TUGAS MAKALAH
Oleh :
20821124
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena penyusun memiliki segala keterbatasan dan kekurangan dalam ilmu yang
dimiliki. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang membangun akan
saya terima demi kesempurnaan Makalah.
Penyusun
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Pembahasan
Istilah atau kata jurnalistik merupakan kata serapan dari bahasa Inggris,
“journalism”, yang artinya kewartawanan, atau dari bahasa Belanda,
journalistiek yang artinya penyiaran catatan harian. Kata dasar jurnalistik adalah
jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” (bahasa Prancis) yang
berarti hari atau catatan harian (diary).
1. Rosihan Anwar
Rosihan Anwar mendefinisikan bahasa jurnalistik sebagai bahasa yang
digunakan wartawan, atau disebut pula bahasa pers. Beberapa sifat khas
yang dimiliki bahasa jurnalistik, yakni singkat, padat, sederhana, lancar,
jelas, lugas, dan menarik.
2. Wojowasito
Menurut Wojowasito, bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa
sebagai tampak (yang muncul) dalam harian-harian serta majalah-majalah.
Dengan fungsi tersebut, bahasa jurnalistik harus jelas dan mudah dibaca
oleh mereka (publik) dengan ukuran intelek yang minimal.
3. Kurniawan
Menurut Kurniawan Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan
jurnalis (wartawan) dalam menuliskan karya jurnalistik, seperti surat
kabar, majalah, tabloid, buletin, dan sebagainya. Bahasa jurnalistik harus
jelas dan mudah dipahami isinya.
4. Suroso Suroso menyebutkan bahwa ragam bahasa jurnalistik punya
beberapa ciri khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancar,
serta jelas.
2 Singkat Singkat berarti langsung kepada pokok masalah (to the point), tidak
bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak memboroskan waktu pembaca
yang sangat sederhana.
3 Padat Padat berarti sarat informasi. Setiap kalimat dan paragraf yang ditulis
memuat banyak informasi penting dan menarik untuk khalayak pembaca.
4 Lugas Lugas berarti tegas, tidak ambigu, sekaligus menghindari eufemisme atau
penghalusan kata dan kalimat yang bisa membingungkan khalayak
pembaca sehingga terjadi perbedaan persepsi dan kesalahan konklusi.
5 Jelas Jelas berarti mudah ditangkap maksudnya, tidak baur dan kabur. Jelas di
sini mengandung tiga arti: jelas artinya, jelas susunan kata atau
kalimatnya, dan jelas sasaran atau maksudnya.
6 Jernih Jernih berarti bening, tembus pandang, transparan, jujur, tulus, tidak
menyembunyikan sesuatu yang lain yang bersifat negatif seperti
prasangka atau fitnah. Kata dan kalimat yang jernih berarti kata dan
kalimat yang tidak memiliki agenda tersembunyi di balik pemuatan suatu
berita atau laporan.
9 Populis Populis berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat
dalam karya-karya jurnalistik harus akrab di telinga, di mata, dan di benak
pikiran khalayak pembaca.
10 Logis Artinya, apa pun yang terdapat dalam kata, istilah, kalimat, atau paragraf
jurnalistik harus dapat diterima dan tidak bertentangan dengan akal sehat
(common sense).
11 Gramatika Berarti setiap kata, istilah, atau kalimat apa pun yang terdapat dalam
karya-karya jurnalistik harus mengikuti kaidah tata bahasa baku.
12 Menghindari kata tutur Kata tutur adalah kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari
secara informal. Contoh: bilang, dibilangin, bikin, kayaknya, mangkanya,
kelar, jontor, dll.
13 Menghindari istilah Berita atau laporan yang banyak diselipi kata-kata asing, selain tidak
asing informatif dan komunikatif, juga sangat membingungkan. Menurut teori
komunikasi, media massa anonim dan heterogen, tidak saling mengenal
dan benar-benar majemuk.
14 Diksi yang tepat Bahasa jurnalistik sangat menekankan efektivitas. Setiap kalimat yang
disusun tidak hanya harus produktif, tetapi juga tidak boleh keluar dari
asas efektivitas. Artinya, setiap kata yang dipilih memang tepat dan
akurat, sesuai dengan tujuan pesan pokok yang ingin disampaikan kepada
khalayak.
15 Kalimat efektif Kalimat aktif lebih mudah dipahami dan lebih disukai oleh khalayak
pembaca daripada kalimat pasif. Kalimat aktif lebih memudahkan
pengertian dan memperjelas pemahaman, sedangkan kalimat pasif sering
menyesatkan pengertian dan mengaburkan pemahaman.
16 Isitlah teknis Karena ditujukan untuk umum, bahasa jurnalistik harus sederhana, mudah
dipahami, ringan dibaca, tidak membuat kening berkerut apalagi sampai
membuat kepala berdenyut. Bagaimanapun, kata atau istilah teknis hanya
berlaku untuk kelompok atau komunitas tertentu yang relatif homogen.
Realitas yang homogen, menurut perspektif filsafat bahasa, tidak boleh
dibawa ke dalam realitas yang heterogen.
17 Kaidah Etika Salah satu fungsi utama pers adalah mendidik. Fungsi ini bukan saja harus
tercermin pada materi isi berita, laporan gambar, dan artikel-artikelnya,
melainkan juga harus tampak pada bahasanya. Pada bahasa tersimpul
etika. Bahasa tidak saja mencerminkan pikiran seseorang, tetapi sekaligus
juga menunjukkan etika orang itu. Sebagai pendidik, pers wajib
menggunakan serta tunduk kepada kaidah dan etika bahasa baku.
Sama seperti ciri khas dari berita hard news, foto hard news bersifat aktual dan
terikat dengan waktu. Jika tidak cepat terbit, foto tersebut bisa basi atau tidak
penting lagi. Karena, foto hard news terbit untuk melengkapi dan menjelaskan
berita aktual. Jika tidak diterbitkan secara cepat, nilai dari foto tersebut akan
berkurang karena kejadian yang ditangkap sudah lewat. Pembaca akan merasa
bahwa foto tersebut sudah tidak penting untuk dilihat lebih lanjut. Contoh foto
hard news adalah foto kebakaran, kecelakaan, demonstrasi, dan lain-lain.
2) Foto Feature
Feature juga berarti foto soft news. Foto feature adalah kebalikan dari foto hard
news, yaitu bisa muncul kapan saja karena tidak terikat oleh waktu. Foto feature
bersifat faktual sehingga bisa dinikmati kapan pun. Contoh dari foto feature
adalah foto kesenian, upacara adat, dan lain-lain.
3. Foto Potret
Fokus utama dari foto jenis ini adalah manusia. Dengan melihat foto potret,
pembaca bisa melihat secara jelas ekspresi dari subjek di foto tersebut. Oleh
karena itu, foto potret bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Fotografer
harus bisa menangkap ekspresi wajah si subjek agar pembaca bisa memaknai
ekspresi tersebut.
4. Foto Ilustrasi
Foto ilustrasi bukanlah bentuk ilustrasi berupa gambar-gambar. Foto ilustrasi yang
dimaksud adalah foto yang digunakan sebagai pelengkap berita. Foto ilustrasi
digunakan untuk memberikan pembaca gambaran umum tentang isi dari berita
tersebut. Contohnya adalah berita tentang bisnis restoran dan foto ilustrasi yang
bisa digunakan untuk berita tersebut adalah gambar restoran.
5. Foto Esai
Foto esai adalah deretan foto yang menjelaskan suatu peristiwa. Pada umumnya,
foto esai didampingi dengan narasi pendek yang menjelaskan suatu peristiwa
secara singkat. Dengan melihat deretan foto tersebut, pembaca bisa
membayangkan peristiwa atau kejadian yang diceritakan. Jika salah satu foto dari
deretan tersebut dihilangkan, kronologis atau cerita dari peristiwa tersebut bisa
berubah atau terasa tidak lengkap. Contohnya adalah foto-foto di bawah ini.
Kumpulan foto tersebut menunjukkan proses tes fisik calon tentara India. Dapat
dilihat bahwa foto-foto tersebut menunjukkan sebuah kejadian. Jika salah satu
foto dihilangkan, satu tes fisik berarti hilang dan kurang bisa menunjukkan
kejadian aslinya.
6. Foto Seri
Foto seri mirip dengan foto esai, yaitu kumpulan foto yang menjelaskan suatu
peristiwa. Bedanya adalah setiap foto berdiri sendiri. Jadi, dihilangkannya satu
foto tidak akan mengganggu atau mengubah cerita dari sebuah peristiwa.
Contohnya adalah foto seri yang memiliki tema “Kerja Keras”. Jika salah satu
foto dihilangkan, tema tersebut tidak akan hilang karena setiap foto berdiri sendiri
dan tetap bisa terkait dengan tema tersebut.
7. Foto Sekuens
Foto sekuens adalah beberapa foto yang menjelaskan terjadinya suatu peristiwa
secara kronologis. Setiap potongan foto menjelaskan kejadian setelah foto
sebelumnya. Foto sekuens juga bisa dilihat seperti potongan gambar dari video,
padahal bukan. Bisa terlihat seperti itu karena pengambilan gambar dilakukan
secara cepat saat peristiwa tersebut terjadi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di dalam Jurnalistik ada juga yang di sebut dengan Bahasa Jurnalistik. Bahasa
Jurnalistik, secara garis besar mencakup aturan penulisan, penggunaan tanda baca,
pemilihan kata, aturan penulisan kalimat, dan lain sebagainya yang berhubungan
dengan karya jurnalistik. Pengunaan bahasa jurnalistik bertujuan mempermudah
masyarakat dalam memahami informasi yang dijelaskan secara benar, lengkap,
dan menyeluruh.
Tim Berita Hari Ini. 2021. ”Pengertian Komunikasin Berdasarkan Pendapat Para
Ahli”, https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-komunikasi-berdasarkan-
pendapat-para-ahli-1vlCcPCu7SU/, diakses pada 05 Februari 2022 pukul 17.00
Ayu Rifka Sitoresmi. 2021. “Pengertian Bahasa, Peran, Fungsi, dan, Manfaatnya
Secara Umum Dalam Masyarakat”,
https://hot.liputan6.com/read/4810537/pengertian-bahasa-peran-fungsi-dan-
manfaatnya-secara-umum-dalam-masyarakat/, diakses pada 05 Februari 2022
pukul 09.00
Vanya Karunia Mulia Putri. 2021. ” Bahasa Jurnalistik: Pengertian Menurut Para
Ahli dan Cirinya”,
https://www.kompas.com/skola/read/2021/12/22/110000269/bahasa-jurnalistik--
pengertian-menurut-para-ahli-dan-cirinya?page=2/, diakses pada 05 Februari 2022
pukul 11.00