Anda di halaman 1dari 25

PERANAN JURNALISTIK DALAM ILMU KOMUNIKASI

TUGAS MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi nilai Komputer Aplikasi IT

Dosen Pengampu : Suwinarno Nadjamuddin, S. Kom. M. Kom

Oleh :

DELA JULAIDAH SELFIYANI

20821124

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BISNIS

INTERNATIONAL WOMEN UNIVERSITY

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penyusun untuk menyelesaikan Makalah yang berjudul
“Peranan Jurnalistik Dalam Ilmu Komunikasi”. Atas rahmat dan hidayah-Nya
penyusun dapat menyelesaikan paper ini tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Bapak Suwinarno


Nadjamuddin, S. Kom. M. Kom pada Mata Kuliah Komputer Aplikasi IT di
Internasional Women University. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Komputer Aplikasi IT.

Penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak


Suwinarno Nadjamuddin, S. Kom. M. Kom selaku dosen Mata Kuliah Komputer
Aplikasi IT. Tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
terkait bidang yang kami tekuni.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena penyusun memiliki segala keterbatasan dan kekurangan dalam ilmu yang
dimiliki. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang membangun akan
saya terima demi kesempurnaan Makalah.

Sumedang, 05 Februari 2022

Penyusun

Dela Julaidah Selfiyani


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah jurnalistik senantiasa merujuk pada Acta Diurna pada zaman
Romawi Kuno, khususnya masa pemerintahan Julius Caesar (100-44
SM).Acta Diurna adalah papan pengumuman sejenis majalah dinding
(mading) atau papan informasi sekarang yang diletakkan di Forum
Romanum agar diketahui oleh banyak orang.Secara harfiyah, Acta Diurna
diartikan sebagai Catatan Harian atau Catatan Publik Harian.Acta Diurna
awalnya berisi catatan proses dan keputusan hukum, lalu berkembang menjadi
pengumuman kelahiran, perkawinan, hingga keputusan kerajaan atau senator
dan acara pengadilan.Acta Diurna diyakini sebagai produk jurnalistik pertama
sekaligus pers, media massa, atau surat kabar atau koran pertama di
dunia. Julius Caesar pun disebut sebagai Bapak Pers Dunia.Kata atau istilah
jurnalistik pun berasal dari Acta Diurna itu. Orang yang menghimpun
dan menulis informasi untuk dipublikasikan di Acta Diurna disebut diurnalis.

Secara bahasa (Indonesia), jurnalistik adalah hal yang menyangkut


kewartawanan dan persurat kabaran dan seni kejuruan yang bersangkutan
dengan pemberitaan dan persurat kabaran. Jurnalistik adalah pengumpulan
bahan berita (peliputan), pelaporan peristiwa (reporting), penulisan berita
(writing), penyuntingan naskah berita (editing), dan penyajian atau
penyebarluasan berita (publishing/broadcasting) melalui media.Definisi
jurnalistik di atas seperti dikemukakan Roland E. Wolseley dalam
buku Understanding Magazines (1969): jurnalistik adalah pengumpulan,
penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat
pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk
diterbitkan pada suratkabar, majalah, dan disiarkan. Jurnalistik merupakan
sebuah proses kegiatan dalam mengolah, menulis, dan menyebarluaskan berita
dan atau opini melalui media massa (Asep Syamsul M Romli, Jurnalistik
Dakwah, 2003).

Jurnalistik merupakan bentuk komunikasi dari media massa. Jurnalistik


berupa hasil kegiatan pengolahan informasi yang akan disampaikan berupa
berita, reportase, feature, dan opini. Wartawan atau jurnalis adalah seorang
yang melakukan jurnalisme, yaitu orang yang secara teratur menuliskan berita
(berupa laporan) dan tulisannya dikirimkan/dimuat di media massa secara
teratur untuk disampaikan kepada masyarakat. Jurnalis merupakan sebuah
profesi dan setiap profesi pasti mempunyai etika, profesi jurnalis diatur oleh
kode etik jurnalistik yang memuat aturan-aturan yang dibentuk dari norma dan
nilai yang ada serta menurut undang-undang yang ada di Indonesia. Seorang
Jurnalistik harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik,
seorang Jurnalistik juga harus memiliki pengetahuan yang luas terhadap Ilmu
Komunikasi. Karena di dalam bidang Jurnalistik sendiri sangat erat kaitan nya
dengan Ilmu Komunikasi yang saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan.

Ilmu Komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan antara


komunikator kepada komunikan yang berupa lambang atau kata-kata untuk
mencapai hasil yang diinginkan oleh komunikator dengan tujuan mengubah
sikap, prilaku dan pandangan. Proses komunikasi pada hakekatnya adalah
proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada
orang lain (komunikan). Pikiran tersebut bisa merupakan gagasan, informasi,
opini, dan lainnya yang muncul dari benaknya.Dalam prakteknya diperlukan
suatu alat perantara komunikasi atau saluran komunikasi agar proses
penyampaian pesan dari komunikator berjalan secara efektif.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan bentuk


komunikasi face to face yang disampaikan oleh perorangan (komunikator) di
dalam suatu interaksi melalui perangsang berupa pesan dengan menggunakan
lambang-lambang baik secara verbal (menggunakan kata-kata, lisan dan
tulisan) maupun secara non verbal (ekspresi wajah, sikap, gambar dan warna)
yang ditujukan kepada orang lain.

Berdasarkan penyataan tersebut maka penulis tertarik mengangkat


pembahasan tentang Peran Jurnalistik Dalam Ilmu Komunikasi karena kedua
hal tersebut sangat berkaitan erat dan saling berpengaruh satu sama lain.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana peranan Jurnalistik terhadap Ilmu Komunikasi?
2. Bagaimana Bahasa Jurnalistik dan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik ?
3. Apa saja jenis-jenis Foto Jurnalistik?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui dan Mendeskripsikan peranan Ilmu Komunikasi terhadap
Jurnalistik
2. Mengidentifikasi Bahasa Jurnalistik dan Ciri-cirinya
3. Menjelaskan Dan Mengetahui jenis-jenis Foto Jurnalistik

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Jurnalistik merupakan suatu kegiatan untuk mengumpulkan, mengolah dan


menyebarkan berita secepat mungkin dan seluas mungkin kepada khalayak (Djen
Amar, Hukum Komunikasi Jurnalistik, 1984).

Jurnalistik adalah teknik dalam mengelola berita, mulai dari mendapatkan


bahan hingga menyebarkannya kepada masyarakat secara luas. (Onong U.
Effendi, Ilmu, Teoiri dan Filsafat Komunikasi,1993).

Definisi jurnalistik di atas seperti dikemukakan Roland E. Wolseley dalam


buku Understanding Magazines (1969): jurnalistik adalah pengumpulan,
penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat
pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan
pada suratkabar, majalah, dan disiarkan.

Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa


dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswell).
Komunikasi adalah proses di mana seseorang individu atau komunikator
mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun
non-verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain (Carl I. Hovland).
Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari
seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol. (Theodorson dan
Thedorson).

Menurut Husen Mony dalam buku Bahasa Jurnalistik: Aplikasinya dalam


Penulisan Karya Jurnalistik di Media Cetak, Televisi, dan Media Online (2020),
bahasa jurnalistik adalah ragam bahasa baku yang mengikuti kaidah penggunaan
huruf, kata, serta kalimat yang benar, dan sesuai kaidah dengan wilayah tempat
perusahaan media beroperasi.

Rosihan Anwar mendefinisikan bahasa jurnalistik sebagai bahasa yang digunakan


wartawan, atau disebut pula bahasa pers. Beberapa sifat khas yang dimiliki bahasa
jurnalistik, yakni singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas, dan menarik.
Menurut Wojowasito, bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa
sebagai tampak (yang muncul) dalam harian-harian serta majalah-majalah.
Dengan fungsi tersebut, bahasa jurnalistik harus jelas dan mudah dibaca oleh
mereka (publik) dengan ukuran intelek yang minimal.

2.2 Pembahasan

2.2.1 Peranan Jurnalistik Dalam Ilmu Komunikasi

Secara bahasa, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal


ihwal pemberitaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jurnalistik
adalah yang menyangkut kewartawanan dan persurat kabaran. Jurnalistik juga
disebut seni kejuruan yang bersangkutan dengan pemberitaan dan persurat
kabaran.

Istilah atau kata jurnalistik merupakan kata serapan dari bahasa Inggris,
“journalism”, yang artinya kewartawanan, atau dari bahasa Belanda,
journalistiek yang artinya penyiaran catatan harian. Kata dasar jurnalistik adalah
jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” (bahasa Prancis) yang
berarti hari atau catatan harian (diary).

Jadi bisa di simpulkan bahwa Jurnalistik adalah aktivitas atau profesi


penulisan untuk surat kabar, majalah, situs web berita atau menyiapkan berita
untuk disiarkan. Dalam penyampaiannya jurnalistik disajikan dengan bahasa yang
di komunikasikan kepada para pembacanya agar informasi dan berita yang di
angkat di dalamnya dapat diterima dan berikan informasi kepada masyarakat
umum.

Dalam jurnalistik ilmu komunikasi berperan sebagai :


1. Salah satu ilmu komunikasi praktika. Ilmu komunikasi praktika merujuk
pada penerapan dari teori-teori yang dipelajari oleh ilmu komunikasi
teoritika dalam kehidupan dimasyarakat.
2. Ilmu jurnalistik memaparkan teknik-teknik penyampaian pesan. Teknik
pengumpulan data-data tentunya harus ditembuh dengan berbagai macam
hal yang perlu dikomunikasikan dengan berbagai relasidan menyebarkan
berita untuk disalurkan ke media masa.
3. Sebagai informasi
Posisi jurnalistik yang berkaitan dengan ilmu komunikasi adalah sebagai
informasi. Komunikasi yang merupakan proses pengiriman dan
penerimaan informasi ini berperan penting dalam dunia jurnalistik.
Komunikasi adalah salah satu unsur jurnalistik ketika proses pengolahan
informasi dilakukan. Misalnya, seorang reporter akan mendapat informasi
yang valid apabila mampu berinteraksi dan melakukan komunikasi dengan
seorang yang terlibat dalam sebuah peristiwa.
4. Sebagai pengetahuan
Jurnalistik yang termasuk dalam ilmu komunikasi ini mampu memberikan
informasi-informasi yang dapat memberi pengetahuan baru kepada
khalayak.Jurnalistik lebih banyak mencakup masyarakat luas karena
menggunakan media massa sebagai alat untuk menyebarkan pengetahun-
pengetahun baru. Pengetahuan yang diberikan dalam dunia jurnalistik
tidak hanya dari isi informasi yang dikemas di dalam media massa saja,
tetapi pengetahuan lain seperti bagaimana cara mengemas suatu informasi
menjadi lebih menarik untuk dikonsumsi oleh khalayak luas.
5. Sebagai hiburan
Hiburan merupakan suatu kesenangan yang sering ditawarkan di media
massa. Hiburan atau yang sering disebut entertain merupakan salah satu
posisi jurnalistik dalam ilmu komunikasi.Di zaman yang berteknologi
canggih, hiburan tidak hanya dilakukan dengan sentuhan komunikasi
langsung kepada khalayak, tetapi hiburan dapat ditampilkan dengan
memanfaatkan teknologi itu sendiri seperti hiburan di televisi, radio, video
dalam media sosial, dan masih banyak media lainnya. Jurnalistik
memberikan kreasi yang beragam dengan menampilkan berbagai karya
untuk membuat khalayak tidak bosan saat menyaksikannya acara hiburan
tersebut.
6. Sebagai pengawasan
Jurnalistik yang berhubungan dengan berita diposisikan sebagai
pengawasan atau kontrol masyarakat. Ilmu jurnalistik tidak hanya
digunakan untuk penerapan profesi saja, tetapi sebagai pengawasan karena
informasi yang disampaikan tidak bersifat menghakimi atau
mengintimidasi khalayak.Informasi yang disebarkan kepada khalayak
sebagai alat pengawasan kahalayak terhadap kebijakan pemerintah,
sehingga khalayak dapat mengajukan aspirasinya ketika kebijakan
pemerintah tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
7. Sebagai pengaruh
Karya-karya jurnalistik yang diposisikan sebagai pengaruh dalam
kehidupan masyarakat. Pasalnya berbagai kegiatan jurnalistik yang
menghasilkan beragam karya ini akan dikonsumsi oleh masyarakat luas
yang tidak terhitung frekuensinya setiap hari.
8. Sebagai seni dan inovasi
Jurnalistik dalam ilmu komunikasi berperan sebagai seni menyampaikan
informasi. Peristiwa-peristiwa yang diperoleh oleh seorang wartawan akan
diproses dengan menggunakan bahasa jurnalistik yang mudah dipahami
oleh khalayak. Jurnalistik menjadi bagian dari ilmu komunikasi yang mana
jurnalistik merupakan seni untuk mengomunikasikan sebuah peristiwa
kepada khalayak dalam bentuk berita. Sedangkan adanya media baru
dalam kehidupan di masyarakat ini membuat ilmu jurnalistik sebagai
inovasi. Inovasi-inovasi yang diciptakan oleh karya-karya jurnalistik
berupa berita-berita yang memuat berbagai peristiwa akan mudah diakses
oleh seluruh masyarakat melalui media baru yang dikenal dengan internet.
Setiap khalayak dapat mengakses informasi apa saja dan dimana saja.

2.2.2 Bahasa Jurnalistik dan Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik


Bahasa adalah bentuk semiotika sosial yang sedang melakukan pekerjaan
di dalam suatu konteks situasi dan konteks kultural, yang digunakan baik secara
lisan maupun secara tulis. Dalam perspektif LSF tersebut, bahasa dipandang
sebagai suatu konstruksi yang dibentuk melalui fungsi dan sistem secara simultan.

Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang dimiliki manusia


berupa sistem lambang bunyi yang berasal dari alat ucap atau mulut manusia.
Bahasa juga merupakan dari kumpulan kata di mana masing-masing kata
memiliki makna dan hubungan abstrak dengan suatu konsep.

Di dalam Jurnalistik ada juga yang di sebut dengan Bahasa Jurnalistik.


Bahasa Jurnalistik, secara garis besar mencakup aturan penulisan, penggunaan
tanda baca, pemilihan kata, aturan penulisan kalimat, dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan karya jurnalistik. Pengunaan bahasa jurnalistik bertujuan
mempermudah masyarakat dalam memahami informasi yang dijelaskan secara
benar, lengkap, dan menyeluruh.

Bahasa Jurnalistik menurut Para ahli Antara lain :

1. Rosihan Anwar
Rosihan Anwar mendefinisikan bahasa jurnalistik sebagai bahasa yang
digunakan wartawan, atau disebut pula bahasa pers. Beberapa sifat khas
yang dimiliki bahasa jurnalistik, yakni singkat, padat, sederhana, lancar,
jelas, lugas, dan menarik.
2. Wojowasito
Menurut Wojowasito, bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa
sebagai tampak (yang muncul) dalam harian-harian serta majalah-majalah.
Dengan fungsi tersebut, bahasa jurnalistik harus jelas dan mudah dibaca
oleh mereka (publik) dengan ukuran intelek yang minimal.
3. Kurniawan
Menurut Kurniawan Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan
jurnalis (wartawan) dalam menuliskan karya jurnalistik, seperti surat
kabar, majalah, tabloid, buletin, dan sebagainya. Bahasa jurnalistik harus
jelas dan mudah dipahami isinya.
4. Suroso Suroso menyebutkan bahwa ragam bahasa jurnalistik punya
beberapa ciri khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancar,
serta jelas.

Secara spesifik, bahasa jurnalistik dapat dibedakan menurut bentuknya, yaitu


bahasa jurnalistik surat kabar, bahasa jurnalistik tabloid, bahasa jurnalistik
majalah, bahasa jurnalistik radio siaran, bahasa jurnalistik televisi, dan bahasa
jurnalistik media online internet. Contoh nya Bahasa jurnalistik pada surat kabar,
kecuali harus tunduk kepada kaidah atau prinsip-prinsip umum bahasa jurnalistik,
juga memiliki ciri-ciri yang sangat khusus atau spesifik. Hal inilah yang
membedakan dirinya dari bahasa jurnalistik media lainnya.

Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik

No Ciri-ciri Bahasa Pembahasan


Jurnalistik
1 Sederhana Sederhana berarti selalu mengutamakan atau memilih kata atau kalimat
yang paling banyak diketahui maknanya oleh khalayak pembaca yang
sangat heterogen, baik dilihat dari tingkat intelektualitasnya maupun
karakteristik demografis dan psikografisnya.

2 Singkat Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak
bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca
yang sangat sederhana.

3 Padat Padat berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraf yang ditulis
memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca.

4 Lugas Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau
penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak
pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.

5 Jelas Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Jelas di
sini mengandung tiga arti: jelas artinya, jelas susunan kata atau
kalimatnya, dan jelas sasaran atau maksudnya.
6 Jernih Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak
menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti
prasangka atau fitnah. Kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan
kalimat yang tidak memiliki agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu
berita atau laporan.

7 Menarik Artinya mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak pembaca,


memicu selera baca, serta membuat orang yang sedang tertidur, terjaga
seketika.

8 Demokra Demokratis berarti bahasa jurnalistik tidak mengenal tingkatan, pangkat,


kasta, atau perbedaan dari pihak yang menyapa dan pihak yang disapa.
Bahasa jurnalistik menekankan aspek fungsional dan komunal sehingga
Tis sama sekali tidak dikenal pendekatan feodal sebagaimana dijumpai pada
masyarakat dalam lingkungan priayi dan keraton.

9 Populis Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat
dalam karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di benak
pikiran khalayak pembaca.

10 Logis Artinya, apa pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraf
jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat
(common sense).

11 Gramatika Berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam
karya-karya jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku.

12 Menghindari kata tutur Kata tutur adalah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari
secara informal. Contoh: bilang, dibilangin, bikin, kayaknya, mangkanya,
kelar, jontor, dll.

13 Menghindari istilah Berita atau laporan yang banyak diselipi kata-kata asing, selain tidak
asing informatif dan komunikatif, juga sangat membingungkan. Menurut teori
komunikasi, media massa anonim dan heterogen, tidak saling mengenal
dan benar-benar majemuk.

14 Diksi yang tepat Bahasa jurnalistik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang
disusun tidak hanya harus produktif, tetapi juga tidak boleh keluar dari
asas efektivitas. Artinya, setiap kata yang dipilih memang tepat dan
akurat, sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan kepada
khalayak.

15 Kalimat efektif Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak
pembaca daripada kalimat pasif. Kalimat aktif lebih memudahkan
pengertian dan memperjelas pemahaman, sedangkan kalimat pasif sering
menyesatkan pengertian dan mengaburkan pemahaman.

16 Isitlah teknis Karena ditujukan untuk umum, bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah
dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai
membuat kepala berdenyut. Bagaimanapun, kata atau istilah teknis hanya
berlaku untuk kelompok atau komunitas tertentu yang relatif homogen.
Realitas yang homogen, menurut perspektif filsafat bahasa, tidak boleh
dibawa ke dalam realitas yang heterogen.

17 Kaidah Etika Salah satu fungsi utama pers adalah mendidik. Fungsi ini bukan saja harus
tercermin pada materi isi berita, laporan gambar, dan artikel-artikelnya,
melainkan juga harus tampak pada bahasanya. Pada bahasa tersimpul
etika. Bahasa tidak saja mencerminkan pikiran seseorang, tetapi sekaligus
juga menunjukkan etika orang itu. Sebagai pendidik, pers wajib
menggunakan serta tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku.

2.2.3 Jenis-jenis Foto Jurnalistik

Foto jurnalistik diperlukan dalam artikel agar menjadi lebih lengkap.


Selain itu fungsi penting lainnya adalah sebagai pemberi informasi tambahan.
Foto jurnalistik bisa dikatakan sebagai fakta visual untuk merekam suatu
peristiwa. Dengan begitu, foto jurnalistik memegang peranan penting dalam
menyampaikan informasi dalam bentuk visual kepada para pembaca.

Tidak seperti foto-foto lain yang mementingkan aspek estetika, foto


jurnalistik sangat mementingkan aspek informasi. Foto jurnalistik harus bisa
menggiring pembaca melihat ke dalam latar kejadian sehingga mereka merasa
sedang menyaksikan kejadian tersebut secara langsung.

Foto jurnalistik terdiri dari beragam jenis. Setiap jenisnya membawakan


suasana dan tema yang berbeda. Fotografer harus memahami tujuan dan kegunaan
dari foto yang akan ia hasilkan. Karena, setiap jenis foto jurnalistik memiliki
fokus yang berbeda. Diantara nya adalah jenis-jenis foto jurnalistik yakni :

1) Foto Hard News

Sama seperti ciri khas dari berita hard news, foto hard news bersifat aktual dan
terikat dengan waktu. Jika tidak cepat terbit, foto tersebut bisa basi atau tidak
penting lagi. Karena, foto hard news terbit untuk melengkapi dan menjelaskan
berita aktual. Jika tidak diterbitkan secara cepat, nilai dari foto tersebut akan
berkurang karena kejadian yang ditangkap sudah lewat. Pembaca akan merasa
bahwa foto tersebut sudah tidak penting untuk dilihat lebih lanjut. Contoh foto
hard news adalah foto kebakaran, kecelakaan, demonstrasi, dan lain-lain.

2) Foto Feature

Feature juga berarti foto soft news. Foto feature adalah kebalikan dari foto hard
news, yaitu bisa muncul kapan saja karena tidak terikat oleh waktu. Foto feature
bersifat faktual sehingga bisa dinikmati kapan pun. Contoh dari foto feature
adalah foto kesenian, upacara adat, dan lain-lain.

3. Foto Potret

Fokus utama dari foto jenis ini adalah manusia. Dengan melihat foto potret,
pembaca bisa melihat secara jelas ekspresi dari subjek di foto tersebut. Oleh
karena itu, foto potret bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Fotografer
harus bisa menangkap ekspresi wajah si subjek agar pembaca bisa memaknai
ekspresi tersebut.

4. Foto Ilustrasi

Foto ilustrasi bukanlah bentuk ilustrasi berupa gambar-gambar. Foto ilustrasi yang
dimaksud adalah foto yang digunakan sebagai pelengkap berita. Foto ilustrasi
digunakan untuk memberikan pembaca gambaran umum tentang isi dari berita
tersebut. Contohnya adalah berita tentang bisnis restoran dan foto ilustrasi yang
bisa digunakan untuk berita tersebut adalah gambar restoran.
5. Foto Esai

Foto esai adalah deretan foto yang menjelaskan suatu peristiwa. Pada umumnya,
foto esai didampingi dengan narasi pendek yang menjelaskan suatu peristiwa
secara singkat. Dengan melihat deretan foto tersebut, pembaca bisa
membayangkan peristiwa atau kejadian yang diceritakan. Jika salah satu foto dari
deretan tersebut dihilangkan, kronologis atau cerita dari peristiwa tersebut bisa
berubah atau terasa tidak lengkap. Contohnya adalah foto-foto di bawah ini.
Kumpulan foto tersebut menunjukkan proses tes fisik calon tentara India. Dapat
dilihat bahwa foto-foto tersebut menunjukkan sebuah kejadian. Jika salah satu
foto dihilangkan, satu tes fisik berarti hilang dan kurang bisa menunjukkan
kejadian aslinya.
6. Foto Seri

Foto seri mirip dengan foto esai, yaitu kumpulan foto yang menjelaskan suatu
peristiwa. Bedanya adalah setiap foto berdiri sendiri. Jadi, dihilangkannya satu
foto tidak akan mengganggu atau mengubah cerita dari sebuah peristiwa.
Contohnya adalah foto seri yang memiliki tema “Kerja Keras”. Jika salah satu
foto dihilangkan, tema tersebut tidak akan hilang karena setiap foto berdiri sendiri
dan tetap bisa terkait dengan tema tersebut.
7. Foto Sekuens

Foto sekuens adalah beberapa foto yang menjelaskan terjadinya suatu peristiwa
secara kronologis. Setiap potongan foto menjelaskan kejadian setelah foto
sebelumnya. Foto sekuens juga bisa dilihat seperti potongan gambar dari video,
padahal bukan. Bisa terlihat seperti itu karena pengambilan gambar dilakukan
secara cepat saat peristiwa tersebut terjadi
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jurnalistik adalah aktivitas atau profesi penulisan untuk surat kabar,


majalah, situs web berita atau menyiapkan berita untuk disiarkan. Dalam
penyampaiannya jurnalistik disajikan dengan bahasa yang di komunikasikan
kepada para pembacanya agar informasi dan berita yang di angkat di dalamnya
dapat diterima dan berikan informasi kepada masyarakat umum.

Dalam jurnalistik ilmu komunikasi berperan sebagai :

1. Salah satu ilmu komunikasi praktika.


2. Ilmu jurnalistik memaparkan teknik-teknik penyampaian pesan.
3. Sebagai pengetahuan
4. Sebagai hiburan
5. Sebagai pengawasan
6. Sebagai pengaruh
7. Sebagai seni dan inovasi

Di dalam Jurnalistik ada juga yang di sebut dengan Bahasa Jurnalistik. Bahasa
Jurnalistik, secara garis besar mencakup aturan penulisan, penggunaan tanda baca,
pemilihan kata, aturan penulisan kalimat, dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan karya jurnalistik. Pengunaan bahasa jurnalistik bertujuan mempermudah
masyarakat dalam memahami informasi yang dijelaskan secara benar, lengkap,
dan menyeluruh.

Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik Antara lain : Sederhana, Singkat, Padat, Lugas,


Jelas, Jernih, Menarik, Demokratis, Populis, Logis, Gramatikal, Kata tutur, Istilah
asing, Diksi, Mengutamakan kalimat aktif, Istilah teknis, Tunduk kepada kaidah
etika.Jenis-jenis Foto Jurnalistik di anataranya adalah sebagai berikut : Foto Hard
News, Foto Feature, foto potret, foto ilustrasi, foto esai, foto seri dan foto sekuens.
3.2 Saran
Saran dari saya terutama bagi orang-orang yang profesinya sebagai
jurnalistik harus memiliki keahlian komunikasi yang baik dan
pengetahuan terhadap jurnalistik yang luas karena apa yang disajikan
Dalam jurnalistik pertanggung jawabannya sangat besar apalagi isinya
berupa berita yang disampaikan kekhalayak luas oleh karena itu apa
yang akan komunikasikan lewat jurnalistik tersebut harus ditulis
dengan ilmu yang dapat menunjang profesi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Romeltea. 2017. “Dasar-Dasar Jurnalistik : Pengertian, Jenis, Teknik, Kode Etik”,


https://romeltea.com/dasar-dasar-jurnalistik/, diakses pada 05 Februari 2022 pukul
15.30

Tim Berita Hari Ini. 2021. ”Pengertian Komunikasin Berdasarkan Pendapat Para
Ahli”, https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-komunikasi-berdasarkan-
pendapat-para-ahli-1vlCcPCu7SU/, diakses pada 05 Februari 2022 pukul 17.00

Corrie. 2017. ”8 Posisi Jurnalistik Dalam Ilmu Komunikasi”,


https://pakarkomunikasi.com/posisi-jurnalistik-dalam-ilmu-komunikasi/, diakses
pada 06 Februari 2022 pukul 07.00

Ayu Rifka Sitoresmi. 2021. “Pengertian Bahasa, Peran, Fungsi, dan, Manfaatnya
Secara Umum Dalam Masyarakat”,
https://hot.liputan6.com/read/4810537/pengertian-bahasa-peran-fungsi-dan-
manfaatnya-secara-umum-dalam-masyarakat/, diakses pada 05 Februari 2022
pukul 09.00

Vanya Karunia Mulia Putri. 2021. ” Bahasa Jurnalistik: Pengertian Menurut Para
Ahli dan Cirinya”,
https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/22/110000269/bahasa-jurnalistik--
pengertian-menurut-para-ahli-dan-cirinya?page=2/, diakses pada 05 Februari 2022
pukul 11.00

Fatimah Mardiyah. 2019. ” Ragam Foto Jurnalistik yang Wajib Dikuasai


Pewarta”, https://blog.tempoinstitute.com/berita/jenis-foto-jurnalistik/, diakses
pada 07 Februari 2022 pada pukul 09.55

Anda mungkin juga menyukai