa, misalnya
1 tahun, 5 tahun, 16tahun, atau 76 tahun, atau dapat juga dikelompokkan
menjadi kategori kelompokmisalnya balita, anak, remaja, dewasa dan
lansia. Dapat juga dikelompokkan ke dalamkelompok tua atau muda,
disesuaikan dengan tujuan penelitiannya.
2. Pendidikan → merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel
yang akandiukur. Dapat secara langsung disebutkan pendidikannya seperti
SD, SMP, SMA,perguruan tinggi. Dapat juga dikelompokkan menjadi
pendidikannya tinggi atau rendah,disesuaikan dengan tujuan penelitiannya.
3. Masa Kerja →merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel
yang akan diukur.Dapat secara langsung disebutkan masa kerjanya berapa
lama apakah 1 tahun, 2 tahun,20 tahun dan lain-lain. Dapat juga
dikelompokkan menjadi masa kerjanya lama atausedikit, disesuaikan
dengan tujuan penelitiannya.
4. Motivasi → merupakan sebuah konsep, yang harus diterjemahkan ke
dalam aspek-aspek yang mendukungnya, kemudian diterjemahkan dalam
butir-butir pertanyaanyang relevan, dengan jawaban berjenjang seperti
sangat setuju (diberi nilai 5), setuju(diberi nilai 4), biasa saja (diberi nilai
3), tidak setuju (diberi nilai 2) dan sangat tidaksetuju (diberi nilai 1).
Jumlah atau skor dari jawaban-jawaban tersebut mencerminkantinggi
rendahnya motivasi kerja seseorang.Sumber daya →manusia (man) dapat
diterjemahkan menjadi variabel umur, jeniskelamin, pengetahuan dan lain-
lain, uang (money) dapat diterjemahkan menjadi gajiatau upah, bahan
(material) menjadi ketersediaan sarana prasarana, metode
(method)menjadi cara atau prosedur (SOP).
5. Kepemimpinan → merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai
variabel yang akandiukur. Dapat disebutkan secara langsung tipe
kepemimpinannya apakah demokratisatau otoriter dan lain-lain, atau dapat
juga diterjemahkan dalam butir-butir pertanyaanyang kesimpulan dari skor
jawabannya menunjukkan tipe kepemimpinannya,disesuaikan dengan
tujuan penelitiannya.
6. Beban kerja → merupakan konsep penelitian sekaligus sebagai variabel
yang akandiukur. Beban kerja dapat langsung dengan disebutkan jumlah
jam kerjanya, jumlah cutidan libur kemudian dihitung menggunakan
rumus beban kerja.
Rangkuman
Variabel adalah atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi antara
satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain, yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut. Variabel terdiri dari variabel independen, variabel dependen, variabel
moderator dan variabel intervening.Definisi konseptual adalah abstraksi/konsep
yang diungkapkan dalam kata-kata yang berisi penjelasan tentang konsep-konsep
secara teoritis yang bersumber dari para ahli atau sumber resmi lainnya untuk
membantu pemahaman.Definisi operasional adalah definisi variabel-variabel yang
akan diteliti secara operasional di lapangan dan memiliki batasan ruanglingkup
penelitian atau pengertian variabel-variabel yang akan diteliti akan lebih fokus.
Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Bentuklah 4 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang mahasiswa
b. Masing-masing kelompok mencari literature tentang jenis-jenis variabel
penelitian, dibuat contoh masing-masing variabel tersebut dalam penelitian
RMIK sesuai dengan topik:
Kelompok 1. Variabel Dependen
Kelompok 2. Variabel Independen
Kelompok 3. Variabel Intervening
Kelompok 4. Variabel Moderator
c. Bentuk Laporan Tugas:dikumpulkan dalam bentuk poster yangkreatif
dengan ukuran kertas HVS A4.
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
POSTER
DAFTAR PUSTAKA
2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!
Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa membuat defenisi operasional dari variabel penelitian
rekam medis dan informasi kesehatan sbb:
1. Pendidikan
2. Usia petugas
3. Waktu tunggu
4. Family folder
5. Keterlambatan pengembalian DRM
6. Tracer
7. Kinerja petugas
8. Kepuasan pasien
9. Pengetahuan petugas
10. Jarak ke poli
b. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
c. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
JAWABAN TUGAS
Lembar Jawaban
Topik 1:
1. Berikut contoh penggunaan variabel dependen dan independen: Hubungan
kepemimpinan dengan kinerja petugas p – care di puskesmas, maka
kepemimpinan merupakan variabel independen dan kinerja merupakan variabel
dependen karena kepemimpinan mempengaruhi kinerja petugas. Contoh
penggunaan variabel moderator: Hubungan motivasi kerja dengan produktifitas
akan semakin kuat jika peranan pemimpin menciptakan iklim kerja yang baik,
dan sebaliknya. Yang menjadi variabel moderator adalah peran
pimpinan.Contoh variabel intervening: Hubungan tinggi rendahnya
penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup.
Pembahasan soal:
Variabel terdiri dari variabel independen, variabel dependen, variabel
moderator dan variabel intervening.Variabel independen adalah variabel yang
dapat mempengaruhi variabel lain, apabila variabel independen berubah maka
dapat menyebabkan variabel lain berubah. Variabel intervening adalah variabel
yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati
dan diukur. Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen, artinya variabel dependen berubah karena disebabkan oleh perubahan
pada variabel independen. Variabel moderator adalah hubungan antara variabel
independen (bebas) dengan variabel dependen (terkait).
PENDAHULUAN
A. Pengantar pendahuluan
Suatu penelitian dilaksanakan dengan meneliti objek penelitian. Objek
penelitian dapat berupa manusia, hewan,tumbuh-tumbuhan, benda mati, atau
fenomena yang terjadi di sekitar kita. Peneliti dapatmeneliti seluruh atau
sebagian dari objek. Objek yang diteliti tersebut meskipunhanya sebagian
harus dapat mewakili keseluruhan dari objek yang diteliti karena hasil
penelitian harus dapat digeneralisasikan kepada seluruh objek
penelitian.Seluruh objek penelitian yang diteliti disebut populasi, sedangkan
perwakilan atausebagian objek yang diteliti disebut sampel.
Sampel yang baik adalah sampel yang representatif, artinya sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik atau kondisi pada populasi. Agar sampel
bersifat representatif maka jumlah sampel serta teknik pengambilan sampel
harus mengikuti kaidah-kaidah ilmiah. Untuk menentukan besar sampel yang
dibutuhkan dalam suatu penelitian harusmenggunakan teknik serta rumus
perhitungan. Teknik sampling dapat dibedakan menjaditeknik probability
samplingdan teknik non probability sampling.
Modul ini akan memandu Anda untuk menentukan populasi dan sampel
dalampenelitian di bidang rekam medis dan informasi kesehatan. Untuk
mempermudah penjelasan mengenai populasi dan sampel maka bab ini dibagi
dalam 2 (dua) topik yaitu Topik 1 Populasi, Sampel dan Besar Sampel, dan
Topik 2 Teknik Pengambilan Sampel.
B. Deskripsi materi
Bab ini akan membahas tentang populasi dan sampel penelitian yang
terdiri dari penentuan populasi dan sampel, rumus besar sampel serta teknik-
teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel.
C. Kemampuan/tujuan akhir yang diharapkan
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan mampu menghitung
populasi, sampel, besar sampel dan teknik pengambilan sampel sesuai kondisi
masyarakat dan fasyankes.
D. Uraian Materi
Topik 1: Populasi, Sampel dan Besar Sampel
I. Pengertian Populasi
II. Pengertian Sampel
III. Kegunaan Sampel
IV. Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan Dalam
MenentukanSampel
V. Rumus Besar Sampel
Topik 2: Teknik Pengambilan Sampel
I. Probability Sampling/Random Sampling
II. Non Probability Sampling/Non Random Sampling
TOPIK 1
POPULASI, SAMPEL, DAN BESAR SAMPEL
Valentina, SKM, M.Kes
I. Pengertian Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yangmempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untukdipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009). Menurut Sastroasmoro (2012), populasi adalah setiap subjek (dapat
berupa manusia, binatang percobaan, data laboratorium dan lain-lain) yang
memenuhi karakteristik yang ditentukan. Sedangkan menurut Usman (2006)
populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik
kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai
sekelompokobjek yang lengkap dan jelas.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dankemudian dapat ditarik kesimpulannya (sintesis). Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi jugaobyek dan benda-benda lainnya
misalnyadokumen, lembaga, organisasi, dan lain-lain.Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapimeliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau objek yang diteliti
itu. Yangmenjadi sasaran penelitian adalah anggota populasi. Anggota
populasi terdiri dariorang-orang biasa disebut dengan subjek penelitian,
sedangkan anggota penelitian yangterdiri dari benda-benda atau bukan orang
sering disebut dengan objek penelitian.
Berdasarkan jenisnya populasi dibagi menjadi dua yaitu:
1. Populasi terbatas adalah populasi yang mempunyai sumber data yang
jelas batasnya secara kuantitif sehingga dapat dihitung jumlahnya secara
tepat. Contoh: Jumlah pasien rawat jalan RS A pada tahun 2019adalah
324.981 orang.
2. Populasi tak terbatas (tak terhingga) adalah populasi yang sumber
datanya tidak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk jumlah.Contoh: Jumlah penduduk Indonesia
yang mengalami pemutusan hubungan kerja pada tahun 2017. Dalam hal
ini jumlah penduduk Indonesia yang mengalami pemutusan hubungan
kerja merupakan populasi tak terbatas karena tidak semua perusahaan
melaporkan kejadian tersebut.
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan dalam penelitian
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(e2)
550
𝑛 = 1 + 550(0,052)
550
𝑛 = 2,375 = 231,57 ≈ 232
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 232 orang.
2
𝑍1−∝/2 × 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2
Keterangan:
n = besar sampel
p = proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada populasi,
bila tidak diketahui proporsinya ditetapkan 50% (0,50)
d = tingkat ketepatan absolut/presisi, misalnya 10% (0,10) atau 5% (0,05)
Z = standar deviasi normal sesuai dengan derajat kemaknaan(biasanya
pada tingkat 95% = 1,96)
Contoh:
Suatu penelitian ingin mengetahui proporsi resume medis yang tidak
lengkap padaRS X. Namun populasinya belum diketahui peneliti. Untuk
derajat penyimpangan yangdiinginkan peneliti adalah 5%, maka sampel
yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
3,8416 × 0,25
𝑛= = 384,16 ≈ 384
0,0025
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 384 resume
medis.
Rangkuman
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan sampel adalah
perwakilan dari objek yang diteliti.Besaran sampel sangat tergantung dari besaran
tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti.Cara menghitung besar
sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh desain penelitian yang digunakan
dan data yang diambil.
Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Bentuklah 4 kelompok yang terdiri dari 7-8 orang mahasiswa
b. Masing-masing kelompok mencari mencari rumus besar sampel selain
yang sudah dicantumkan dalam modul, kemudian dibuat contoh
perhitungan sampelnya.
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
RUMUS BESAR SAMPEL
CONTOH SOAL DAN JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA
550
𝑛 = 2,375 = 231,57 ≈ 232
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 232 orang.
Soal 2.
𝑍1−∝/2
2
× 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2
𝑛 = 1,96 × 0,2(1 − 0,2)
2
0,052
3,8416 × 0,16
𝑛= = 245,86 ≈ 346
0,0025
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 346 resume
medis.
Soal 3.
2
𝑍1−∝/2 × 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2
2
𝑛 = 1,96 × 0,05(1 − 0,05)
0,52
3,8416 × 0,182476
𝑛= 0,0025 = 72,99 ≈ 73
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 73 resume
medis.
Soal 4.
𝑍1−∝/2
2
× 𝑝(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2
2
𝑛 = 1,96 × 0,8(1 − 0,8)
0,012
3,8416 × 0,18
𝑛= = 6146,56 ≈ 6146
0,0001
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 6146
resume medis.
Soal 5.
Jawab:
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(e2)
680
𝑛 = 1 + 680(0,052)
680
𝑛= = 251,85 ≈ 252
2,7
Maka jumlah sampel minimal untuk penelitian tersebut adalah 252 orang.
Pembahasan soal:
Besar sampel dibutuhkan agar sampel dapat benar-benar mewakili kondisi
populasi. Perhitungan besar sampel dipaparkan dengan jelas pada contoh
diatas.
TOPIK 2
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Valentina, SKM, M.Kes
Keterangan:
k = interval sampel
N = jumlah seluruh anggota populasi
n = jumlah sampel yang diinginkan
567
𝑘= = 3,06 ≈ 3
185
𝑁i
𝑛i = ×𝑛
𝑁
Keterangan:
Ni = Jumlah populasi pada stratum
N = Jumlah populasi seluruhnya
ni = Jumlah sampel pada stratum
n = Jumlah sampel seluruhnya
Kelas 1 : 𝑛1 = 𝑁1 × 𝑛 = 60
× 100 = 20
𝑁 300
Kelas 2 : 𝑛2 = 𝑁2 × 𝑛 = 90
× 100 = 30
𝑁 300
Kelas 3 : 𝑛3 = 𝑁3 × 𝑛 = 150
× 100 = 50
𝑁 300
4. Cluster Sampling
Cluster sampling adalah teknik pengambilan sampel bukan dari unit
individu melainkan dari kelompok atau gugus. Gugus atau kelompok yang
diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit geografis (dusun, desa,
kelurahan, dan sebagainya). Peneliti tidak mendaftar semua anggota atau
unit populasi, melainkan cukup mendaftar banyaknya kelompok atau
gugus yang ada dalam populasi tersebut. Maka pada teknik ini yang
menjadi kerangka sampling adalah nama gugus/ kelompok yang ada pada
populasi tersebut. Teknik cluster sering digunakan oleh para peneliti di
lapangan yang mungkin wilayahnya luas.
Contoh: Peneliti ingin mengetahui kepatuhan masyarakat membawa
KIB saat berobat di RS. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat
di Kelurahan Pulo Brayan Darat I yang terdiri dari 14 lingkungan, maka
yang menjadi cluster pada lingkungan ini adalah lingkungan. Kemudian
peneliti menghitung jumlah lingkungan yang akan menjadi sampel
menggunakan rumus besar sampel, misalnya diperoleh 10 lingkungan.
Maka pengambilan secara gugus adalah dengan mengambil 10 lingkungan
secara acak atau undian dari 14 lingkungan yang ada di Kelurahan Pulo
Brayan Darat I. Kemudian semua penduduk yang berdomisili di 10
lingkungan yang menjadi sampel tersebutlah yang diteliti.
5. Multistage Sampling
Multistage Samplingadalah teknik yang dilakukan bedasarkan wilayah
secara bertahap. Teknik ini merupakan pengembangan dari cluster
sampling namun dalam wilayah yang sangat luas dan bermacam-macam
tingkat wilayah. Pelaksanaannya adalah dengan membagi wilayah
populasi ke dalam sub-sub wilayah, dan tiap sub wilayah tersebut terbagi
lagi dalam wilayah yang lebi kecil, dan seterusnya.
Contoh: Suatu penelitian ingin mengetahui kepatuhan masyarakat
membayar iuran BPJS di Kota Medan. Maka tahapan yang harus
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Peneliti menyusun kerangka sampel yang menggambarkan wilayah-
wilayah di Kota Medan berdasarkan tingkatnya mulai tingkatan
tertinggi secara lengkap mulai dari kecamatan, kelurahan sampai
lingkungan.
2. Pilih wilayah yang akan dijadikan sampel dengan cara acak secara
bertingkat (multistage) mulai dari tingkat wilayah paling tinggi yaitu
kecamatan. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan, kemudian dihitung
jumlah sampel kecamatan yang akan diambil, misalkan berjumlah 15.
Maka diambil 15 kecamatan secara acak dari 21 kecamatan yang ada
di Kota Medan.
3. Selanjutnya tingkat wilayah yang akan diambil adalah tingkat
kelurahan. Misalkan salah satu kecamatan yang terpilih adalah
Kecamatan Medan Timur yang terdiri dari 11 Kelurahan. Kemudian
dihitung jumlah sampel kelurahan yang akan diambil, misalkan
berjumlah 8 kelurahan. Maka diambil 8kelurahan secara acak dari 11
kelurahan yang ada di Kecamatan Medan Timur. Langkah ini
dilakukan pada 15 kecamatan terpilih.
4. Setelah mendapatkan sampel kelurahan, selanjutnya tingkat wilayah
yang akan diambil adalah tingkat lingkungan. Misalkan salah satu
kelurahan terpilih terpilih yaitu Kelurahan Pulo Brayan Darat I yang
terdiri dari 14 Lingkungan. Kemudian dihitung jumlah sampel
kelurahan yang akan diambil, misalkan berjumlah 10 lingkungan.
Maka diambil 10 lingkungan secara acak dari 14 kelurahan yang ada di
Kelurahan Pulo Brayan Darat I. Langkah ini dilakukan pada 8
kelurahan yang terpilih.
4. Telitilah semua penduduk yang ada dalam masing-masing wilayah
lingkungan yang terpilih sebagai sampel penelitian.Jika wilayah masih
terlampau luas, maka bagilah lagi wilayah penelitian ke dalam wilayah
yang lebih kecil lagi misalnya Lorong, RW atau RT.
Kota Medan
Kec. Medan Timur Kec. Medan Barat Kec. Medan Tembung Kec. Medan Perjuangan Kec. Medan Baru Kec.
Medan Kota
Kel. Pulo Brayan Darat I Kel. Gaharu Kel. Sidodadi Kel. Tegal Rejo Kel. Sei Kera Hilir I Kel. Pandau Hulu I Kel. Pasar Baru
Keterangan:
: Wilayah terpilih
2. Quota Sampling
Quota sampling (quotum atau kuota) merupakan teknik sampling
yangdilakukan atas dasar jumlah atau jatah yang telah ditentukan. Jumlah
atau quotum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel
yang diperlukan. Anggota populasi manapun yang akan diambil tidak
menjadi soal yang penting jumlah quotum yang ditetapkan dapat dipenuhi.
Sebelum kuota sampelterpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai.
Contoh: Suatu penelitian tentang tinjauan ketepatan kode diagnosa
penyakit pada sistem endokrin di RS A, dimanapeneliti menetapkan bahwa
sampel yang harus terpenuhi sebanyak 50 dokumen rekammedis.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan memilih sampel secara bebas
sampai jumlah 50 dokumen rekam medis terpenuhi.
3. Accidental Sampling
Teknik accidental sampling adalh teknik penentuan sampel
berdasarkan faktor kebetulan atau ada tersedia.Artinya siapa saja yang
secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka orang tersebutdapat
dijadikan sampel. Contohnya suatu penelitian tentangkepuasan mahasiswa
terhadap prosespembelajaran. Maka mahasiswa yang kebetulan bertemu
peneliti di lokasi pada waktu penelitian dijadikan sebagaisampel.
4. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil kemudian membesar. Dikatakan snowball sampling
karena penarikan sampel terjadi seperti efek bola salju. Dalam penetuan
sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena data yang
diberikan dari dua orang tersebut belum lengkap, maka peneliti mencari
orang lain berdasarkan informasi dari dua orang tersebut untuk
melengkapi data. Selanjutnya sampelketiga ditentukan berdasarkan
informasi dari sampel kedua, sampelkeempat ditentukanberdasarkan
informasi dari sampel ketiga, dan seterusnya sehingga jumlah sampel
semakinbesar.
Teknik ini biasanya digunakan untuk penelitian kualitatif. Contohnya
suatu penelitian tentang evaluasi standar operasional pengelolaan
rekammedis di Puskesmas X. Peneliti menetapkan subjek penelitian pada
awalnya adalah KepalaPuskesmas, kemudian dari hasil wawancara
diarahkan ke petugas bagian rekam medis.
5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel jika semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel (total sampling). Hal inidilakukan jika
jumlah populasi relatif sedikit, kurang dari 30 atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
Contohnyasuatu penelitian tentang penilaian kinerja PMIK di RS A,
dimana populasi padabagian RMIK di RS A hanya 21 orang. Maka dengan
menggunakan sampel jenuh, sampel padapenelitian ini adalah keseluruhan
PMIK di RS A yaitu sebanyak 21 orang.
Rangkuman
Teknik pengambilan sampel terbagi dua bagian yaitu probability
sampling/teknik sampel acak (random sampling)dan non probability
sampling/teknik sampel tidak acak (non random sampling). Yang termasuk dalam
probability sampling adalah simple random sampling, systematic random
sampling, stratified random sampling (proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratifiedrandomsampling), cluster sampling danmultistage
sampling. Sedangkan yang termasuk dalam non probability sampling adalah
purposive sampling, quota sampling, accidental sampling, snowball
samplingdansampling jenuh.
Tugas:
1. Jawablah soal pre test sebelum memulai perkuliahan!
Tugas Terstruktur
Petunjuk:
a. Bentuklah 10 kelompok yang terdiri dari 3-4 orang mahasiswa
b. Masing-masing kelompok membuat langkah-langkah teknik pengambilan
sampel sesuai topik masing-masing.
Kelompok 1 simple random sampling, Kelompok 2 systematic random
sampling, Kelompok 3 stratified random sampling, Kelompok 4
multistage sampling, Kelompok 5 cluster sampling, Kelompok 6
accidental sampling, Kelompok 7 quota sampling, Kelompok 8 purposive
sampling, Kelompok 9 snowball sampling dan Kelompok 10 sampling
jenuh.
c. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
d. Tugas video harus mencantumkan isi dengan format berikut:
COVER
LANGKAH-LANGKAH TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
PENJELASAN
DAFTAR PUSTAKA
2. Jawablah soal post testsetelah perkuliahan!
Kegiatan Mandiri
Petunjuk:
a. Setiap mahasiswa membuat kerangka sampling/sampling frameyang
digunakan untuk penelitian: “Hubungan Ketepatan Penulisan Diagnosis Dengan
Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Digestif Pasien Rawat Inap di RSU X”
b. Bentuk Laporan Tugas:diketik rapi dengan kertas HVS A4 dengan ukuran
font 12, jenis tulisan Times New Roman, spasi 1,5
c. Tugas ditulis dalam bentuk laporan dengan format berikut:
SAMPUL DEPAN (COVER)
KERANGKA SAMPLING
DAFTAR PUSKTAKA
Lembar Jawaban
Topik 2:
1. Langkah-langkah teknik pengambilan sampel
a. simple random sampling
- Susun kerangka sampel
- Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
- Tentukan alat pemilihan sampel (undian, tabel bilangan acak/random
numberataukomputer)
- Pilih sampel secara acak sampai dengan jumlah terpenuhi
- Periksa sampel terpilih menggunakan kerangka sampling
b. systematic random sampling
- Bagi jumlah seluruh anggota populasi dengan jumlah sampel yang
dibutuhkan untuk menentukan interval.
- Selanjutnya untuk menentukan sampel pertama dilakukan undian sejumlah
nilai interval.
- Pilih sampel sesuai interval sampai mencapai jumlah anggota sampel.
c. stratified random sampling
- Bagipopulasi ke dalam strata
- Hitung jumlah sampel secara proporsional/ non proporsional pada masing-
masing strata
- Pilih sampel acak sederhana dari setiap strata, dan menggabungkannya ke
dalam sebuah sampel.
d. multistage sampling
- Peneliti menyusun kerangka sampel yang menggambarkan wilayah-
wilayah berdasarkan tingkatnya mulai tingkatan tertinggi secara lengkap
- Pilih wilayah yang akan dijadikan sampel dengan cara acak secara
bertingkat (multistage) mulai dari tingkat wilayah paling tinggi
- Selanjutnya tingkat wilayah yang lebih rendah yang akan diambil, dan
seterusnya.
- Telitilah semua penduduk yang ada dalam masing-masing wilayah terkecil
yang terpilih sebagai sampel penelitian.
e. cluster sampling
- Teknik pengambilan sampel bukan dari unit individu melainkan dari
kelompok atau gugus.
- Gugus atau kelompok yang diambil sebagai sampel ini terdiri dari unit
geografis (dusun, desa, kelurahan, dan sebagainya).
- Telitilah penduduk yang ada dalam masing-masing gugus yang terpilih
sebagai sampel penelitian.
f. accidental sampling
- Tentukan populasi penelitian
- Penentuan sampel berdasarkan faktor kebetulan atau ada tersedia. Artinya
siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti di lapanagan
maka orang tersebut dapat dijadikan sampel.
g. quota sampling
- Tentukan jumlah atau quotum yang dijadikan dasar untuk mengambil unit
sampel yang diperlukan.
- Anggota populasi manapun yang akan diambil tidak menjadi soal yang
penting jumlah quotum yang ditetapkan dapat dipenuhi.
- Sebelum kuota sampel terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai.
h. purposive sampling
- Tentukan populasi penelitian
- Buatlah keriteria inklusi dan eksklusi penelitian berdasarkan pada
karakteristik tertentu
- Sampel ditentukan berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah
ditentukan tersebut.
i. snowball sampling
- Dalam penetuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang
- Tetapi karena data yang diberikan dari dua orang tersebut belum lengkap,
maka peneliti mencari orang lain berdasarkan informasi dari dua orang
tersebut untuk melengkapi data.
- Selanjutnya sampel ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari sampel
kedua, sampel keempat ditentukan berdasarkan informasi dari sampel
ketiga, dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin besar.
j. sampling jenuh.
- Teknik penentuan sampel jika semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel (total sampling).
- Hal ini dilakukan jika jumlah populasi relatif sedikit, kurang dari 30 atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil.
Pembahasan soal:
Ketepatan langkah-langkah teknik sampling sudah sesuai jika sesuai
sistematika langkah-langkah teknik pengambilan sampel, penjelasan disertai
contoh penggunaan teknik tersebut di dalam penelitian kesehatan ataupun
rekam medis. Sumber penyusunan tugas juga bersumber dari literature sesuai
topik dan terbaru dari sumber terpercaya, serta kesesuaian penulisan sitasi
dengan daftar pustakanya.
2. Contoh kerangka sampling
Kerangka Sampling
Hubungan Ketepatan Penulisan Diagnosis Dengan Keakuratan Kode Diagnosis Kasus Digestif Pasien Rawat Inap di R
Pembahasan soal:
Kerangka sampling (sampling frame), yaitu daftar yang berisikan setiap
elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen populasi bisa
berupa data tentang orang/binatang, benda, kejadian, tempat, dan lain-lain.
Jika populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi A, maka peneliti
harus bisa memiliki daftar semua mahasiswa yang terdaftar di perguruan
tinggi A tersebut selengkap mungkin, misalnyanama, NIM, jenis kelamin,
alamat, prodi dan informasi lain yang berguna bagi penelitiannya. Dari daftar
ini, peneliti akan bisa secara pasti mengetahui jumlah populasinya.
DAFTAR PUSTAKA