Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak manusia dapat berpikir dan adanya keinginan untuk lebih mengenal
lingkungannya agar dapat mengatasi segala tantangan dan ancaman yang dihadapi --
maka manusia membuat dan mengembangkan peralatan dan prasarana hidup yang ia
butuhkan. Mulai saat itu, keterampilan yang dimiliki untuk membuat prasarana dan
peralatan terus disempurnakan. Keterampilan tidak dapat dipisahkan dari perencanaan,
perekayasaan dan pembuatan apa saja yang diperlukan manusia dengan memanfaatkan
teknologi, yaitu cara dan teknik untuk dapat memiliki apa yang dinginkan dengan
pengorbanan minimal.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa definisi dari Filsafat?


2. Menjelaskan mengenai Filsafat Teknologi
3. Menjelaskan mengenaiManfaat Filsafat Teknologi
4. Menjelaskan mengenaiMedia Komunikasi
5. Menjelaskan mengenaiMacam-macam Media Komunikasi
6. Menjelaskan mengenai Pemanfaatan Media Komunikasi
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud Filsafat
2. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud Filsafat Teknologi
3. Mahasiswa mampu memahami Manfaat Filsafat Teknologi
4. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud Media Komunikasi
5. Mahasiswa mampu memahami Macam-macam Media Komunikasi
6. Mahasiswa mampu memahami Pemanfaatan Media Komunikasi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Filsafat

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup
seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan
yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan
dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi
yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Pengertian filsafat menurut para
tokoh :

1. Pengertian filsafat menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata
tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan
sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan
2. Menurut Plato ( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang
ada
3. Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala benda.
4. Marcus Tullius Cicero (106 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah
pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.
5. Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan
filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan
bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.
Ciri-ciri berfikir filosfi :

1. Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.


2. Berfikir secara sistematis.
3. Menyusun suatu skema konsepsi, dan
4. Menyeluruh.

2
Tiga persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :

1. Apakah sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
2. Apakah yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.
3. Apakah manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.

Beberapa ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu adalah:

1. Materialisme, yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam


semesta badaniah. Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran
materialisme memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme
humanistis.
2. Idealisme yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang
sifatnya rohani atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan
idealisme objektif.
3. Realisme. Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi
murupakan hakitat yang asli dan abadi.
4. Pragmatisme merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak
(absolut) tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.

2.2 Filsafat Teknologi


Seperti halnya filsafat, teknologi adalah murni hasil pemikiran manusia dan
karena itu hubungan antara filsafat dan teknologi sangat erat. Jikalau filsafat mengkaji,
meneliti dan menganalisis manusia dalam berbagai aspeknya, maka teknologi berperan
sangat menentukan terhadap nasib manusia. Teknologi tidak hanya dapat menjawab
permasalahan yang dialami manusia pada waktu dan tempat tertentu saja, namun dapat
juga menjawab pertanyaan-pertanyaan metafisik manusia itu sendiri. (Heidegger, 1962)
Kemampuan manusia untuk mengembangkan teknologi didorong oleh
kelemahan fisiknya yang harus berhadapan dengan ancaman dan tantangan lingkungan.

3
Oleh karenanya, dengan memanfaatkan panca indera dan otaknya, manusia dipaksa
untuk memiliki teknologi yang ia perlukan guna mempertahankankelangsungan
hidupnya (Gehlen, 1940).
Hanya dengan teknologi yang tepat dan berguna, kualitas karya manusia dapat
ditingkatkan. Nilai karya manusia ditentukan oleh pasar, di mana karya-karya tersebut
bersaing. Sumberdaya alam (SDA) terbarukan atau tidak terbarukan -- akan diberi
nilainya masing-masing di pasar. Tanpa teknologi nilai tersebut tidak dapat
ditingkatkan. Hal ini juga berlaku untuk suatu sistem karya yang merupakan hasil murni
pemikiran dan rekayasa sumberdaya manusia (SDM). Penambahan nilai atau nilai-
tambah tersebut hanya dapat tercapai dengan memanfaatan teknik dan teknologi yang
tepat.
Teknologi adalah rangkuman beberapa disiplin Ilmu terapan, sedangkan ilmu
terapan adalah berunsur pada Ilmu dasar terkait. Ilmu dasar dan ilmu terapan akan terus
berkembang sesuai kebutuhan manusia sepanjang masa. Tahap demi tahap teknologi
tepat-guna dan energi telah merubah SDA menjadi produk baru. Untuk perubahan ini
manusia telah diilhami, dirangsang dan belajar dari alam sekitarnya. Ilmu pengetahuan
dasar, dan demikian pula ilmu pengetahuan terapan, diilhami oleh mekanisme alam
melalui suatu evolusi telah berkembang. (Nachtigall, 2005 dan Nachtigall, 2003).
Dewasa ini tidak ada satu kebijaksanaan pun yang dapat menyelesaikan
masalah, tanpa memperhatikan filsafat dan teknologi. Apakah masalah ekonomi
ataupun politik, sama saja. Nasib manusia pada waktu ini sangat dipengaruhi oleh
kemampuan manusia mengembangkan, menerapkan, mengendalikan dan menguasai
teknologi.

2.3 Manfaat Filsafat Teknologi

Tak banyak orang yang mengenal filsafat teknologi. Karena filsafat umumnya
kita kenal sebagai maha ilmu yang membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan
eksistensi manusia, Tuhan ataupun Wujud (realitas). Untuk itu menghubungkan filsafat
dan teknologi akan terkesan tak biasa. Padahal filsafat teknologi adalah salah satu genre

4
dalam ranah filsafat yang dapat dikatakan banyak menarik perhatian para filsuf.
Heidegger, Habermas, Jacques Ellul, Don Ihde dan Andrew Feenberg adalah beberapa
contoh filsuf yang memberikan perhatian pada hakikat teknologi dalam dunia-
kehidupan.
Filsafat teknologi tentu tidak terbatas pada bagaimana relasi manusia dengan
artifak (dan teknofak) itu dapat dijelaskan. Jacques Ellul, seorang pemikir dari Perancis
dalam bukunya The Technological Society (1964) melihat teknologi (lebih spesifik
dunia teknik) sebagai entitas yang otonom, manusia tidak bisa mengontrol dan
mengatasi kemajuan teknik. Hanya teknologi yang dapat mengontrol dan mengatasi
dirinya sendiri.
Dengan kata lain, implikasi etis, sosiologis dan ekologis dari kemajuan teknik
hanya dapat diatasi oleh teknik itu sendiri. Untuk mengatasi persoalan limbah industri
misalnya diperlukan teknologi baru untuk mengolah atau mengatasi permasalahan
limbah. Sehingga teknik terus menerus maju untuk mengatasi kekurangan-kekurangan
yang ada pada dirinya. Ia bergerak dengan sendirinya layaknya sebuah organisme
bagian dari laju evolusi kehidupan. Karena itu ia tidak dapat dikontrol, seperti
monsternya Frankenstein.
Bahkan Teknologi di sini diandaikan seperti roh absolut Hegel yang bergerak
secara masif mengontrol dan menguasai dunia-kehidupan. Tidak ada kekuatan selain
dunia teknik itu sendiri. Karena teknik adalah syarat bagi kehidupan. Dengan kata lain
orang yang tidak menggunakan atau anti teknologi (teknik) akan dengan sendirinya
tersingkir dan tereliminasi dari dunia-kehidupan.
Nilai praktis teknologi dalam proses transfer teknologi dapat diinterpretasikan
secara berbeda bahkan tidak dimengerti. Namun bila nilai praktis dapat dimengerti,
proses transfer teknologi menjadi mudah. Dapat dikatakan tidak ada kegiatan
hermeneutis. Orang Papua Nugini misalnya dapat mengkonversikan pisau/kapak dari
batu menjadi pisau/kapak dari besi karena nilai praktis yang dapat dimengerti atau
sama. Berbeda ketika mereka pertama kali melihat senapan. Mereka tidak mengerti nilai
praktis senapan.

5
2.4 Media Komunikasi
Berdasarkan interpretasi antropologis, Don Ihde kemudian menyimpulkan
bahwa teknologi itu inheren dengan kebudayaan. Bila kita melihat contoh di atas
benarlah bahwa setiap artifak kebudayaan itu mengandung nilai teknologisnya sendiri.
Setiap budaya menggunakan instrumen teknologi (artifak) sesuai dengan tradisi yang
diturunkan, dan ia bersifat unik. Karena itu teknologi inheren dengan budaya itu sendiri.
Maka pertanyaan pun beralih, apakah budaya itu dapat dikontrol atau tidak? Atau
apakah budaya itu bersifat determinisitik?
Tentu tidak semudah itu mengatakan bahwa apakah budaya itu dapat dikontrol
atau tak dapat dikontrol (deterministik). Kata kontrol dalam konteks ini bermasalah.
Karena dalam nalar Don Ihde relasi manusia-teknologi (budaya) sudah mengandaikan
adanya kegiatan mengontrol dan dikontrol (Technology and the Lifeworld, 1990:
140). Untuk itu budaya-teknologi tidak dapat dipertanyakan apakah ia dapat dikontrol
atau tidak. Teknologi bukanlah monster yang berdiri bebas dan otonom. Karena ia
digunakan dan bersifat intensional, artinya manusia mempunyai kebebasan untuk
mengontrol dan dikontrol. Dalam konteks inilah Don Ihde menolak asumsi metafisika
deterministik dari teknologi.
Ketika setiap budaya mempunyai ekspresi yang berbeda tentang teknologi, maka
teknologi dipahami bersifat non-netral. Bahkan Ihde melihat bahwa teknologi itu
bersifat ambigu. Ketika teknologi dimaknai sebagai kode-kode budaya maka ia pun
dapat dimaknai secara berbeda. Karenanya teknologi sebagai bagian inheren dari
budaya bersifat kontekstual dan mempunyai ciri multistabil (Technology and the
Lifeworld, 1990: 144). Multistabilitas ini dapat dipahami sebagai pandangan khas/unik
setiap budaya dalam memahami dan menjelaskan dunianya. Jadi relasi teknik dan relasi
hermeneutis setiap budaya dalam menjelaskan dan memahami dunia itu berbeda-beda
Karena pengalaman kebudayaan berbeda-beda maka persepsi tentang teknologi
pun berbeda. Mulstabilitas yang terjadi pada relasi manusia-teknologi ini dapat
dicontohkan dalam sistem navigasional. Orang Barat mempunyai sistem yang baik
untuk navigasi kapal, tapi tetap tidak bisa mentransfer teknologi navigasionalnya ke
suku-suku di Pasifik Selatan. Artinya suku di Pasifik Selatan itu tetap tidak mengerti

6
teknologi navigasional orang Barat yang bersifat hermeneutis/representasional
(penggunaan kompas misalnya). Mereka tetap mempunyai teknologinya sendiri, seperti
membaca arah lewat pola-pola ombak atau pola bintang-bintang (relasi kemenubuhan).
Gagasan determinisme teknologi tak dapat dimungkiri juga terkait dengan
fenomena kesadaran dan relasinya dengan artifak-artifak teknik. Habermas misalnya
melihat bahwa kemajuan teknik (teknologi) akhirnya menentukan kesadaran masyarakat
modern. Self-understanding masyarakat modern tentang dunianya menurut Habermas
dimediasikan oleh apropriasi hermeneutis terhadap budaya teknologi yang bergerak
secara teleologis. Ini memberikan sebuah asumsi bahwa jaring-jaring logika teknik
kemudian menjadi determinan utama kesadaran. Aksi-intensi kemudian ditentukan oleh
logika dan hukum yang berlaku dalam dunia teknologi.
Akibatnya menurut Habermas pengejawantahan rasio melulu bersifat teknis,
artinya dimensi praksis rasio adalah kegiatan produktif yang hanya mengungkapkan
nilai-nilai efesien dan fungsional. Dimensi praksis rasio kemudian semata-mata
dimengerti sebagai aplikasi teknis yang merupakan penerapan sains dan rasionalitas.
Hal inilah yang kemudian menggejala dalam bentuk kontrol teknis terhadap alam.
Sehingga tujuan utama pencerahan (emansipasi sosial ) terlupakan. Ilmu pengetahuan
kemudian semata-mata dimengerti sebagai moda atau cara bagaimana mengontrol dan
memanipulasi alam. Inilah yang membuat masyarakat modern tenggelam dan
terarahkan oleh dimensi teknis dari pengetahuan. Padahal tujuan utama pencerahan
adalah emansipasi sosial yang terkait dengan kesadaran bahwa lewat pengetahuan kita
dapat melepaskan diri dari segala dogmatisme dan kepicikan.
Berbicara tentang teknologi dalam konteks filsafat tentu tak lepas dari persoalan
bagaimana kita secara ontologis memahami dunia lewat instrumen teknik. Dalam nalar
Heideggerian hal ini menyangkut bagaimana interaksi kita terhadap dunia dapat
dijelaskan dan diatasi melalui instrumen.Seperti kita ketahui pada zaman kuno dunia
dijelaskan lewat mitos, manusia mengkonstruksikan sebuah sistem untuk menjelaskan
dunianya lewat pengandaian-pengandaian mitologis. Sekarang manusia menggunakan
atau menciptakan instrumen untuk menjelaskan dan memahami dunia. Instrumen
teknologi secara perseptual kemudian merepresentasikan realitas. Kita menggunakan

7
teropong (teleskop) untuk melihat benda-benda di kejauhan, termometer untuk
mengukur suhu, atau mikroskop untuk melihat partikel-partikel yang tak dapat dilihat
secara telanjang oleh mata. Dunia dihadirkan lewat instrumen teknologi.
Don Ihde membuat isitilah hermeneutika teknik untuk menjelaskan fenomena
tersebut di atas. Menurutnya, teknologi itu sendiri adalah sebuah teks. Kita secara
interpretif memahami dunia lewat artifak teknologi sebagai sebuah teks (Technology
and the Lifeworld, 1990: 81). Lebih jauh Hermenutika teknik adalah moda tentang
bagaimana manusia menginterpretasikan, membaca, dan memahami dunianya lewat
artifak teknologi. Misalnya pilot tidak melihat secara langsung dunia, melainkan
membaca lewat panel kontrol. Manusia dalam hal ini menggambarkan dunia lewat
sebuah teks atau instrumen teknologi.
Dalam hermenutika teknik juga dikenal relasi kemenubuhan. Ini berarti
instrumen teknologi dipahami sebagai kepanjangan atau ekstensi dari fungsi tubuh.
Artinya secara transparan dunia ditampilkan oleh instrumen. Tidak ada jarak antara
manusia dengan teknologi dalam relasi kemenubuhan. Hal ini dapat diilustrasikan
demikian: (I-Technology)-World. Aku dan teknologi menjadi satu berhadapan dengan
dunia. Jadi seperti seorang buta dengan tongkatnya. Teknologi adalah tongkat yang
digunakan untuk membaca dan mengatasi dunia. (Aku-Tongkat)-Dunia. Relasi
kemenubuhan dalam konteks teknologi adalah relasi yang telah ada sejak manusia
primitif. Sejak manusia mulai membuat instrumen dari batu. Membuat instrumen untuk
memperluas kemampuan atau fungsi organ-organ tubuhnya. Instrumen teknik adalah
mimesis dari fungsi tubuh manusia.
Sekarang artifak teknologi telah meluas tidak hanya sebatas nilai efesiensi dan
fungsionalitas. Teknologi baru yang berhubungan dengan dunia-kehidupan manusia
sekarang terkait dengan nilai-nilai yang mengandung unsur permainan. Bahkan di
negara kurang maju ia menjadi semacam perhiasan saja atau fashion. Misalnya ada
suku-suku di Afrika yang tidak dapat menerima dan mengerti budaya jam, mereka
kemudian menganggap jam tangan sebagai gelang perhiasan. Fungsionalitas jam tangan
dalam hal ini tak dapat dimengerti.

8
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, dunia teknologi
kemudian semakin sulit dimengerti. Artinya cara kerja/sistem (teknis) artifak teknologi
itu dalam beberapa hal hanya dipahami oleh para ilmuwan atau teknisi saja. Sekarang
artifak teknologi tidak lagi sebatas instrumen untuk membaca dan memahami dunia. Ia
telah meluas dan membentuk dunianya sendiri. Yang teknis tidak lagi terkait dengan
pengalaman konkret, seperti analogi tongkat di atas. Teknologi tidak hanya memberikan
makna intrumental dan fungsional saja. Ia juga secara ontologis membentuk dunianya
sendiri.
dunia teknis yang tersembunyi. Seperti yang ungkapkan oleh Dr. Karlina Supelli (dalam
seminar terbatas Technology and the Lifeworld) bahwa ada pemilahan analitis dalam
dunia-teknologi, yaitu ranah makna dan ranah teknis.
ranah teknis dapat dinterpretasikan sebagai dunia yang hanya dipahami dengan
baik oleh oleh para teknisi. Misalnya kebanyakan orang tidak mengerti mengapa AC
bisa membuat udara menjadi dingin atau mengapa besi bisa terbang di udara. Ini
berbeda dengan dunia makna yang menjelaskan artifak teknologi sebatas
fungsionalitasnya saja. Dengan kata lain instrumen tersebut sudah siap pakai. Kita
tinggal menggunakannya saja, dalam beberapa hal kita tidak mempedulikan teknik atau
cara kerjanya. Radio atau televisi dapat langsung kita nikmati, kita terkadang tidak
menyadari bahwa di dalamnya ada dunia teknik yang bekerja. Dunia teknis kemudian
menjadi dunia yang selalu terbungkus. Dunia yang makin lama makin sulit dimengerti,
semakin asing.
Dalam perbincangan sehari-hari orang lebih populer menyebutkan media
komunikasi tetapi jarang mengatakan saluran komunikasi. Sering pula orang
menganggap bahwa media komunikasi dengan saluran komunikasi sama saja, tidak
memiliki perbedaan. Padahal media komunikasi merupakan bagian dari Saluran
Komunikasi. Dalam media komunikasi, kita akan lebih banyak memperdalam
persoalan-persoalan mengenai penggunaan media komunikasi dan daya pengaruhnya.
Juga berisi penjelasan mengenai antara satu golongan dengan golongan lainnya.
Saluran komunikasi adalah jalan yang dilalui isi pernyataan (message)
komunikator sampai kepada komunikan, atau jalan yang dilalui umpan balik (feedback)

9
komunikan sampai kepada komunikator. Media komunikasi adalah alat-alat perantara
dalam proses penyampaian isi pernyataan (message) dari komunikator kepada
komunikan atau proses penyampaian umpan balik (feedback) dari komunikan sampai
kepada komunikator

2.5 Macam-Macam Media Komunikasi


Di zaman era globalisasi ini komunikasi ada dua macam yaitu elektronik dan
media cetak, elektronik banyak macamnya diantaranya televisi, radio, dan telephon
yang paling modern di jaman sekarang ini, yaitu HP yang sering kita kenal dengan
telepon genggam.
Hampir semua orang di dunia memiliki HP karena HP memiliki banyak
kelebihan diantaranya mudah dibawa, mempunyai kamera digital dan banyak lagi yang
lainnya. Handphone memudahkan kita untuk berkomunikasi dimanapun kita berada kita
dapat berkomunikasi dnegan keluarga kita ataupun sahabat kita. Bila kita memiliki
sebuah HP maka kita harus pandai mengatur pulsa karena bila HP dipakai sekehendak
kita maka pulsanya akan cepat habis dan pasti akan menghabiskan uang yang cukup
banyak.
Sedangkan Televisi hampir di setiap rumah memiliki televisi. Televisi banyak
sekali kegunaannya diantaranya kita dapat melihat berita, film sinetron, hiburan dan
lain-lain. Televisi tidak bisa dipisahkan dengan antene karena bila televisi tidak
dilengkapi dengan antena maka televisi tidak akan ada gambarnya. Bila antenanya
bagus pasti televisi akan menangkap banyak stasion televisi seperti Lativi, TV Global,
Indosiar, SCTV, RCTI, Metro TV, TPI dan tidak ketinggalan juga TVRI. Stasion
televisi tersebut ada yang swasta dan juga negeri, yang termasuk negeri yaitu TVRI
sedang swasta banyak sekali. TV negeri banyak menyiarkan berida berbeda dengan
swasta banyak menampilkan hiburan dan entertainment, yang paling banyak ditonton
oleh masyarakat Indonesia yaitu televisi swasta karena banyak menampilkan film-film
yang bagus dan berkualitas.
Alat komunikasi yang kedua yaitu media cetak, media cetak banyak sekali
macamnya itu koran, tabloid, majalah dan lain-lain.Koran agak kurang peminatnya

10
karena tidak setiap orang membaca koran selain itu orang lebih asyik menonton TV
daripada membaca karena membaca bagi orang yang kurang suka pasti akan membuat
pusing dan mata cepat lelah. Bila mata kita lelah pasti kita akan ngantuk dan membuat
kita malas untuk beraktivitas.Tabloid dan majalah banyak disukai oleh para gadis dan
wanita diantaranya Gadis, Aneka Yess, Gaul, Nova dan banyak lagi yang lainnya.
Sebagai warga negara Indonesia kita harus mengetahui komunikasi apa saja
yang paling banyak digunakan di negara kita. Untuk itu kita harus sering berkomunikasi
dengan sesama manusia.

2.6 Manfaat Media Komunikasi


Media komunikasi memiliki segudang manfaat yang berguna bagi masyarakat.
Dengan media komunikasi dapat membangun individu, masyarakat dan juga negara
kearah yang lebih maju. Media komunikasi berguna untuk memperluas hubungan
komunikasi antar manusia dan juga memperbesar kemampuan manusia untuk menjalin
hubungan antar manusia. Melalui media komunikasi seseorang atau pun kelompok
menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan atau perasaan hati nuraninya
kepada orang lain, hal ini juga merupakan langkah menghindari keterasingan atau
terisolasi dari lingkungan. Menurut Ruben, kegunaan media komunikasi memperluas
komunikasi antar manusia dengan dengan cara sebagai berikut :

1. Meningkatkan produksi pesan dan pendistribusian


2. Meningkatkan persediaan, penyimpanan dan temu balik pesan komunikasi.

Selain itu dengan adanya media komunikasi dapat meningkatkan peradaban manusia
karena melalaui media komunikasi manusia belajar, bersosialisasi dan
berinteraksi.Media komunikasi dengan segala kegunaannya diharapkan megandung
beberapa hal seperti unsur informasi, unsur hiburan, pendidikan, dll.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Filsafat teknologi merupakan bagian filsafat kebudayaan. Ia menyelidiki asal
usul dan kondisi kondisi teknologi dalam dunia manusia. Filsafat ini juga meneliti
pengaruh pengaruh teknologi itu sendiri atas manusia.
Media komunikasi berguna untuk memperluas hubungan komunikasi antar
manusia dan juga memperbesar kemampuan manusia untuk menjalin hubungan antar
manusia. Melalui media komunikasi seseorang atau pun kelompok menyampaikan apa
yang ada dalam benak pikirannya dan atau perasaan hati nuraninya kepada orang lain,

12

Anda mungkin juga menyukai