FILSAFAT ILMU
“FILSAFAT ILMU SEBAGAI PENGEMBANG METODOLOGI ILMIAH”
DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
NAMA : SASNAWATI
NPM : 032001221
KELAS :K
b) Metodologi penelitian
adalah
c) berarti ilmu tentang
metode. Sedang penelitian
adalah kegiatan mencari dan
d) mengumpulkan data
kemudian mengolah,
menganalisa dan mengkaji
data
e) yang dilakukan secara
sistematis dan objektif
Metodologi ilmu tentang metode. Sedang penelitian adalah kegiatan mencari
danmengumpulkan data kemudian mengolah, menganalisa dan mengkaji data yang
dilakukan secara sistematis dan objektif. Jadi metodologi penelitian ilmu yang
mempelajari, menelusuri, mencaridan mengumpulkan data kemudian mengolah,
menganalisa dan menyajikandata yang dilakukan secara sistematis supaya diperoleh
suatu kebenaranyang objektif.
Secara terminology, metodologi penelitian atau metodologiriset (science
research atau method), metodologi berasal dari katamethodology, maknanya ilmu
yang menerangkan metode-metode atau cara-cara. Penelitian adalah terjemahan dari
bahasa Inggris “research” yangterdiri dari kata “re” (mengulang) dan search
(pencarian, pengejaran,penelusuran, penyelidikan atau penelitian) maka research
berarti berulangmelakukan pencarian.
Metodologi penelitian merupakan bermakna seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan
masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya
dicarikan cara pemecahannya. Data-data tersebut digali, diolah, disintesiskan
menggunakan prinsip-prinsip berfikir filsafat. Berfikir filsafat selalu mengikuti
penalaran yang logicdan mendasar. Tujuan berfilsafat adalah menemukan kebenaran
yangsebenarnya, jika kebenaran yang sebenarnya itu disusun secara sistematis,jadilah
ia sistematika filsafat. Sistematika filsafat itu biasanya terbagi atastiga cabang besar
filsafat, yaitu: (1) teori pengetahuan, (2) teori hakikat dan (3) teori nilai.
Itulah sebab sebuah penelitian perlu memerhatikan ketigacabang berfikir
filsafat itu untuk menemukan sebuah kebenaran. Isi filsafat ditentukan oleh objek apa
yang dipikirkan, objek yang dipikirkan oleh filsuf ialah segala yang ada dan yang
mungkin ada. Jadi filsafat sebagai suatuproses berfikir bebas, sistematis, radikal dan
mencapai dataran makna yangmempunyai cabang ontologi, epistimologi dan
aksiologi. Cabang-cabang ini apabila diikuti oleh langkah metodologi penelitian,
tentu akan menghasilkankebenaran sejati. Paling tidak dalam sebuah penelitian akan
memunculkan hasil yang mendekati realitas. Penelitian membutuhkan pemikiran
ontology, yaitu sebagai teori hakikat.Teori hakikat ini sangat luas, segala yang ada
mungkin ada, yang boleh juga mencakup pengetahuan-pengetahuan dan nilai (yang
dicarinya ialah hakikat pengetahuan dan hakikat nilai). Setiap cabang penelitian, pasti
terkait dengan persoalan yang sedang diteliti. Di dalam ontology membahas dua
bidang yaitu: (1) kosmologi membicarakan hakikat asal, hakikat susunan, hakikat
berada, juga hakikat tujuan, kosmos. (2) Metafisik atau antropologi secara etimologis
berarti dibalik atau di belakang fisika artinya ia ingin mengerti atau mengetahui apa
yang ada dibalik dari ala mini atau suatuyang tidak Nampak. Jadi kosmologi adalah
cabang filsafat yang menyelidiki hakikat asal, susunan, tujuan alam besar, yang
dibicarakan di dalam cabang ini missal hakikat kosmos, bagaimana caranya ia
menjadi (how does it cometo being) dan lain-lain.
Dalam metode penelitian, secara tegas akan mengaitkan persoalan apa
fenomena yang diteliti, ada apa dibalik fenomenaitu, dan sejauhmana eksistensi
fenomena yang diteliti. Hal ini, dalam konteks filsafat ilmu sering dibahas dalam
epistemology. Menurut Bahtiar, tujuan filsafat adalah: (1) Mendalami unsur-unsur
pokokilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber hakikat dan
tujuan ilmu, (2) Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu
diberbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.
Metodologi bisa juga diartikan ilmu yang membahas konsep berbagai metode,
tentang apa kelebihan dan kekurangan, dan bagaimana seseorang memilih suatu
metode. Sedangkan penelitian bertujuan menghimpun data yang akurat yang
kemudian diproses sehingga menemukan kebenaran atau teori atauilmu dan mungkin
pula mengembangkan kebenaran terdahulu atau menguji kebenaran tersebut. Jadi
metode ilmiah untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang benar diperlukan cara-cara
yang benar pula. Meurut para pakar, mencari kebenaran, cara-cara memperoleh
kebenaran ilmiah disebut metode ilmiah, yang terdiri dari proses mencari masalah,
menentukan hipotesis.
b) Berpikir Ilmiah
Berpikir Ilmiah adalah sebuah metode yang fokus untuk mencapai suatu
tujuan berfkir yang optimal. Tujuan berpikir ilmiah tentu saja untuk menghasilkan
suatu keputusan dan kesimpulan dari proses berpikir yang sah dan benar. Berpikir
ilmiah adalah sebuah proses panjang dan bersifat makro yang terjadi dalam diri
seorang manusia. Melewati serangkaian uji kebenaran mulai dari proses
pengamatan, perenungan, pembandingan, pengujian, penarikan keputusan hingga
menyimpulkan, semuanya ada dalam satu paket berpikir ilmiah yang dalam
interaksinya dengan masyarakat kemudian disebut dengan pengetahuan ilmiah.
Sarana berpikir ilmiah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan
fungsinya secara baik. Jadi, fungsi sarana berpikir ilmiah adalah untuk membantu proses
metode ilmiah dalam mendapat ilmu atau teori yang lain. Sarana berpikir ilmiah juga
menyandarkan diri, pada proses logika deduktif dan proses logika induktif, sebagaimana
ilmu yang merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif. Implikasi proses
deduktif dan induktif menggunakan logika ilmiah. Logika ilmiah merupakan sarana
berpikir ilmiah yang paling penting (Burhanuddin, 1997). Logika merupakan sarana
untuk berpikir secara sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena
itu, berpikir logis dapat diartikan sebagai cara berpikir sesuai dengan aturan-aturan
berpikir, seperti, setengah tidak boleh lebih besar dari pada satu.
Upaya yang tepat untuk melakukan kegiatan berpikir ilmiah membutuhkan
kemudahan bahasa, logika, matematika dan statistik. Salah satu langkah yang harus
dikuasai adalah memahami dengan benar peran dari setiap cara berpikir dalam
keseluruhan proses ilmiah.
1) Bahasa
Bahasa memainkan peran penting dalam kehidupan dan kehidupan manusia, dan itu
lumrah. Universalitas ini membuat orang kurang memperhatikan bahasa dan
menganggapnya sebagai hal biasa seperti bernapas dan berjalan. Dalam fungsi
komunikatif, bahasa memiliki tiga unsur yang digunakan untuk menyampaikan isi
yaitu Perasaan (unsur emosi), Sikap (unsur emosi), dan Pikiran (unsur
penyimpulan).
2) Matematika
Matematika merupakan bahasa yang merepresentasikan sederet makna dalam suatu
pernyataan yang akan diungkapkan. Simbol matematika adalah “buatan manusia”
dan hanya memiliki makna setelah diberi makna. Bahasa lisan memiliki beberapa
kekurangan yang mungkin dapat menimbilkan gangguan. Sehingga, matematika
dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan bahasa lisan. Matematika adalah
bahasa yang dirancang untuk menghilangkan sifat bahasa lisan yang tidak jelas,
kompleks, dan emosional. Matematika adalah salah satu puncak dari ilmu
pengetahuan yang sangat baik. Selain pengetahuan matematika itu sendiri,
matematika juga menyediakan bahasa, proses, dan teori yang memberi ilmu suatu
bentuk kekuatan. Fungsi matematika sangat penting dalam perkembangan berbagai
ilmu pengetahuan. Misalnya, kalkulasi matematis telah menjadi dasar desain
teknik, metode matematika dapat memberikan inspirasi ide-ide di bidang sosial dan
ekonomi, bahkan pemikiran matematika dapat menambah warna pada arsitektur
dan lukisan.
3) Statistika
Kata statistik, secara etimologi, berasal dari kata “status” (bahasa latin) yang
memiliki persamaan arti dengan kata “state” (bahasa Inggris), yang berarti negara
(bahasa Indonesia). Pada mulanya kata statistik diartikan sebagai “kumpulan bahan
keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun berwujud
bukan angka (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan bagi
suatu negara”. Namun pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya
dibatasi dengan kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data
kuantitatif). Secara lebih luas lagi, statistik merupakan ilmu yang mempelajari
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan data, yaitu tentang pengumpulan,
pengolahan, penganalisisan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data yang
berbentuk angka-angka. Statistika digunakan untuk menggambarkan suatu
persoalan dalam suatu bidang keilmuan. Maka, dengan menggunakan prinsip
statistika masalah keilmuan dapat diselesaikan, suatu ilmu dapat didefinisikan
dengan sederhana melalui pengujian statistika dan semua pernyataan keilmuan
dapat dinyatakan secara faktual. Dengan melakukan pengkajian melalui prosedur
pengumpulan fakta yang relevan dengan rumusan hipotesis yang terkandung fakta-
fakta empiris, maka hipotesis itu diterima keabsahan sebagai kebenaran, tetapi
dapat juga sebaliknya. Jadi statistika merupakan sekumpulan metode dalam
memperoleh pengetahuan untuk mengelola dan menganalisis data dalam
mengambil suatu kesimpulan kegiatan.