Anda di halaman 1dari 24

ETIKA BAHASA

JURNALISTIK
Group 3
Dian Purnamasari
Dinda Marina Sinaga
Rossa Amelia Pratiwi

Pengertian Etika

Etika
berasal
dari
bahasa Yunani, ethos,
yang
berarti
watak
kesusilaan atau adat
kebiasaan
(custom).
Istilah lain etika, yaitu
susila dan akhlak.

Menurut para ahli :


Etika ialah ilmu yang mempelajari
segala soal kebaikan dan keburukan
di dalam hidup manusia semuanya
(Ki Hajar Dewantara).
Etika ialah ilmu pengetahuan
normatif yang praktis mengenai
kelakuan benar dan tidak benar dari
manusia, dan dapat dimengerti oleh
akal nurani (Ruslan).

Menurut para ahli :


Etika memiliki tiga arti. Pertama, etika
adalah ilmu tentang apa yang baik dan
apa yang buruk tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak). Kedua, etika
adalah kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak. Ketiga, etika
adalah nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau
masyarakat
(Poerwadarminta
dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia).

Pengertian Bahasa Jurnalistik

Menurut Jus Badudu :


Bahasa
jurnalistik
tunduk
pada bahasa baku.
Bahasa jurnalistik itu harus
sederhana, mudah dipahami,
teratur, dan efektif.

Pengertian Bahasa Jurnalistik


Bahasa
jurnalistik
merupakan
bahasa yang digunakan oleh para
wartawan, redaktur, atau pengolah
media massa dalam menyusun dan
menyajikan, memuat, menyiarkan,
dan penayang berita serta laporan
peristiwa atau pernyataan yang
benar, aktual, penting dan atau
menarik dengan tujuan agar mudah
dipahami isinya dan cepat ditangkap

Pengertian Etika Bahasa


Jurnalistik

Etika bahasa Jurnalistik adalah


semua orang yang bersentuhan
dalam
proses
perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan
segala hal yang berkaitan dengan
aktivitas jurnalistik sejak peliputan
sampai dengan penayangannya
dalam media massa.

Pedoman Etika Bahasa


Jurnalistik

Etika
bahasa
jurnalistik,
mengajarkan kepada jurnalis atau
siapa pun pengelola media massa
untuk tidak keluar dari koridor:
yuridis
sosiologis, dan
koridor etis.

Cont..
Koridor yuridis, untuk pers sudah diatur dalam
UU Pokok Pers No. 40/1999, dan untuk media
penyiaran radio dan televisi sudah diatur
dalam UU Pokok Penyiaran No. 32/2002.
Koridor sosiologis juga sudah dibakukan
dalam enam landasan pers nasional.
Koridor etis sudah dibakukan dalam berbagai
ketentuan dan panduan standar seperti kode
etik jurnalistik dan kode etik praktik media
massa.

Kode Etik Jurnalistik


(KEJ)
1.
Berita diperoleh dengan cara yang
jujur.
2. Meneliti kebenaran suatu berita atau
keterangan sebelum menyiarkan (check
and recheck).
3. Sebisanya
membedakan
antara
kejadian (fact) dan pendapat (opinion).
4. Menghargai dan melindungi kedudukan
sumber berita yang tidak mau disebut
namanya.

Pedoman Pemakaian Bahasa


Dalam Pers
a. Wartawan hendaknya secara konsekuen
melaksanakan pedoman ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan (EYD).
b. Wartawan hendaknya membatasi diri dalam
singkatan atau akronim.
c. Wartawan hendaknya tidak menghilangkan
imbuhan, bentuk awal atau prefiks.
d. Wartawan hendaknya menulis dengan kalimatkalimat pendek.
e. Wartawan hendaknya menjauhkan diri dari
ungkapan klise atau stereotype yang sering dipakai
dalam transisi berita seperti kata-kata sementara itu,
dapat ditambahkan, perlu diketahui, dalam rangka.

Pedoman Pemakaian Bahasa


Dalam Pers
f.

Wartawan hendaknya menghilangkan kata mubazir


seperti
adalah, telah, untuk, dari, bahwa dan bentuk
jamak yang tidak
perlu diulang.
g.
Wartawan hendaknya mendisiplinkan pikirannya
supaya
jangan campur aduk dalam satu kalimat bentuk
pasif dengan bentuk aktif.
h.
Wartawan hendaknya menghilangkan kata-kata
asing dan
istilah-istilah terlalu teknis ilmiah dalam
berita.
i. Wartawan hendaknya sebisa mungkin mentaati kaidah
tata
bahasa.
j. Wartawan hendaknya ingat bahasa jurnalistik ialah
bahasa
yang komunikatif dan spesifik sifatnya,
dan
karangan yang baik dinilai dari tiga aspek
yaitu, isi,
bahasa, dan teknik persembahan.

Pedoman Penulisan Teras Berita


a. Teras
berita
pada
alinea
pertama
mencerminkan
pokok
terpenting berita.
b. Teras berita dengan mengingat sifat bahasa
Indonesia, jangan mengandung lebih dari
antara 30 sampai 40
perkataan.
c.
Teras harus ditulis dengan : mudah
ditangkap dan
cepat
dimengerti, mudah
diucapkan di depan radio dan televisi serta
mudah dimengerti, kalimat-kalimatnya singkat,
sederhana susunannya dengan mengindahkan
bahasa
baku
serta
ekonomi
bahasa,
menjauhkann kata-kata
mubazir, satu gagasan
dalam satu kalimat
d. Hal sabagai pelengkap dimuat dalam berita.

Pedoman Penulisan Teras Berita


e. Teras berita mengutamakan unsur yang
terjadi. Misalnya persoalan apa yang
terjadi.
f. Dapat dimulai dengan unsur siapa.
g. Jarang menggunakan unsur bilamana.
h. Urutan tempat baru disusul urutan waktu.
i. Unsur bagaimana dan mengapa di
uraikan dalam badan berita.
j.
Dapat dimulai dengan kutipan
pernyataan seseorang, asal kutipan itu tidak
panjang.

Penyimpangan Bahasa
Jurnalistik
1.
2.
3.
4.

Penyimpangan Klerikal (Ejaan


dan Tanda Baca)
Penyimpangan Gramatikal
Penyimpangan Semantik
Penyimpangan Dari Aspek
Kewacanaan

Penyimpangan Klerikal (Ejaan


dan Tanda Baca)
Kesalahan ini sering kali kita
temukan dalam media massa, baik
dalam penulisan kata, seperti Jumat
ditulis Jumat, khawatir ditulis kuatir,
jadwal ditulis jadual, sinkron ditulis
singkron. Dan kesalahan tanda baca
juga
dapat
ditemui
dalam
penggunaan tanda titik, tanda koma,
tanda hubung, dan lain-lain.

Baku
Nonbaku
Baku Nonbaku
Iktikad Itikad
Rezeki
Rejeki
Analisis Analisa
Jagat Jagad
Zaman Jaman
Riil
Riel
Aksesori
Asesoris
Jenderal Jendral
Asasi Azasi
Karier Karir
Dividen Deviden
Miliar Milyar
Guncang
Goncang
Survei Survai
Hektare Hektar
Omzet
Omset
Izin
Ijin
Penasihat
Penasehat
Yodium Iodium
Apotek
Apotik
Elite Elit
Tekad Tekat
BonafideBonafid
Nekat Nekad

Penyimpangan Gramatikal
Penyimpangan gramatikal ini terdiri atas:
a. Kesalahan
Pemenggalan:
Kesalahan
pemenggalan kata dalam media massa
terkesan asal penggal saja.
b. Penyimpangan Morfologis: Penyimpangan
ini sering dijumpai pada judul berita dalam
media massa yang menggunakan kalimat
aktif, yaitu pemakaian kata kerja tidak baku
dengan penghilangan afiks.
Misalnya:
Muluskan Boediono, Lobi
Komisi
IX,
Cemburu, Pelajar Bunuh Pelajar.

c.

Kesalahan Sintaksis: Kesalahan ini yaitu


berupa pemakaian tata bahasa atau
struktur kalimat yang kurang benar
sehingga sering mengacaukan arti dari
kalimat tersebut.
Contoh:
Kerajinan Kasongan Banyak Diekspor
Hasilnya Ke Amerika Serikat.
Judul tersebut seharusnya ditulis,
Hasil Kerajinan Desa Kasongan Banyak
Diekspor Ke Amerika Serikat.

Penyimpangan Semantik
Kesalahan ini sering dilakukan
dengan alasan kesopanan
(eufemisme) atau menimbulkan
dampak buruk pemberitaan dan
untuk melebih-lebihkan (bombastis).
Contoh:
Penyesuaian tarif BBM merupakan
kebijakan pemerintah yang tidak
populis.

Penyimpangan Dari Aspek


Kewacanaan
Penyimpangan ini dapat diketahui
dari
aspek
kewacanaan
dari
penggunaan bahasa yang dilihat dari
makna
bahasa
yang
berkaitan
dengan aktivitas dan sistem-sistem di
luar bahasa.
Contoh :
Berita tentang tragedi kematian
Munir (Pejuang HAM).

Prinsip Penyuntingan Bahasa


Jurnalistik
1.
2.

3.
4.
5.
6.

Balancing, yaitu menyangkut lengkaptidaknya batang tubuh dan data tulisan.


Visi tulisan seorang penulis yang
mereferensi pada penguasaan atas datadata yang aktual.
Logika cerita yang mereferensi pada
kecocokan.
Akurasi data.
Kelengkapan data, setidaknya prinsip 5w1h.
Panjang pendeknya tulisan karena
keterbatasan halaman.

THANK YOU

Pertanyaan

Sarah
:
Jelaskan
Wartawan
hendaknya mendisiplinkan pikirannya
supaya jangan campur aduk dalam
satu kalimat bentuk pasif dengan
bentuk aktif!
Reni : Tujuan kita mempelajari topik
ini???
Novianti : apakah ada sanksi ketika
jurnalis melanggar kode etik??

Anda mungkin juga menyukai