Anda di halaman 1dari 10

Nama : Diajeng Mustika Griya

NIM : 291416102
Kelas : B, Smester 4
Mata Kuliah : Manajemen PR

Artikel 1

MANAJEMEN PUBLIC RELATIONS :

Manajemen humas adalah proses penelitian, perencanaan,


pelaksanaan, dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang
disponsori oleh organisasi. Proses manajemen humas biasa dilakukan
oleh seorang praktisi dalam kegiatan humas.
MenurutFrank Jeffkins, humas merupakan segala sesuatu yang
terdiri dari semua bentuk komunikasi berencana, baik ke dalam maupun
ke luar, untuk mencapai tujuan khusus, yaitu pengertian bersama.

https://manajemenpublicrelations.wordpress.com/manajemen-public-
relations/

Artikel 2

Manajemen

Pengertian Manajemen (Definition of Management) Kata Manajemen


berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur.

Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai


seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa
seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti
bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.

http://ilmusini.blogspot.co.id/2010/12/pengertian-manajemen-dan-fungsi-
fungsi.html
Artikel 3

PR

Pengertian Public Relations ( PR ) adalah semua bentuk komunikasi yang


terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Juga dapat
disimbulkan bahwa, Public Relation merupakan fungsi manajemen dari
sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan
oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi, yang
dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati
dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada
kaitannya, dengan cara menilai opini publik, dengan tujuan sedapat
mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna
mencapai kerja sama yang lebih produktif dan untuk memenuhi
kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan
yang terencana dan tersebar luas”.

http://antoniakinan.blogspot.co.id/2016/08/pengertian-public-relation-
menurut-para.html

Model Praktik Public Relation (PR)

Artikel 1

Mengenal Model – Model Public Relation dan Prosesnya


dalam Kehidupan

March 16, 2015 City Of Reconnection

Baiklah teman – teman dalam kesempatan kali ini saya akan membahas
tentang pelajaran yang sehubungan dengan Public Relation yakni PR
sebagai Never Ending Procces dan Mempelajari Model- Model Public
Relation. Blog ini saya buat dengan tujuan yang pertama adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah, dan yang kedua saya berharap blog ini juga
dapat dibaca oleh teman teman komunikasi sekalian untuk menambah
wawasannya dalam mengenai Public Relation. Selamat Membaca.
Public Relation sebagai Never Ending Procces

Sebelum kita memahami definisi Public Relation itu sendiri, kita harus
mengetahui sejarah dari PR itu sendiri, PR sudah ada bahkan sebelum
Manusia itu ada, bagaimana cara hewan berkomunikasi satu dengan yang
lainnya bagaimana spesies satu dan spesies lainnya saling membantu
memenuhi kebutuhan lainnya. Setiap dari mereka juga memperkenalkan
diri mereka dan kebiasaan – kebiasannya terhadap individu lain, dari
situlah mereka be;ajar berkomunikasi dengan cara menunjukkan dirinya,
karena tanpa kita sadari setiap gerak gerik kiTa mengandung penjelasan
atas siapa diri kita dan karakteristik kita. Manusia beitu juga denga
Manusia lainnya memeperkenlkan, memeahamkan, dan membuat goal
dari tujuab – tujuan itu sendiri, begitulah setiap dari individu terus mem-
PR- kan diri mereka untuk menunjukkan siapa dirinya sendiri.
Dari contoh Terkecil yang coba kita pahami bagaimna makhluk hidup
membutuhkan komunikasi dengan taktik Public Relation seperti contoh
hewan – hewan yang saling mem PR kan dirinya demi memenehuin
kebutuhan dan membantu sepesies lainnya, seandainya Kucing tidak
membutuhkan pertahanan untuk hidup maka ia tidak perlu mem-PR-kan
dirinya kepada hewan yang lebih lemah darinya, misalnya kepada Tikus,
seekor Kucing perlu menunjukkan sisi Kekekuatannya agar seeokor Tikus
tahu bahwa Kucing memiliki kelebihan dari dirinya, dengan begitu seekor
Tikus juga mengetahui apa yang diinginkan dari seekor Tikus termasuk
bagaimana cara dirinya berttahan hidup. PR juga dibutuhkan agar orang-
orang disekitar kita tahu apa yang harus ia lakukan untuk merespons dan
beertingkah laku karena setiap dari kita berbeda-beda. Lalu dalam contoh
besar seperti PR yang sudah menjadi kajian Ilmu dan di praktekan melalui
Teori-Teori PR dalam Organisasi ataupun Lembaga Pendidikan, dengan
cara seperti itu misalnya sebuahb Perusahaan tahu bagaimana cara
memuaskan Konsumennya lewat Iklan dan strategi yang akan
digunakannya nanti. PR sebagai Proses yang tidak akan pernah berhenti
membuat kita menyadari pentingnya kita mem-PR-kan diri kita untuk
sesame orang lain, guna mengetahui karakteristik setiap orang untuk
melanjutkan hubungan dan menciptakan pemahaman yang baik. Menurut
saya sendiri PR di definisikan sebagain sebuah usaha komunikasi dengan
tujuan untuk menciptakan niat baik dan memelihara hubungan. Itulan
mengapa PR harus terus berlangsung dalam diri seseorang dan jangan
sampai disalahgunakan untuk kepentingan lainnya seperti propaganda
khususnya PR dalam keorganisasian, demikian penjelasan saya atas PR
sebagain Never Ending Procces., semoga teman-teman bisa memahami.

Model- Model Public Relation

Dalam sebuah Literature yang saya baca, saya menyimpulkan sebuah 4


Model yang akan saya bahas ini adalah Model dari Public Relation yang
harus kita ketahui Karena keempat Model ini juga nantinya dapat
menghubungkan dengan sejarah Public Relation, keempat Model-Model
itu yakni:

1. Press Agentry

Model Pertama yang akan kita bahas adalah Model Press Agentry, Press
Agentry disebut juga dengan Agen Pemberitaan yakni sebuah model
dimana informasi bergerak satu arah – dari organisasi menuju publik.
Model seperti ini kerap digunakan di sebuah organisasi atau perusahaan
yang mana tujuan dari organisasi atau perusahaan tersebut memahamkan
audience/masyarakat. Dari beberapa asumsi model ini adalah bentuk
paling tua dari Public Relations, sepemahaman dengan pengertiannya,
Press Agentry diartikan sama dengan hal-hal seperti Publisitas dan
Promosi (Lattimore – Baskin : 2010).

Pada beberapa penjelasan yang ada, saya bisa menarik kesimpulan


bahawa Model Press Agentry kerap banyak sekali digunakan dalam
urusan pengembangan-pengembangan perusahaan, untuk menciptakan
citra baik nama perusahaan atau organisasi mereka dan menarik
perhatian para konsumen atau audience termasuk dalam menggunakan
taktik. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan hampir semuanya mengarah ke
taktik Propaganda, dimana seseorang atau sekelompok kumpulan
berusaha mempengaruhi atau mempersuasi orang lainnya dengan
berbagai cara, seperti contohnya jika dalam sebuah perusahaan ingin
menampilkan produk barunya maka ia akan menampilkan menggunaka
iklan dan mendesain berbagai cara agar iklan tersebut menarik perhatian
konsumen, seperti dengan menyewa bintang iklan ternama atau dengan
menawarkan sejumlah hadiah, doorprize, promo dan sebagiannya. Hal-
hal semacam ini merupakan taktik dalam sebuah perusahaan untuk
mempengaruhi orang orang disekitarnya, terkadang dalam semua taktik
yang digunakan tidak secara etis melainkan beberapa diantaranya
mengunakan semacam pencitraan yang berlebihan demi mengangkat
nama baik perusahaanya ataupun organisasi, terlepas dalam
menggunakannya dengan berbagai cara. Lattimore dan Baskin
menyebutkan semakin keras mereka bersuara, semakin banyak perhatian
yang akan mereka peroleh, terlepas salah atau benar sehingga akan
semakin baik mereka melakukan perkerjaaan.

2. Informasi Publik

Berdasarkan pemaham saya dalam Public Relations Profesi dan Praktik :


2010, Model ini berbeda dengan Model sebelumnya karena tujuan
utamanya adalah memberi Informasi bukan untuk publisitas atau promosi.
Dalam konteks komunikasi penyampaian berita tetap berjalan satu arah
sama bersama Model Press Agentry, dimana sebuah Subjek berusaha
menyampaikan pesan yang dimengerti komunikan dengan secara tidak
wajib menanggapi umpan balik. Model ini sudah banyak digunaka dalam
lembaga, organisasi, perusahaan, dan beberapa korporasik. Model seperti
ini diakui kurang medalami peran sebagai komunikator untuk menjelaskan
pesan terhadap audience atau komunikan, mereka adalah jurnalis jurnalis
di rumah (Lattimore – Baskin : 2010), mereka menghargai akurasi tetapi
memutuskan sendiri (tanpa kelanjutan riset) tentang informasi apa yang
paling baik, maksud dari perkataan Lattimore dan Baskin model sperti ini
lebih banyak menggunakan jurnalis jurnalis dalam organisasi sendiri
karena dasranya mereka hanya memenuhi informasi yang cukup bagi
audience.

3. Model Asimetris Dua Arah

Dari Penjelasan Model Informasi Publik diatas kita bisa menyimpulkan


bahwa Model Informasi Publik lebih memusatkan pada penyampaian
informasi kepada audience ketimbang mencapai pemaham antara
organisasi dengan public, dikarenakan Model Informasi Publik tidak
menerapka metode ilmiah dan riset untuk mempersuasi Publik. Berbeda
dengan Model Asimetris Dua Arah, Model ini memandang Publik adalah
objek yang harus dipahamkan dengan informasi yang kita kucurkan,
namun meskipun begitu model ini tidak lebih mempertimbangkan
feedback audience seperti Model Informasi Publik dan Perbedaan nya
tidak membuat mereka berdiri terlalu jauh antara satu dengan yang
lainnya, model asimetris dua arah ini lebih menarik audience untuk
menyesuaikan diri dengan oragnisasi bukan organisasi yang
menyesuaikan dengan audience. Alur komunikasi yang digunakan sama
seperti model model sebelumnya yakni alur komunikasi satu arah. Selain
itu Model ini menerapkan kelanjutan riset, meneliti metode-metode ilmiah,
efektivitas persuasi dengan mewawancarai, meneliti agar sebuah
informasi dan pesan menjadi efektif. Model Asimetris dua arah, Press
Agentry dan juga Informasi Publik merupakan model yang mempunyai
tujuan dan definisi yang sama dalam mencapai tujuan di organisasi
dengan cara mempersuasi, mmempengaruhi audience demi meraih final
destination, sedangkan model terakhir yang vakan kami sampaikan sedikit
mempunyai fokus yang berbeda.

4. Model Simetris Dua Arah

Berdasarkan penjelasan Model-Model yang sudah ada, maka bisa


disimpulakn bahwa Model terakhir yang akan kita bahas memiliki
perbedaan definisi dan tujuan dengan Model- Model sebelumnya. Model
Simetris dua arah lebih menimbang pada penyesuaian diri antara
organisasi dengan publik. Mereka berfokus pada penelitian dan riset
terhadap target pasar yang akan mereka tuju. Mereka mengimbangi
dengan kemungkinan kelemahan dan dampak yang terjadi agar pesan
yang mereka sampaikan bisa dipahami, metode riset yang digunakan juga
bertujuan untuk memperoleh rasa saling pengertian serta komunikasi dua
arah antara organisasi dengan public ketimbang persuasi satu arah
(Lattimore – Baskin : 2010) dengan begitu pengkondisian informasi
kepada public lebih efektive karena bisa menyampaikan respon kepada
organisasi dari feedback Public. Dalam bukunya Public Relations Profesi
dan Praktik : 2010, disampaikan bahwa Grunig menciptakan nama lain
dari model ini, mixed motives, collarobative advocacy dan cooperative
antagonism. Grunig juga mengatakan bahwa Model ini adalah Model yang
paling etis. Dari sini bisa saya simpulkan bahwa Model Simetris Dua Arah
merupakan Model yang berhasil dalam penyampaiannya kepada publik
dan mengikat keduanya dalam komunikasi yang efektif. Dalam tatanan
organisasi sebuah pencitraan baik akan timbul jika konsumen memberi
feedback positif begitu pula karena Publik adalah Penentu bagaimana
sebuah Organisasi berrhasil dalam pengaturan di dalamnya.

Dari sini kita bisa membaca garis-garis tipis perbedaan yang ada dalam
keempat model ini, keempatnya memiliki tujuan sama dalam
menyampaikan informasi untuk publik namun, taktik yang digunakan untuk
mepersuasi audience berbdeda sehingga hasi yang ditimbulkan berupa
feedback yang berbeda pula, demikian yang nantinya akan berpengaruh
pada proses internal atau eksternal dari sebuah perusahaan. Mungkin
begitu saja pengertian dari Model – Model Public Relation yang bisa saya
sampaikan, lebih dan kurangnya saya mohon maaf dan terimakasih,
semoga bisa membantu.

https://anataluluul.wordpress.com/2015/03/16/mengenal-model-model-
public-relation-dan-prosesnya-dalam-kehidupan/.

Artikel 2

MODEL PUBLIC RELATIONS MENURUT GRUNIG DAN HUNT

Menurut Grunig dan Hunt ada empat model PR yaitu :


1. Press Agentry,
2. Public Information,
3. Two way communication Asymmetrical, dan
4. Two way communication Symetrical.

1. PRESS AGENTRY
Pada abad ke-19, agen pers bekerja untuk mempengaruhi opini
publik dengan menciptakan berita. Agen pers berinvestasi waktu dalam
penelitian namun kurang dalam pembahasan etika. Tujuannya adalah
manipulasi. Menekan pada praktek PR yang fokus pada upaya promosi,
publisitas, dan propaganda publik (Lattimore dkk.2010:63). Praktisi PR
dalam model ini dihalalkan untuk melakukan segala cara demi
mendongkrak nama organisasi atau orang yang diwakilinya.

2. PUBLIC INFORMATION
Model PR ini mulai muncul awal abad ke-20. yang bergeser
ke arah yang lebih benar dan tepat dalam berkomunikasi. Tetapi tidak
lebih dari mendristribusikan informasi. Berbeda dengan model pertama,
model ini tidak digunakan untuk memperalat publik dan menekan pada
pemberian informasi yang jujur (Butterick,2012:32). Komunikasi ini lebih
mengarah kepada komunikasi satu arah.

3. TWO WAY COMMUNICATION ASYMMETRICAL


Model komunikasi ini adalah model komunikasi dua arah.
Tujuannya ialah keseimbangannya. Model ini tentang persuasi yang dapat
memicu transaksi hingga popularitas dalam pemasaran. Dengan model ini
tetap berusaha untuk memposisikan publik sebagai pihak yang harus
berubah sesuai dengan keinginan organisasi dan bukan sebaliknya
(Lattimore,dkk. 2010:64)

4. TWO WAY COMMUNICATION SYMETRICAL


Model komunikasi ini menekan pada adanya kemauan dari
kedua belah pihak untuk saling menyesuaikan diri. Model inilah yang
kemudian diklaim oleh Grunig dan Hunt sebagai model yang paling baik
yang dapat menentukan kesuksesan praktek PR dalam Organisasi.
(Butterick, 2012:34)

http://endaharumkusuma.blogspot.co.id/2016/08/4-model-pr-menurut-
grunig-dan-hunt.html

Artikel 3

Kalau kata orang istilah ini nggak ada bedanya sama Humas (Hubungan
Masyarakat). Tapi, kalau diperhatikan lebih dalam lagi soal PR dan
Humas, ternyata ada perbedaan tersendiri di antara dua istilah tersebut.

Humas merupakan mediator antara perusahaan/ organisasi dengan


masyarakatnya. Sedangkan, Public Relations sendiri bertugas sebagai
mediator di antara publik internal dengan publik eksternal.
Yang termasuk dalam publik internal adalah stakeholder, staff,
manager, atau orang-orang yang berkaitan dengan manajemen
perusahaan/ organisasi. Dan masyarakat termasuk dalam publik
eksternal. Jadi perbedaan Humas dengan PR ada pada luas lingkupnya.

Lalu, apa sih arti dari PR sendiri? Berikut pengertiannya menurut para
ahli

 PR adalah usaha perencanaan untuk mempengaruhi pendapat


menjadi karakter yang baik dan tanggung jawab pelaksanaan
berdasarkan kepuasan komunikasi dua arah antar sesama. (scott
m. Cutlips and allen h.center)
 PR adalah sebuah fungsi manajemen yang berkaitan dengan
usaha untuk membangun hubungan yang saling menguntungkan
(mutually beneficial relationship) antara sebuah organisasi dengan
publiknya. (Cutlip, Center dan Broom)
 PR merupakan keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara
terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan
memelihara niat baik dan saling pengertian antara suatu organisasi
dengan segenap khalayaknya. IPR (Institute of PublicRelations)

Sesuai dengan definisi di atas, PR berkaitan dengan komunikasi dua arah.


PR harus bisa menjadi mediator baik di dalam organisasinya (publik
internal) maupun dengan masyarakat (publik). Seorang PR harus bisa
melakukan persuasi atau mempengaruhi seseorang agar sesuai dengan
visi dan misi organisasi. Tapi selain itu, PR juga harus bisa menampung
aspirasi masyarakat/ mengikuti perkembangan opini publik demi
pertanggung jawaban kebijakan umum organisasi.

Melihat tugas PR sebagai mediator, seorang PR profesional berawal dari


bagaimana ia membangun karakter dirinya.

Karakter yang seharusnya dimiliki PR merupakan perpaduan seni dengan


profesional yang baik dalam kemampuan manajerial,teknis, motivator,
komunikator,perencanaan, pelaksanaan, dan hingga mengevaluasi
program kerja.
Oleh karena itu, seorang PR sebaiknya memiliki karakter sebagai Creator,
conseptor, mediator, problem solver.

4 Model PR menurut Grunig


James E. Grunig adalah tokoh yang sudah lama berkecimpung di dunia
Public Relations. Beliau membagi 4 Model PR sebagai berikut:

Press Agentry
Press Agentry disebut juga dengan Agen Pemberitaan yakni sebuah
model dimana informasi bergerak satu arah – dari organisasi menuju
publik. Model seperti ini kerap digunakan di sebuah organisasi atau
perusahaan yang mana tujuan dari organisasi atau perusahaan tersebut
memahamkan audience/masyarakat. Dari beberapa asumsi model ini
adalah bentuk paling tua dari Public Relations, sepemahaman dengan
pengertiannya, Press Agentry diartikan sama dengan hal-hal seperti
Publisitas dan Promosi (Lattimore – Baskin : 2010).

Model Press Agentry kerap digunakan dalam urusan pengembangan-


pengembangan perusahaan, untuk menciptakan citra baik nama
perusahaan atau organisasi mereka dan menarik perhatian para
konsumen atau audience termasuk dalam menggunakan taktik. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan hampir semuanya mengarah ke taktik
Propaganda, dimana seseorang atau sekelompok kumpulan berusaha
mempengaruhi atau mempersuasi orang lainnya dengan berbagai cara,
seperti contohnya jika dalam sebuah perusahaan ingin menampilkan
produk barunya maka ia akan menampilkan menggunakan iklan dan
mendesain berbagai cara agar iklan tersebut menarik perhatian konsumen
Contoh: Iklan OREO yang menggunakan animasi/ kartun untuk
mendapatkan positioning tertentu di benak masyarakat.

Informasi Publik
Model ini bertujuan memberi Informasi bukan untuk publisitas atau
promosi. Dalam konteks komunikasi penyampaian berita tetap berjalan
satu arah sama bersama Model Press Agentry, dimana sebuah Subjek
berusaha menyampaikan pesan yang dimengerti komunikan dengan
secara tidak wajib menanggapi umpan balik.
Dalam hal ini PR bertindak sebagai Journalist in residence, artinya
bertindak sebagai wartawan dalam menyebarluaskan informasi kepada
publik dan mengendalikan berita atau informasinya kepada media massa.
Bentuk ini lebih baik dan mengandung lebih banyak kebenaran karena
penyebarannya melalui news latter, brosur dan surat langsung (direct
mail).
Contoh: Pihak situs jual beli online LAZADA, mengirim e-mail kepada
customernya bahwa pengiriman akan diliburkan pada Hari Raya Idul Fitri.
E-mail tersebut hanya berperan sebagai informasi saja pada masyarakat
mengenai perusahaannya tanpa mengharuskan customer membalasnya.

Model Asimetris Dua Arah


Model ini memandang Publik adalah objek yang harus dipahamkan
dengan informasi yang kita kucurkan, namun meskipun begitu model ini
tidak lebih mempertimbangkan feedback audience seperti Model Informasi
Publik dan Perbedaan nya tidak membuat mereka berdiri terlalu jauh
antara satu dengan yang lainnya, model asimetris dua arah ini lebih
menarik audience untuk menyesuaikan diri dengan organisasi bukan
organisasi yang menyesuaikan dengan audience.
Contoh: Penggantian minyak tanah ke gas yang dicanangkan pemerintah,
di dalam program ini pemerintah melakukan komunikasi dua arah dan
tidak menutup diri atas pertanyaan masyarakat juga komplainnya
terhadap masalah bagaimana penggunaan kompor gas yang memang
sebagian besar masyarakat masih sangat asing dalam menggunakan
kompor gas, dengan menerjunkan beberapa kelompok orang untuk
mendatangi rumah-rumah dan memberikan pengarahan cara
menggunakan kompor gas juga menerjunkan para teknisi untuk
memperbaiki kompor gas yang rusak akibat kesalahan penggunaan
kompor gas tersebut.
Dan program ini tidak didahului dengan riset tentang penggunaan minyak
tanah oleh masyarakat Indonesia, pemerintah tidak melihat kepentingan
masyarakat hanya kepentingan pemerintah saja agar minyak di Indonesia
tidak habis dan produksi gas bisa meningkat penjualannya.

Model Simetris Dua Arah


Model Simetris dua arah lebih menimbang pada penyesuaian diri
antara organisasi dengan publik. Mereka berfokus pada penelitian dan
riset terhadap target pasar yang akan mereka tuju.
Dalam bukunya Public Relations Profesi dan Praktik : 2010, disampaikan
bahwa Grunig menciptakan nama lain dari model ini, mixed motives,
collarobative advocacy dan cooperative antagonism.
Grunig juga mengatakan bahwa Model ini adalah Model yang paling
etis. Model Simetris Dua Arah merupakan Model yang berhasil dalam
penyampaiannya kepada publik dan mengikat keduanya dalam
komunikasi yang efektif. Dalam tatanan organisasi sebuah pencitraan baik
akan timbul jika konsumen memberi feedback positif begitu pula karena
Publik adalah Penentu bagaimana sebuah Organisasi berrhasil dalam
pengaturan di dalamnya.
Contoh: Perusahaan ENERGEN mengadakan riset tentang masyarakat
yang masih melalaikan asupan gizi dalam sarapan. Melalui hasil riset
tersebut, kemudian perusahaan ini mengajak masyarakat untuk sadar gizi
sarapan dengan produk mereka melalui gerakan/ kampanye "Sarapan
Sehat Sebelum Jam 9".
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya memperhatikan
kepentingan perusahaan, tapi juga menyesuaikan diri dan mencari solusi
atas fakta yang terjadi di masyarakat, yang sekaligus dapat
menguntungkan perusahaannya.

http://airinputialivia.blogspot.co.id/2016/08/pengertian-pr.html

Anda mungkin juga menyukai