Chapter 5
Outline
Institusi media
pers broadcasting,
istitusi film,
broadcasting
internasional.
Media menyelenggarakan sebagian besar kcgiatannya dalam lingkungan publik dan merupakan
institusi yang terbuka bagi semua orang untuk berperan serta sebagai penerima,
Partisipasi anggota khalayak dalam institusi pada hakikatnya bersifat sukarela tanpa ada keharusan
atau kewajiban sosial, bahkan lebih sukarela dibanding institusi lain,
Institusi media dikaitkan dengan industri dan pasar karena ketergantungan pada imbalan kerja,
Meskipun institusi media tidak memiliki kekuasaan, namun dia selalu berkaitan dengan kekuasaan
negara karena adanya kesinambungan pemakaian media, mekanisme hukum, dan pandangan-
pandangan yang berbeda antara satu negara dengan negara yang lain (Ibnu,1996).
HUBUNGAN INSTITUSI MEDIA DENGAN INSTITUSI
LAIN
• Institusi media berbeda dengan institusi lain. Sebagai institusi yang
berada di tengah masyarakat, industri media ‘diharuskan’ menjalin
hubungan dengan institusi lain maupun dengan masyarakat. Fakta di
lapangan, hubungan antara institusi media dengan institusi lain maupun
dengan masyarakat dapat digambarkan dalam deskripsi berikut ini.
1. Terdapat hubungan yang baik antara pers dengan masyarakat. Sampai sejauh ini
hubungan pers dengan masyarakat masih berjalan dengan baik dan harmonis.
Masyarakat merupakan sumber informasi yang dapat didistribusikan oleh pers.
2. Terdapat ikatan formal dalam wujud peraturan hukum yang dalam beberapa hal
membatasi kebebasan media, tetapi disisi lain mengarahkan media pada hal-hal
yang positif. UU pers merupakan suatu bentuk peraturan hukum yang formal
untuk mengontrol informasi serta berita yang boleh disampaikan oleh pers.
HUBUNGAN INSTITUSI MEDIA DENGAN
MASYARAKAT & INSTITUSI LAIN
3. Terdapat hubungan ekonomi yang mengkaitkan media dengan institusi lain. Institusi media
tidak dapat hidup tanpa institusi yang lain. Kita ambil contoh pemasukan ke uangan yang didapat
oleh institusi media. Sumber keuangan terbesar dari suatu institusi media berasal dari
pemasangan iklan. Pemasangan iklan sebagian besar merupakan perusahaan-perusahaan atau
institusi-institusi yang menghasilkan suatu produk atau suatu jasa. Keterikatan antara institusi
media dengan institusi yang lain sangat besar. Institusi lain tidak dapat menginformasikan
produknya tanpa ada institusi media. Sebaliknya, institusi media tidak dapat hidup tanpa institusi
lain.
4. Terdapat hubungan informal antara media dengan masyarakat yang berlangsung
secara dua arah atau timbal balik. Secara informal dan kadang-kadang tanpa disadari,
ada hubungan yang sangat erat antara institusi media dengan masyarakat.
Masyarakat sangat tergantung pada institusi media untuk mendapatkan informasi
yang up to date. Di sisi lain, masyarakat merupakan sumber berita atau sumber
informasi yang bisa di kemas oleh instituis media sebagai ‘komoditas’ yang dapat
mereka ‘jual’ kepada masyarakat.
MEDIA MASSA DI INDONESIA
Orde lama
• TVRI
Orde Baru
• MNC Group yang menguasai MNCTV, Global TV dan RCTI (Hary Tanu Sudibjo)
• Transcorp yang menguasai Trans TV dan Trans 7 (Chairul Tanjung)
• Mahaka Group (Erick Tohir)
• Kompas Gramedia Group (Jakob Oetama)
• Jawa Pos Group (Dahlan Iskan)
• Lippo Group (James T Riady)
• Media Bali Post Group (Satria Narada)
• Media Group yang menguasai Metro Tv, koran Sindo, dll (Surya Paloh)
• Tempo Group (Goenawan Muhammad)
• Bakrie Group menguasai ANTV dan TV One , SCTV dan IVM (Indosiar Visual Mandiri)
dikuasai kelompok yang sama (Aburizal Bakrie CS)
• TVRI (TV milik Negara)
• NET media (Wisnu Tama)
HEGEMONI
• Hegemoni berasal bahasa
Yunani, egemonia yang berarti
penguasa atau pemimpin.
Secara ringkas, pengertian
hegemoni adalah bentuk
penguasaan terhadap kelompok
tertentu dengan menggunakan
kepemimpinan intelektual dan
moral secara konsensus.
HEGEMONI DI MASYARAKAT
Kekuasaan berdasarkan norma masyarakat,
Kekuasaan yang diberi atas kelas sosial,
Kekuasaan atas kelas ekonomi,
Kekuasaan berdasarkan karisma pribadi/kelompok,
Kekuasaan atas hukum legal negara,
Kekuasaan berdasarkan keterampilan seseorang,
Kekuasaan yang diberi atas pengetahuan seseorang,
Kekuasaan yang diberi karena tradisi,
Kekuasaan yang diberi karena persuasi moral.
HEGEMONI MEDIA MASSA
Sebenarnya, dalam dunia politik, media massa berfungsi sebagai alat untuk mengawasi
penguasa (mengkritik). Sekarang media massa malah digunakan sebagai alat untuk
menyebarluaskan kekuasaan yang kemudian diterima secara luas oleh masyarakat menjadi
sebuah ideologi. Seperti pada era sekarang di mana para konglomerat pemilik media berusaha
menanamkan nilai-nilai bahwa mereka seakan-akan pro pada rakyat, dengan menayangkan
program-program yang sebenarnya tidak pro rakyat, namun hanya mengejar rating share.
Media massa, termasuk di dalamnya media sosial, yang notabene memiliki kekuatan ke-4 terbesar di
dunia setelah eksekutif, legislative dan yudikatif, sekali lagi telah menggambarkan kekuasaan besarnya
sebagai pembentuk opini public melalui konsep hegemoni yang dimunculkan oleh para pemangku
kepentingan media tersebut dan para stakeholders yang teribat di dalamnya, seperti pengiklan atau
pemberi sponsor kuat pada setiap program dari media tersebut. Masyarakat akan terstimuli dan meniru
apa yang ditampilkan oleh media massa. Pergerakan sosial, kesadaran berpolitik, berpartisipasi dalam
menentukan pilihan atau selera baik untuk tokoh, partai atau artis, dan hal lain yang mencakup alam
nalar manusia, adalah hasil hegemoni yang diberikan oleh media massa hasil dari kaum ‘intelektual
organic’ yang berhasil meracuni masyarakat dengan ideology-ideologinya, baik itu ideology politik,
bisnis, dan hal lain.