Anda di halaman 1dari 8

Teori Kegunaan dan Gratifikasi

Disusun Oleh :

Ira Repti Restiani

Indah Shabilla Amanda

Muhammad Fajri

Muhammad Raflianwar Ramadon

Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.HAMKA

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Teori Kegunaan
dan Gratifikasi“ ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “Teori Kegunaan dan Gratifikasi”. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia selain sebagai makhluk individu,juga sebagai makhluk sosial yang berarti
makhluk yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk
mempertahankan hidupnya. Hal yang demikian memang sudah menjadi kodrat manusia yang
dibawa sejak lahir. Manusia akan selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Hidup
bersama antar manusia berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi yang
mempengaruhinya. Untuk itu manusia dikenal dengan sebutan insan komunikasi .
Sebagai insan komunikasi , penting kiranya kita mempelajari mengenai fenomena yang
terjadi dalam proses perubahan komunikasi. Tujuannya adalah agar terwujudnya komunikasi
yang efektif. Komunikasi berawal dari gagasan yang ada pada diri seseorang yang diolah
menjadi pesan kemudian pesan tersebut disampaikan dan mendapat tanggapan. Dari proses
komunikasi itu , secara teknis pelaksanaanya , komunikasi dapat dirumuskan sebagai
kegiatan dimana seseorang menyampaikan pesan melalui media tertentu kepada orang lain
(Hardjana,2007 :11). Berkomunikasi sangat dominan dilakukan dalam kehidupan manusia,
terutama komunikasi antarpribadi sangat sering dilakukan. Dimana proses komunikasi yang
terjadi antar individu – individu dan biasanya terjadi antara dua orang secara langsung.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Teori Kegunaan dan Gratifikasi
Teori ini merupakan perluasan dari teori kebutuhan dan motivasi. Dalam teori kebutuhan dan
motivasi, Abraham Maslow menyatakan bahwa orang secara aktif berusaha untuk memenuhi hierarki
kebutuhannya. Setelah mereka memperoleh tujuan yang mereka cari pada suatu tingkat hierarki,
mereka dapat bergerak ke tahap berikutnya. Selain itu, teori ini menyatakan bahwa orang secara aktif
mencari media tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (atau hasil) tertentu.
Teoretikus Kegunaan dan Gratifikasi menganggap orang aktif karena mereka mampu untuk
mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan komunikasi.
2.2. Tahapan dalam Penelitian Kegunaan dan Gratifikasi
Di dalam teori ini, ada tiga tahap dalam penelitian kegunaan dan gratifikasi. Tahap awal
dimulai pada ilmuwan yang bernama Herta Herzog (1944), dia berusaha membagi alasan – alasan
orang melakukan bentuk – bentuk yang berbeda mengenai perilaku media, seperti membaca surat
kabar dan mendengarkan radio. Herzog mempelajari mengenai peran dari keinginan dan kebutuhan
khalayak, dan ia sering kali diasosiakan sebagai pelopor asli teori Kegunaan dan Gratifikasi.
Tahap kedua dari penelitian dimulai ketika para peneliti mulai menciptakan tipologi yang
mewakili semua alasan yang dimiliki orang untuk menggunakan media. Contoh, Alan Rubin (1981)
menemukan bahwa motivasi untuk menggunakan televisi dikelompokkan menjadi beberapa kategori:
untuk melewatkan waktu, untuk menemani, kesenangan, pelarian, kenikmatan, interaksi social,
relaksasi, informasi, dan untuk mempelajari muatan tertentu. Peneliti lainnya seperti McQuail,
Blumler, dan Brown, (1972) menambahkan bahwa penggunaan media dapat dikategorikan dalam
empat pembagian dasar; pengalihan perhatian, hubungan personal, identitas personal, dan
pengawasan.
Dalam tahap ketiga dan tahap yang paling baru,beberapa peneliti Kegunaan dan Gratifikasi
tertarik dalam menghubungkan alasan khususvuntuk penggunaan media dengan variable seperti
kebutuhan, tujuan, keuntungan, dan konsekuensi penggunaan media, dan factor individual. Dalam
usaha ini, para peneliti bekerja untuk membuat teori ini lebih dapat menjelaskan dan dapat diprediksi.

2.3. Asumsi Teori Kegunaan dan Gratifikasi


Teori Kegunaan dan Gratifikasi memberikan sebuah kerangka untuk memahami kapan dan
bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau kurang aktif dan konsekuensi dari
keterlibatan yang meningkat atau menurun. Banyak asumsi Kegunaan dan Gratifikasi secara jelas
dinyatakan oleh para pencetus pendekatan ini (Katz, Blumler, dan Gurevitch, 1974). Mereka
menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar teori Kegunaan dan Gratifikasi:
 Khalayak aktif dan penggunaan media beorientasi pada tujuan.
 Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat
pada anggota khalayak.
 Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif
sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut pada
peneliti.
 Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dilihat oleh khalayak
Teori Kegunaan dan Gratifikasi dan asumsinya mendapatkan penerimaan untuk sejumlah alasan.
Pertama, para peneliti pengaruh terbatas mulai kehabisan bahan untuk dipelajari. Kedua, cara
pandang pengaruh media yang terbatas gagal untuk menjelaskan mengapa pengiklan
menghabiskan berjuta – juta dolar setahun untuk menempatkan iklan mereka dalam media atau
mengapa banyak oranag menghabiskan waktu untuk mengonsumsi media. Ketiga, beberapa
pengamat berspekulasi bahwa orang sering kali memutuskan apakah pengaruh media diinginkan
dan orang secara sengaja mencari pengaruh tersebut.
2.4. Khalayak Aktif
Teori yang diasarkan pada asumsi bahwa konsumen media adalah aktif harus menjelaskan
apa yang dikatakan sebagai “khalayak aktif”. Jay G. Blumler (1979) juga menawarkan beberapa
saran jenis aktivitas khalayak yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Diantaranya ada
kegunaan, kesengajaan, selektivitas, serta kesulitan untuk mempengaruhi.
a. Kegunaan

Media memiliki kegunaan bagi para khalayak, dan orang dapat menempatkan media
pada kegunaan tesebut. Selain itu, khalayak dapat mendengarkan radio di mobil untuk
mendapatkan informasi mengenai lalu lintas. Mereka juga bias membeli CD secara
online, serta mereka dapat membaca majalah mode untuk mengetahui gaya terbaru.
b. Kesengajaan

Kesengajaan ini terjadi ketika motivasi orang menentukan konsumsi mereka akan isi
media. Ketika orang ingin dihibur, mereka menonton komedi. Ketika mereka mengetahui
suatu berita dengan lebih mendalam, mereka bias membaca koran, atau media lainnya
yang bisa memberikan informasi.

c. Selektivitas

Seletivitas ini merupakan bahwa khalayak menggunakan media dapat merefleksikan


ketertarikan dan preferensi khalayak. Jika anda menyukai jazz, anda mungkin
mendengarkan program jazz pada stasiun NPR local. Jika anda secara teratur
menggunakan internet, anda mungkin bisa menelurusi social media apapun. Jika anda
mungkin tertarik pada politik local, maka anda mungkin berlangganan pada surat kabar
local.
d. Kesulitan untuk mempengaruhi

Terakhir, kesulitan untuk mempengaruhi menyatakan bahwa khalayak membentuk


pemahaman mereka sendiri dari isi, dan bahwa makna mempengaruhi apa yang mereka
pikirkan dan lakukan. Para khalayak sering kali secara aktif menghindari jenis pengaruh
media tertentu. Contohnya, beberapa orang membeli produk berdasarkan kualitas dan
nilai daripada berdasarkan kampanye periklanan.

Kegunaan dan Gratifikasi juga membedakan antara aktivitas dan keaktifan untuk memahami
dengan lebih baik tingkatan dan aktivitas khalayak walaupun istilah ini saling berhubungan.
Aktivitas, lebih merujuk kepada apa yang dilakukan oleh konsumen media. Misalkan, khalayak lebih
memilih browsing online demi mencari berita daripada membacanya di surat kabar. Keaktifan, lebih
dekat dengan apa yang benar – benar menarik minat peneliti delam Kegunaan dan Gratifikasi :
kebebasan dan otonomi khalayak dalam situasi komunikasi massa.
2.5. Pengaruh Media
Kita sudah melihat sebelumnya bahwa Kegunaan dan Gratifikasi sebagian dikembangkan
untuk membantu menyelesaikan masalah yang penting bagi teoretikus komunikasi massa. Dengan
kata lain, ketika khalayak aktif dan menentukan diri mereka sendiri penggunaan yang ingin mereka
lakukan terhadap media massa dan kepuasan yang mereka cari dari penggunaan tersebut sehingga
perngaruh dapat dan memang terjadi. Para teoretikus Kegunaan dan Gratifikasi ini menunjuk pada
dua kelompok premis yang membuat jelas keyakinan mereka bahwa penggunaan orang terhadap
media dan kepuasaan yang mereka cari darinya terkait dengan dunia di mana mereka hidup. Katz dan
koleganya (1974) mengatakan bahwa “situasi social” di mana orang menemukan diri mereka “terlibat
dalam menghasilkan kebutuhan yang berhubungan dengan media” dibagi menjadi lima cara.
1. Situasi social dapat menghasilkan ketegangan dan konflik, menuntun pada tekanan untuk
meredakan hal ini melalu konsumsi media.
2. Situasi social dapat menghasilkan sebuah kesadaran akan masalah yang meminta
perhatian, informasi mengenai apa saja yang bisa didapatkan dalam media.
3. Situasi social dapat meruntuhkan kesempatan hidup yang sesungguhnya untuk
memuaskan kebutuhan tertentu, dan media dapat menjadi pengganti atau suplemen.
4. Situasi social sering kali memunculkan nilai tertentu, dan afirmasi serta penekanan
mereka dapat difasilitasi oleh konsumsi materi yang berkaitan.
5. Situasi social menuntut kefamiliaran dengan media; tuntunan ini harus dipenuhi untuk
mempertahankan keanggotaan dalam kelompok social tertentu.

2.6. Kegunaan dan Gratifikasi dan media baru


Banyak peneliti (dan konsumen media) yakin kita akan mengubah cara kita menonton televisi
dan menggunakan media secara umum di masa yang akan dating. Contohnya, Gilder (1994) berbicara
mengenai bagaimana gabungan televisi mempengaruhi budaya kita. Dalam tahun – tahun sejak
prediksi Gilder, beberapa hal yang ia kemukakan tidak menjadi kenyataan. Penontonan televisi telah
berubah dan sekarang harus berkompetisi dengan media yang bermacam – macam, selain itu banyak
orang menonton video dari computer mereka, tetapi banyak yang dikatakan Gilder tidak pernah
terjadi.
Meskipun prediksi Gilder masih belum menjadi kenyataan, hamper setiap orang berharap
bahwa media baru akan terus mengubah masa depan kita. Dalam sebuah studi yang menyelidiki
premis ini, Louis Leung dan Ran Wei (2000) mempelajari Kegunaan dan Gratifikasi pada telepon
seluler. Leung dan Wei mengamati, serupa dengan pernyataan Gilder, bahwa “telepon seluler baru
menggambarkan suatu konvergensi teknologi hybrid ketika ia mengaburkan Batasan antara industry
telekomunikasi dan penyiaran.
Pertanyaan untuk peneliti Kegunaan dan Gratifikasi adalah apakah motivasi yang dibawa
orang kepada penggunaan media lama mereka akan dapat diterapkan pada media baru. Teoretikus
tertarik untuk menemukan baik media baru mengubah pesan dan pengalaman sehingga teori
Kegunaan dan Gratifikasi tidak lagi dapat diterapkan atau secara radikal harus dimodifikasi.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Kegunaan and Gratifikasi adalah sekelompok orang atau orang itu sendiri dianggap aktif
menggunakan media sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Wikipedia Uses and
Gratifications adalah salah satu teori komunikasi (massa) dimana titik berat penelitian dilakukan
pada pemirsa atau khalayak sebagai penentu pemilihan pesan dan media. Teori Uses and
Gratifications dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumbler, dan Michael Gurevitch (Griffin,
2003) yang menyatakan bahwa pengguna media memainkan peran yang aktif dalam memilih dan
menggunakan media. Pengguna media menjadi bagian yang aktif dalam proses komunikasi yang
terjadi serta berorientasi pada tujuannya dalam media yang digunakannya. Kebutuhan khalayak
yang berkaitan dengan media yaitu meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kepribadian
secara integratif, kebutuhan sosial secara integratif dan kebutuhan pelepasan ketegangan.

Anda mungkin juga menyukai