PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA
DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT PALANGKARAYA
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul “Hukum Media Massa dalam
Perkembangannya di Indonesia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari paper ini adalah untuk memenuhi tugas tutor pada mata
kuliah Hukum Media Massa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Hukum Media Massa dalam Perkembangan di Indonesia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Achmad Adi Surya Guntur Silam, SH,
MH, selaku tutor mata kuliah Hukum Media Massa yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan paper
ilmiah ini.
JIMMI KURNIAWAN
DAFTAR ISI
Kesimpulan ……………………………………………………………………………… 9
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejarah media massa diawali dengan ditemukannya media cetak dan terus
mengalami perkembangan selama abad 20 hingga kini. Media massa mencapai
puncak kejayaannya di abad 20 hingga dikenal juga sebagai abad komunikasi massa.
Memasuki abad 21, media massa mulai menggunakan internet untuk
menyebarluaskan berita dan informasi kepada khalayak yang jauh lebih luas.
Perkembangan media di Indonesia saat ini sudah semakin maju. Dunia cetak
perlahan-lahan mulai beralih ke dunia digital dan elektronik. Semakin banyaknya
perusahaan-perusahaan media memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat di
dunia media massa.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
Televisi
Sejarah televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 yang ditandai dengan
disiarkannya dua peristiwa besar di Indonesia yakni peringatan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1962 di Istana Merdeka dan upacara
pembukaan Asian Games IV tanggal 24 Agutsus 1962 di Gelora Bung Karno, Jakarta
oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI). Sejak saat itulah, TVRI mulai mengudara
secara regular dan mulai melebarkan sayapnya ke seluruh Indonesia setelah
diorbitkannya Satelit Palapa A1.
Radio
Tercatat bahwa radio siaran pertama didirikan pada tanggal 16 Juli 1925
dengan nama Bataviase Radio Vereniging atau BRV. Sejak saat itu, bermacam-
macam stasiun radio swasta bermunculan di berbagai wilayah, dan salah satu yang
terbesar karena mendapat subsidi dari pemerintah Hindia Belanda saat itu adalah
Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij (NIROM).
Surat Kabar
Setelah mesin cetak tiba di Indonesia pada kisaran tahun 1618, surat kabar
pertama terbit yang berisi berbagai ketentuan dan perjanjian antara pemerintahan
kolonial Belanda dengan pihak kesultanan Makassar. Sejak saat itu, mulailah
diterbitkan surat kabar yang umumnya ditujukan untuk membantu pemerintahan
kolonial Belanda.
Majalah ilmiah
Majalah jenis ini biasanya diterbitkan oleh lembaga keilmuan, lembaga
pendidikan, dan lembaga penelitian. Namun demikian sekarang juga telah banyak
majalah ilmiah yang diterbitkan oleh penerbit komersial. Isi majalah ilmiah ini pada
umumnya berupa tulisan-tulisan ilmiah yang berupa kajian-kajian atau hasil-hasil
penelitian seseorang atau lebih.
Perkembangan media di Indonesia saat ini sudah semakin maju. Dunia cetak
perlahan-lahan mulai beralih ke dunia digital dan elektronik. Semakin banyaknya
perusahaan-perusahaan media memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat di
dunia media massa. Sayangnya perkembangan media saat ini di Indonesia tidak
terlalu signifikan dibandingkan dengan pendidikan manusianya. Salah satunya
adalah pesatnya perkembangan dunia infotaiment di sejumlah televisi. Berita-berita
seputar gosip di media massa yang lebih laku dibandingkan berita lain. Kepala
Republika Online, M Irwan Ariefyanto, menyatakan hingga saat ini, media massa
banyak disalahgunakan untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Tak hanya itu,
konsep bad news is a good news seolah menjadi paradigma baru di kalangan media
massa di Indonesia.
Hal yang sama diutarakan oleh Redaktur Foto Republika Online, Amin
Madani. Menurutnya, banyak seklai foto-foto jurnalistik di sejumlah media
mengabaikan kode etik dan lebih banyak mengedepankan sensasi. Tidak hanya itu,
seringkali foto-foto yang ditampilkan, adalah foto rekayasa dan bukan foto yang
diambil dari sebuah kejadian.
Hal ini terbukti dengan banyaknya berita atau informasi yang tidak valid dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tentunya akan sangat berbeda dengan
kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh kalangan profesional karena mereka
dibekali dengan ilmu dan dibatasi dengan kode etik dalam menjalankan tugasnya.
Media massa kita kini powerful, saking bebasnya sering melampaui batas
(gosip, melanggar privasi, dsb). UU Penyiaraan muncul setelah munculnya stasiun-
stasiun TV swasta, begitu juga KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), sehingga
meskipun UU itu terasa semakin penting dan peran KPI semakin besar, tetap saja
ada kesan bahwa media TV lebih berkuasa daripada pemerintah yang mengeluarkan
UU Penyiaran tersebut dan KPI, terlalu banyak acara TV yang tidak mendidik dan
remeh.
UU yang mengatur media massa, antara lain UU Pers No.40 Tahun 1999
dan UU Penyiaran No.32 Tahun 2002.
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan :
BAB II
Pasal 2
Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan
prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
Pasal 3
1. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan,
dan kontrol sosial.
2. Disamping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai
lembaga ekonomi.
Pasal 4
1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.
2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau
pelarangan penyiaran.
3. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari,
memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.
4. Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan
mempunyai Hak Tolak.
Pasal 5
1. Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan
menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas
praduga tak bersalah.
2. Pers wajib melayani Hak Jawab.
3. Pers wajib melayani Hak Tolak.
Pasal 6
Pers nasional melaksanakan peranannya sebagai berikut :
1. memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui;
2. menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi
hukum, dan
Hak Asasi Manusia, serta menghormat kebhinekaan;
1. mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan
benar;
2. melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan
kepentingan umum;
1. memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar,
atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang
bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat
penerima siaran.
2. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana
pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa
dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel,
dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan
bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.
3. Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang
menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum
dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
4. Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang
menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar
secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang
teratur dan berkesinambungan.
5. dst, tercantum di lampiran
BAB II
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Bila dilihat lebih jauh, sebenarnya tujuan hukum media massa bisa
dikelompokkan menjadi, pertama, untuk mengendalikan media massa.
Dalam konteks ini, hukum media massa merupakan instrumen untuk
membatasi media massa agar tidak melenceng dari keinginan, misalnya
pemerintah. Pada titik inilah hukum media massa disebut memiliki
karakter politik.
Kesimpulan
https://www.google.com/amp/s/agneslintangsari.wordpress.com/2019/10/08/sejarah-
media-massa-di-indonesia/amp/
https://www.google.com/amp/s/agneslintangsari.wordpress.com/2019/10/08/sejarah-
media-massa-di-indonesia/amp/
https://m.republika.co.id/berita/rol-to-school/tim-jurnalistik-sma-se-jakarta-
timur/12/05/23/m4gq6k-perkembangan-media-massa-di-indonesia
https://smkn1sukalarang.sch.id/2018/07/29/perkembangan-media-massa-di-indonesia/
https://www.google.com/amp/s/littleevil19.wordpress.com/2016/11/22/322/amp/