Dalam dunia jurnalisme, yang berperan sebagai pemberi informasi Kerja tim yang apik dan kompak mutlak dibutuhkan, karena jika satu
(subjek). Kita tidak bisa bekerja secara individual. Perlu adanya pihak saja mata rantai keredaksian terlambat maka produksi media secara
lain yang dapat memperlanjar proses penyebaran informasi yang keseluruhan akan ikut terlambat. Misal, reporter, fotografer dan editor
disebut dengan awak redaksi. telah bekerja dengan baik dan cepat, tapi lay outer telat memenuhi
deadlinenya. Kerja keras dari rekan-rekan sebelumnya tidak berarti
Informasi bisa didapat di berbagai media massa, baik itu media cetak, apa-apa lagi. Dan salah satu kunci untuk menciptakan kerja tim yang
media online, dsb. Setiap media pasti menaungi beberapa tim kerja apik dan kompak adalah dengan adanya manajemen redaksi yang
didalamnya. Tim kerja itu membentuk sebuah lembaga. Lembaga ini bagus.
yang nantinya memiliki proses dan alur kerja sesuai dengan kebutuhan
yang ada. Ingat! Pembaca tidak mau tahu-menahu dengan proses berat yang
telah dialami ruang redaksi, mereka hanya peduli tentang apa yang
Coba kita bayangkan jika dalam menyebarkan informasi melalui media akan mereka baca. Tentu saja, yang menjadikan ruang redaksi unik
cetak, koran misalnya, yang biasanya memuat minimal 80 berita per adalah, ia tidak hanya bicara soal kecepatan, tapi juga ketepatan
hari. Mampukah kita dalam sehari saja bisa menyediakan 80 berita itu (akurasi).
sekaligus? Masih belum adanya foto jurnalistik yang disertakan pada
setiap berita serta proses cetaknya. Saya rasa tidak akan bisa proses Tiap orang yang tergabung dalam tim redaksi memiliki dan harus
itu dilakukan secara indiviual. Perlu adanya sekelompok orang yang menyelesaikan tugas masing-masing, sesuai dengan mekanisme kerja
satu diantaranya berperan sebagai kepala atau pemimpin. redaksi.
Bila tim redaksi sudah menentukan tema dan isu apa yang Setelah proses layout selesai, maka layouter bisa melakukan
akan diolah. Maka tahapan selanjutnya adalah pembagian tahap pencetakan media.
rubrik dalam media yang dikerjakan. Misalnya untuk
menggarap sebuah media cetak, forum redaksi bisa 5. Pracetak.
menentukan ada berapa tulisan berita, opini, esai, dan rubrik
lainnya. Pada tahap ini pun awak redaksi memeriksa kembali kesalahan
tanda baca, penulisan, dan sebagainya. Istilah ini kerap disebut
Pembagian ini pun bisa disesuaikan dengan kekuatan redaksi sebgai proofreading. Layouter kemudian merevisi kesalahan
juga tentunya. Selanjutnya, pemred membagi kerja pada tata letak perwajahan yang ada.
semua awak redaksi. Siapa yang akan menjadi reporter,
fotografer, layouter, dan seterusnya. 6. Cetak dan Sirkulasi. Bersiaplah menerima ucapan selamat
atas terbitnya media kalian. Kemudian bersiap menuju evaluasi
2. Reportase dan Penggalian Data. Reportase bisa jadi sebuah pasca cetak bersama semua awak redaksi. Karena menjadi
proses pengumpulan bahan baku untuk menghidangkan sebuah kecelakaan kecil bila tak ada evaluasi pasca cetak,
sebuah berita. saat media itu sudah diterbitkan. Dampaknya tentu akan
dirasakan pada terbitan edisi berikutnya.
Pada tahap ini pemred berkordinasi dengan reporter sebelum
mewawancarai narasumber mana saja, dan apa saja yang BEBERAPA KENDALA
harus ditanyakan kepada narasumber. Bila memang diperlukan
data tambahan (sekunder) berupa dokumen, arsip, atau 1. Kerja-kerja jurnalistik di pers mahasiswa tak dibayar.
literatur tambahan, maka pemred dan awak redaksi bisa Semuanya murni berjalan dari semangat ingin tahu, dan
mengupayakan data tersebut sebagai bahan tambahan untuk keberanian untuk belajar.
menulis berita. 2. Tak ada aturan mengikat layaknya tradisi perusahaan. Jika ada
3. Penulisan dan Penyuntingan (Editing). Tahap ini ibarat awak redaksi yang malas-malasan, tidak mungkin ada
penakaran dalam proses memasak. Ada berapa banyak pemecatan atau PHK.
sayuran atau cabe yang akan dipotong dan digoreng. Setelah 3. Susunan redaksi dalam sebuah media pers mahasiswa
semua reportase selesai, dan data tambahan terkumpul. Maka memang ada. Tapi ia tak punya kekuatan penuh untuk
penulis bisa langsung merangkai data reportase menjadi menginstruksi secara otoritarian kepada bawahannya.
sebuah berita, esai, atau opini. Sebaliknya, semua posisi memiliki nilai jabatan yang setara.
4. Penataan Letak. Inilah saatnya layouter bekerja. Setelah
semua tulisan melalui tahap penyuntingan naskah, setelah
4. Mulai dengan penjadwalan kerja sebelum menggarap media. Citra Berauvil Miftahul Janah
Estimasikan waktu yang dibutuhkan untuk membuat berita,
foto, mengatur perwajahan media, dan cetak. Tanpa Departemen Penerbitan:
pengagendaan yang baik, hasil akhir media itu akan telat
diterbitkan, bahkan tak menarik untuk dibaca.
Rosy Dewi Arianti Saptoyo
5. Tak bisa akses narasumber dan sedikit mendapatkan data.
Solusinya, budayakan membaca dan perkuat jaringan di sekitar Lailis Saidatul Faizah
anda.
Depertemen Penelitian & Pengembangan:
Setiap media memiliki sistem, alur dan struktur manajemen redaksi
sendiri-sendiri. Perbedaan tersebut dikarenakan setiap media memiliki
Dewi Diah Hardiati
kultur dan aturan yang berbeda dalam redaksinya.
Kholid Rafsanjani.
SUSUNAN REDAKSI *
Kompleks Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Jember Portal Berita PersmaIDEAS.com Periode 2015-2016:
Jalan Kalimantan No. 37, Jember, Jawa Timur, Kodepos: 68121 Pelindung:
Lembaga Pers Mahasiswa Sastra (LPMS) Ideas 2015-2016: Pembantu Dekan III Fakultas Sastra Universitas Jember
Pemimpin Umum:
Editor dan Penyunting Naskah: Winda Chairunisyah S, Rosy Dewi Arianti Saptoyo
Kholid Rafsanjani Abdul Haris Nusa Bela, Nur Hamidah, Nur Fadilah Yusuf,
Redaktur Artistik: Inge A. S. Halawa, Ulfa Masruroh, Ayu Kristiana, Dian Novitasari,