gilirannya berasal dari kata thea dalam bahasa Yunani yang berarti ‘cara atau hasil
pandang’-- adalah suatu konstruksi di alam ide imajinatif manusia tentang realitas-realitas
yang ia jumpai dalam pengalaman hidupnya.
Ketika kita membahas sebuah teori, yang pertama-tama perlu dilakukan adalah memahami
apa teori itu. Beberapa ahli berbeda pandangan tentang teori. Apalagi jika hal itu ditanyakan
kepada kalangan ilmuwan sosial maupun ilmuwan eksak. Jawaban yang dikemukakan akan
sangat berbeda, tergantung pada kebutuhan para ahli, kepercayaan tentang dunia sosial, dan
pengalamannya. Berikut ini adalah definisi teori menurut para ahli:
“Cerita tentang bagaimana dan mengapa sesuatu itu telah terjadi. Para ahli
biasanya memulai dengan asumsi menyeluruh, termasuk seluruh bidang sosial
yang dibentuk oleh aktivitas manusia, menyatakan landasan kepastian dan
proses serta sifat dasar yang menerangkan pasang surutnya peristiwa dalam
proses yang lebih khusus.”
Definisi teori menurut Bowers dan Courtright (1984)
Teori Kultivasi pada dasarnya menyatakan bahwa para pecandu (penonton berat/heavy
viewers) televisi membangun keyakinan yang berlebihan bahwa “dunia itu sangat
menakutkan” . Hal tersebut disebabkan keyakinan mereka bahwa “apa yang mereka lihat di
televisi” yang cenderung banyak menyajikan acara kekerasan adalah “apa yang mereka
yakini terjadi juga dalam kehidupan sehari-hari”.
Dalam hal ini, seperti Marshall McLuhan, Gerbner menyatakan bahwa televisi merupakan
suatu kekuatan yang secara dominan dapat mempengaruhi masyarakat modern. Kekuatan
tersebut berasal dari kemampuan televisi melalui berbagai simbol untuk memberikan
berbagai gambaran yang terlihat nyata dan penting seperti sebuah kehidupan sehari-
hari.Televisi mampu mempengaruhi penontonnya, sehingga apa yang ditampilkan di layar
kaca
, dipandang sebagai sebuah kehidupan yang nyata, kehidupan sehari-hari. Realitas yang
tampil di media dipandang sebagai sebuah realitas objektif.
2. Teori Normatif (Normative Theory)
serangkaian nilai sosial ingin diterapkan dan dicapai sesuai dengan sifat dasar nilai-nilai
sosial tersebut. Jenis teori ini begitu penting karena berperan dalam membentuk institusi
media. Bahkan media berpengaruh besar dalam membentuk apa yang diharapkan oleh
Seorang ahli ilmu politik Amerika Serikat pada tahun 1948 mengemukakan suatu
ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan
yang merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi massa adalah
dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
• Siapa (Who)
• Berkata apa (Says what)
• Melalui saluran apa (in which Channel)
• Kepada siapa (to Whom)
• Dengan efek apa (with what Effect)
Ungkapan dalam bentuk pertanyaan yang dikenal sebagai Formula Lasswell ini, meskipun
sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan suatu fenomena komunikasi massa, telah
membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur pada kajian terhadap komunikasi
massa. Selain dapat menggambarkan komponen-komponen dalam proses komunikasi
massa, Lasswell sendiri menggunakan formula ini untuk membedakan berbagai jenis
penelitian komunikasi.
4. Teori Akal Sehat (Commonsense Theory)
Teori ini merupakan pengetahuan dan gagasan yang dimiliki oleh setiap
orang dengan begitu saja atau melalui pengalaman langsung dengan
masyarakat. Setiap pembaca surat kabar atau penonton televisi mempunyai
teori sendiri (artinya mempunyai seperangkat gagasan) tentang media
tersebut.
Misalnya:
Gagasan tentang bagaimana keberadaan media, kegunaan media, peran
media dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana seharusnya membaca
koran atau menonton televisi, dan lain-lain. Masing-masing orang
memiliki teori berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya tanpa ada
usaha atau melalui pengalamannya sehari-hari.
Dennis McQuail menyederhanakan teori-teori komunikasi massa yang ada menjadi 4
jenis yaitu:
1. Teori Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Scientific Theory)bersumber dari
observasi sistematis yang sedapat mungkin diupayakan bersifat objektif.
Sumber teori ini merupakan kenyataan tentang media.
2. Teori Normatif (Normative Theory) Media berpengaruh besar dalam
membantu apa yang diharapkan oleh publik media, organisasi, serta
pelaksananya itu sendiri.
3. Teori Praktis (Operational Theory) Sebuah teori masuk dalam rumpun teori
praktis karena bisa membantu menemukan jawaban masalah, misalnya, “Apa yang
dapat menyenangkan publik?”, “Faktor apa sajakah yang dapat membuahkan hasil”,
berita seperti apa yang berharga atau mempunyai nilai berita (news value)?”, dan “
Bagaimana tanggung jawab wartawan dan media tertentu dalam situasi tertentu
pula?”
4. Teori Akal Sehat (Commonsense Theory) Teori ini merupakan pengetahuan
dan gagasan yang dimiliki oleh setiap orang dengan begitu saja atau melalui
pengalaman langsung dengan masyarakat
Penggunaan suatu teori didasarkan pada kebutuhan dan situasi yang sedang terjadi.
Nurudin, M.Si., Pengantar Komunikasi Massa, Rajawali Pers,
Jakarta, 2007.
Elvinaro Ardianto, M.Si, Drs.; Lukiati Komala, M.Si., Dra.;
Siti Karlinah, M.Si., Dra., Komunikasi Massa, Suatu
Pengantar, Edisi Revisi, Simbiosa Rekatama Media,
Bandung, 2007.
http://Teori –teori Dasar Komunikasi Massa. Blog Mahasiswa
Kupu-kupu.com
http://Nurudin Teori Kultivasi.blogspot.com
http://Teori Kultivasi<< Slamet Mulyana.com