Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka saya yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, serta untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

KUPANG, SEPTEMBER 2019

KELOMPOK 7

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................3
1.3 Tujuan...........................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Televisi........................................................................................................4
2.2 Sejarah Perkembangan Televisi di Indonesia................................................................5
2.3 Karakteristik Televisi....................................................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin berkembangnya teknologi secara umum, dunia komunikasi juga mengalami


kemajuan. Salah satu bukti riil-nya adalah dengan berkembangnya media massa cetak ke media massa
elektronik. Jika dulu kita hanya mengenal buku, surat kabar, majalah, dan media massa cetak lainnya,
sekarang kita juga mengenal media massa elektronik seperti rekaman, radio, film, televisi dan bahkan
internet. Dalam makalah ini, bahasan akan lebih difokuskan pada televisi.

            Televisi bukan merupakan suatu kata yang asing di telinga kita. Hampir dapat dipastikan
bahwa setiap hari kita menonton televisi (TV). Atau minimal, saat ini dalam satu rumah terdapat
paling tidak satu TV. Hal ini disebabkan karena orang-orang membutuhkan TV untuk mengetahui
berita dan informasi terkini tentang terjadi baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentu
sebagai sesuatu yang tidak asing bahkan menjadi bagian dari hidup kita, perkembangan televisi itu
sendiri akan berdampak bagi kehidupan kita secara mikro dan untuk kehidupan Indonesia secara
makro. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai sejarah perkembangan TV dan
karakteristik TV itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Televisi?


2. Bagaimana perkembangan Televisi di Indonesia?
3. Apa saja karakteristik Televisi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian televisi.


2. Untuk mengetahui perkembangan televisi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui karakteristik televisi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TELEVISI

Menurut Baksin (2006: 16) mendefinisikan bahwa: “ Televisi merupakan hasil produk
teknologi tinggi ( hi-tech ) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan
audiovisual gerak memiliki kekuatan yang sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan
tindak individu ”.

Menurut Parwadi (2004: 28) menyatakan bahwa: “ Televisi adalah sistem pengambilan
gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut
diambil dengan kamera televisi, diubah sebagai sinyal listrik, dan dikirim langsung lewat kabel listrik
kepada pesawat penerima ”.

Berdasarkan kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa televisi adalah sistem elektronis yang
menyampaikan suatu isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak dan merupakan sistem pengambilan
gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Dengan demikian,
televisi sangat berperan dalam mempengaruhi mental, pola pikir khalayak umum. Televisi karena
sifatnya yang audiovisual merupakan media yang dianggap paling efektif dalam menyebarkan nilai-
nilai yang konsumtif dan permisif.

Televisi merupakan salah satu bentuk media sebagai alat komunikasi massa. Komunikasi
massa merupakan pesan yang dikomunikasikan lewat media massa pada sejumlah besar orang. Media
yang termasuk komunikasi massa yaitu siaran radio, televisi, film yang dikenal sebagai media
elektronik, serta surat kabar dan majalah yang keduanya termasuk media cetak. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa televisi merupakan media komunikasi massa yang memiliki perpaduan antara
audio dan visual, yang mana masyarakat dapat melihat mendengar melalui audio dan melihat melalui
visual.

4
2.2 SEJARAH TELEVISI DI INDONESIA DAN PERKEMBANGANNYA

Televisi merupakan salah satu media memiliki kekuatan yang sangat besar dalam
mempengaruhi masyarakat. Hingga ini, televisi masih dianggap sebagai pusat informasi bagi sebagain
besar orang di dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai salah satu media massa, televisi memiliki
dampak yang kuat dalam membentuk opini publik. Di Indonesia, televisi dan siaran pertelevisian
memiliki sejarah yang panjang. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sejarah televisi di Indonesia
beserta stasiun televisi serta perkembangan program siaran televisi hing

AWAL PERTELEVISIAN INDONESIA

Sejarah televisi Indonesia dimulai dari disiarkannya stasiun televisi pertama Indonesia


bernama TVRI (Televisi Republik Indonesia). TVRI memulai siaran perdana nya di 17 Agustus 1962.
TVRI menyiarkan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia dari halaman Istana Merdeka
Jakarta pada saat itu. Sebelumnya, TVRI sebenarnya merupakan program khusus yang dilaksanakan
untuk menyukseskan ASIAN Games di Jakarta tahun 1962. Presiden Soekarno memiliki andil yang
cukup besar dalam pembangunan TVRI sebagai stasiun televisi pertama di Indonesia.

Di tanggal 24 Agustus 1962, TVRI kembali menyiarkan siaran langsung upacara pembukaan
Asian Games keempat dari Stadion Gelora Bung Karno. Hari inilah yang sampai kini diperingati
sebagai hari ulang tahun TVRI. Setelahnya, TVRI mulai menyiarkan tayangan televisi secara reguler
kepada masyarakat. Pemerintah pun mengeluarkan Keppres tentang pembentukan TVRI Foundation
yang bertugas menjadi badan yang mengatur penyiaran TVRI. Di tahun awalnya, TVRI mampu
menjaring 10.000 pemilik televisi di Indonesia.

Dari periode tahun 1963 – 1976, TVRI mendirikan stasiun televisi di beberapa kota besar
seperti Yogyakarta, Medan, Makassar, Balikpapan dan Palembang. Sebelumnya TVRI masih
menyiarkan tayangan hitam putih, hingga akhirnya di tahun 1979, TVRI mulai memperkenalkan
siaran berwarna. TVRI menjadi cikal bakal media komunikasi di Indonesia.

LAHIRNYA TELEVISI SWASTA

Pada tahun 1976, satelit palapa A1 diresmikan oleh SKSD. Satelit ini memungkinkan TVRI
pada saat itu untuk mendistribusikan siarannya menjadi lebih luas sampai skala nasional. Memasuki
tahun 1980, TVRI memperkenalkan sistem dual chanel dimana terdapat TVRI nasional dan TVRI
lokal dengan saluran dan konten lokal dari beberapa provinsi di Indonesia.

Adanya perkembangan ini menimbulkan peluang bagi pihak swasta untuk mengembangkan
stasiun televisi baru. Di tanggal 24 Agustus 1989, lahirlah stasiun televisi kedua di Indonesia bernama
Rajawali Citra Televisi atau dikenal dengan nama RCTI.

RCTI dimiliki oleh Bambang Trihatmodjo, anak dari Presiden Soeharto yang kala itu masih
menjabat sebagai Presiden RI. RCTI adalah stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yang
memiliki cakupan siaran nasional. Setelah itu di tanggal 24 Agustus 1990, didirikan stasiun televisi
ketiga bernama Surya Citra Televisi atau SCTV. Sebelumnya, SCTV ini memiliki nama SCTI atau
Surabaya Centra Televisi Indonesia. SCTV dimiliki oleh Sudwikatmono. Setelah kemunculan RCTI
dan SCTV, perkembangan stasiun televisi swasta sangat pesat di Indonesia.

5
Berturut turut lahirlah stasiun televisi swasta di Indonesia sebagai berikut:

1. RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia, 24 agustus 1989)


2. SCTV (Surya Citra Televisi,, 26 agustus 1989)
3. TPI (Televisi Pendidikan Indonesia namun saat ini berganti nama menjadi MNC tv,23 Januari
1991)
4. ANTV (Andalas Televisi, 1 maret 1993)
5. Indosiar ( 11 Januari 1995)
6. Metro TV
7. Trans TV
8. Trans7 (dulunya bernama TV7)
9. Global TV
10. Lativi (kemudian berganti nama TV One)
11. Net TV

Selain kemunculan televisi swasta nasinal, orang-orang didaerah pun turut mengembangkan
televisi lokal berbasis daerahnya masing-masing.  Berikut beberapa stasiun televisi lokal daerah.

1. JTV dari jatim


2. CTV darii Banten
3. Fajar TV dari Makassar
4. Bali TV dari Bali
5. Sakti TV dari Madiun
6. Jogja TV dari Jogja dan masih banyak stasiun televisi lokal swasta lainnya.

Setelah era tersebut, masih ada kemunculan stasiun televisi lainnya baik stasiun televisi baru
maupun stasiun televisi yang berganti wajah seperti Lativi menjadi TVone, TV7 menjadi Trans7, TPI.

PERKEMBANGAN SIARAN TELEVISI

Di Indonesia, perkembangan program televisi juga menjadi hal yang menarik untuk dibahas.
Di awal kemunculannya, televisi digunakan untuk menyiarkan acara penting, seperti Asian Games
atau Upacara Kemerdekaan RI dan mengabarkan berita. Seiring dengan perubahan zaman, program
televisi menjadi semakin bervariasi dengan adanya program televisi yang lebih bersifat menghibur
ketimbang unsur pendidikan. Berikut adalah perkembangan program siaran pada televisi di Indonesia

A. Program Berita dan Pendidikan

Stasiun televisi pertama di Indonesia, TVRI memfokuskan diri untuk menyiarkan konten
yang bersifat mendidik dan informatif. Pada saat itu, televisi menjadi alat pemerintah untuk
membangun opini publik dengan menyiarkan kegiatan politik dan sosial pemerintah yang berkuasa
pada saat itu. TVRI memilki program berita unggulan bernama ‘Dunia Dalam Berita’ dan ‘Berita
Nasional’ yang ditayangkan pada jam prime time. Setelah itu, muncul TPI yang awalnya
memiliki positioning sebagai televisi pendidikan yang mendukung siaran TVRI.

TPI di tahun awalnya berbagi saluran dengan TVRI dan menayangkan beberapa program
pendidikan. Setelah era orde baru berakhir, muncul beberapa televisi swasta yang memiliki fokus
siaran di konten berita. Metro TV adalah TV berita pertama di Indonesia yang mulai siaran di akhir
tahun 2000. Metro TV menyiarkan lebih banyak konten berita, talkshow politik dan acara televisi
lainnya ketimbang program hiburan.

6
Hingga kini, muncul stasiun televisi berita lain seperti TVOne, KompasTV, CNN Indonesia
dan lainnya. Selain itu, stasiun TV lain juga memilki program berita yang cukup populer seperti
Liputan 6 (SCTV), Seputar Indonesia (RCTI), Patroli (Indosiar), dan lainnya. Meski memiliki
program berita yang mendidik, tidak dipungkiri pula bahwa beberapa stasiun TV saat ini juga
diboncengi niatan politik tertentu sehingga pemberitaan yang dikeluarkan kadang berat sebelah dan
tidak adil.

B. Program Hiburan

Televisi pada saat ini sebenarnya lebih banyak digunakan sebagai sarana hiburan oleh
kebanyakan masyarakat. TV dianggap sebagai sarana hiburan yang paling mudah dan murah sehingga
masih banyak penduduk Indonesia bergantung pada program hiburan yang ada di stasiun televisi.
Perkembangan program hiburan di Indonesia pun sangat beragam dengan persaingan antar stasiun
televisi yang juga semakin ketat.

Berikut beberapa contoh program hiburan di televisi Indonesia:

 Sinetron. Sinetron masih menjadi salah satu tayangan hiburan terfavorit di Indonesia. Sejak
awal kemunculannya hingga kini, sinetron selalu mendapat tempat teratas sebagai program
yang paling banyak ditonton. Sinetron pun memliki perkembangan genre sesuai dengan era
nya saat itu. Selain sinetron asli produksi lokal, beberapa sinetron luar juga sempat menghiasi
layar kaca Indonesia antara lain telenovela (sinetron dari kawasan Amerika Latin), drama
Asia Timur, drama Hollywood sampai sinetron India dan Turki yang cukup popular
belakangan ini.
 Acara Musik. Acara musik pun memiliki perkembangan yang cukup variatif. Dahulu, ada
siaran musik khusus bernama MTV Indonesia yang menayangkan konten musik berupa video
clip, chart lagu populer maupun talkshow dengan pelaku musik saat itu. Kemudian muncul
era acara musik live di TV yang kini masih bersiaran di setiap pagi Anda.
 Reality Show. Acara hiburan jenis ini juga berkembang dengan pesat di Indonesia. Reality
show selalu memiliki tempat di hati penonton Indonesia.

Iklan di Televisi

Pada awal kemunculan siaran televisi, TVRI tidak memberikan slot iklan di tayangan
siarannya. Baru di tanggal 1 Maret 1953, TVRI menayangkan iklan atau pada saat itu dikenal dengan
siaran niaga. Iklan pada saat itu dilakukan untuk mengatasi jam siaran televisi yang makin meningkat
karena meningkatnya akses masyarakat terhadap siaran TVRI sehingga meningkatkan demand akan
siaran televisi. Di tanggal 5 Januari 1980, Presiden Soeharto mengeluarkan peraturan untuk
menghilangkan iklan atau siaran niaga di TVRI. Soeharto berpendapat bahwa iklan dapat memberikan
pengaruh yang buruk terhadap pembangunan Indonesia di kala itu.

Meski begitu, di tahun 1989, saat RCTI pertama kali melakukan siarannya, stasiun TV ini
diperbolehkan menayangkan siaran iklan dengan ketentuan hanya boleh berdurasi 15% dari jam
siaran RCTI. Setelah itu dengan banyaknya stasiun televisi swasta yang bermunculan, maka iklan
menjadi sesuatu yang pasti ada dalam setiap siaran televisi di Indonesia. Iklan adalah salah satu
komunikasi pemasaran yang sangat efektif. Hingga kini, iklan menjadi salah satu pendukung terbesar
dari siaran televisi yang meningkatkan laba perusahaan pertelevisian di Indonesia.

7
2.3 KARAKTERISTIK MEDIA TELEVISI

Televisi adalah salah satu penemuan yang paling terkenal di abad komunikasi massa.
Menelusuri jejak sejarah perkembangan teknologi komunikasi, televisi  lahir setelah adanya beberapa
temuan teknologi seperti telepon, telegraf, fotografi, dan alat perekam suara. Dalam McQuail (1987 :
15) Raymond Williams menyatakan bahwa berbeda dengan jenis teknologi komunikasi terdahulu,
baik radio maupun televisi merupakan sistem yang memang dirancang terutama untuk kepentingan
transmisi dan penerimaan yang merupakan proses yang abstrak, yang batasan isinya sangat terbatas
atau bahkan sama sekali tidak ada. Dengan demikian, sejatinya radio dan televisi awalnya hanya
merupakan suatu teknologi. Dalam perkembangannya, radio dan televisi kemudian berperan sebagai
alat pelayanan.

Sejarah televisi di Indonesia sendiri baru dimulai ketika usia Indonesia memasuki masa
remaja yakni 17 tahun pada tahun 1962. Saat itu, untuk pertama kalinya Televisi Republik Indonesia
menyiarkan Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1962 di Istana
Merdeka, Jakarta. Peristiwa besar lainnya yang juga disiarkan oleh Televisi Republik Indonesia saat
itu adalah Upacara  Pembukaan Asian Games IV di Gelora Bung Karno, Jakarta.

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia dan perkembangan media


massa di Indonesia yang ditandai dengan diluncurkannya satelit komunikasi Palapa A1 pada tahun
1976, menandakan semakin meluasnya siaran Televisi Republik Indonesia. Di Indonesia, selain
stasiun televisi miliki pemerintah, berbagai stasiun televisi milik swasta pun mulai bermunculan di
penghujung tahun 1980an. Hingga tahun 2015, jumlah stasiun televisi di seluruh Indonesia mencapai
523 stasiun televisi baik lokal maupun nasional. Sejak saat itu, masyarakat Indonesia mulai
disuguhkan dengan berbagai jenis program televisi yang sangat variatif.

Sebagai salah satu media massa menurut para ahli, televisi telah menjadi primadona di abad
20. Para ahli komunikasi tertarik dengan berbagai fenomena yang terjadi sebagai dampak konsumsi
televisi oleh masyarakat. Berbagai penelitian pun dilakukan untuk mengkaji sejauh mana efek media
massa khususnya televisi terhadap sikap dan perilaku masyarakat. Berbagai teori
komunikasi khususnya teori komunikasi massa pun bermunculan. Tidak hanya yang fokus pada efek
media massa yang melahirkan banyak teori  efek media massa, melainkan juga teori yang fokus pada
media massa itu sendiri yang melahirkan teori media massa. Berbagai teori komunikasi menurut para
ahli tersebut dirumuskan guna mengkaji kekuatan media massa khususnya televisi terkait dengan
karakteristik yang dimilikinya.

8
Di dalam buku Elvinaro (2007:137-139), karakteristik televisi dibagi kedalam tiga jenis
sebagai berikut:

Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh media televisi adalah sebagai berikut :

1. Audiovisual

Jika dibandingkan dengan media penyiaran lainnya televisi memiliki suatu kelebihan, yaitu dapat
didengar sekaligus dilihat. Oleh karena itu, televisi dapat dikatakan sebagai media massa elektronik
audiovisual. Walaupun demikian, bukan berarti gambar lebih penting dari kata-kata, akan tetapi
keduanya harus ada kesesuaian yang baik.

2. Berpikir Dalam Gambar

Terdapat dua tahapan yang dilakukan pada proses berpikir dalam gambar. Yang pertama,
visualisasi (visualization) yaitu menerjemahkan kata-kata yang memiliki gagasan yang menjadi
gambar secara individual. Yang kedua, picturization (penggambaran) yaitu suatu kegiatan merangkai
gambar-gambar yang dilakukan dengan sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya dapat mengandung
arti atau makna tertentu.

3. Pengoprasian Lebih Kompleks

Jika dibandingkan dengan siaran radio, siaran televisi jauh lebih kompleks serta lebih banyak
melibatkan orang. Peralatan yang digunakan dalam siaran televisi pun lebih banyak serta dalam
mengoprasikannya pun lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan
dibidang itu dan harus terlatih.

Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh media televisi secara umum adalah sebagai
berikut :

1. Televisi adalah media budaya

Sejak penemuannya hingga sekarang, televisi dipandang sebagai media budaya massa. Yang
dimaksud dengan budaya massa adalah isi yang lazim diproduksi dan disebarluaskan oleh media
massa selama puluhan tahun. Budaya massa juga diartikan sebagai seperangkat nilai dan gagasan
budaya yang muncul dari keterpaparan umum suatu populasi terhadap kegiatan budaya, media
komunikasi, musik, serta seni yang sama, dan lain sebagainya.

Budaya massa hanya dimungkinkan dengan adanya komunikasi modern dan media


elektronik. Budaya massa dtransmisikan kepada individu. Budaya massa cenderung mereproduksi
nilai liberal individualisme dan untuk menumbuhkan pandangan warga sebagai konsumen.
Perkembangan budaya massa terkait dengan perkembangan masyarakat massa dan media massa.

2. Televisi adalah media audio visual

Salah satu karakteristik media radio adalah media audio yang mengandung arti bahwa radio
hanya mengandalkan suara di dalam isi pesannya. Hal ini berbeda dengan televisi yang merupakan
media audio visual. Televisi tidak hanya menggunakan suara melainkan juga sisi visual dalam
menyampaikan pesan kepada khalayak.

9
Karakter audio visual yang dimiliki oleh televisi membuatnya disebut sebagai medium ajaib
atau kotak ajaib yang memungkinkan kita untuk melihat dunia dari kamar kita. Kekuatan visual yang
dimiliki oleh televisi membantu televisi menciptakan kesan di otak kita yang kemudian mengarah
pada pelibatan emosional. Kualitas audio visual juga membuat gambar dalam televisi menjadi lebih
dapat diingat.

3. Televisi adalah media domestik

Terkait dengan televisi sebagai media audio visual, maka kita tidak perlu keluar rumah untuk
dapat melihat dunia secara langsung. Hanya dengan duduk manis di depan televisi di ruang tengah
atau kamar kita sendiri maka kita dapat melihat berbagai peristiwa dari seluruh dunia. Sifat domestik
yang dimiliki oleh televisi membuatnya sebagai media terdekat yang membuat pemirsa merasa dekat
dengan pembawa acara dari sebuah siaran berita atau drama televisi. Hal ini berbeda dengan film
yang memiliki karakter yang sama yaitu audio visual. Namun, untuk bisa melihat film, kita harus
pergi ke luar rumah dalam hal ini bioskop untuk bisa menonton film terutama film terbaru.

4. Televisi adalah media siaran langsung

Televisi memiliki sifat siaran langsung yang memungkinkan televisi mengirimkan gambar-
gambar visual serta informasi secara bersamaan. Misalnya, putaran final Piala Dunia atau gempa bumi
yang terjadi di Aceh beberapa waktu lalu atau gambaran terjangan tsunami setelah gempa di Jepang
adalah contoh televisi memiliki sifat dapat menyiarkan secara langsung berbagai kejadian di dunia.
Sifat ini memungkinkan kita sebagai pemirsa menjadi saksi berbagai kejadian atau peristiwa yang
terjadi di suatu tempat yang jauh jaraknya.

5. Televisi adalah media massa

Tidak semua orang memiliki kemampuan baca tulis yang memadai. Bahkan di Indonesia
sendiri masih banyak penduduk yang tidak memiliki kemampuan baca tulis yang baik. Namun,
walaupun begitu, mereka mampu untuk menonton televisi. Setiap orang yang memiliki antena televisi
dapat mengakses jenis-jenis informasi ataupun jenis-jenis berita yang disajikan oleh televisi. Hal ini
membuat televisi dipandang sebagai media ideal untuk mengirimkan pesan kepada khalayak luas.
Karakteristik yang dimiliki oleh televisi ini membuat televisi sebagai media komunikasi yang ideal
untuk menyampaikan pesan-pesan sosial ataupun pesan-pesan pembangunan dalam
bidang komunikasi pembangunan.

6. Televisi adalah media sementara

Berbeda dengan karakteristik media cetak yang dapat disimpan untuk bisa dibaca di lain
waktu, siaran televisi tidak dapat disimpan kecuali kita merekamnya terlebih dahulu. Karena keluaran
yang begitu besar dan tidak permanen, berbagai program televisi tidak mudah untuk direkam oleh
pemirsa. Secara praktek, tidak mungkin untuk merekam setiap program acara yang tampil di televisi.
Karena itu, televisi umumnya diidentifikasi sebagai media sementara.

Namun, sejalan dengan perkembangan teknologi, kini berbagai program televisi dapat kita lihat
kembali melalui saluran televisi yang ada di media sosial. Umumnya, kini setiap stasiun televisi
memiliki saluran khusus di media sosial agar dapat menjangkau lebih banyak khalayak serta
memberikan peluang bagi pemirsa untuk melihat kembali berbagai program acara televisi yang tidak
sempat ditonton.

10
7. Televisi adalah media yang mahal

Bagi mahasiswa ilmu komunikasi tentu paham bagaimana rupa bentuk sebuah studio televisi.
Hal ini dikarenakan jurusan ilmu komunikasi memiliki studio mini televisi untuk mempelajari
manajemen produksi siaran televisi. Studio mini tersebut merupakan miniatur dari stasiun televisi
yang sesungguhnya. Dalam studio televisi terdapat jenis-jenis kamera video, beragam properti,
perangkat studio lain seperti lampu dan lain sebagainya. Umumnya, media penyiaran seperti televisi
membutuhkan biaya yang tidak sedikit, beragam peralatan, melibatkan teknologi serta organisasi yang
sangat kompleks serta didukung oleh sumber daya manusia yang berpengalaman.

8. Siaran televisi dikirim melalui gelombang udara

Tidak seperti surat kabar yang dikirimkan dari pintu ke pintu, pesan televisi dikirim melalui
gelombang udara. Dapat dikatakan bahwa televisi tidak memiliki sistem distribusi siaran yang rumit.

9. Televisi adalah media dokumentasi

Seperti media komunikasi lainnya, televisi memiliki beberapa fungsi media massa seperti


untuk penyebaran informasi atau diseminasi informasi. Dengan kekuatan pada audio visual, televisi
dipandang lebih tepat untuk menyediakan informasi dokumenter karenanya kita akan mendapatkan
fungsi-fungsi yang lebih rinci, proses, dan mode rinci lainnya.

10. Komunikator televisi bersifat melembaga

Umumnya, yang menjadi komunikator dalam proses penyampaian pesan melalui televisi
adalah lembaga. Sumber atau komunikator sebagian besar merepresentasikan institusi atau organisasi
dimana ide atau gagasan dimulai. Dalam hal sumber dan penerima adalah berbeda, pengirim adalah
milik institusi media atau seorang profesional dalam komunikasi media. Hal ini berbeda
dengan komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi dimana yang menjadi komunikator
adalah perorangan.

11. Pesan televisi bersifat umum

Pesan-pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat umum yang membutuhkan reproduksi
agar dapat membuatnya mudah untuk dikomunikasikan melalui media televisi. Pesan diproses dan
ditempatkan ke dalam berbagai bentuk program acara seperti talk show, wawancara, dan lain
sebagainya.

12. Khalayak televisi bersifat umum, luas, heterogen, anonim

Televisi sebagai salah satu media massa elektronik memiliki khalayak yang bersifat massa
yang disebut juga dengan khalayak massa. Yang dimaksud dengan khalayak massa adalah individu
yang disatukan oleh titik perhatian yang sama, yang terlibat dalam perilaku yang sama terhadap tujuan
yang sama. Namun individu yang terlibat tidak diketahui atau tidak mengenal satu sama lain. Ciri
yang paling menonjol dari televisi sebagai salah satu media komunikasi massa adalah khalayak yang
luas yang terpisah dari sumber dengan jarak yang jauh secara geografis.

11
13. Umpan balik televisi bersifat tertunda

Televisi sebagai media massa memiliki umpan balik yang bersifat tertunda atau tidak
langsung. Sumber yang mengkomunikasikan pesan kepada khalayak massa juga harus bergantung
pada cara-cara tidak langsung seperti survei reaksi penonton atau tinjauan program untuk mengetahui
reaksi penonton terhadap pesan yang telah disampaikan.

14. Televisi sebagai penjaga pintu gerbang

Televisi sebagai media massa melakukan beberapa kontrol atas pemilihan dan pengeditan
pesan yang disampaikan kepada khalayak massa. Hal ini dilakukan oleh individu maupun organisasi
yang melibatkan penetapan standar dan batasan tertentu yang menjadi pedoman pengembangan
konten dan penyampaian pesan.

15. Gangguan dalam siaran televisi

Gangguan dalam siaran televisi pada umumnya meliputi gangguan yang terjadi pada saluran
komunikasi maupun gangguan semantik. Gangguan pada saluran komunikasi berkaitan dengan sistem
transmisi yang dimiliki oleh televisi. Sementara itu, gangguan semantik meliputi kesalahan pengejaan,
bahasa yang digunakan, perbedaan tingkat pendidikan dan lain sebagainya.

Karakteristik media televisi lainnya adalah (16 – 25) :

 Komunikasi umumnya bersifat satu arah


 Kadar dan tipe institusionalisasi tergantung pada media dan pasar
 Isi dan makna bersifat dangkal
 Isi tidak bermakna ganda
 Isi bersifat menyenangkan
 Tujuan pemakaian adalah untuk kesenangan seketika atau pengalihan perhatian
 Tipe organisasi dan produksi ditujukan untuk pasar massa
 Memanfaatkan teknologi secara terencana dan terorganisasi
 Membutuhkan media lain untuk menjangkau khalayak yang lebih luas
 Hubungan antara komunikator dan khalayak tidak dekat

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sebagai manusia yang hidup di jaman sekarang ini, kita bersyukur mempunyai peradaban
yang sudah demikian maju baik budaya sosial politik maupun teknologi. Media televisi yang begitu
pesat perkembangannya memberikan banyak kemudahan bagi manusia untuk mendapatkan informasi
yang kini hanya tinggal memilih sesuai dengan keinginannya. Dibalik itu kita sebagai penikmat
sekaligus sasaran (komunikan) harus semakin dewasa untuk mampu memilih dan memilah sajian
yang akan diserap melalui media ini.

Dengan perimbangan kedewasaan yang harus diikuti baik antara komunikator dan komunikan
dalam proses komunikasi ini niscaya akan memberikan dampak yang sangat positif untuk kemajuan di
berbagai bidang. Harus diingat betapapun hebatnya media televisi yang mampu menjangkau wilayah
siar yang bahkan dikatakan tak terbatas dengan cakupan sasaran audience yang majemuk baik strata
sosial, ekonomi, pendidikan, umur maupun budaya tetaplah hanya berperan sebagai alat untuk
menyampaikan pesan saja. Ukuran, sifat maupun bobot informasi yang disampaikan tetap tergantung
pada apa, siapa dan tujuan pesan itu diolah, dikemas dan disiarkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/32373099/
TELEVISI_PENGERTIAN_SEJARAH_KEKURANGAN_DAN_KELEBIHANNYA_.rtf

https://pakarkomunikasi.com/sejarah-televisi-di-indonesia

https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi

14

Anda mungkin juga menyukai