Anda di halaman 1dari 13

HUKUM MEDIA MASSA DALAM

PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

DISUSUN OLEH

NAMA : JIMMI KURNIAWAN


NIM : 041246158
PRODI : ILMU KOMUNIKASI
MATA KULIAH : HUKUM MEDIA MASSA

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT PALANGKARAYA
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul “Hukum Media Massa dalam
Perkembangannya di Indonesia” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari paper ini adalah untuk memenuhi tugas tutor pada mata
kuliah Hukum Media Massa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Hukum Media Massa dalam Perkembangan di Indonesia bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Achmad Adi Surya Guntur Silam, SH,
MH, selaku tutor mata kuliah Hukum Media Massa yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan paper
ilmiah ini.

Palangka Raya, 13 Oktober 2020

JIMMI KURNIAWAN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… iii


BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1

1. Latar Belakang …………………………………………………………………………… 1


2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………1
3. Tujuan Penelitian............………………………………………...................1

BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………………………… 2

1. Media Massa Di Indonesia ……………………………………………………… 2


2. Hukum Media Massa Di Indonesia ………………………………………… 3
3. Konsep Hukum Media Massa ………………………………………………… 7

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………………………… 9

 Kesimpulan ……………………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………9

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejarah media massa diawali dengan ditemukannya media cetak dan terus
mengalami perkembangan selama abad 20 hingga kini. Media massa mencapai
puncak kejayaannya di abad 20 hingga dikenal juga sebagai abad komunikasi massa.
Memasuki abad 21, media massa mulai menggunakan internet untuk
menyebarluaskan berita dan informasi kepada khalayak yang jauh lebih luas.
Perkembangan media di Indonesia saat ini sudah semakin maju. Dunia cetak
perlahan-lahan mulai beralih ke dunia digital dan elektronik. Semakin banyaknya
perusahaan-perusahaan media memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat di
dunia media massa.

2. Rumusan Masalah

1. Kapan Media Massa Memasuki Indonesia?


2. Apa Hukum Media Massa di Indonesia?
3. Bagaimana konsep Hukum Media Massa di Indonesia?

3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sejarah perkembangan media massa di Indonesia dan untuk


menemukan konsep hukum media massa di Indonesia. Serta berharap menambah
wawasan kepada si penulis dan pembaca Paper Ilmiah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Media Massa Di Indonesia

Sejarah media massa di Indonesia dimulai sejak masa penjajahan Belanda


dan baru mengalami perkembangan yang signifikan setelah bergulirnya era
reformasi di penghujung tahun 1990an. Media massa di Indonesia juga terdiri dari
macam-macam media komunikasi seperti televisi, radio, film, surat kabar, majalah,
dan internet.

 Televisi
Sejarah televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 yang ditandai dengan
disiarkannya dua peristiwa besar di Indonesia yakni peringatan Hari Kemerdekaan
Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1962 di Istana Merdeka dan upacara
pembukaan Asian Games IV tanggal 24 Agutsus 1962 di Gelora Bung Karno, Jakarta
oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI). Sejak saat itulah, TVRI mulai mengudara
secara regular dan mulai melebarkan sayapnya ke seluruh Indonesia setelah
diorbitkannya Satelit Palapa A1.

 Radio
Tercatat bahwa radio siaran pertama didirikan pada tanggal 16 Juli 1925
dengan nama Bataviase Radio Vereniging atau BRV. Sejak saat itu, bermacam-
macam stasiun radio swasta bermunculan di berbagai wilayah, dan salah satu yang
terbesar karena mendapat subsidi dari pemerintah Hindia Belanda saat itu adalah
Nederlandsch Indische Radio Omroep Mij (NIROM).

 Surat Kabar
Setelah mesin cetak tiba di Indonesia pada kisaran tahun 1618, surat kabar
pertama terbit yang berisi berbagai ketentuan dan perjanjian antara pemerintahan
kolonial Belanda dengan pihak kesultanan Makassar. Sejak saat itu, mulailah
diterbitkan surat kabar yang umumnya ditujukan untuk membantu pemerintahan
kolonial Belanda.

 Majalah ilmiah
Majalah jenis ini biasanya diterbitkan oleh lembaga keilmuan, lembaga
pendidikan, dan lembaga penelitian. Namun demikian sekarang juga telah banyak
majalah ilmiah yang diterbitkan oleh penerbit komersial. Isi majalah ilmiah ini pada
umumnya berupa tulisan-tulisan ilmiah yang berupa kajian-kajian atau hasil-hasil
penelitian seseorang atau lebih.

 Majalah lokal/kalangan sendiri


Majalah jenis ini biasanya diterbitkan dan diedarkan pada lingkungan
terbatas atau lingkungan sendiri. Penerbitan majalah seperti ini dimaksudkan
sebagai media komunikasi dalam lingkungan sendiri seperti lingkungan bank,
perusahaan, pabrik, industri, sekolah, lembaga penelitian, maupun pendidikan
tinggi.
 Internet
Internet mulai masuk ke Indonesia pada medio 1990an. Berdasarkan data
yang dipublikasikan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),
jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 132,7 juta
pengguna. Dalam waktu dua tahun, jumlah pengguna internet di Indonesia
mengalami kenaikan sebesar 44,6 juta pengguna jika dibandingkan dengan jumlah
pengguna internet tahun 2014 yang hanya mencapai 88,1 pengguna. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 47,6 persen atau setara dengan 63,1 juta pengguna internet
menggunakan smartphone atau telepon pintar sebagai perangkat untuk mengakses
internet.

Perkembangan media di Indonesia saat ini sudah semakin maju. Dunia cetak
perlahan-lahan mulai beralih ke dunia digital dan elektronik. Semakin banyaknya
perusahaan-perusahaan media memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat di
dunia media massa. Sayangnya perkembangan media saat ini di Indonesia tidak
terlalu signifikan dibandingkan dengan pendidikan manusianya. Salah satunya
adalah pesatnya perkembangan dunia infotaiment di sejumlah televisi. Berita-berita
seputar gosip di media massa yang lebih laku dibandingkan berita lain. Kepala
Republika Online, M Irwan Ariefyanto, menyatakan hingga saat ini, media massa
banyak disalahgunakan untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Tak hanya itu,
konsep bad news is a good news seolah menjadi paradigma baru di kalangan media
massa di Indonesia.
Hal yang sama diutarakan oleh Redaktur Foto Republika Online, Amin
Madani. Menurutnya, banyak seklai foto-foto jurnalistik di sejumlah media
mengabaikan kode etik dan lebih banyak mengedepankan sensasi. Tidak hanya itu,
seringkali foto-foto yang ditampilkan, adalah foto rekayasa dan bukan foto yang
diambil dari sebuah kejadian.
Hal ini terbukti dengan banyaknya berita atau informasi yang tidak valid dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tentunya akan sangat berbeda dengan
kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh kalangan profesional karena mereka
dibekali dengan ilmu dan dibatasi dengan kode etik dalam menjalankan tugasnya.
Media massa kita kini powerful, saking bebasnya sering melampaui batas
(gosip, melanggar privasi, dsb). UU Penyiaraan muncul setelah munculnya stasiun-
stasiun TV swasta, begitu juga KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), sehingga
meskipun UU itu terasa semakin penting dan peran KPI semakin besar, tetap saja
ada kesan bahwa media TV lebih berkuasa daripada pemerintah yang mengeluarkan
UU Penyiaran tersebut dan KPI, terlalu banyak acara TV yang tidak mendidik dan
remeh.

2. Hukum Media Massa di Indonesia


Media massa merupakan salah satu lembaga penting dalam ikut mencerdasakan
serta membangun kehidupan bangsa, dan hanya dapat terlaksana bila media massa
memahami tanggungjawab profesinya serta norma hukum guna meningkatkan
peranan sebagai penyebar infpormasi yang obyektif, menyalurkan aspirasi rakyat,
memperluas komunikasi dan partisipasi masyarakat, terlebih lagi melakukan control
sosial terhadap fenomena yang timbul berupa gejala-gejala yang dikhawatirkan
dapat memberi suatu dampak yang negatif. Ketika media massa masuk dalam ranah
sosial maka media massa perlu diatur untuk menjamin kontribusinya terhadap
kebaikan publik. Struktur hukum dan kebijakan adalah aturan main yang harus
disepakati supaya media dan masyarakat mendapatkan ranah jaminan hukum yang
pasti.

UU yang mengatur media massa, antara lain UU Pers No.40 Tahun 1999
dan UU Penyiaran No.32 Tahun 2002.

UU Pers No.40 Tahun 1999


BAB I

KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan :

1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang


melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,
suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk
lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis
saluran yang tersedia.
2. Perusahaan pers adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha
pers meliputi perusahaan media cetak, media elektronik, dan kantor berita, serta
perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan,
atau menyalurkan informasi.
3. Kantor berita adalah perusahaan pers yang melayani media cetak, media
elektronik, atau media lainnya serta masyarakat umum dalam memperoleh
informasi.
4. dst.-tercantum di lampiran.

BAB II

ASAS, FUNGSI, HAK, KEWAJIBAN DAN PERANAN PERS

Pasal 2
Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan
prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.

Pasal 3
1. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan,
dan kontrol sosial.
2. Disamping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai
lembaga ekonomi.
Pasal 4
1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara.
2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau
pelarangan penyiaran.
3. Untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari,
memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.
4. Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan
mempunyai Hak Tolak.

Pasal 5
1. Pers nasional berkewajiban memberitakan peristiwa dan opini dengan
menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas
praduga tak bersalah.
2. Pers wajib melayani Hak Jawab.
3. Pers wajib melayani Hak Tolak.

Pasal 6
Pers nasional melaksanakan peranannya sebagai berikut :
1. memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui;
2. menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi
hukum, dan
Hak Asasi Manusia, serta menghormat kebhinekaan;
1. mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan
benar;
2. melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang
berkaitan dengan
kepentingan umum;
1. memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

UU Penyiaran No.32 Tahun 2002

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :

1. Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar,
atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang
bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat
penerima siaran.
2. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana
pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa
dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel,
dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan
bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.
3. Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang
menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum
dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
4. Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang
menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar
secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang
teratur dan berkesinambungan.
5. dst, tercantum di lampiran

BAB II

ASAS, TUJUAN, FUNGSI, DAN ARAH

Pasal 2

Penyiaran diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan asas manfaat, adil
dan merata, kepastian hukum, keamanan, keberagaman, kemitraan,
etika, kemandirian, kebebasan, dan tanggung jawab.

Pasal 3

Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi


nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan
bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan
umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis,
adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia.

Pasal 4

(1) Penyiaran sebagai kegiatan komunikasi massa mempunyai fungsi


sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan
perekat sosial.

(2) Dalam menjalankan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),


penyiaran juga mempunyai fungsi ekonomi dan kebudayaan.
Pasal 5

Penyiaran diarahkan untuk :

1. menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. menjaga dan meningkatkan moralitas dan nilai-nilai agama serta jati diri
bangsa;
3. meningkatkan kualitas sumber daya manusia;
4. menjaga dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa;
5. meningkatkan kesadaran ketaatan hukum dan disiplin nasional;
6. menyalurkan pendapat umum serta mendorong peran aktif masyarakat
dalam pembangunan nasional dan daerah serta melestarikan lingkungan
hidup;
7. mencegah monopoli kepemilikan dan mendukung persaingan yang sehat
di bidang penyiaran;
8. mendorong peningkatan kemampuan perekonomian rakyat,
mewujudkan pemerataan, dan memperkuat daya saing bangsa dalam era
globalisasi;
9. memberikan informasi yang benar, seimbang, dan bertanggung jawab;
10.memajukan kebudayaan nasional.

3. Konsep Hukum Media Massa

Berdasarkan UU Pers No.40 Tahun 1999 dan UU Penyiaran No.32 Tahun


2002, dapat diperoleh beberapa konsep hukum media massa, antara lain:

Dalam posisinya sebagai lembaga sosial, media massa berinteraksi


dengan lembaga sosial lain. Ia mempengaruhi dan dipengaruhi lembaga
lain. Dalam keadaan beginilah ia memiliki regulasi. Regulasi ini bisa saja
berbentuk peraturan pemerintah, keputusan pemerintah, dan undang-
undang (UU). Regulasi yang berupa UU inilah yang kemudian disebut
hukum media massa.

Bila dilihat lebih jauh, sebenarnya tujuan hukum media massa bisa
dikelompokkan menjadi, pertama, untuk mengendalikan media massa.
Dalam konteks ini, hukum media massa merupakan instrumen untuk
membatasi media massa agar tidak melenceng dari keinginan, misalnya
pemerintah. Pada titik inilah hukum media massa disebut memiliki
karakter politik.

Kedua, untuk mengatur media massa agar berperilaku wajar sesuai


dengan keinginan masyarakat. Agar media massa tidak merugikan
masyarakat. Dalam konteks inilah hukum media massa disebut memiliki
karakter sosial.
Hukum media massa biasanya dijabarkan melalui pasal-pasal yang
terdapat dalam UU. Pasal tersebut biasanya berkaitan dengan
keberadaan organisasi media massa. Kendati begitu, organisasi media
massa tidak bisa dikenakan tindakan hukum. Sebab, hanya person yang
bisa dikenakan tindakan hukum. Dengan kata lain, kalau ada organisasi
media massa yang dianggap melanggar pasal-pasal dalam UU, maka yang
bisa dikenakan tindakan hukum adalah individu yang menjadi
penanggungjawab media massa tersebut.

Sebagai individu, wartawan bisa dikenakan tindakan hukum bila dia


melanggar beberapa pasal yang terdapat dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP). Dengan begitu, hukum kita memperlihatkan
bahwa ada tindakan profesional awak media massa yang bisa
digolongkan sebagai pelanggaran hukum. Kalau seorang wartawan sudah
dianggap melanggar hukum, maka dia bisa dikenai ancaman pidana.

Sebelum berharap terlalu banyak pada media massa, cobalah bersikap


realists. Betul, bahwa institusi media massa sebagai faktor yang
mempengaruhi khalayaknya. Akan tetapi dengan cara pandang lain juga
bisa dilihat media massa sebagai cermin dari masyarakat, sebab dia tidak
berada di ruang hampa. Bahkan keberadaannya ditentukan oleh kualitas
masyarakat yang melingkupinya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Mempelajari perkembangan media massa di Indonesia dapat memberikan


manfaat, diantaranya adalah kita dapat mengetahui dan memahami berbagai jenis
media massa yang ada di Indonesia serta dampak kehadiran berbagai media bagi
media massa dalam menjalankan fungsi dan perannya kepada masyarakat.
Ini memperlihatkan kepada kita bahwa hukum media massa sekarang
hendaklah berada dalam kedua kerangka tersebut. Apa pun nama UUnya, ia
haruslah menjamin hak media melakukan kegiatan profesionalisme dan melindungi
masyarakat dari dampak negatif media massa.
Daftar Pustaka

https://www.google.com/amp/s/agneslintangsari.wordpress.com/2019/10/08/sejarah-
media-massa-di-indonesia/amp/

https://www.google.com/amp/s/agneslintangsari.wordpress.com/2019/10/08/sejarah-
media-massa-di-indonesia/amp/

https://m.republika.co.id/berita/rol-to-school/tim-jurnalistik-sma-se-jakarta-
timur/12/05/23/m4gq6k-perkembangan-media-massa-di-indonesia

https://smkn1sukalarang.sch.id/2018/07/29/perkembangan-media-massa-di-indonesia/

https://www.google.com/amp/s/littleevil19.wordpress.com/2016/11/22/322/amp/

Anda mungkin juga menyukai