Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN RUANG POJOK BELAJAR DENGAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SEKOLAH


DASAR
(Studi Kasus pada Ruang Kelas I SD Negeri Bintoro 2 Kecamatan Patrang dan
Kelas I di SD Negeri Biting 1 Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember)

Oleh:
Siti Lutfiyani 1), Nova Okta Kurnia 2), Eva Faradina Putri Lestari 3), Fajar Surya
Hutama 4)
1)
Mahasiswi Program Studi PGSD, Universitas Jember
2)
Mahasiswi Program Studi PGSD, Universitas Jember
3)
Mahasiswi Program Studi PGSD, Universitas Jember
4)
Dosen Program Studi PGSD PGSD, Universitas Jember

Email: novaoktakurnia@gmail.com, lutfiyani315@gmail.com,


evafaradinaputrilestari@gmail.com, fajarsurya.fkip@unej.ac.id

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan


UNIVERSITAS JEMBER

Abstrak
Ruang pojok belajar merupakan ruangan kecil yang terdapat di pojok kelas
yang didesain sedemikian rupa sebagai tempat untuk meletakkan semua sumber
belajar seperti buku pelajaran, buku bacaan, media pembelajaran, serta hasil karya
siswa. Ruang pojok belajar diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar serta meningkatkan daya minat siswa untuk membaca. Ruang pojok
belajar dibuat semenarik mungkin, agar siswa merasa senang dan nyaman serta
tertarik untuk mengunjungi pojok belajar tersebut. Jurnal ini ditujukan untuk
mengetahui adanya hubungan antara ruang pojok belajar dengan motivasi belajar
siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskripsi. Subjek
penelitian ini adalah peserta didik, sedangkan yang menjadi objek penelitian
adalah adanya ruang pojok belajar di dalam kelas. Sampel pada penelitian ini
dilakukan di dua sekolah, yaitu SDN Bintoro 2 dan SDN Biting I. Data-data
dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil data dari
SDN Bintoro 2 didapatkan bahwa dengan adanya ruang pojok belajar siswa
menjadi lebih aktif membaca, pengetahuan dan prestasi siswa juga semakin
meningkat, siswa juga merasa senang dengan adanya ruang pojok belajar tersebut.
Lain halnya dengan SDN Biting I, sekolah tersebut tidak membuat pojok belajar
karena disana terdapat perpustakaan yang di dalamnya sudah berbagai macam
buku yang dapat membantu siswa dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini, dapat
diperoleh data bahwa daya minat siswa pada sekolah tersebut masih kurang
karena mereka akan datang ke perpustakaan hanya pada saat diberikan tugas oleh
guru.

Kata kunci: Ruang pojok belajar, Motivasi belajar siswa

Abstract
The learning corner is a small room located in a corner of the class that is
designed in such a way as to place all learning resources such as textbooks,
reading books, instructional media, and student work. The learning corner space
is expected to increase students' motivation to learn as well as increase the
interest of students to read. The corner room of learning is made as attractive as
possible, so that students feel happy and comfortable and interested to visit the
learning corner. This journal is intended to determine the relationship between
the space corner of learning with student learning motivation. This research uses
qualitative research method description. The subject of this study is the learner,
while the object of research is the existence of a space in a classroom learning.
The sample in this study was conducted in two schools, namely SDN Bintoro 2
and SDN Biting I. The data were collected through interviews, observation, and
documentation. The result of data from SDN Bintoro 2 was found that with the
learning corner of the students become more active reading, the students'
knowledge and achievement are also increasing, the students also feel happy with
the space of learning corner. Another case with SDN Biting I, the school does not
make a learning corner because there is a library in which already various books
that can help students in learning activities. In this case, it can be obtained data
that the interest of students in the school is still less because they will come to the
library only when given the task by the teacher.

Keyword: learning corner room, students motivation to study

PENDAHULUAN
Menghadapi tantangan globalisasi yang semakin meningkat saat ini,
diperlukan sumber daya manusia yang sangat kompeten dan berkualitas. Sumber
daya manusia yang diharapkan bangsa saat ini paling umum dipengaruhi oleh
hasil produksi lembaga-lembaga pendidikan dari jalur sekolah ataupun lembaga
jalur luar sekolah.Tantangan yang semakin meningkat sekarang ini, membuat
lembaga pendidik harus berpikir kritis agar mampu menciptakan suasana belajar
mengajar yang membuat peserta didik mampu menangkap apa yang seharusnya
dipelajari dan yang ingin dipelajari. Pendidik harus berfikir bagaimana kurikulum,
penataan guru, peningkatan manajemen pendidik, serta membangun sarana dan
prasarana yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Peserta didik merupakan salah satu komponen terpenting dalam proses
belajar mengajar. Hal ini dikarenakan, tujuan utama proses pendidikan adalah
untuk menjadikan peserta didik sebagai manusia yang mampu mengembangkan
dan menggunakan potensi-potensi yang dimilikinya sesuai dengan norma budaya
dan agama yang berlaku. Peserta didik dapat belajar serta mengembangkan
potensinya dengan baik apabila mereka kreatif, aktif, serta kegiatan pembelajaran
sesuai dengan pengalaman peserta didik.
Oleh karena itu, guru yang baik mampu menciptakan lingkungan belajar
yang menarik, menyenangkan, dan merangsang untuk belajar bagi semua peserta
didik tanpa memandang usia, karakteristik, jenis kelamin, maupun latar
belakangnya, yaitu denganmengadakan variasi dengan memanfaatkan ruang kelas
sebagai sumber belajar-mengajar. Selain itu, harus ada pengaturan tempat untuk
pemajangan hasil karya peserta didik agar mereka merasa bangga terhadap
keterlibatannya di kelas dengan menunjukkan potensi yang dimilikinya. Tempat
pemajangan hasil karya peserta didik dapat digunakan sebagai perpustakaan kecil
yang terdapat di pojok kelas yang biasanya dalam pengelolaan kelas itu disebut
Pojok Belajar.
Adanya Pojok Belajar diharapkan dapat memberikan dampak positif
yaitu peserta didik akan lebih bersemangat dan motivasi dalam belajar akan jauh
lebih tinggi. Motivasi merupakan dorongan yang muncul dalam diri seseorang
untuk melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan tujuan yang ingin
dicapai (Rofiq, Aunur : 2009). Motivasi siswa di dalam kegiatan pembelajaran
bisa meningkatkan semangat siswa untuk kegiatan belajar mengajar,
meningkatkan keingin tahuan siswa terhadap materi belajar dan keberanian siswa
mengungkapkan yang sudah ataupun belum diketahui. Kita ketahui motivasi
belajar siswa selama ini untuk belajar menurun, karena kejenuhan yang mereka
alami ketika proses pembelajaran. Guru memiliki peranan penting dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik. Pengelolaan kelas dapat dikatakan
berhasil dengan baik, apabila guru dapat memberikan motivasi kepada peserta
didik dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas sehingga kegiatan belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik serta peserta didik dapat berprestasi tinggi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah terdapat hubungan antara ruang pojok belajar dengan motivasi
belajar siswa dalam pengelolaan kelas? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara ruang pojok belajar dengan motivasi belajar siswa
dalam pengelolaan kelas.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskripsi, yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai
individu atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi
(Koentjaraningrat, 1993:89).
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik
sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah adanya ruang pojok belajar di
dalam kelas. Pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan
cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara merupakan teknik yang
digunakan dalam metode penelitian untuk memperoleh suatu fakta yang berupa
data informasi baik secara lisan. Wawancara ini dilakukan dengan cara tanya
jawab dengan narasumber, dengan metode ini kita dapat menanyakan apa saja
yang ingin kita tanyakan sesuai dengan kondisi yang terjadi pada saat itu. Dalam
permasalahan ini kita dapat melakukan wawancara dengan guru kelas dan
beberapa siswa.
Observasi merupakan teknik yang digunakan dengan cara kita mengamati
langsung situasi dan kondisi kegiatan yang telah terjadi. Dalam hal ini, peneliti
ikut andil dalam kegiatan penelitian dengan cara mengamati langsung terhadap
objek yang diteliti yaitu ruang pojok belajar.
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono,
2009:240). Teknik dokumentasi ini dilakukan oleh peneliti dengan cara
mendokumentasikan objek yang diteliti seperti mengambil gambar ruang pojok
belajar, hasil karya peserta didik, serta aktivitas yang dilakukan peserta didik di
dalam ruang pojok belajar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pojok belajar merupakan sarana yang bisa digunakan untuk meningkatkan
prestasi siswa melalui budaya membaca. Pojok belajar biasanya terletak di pojok
kelas yang didesain sedemikian rupa agar siswa merasa tertarik dan senang untuk
mengunjungi ruang pojok belajar tersebut. Bermacam-macam sumber belajar
terdapat di ruang pojok belajar, seperti buku pelajaran, buku bacaan, media
pembelajaran, serta hasil karya siswa. Adanya ruang pojok belajar dapat
meningkatkan minat baca siswa dengan meluangkan waktu istirahatnya untuk
membaca. Kegiatan membaca bisa bermanfaat bagi siswa karena dapat menambah
wawasan dan pengetahuan siswa melalui buku yang telah dia baca. Pembiasaan
membaca yang dimulai dari sejak dini akan tertanam pada diri anak untuk senang
membaca, mengingat dengan membaca seseorang akan memperoleh banyak ilmu
dan pengetahuan baru. Pojok belajar juga dapat digunakan sebagai tempat untuk
mendisplay hasil karya peserta didik sehingga dapat meningkatkan penghargaan
pada diri peserta didik. Peserta didik akan merasa bangga apabila hasil karyanya
dipilih dan dipajang di dalam kelas.
Pemajangan hasil karya peserta didik selain bertujuan untuk meningkatkan
penghargaan pada diri peserta didik, juga untuk menunjukkan kemampuan lain
diluar akademik yang dimiliki peserta didik. Penataan pajangan harus diubah dan
diganti secara berkala agar peserta didik merasa dihargai akan karya yang telah
dia buat dan tertarik terhadap pembelajaran di dalam kelas. Pojok belajar harus
dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik simpati siswa untuk senang berada
di tempat tersebut. Dalam hal ini, guru harus kreatif untuk mendesain ruangan
sehingga penataan ruang kelas menjadi lebih rapi dan nyaman. Pemanfaatan ruang
pojok belajar di dalam kelas, antara lain:
1. Dapat meningkatkan minat siswa terhadap suatu bidang.
2. Dapat memperluas wawasan siswa.
3. Dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar.
4. Dapat menambah nilai estetika di dalam kelas.
5. Dapat meningkatkan minat baca siswa.
Pojok belajar dapat digunakan untuk menempatkan beberapa benda, antara lain:
1. Buku pelajaran
Proses belajar mengajar harus didukung dengan adanya berbagai sumber
belajar, salah satunya adalah buku pelajaran. Buku pelajaran disini untuk
melengkapi materi yang kurang di dalam pembelajaran serta dapat
dipinjam oleh guru atau siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung.
2. Buku bacaan
Selain buku pelajaran, juga terdapat buku bacaan yang sudah disesuaikan
dengan usia dan karakteristik siswa sehingga siswa tidak bosan dalam
proses kegiatan pembelajaran serta untuk menambah wawasan siswa diluar
materi pelajaran. Buku bacaan ini bisa berupa dongeng, legenda, kumpulan
doa sehari-hari, dan lain sebagainya. Buku bacaan berasal dari guru, siswa,
maupun sumbangan dari luar sekolah.
3. Media pembelajaran
Siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti
makna yang terkandung di dalamnya. Hal semacam ini akan
mengakibatkan kesalahan persepsi siswa. Oleh sebab itu, sebaiknya siswa
memiliki pengalaman yang lebih konkrit, pesan yang ingin disampaikan
benar-benar dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran dapat membuat siswa lebih memahami
materi pelajaran serta untuk membantu guru menyampaikan materi
pembelajaran agar lebih mudah tersampaikan kepada siswa. Media juga
dapat membuat pembelajaran lebih bermakna. Media pembelajaran disini
bisa berupa karya guru, siswa, atau dari sekolah.
4. Hasil karya siswa
Hasil karya siswa merupakan kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai
hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa
bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau
mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. pemajangan hasil
karya siswa pada pojok belajar dapat meningkatkan motivasi siswa karena
siswa akan merasa dihargai atas hasil kerjanya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara ruang pojok
belajar dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas I di SD
Negeri Bintoro 2 Kecamatan Patrang dan kelas I di SD Negeri Biting 1
Kecamatan Arjasa. Setelah penulis melakukan kegiatan wawancara dengan salah
satu guru di SD Negeri Bintoro 2, yang bernama Ibu Oktaria selaku guru kelas I.
Diperoleh hasil wawancara bahwa dalam kegiatan pembelajaran siswa menjadi
lebih aktif untuk membaca karena ketertarikannya terhadap pojok belajar yang di
dalamnya terdapat buku-buku bacaan, media pembelajaran, dan hasil karya siswa
selama pembelajaran. Pengetahuan dan prestasi siswa lebih meningkat karena
budaya membaca siswa. Pojok belajar yang terdapat di kelas I SD Negeri Bintoro
2 sudah ada sejak lama, namun saat ini telah mengalami renovasi oleh pihak
sekolah dikarenakan kurang menarik dan buku yang tersedia kurang memadai.
Renovasi yang dilakukan berupa penambaahan buku bacaan yang sesuai
dengan usia siswa serta penambahan hasil karya siswa. Renovasi juga dilakukan
pada dinding ruang pojok belajar agar lebih menarik siswa, karena ruang yang
nyaman bisa menjadi tempat yang nyaman untuk siswa belajar. Desain dan
tatanan pojok belajar dibuat minimalis dan rapi. Pada pojok belajar tersebut
terdapat meja yang diberi taplak agar terjaga kebersihannya. Meja tersebut
digunakan untuk meletakkan buku bacaan maupun buku pelajaran. Selain terdapat
buku-buku bacaan maupun pelajaran juga terdapat media pembelajaran. Salah
satu tujuan adanya pojok belajar di kelas I tersebut, agar siswa lebih nyaman
berada di dalam kelas dan rajin untuk membaca. Kegiatan membaca dilakukan
pada jam istirahat atau jam-jam kosong.
Pojok belajar yang terdapat di SD Negeri Bintoro 2 tidak hanya terfokus
pada satu mata pelajaran saja tetapi semua mata pelajaran. Misalnya dalam pojok
IPA, pemajangan makhluk hidup seperti ikan di akuarium sangat membantu
pemahaman peserta didik dalam merawat, mengurangi kekejaman dan
menyadarkan mereka untuk mengembalikan makhluk hidup sesuai habitatnya.
Adapula jenis-jenis hewan menurut jenis makanannya. Selain pojok IPA ada juga
pojok SBdP yaitu berupa hasil gambar dan hasil kerajina siswa. Hasil kerajinan
siswa disini berupa benda yang berasal dari barang bekas. Dengan adanya hasil
kerajinan dapat memberitahu siswa bahwa barang bekas juga dapat diproduksi
menjadi barang yang berguna. Selain itu narasumber juga mengatakan bahwa
dengan adanya gambar abjad dapat melatih siswa untuk berlatih membaca
dikarenakan pada kelas I masih terdapat sebagian siswa yang tidak menempuh
jenjang pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK).
Penelitian selanjutnya di lakukan dengan salah satu siswa dari SD Negeri
Bintoro 2 yang bernama Dika Pratama. Dari penjelasan narasumber didapatkan
data bahwa dia merasa senang dengan adanya pojok belajar karena disana banyak
sekali buku bacaan selain buku pelajaran yang bisa dia baca bersama temannya.
Dia juga bisa menggunakan media pelajaran yang terdapat dalam pojok belajar.
Ketika dia kesulitan memahami materi pelajaran dia bisa menggunakan buku
pelajaran yang ada di pojok belajar, sehingga dia tidak perlu jauh-jauh untuk
mencari buku di perpustakaan. Selain itu, karya hasil siswa juga diletakkan di
pojok belajar dan dapat dinikmati oleh seluruh teman-temannya. Narasumber juga
mengungkapkan bahwa disana terdapat media yang berupa gambar abjad,
sehingga dia dapat belajar bersama teman-temannya mengenai abjad
menggunakan media yang telah disediakan.
Penelitian kedua dilakukan di SD Negeri Biting 1 pada kelas 1. Pada SDN
Biting 1 tidak menerapkan adanya pojok belajar pada kelas 1 bahkan pada semua
kelas. Alasan yang diungkapkan oleh salah satu guru yaitu Bapak Ardi Kurniawan
menjelaskan bahwa di SD Negeri Biting 1 tidak menerapkan ruang pojok belajar
di setiap kelas dikarenakan siswa bisa menggunakan perpustakaan sebagai tempat
untuk membaca dan menggali informasi. Menurut guru SD Negeri Biting 1
perpustakaan yang ada sudah layak dan mampu membantu siswa di dalam
kegiatan belajar-mengajar. Buku yang ada di perpustakaan sudah sesuai dengan
karakteristik siswa dan semua buku dapat dipinjam oleh siswa. Sedangkan untuk
pemajangan hasil karya siswa diletakkan di mading dan ditempel di dinding ruang
kelas. Tidak semua karya siswa dapat ditempel di kelas karena keterbatasan
tempat untuk menempelkan hasil karya siswa yang beragam tersebut.
Hasil karya siswa yang ditempelkan di dinding ruang kelas dipilih oleh
guru berdasarkan penilaian guru yang dilihat dari kemenarikan dan keunikannya.
Hasil kerja siswa seperti ulangan harian, tugas kelompok maupun individu tidak
dipajang di dalam kelas melainkan diberikan kepada masing-masing siswa, alasan
guru mengapa tidak meletakkan hasil kerja siswa di ruang kelas yaitu dikarenakan
agar hasil kerja siswa dapat diperlihatkan kepada orang tua masing-masing siswa,
sehingga orang tua dapat mengetahui perkembangan belajar anaknya di sekolah.
Guru menjelaskan bahwa daya minat siswa untuk membaca terlihat kurang
karena disini siswa melakukan kegiatan membaca hanya pada saat diberikan tugas
oleh guru seperti tugas untuk membaca dan merangkum, serta mencari sumber
dari buku bacaan. Siswa yang datang ke perpustakaan berdasarkan dorongan diri
sendiri hanya beberapa anak saja, mereka lebih suka bermain dengan temannya
atau berdiskusi di luar perpustakaan bersama dengan temannya. Lokasi
perpustakaan yang jauh dari kelas juga menjadi alasan siswa kurang berminat
datang keperpustakaan. Guru menjelaskan bahwa agar penyampaian materi
menjadi lebih bermakna bagi siswa harus menggunakan media pembelajaran,
sedangkan media pembelajarannya tidak ada di dalam kelas sehingga guru harus
membuat serta membawa sendiri dari rumahnya, hal ini dapat membebani tugas
guru kelas.
Penelitian kedua ini juga dilakukan pada salah satu siswa SD Negeri
Biting 1 yang bernama Mila Sintia. Menurut narasumber mengatakan bahwa
apabila ingin membaca buku dan mencari informasi lainnya mereka harus
mengunjungi perpustakaan. Selain itu kendala tentang media siswa tidak bisa
langsung mengambil di kelas tetapi media harus disediakan oleh guru dengan cara
guru sendirilah yang membawa atau menyediakannya dari rumah. Narasumber
juga mengatakan bahwa tidak semua karyanya dipajang di dalam ruang kelas
tetapi hanya milik beberapa karya siswa saja yang dipajang selain itu siswa pun
memberitahu bahwa hasil ulangan maupun ujiannya dibagikan dan dibawa pulang
untuk diberikan kepada orang tuanya.

KESIMPULAN
Berdasarakan penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya pojok belajar siswa dapat lebih aktif dalam hal membaca sehingga
berpengaruh terhadap motivasi dan hasil belajar siswa. Selain itu dengan adanya
pojok belajar siswa dapat belajar bersama dengan teman-temannya menggunakan
tempat dan media yang telah disediakan di dalam ruang kelas tersebut. Pojok
belajar juga bisa digunakan sebagai tempat untuk mengkreasikan hasil karya dari
peserta didik.
Sebelum adanya pojok belajar, banyak siswa yang enggan untuk membaca
dikarenakan lokasi perpustakaan yang cukup jauh membuat siswa malas untuk
menuju ke perpustakaan. Oleh karena itu dengan adanya pojok belajar membuat
siswa lebih semangat belajar karena lokasi pojok belajar berada di ruang kelas
mereka yang di sana telah disediakan berbagai macam buku, seperti buku
pelajaran, buku bacaan, media dan hasil karya dari masing-masing siswa.
Berbagai inovasi sangat dibutuhkan untuk memotivasi siswa untuk meningkatkan
prestasi belajarnya, salah satunya dengan meningkatkan minat baca mereka.
Membaca adalah pintu dari segala ilmu pengetahuan, karena dengan membaca
seseorang akan mendapatkan pengetahuan serta informasi baru yang tidak
diketahui oleh banyak orang. Adanya pojok belajar tersebut memberikan dampak
positif pada siswa karena dapat meningkatkan minat bacanya serta termotivasi
untuk belajar sehingga prestasi belajarnya semakin meningkat.

SARAN
Setelah melakukan penelitian ini, saran yang dapat penulis berikan adalah:
a. Bagi guru, peneliti menyarankan sebaiknya guru memiliki tingkat
kreativitas yang tinggi untuk melakukan penataan ruang kelas menjadi
lebih nyaman dan menarik, misalnya dengan adanya pojok belajar. Selain
itu juga, guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang aktif dan
menciptakan lingkungan kelas yang menarik dan menyenangkan sehingga
siswa merasa senang dan semangat untuk belajar di kelas.
b. Bagi siswa, siswa sebaiknya lebih meningkatkan minat bacanya meskipun
ada atau tidak adanya ruang pojok belajar yang disediakan di ruang kelas.
Siswa juga dapat berkontribusi dalam pojok belajar tersebut dengan
menata kembali buku yang sudah dibaca dengan rapi serta menjaga
kebersihan pada pojok belajar tersebut.
c. Bagi orang tua, sebaikanya membimbing anaknya untuk meningkatkan
motivasi belajarnya dengan membaca. Orang tua atau wali murid di sini
juga dapat mendukung terhadap pengadaan pojok belajar di kelas dengan
cara menyumbangkan buku atau membelikan buku bacaan buku yang
murah yang sekiranya tidak memberatkan orang tua untuk menambah
koleksi buku bacaan di kelas tersebut.
d. Bagi sekolah, sekolah sebaikanya menfasilitasi ruang pojok belajar untuk
masing-masing kelas baik kelas rendah maupun kelas tinggi, sehingga
guru bisa bebas mengelola kelas dengan baik selain itu seluruh siswa dapat
menumbuhkan minat bacanya. Sekolah juga dapat membudayakan kepada
siswa untuk gemar membaca.
e. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar melakukan penelitian selain
tentang pengaruh manajemen kelas dengan menggunakan pengelolaan
ruang kelas sebagai pojok belajar. Selain itu, peneliti selanjutnya juga
dapat melakukan penelitian terhadap faktor-faktor lain yang kemungkinan
berhubungan dengan pengaruh motivasi belajar siswa dalam pengelolaan
kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Rofiq, M.A. 2009. Pengelolaan Kelas. Malang: Departemen Pendidikan Nasional.

Surjana, A. 2014. Efektifitas Pengelolaan Kelas. Jurnal Pendidikan Penabur (02).

Prastowo, A. 2011. Pengertian Wawancara, Observasi, dan Pengamatan. Online


(http://dunia-penelitian.blogspot.co.id/2011/10/pengertian-teknik-
wawancara-observasi.html) diakses pada 19 April 2017.

Febriani, H.P. 2013. BAB III Metode Penelitian. Online


(eprints.undip.ac.id/40789/3/BAB_III_METODE.pdf) diakses pada 19 April
2017.

.... .... Buku 5: Mengelola Kelas Inklusif dengan Pembelajaran yang Ramah.
Online (www.hiproweb.org/fileadmin/cdroms/Education/Buku5.pdf)
diakses pada 19 April 2017.

Anda mungkin juga menyukai