Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PUBLIC RELATION WRITING

DIMENSI TEKNIS PUBLIC RELATION WRITING


Dosen:I GedeTitahPratyaksa, S.I.Kom.,M.I.Kom

Oleh :

Ni Putu Sumariani : 2112061019


Kadek Krisna Jaya Dwipa : 2112061018

SEMESTER 4
JURUSANDHARMADUTA,PRODIILMUKOMUNIKASI
STAHNEGERIMPUKUTURANSINGARAJA
TAHUNPELAJARAN2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan makalah Public Relation Writing ini yang berjudul
“Dimensi Teknis Public Relation Writing” dengan tepat waktu.
Dengan makalah ini penulis dapat mengetahui bagaiman Dimensi Teknis Public Relation
Writing. Selain itu, tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas bagi
mahasiswa STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja dalam mata kuliah Public Relation
Writing.
Dalam Penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Semoga dengan disusunnya makalah ini, dapat membantu menambah pengetahuan
para mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Om shanti, shanti, shanti om

Singaraja,26 Februari 2023

Penulis,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3Tujuan Penulisan...............................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Publisitas...........................................................................................................................3
2.2 Peta Pikir Menulis............................................................................................................4
2.3 Penulisan Siaran Pers.......................................................................................................5
2.4 Teknik Wawancara...........................................................................................................6
2.5 Menulis Berita .............................................................................................................................7

BAB III
PENUTUP..................................................................................................................................7
3.1 KESEIMPULAN..............................................................................................................7
3.2 SARAN.............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8
A. Jurnal...............................................................................................................................8
B. Internet............................................................................................................................8

3
BAB I
PENDAHULUAN
LatarBelakang
Public Relation merupakan proses penyampaian sebuah informasi dari internal
lembaga atau pemerintahan dan swasta kepada publik lewat berbagai media. Bidang ini juga
terkait dengan pembentukan citra baik dan reputasi seseorang atau sebuah lembaga didepan
publik. Dengan demikian, bahwa yang dimaksud dengan publik relation adalah segala upaya,
usaha yang dilakukan dengan tujuan untuk menanamkan persepsi, tanggapan penilaian dari
orang lain.
Firsan Nova mendefinisikan public relation merupakan suatu hal yang menumbuhkan
dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga (organisasi) denngan publiknya, internal
maupun ekternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motifasi dan
partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang
menguntungkan lembaga organisasi.
memasuki revolusi industri muncul istilah cyber publik relations yang segala hal nya
memanfaatkan smarpone dan internet sebagai sarana publik utama. Hal ini tentu sangat
berbeda dengan media sebelumnya yang hanya mengandalkan media cetak. Sebagai seorang
praktisi menyebutkan cyber public relations ini dengan electronic public relations.
Bob J.Onggo mendefinisikan elektronik publik relations, yaitu komunikasi media
internet dimanfaatkan oleh public relations untuk membangun merek atau brand dan
memelihara kepercayaan publik. Dengan kelebihan komunikasi bersifat konstan, karena
internet bekerja selama 24 jam selama 7 hari dengan potensi target publik seluruh dunia.
Selain itu, respon yang cepat sehingga tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk
mendapatkan jawaban.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud publisitas ?
2. apa yang dimaksud dengan peta pikiran menulis ?
3. Cara menulis siaran pers ?
4. Apa saja teknik dalam wawancara ?
5. Bagaimana cara menulis berita ?

1.3Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud publisitas


2. Untuk mengetahui apa itu peta pikiran
3. Untuk mengetahui cara menulis siaran pers
4. Untuk mengetahui teknik dalam wawancara
5. Untuk mengetahui cara menulis berita

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PUBLISITAS
Publisitas merupakan bagian terpenting dalam hubungan dengan media (media
relations). Seringkali muncul anggapan bahwa kepala humas bertindak sebagai” pemadam
kebakan” yang harus memadamkan api disaat media sedang menulis hal negatif kepada
lembaga atau perusahaannya. Adapula yang yang beranggapan seorang kepala humas atau
juru bicara sama dengan juru bantah. Apapun yang dituding media bernada negatif harus
dibantah dan tidak boleh dibenarkan sama sekali.
Anggapan ini sesungguhnya sangat keliru, idealnya seorang kepala humas
merupakan kelompok profesional yang bekerja untuk membentuk citra, menjaga cintra, dan
mendorong perusahaan agar meraih prestasi terbaik. sehingga pada akhirnya dapat mencapai
target maksimal dan memuaskan publik.
Prof. Alo Liliwery, mendefinisikan publisitas merupakan kegiatan yang
memperomosikan sesuatu pada publik dan menyebarkan informasitentang seseorang disuatu
tempat yang menarik perhatian banyak orang. Sementara Lawrence & Denis L. Wilcox,
menyebutkan publisitas sebagai informasi yang pemberitaannya / penyiarannya tidak
memerlukan pembayaran terhadap ruang dan waktu pada media (free). Namun disaat yang
sama, sebaran informasi ini tidak dapat dikontrol oleh individu atau perusahaan yang
memberi informasi.
Akibatnya informasi dapat berdampak terbentuknya citra, memengaruhi publik untuk
berbuat menguntungkan atau merugikan setelah informasi di publikasikan.
Menurut Lesly, publisitas adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu melalui media yang sesuai untuk kepentingan tertentu dari
organisasi dan perorangan tanpa pembayaran pada media.
Publisitas menurut Lasley ini dapat diartikan sebagai pemberian saran pada wartawan
untuk memasukan nama perusahaan atau produk menjadi berita dimedia massa, dengan
bercerita tentang keunggulan produk, latar belakang produk, narasumber, dan data lainnya.
Melihat definisi diatas dapat disimpulkan publisitas berarti menyebarkan informasi
melalui media internal atau media massa yang direncanakan dengan matang, ditulis secara
menarik, serta disampaikan pada momen yang tepat. Perencanaan isu dan pemilihan
momentum menjadi kata kunci dari terpublikasinya informasi tersebut melalui media massa.
Pemilihan isu harus disesuaikan dengan momentum siaran pers tersebut akan disampaikan
pada media massa. Hal ini untuk memastikan bahwa siaran pers tersbut tidak dibuang oleh
wartawan, hal ini disebabkan karena :
1. Siaran pers terlalu memuja-memuji produk atau orang tertentu
2. Isu yang disampaikan dalam siaran pers tidak up to date
3. Siaran pers dikemas secara tidak menarik dan sulit dipahami
4. Siaran pers dikirim melewati deadline (batas waktu) penulisan berita
5. Siaran pers berisi informasi yang tidak menarik

5
2.2 PETA PIKIRAN MENULIS
Mind Map merupakan cara mencatat yang kreati, efektif dan secara harviah akan
“memetakan” pikiran. Michael Michalko, mendefinisikan peta pikiran adalah keseluruhan
pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. Mind Map menggapai segala arah dan
menangkap berbagai pikiran dari segala sudut.
Secara sederhana peta pikiran ini dapat diingat sebagai acuan untuk melakukan
pengumpulan data, wawancara hingga proses penulisan berita. Sehingga sebelum menulis
wartawan telah memiliki gambaran apa saja yang akan ditulis dan bagaimana cara
menyajikannya.
Contoh :

2.3 PENULISAN SIARAN PERS


Siaran pers (pers realese) berisi informasi dan data yang diberikan pada wartawan /
media massa untuk disampaikan ke publik. menurut John B. Bogart editor kota Harian The
Sun di New York, Amerika Serikat (18841921) dikenal dengan rumusan kalimat populer
paling tua di dunia, yaitu “jika anjing menggigit manusia bukanlah berita, sebaliknya jika
manusia menggigit anjing itu baru berita” ungkapan itu bermakna bahwa berita haruslah
mengandung unsur unik atau tidak lazim.
Berita diartikan suatu informasi dan data yang mengandung kepentingan publik
dikemas secara menarik dan disampaikan melalui media massa. Dalam penuliusan berita
dikenal juga dengan unsur 5W + 1H yaitu What (apa), When (kapan), Who (siapa yang
terlibat), Where (dimana), Why (mengapa), dan How (bagaimana). Ada pula dua jenis
penyusunan berita yaitu

6
1. Piramida tegak yang susunannyya dimulai dari hal yang kurang penting hingga
memasuki penting dan taraf sangat penting.
2. Piramid tegak, yang susunannya terbalik dengan piramida tegak yaitu dari hal yang
penting menuju yang kurang penting

Nilai Berita
Nilai Berita (new values) menjadi poin utama dalam menulis siaran pers atau berita.
Prinsipnya, seluruh peristiwa memiliki nilai berita. Hanya saja, magnitude (daya getar) sangat
tergantung pada seberapa besar kepentingan publik dalam pristiwa itu. Meskipun terkadang
informasi itu tidak berada diwilayahnya namun karena informasi tersebut disampaikan secara
real time maka banyak yang meminatinya. Ada pula beberapa nilai berita :
a. Kebaruan
Salah satu nilai berita aalah mengandung unsur kebaruan. Atau secara sederhana
kebaruan merupakan hal yang baru ada dan diberlakukan
b. Keanehan atau unik
Nilai berita dari sudut pandang aneh atau unik tentu sangat diminati oleh pembaca.
Hal ini dikarenakan pembaca belum pernah mengetahuinya atau langka dan jarang
terjadi didunia.
c. Konflik
konflik merupakan nilai berita yang selalu ingin didengar, ditonton, dan dibaca oleh
masyarakat. walaupun konflik juga menimbulkan haru, pilu, atau ketakutan. Namun,
konflik tetap menjadi peristiwa yang paling ingin diketahui oleh pembaca.
d. Drama
kejadian yang dramatis juga memiliki nilai berita dan layak ditulis oleh media massa.
e. Akibat
Nilai berita dapat disebut tinggi atau rendah tergantung akibat yang ditimbulkan suatu
peristiwa tertentu. Semakin langsung suatu peristiwa dirasakan akibatnya oleh
masyarakat, maka semakin bernilai peristiwa tersebut.
f. Prominence
Dalam konteks ini prominence bermakna ketokohan, tenar, ketermukaan atau
menonjol atau yang sering disebut dengan public figur
g. Nasib Manusia
sebagai makhluk sosial manusia akan tersentuh jika mengetahui nasib manusia
lainnya.
h. Kedekatan
Jarak merupkan hal yang menggambarkan perbedaan geografis dan psikolog
pembaca, sehingga seorang pembaca akan tertarik jika berita tersebut merupakan
berita yang berada di daerah sekitarnya.

2.4 TEKNIK WAWANCARA


Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih yang berlangsung dengan
narasumber atau pewawancara yang memiliki maksud tertentu. Wawancara dapat
dilakukan secara terbuka yaitu bertemu langsung antara wartawan dengan narasumber
atau wawancara tertutup dalam artian wawancara dilakukan dengan cara mengirim

7
pertanyaan melalui email atau surat resmi ke narasumber. Dari jenisnya wawancara dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Casual Interview, yaitu wawancara menadadak. Jenis wawancara yang dilakukan
tanpa persiapan sebelumnya dan dilakukan secara mendadak
b. Personality Interview, dilakukan terhadap public figure seperti pejabat publik, artis,
dan lain sebagainya.
c. News Interview, wawancara untuk memperoleh informasi tertentu
d. Man in the street intervew, untuk mewawancarai narasumber tentang isu yang sedang
aktual. Dapat dilakukan saat narasumber sedang berada di luar kantor atau lebih
dikenal dengan istilah door stop.
Berkembangnya jurnalisme online ini mengakibatkan banyak wartawan yang hanya
memanfaatkan smarphone sebagai media untuk menghubungi narasumber. Sesungguhnya
hal tersebut merupakan hal yang tidak berimbang. Seharusnya, jurnalis menempuh
berbagai upaya untuk mewawancarai narasumber demi keberimbangan. Selain itu untuk
menghasilkan berita yang bagus wartawan juga harus mempersiapkan wawancara yang
matang. Berikut beberapa hal yang harus dilakukan dalam wawancara :
a. Melakukan riset ringkas tentang kepribadian, karakter, sifat, dan kebiasaan
narasumber yang akan ditemui. Hal ini merupakan upaya untuk membangun rasa
kedekatan seorang narasumber dengan pewawancara, sehingga narasumber akan lebih
nyaman dan pembicaraan akan mengalir dengan sendirinya.
b. persiapan daftar pertanyaan jangan sampai pembicaraan yang rileks dan santai dapat
melupakan tujuan utama yaitu menggali informasi. Daftar pertanyaan harus juga
dikuasai oleh pewawancara
c. Taati norma yang berlaku. Misalnya wawancara akan dilakukan disebuah kantor,
maka pewawancara seharusnya mengenakan pakaian yang rapi dan juga sopan.
d. persiapan peralatan untuk wawancara, selain berfungsi sebagai alat untuk
mengumpulkan informasi alat ini juga bisa digunakan sebagai bukti jika adanya
polemik dikemudian hari, pewawancara dapat memperlihatkan bukti berupa rekaman
dan lain hal supaya narasumber tidak dapat menyangkal
e. jangan berdebat dengan narasumber. Seorang bisa mendengar pendapat narasumber,
jikapun ingin memperdalam pertanyaan ada baiknya menggunakan data-data yang
dimiliki
f. Hindari menanyakan sesuatu yang bersifat umum. lebig baik langsung fokus pada
masalah yang ditanyakan sehingga narasumber mudah mencerna dan menjawab
dengan baik
g. jangan mengajukan dua pertanyaa sekaligus. Hal yang dikhawatirkan narasumber
akan memilih pertanyaan yang lebih mudah dan berusaha untuk melupakan
pertanyaan yang sulit
h. fokus pada daftar pertanyaan, jika narasumber berusaha memindahkan tema
pembincangan, lebih baik memotong dengan sopan lalu mengembalikan fokus
pembincangan pada pertanyaan utama.
i. jika narasumber yang dihadapi sedang berkonflik dengan tokoh lain. Maka, buatlah
diri seakan-akan berada dipihak tokoh tersebut, hal ini dilakukan supaya pembicaraan
mengalir lancar.

8
j. agar menghasilkan hubungan harmonis dalam jangka panjang dengan narasumber ada
baiknya menjaga kontak setelah wawancara berlangsung.
k. hubungan setara. jadikan hubungan narasumber dengan wartawan setara, karena
wartawan bukanlah seoarang bawahan dari narasumber itu jadi ada baiknya
menggunakan sudut pertemanan sewaktu melakukan wawancara

2.5 MENULIS BERITA


Menulis siaran pers atau berita haruslah dimulai dengan fakta mutakhir, artinya fakta
yang terjadi saat itu dan dikirimkan pada waktu yang cepat. Dalam konteks penulisan
berita media online dan media cetak memiliki kesamaan bentuk dan cara penyajiannya.
Anatomi berita terdiri dari judul, lead atau teras berita, memenuhi unsur 5W + 1H,
akurat, berimbang, memiliki angle ( sudut pandang), memenuhi kode etik jurnalistik dan
terhindar dari tuntutan secara hukum. Aspek yang tak kalah penting diperhatikan saat
menulis berita adalah memperhatikan pendidikan publik, dan disajikan secara jernih,
tidak multitafsir sehingga pembaca pembaca dapat memahami pesan dalam tubuh berita
tersebut.
berikut cara menulis anatomi berita dengan tepat sebagai berikut :
1. menulis judul secara ringkas, tegas, dan jelas
Judul terbaik adalah judul yang seringkas – ringkasnya dan menggunakan kalimat
akti. Idealnya judul berita maksimal hanya tujuh kata. Jika lebih dari itu, lebih baik
menggunakan anak judul
contoh :
presiden jokowi kunjungi manado
dengan kalimat pasif
manado akan dikunjungi oleh presiden jokowi bulan depan
2. Lead ( teras berita )
Lead atau teras berita merupakan paragraf pertama setelah judul berita. Dalam gaya
penulisan siaran pers yang mengacu pada straight news, maka teras berita harus
ditulis dengan data terpenting dan to the point.
3. Tubuh berita
Tubuh berita adalah keseluruhan isi berita. Umumnya tubuh berita berisi informasi
apa saja yang akan disampaikan secara keseluruhan. Pada bagian akhir berita terdapat
penutup, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, piramida terbalik mengandung
unsur sangat penting, penting, kurang penting dan tidak penting. Artinya pada bagian
penutup merupakan informasi yang paling tidak penting. Sehingga, jika pun editor
menghapus paragraf terakhir tidak akan mengurangi dari makna keseluruhan.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menulis berita
a. Judul berita dibuat sederhana, mudah dipahami dan ringkas, maksimal tujuh kata
b. sub judul maksimal tiga kata
c. setelah menulis isi berita sebanyak lima paragraf ada baiknya membuat sub judul
d. alinea atau paragraf dibuat sependekn mungkin, fokus pada satu ide gagasan yang
akan disampaikan. Misalnya maksimal empat kalimat dalam alenia

9
e. panjang siaran pers atau berita maksimal satu halaman A4

BAB III
PENUTUP
3.1 KESEIMPULAN

Dimensi teknik public relations writing merupakan suatu bagian dari PR Writing yang
membahas mengenai publisitas yang menentukan citra sebuah perusahaan atau organisasi
atau seseorang.
Selain publisitas disini juga membahas mengenai cara – cara supaya pembuatan beritas
sebelum siaran pers dan penyusunan berita berjalan dengan benar, dan juga di dimensi
public relation ini membahas mengenai peta pikiran yang bisa digunakan atau pacuan
dalam pembuatan berita, selain itu ada pula pembahasan mengenai teknik wawancara dan
teknik dalam menulis berita dengan benar

3.2 SARAN

Pr merupakan bagian penting dalam sebuah perusahaan atau lembaga dalam membangun
citra baik dipublik baik internal maupun eksternal. Publisitas dengan iklan tentu berbeda,
dalam publisitas seorang pr dalam membangun citra publik dianjurkan untuk tidak
menyebut nama produk atau pun menganggungkan sebuah produk atau seseorang, karena
hal itu dapat mempengaruhi publik bahkan dapat membuat asumsi tersendiri terhadap
lembaga atau industri.

10
DAFTAR PUSTAKA
1. Alo Liliwery, Komunikasi Serba Ada, Serba Makna. Jakarta: Kencana—
PrenadaMedia, 2021,hlm.452
2. Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map.Jakart: Gramedia Pustaka Utama,2013.hlm.4.
3. Sedia Wiling Barus. Jurnalistik, Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga
dan Machintos Mac Pro, hlm.80
4. Sambo Masriadi, Pr Writing Pengantar Dan Aplikasi Di Era Digital.
Jakarta:Kencana-PrenadaMedia, 2021, hlm.19

11

Anda mungkin juga menyukai