Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
MAGISTER PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Pemberian kode dalam penelitian kualitatif, di mana kode disebut juga etiket
atau label untuk menandai unit-unit makna pada setiap informasi deskriptif atau
inferensial yang disepakati dan disetujui selama berlangsungnya kajian tersebut.
Kode biasanya ditempatkan pada “potongan-potongan” dari ukuran yang beragam
berupa kata-kata ungkapan kalimat atau alinea secara keseluruhan baik dihubungkan
maupun tidak diumumkan pada latar khusus penelitian kualitatif.
Pemberian kode adalah dua kegiatan yang bersamaan yakni pengurangan data
mekanis dan pengategorian analisis dari data ke dalam tema. Peneliti kualitatif
2
memakai tatanan di dalam mengorganisasi data. Peneliti terlibat secara langsung ke
dalam proses secara mekanis dimana momen analisis yang sebenarnya terjadi selama
kegiatan wawancara dan pengenalan pola.
3
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pemberian Kode
Tema dan pemberian kode dimana suatu kode tematis yang bagus ialah salah
satu yang mampu menangkap kakayaan kualitatif dari fenomena yang ada, dapat
digunakan dalam analisis, interpretasi, dan penyajian hasil penelitian. Untuk
memberi kode data kedalam tema-tema, peneliti kualitatif terlebih dulu
mempelajari bagaimana “melihat” atau mengenal tema tema yang ada didalam
data. Untuk dapat dan mampu melihat tema-tema dalam data tersebut harus
memiliki kemampuan: 1)mengenal pola-pola yang ada dalam data; 2)memikirkan
dalam hal system dan konsep; 3)mempunyai pengetahuan yang tidak diceritakan
atau memahami latar belakang pengetahuan yang mendalam (seperti mengetahui
mitos Yunani, memahami drama Shakespeare); 4) mempunyai informasi yang
relevan. Selanjutnya pemberian kode data itu mempunyai lima bagian, yaitu label
satu hingga tiga kata atau nama, defenisi dengan satu karakteristik pokok,
4
deskripsi ‘bendera” tentang bagaimana mengenal kode tersebut di dalam data,
semua eksklusi atau kualifikasi. Sebagai contoh lihat paparan berikut:
5
Dalam pemberian kode terbuka untuk membawa tema kepermukaan dari
kedalaman yang ada didalam data. Tema tema tersebut memiliki tingkat abstraksi
yang rendah dari pertanyaan awal peneliti, konsep didalam literature, istilah yang
digunakan oleh para anggota peneliti ditempat-tempat sosial, atau didalam
pikiran baru yang sudah distimulasi oleh pengalaman kedalam data hasil
penelitian. Penting untuk diperhatikan bagi para peneliti, agar peneliti untuk
tetap melihat konsep abstrak didalam data konkret kembali kebelakang dan
kedepan antara konsep abstrak dan data secara detail.
“Saya mengenakan dasi di kedai minuman itu pada hari Kamis, karena pada
hari itu saya baru keluar dari sebuah pertemuan. Yahya memperhatikan dan
segera berkata, “sialan, saya mengenakan salah satu dari benda ketika saya dulu
menikah, dan melihat apa yang terjadi padaku. Demi Allah, orang yang
melakukannya pasti akan mengenakannya“, saya memesan bir lalu bertanya
padanya, “mengapa anda menikah?” dia menjawab “apa yang akan kamu
lakukan? kamu tidak akan dapat menghadapi gadis-gadis selama hidupmu.” Hal
6
yang demikian telah banyak saya lakukan sewaktu saya masih bujangan.” Dengan
kedipan mata dan senyuman. Dia berhenti sejenak untuk memesan minuman
lainnya dan menyalakan sebutir rokok, lalu meneruskan percakapannya. “seorang
pria, cepat atau lambat, senang memiliki rumah sendiri, dan beberapa orang anak
melihat bahwa anda harus menikah. Tidak ada cara untuk menghindarinya dan
itu akan menyulitkanmu. “istri si Yahya berkata “oh….dia bukan anak yang tidak
baik, tetapi dia anak yang sedang sial, dan dia akan marah, mereka memicu saya,
apabila anda pergi kepesta ketika dia mulai bersenang-senang, istri Yahya akan
mengatakan “mari kita pulang”.
7
yang ditulis oleh peneliti untuk dirinya sendiri selama pengumpulan data itu
berlangsung. Peneliti harus menulis memo-memo pada kode data mereka.
Pemberian kode aksial merupakan jalan atau cara kedua pada data penelitian
kualitatif. Selama pemberian kode terbuka pada data , penelitian memusatkan
perhatian pada data aktual yang memberi table kode untuk tema. Tidak ada
kaitan hubungan antara tema dengan konsep yang digambarkan oleh tema-tema.
Sebaliknya, dalam pemberian kode aksial, peneliti kualitatif memulai dengan
sejumlah kode awal yang terorganisasi atau pada konsep permulaan. Pada cara
kedua ini, peneliti memfokuskan diri pada tema yang diberi kode lebih awal dari
pada yang ada pada data. Kode tambahan atau ide yang baru muncul selama ini,
dan peneliti mencatatnya, tetapi tugas utama peneliti untuk meninjau ulang dan
membuktikan kode awal tersebut. Peneliti berpindah kearah pengorganisasian
ide atau tema, dan mengidentifikasi tentang adanya proses konsep lantaran
sangat penting dalam analisis.
8
peristiwa itu terjadi ada hubungannya dengan suatu topic minat utama). Sebagai
contoh seorang peneliti lapangan yang sedang berada dilokasi penelitian sedang
mengakaji kehidupan kelas pekerja yang membagi hal-hal umum tentang hal
pernikahan kedalam sub-sub bagian, misalnya keterlibatan, pernikahan. “ peneliti
menandai semua catatan yang berkenaan dengan bagian dari pernikahan,
kemudian menghubungkan pernikahan dengan tema seksualitas, pembagian
pemburuhan dalam tugas rumah tangga, memandang anak-anak dan sebagainya.
Bila tema itu muncul lagi ditempat yang lain, penelitian dianjurkan untuk
membuat perbandingan sehingga dia dapat melihat tema yang baru ( misalnya,
pria dan wanita memiliki sikap-sikap terhadap perkawinan).
Pada saat seorang peneliti siap untuk cara terakhir ini bagi seluruh data, dan
peneliti telah melakukan identifikasi tema pokok dari proyek penelitian.
Pemberian kode selektif meliputi scanning data dan kode-kode sebelumnya.
Peneliti kualitatif mencari secara selektif kasus-kasus yang menggambarkan
tema-tema dan membuat perbandingan serta membedakan setelah sebagian
besar pengumpulan data terselesaikan kasus-kasus tersebut dimulai setelah
mereka mengembangkan dengan baik konsep-konsep, dan telah mulai
9
mengorganisasi analisis mereka seluruhnya sekitar beberapa generalisasi inti
atau ide inti. Sebagai contoh, seorang peneliti kualitatif mengkaji kehidupan kelas
pekerja di dalam sebuah warung restoran penjual minuman memutuskan untuk
membuat hubungan gender sebagai tema pokok. Di dalam pemberian kode-
selektif, peneliti kualitatif melanjutkan pengkodean tersebut melalui catatan
lapanganya, mencari perbedaan-perbedaan di dalamnya, bagaimana pria dan
wanita berbicara terkait dengan kencan mereka, baik keterlibatannya,
pernikahan, perceraian,affair perselingkuhan hubungan suami istri. Peneliti
selanjutnya membandingkan sikap pria dan wanita pada masing-masing bagian
dari tema pernikahan mereka.
10
konsep secara visual atau diagram. Pembuatan memo dan diagram ini merupakan
langkah analisis yang penting (Strauss dan Corbin, 2007: 223-225). Berikut ini adalah
hal-hal yang perlu kita pertimbangkan jika kita menggunakan memo ini (Miles dan
Huberman, 1994: (72- 76).
Para peneliti kualitatif selalu menulis catatan. Data mereka direkam atau
dicatat dalam catatan, mereka menulis komentar tentang metode atau strategi
penelitian mereka di dalam catatan dan sebagainya. Mereka merupakan para
pembuat catatan yang memiliki dorongan kuat, menyimpan catatan mereka yang
terorganisasi pada arsip-arsip, sering memiliki banyak arsip dengan jenis catatan
yang berbeda-beda; sebuah arsip tentang hal-hal yang terikat dengan metodologis
(misalnya, lokasi sumber-sumber atau mengenai etis); suatu arsip tentang peta atau
diagram; arsip tentang garis-garis besar secara keseluruhan yang memungkinkan
tentang suatu laporan akhir; arsip tentang orang-orang atau peristiwa-peristiwa
khusus, dan sebagainya.
Memo Analisis adalah jenis catatan khusus. Hal ini merupakan memo atau
pembahasan tentang pikiran dan ide terkait dengan proses pemberian kode yang
ditulis oleh peneliti untuk kepentingan dirinya sendiri. Setiap tema atau konsep yang
telah di beri kode membentuk kasus suatu memo yang terpisah, dan memo tersebut
11
berisi suatu pembahasan tentang konsep atau tema. Catatan teoretis yang masih
kasar membentuk memo awal atau analitis.
Data Analytic
Notes Memos Other file
Final Report
Organized By Data
12
konkret berdasarkan pada pengalaman dari para peneliti kualitatif lainnya diberikan
di dalam kotak 2 (lihat saran-saran penulisan memo analitis). Sebagian peneliti
kualitatif membuat copy ganda tentang catatan, kemudian memotongnya dan
menempatkan bagian-bagian dari satu copy ke dalam suatu arsip memo analitis. Hal
ini berjalan dengan baik apabila arsip secara fisik adalah besar dan memo analitis
disimpan di tempat yang berbeda-beda di dalam arsip (misalnya, pada kertas dengan
warna yang lain atau ditempatkan pada bagian awal). Peneliti lainya mencatat di
dalam tempat-tempat arsip memo analitis dalam catatan data di mana sebuah tema
terlihat. Dengan demikian, akan mudah untuk memindahkan antara memo analitis
dan data. Oleh karena catatan-catatan data diterangkan atau ditandai tema-tema,
akan mudah untuk mendapatkan bagian-bagian khusus di dalam data tersebut. Suatu
strategi yang dapat segera dilakukan ialah menyimpan sebuah catatan dengan cepat
tentang lokasi di mana suatu tema pokok telihat di dalam data, tetapi juga
memasukkan kopi-kopi tentang beberapa bagian penting dari catatan sebagai
referensi yang secara mudah diperoleh/didapat.
13
periodik akan memodifikasi memo sebagai kemajuan dan penambahan bagi
memo tersebut.
3. Interupsi pembuatan kode atau perekaman data untuk menulis sebuah memo,
jangan sampai menunggu dan membiarkan suatu ledakan kretif wawancara baru
hilang tulisan sesegera mungkin, jangan ditunda-tunda.
4. Bacalah secara periodik memo tersebut dan bandingkanlah memo tersebut
tentang kode yang serupa untuk mengetahui apakah memo tersebut dapat
digabungkan, atau apakah perbedaan-perbedaan antara kode-kode dapat dibuat
secara lebih jelas.
5. Simpanlah suatu arsip terpisah untuk memo tentang masing-masing konsep atau
tema. Semua penulisan memo pada tema atau konsep tersebut disimpan bersama
dalam satu arsip, berkas, atau dalam buku catatan. Buatlah label dengan nama
dari konsep atau tema tersebut sehingga dapat ditempatkan dengan mudah.
Penting untuk membuat jenis-jenis atau menyusun ulang memo-memo secara
fisik ketika analisis berlangsung. Jadi Penelitihan harus dapat dan mampu
mambuat jenis-jenis memo tersebut dengan cara-cara tertentu.
6. Simpanlah memo analisis dan catatan data karena mempunyai tujuan yang
berbeda-beda data tersebut adalah merupakan bukti, dan memo analisis
mempunyai maksud konseptual, pembentukan teori. Peneliti tidak melaporkan
data tetapi merupakan komentar tentang bagaimana data terikat bersama atau
bagaimana sebuah kelompok data merupakan suatu contoh dari sebuah tema
atau konsep umum.
7. Acukanlah pada konsep-konsep lainnya di dalam suatu memo analisis. Apabila
atau hubungan sebab akibat dengan konsep-konsep lain. Catatlah ini semua di
dalam memo analisis untuk memudahkan penggabungan, sintesis, dan analitis
kelaknya.
8. Apabila dua ide timbul secara bersamaan tempatkanlah masing-masing didalam
Memo yang terpisah. Usahakanlah untuk menyimpan masing-masing tema yang
berbeda di dalam sebuah memo dan arsip yang berbeda pula.
14
9. Apabila tidak ada yang baru yang dapat ditambahkan pada sebuah memo dan
peneliti kualitatif telah mencapai suatu titik kepuasan/titik jenuh dalam
mendapatkan data lebih lanjut tunjukkanlah hal itu di dalam memo.
10. Simpanlah sebuah daftar kode atau label untuk memo-memo yang akan membuat
peneliti kualitatif melihat daftar tersebut dan Lihatlah semua memo. Apabila
peneliti kualitatif secara periodik membuat jenis-jenis dan mengelompokkan
kembali memo-memo, mengorganisasi kembali daftar-daftar label untuk
menyesuaikan dengan jenis-jenis memo tersebut.
1. Catatan Awal
15
Catatan Awal: Bdsrkn PP No. 19 Tahun 2005, Sma gr hrs mmlk 4 kmtns dlm
Kgtn pbm shg mp dpt dphm olh mrd, prsts mngkt. pmrt mensslkn PP tersebut
lwt pntm gr,
2. Catatan Lanjut
Catatan lanjut ini disebut sebagai catatan yang diperluas, yaitu catatan yang
dibuat sesegera mungkin setelah masing-masing sesi lapangan selesai. Segera
setelah peneliti kualitatif melakukan observasi atau wawancara, peneliti mulai
menyempurnakan huruf atau singkatan yang digunakan sehingga menjadi
kalimat sempurna dan komunikatif. Pembetulan catatan ini diperlukan untuk
kepentingan baik untuk reliabilitas data maupun untuk kepentingan teknis proses
pengetikan dengan komputer terutama apabila data teks tersebut harus diketik
oleh orang lain.
Catatan awal dan catatan lanjut biasanya menggunakan kartu catatan dan
ditulis tangan sehingga praktis dan tidak mengganggu interaksi peneliti. Namun
demikian, catatan lanjut bisa saja langsung diketik dengan komputer (apabila
memungkinkan). Pemberian kode peneliti kualitatif bisa menggunakan cara
pemberian kode dengan tangan, terutama dengan pensil.
Catatan lanjut (penyempurnaan dari catatan awal), dilakukan pada saat
peneliti kualitatif meninggalkan lokasi observasi atau wawancara sehingga
peneliti dapat melakukan pembetulan catatan dengan tenang dan benar (lihat
contoh catatan lanjut)
16
3. Penulisan Transkip dan Proses Pemberian Kode
Definisi kode yang dipaparkan oleh saldana (2009:3). Kode dalam penelitian
kualitatif merupakan kata atau frasa pendek yang secara simbolis bersifat
meringkas, menonjolkan pesan, menangkap esensi dari suatu porsi data, baik itu
data berbasiskan bahasa atau data visual. Dengan bahasa yang lebih sederhana,
Kode adalah kata atau frasa pendek yang memuat esensi dari suatu segmen data.
Serta sisi yang lain pengodean. Pengodean adalah aktivitas memberi kode
terhadap segmen-segmen data. Biasanya dalam melakukan pengodean peneliti
membagi tiga kolom kerja. Satu kolom untuk data mentah, satu kolom untuk kode
awal, dan satu kolom lagi untuk kode akhir. Jadi yang dikodekan saat melakukan
analisis adalah makna perasaan, tindakan dari informan, dan lain-lain tergantung
apa yang terkandung dalam segmen data yang dihadapi. Dengan kata lain proses
pemberian kode terhadap data (Informasi) atau teks, peneliti kualitatif membuat
transkip observasi atau wawancara dengan mengetik data dari catatan lanjut
yang di tulis tangan atau mengcopy dari teks yang sudah diketik komputer.
Formatnya adalah ada kolom, nomor baris dan kolom data teks. Pemberian nomor
baris juga penting, dan ini mudah dilakukan karena menggunakan perangkat
komputer.
Transkip data
17
Penelitian kualitatif juga menggunakan kode-kode tertentu secara disiplin untuk
kepentingan analisis. Seperti contoh
PEMBUATAN KODE
KATEGORI KODE
Peraturan pemerintah Pp
Semua guru harus memiliki SGHM
Empat kopetensi 4 KPTS
Dalam kegiatan proses belajar mengajar DL KG PBM
Sehingga mata pelajaran SHG MPaksil
Dapat dipahami oleh murid DPT DPHM MRD
Prestasi meningkat PRST MNKT
Pemerintah mensosialisasikan PMRT MNSOSKN
Peraturan pemerintah tersebut PP
Lewat penataran guru LWT PNTR GR
Apabila transkip atau catatan lapangan pada lokasi penelitian kualitatif sudah
selesai disusun, pada bagian akhir dari transkip terdapat jenis-jenis akhir komentator
18
sebagai alat bantu untuk memanfaatkan transkip, guna meningkatkan mutu
pengumpulan data berikutnya (juga merenungkan esensi proses dan isi
pengumpulan data yang baru saja dilakukan). Adapun jenis-jenis komentator yang
dimaksud dapat dipaparkan sebagai berikut.
1. Komentar Substantif
2. Komentar Metodologis
19
3. Komentar Analisis
20
Daftar Pustaka
Alda, Asmadi.2003. Pendekatan Kuantitatif & Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitian
Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Chony, Junaidi Dkk. 2017 Metodologi Penelitian Kualitatif. Depok : Sleman Jogjakarta.
21