Anda di halaman 1dari 22

UTS FILSAFAT ILMU

1. Ada tiga landasan pada dasar ilmu antara lain:


1. Ontologi
Adalahbagian penting dalam filsafat yang membahas atau mempermasalahkan hakikat-
hakikat semua yang ada baik abstrak maupun riil.
Ontologi berasal dari Bahasa Yunani -> On/ ontos: keberadaan dan logos: ilmu tentang.
Ontologi ada 3 teori yang terkenal yaitu:
- Idealisme
- Materialisme
- Dualisme
2. Epistemologi
Berasal dari Bahasa Yunani, “epistome”: pengetahuan/ ilmu pengetahuan
Logos: informasi
Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti apa sesungguhnya ilmu,
dari mana sumber ilmu, dan proses terjadinya. Epistemologi mengkaji seluruh tolok ukur
ilmu manusia termasuk ilmu logika dan ilmu manusia yang bersifat gambling merupakan
dasar fondasi segala ilmu pengetahuan.
3. Aksiologi
Berasal dari kata Yunani yaitu: axios (nilai) dan logos (teori)
Adalah cabang filsafat ilmu yang mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan
ilmunya. Aksiologi disebut juga teori nilai, karena ia dapat menjadi sarana orientasi manusia
dalam usaha menjawab suatu pertanyaan yang fundamental. Aksiologi adalah ilmu yang
membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri.

a. Ontologi Ilmu
Ontologi ilmu mengkaji tentang esensi dan substansi pengetahuan ilmiah, yang
meliputi:
(1). Apakah hakikat dan penjelajahan ilmu itu?
(2) Batas-batas dari pengetahuan yang disebut pengetahuan ilmiah?
(3) Konsep-konsep dasar dan anggapan-anggapan dasar ilmu
(4) Asas-asas permulaan ilmu
(5) Struktur formal ilmu
(6) Obyek material dan obyek formal ilmu
(7) Teori kasualitas, teorideterministik, teoripilihanbebas (indeterminsitik), dan
teoriprobabilitas
b. Epistemologi Ilmu
Epsitemologi mengkaji tentang cara mendapatkan pengetahuan ilmiah:
(1) Cara untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah, yang disebut sebagai metode
ilmiah (scientific method).
(2) Sumber pengetahuan ilmiah
(3) Cara untuk melakukan validasi terhadap kebenaran pengetahuan ilmiah.
(4) Teori kebenaran ilmiah
(5) Proses penalaran

b. Aksiologi Ilmu
Aksiologi mengkaji tentang penerapan/implementasi ilmu pengetahuan. Hal-hal
yang dikaji dalam bidang ini adalah:
(1) Aspek moral ilmupengetahuan
(2) Aspeketikailmu
(3) Nilai (values) dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Apakah ilmu bebas
nilai, ataukah ilmu terkait dengan nilai
(4)Aspeksosiologik dari ilmu
(5) Aspekestetikailmu

Aspek Ontologi
Dari aspek ontologik, dipertanyakan apakah hakekat imu (ilmu pengetahuan) itu?
Ilmu adalah pengetahun yang bersifat rasional, reflektif, dan dibuktikankebenarannya
(verified).Batas penjelajahanilmu adalah sebataspengalaman empirik manusia.
Apapengertianempirik itu? Pengertian empirik adalah sepanjang sesuatu itu masih
bisa diobservasi dengan pancainderia manusia atau alat bantu panca inderia. Misalnya
mikroskop untuk hal-hal yang kecil, atau teleskop untuk benda yang jauh, atau alat bantu
panca indria lainnya. Hal-hal yang melebihi kemampuan pancaindria (sesuatu setelah fisik),
maka pengetahuan itu diserahkan oleh ilmu kepada jenis pengetahuan lain seperti filsafat
atau agama. Ciri lain dari ilmu adalah sifatnya yang rasional. Sesuatu pengetahuan yang
bersifat irasional dapat dipastikan tidak dapat digolongkan sebagai ilmu. Sifat lain ilmu
adalah sifat reflektif, sesuatu pemikiran dan pengamatan yang mendalam, tidak cukup
dengan pemikiran dan pengamatan yang superfisial. Ilmu harus bersifat sistematik.
Proposisi ilmiah yang didapatkan dan telah diverifikasi disusun secara sistematik, dibuat
benang merahnya yang akan menghubungkan satu fakta dengan fakta ilmiah lain sehingga
menjadi kesatuan pemikiran yang utuh dan dapat saling menerangkan yang disebut sebagai
body of knowledge.
Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, landasan ontologik dari ilmu
pengetahuan adalah analisis tentang obyek materi dari ilmu pengetahuan. Obyek materi
ilmu pengetahuan adalah hal-hal atau benda-benda empiris. Sesuatu yang berada di luar
pengamatan empirik akan sulit diverifikasi sehingga dapat dikatakan berada di luar doamin
ilmu.
Aspek epistemologik
Dilihat dari sudut epitemologik, sesuatu pengetahuan dapat digolongkan sebagai
pengetahuan ilmiah atau ilmu, adalah apabila pengetahuan tersebut didapatkan dari
metode ilmiah (meskipun terdapat cara mendapat pengetahuan lain, metode ilmiah
merupakan tulang punggung untuk mendapatkan ilmu). Dengan metode ilmiah
memungkinkan kita melakukan verifikasi, sehingga hasil pengetahuan tersebut dapat
dipertanggung jawabkan. Seorang filsuf, G Kemmeny, menyatakan bahwa Ilmu
adalahsemuapengetahuan yang dihimpundenganperantaraanmetodeilmiah.
Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, landasan epistemologik dari
ilmu pengetahuan adalah analisis tentang proses tersusunnya ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan disusun melalui proses yang disebut metode ilmiah.
Aspek aksiologik
Disini ilmu pengetahuan ditinjau dari aspek moral, etika dan estetika. Apakah kaidah-
kaidah moral ilmiah sudah dipenuhi? Apakah kaidah-kaidah etika ilmiah sudah dipenuhi.
Apakah ilmu tersebut menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat atau bagi
kemanusiaan secara keseluruhan?
Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, landasan aksiologik ilmu
pengetahuan adalah analisis tentang penerapan hasil-hasil temuan ilmu pengetahuan.
Penerapan hasil-hasil ilmu pengetahuan dimaksudkan untuk memudahkan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan dan keseluruhan hidup manusia.

2. TUJUAN MEMPELAJARI ILMU FILSAFAT, MANFAAT MEMPELAJARI ILMU


FILSAFAT
Tujuan mempelajari ilmu filsafat adalah
1. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis dan
cermat terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis
terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistik,
menganggap bahwa hanya pendapatnya yang paling benar.
2. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode
keilmuan.
3. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode
ilmiah
yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat
dipahami dan dipergunakan secara umum. Semakin luas penerimaan dan penggunaan metode
ilmiah, maka semakin valid metode tersebut.
4. Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita bisa memahami,
sumber, hakekat, dan tujuan ilmu.
5. Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan
tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah.
6. Memahami dampak kegiatan ilmiah (penelitian) yang berupa teknologi ilmu (misalnya alat
yang digunakan oleh bidang medis, teknik, komputer) dengan masyarakat yaitu berupa
tanggung jawab dan implikasi etis.

Manfaat mempelajari ilmu filsafat adalah:


1 Dengan mempelajari filsafat ilmu diharapkan manusia semakin kritis dalam sikap
ilmiahnya.
Manusia diharapkan untuk bersikap kritis terhadap berbagai macam teori Filsafat ilmu yang
dipelajarinya di ruang kuliah maupun dari sumber-sumber lainnya.
2) Mempelajari filsafat ilmu mendatangkan kegunaan bagi para mahasiswa sebagai calon
ilmuwan untuk mendalami metode ilmiah dan untuk melakukan penelitian ilmiah. Dengan
mempelajari filsafat ilmu diharapkan mereka memiliki pemahaman yang utuh mengenai ilmu
dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan dalam proses pembelajaran
dan penelitian ilmiah.
3) Mempelajari filsafat ilmu memiliki manfaat praktis saat berhadapan dengan berbagai
masalah dalam pekerjaan yang memerlukan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis
berbagai hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

Fungsi Filsafat Ilmu dalam hubungan dengan Ilmu Pengetahuan:


• 1. Menentukanobyekilmu

• 2. Memberikanlandasandasarilmu

• 3. Menentukansifat-sifatdansyarat-syaratilmu

• 4. Menentukanmetodeilmu

• 5. Merupakanpemersatuilmu

3. Pengertian ilmu pengetahuan


Ilmu merupakan usaha kita untuk menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai segi kenyataan yang terjadi di alam manusia. Jika seseorang yang ingin berilmu
maka perlu memiliki pengetahuan. Ilmu merupakan suatu pengetahuan yang disusun secara
bersistem. Ilmu adalah hasil proses berfikir yang diperoleh dari sekitar pengalaman untuk
dijadikan objek penelitian dan dapat diakui / diyakini kebenarannya Pengetahuan adalah
sesuatu yang sangat vital dan krusial dalam masa kehidupan manusia. Berbagai kajian telah
dilakukan untuk kepentingan pengembangan pengetahuan. Pada dasarnya manusia menyukai
kemajuan. Manusia juga ingin belajar dari segala gejala perubahan.
Oleh karena itu, berita-berita tentang perkembangan atau kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga menarik perhatian setiap manusia. Salah satunya dimulai dengan pengkajian
Landasan Pendidikan sebagai manefestasi dari ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan merupakan usaha-usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman  manusia  dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu
bukan sekedar pengetahuan, tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan  teori –
teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat  metode  yang
diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena
manusia berusaha berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari  epistemologi , dengan kata lain ilmu terbentuk dari 3 cabang
filsafat yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi, jika ketiga cabang itu terpenuhi berarti
sah dan diakui sebagai sebuah ilmu.

4. Jelaskan beda pengetahuan sehari-hari dan pengetahuan ilmiah


Pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita ketahui terhadap suatu objek dengan
pengamatan akal dan pikiran. Atau dengan kata lain, pengetahuan merupakan hasil dari
proses pengamatan panca indera manusia terhadap suatu objek yang kemudia mendasari
manusia untuk mengingat dan menerapkannya dalam kehidupan.
Pengetahuan sehari-hari adalah segala sesuatu yang kita ketahui yang merupakan hasil
pemahaman terhadap suatu objek yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan pengetahuan ilmiah adalah segava sesuatu yang diperoeh atau diketahui dengan
menggunakan metode ilmiah sehingga ada hasil bukti yang bisa dipahami.
Pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) atau ilmu (science) merupakan sesuatu
kebutuhan mutlak bagi manusia moderen. Ilmu mempunyai ciri:
a. Bersifat pengetahuan rasional
b. Bersifat sistematik, mendalam, spesifik dan dipertanggung jawabkan (diverifikasi).
c. Dibatasi oleh pengamatan empirik

Pengetahuan ilmiah bertujuan untuk pemahaman yang kritis dan spesifik terhadap
segala fakta, ide atau gagasan dan untuk memecahkan berbagai pemasalahan yang
dihadapi oleh manusia

5. Jelaskan tentang intelektualitas dan aktivitas intelektual !


- intelek berasal dari kosa kata latin, intellectus yang berarti pemahaman, pengertian,
kecerdasan. Intelek berarti istilah psikologi tentang daya atau proses pikiran yang lebih tinggi
berkenaan dengan pengetahuan, daya akal budi, kecerdasan berpikir.
- intelektualitas berarti suatu sifat cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu
pengetahuan
- aktivitas intelektual berarti kegiatan yang didasarkan pada pikiran yang jernih, cerdas,
berakal, berdasarkan pada ilmu pengetahuan.

6. Penerapan Ilmu dalam Produk Teknologi


Pada bidang kulit dan kelamin, ilmu berkembang pesat dengan ditemukannya berbagai
penyakit
kulit dan penyakit kelamin. Selain itu ditemukannya juga tehnik untuk mendiagnosis penyakit
kulit dengan pemeriksaan seperti pengecatan gram untuk mengetahui ada tidaknya infeksi
bakteri, pewarnaan KOH untuk mengetahui elemen jamur dan pemeriksaan-pemeriksaan
lainnya. Bertambahnya ilmu juga berpengaruh pada pengobatan pasien, contohnya
pengobatan

kusta yang awalnya hanya monoterapi, seiring adanya ilmu pengetahuan menghasilkan
penelitian dan menjadikan pengobatan kusta menjadi multi drug therapy untuk mencegah
terjadinya resistensi sehingga penanganan lebih optimal.

Dalam bidang teknologi kulit dan kelamin pun banyak perkembanan, terutama dalam bidang
estetika, kini sudah ada perawatan kulit dengan menggunakan laser, liposuction dengan alat
khusus, terapi microdermabrasi, dan lain-lain. Semua teknologi yang diciptakan ini tentu
bermanfaat dari segi klinis dan pasien, untuk mencapai pengobatan yang lebih optimal.

7. Jelaskan tentang silogisme


Silogisme adalah suatu prosespenarikan kesimpulan secara deduktif silogisme disusun dari
dua
proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan)
1. Silogisme adalah setiap penyimpulan, di mana dari dua keputusan (premis-premis)
disimpulkan suatu keputusan yang baru (kesimpulan).
Keputusan yang baru itu berhubungan erat sekali dengan premis- premisnya. Keeratannya
terletak dalam hal ini: Jika premis-premisnya benar, dengan sendirinya atau tidak dapat tidak
kesimpulannya benar.
2. Ada dua macam silogisme, yaitu silogisme kategoris dan silogisme hipotesis.
3. Silogisme kategoris adalah silogisme yang premis-premis dan kesimpulannya berupa
keputusan kategoris. Silogisme ini dapat dibedakan menjadi:
-  Silogisme kategoris tunggal, karena terdiri atas dua premis;
-  Silogisme kategoris tersusun, karena terdiri atas lebih dari dua premis;
4. Silogisme hipotetis, adalah silogisme yang terdiri atas satu premis atau lebih yang berupa
keputusan hipotetis. Silogisme ini juga dapat dibedakan menjadi:
-  Silogisme hipotetis kondisional, yang ditandai dengan ungkapan- ungkapan: ‘jika...
(maka)...;
 Silogisme hipotetis disyungtif, yang ditandai dengan ungkapan:....,atau ....;
o -  Silogisme hipotetis konyungtif, yang ditandai dengan ungkapan:tidak sekaligus... dan ...

5. Silogisme kategoris tunggal merupakan bentuk silogisme yang terpenting. Silogisme ini
terdiri atas tiga term, yakni subyek (S), predikat (p), dan term-antara (M).
Setiap manusia (M) dapat mati (P) atau M - P Si Fulan (S) adalah manusia (M) atau S - M
Jadi, Si Fulan (S) dapat mati (P) atau S -P
Term major adalah predikat dari kesimpulan (kata ‘mati’). Term itu harus terdapat dalam
kesimpulan dan salah satu premis, biasanya dalam premis yang pertama. Premis yang
mengandung predikat itu disebut premis major. Kemudian term minor atau premis minor
adalah subyek dari kesimpulan. Termitu biasanya terdapat dalam premis yang lain, biasnya
dalam premis yang kedua. Premis yang mengandung subyek itu disebut premis minor.
Akhirnya, term-antara ialah term 1 yang terdapat dalam kedua dalam kedua premis, tetapi
tidak terdapat dalam kesimpulan. Dengan term-antara ini subyek dan predikat diper-
bandingkan satu
sama lain. Dengan demikian, subyek dan predikat dipersatukan atau dipisahkan satu sama
lain dalam kesimpulan.
Namun, dalam percakapan sehari-hari, dalam buku-buku atau tulisan- tulisan, bagan
sepertiitu tidak selalu tampak dengan jelas. Seringkali ada keputusan yang tersembunyi.
Kesulitan yang sama juga terdapat dalam keputusan. Ketika berbicara berbicara tentang
keputusan, sudah dianjur- kan supaya keputusan itu dijabarkan dalam bentuk logis, demikian
juga, pemikiran-pemikiran dijabarkan dalam bentuk silogisme kategoris. Dengan demikian,
titik pangkalnya serta jalan pikiran yang terkandung di dalamnya dapat diperlihatkan dengan
jelas.
Untuk itu perlu menentukan:
 -  Menentukan dahulu kesimpulan mana yang ditarik;
 -  Mencari apakah alasan yang disajikan (M, term-antara); dan
- Menyusun silogisme berdasarkan subyek dan predikat (kesimpulan) serta term-antara (M).

6. Hukum-hukum yang perlu ditaati dalam silogisme kategoris: a.


Menyangkut term-term.
1. 1)  Silogisme tidak boleh mengandung lebih atau kurang dari tiga term. Kurang dari tiga
term berarti tidak ada silogisme. Lebih dari tiga term berarti tidak adanya perbandingan.
Kalaupun ada tiga term, ketiga term itu haruslah digunakan dalam arti yang sama tepatnya.
Kalau tidak, hal itu sama saja dengan menggunakan lebih dari tiga term.
Misalnya: Kucing itu mengeong Binatang itu kucing
Jadi, binatang itu mengeong
2. 2)  Term-antara (M) tidak boleh masuk (terdapat dalam)

8. Jelaskan metode penalaran induktif?


Penalaran induktif adalah cara berpikir untuk menarik kesimpulan dari pengamatan terhadap
hal yang bersifat partikular ke dalam hal yang bersifat umum/ universal. Penalaran ini
bertolak dari kenyataan yang bersifat terbatas dan khusus lalu di akhiri denan statement yang
bersifat komplek dan umum, disebut juga sebagai empirisme atau logika mayor. Di dalam
penalaran induktif dibagi menjadi tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi
dan hubungan kausal.
 Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju
kesimpulan umum. Generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian.
Generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.
 Analogi adalah cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang
mempunyai sifat yang sama. 4 fungsi analogi antara lain :
o Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan,
o Meramalkan kesaman
o Menyingkapkan kekeliruan
o klasifikasi
 Kausal adalah sebuah pernyataan yang timbul berkat adanya elemen elemen yang
memiliki hubungan atau keterkaitan. Di bagi menjadi 3 jenis yaitu :
o Sebab- akibat
o Akibat- Sebab
o Akibat- Akibat.
Cara berpikir induktif (inductive argument atau inductive reasoning) adalah
suatu metode untuk menarik kesimpulan dari fakta-fakta khusus untuk
menjadi kesimpulan yang lebih umum. Observasi khusus dikumpukan
selanjutnya diambil kesimpulan umum.
Sebagai contoh:
Besi dipanaskan memuai
Tembaga dipanaskan memuai
Emas dipanaskan memuai.
Besi, tembaga dan emas adalah logam
Kesimpulan: logam jika dipanaskan akan memuai.
Sebetulnya disini kita menarik kesimpulan dari suatu “set of observations”,
suatu informasi yang terbatas. Secara sederhana dapat dikatakan sebagai
suatu “guessing”atau menduga-duga. Kesimpulan cara berpikir induktif tidak
memberikan kepastian, kesimpulannya bersifat probabilitas.
Sebagai contoh: apabila dalam pengamatan 1 juta ekor angsa, semuanya
berwarna putih, maka kesimpulan sementara adalah semua angsa berwarna
putih. Kesimpulan hanyalah merupakan probabilitas, karena apabila besok
ditemukan 1 ekor angsa berwarna hitam, maka premis tersebut menjadi tidak
benar. Jadi tidak ada jaminan kepastian, hanyala probabilitas atau
kemungkinan. Makin banyak pengamatan yang mendapatkan angsa berwarna
putih, maka kesimpulan tersebut di perkuat. Menurut Popper, kesimpulan
tersebut mengalami koroborasi (corroboration). Menurut Popper, kesimpulan
pengamatan empirik tidak menghasilkan verifikasi. Sekali kita mendapatkan
angsa berwarna hitam, maka proposisi yang menyatakn semua angsa berwarna
hitam di-falsifikasi (falcification). Ini merupakan inti teori “falsificationism” dari
Karl Popper.
Kesimpulan dari pengamatan obseravsi khusus dapat dilakukan dengan cara:
a. Statistik
b. Analogi
9. Jelaskan metode penalaran deduktif?
Penalaran deduktif adalah suatu kerangka/cara berpikir yang bertolak dari sebuah
asumsi/pernyataan yang bersifat umum untuk mencapai sebuah kesimpulan yang bermakna
lebih khusus. Disebut juga dengan rasionalisme atau logika minor karena memperdalam dasar
penyesuaian dan pemikiran dengan houkum, rumus dan patokan tertentu. Penalaran deduktif
terdapat entimen dan 3 macam silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis dan
silogisme alternative.

Cara berpikir deduktif adalah berpikir dari yang umum ke yang khusus.
Argumen deduktif adalah dimana validitas kesimpulan berasal dari premis.
Bentuk paling penting dari argumen deduktif adalah silogisme. Pada argumen
(berpikir) deduktif, kesimpulan (conclusion) adalah suatu proposisi yang
diturunkan dari proposisi yang lain. Berarti kesimpulan didukung oleh proposisi
yang lain, proposisi ini disebut premis atau axioma. Ada yang memakai isitilah
premis mayor untuk premis dan premis minor untuk kesimpulan. Cara untuk
menarik kesimpulan harus mengikuti logika yang benar. Kesimpulan akan
benar jika premis benar, tidaklah mungkin kesimpulan benar jika premis salah.
Disamping premis yang benar, untuk mencapai kesimpulan yang benar
diperlukan cara menarik kesimpulan (logika) yang benar. Kesimpulan yang
benar ini disebut valid arguments.
Contoh yang paling klasik dari model silogisme ini adalah:
Semua mahluk hidup akan mati
Si Badu adalah mahluk hidup
Oleh karenanya, Si Badu akan mati
Pemikiran deduktif tidak memberikan pengetahuan baru, tetapi hanya untuk
mengklarifikasi pengetahuan yang telah ada. Kesimpulan argumen deduktif
memberikan kepastian jika premis adalah benar.

9. ilmu dan kemanusiaan


Ilmu sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, seolah manusia tidak dapat hidup tanpa
ilmu pengetahuan. Ilmu tanpa manusia tidak akan berkembang pesat sampai sekarang dan
manusia tanpa ilmu juga tidak dapat hidup untuk proses pemenuhan kebutuhan yang komples
ilmu berkembang pesat mempengaruhi reproduksi dan penciptaan manusia itu sendiri jadi
ilmu bukan saja menimbulkan gejala dehumanisasi namun bahkan kemungkinan mengubah
hakikat manusia itu sendiri, atau dengan ilmu bukanlah sarana yang membantu manusia
mencapai tujuan hidup, namun juga menciptakan tujuan hidup itu sendiri.
Dengan ilmu manusia dapat memanfaatkan segala sesuatu didasari nilai yang positif sehingga
dalam kehidupan sosialnya dapat terjalin hubungan yang serasi, selaras, seimbang.

10. perbedaan ilmu dan teknologi


Ilmu adalah pengethuan tentang sesuatu hal/ fenomena, baik yang menyangkut alam atau
social (kehidupan masyarakat) yang diperoleh manusia melalui proses berpikir. Definisi ilmu
bergantung pada cara kerja indra masing-masing individu dalam menyerap pengetahuan yang
diperoleh.
Pada ilmu:
- Menerangkan fenomena fisik, biologis, dan dunia social manusia secara empiris.
- Meningkatkan pikiran manusia
- Memajukan pembangkitan pengetahuan
- Berperan mencari tahu
- Bersifat supranasional (mengatasi Batasan negara)
- Inputnya yaitu pengetahuan yang telah tersedia
- Sedangkan outputnya adalah pengetahuan yang baru
Teknologi adalah bagian dari himunan informasi yang termasuk dalam pengetahuan ilmiah
yang berisikan informasi perspektif mengenai penciptaan sistem-sistem dan pengoperasian
system-sistem ciptaan tersebut.
Teknologi merupakan ilmu terapan yang dikembangkan dan meliputi perangkat keras dan
perangkat lunak, contoh: alat elektronik.
Pada teknologi:
- Membawa pada perubahan praktis yang diimpikan manusia
- Menambah kapasitas kerja manusia
- Memajukan kapasitas Teknik dalam membuat barang
- Berperan mengerjakan
- Menyesuaikan diri dengan lingkungan
- Inputnya antara lain: material alamiah, keahlian, teknk dan alat
- Outputnya yaitu produk berdimensi tiga
Teknologi hasil aktivitas manusia, manusia berusaha mengembangkan teknologi,
menggunakan hasilnya, baik secara langsung dan atau tidak langsung. Teknologi juga sebagai
obyek materi dapat menghasilkan obyek kejiwaan dalam kepuasan hidup manusia, teknologi
dapat membantu dan mengontrol kehidupan manusia dengan lingkungannya. Jadi dalam
science (ilmu)manusia berusaha memahami lingkungan dan dalam teknologi manusia
mengontrolnya.

UAS FILSAFAT ILMU


1. Etika Penelitian Nurenberg (KALAU DI INTERNET: NUREMBERG)
Kode Nurenberg merupakan instrument internasional pertama tentang etik penelitian
kesehatan untuk mencegah penelitian kesehatan yang tidak manusiawi.
Ada 10 pokok yang tercantum dalam kodeNurenberg dan berkaitan dengan bidang etik
penelitian kesehatan yaitu:
1. Melindungi integritas subyek penelitian, persetujuan sukarela dari subyek manusia
adalah keintian yang mutlak.
2. Eksperimen harus sedemikian rupa untuk menghasilkan suatu manfaat bagi
masyarakat, tidak dapat disediakan oleh metode atau alat penelitian lain dan bukan
suatu yang memiiki karakter acak.
3. Eksperimen dirancang dan berdasarkan hasil eksperimen binatang dan pengetahuan
dan riwayat alamiah penyakit atau masalah lain dibawah penelitian dengan hasil yang
dapat dan kutipan yang membenarkan kinerja eksperimen.
4. Eksperimen dilakukan untuk menghilangkan penderitaan dan cedera fisik dan mental
yang tidak diperlukan.
5. Tidak boleh dilakukan eksperimen jika ada alasan apriori untuk meyakini bahwa
kematian atau kecacatan akan terjadi.
6. Tingkat risiko yang diambil tidak melampaui yang ditentukan oleh kepentingan
kemanusiaan dan masalah yang hendak dipecahkan eksperimen.
7. Persiapan yang layak harus diberikan, fasilitas yang sesuai harus disediakan untuk
melindungi subyek eksperimen dari kemungkinan cedera, cacat, atau kematian.
8. Eksperimen hanya dilakukan oleh orang yang terkualifikasi secara ilmiah.
9. Selama menjalankan eksperimen, subyek manusia berhak melakukan penghentian
eksperimen bila keberlanjutan eksperimen terlihat tidak mungkin.
10. Selama pelaksanaan eksperimen, ilmuwan harus bertanggung jawab menghentikan
tiap tahap eksperimen jika dicurigai setelah pertimbangan yang hati-hati dapat
memunculkan cedera, kecacatan, kematian subyek eksperimen.

2. Prinsip prinsip etika menurut konvensi Helsinki 1 adalah


Pada tahun 1964, word medical Association (WMA ) menerbitkan deklarasi Helsinki I yang
berisi panduan bagi para dokter pada penelitian klinis.Pada deklarasi ini, kebijakan
dilaksanakan
oleh peneliti sendiri dan tidak diharuskan adanya pengawasan oleh pihak lain. Peneliti harus
memutuskan sendiri, apakah ada penyimpangan dalam penelitiannya atau tidak. Namun
ternyata, norma etik tanpa pengawasan sering terjadi penyimpangan etik

Deklarasi Helsinki, yang dimumkan pada tahun 1964


oleh
Ikatan Dokter Sedunia, merupak
an dokumen fundamental dalam
bidang etika penelitian biomedis dan memiliki pengaruh besar pada
perumusan peraturan dan kode tingkah
laku internasional, regional
dan nasional. Deklarasi tersebut direvisi di Tokyo pada tahun 1975,
dan di Venice tahun 1983, dan kemudian di Hongkong tahun 1989,
merupakan pernyataan komprehensif internasional tentang etika
penelitian yang melibatkan subyek
manusia. Deklarasi tersebut
menetapkan pedoman etik bagi para dok
ter yang terlibat dalam
penelitian baik biomedis klinis maupun non-klinis, dan menyajikan
informed consent
subyek serta tinjauan etik dalam peraturan-
peraturannya

DEKLARASI HELSINKI IKATAN DOKTER SEDUNIA


Rekomendasi yang mengatur para dokter dalam penelitian
biomedis yang melibatkan subyek manusia
Diterima oleh Sidang Umum Majelis Kedokteran Sedunia ke 18
Helsinki, Finlandia, Juni 1964
dan diamendemen oleh
Sidang Umum Majelis Kedokteran Sedunia ke 29
Tokyo, Jepang, Oktober 1975
Sidang Umum Majelis Kedokteran Sedunia ke 35
Venice, Italia, Oktober 1983
dan
Sidang Umum Majelis Kedokteran Sedunia ke 41
Hong Kong, September 198
9
PENGANTAR
Adalah misi dokter untuk me
lindungi kesehatan masyarakat.
Pengetahuan dan kesadaran nuraniny
a didedikasikan untuk
pencapaian misi ini.
Deklarasi Genewa dari Ikatan Dokter Sedunia mengikat dokter dengan
kata-kata, “Kesehatan pasien saya
akan menjadi pertimbangan utama
saya,” dan Kode Etik Medis
Internasional menyatakan bahwa,
“Seorang dokter hanya akan bertindak untuk kepentingan pasien
ketika memberikan pelayanan medis yang mungkin memiliki dampak
melemahkan kondisi fisik dan mental pasien.”
Tujuan penelitian biomedis yang meli
batkan subyek manusia harus
memperbaiki prosedur-prosedur diagnos
tik, terapeutik dan profilaktik
serta pemahaman tentang etiologi dan patogenesis penyakit.
84
Dalam praktek kedokteran dewasa ini, sebagian besar prosedur
diagnostik, terapeutik atau profilakt
ik mengandung resiko-resiko. Ini
berlaku khsususnya pada penelitian biomedis.
Kemajuan medis didasarkan pada penelitian yang sebagian harus
berlandaskan pada percobaan yang me
libatkan subyek manusia.
Dalam bidang penelitian biomedis harus diakui suatu pembedaan
mendasar antara penelitian medis
di mana tujuannya secara hakiki
bersifat diagnostik atau terapeutik untuk pasien, dan penelitian medis
yang tujuan hakikinya bersifat
murni ilmiah dan tanpa menunjukkan
secara langsung nilai diagnostik atau terapeutik bagi orang yang
dipaparkan pada penelitian.
Sikap berhati-hati harus ditem
puh dalam pelaksanaan penelitian yang
dapat mempengaruhi lingkungan, dan kesejahteraan hewan yang
digunakan untuk penelitian harus dihormati.
Karena sangat penting agar hasil-hasil eksperimen laboratorium
diterapkan pada manusia untuk
pengetahuan ilmiah lebih jauh dan
membantu manusia yang menderita, maka Ikatan Dokter Sedunia
telah mempersiapkan rekomendasi
-rekomendasi berikut ini sebagai
pedoman bagi setiap dokter dalam penelitian biomedis yang
melibatkan subyek manusia. Rekomendasi tersebut harus dapat
ditinjau kembali di masa depan. Harus ditekankan bahwa standar-
standar yang dikonsepkan hanya merupakan pedoman bagi para
dokter di seluruh dunia. Para dokter tidak dibebaskan dari tanggung
jawab pidana, sipil dan etik di bawah undang-undang negara mereka
sendiri.
1. PRINSIP-PRINSIP MENDASAR
1. Penelitian biomedis yang me
libatkan subyek manusia harus
selaras dengan prinsip-prinsip ilmiah yang diterima secara
umum dan harus didasarkan
pada percobaan laboratorium dan
hewan yang dilakukan secara memadai dan pada pengetahuan
menyeluruh tentang kepustakaan ilmiah.
2.
Rancangan dan kinerja dari setiap prosedur percobaan yang
melibatkan subyek manusia harus dirumuskan secara jelas
dalam protokol percobaan yang
harus disampaikan untuk
85
dipertimbangkan, dikomentar
i, dan diarahkan oleh suatu
komisiyang ditunjuk secara
khusus dan tidak tergantung pada
peneliti dan sponsor, dengan syarat komisi independen ini
sesuai dengan hukum dan perundang-undangan negara di
mana percobaan penelitian tersebut dilakukan.
3. Penelitian biomedis yang me
libatkan subyek manusia harus
dilakukan oleh orang-orang yang memenuhi syarat secara
ilmiah dan di bawah pengawas
an seorang medis yang
kompeten secara klinis. Tanggung jawab terhadap subyek
manusia harus selalu terletak pada orang yang memenuhi
syarat secara medis dan ti
dak pada subyek penelitian,
meskiopun subyek tersebut tel
ah memberikan persetujuannya.
4. Penelitian biomedis yang me
libatkan subyek manusia tidak
dapat dilakukan secara sah kecuali bahwa pentingnya tujuan
tersebut setara dengan resiko yang ada pada subyek.
5. Seteiap proyek penelitian bi
omedis yang melibatkan subyek
manusia harus didahului oleh penilaian hati-hati tentang
kemungkinan resiko yang
dibandingkan dengan manfaat yang
terlihat bagi subyek atau orang lain. Perhatian untuk
kepentingan subyek harus selalu diutamakan melebihi
kepentingan ilmu dan masyarakat.
6. Hak subyek penelitian untuk melindungi integritasnya harus
selalu dihormati. Sikap berhati-hati harus ditempuh untuk
menghormati privasi subyek
dan meminimalkan dampak
penelitian pada integritas fisik dan mental subyek dan pada
kepribadian subyek.
7. Para dokter harus tidak melibatkan diri dalam proyek penelitian
yang melibatkan subyek manusia,
kecuali mereka yakin bahwa
resiko-resiko yang terkandung dapat diramalkan. Para dokter
harus menghentikan penelitian
jika ditemukan bahaya-bahaya
yang melampaui kemungkinan manfaat.
8. Dalam mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya, dokter
diwajibkan mempertahankan akur
asi dari hasil-hasil tersebut.
Laporan-laporan tentang percobaan yang tidak sesuai dengan
86
prinsip-prinsip yang dikemukak
an dalam Deklarasi ini tidak
boleh diterima untuk dipublikasi.
9. Dalam penelitian pada manusia, setiap calon subyek harus
diinformasikan tentang tujuan, metoda, manfaat yang
diharapkan dan kemungkinan resiko-resiko dari penelitian
tersebut serta ketidaknyamanan yang mungkin harus dialami.
Ia harus diinformasikan bahwa ia bebas untuk tidak
berpartisipasi dalam peneliti
an tersebut dan bahwa ia bebas
mencabut persetujuannya untuk
berpartisipasi setiap saat.
Dokter kemudian harus memperoleh
informed consent
subyek
yang diberikan secara bebas, le
bih disukai dalam bentuk
tertulis.
10. Ketika memperoleh
informed consent
untuk proyek penelitian,
dokter harus bersikap hati-hati jika subyek berada dalam
hubungan ketergantungan dengannya, atau mungkin
memberikan persetujuan karena tekanan. Dalam kasus
demikian,
informed consent
harus diperoleh oleh seorang
dokter yang tidak terli
bat dalam penelitian dan yang
sepenuhnya tidak tergantung pada hubungan resmi ini.
11. Dalam kasus ketidakcakapan secara hukum,
informed consent
harus diperoleh dari waki
l hukum sesuai dengan undang-
undang nasional. Bila ketidakmampuan
fisik atau mental tidak
memungkinkan untuk memperoleh
informed consent
, atau bila
subyek masih di bawah umur, maka ijin dari keluarga yang
bertanggung jawab menggantikan ijin subyek sesuai dengan
undang-undang nasional. Bilamana anak di bawah umur
tersebut pada kenyataannya mampu memberikan persetujuan,
maka persetujuan anak di bawah umur tersebut harus
diperoleh di samping persetuj
uan dari wakil hukum anak
tersebut.
12. Protokol penelitian harus selalu mengandung suatu pernyataan
tentang pertimbangan-pertimbangan
etik yang ada dan harus
mengindikasikan bahwa prinsi
p-prinsip yang dikemukakan
dalam Deklarasi ini dipatuhi.
87
II. PENELITIAN MEDIS YANG DIGABUNGKAN DENGAN
PERAWATAN PROFESIONAL (Penelitian klinis)
1. Dalam mengobati orang yang sakit, dokter harus bebas untuk
menggunakan tindakan diagnostik dan
terapeutik baru, jika
dalam penilaiannya hal te
rsebut memberikan harapan untuk
menyelamatkan hidup, mem
bangun kembali kesehatan atau
meredakan penderitaan.
2. Kemungkinan manfaat, bahaya dan ketidaknyamanan dari
suatu metoda baru harus diperbandingkan dengan
keuntungan dari metoda diagnostik dan terapeutik terbaik
dewasa ini.
3. Dalam penelitian medis, setiap pasien -– termasuk mereka dari
kelompok kontrol (jika ada) -– harus diyakinkan tentang metoda
diagnostik dan terapeutik terbaik.
4. Penolakan pasien untuk berpar
tisipasi dalam suatu penelitian
tidak boleh pernah m
engganggu hubungan dokter-pasien.
5. Jika dokter menganggap penting untuk tidak memperoleh
informed consent,
maka alasan-alasan khusus untuk usulan ini
harus dinyatakan dalam protok
ol percobaan untuk disampaikan
kepada komisiindependen (I,2).
6. Dokter dapat menggabungkan penelitian medis dengan
perawatan profesional, yang tujuannya adalah untuk
memperoleh pengetahuan baru, hanya sejauh bahwa
penelitian medis dibenarkan ol
eh kemungkinan manfaat
diagnostik atau terapeutiknya bagi pasien.
88
III. PENELITIAN BIOMEDIS NON-TERAPEUTIK YANG
MELIBATKAN SUBYEK MANUSIA (Penelitian biomedis
non-klinis)
1. Dalam penerapan penelitian medis ilmiah secara murni yang
dilakukan pada manusia, adalah kewajiban dokter untuk tetap
sebagai pelindung kehidupan dan kesehatan orang tersebut
pada siapa penelitian biomedis dilakukan.
2. Para subyek harus merupakan sukarelawan –- baik orang-
orang sehat maupun pasien di mana rancangan percobaan
tidak memiliki kaitan dengan penyakit pasien.
3. Peneliti atau tim peneliti harus menghentikan penelitian jika
dalam penilaiannya seandainya di
lanjutkan penelitian itu akan
merugikan individu tersebut.
4. Dalam peneltiian pada m
anusia, kepentingan ilmu dan
masyarakat tidak boleh
lebih diutamakan daripada
pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan
kesejahteraan subyek

3. Perubahan yang mendasar menurut konvensi Helsinki 2 adalah


Pada tahun 1975 World Health Assembly ke-20 di Tokyo menerbitkan Deklarasi Helsinki II
yang merupakan revisi Deklarasi Helsinki I deklarasi ini mengharuskan protocol penelitian
pada manusia ditinjau terlebih dahulu oleh panitia untuk dilakukan pertimbangan, tuntunan,
dan diberi komentar Deklarasi ini juga mengharuskan peneliti untuk mencantumkan
pertimbangan etik (etichal clearance) Penelitian belum dapat dipublikasikan sebelum ada
etichal clearance

perubaham pada konvensi Helsinki


1) pada penelitian kesehatan yang melibatkan manusia sebagai subyek penelitian, peneliti
harus
memberi informasi tentang tujuan, metode, sumber biaya, segala kemungkinan konflik
kepentingan yang terjadi, institusi asal dan peneliti, manfaat dari penelitian, serta prosedur
untuk mencegah resiko yang dirugikan akan terjadi.
2) subyek yang menjadi subyek penelitian diberikan informasi mengenai hak untuk menjadi
subyek penelitian/ keluar ketika penelitian berlangsung
3) setelah memeastikan calon subyek mengerti tentang informasi penelitian, peneliti memberi
formulir yang disetujui oleh calon subyek
4) seluruh penelitian kesehatan memberi informasi tentang hasil yang akan dicapai
5) perhatian khusus untuk kelompok Wilnerable population

4. Jelaskan perbedaan complementary medicine dengan alaternative medicine


Perbedaan mendasar
 Praktik pelengkap (complementary medicine) bekerja bersama dengan obat konvensional
untuk hasil yang lebih baik. Teknik-teknik ini memperkuat hasil pengobatan tradisional.
 Pengobatan alternatif (alternative medicine) di sisi lain berfungsi sebagai pengganti
pengobatan konvensional.

Praktek
 Obat-obatan pelengkap melibatkan berbagai praktik dan teknik seperti terapi pijat,
akupunktur, yoga, meditasi, dan teknik relaksasi lainnya yang berfungsi luar biasa dengan
bantuan pengobatan konvensional.
 Prosedur alternatif memiliki teori dan teknik mereka sendiri dan tidak memerlukan
dukungan obat tradisional. Praktik-praktik ini independen dan kembali lebih awal dari obat
tradisional yang kita gunakan saat ini. Contoh-contoh terbaik dari pengobatan alternative
termasuk pengobatan naturopati, pengobatan homeopati dan pengobatan tradisional Tiongkok

Batasan
 Obat pelengkap memberikan hasil terbaik bila dikombinasikan dengan metode tradisional.
Tetapi kadang-kadang mereka mengganggu obat tradisional dan dapat menyebabkan efek
samping. Misalnya obat-obatan herbal tertentu dapat membatasi efek dari beberapa obat resep
seperti antidepresan dan pil KB.
 Pengobatan alternatif memiliki prosedur sendiri-sendiri dan meskipun sebagian besar
waktu
mereka memberikan hasil yang menguntungkan dalam beberapa kasus mereka tidak bekerja.
Seperti dalam kasus infeksi bakteri, metode ini tidak memberikan hasil yang diinginkan
sebagai
pengobatan tradisional dengan anti-biotik.

Perbedaan penggunaan
 Obat komplementer dapat digunakan bersamaan dengan obat tradisional. Ini dapat
membantu pasien untuk merasa lebih baik dan mengatasi penyakit. Jenis obat ini melengkapi
efek obat konvensional.
 Pengobatan alternatif digunakan sebagai pengganti perawatan medis tradisional. Jenis obat
ini telah menunjukkan hasil yang menguntungkan tetapi dalam banyak kasus seperti pada
alternatif kanker

5. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang integrative medicine


1. Pasien dan dokter adalah partner dalam proses penyembuhan
2. semua foktor yang mempengaruhi kesehatan & kesakitan harus
dipertimbangkantermasuk tubuh, pikiran & komunitas
3. Penyedia layanan kesehatan menggunakan segala fasilitas kesehatan dan keilmuan
dari proses penyembuhan
4. Intervensi yang alamiah dan efektif diutamakan
5. Pengobatan yang baik bersumber dari keilmuan yang baik
6. Selain pengobatan, peru ditingkatkan pencegahanan dan promosi kesehatan
7. perawatan harus berdasarkan kondisi unik dan khusus dari tiap pasien
6. Jelaskan bagaimana perlakuan hewan coba sesuai bioetik
-Reduction : Menggunakan hewan dengan jumlah sekecil mungkin tapi memberi hasil
penelitian yang sahih
-Replacement
- Relatif : mengganti hewan coba dengan memakai organ, jaringan hewan dari ordo
lebih rendah
- Absolut : mengganti hewan coba dengan menggunakan kultur sel jaringan/ tissue
culture, program computer.
-Refinement : mengurangi rasa distress dengan memakai obat analgetik, sedative, anestesi/
prosedur secara benar oleh tenaga ahli yang terlatih

7. Jelaskan perbedaan hak paten dengan hak kekayaan intelektual!


Hak paten adalah hak adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada penemu atas
hasil
penemuannya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri
Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.
.Contoh:
Dalam bidang industri, mesin pembakaran pada motor dilakukan oleh Honda, dengan
demikian
bila ada perusahaan lain yang mengajukan lisensi ini tidak akan diterima.

Hak kekayaan intelektual adalah hak milik dari si pencipta, hak yang timbul dari hasil piker
yang
menghasilkan suatu produk yang berguna untuk manusia. HKI untuk menikmati secara
ekonomi,
hasil dari suatu kretifitas intelektual.
Contoh : hak cipta, hak kekayaan industri, hak paten, desain industry, merk

8. Coba jelaskan perbedaan antara teori kebenaran ilmiah koherensi, korespondensi


dan pragmatic

 Teori Koherensi (Coherence Theory of Truth) Teori kebenaran koherensi adalah teori
kebenaran yang didasarkan kepada kriteria koheren atau konsistensi.
 Suatu pernyataan disebut benar bila sesuai dengan jaringan komprehensif dari
pernyataan-pernyataan yang berhubungan secara logis. 
 Pernyataan-pernyataan ini mengikuti atau membawa kepada pernyataan yang
lain. Seperti sebuah percepatan terdiri dari konsep-konsep yang saling
berhubungan dari massa, gaya dan kecepatan dalam fisika. 
 Teori Koherensi/Konsistensi (The Consistence/Coherence Theory of Truth)
memandang bahwa kebenaran ialah kesesuaian antara suatu pernyataan
dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui,
diterima dan diakui sebagai benar. 
 Suatu proposisi benar jika proposisi itu berhubungan (koheren) dengan
proposisi-proposisi lain yang benar atau pernyataan tersebut bersifat koheren
atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar. 
 Dengan demikian suatu putusan dianggap benar apabila mendapat penyaksian
(pembenaran) oleh putusan-putusan lainnya yang terdahulu yang sudah
diketahui,diterima dan diakui benarnya. Karena sifatnya demikian, teori ini
mengenal tingkat-tingkat kebenaran. Disini derajar koherensi merupakan
ukuran bagi derajat kebenaran.
  Contoh: “Semua manusia akan mati. Si Fulan adalah seorang manusia. Si
Fulan pasti akan mati.” “Sukarno adalah ayahanda Megawati. Sukarno
mempunyai puteri. Megawati adalah puteri Sukarno”. Seorang sarjana Barat
A.C Ewing (1951:62) menulis tentang teori koherensi, ia mengatakan bahwa
koherensi yang sempurna merupakan suatu idel yang tak dapat dicapai, akan
tetapi pendapat-pendapat dapat dipertimbangkan menurut jaraknya dari ideal
tersebut. Sebagaimana pendekatan dalam aritmatik, dimana pernyataan-
pernyataan terjalin sangat teratur sehingga tiap pernyataan timbul dengan
sendirinya dari pernyataan tanpa berkontradiksi dengan pernyataan-
pernyataan lainnya. Jika kita menganggap bahwa 2+2=5, maka tanpa
melakukan kesalahan lebih lanjut, dapat ditarik kesimpulan yang menyalahi
tiap kebenaran aritmatik tentang angka apa saja. 

 Teori Korespondensi (The Correspondence Theory of Thruth) memandang bahwa


kebenaran adalah kesesuaian antara pernya-taan tentang sesuatu dengan kenyataan
sesuatu itu sendiri. 
Contoh: “Ibu kota Republik Indonesia adalah Jakarta”. Teori Koherensi/Konsistensi
(The Consistence/Coherence Theory of Truth) memandang bahwa kebenaran ialah
kesesuaian antara suatu pernyataan dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah
lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui sebagai benar. 

Teori Korespondensi (Correspondence Theory of Truth) Teori kebenaran


korespondensi adalah teori yang berpandangan bahwa pernyataan-pernyataan adalah
benar jika berkorespondensi terhadap fakta atau pernyataan yang ada di alam atau
objek yang dituju pernyataan tersebut. Kebenaran atau suatu keadaan dikatakan benar
jika ada kesesuaian antara arti yang dimaksud oleh suatu pendapat dengan fakta.
Suatu proposisi adalah benar apabila terdapat suatu fakta yang sesuai dan menyatakan
apa adanya. Teori ini sering diasosiasikan dengan teori-teori empiris pengetahuan.
Teori kebenaran korespondensi adalah teori kebenaran yang paling awal, sehingga
dapat digolongkan ke dalam teori kebenaran tradisional karena Aristoteles sejak awal
(sebelum abad Modern) mensyaratkan kebenaran pengetahuan harus sesuai dengan
kenyataan yang diketahuinya.

 Teori Pragmatis (The Pragmatic Theory of Truth) memandang bahwa “kebenaran


suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan praktis”; dengan kata lain, “suatu pernyataan adalah
benar jika pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia”.
Kata kunci teori ini adalah: kegunaan (utility), dapat dikerjakan (workability), akibat
atau pengaruhnya yang memuaskan (satisfactory consequencies). Kelima macam teori
kebenaran yang akan dibahas berikut ini adalah berbagai cara manusia memperoleh
kebenaran yang sifatnya relatif atau nisbi. Kebenaran absolut atau kebenaran mutlak
berasal dari Tuhan yang disampaikan kepada manusia melalui wahyu. Alam dan
kehidupan merupakan sumber kebenaran yang tersirat dari tuhan untuk dipelajari dan
diobservasi guna kebaikan umat manusia.

 Teori Pragmatik (The Pragmatic Theory of Truth) Teori kebenaran pragmatis adalah
teori yang berpandangan bahwa arti dari ide dibatasi oleh referensi pada konsekuensi
ilmiah, personal atau sosial. Benar tidaknya suatu dalil atau teori tergantung kepada
berfaedah tidaknya dalil atau teori tersebut bagi manusia untuk kehidupannya.
Kebenaran suatu pernyataan harus bersifat fungsional dalam kehidupan praktis. Teori
Pragmatis (The Pragmatic Theory of Truth) memandang bahwa “kebenaran suatu
pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional
dalam kehidupan praktis”; dengan kata lain, “suatu pernyataan adalah benar jika
pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia”.

9. Apa yang di maksud dengan segitiga ilmu dari The Liang Gie. Jelaskan ilmu sebagai
proses berpikir, metode dan produk berpikir?
Liang Gie mengkaji berbagai pendapat tentang ilmu dan memandang ilmu sebagai proses,
metode/prosedur dan produk berpikir. Sebagai proses, ilmu terwujud dalam aktivitas
penelitian. Sebagai prosedur, ilmu adalah metode penelitian dan sebagai produk, ilmu
merupakan pengetahuan yang tersusun secara secara sistematis. Ketiga dimensi ilmu tersebut
merupakan kesatuan logis yang harus ada secara berurutan. Ilmu harus di usahakan denga
aktivitas tertentu, yaitu penelitian ilmiah dan aktivitas tersebut harus di laksanakan dengan
metode ilmiah yang di harapkan menghasilkan pengetahuan ilmiah.
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode
berupa macam prosedur dan tata langkah, sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan
yang sistematis untuk mencapai kebenaran, pemahaman, penjelasan dan penerapan.
Ilmu sebagai prosedur artinya tata cara untuk mendapatkan pengetahuan secara efisien,
sehingga prosedur disebut sebagai metode. Dasar filosofi nya yaitu rasionalisme, empirisme,
dan kritisme. Sedangkan ilmu sebagai produk, produknya adalah pengetahuan ilmiah.
Pengetahuan ilmiah merupakan salah satu bagian pengetahuan manusia yang termasuk seperti
pengetahuan sehari-hari, pengetahuan filsafat, pengetahuan ilmiah dan pengetahuan agama
Proses

ilmu
Metode Produk

The Liang Gie berpandangan bahwa ilmu tidak hanya dipandang sebagai suatu produk
berpikir ilmiah, tetapi secara keseluruhan harus dilihat dari proses pembentukan ilmu,
kemudian prosedur untuk timbulnya ilmu, barulah akhirnya menghasilkan produk
pengetahuan yang disebut sebagai ilmu. Ketiga pengertian ilmu itu bertautan logis dan
berpangkal pada suatu kenyataan yang sama bahwa ilmu hanya terdapat dalam masyarakat
manusia. Beliau menyusun hal ini dalam suatu bentuk segitiga, kami menyebutnya sebagai
segitiga ilmu dari The Liang Gie.
Pada gambar pada puncak dari segitiga adalah AKTIVITAS, sedangkan pada sudut
dasar sebelah kitri adalah PROSEDUR dan pada sudut dasar sebelah kanan adalah PRODUK.

AKTIVITAS

ILMU
Gambar Segitiga Ilmu dari The Liang Gie (1)

Sedangkan pada gambar pada puncak segitiga adalah PROSES, pada sudut kiri
bawah adalah METODE dan pada sudut kanan bawah adalah ILMU PENGETAHUAN. Proses
adalah aktivitas yang terus menerus. Dalam melakukan aktivitas dan proses tersebut maka
diperlukan prosedur yang diwujudkan dalam suatu metode. Sebagai proiduknya adalah ilmu
pengetahuan (body of knowledge). Ketiga proses ini apabila disusun secara sistematik dan
terpadu menjadilah dia sebagai ilmu yang kita kenal sekarang, disertai dengan pengertian
yang holistik dan mendalam.

PROSES

ILMU

METODE ILMU
PENGETAHUAN

Gambar Segitiga Ilmu dari The Liang Gie (2)

The Liang Gie merumuskan pemahaman ilmu sebagai aktivitas, metode, dan
pengetahuan menjadi sebagai berikut:

Sebagai proses : Aktivitas penelitian


Pengertian Sebagai prosedur : Metode Ilmiah
Ilmu
Sebagai produk : Pengetahuan sistematis

Ilmu sebagai Proses


Manusiamampumenciptakanilmupengetahuankarenaadanyakemampuanberpikir
(homo sapiens). Aktivitasberpikir yang terusmenerusdisebutsebagai proses berpikir. Adanya
proses berpikirinimenjadikanilmupengetahuanmenjadidinamis, terusberkembang,
tidakpernahberhenti.
Proses berpikir yang dapatmenghasilkanilmupengetahuan ditandai oleh:
a. Proses berpikir rasional
b. Proses berpikir kognitif
c. Proses berpikir teleologik

Proses berpikir rasional merupakan kata kunci untuk menghasilkan pengetahuan


ilmiah. Berpikir rasional adalah berpikir secara teratur dengan memakai kaidah-kaidah
penalaran atau logika, sehingga menghasilkan buah pikir yang koheren dan konsisten.
Berpikir yang irasional, mistik dan lebih mengutamakan perasaan tidak mendapat
tempat dalam proses keilmuan.Batupengujiilmupengetahuanadalahpenalaran yang
benardanwacana yang logisdenganmeminimalisirfaktor-faktor non-
rasionalsepertiemosisesaat, naluridanperasaanpribadi.
Proses berpikir kognitif adalah proses berpikir yang secara sadar ingin mengetahui
sesuatu. Dengan adanya kesadaran ini maka informasi dari obyek ditangkap oleh subyek
untuk diolah menjadi suatu pengetahuan.MenurutTondl (dikutipdari The Liang Gie)
ilmupengetahuanadalah proses kognitif yang terorganisir(science is an organized
cognitive activity). Proses kognitifadalahrangkaianaktivitasuntukpengenalan, pemerian
(description), pengkonsepsian (conception) danpenalaran,
sehinggamanusiadapatmemperolehpengetahuan.
Proses berpikir teleologik (teleos = tujuan, logos = pengetahuan), yaitu proses
berpikir yang mempunyai tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat berupa mengisi rasa
keingin-tahuan (curiosity), dan juga untuk memecahkan masalah yang dihadapi
manusia.Tujuanmanusiauntukmendapatkanpengetahuanadalah untuk:
a. Mendeskripsikanfenomenaalamdanrealitas
b. Menemukanstrukturrealitasdanfenomenaalam
c. Memahami (comprehension) realitasdanfenomenaalam
d. Meramalkanfenomenaalam
e. Mengendalikanfenomenaalam
Padaakhirnyausahamenguasaiilmupengetahuaan, secarafilosofis, adalahmencarikebenaran
(truth), secarapragmatisadalahmengatasimasalah-masalah yang dihadapiolehmanusia,
meningkatkankesejahteraandanmeningkatkanharkatderajatmanusia. Sri Soeprapto (Tim Fak
Filsfat UGM) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dikembangkan pada dasarnya memang
untuk mencapai kebenaran atau memperoleh pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang
benar akan membawa manusia memperoleh pemahaman yang benat mengenai mengenai
alam semesta, dunia sekelilingnnya, serta masyarakat lingkungan dan untuk memahami diri
sendiri.
Denganketigadasar proses berpikir di atas (rasional, kognitif, danteleologik),
makailmupengetahuan (science) sebenarnyaadalahrangkaianaktivitas yang
aktifmempelajarisesuatu. Proses aktifinidisebutsebagai study, inquiry, pursuit, quest, atau
search.Sehinggadengandemikianilmuwandapatdidefinisikansebagai orang
secaraaktifmelakukanpenelitian (research) danmengembangkanilmu (TLG).
Proses berpikir keilmuan ini, supayaefisien, harus diturunkan dalam suatu rencana
penelitian (research, re = kembali; search = mencari). Untuk melaksanakan penelitian ini
maka dibutuhkan prosedur yang disusun dalam suatu metode yang disebut metode
penelitian (research method). Metodepenelitianmerupakansuatusiklus (research cycle) yang
secaraterusmenerusakanmenghasilkanfakta-faktailmiah yang
berakumulasimenjadisuatubatangtubuhpengetahuanilmiah (body of knowledge) (TLG)

Ilmu sebagaiprosedurataumetode
Untukmenghasilkanpengetahuan ilmiahsecaraefisien, maka proses berpikir (rasional,
kognitif, danteleologik) tersebutharusditatadalamsuatuprosedur,
yakniserangkaiancaradanlangkah yang tertibberwujudpola yang tetap.
Prosedurinidisebutsebagaimetodeilmiah (scientific method).Secaraetimologik method
berasaldaribahasaYunani: metadanhodos. Meta berartisesudah atau yang lebih tinggi,
danhodosberartijalan yang baik untuk mencapai sesuatu. Tim FakultasFilsafat
UGM).Metodeilmiahmerupakanprosedur yang mencakupberbagailandasanberpikir,
polakerja, tatalangkah, dancarateknis untukmendapatkanpengetahuanbaru,
mengembangkanpengetahuan yang sudahada, ataumengujipengetahuan yang sudahada.
Harold Titus (dikutipdari The Liang Gie)menyatakanbahwametodeilmiahmerupakan proses
danlangkah-langkahdenganmanailmu-ilmuakanmendapatkanpengetahuan (the processes
and steps by which sciences obtain knowledge).Pada dasarnya metode ilmiah adalah suatu
prosedur untuk mencari kebenaran ilmiah.
Cakupan Metode Ilmiah:
Menurut The Liang Gie, metode ilmiah mencakup:
a. Pemerian (description)
b. Pengukuran (measurement)
c. Penggolongan (classification)
d. Perbandingan (comparison)
e. Analisis (analysis)
f. Sintesis (synthesis)

ILMU SEBAGAI PRODUK BERPIKIR


Menurut The Liang Gie (2004), ilmu sebagai poduk berpikir ilmiah merupakan
aspek ketiga dari ilmu pengetahuan, setelah ilmu sebagai proses berpikir ilmiah dan
ilmu sebagai prosedur ilmiah. Pengetahuan ilmiah (ilmu) adalah kumpulan
pengetahuan yang sistematik. Pengetahuan ilmiah dalam pengertian inilah yang
lebih banyak dikenal seperti yang tercantum dalam buku ajar, jurnal ilmiah dan
sebagainya. Ini dapat kita lihat pada definisi ilmu pengetahuan menurut The Concise
Dictionary of Education (dikutip dari The Liang Gie 2004) sebagai berikut: “the
aggregate of facts, information, and principles that an individual has acquired
through leraning and experiences” (keseluruhan fakta-fakta, informasi dan asas-asas
yang didapat seseorang melalui belajar dan pengalaman). The Liang Gie
mengingatkan kita bahwa hanya fakta-fakta bukanlah suatu pengetahuan ilmiah.
Memang ilmu senantiasa berdasarkan fakta-fakta, tetapi disertai dengan penjelasan
dan hubungan fakta-fakta tersebut yang disusun secara sistematik. Meskipun
sesuatu data yang disusun secara sistematik tidak selalu dapat digolongkan sebagai
ilmu. Sebagai contoh, buku kumpulan data nomor telpun, meskipun disusun sangat
sistematik, tidaklah dapat disusun sebagai ilmu.

10. Prespektif Neurologis Hub Ketuhanan dan Kemanusiaan


Pendekatan neurobiologis adalah pendekatan yang menjelaskan hubungan antara
perilaku yang dapat diamati dan kejadian mental/jiwa
- Adanya hubungan transenden (suatu hal yang supranatural), dimana Tuhan
menciptakan struktur nanobiologi, lalu mengatur proses sadarnya. Sedangkan
manusia adalah bagian imanen, bersifat fisik, yang neurobiologiknya berjalan
dengan evolusinya.
- Selain itu prinsip hubungan ini mereka yang percaya pada Tuhan dan melakukan
tindakan – tindakan kemanusiaan dan memiliki kesehatan mental yang lebih baik
dari yang percaya tapi tidak melakukan kegiatan kemanusiaan atau malah merusak
kemanusiaan itu sendiri.
- Jika diumpamakan bahwa agama adalah nucleus, sebuah sel yang berisi sejumlah
genetika manusia yang membentuk genotip manusia makan kemanusiaan adalah
fentipnya (sesuatu yang di tampilkan alias tampak dari luar dan bisa dilihat
dengan mata telanjang) meski genotip dan fenotip itu memiliki dimensi sendiri
sendiri, tetatpi terdapat suatu hubungan yang sangat kuat diantara keduanya.

Anda mungkin juga menyukai